116
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI URBAN YOGYAKARTA DENGAN PENEKANAN PADA PENCITRAAN BENTUK BANGUNAN KONTEMPORER Disusun oleh: Tomy Arief [I0205120] Dosen Pembimbing: Ir. A. Farkhan, MT Amin Sumadyo, ST.MT JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

  • Upload
    others

  • View
    34

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TUGAS AKHIR

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

GALERI SENI URBAN YOGYAKARTA DENGAN PENEKANAN PADA PENCITRAAN BENTUK BANGUNAN KONTEMPORER

Disusun oleh: Tomy Arief

[I0205120]

Dosen Pembimbing: Ir. A. Farkhan, MT

Amin Sumadyo, ST.MT

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

Page 2: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user    

 

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR

PENGESAHAN TUGAS AKHIR

GALERI SENI URBAN YOGYAKARTA DENGAN PENEKANAN PADA

PENCITRAAN BENTUK BANGUNAN KONTEMPORER

DISUSUN OLEH : TOMY ARIEF NIM. I0205120

SURAKARTA, 26 OKTOBER 2010

Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh

PEMBIMBING TUGAS AKHIR

MENGESAHKAN,

PEMBIMBING I

IR. A. FARKHAN, MT

NIP. 19600101 199003 1 001

PEMBIMBING II

AMIN SUMADYO, ST, MT

NIP. 19720811 200012 1 001

PEMBANTU DEKAN I FAKULTAS TEKNIK UNS

IR. NOEGROHO JARWANTI, MT

NIP. 19561112 198403 2 007

KETUA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNS

IR. HARDIYATI, MT

NIP. 19561209 198601 2 001

Page 3: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Pengumpulan Karya Seni Dalam Suatu Galeri II-1

Gambar 2.2 Pameran Hasil Karya Seni Dalam Suatu Galeri II-1

Gambar 2.3 Konservasi Karya Seni Dalam Suatu Galeri II-2

Gambar 2.4 Konservasi Karya Seni Dalam Suatu Galeri II.2

Gambar 2.5 Kritik Sosial dalam Muatan Seni Urban II-7

Gambar 2.6 Seni yang Menghampiri Masyarakat di Ruang Publik II-8

Gambar 2.7 Mural yang berisi Kritik atas Kontroversi RUU APP II-9

Gambar 2.8 Grafitti di Bounes Aires Argentina yang Bergaya Stencil II-10

Gambar 2.9 Urban Toys yang Merupakan Crossover dari Berbagai

Macam Karakter

II-11

Gambar 2.10 Karya Seni Instalasi II-12

Gambar 2.11 Performance Art yang Memadukan Seni Pertunjukan dan

Instalasi

II-13

Gambar 2.12 Interior Imatra II-19

Gambar 2.13 Eksterior Imatra II-19

Gambar 2.14 Interior Guggenheims Gallery II-19

Gambar 2.15 Venna Venturi House II-20

Gambar 2.16 Peta Kotamadya Yogyakarta II-20

Gambar 2.17 Instalasi Pada Biennale II-25

Gambar 2.18 Performance pada Gelaran Perfurbance II-25

Gambar 2.19 Gelaran Kode Pos Art Project II-27

Gambar 2.20 Peta Pembagian Kawasan Kotamadya Yogyakarta II-28

Gambar 2.21 Peta Rencana Pemanfaatan Lahan Kotamadya

Yogyakarta

II-29

Gambar 2.22 Entrance Selasar Sunaryo II-30

Gambar 2.23 Interior Selasar Sunaryo II-30

Gambar 2.24 Aksonometri Rumah Seni Cemeti II-31

Gambar 2.25 Interior Rumah Seni Cemeti II-32

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Galeri Seni Uban III-3

Gambar 4.1 Alternatif Lokasi IV-1

Gambar 4.2 Site Terpilih IV-3

Gambar 4.3 Pola Kegiatan Galeri Seni Urban IV-6

Gambar 4.4 Bagan Hubungan Ruang Makro IV-14

Page 4: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Gambar 4.5 Bagan Hubungan Ruang Mikro IV-16

Gambar 4.6 Analisa Pencapaian IV-20

Gambar 4.7 Analisa Penentuan ME dan SE IV-21

Gambar 4.8 Analisa Matahari IV-22

Gambar 4.9 Analisa Kebisingan IV-23

Gambar 4.10 Analisa View IV-24

Gambar 4.11 Analisa Sirkulasi IV-27

Gambar 4.12 Contoh Bangunan Kontemporer yang Menganut Double

Coding

IV-33

Gambar 4.13 Sistem Jaringan Air Bersih dengan Down Feed

Distribution

IV-40

Gambar 4.14 Sistem Pembuangan Air Kotor IV-41

Gambar 4.15 Sistem Instalasi Tenaga Listrik IV-44

Gambar 5.1 Site Terpilih V-1

Gambar 5.2 Konep ME/SE dan Sirkulasi V-4

Gambar 5.3 Sclupture pada Jalur Pedestrian V-5

Gambar 5.4 Lebar Jalur Sirkulasi Kendaraan V-5

Gambar 5.5 Lebar Jalur Sirkulasi Pedestrian V-6

Gambar 5.6 Respon Iklim pada Massa Pendidikan dan Pengelolaan V-6

Gambar 5.7 Respon Iklim pada Massa Kegiatan Pameran V-7

Gambar 5.8 Peletakan Vegetasi Mengelilingi Site V-7

Gambar 5.9 Zoning Berdasarkan Noise V-8

Gambar 5.10 Arah Orientasi Bangunan V-8

Gambar 5.11 Konsep Zonifikasi Site V-9

Gambar 5.12 Gubahan Massa Kelompok Kegiatan V-10

Gambar 5.13 Gubahan Massa Gabungan V-11

Gambar 5.14 Konsep Pola Tata Letak Massa Bangunan V-12

Gambar 5.15 Ekspresi dan Citra Bangunan V-12

Gambar 5.16 Persilangan Antar Langgam V-13

Gambar 5.17 Pola Jalan Setapak V-13

Gambar 5.18 Pondasi Footplate V-14

Gambar 5.19 Modul Struktur V-14

Gambar 5.20 Struktur Kantilever V-15

Gambar 5.21 Struktur Kuda-kuda Baja V-15

Gambar 5.22 Luminary Track V-15

Gambar 5.23 Aplikasi Luminary Track V-16

Page 5: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

Gambar 5.24 Lampu LED dan Pemainan Warna Ambient V-17

Gambar 5.25 Konsep Sistem Air Bersih V-17

Gambar 5.26 Konsep Pembuangan Air Kotor V-18

Gambar 5.27 Konsep Instalasi Listrik V-18

Gambar 5.28 Pemadam Kebakaran Busa V-19

Gambar 5.29 Pemadam Kebakaran Tepung Kering V-19

Gambar 5.30 Jenis Kamera CCTV V-20

Page 6: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR TABEL .

Tabel 1.1. Jumlah Komunitas Seni Urban Yogyakarta I-4

Tabel 2.1. Perbandingan Seni Urban dan Seni Mainstream II-9

Tabel 2.2. Perbandingan Antara Modernisme dan Postmodernisme II-17

Tabel 4.1. Analisa Pemilihan Lokasi IV-2

Tabel 4.2. Penentuan Kelompok Kegiatan dan Pelaku Kegiatan IV-7

Tabel 4.3. Penentuan Kebutuhan Ruang Berdasarkan Analisa

Kegiatan

IV-7

Tabel 4.4. Perhitungan Besaran Ruang dan Program Ruang IV-10

Tabel 4.5. Perencanaan Ruang Dalam IV-17

Tabel 4.6. Perencanaan Ruang Luar IV-19

Tabel 4.7. Analisa Zonifikasi Kelompok Kegiatan IV-25

Tabel 4.8. Alternatif Jenis Sirkulasi IV-26

Tabel 4.9. Alternatif Massa Dasar Bangunan IV-28

Tabel 4.10. Alternatif Tata Massa Bangunan IV-28

Tabel 4.11. Alternatif Organisasi Massa Bangunan IV-29

Tabel 4.12. Ciri Khas Langgam/Gaya Arsitektur yang Pena Eksis di

Indonesia

IV-32

Tabel 4.13. Macam Pencahayaan IV-37

Page 7: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

DAFTAR ISI Halaman Judul i

Lembar Pengesahan ii

Ucapan Terima Kasih iii

Kata Pengantar v

Daftar Isi vi

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

[BAB I] Pendahuluan

A. Judul I-1

B. Pemahaman Judul I-2

C. Latar Belakang I-3

D. Permasalahan I-7

D.1. Umum I-7

D.2. Khusus I-7

E. Tujuan Dan Sasaran I-7

F. Lingkup Penulisan I-8

F.1. Lingkup Materi I-8

F.2. Lingkup Wilayah I-8

G. Metoda Pengumpulan Data dan Pembahasan I-8

H. Sistematika Penulisan I-10

[BAB II] Tinjauan Pustaka

Galeri Seni, Seni Urban, Ruang Publik, Kontemporer Dan Kota Yogyakarta

A. Galeri Seni II-1

A.1. Pemahaman Galeri II-1

A.2. Perkembangan Fungsi Galeri II-1

A.3. Macam Galeri Seni II-3

A.4. Lingkup Kegiatan Galeri II-5

B. Seni Urban II-5

B.1. Pemahaman Seni Urban II-5

B.2. Macam Seni Urban II-9

C. Ruang Publik II-14

C.1. Ruang Publik Dalam Elemen Kota II-14

C.2. Ruang Publik Untuk Galeri Seni Urban

II-14

Page 8: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

D. Bentuk Kontemporer II-15

D.1. Pemahaman Kontemporer II-15

D.2. Kontemporer Sebagai Bagian dari Gerakan Postmodern II-16

D.3. Kontemporer dalam Arsitektur II-18

E. Tinjauan Kota Yogyakarta II-20

E.1. Keadaan Geografi dan Klimatologis II-20

E.2. Potensi Kota Yogyakarta II-21

E.3. Perkembangan Seni Urban di Yogyakarta II-23

E.4. Rencana Pemanfaatan Ruang Kota Yogyakarta II-28

F. Studi Kasus Galeri Seni II-30

F.1. Selasar Sunaryo Art Space Bandung II-30

F.2. Rumah Seni Cemeti Yogyakarta II-31

[BAB III] Galeri Seni Urban Yogyakarta yang Direncanakan

A. Pengertian III-1

B. Tujuan III-1

C. Fungsi, Motivasi dan Peranan Galeri Seni Urban III-1

D. Lingkup Pelayanan III-2

E, Status Kelembagaan III-2

F. Pengelola Galeri Seni Urban III-3

G. Kegiatan yang Diwadahi III-3

H. Pameran dan Koleksi III-4

I. Pelaku Kegiatan III-5

[BAB IV] Proses Penentuan Konsep Perencanaan dan Perancangan

Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan Pada Pencitraan Bentuk Bangunan

Kontemporer

A. Analisa Makro

IV-1

A.1. Proses Penentuan Pemilihan Lokasi IV-1

A.2. Proses Penentuan Pemilihan Tapak IV-3

B. Analia Mikro IV-4

B.1. Analisa Pola Kegiatan IV-4

B.2. Analisa Peruangan IV-7

B.2.1. Analisa Kebutuhan Ruang IV-7

B.2.2. Analisa Besaran Ruang IV-10

B.2.3. Analisa Pola Hubungan Ruang IV-14

B.2.4. Analisa Persyaratan dan Perencanaan Ruang IV-16

B.3. Analisa Penentuan Sistem ME dan SE

IV-19

Page 9: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

[BAB V] Konsep Perencanaan Dan Perancangan

Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan Pada Pencitraan Bentuk Bangunan

Kontemporer

A. Konsep Pemilihan Lokasi dan Site V-1

B. Konsep Peruangan V-1

C. Konsep ME/SE dan Sirkulasi Tapak V-4

D. Konsep Klimatologi V-6

E. Konsep Kebisingan V-7

F. Konsep Orientasi V-8

G. Konsep Zoifikasi Site V-9

H. Konsep Gubahan Massa V-9

I. Konsep Bentuk dan Tampilan Bangunan V-12

J. Konsep Landscape Bangunan V-13

K. Konsep Sistem Struktur V-14

L. Konsep Pencahayaan V-15

M. Konsep Sistem Utilitas Bangunan V-17

Daftar Pustaka xiii

Lampiran

B.4. Analisa Konsep Klimatologi IV-21

B.5. Analisa Kebisingan IV-23

B.6. Analisa View dan Orientasi IV-24

B.7. Analia Zonifikasi Kelompok Kegiatan IV-24

B.8. Analisa Sirkulasi IV-26

B.9. Analisa Gubahan Massa IV-27

B.10. Analisa Bentuk dan Tampilan Bangunan IV-31

B.11. Analisa Penentuan Landscape Bangunan IV-33

B.12. Analisa Sistem Struktur IV-35

B.13. Analisa Sistem Pencahayaan IV-37

B.14. Analisa Sistem Utilitas Bangunan IV-40

B.14.1. Analisa Sistem Air Bersih IV-40

B.14.2. Analisa Sistem Air Kotor IV-40

B.14.3. Analisa Sitem Penghawaan IV-41

B.14.4. Analisa Sistem Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran IV-42

B.14.5. Analisa Sistem Instalasi Listrik IV-44

B.14.6. Analisa Sistem Pennangkal Petir IV-45

B.14.7. Analisa Sistem Keamanan Aset Pameran IV-46

Page 10: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

I‐1 

 

BAB I Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

[BAB I] PENDAHULUAN

A. Judul

Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan Pada Pencitraan Bentuk Bangunan

Kontemporer

B. Pemahaman Judul

• Galeri: Berasal dari bahasa latin (galeria) yaitu ruang beratap dengan satu sisi

terbuka. Di Indonesia galeri sering diartikan sebagai ruang atau bangunan tersendiri

yang digunakan untk memamerkan karya seni. (Ensiklopedia Nasional Indonesia.

PT. Cipta Adi Pustaka. Jakarta. 1989)

• Seni urban: Urban art adalah seni yang mencirikan perkembangan kota, dimana

perkembangan itu kemudian melahirkan sistem di masyarakat yang secara struktur

dan kultur berbeda dengan struktur dan kultur masyarakat pedesaan.

(bandungcreativecityblog.wordpres.com)

• Citra: Image,kesan atau gambaran penghayatan yang menangkap arti bagi

seseoang. (Y.B Mangunwijaya. 1998. Wastu Citra. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama).

• Kontemporer: (1) semasa, sezaman; (2) bersamaan waktu, dalam waktu yang sama;

(3) masa kini, dewasa ini.( Badudu-Zein, 1994:714)

Pemahaman Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan Pada Pencitraan Bentuk

Bangunan Kontemporer:

Galeri seni yang menjadi wadah bagi seluruh elemen masyarakat Yogyakarta pada

khususnya untuk dapat mengekspresikan semangat urbannya malalui karya seni juga

sebagai ruang publik alternatif dengan kekhasan pada pencitraan bentuk bangunan

kontemporer

C. Latar Belakang Permasalahan

Urban art atau seni urban telah menjadi fenomena tersendiri di Indonesia. Seni urban

mulai muncul pada era 1990-an akhir dan terus berkembang meluas pada 2000-an.

Pada awal kemunculan mutakhirnya, di era pemerintahan rezim otoritarian kapitalistik

Orba masih berada pada puncak-puncak kekuasaan, dekade akhir 1990-an, seni

urban masihlah berupa gerakan kecil-kecilan, sporadis, kurang massif dan hanya

Page 11: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

I‐2 

 

BAB I Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

dikerjakan sebagai semacam kegiatan “gerilya”1. Seni urban adalah karya seni yang

galerinya ditampilkan pada ruang publik yang tidak terjamah, mengkritisi keadaan

masyarakat sekaligus sebagai ajang komunikasi antar masyarakat. Lebih luasnya seni

urban dapat dipahamai sebagai berikut:

“Urban art lahir karena adanya kerinduan untuk merespon kreativitas masyarakat yang

tinggal di daerah perkotaan dengan segala problematikanya. Maka munculah usaha dari

sekelompok orang untuk memamerkan dan mendatangkan seni ditengah-tengah

masyarakat dengan cara melakukan kebebasan berekspresi di ruang publik. Ekspresi yang

ditampilkan adalah ekspresi yang mencoba memotret permasalahan-permasalahan yang

kerap terjadi dan mendominasi masyarakat urban mencakup masalah sosial, ekonomi,

politik dan budaya. Melalui media seni dan dilatarbelakangi oleh pertumbuhan dan

kapitalisasi kota itu sendiri. Zaman sekarang seni bukan lagi sebuah representasi yang

ditampilakan digaleri saja, tapi sebuah media ekspresi yang bertarung di fasilitas publik

dengan media lainnya seperti iklan di TV, billboard iklan, poster promosi, baliho dan lain-

lain. Semua media ekspresi tersebut mendominasi dihampir setiap fasilitas publik.

Urban art berhasil memangkas hubungan yang berjarak antara publik sebagai apresiator

dengan sebuah karya seni. Menggantikan fungsi seni yang tadinya agung, klasik, murni,

tinggi serta tradisional. Seni diposisikan sebagai sesuatu yang konservatif dan sarat

dengan nilai pengagungan. Urban art berhasil meruntuhkan nilai-nilai tersebut dengan

cara menghadirkannya ke tengah publik melalui media-media yang erat dengan keseharian

masyarakat kota. Tujuan urban art lebih berakar pada perbedaan sikap politik, anti

kemapanan, vandalisme dan perlawanan terhadap sistem dominan dimasyarakat”.2

Selain itu, seni urban juga dapat ditafsirkan sebagai perlawanan terhadap seni

modern yang sudah diproduksi, didistribusikan dan dikonsumsi secara kapitalistik.

Ketika seni rupa sudah masuk ke sistem pasar masyarakat kapitalistik, karya seni rupa

diproduksi, didistribusikan dan dikonsumsi secara kapitalistik. Seni urban juga

berusaha untuk melakukan pergeseran dari pengertian negatif seni rupa tinggi (high

art). Seni rupa tinggi (high art) adalah seni rupa yang terpisah dengan publik luas yang

hanya dipajang atau terisolasi di ruangan privat seniman, yang diasumsikan sebagai

bukan ruang publik: seperti gallery, museum, art shop; tidak diarahkan untuk

kepentingan membangun dialog dengan masyarakat tetapi lebih mengedepankan

                                                            1 iicul.wordpress.com/2008/08/15/jalan-seni-jalanan-yogyakarta/

2 bandungcreativecityblog.wordpress.com ditulis oleh Addy Handy 

Page 12: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

I‐3 

 

BAB I Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

unsur estetik dan artistik yang diinginkan oleh individu pekerja seninya; lebih terkesan

menjujung tinggi seni untuk seni dan tidak mencangkup persoalan ekstraestetik3.

Di Indonesia sendiri seni urban berkembang pesat khususnya di kota-kota besar

dengan keheterogenitas penduduknya. Kota-kota seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta

dan Surabaya menjadi telah pusat perkembangan seni urban di Indonesia. Diantara

kota-kota besar tersebut, kota yang paling pesat perkembangan seni urbannya adalah

Yogyakarta.

Seperti diketahui, Yogyakarta telah lama dikenal sebagai kota dengan nuansa seni

dan budaya yang kental. Di kota inilah lahir seniman-seniman terkenal Indonesia

seperti Affandi, Rusli, Y.B Mangunjaya, Hendra Gunawan dan masih banyak lagi. Kota

Yogyakarta juga merupakan contoh ideal dimana seni dan budaya modern

kontemporer yang diusung oleh para pendatang dapat berafiliasi dan membaur dengan

seni budaya tradisonal masayarakat setempat.

Perkembangan seni urban di Yogyakarta dimulai sejak tahun 1997 dengan

komunitas Apotik Komik sebagai pelepopornya. Komunitas Apotik Komik pertama kali

menghadirkan seni ke ranah publik dengan menempelkan “mural” berupa komik pada

kain dan triplek yang kemudian dipamerkannya di luar ruangan. Selanjutnya Apotik

Komik gencar mengadakan praktek berkesenian di ruang publik, tidak hanya

berkegiatan sendirian, tetapi juga dengan melibatkan mayarakat setempat seperti

dalam proyek Koe Pos Art Project dan Kampung Sebelah Art Project.

Pada tahun yang sama juga lahir komunitas Lembaga Budaya Kerakyatan Taring

Padi yang merupakan gabungan dari para pekerja seni dan mahasiswa ISI Yogyakarta.

Kelompok Lembaga Budaya Kerakyatan Taring Padi adalah kelompok yang secara

intens menciptakan karya-karya yang mereka tempatkan pada ruang publik. Tujuan

mereka sangat jelas, memakai ruang publik untuk mempresentasikan karya-karya

mereka yang sarat dengan pesan-pesan sosial, agar karya-karya tersebut bisa

dikomunikasikan kepada masyarakat luas. Mereka memakai seni rupa sebagai media

untuk penyadaran kepada masyarakat. Aktivitas seni rupa LBK Taring Padi dibagi

dalam dua kecenderungan, yaitu yang bersifat praksis yang biasanya dilakukan

bersama masyarakat, dan kecenderungan lain adalah penciptaan karya-karya

individual. Praksis adalah aktivitas antara seniman dan komunitas masyarakat yang

                                                            3 Makalah yang disampaikan pada Diskusi Mural Kota Yogya, Kerja Sama Jogja Fine Art

Community-Harian Bernas dan kemudian dipublikasaikan secara luas dalam Harian

Bernas

Page 13: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

I‐4 

 

BAB I Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

mempergunakan media seni rupa. Aktivitas ini bertujuan untuk membangun kesadaran

baru bagi masyarakat akan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya4.

Hingga saat ini komunitas seni urban Yogyakarta telah berkembang dengan pesat

termasuk didalamnya para penggiat seni kontemporer. Tidak ada data yang pasti

mengenai jumlah komunitas seni urban di Yogyakarta dikarenakan sifat komunitas ini

yang tidak terikat dan bebas. Tapi berdasarkan dokumentasi yang dilakukan komunitas

Gelaran Budaya yang kemudian dipublikasikan dalam Gelaran Almanak Seni Rupa

Jogja 1999-2009, setidaknya ada 101 komunitas seni yang masih aktif di Yogyakarta

dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 1.1 Jumlah Komunitas Seni Urban Yogyakarta

Jenis Kesenian Jumlah Komunitas

Seni Lukis 11

Seni Patung 1

Seni Grafis 8

New Media Art/Performance Art 6

Fotografi 11

Film 64

Jumlah 101

Data di atas belum mencangkup komunitas-komunitas yang bergerak secara ‘bawah

tanah’ serta para penggiat seni yang beraktifitas secara individu.

Festival serta acara-acara kesenian juga semakin banyak diadakan untuk

merespon perkembangan komnitas-komunitas seni urban di Yogyakarta dan semuanya

mendapatkan antusiasme besar dari mayarakat Yogyakarta sendiri. Tercatat ada 22

gelaran seni yang memiliki lingkup Kota Yogyakarta dan 6 diantaranya bersifat rutin

(Gelaran Almanak Seni Rupa Jogja 1999-2009, Gelaran Budaya, 2009). Gelaran yang

bersifat rutin itu adalah Biannale Jogja, Perfurbance, Festival Kesenian Yogya (FKY),

Jogja Art Fair, Beber Seni Yogyakarta dan Fetival Film Dokumenter Yogyakarta.

Tapi perkembangan komunitas seni urban ini tidak dibarengi dengan

perkembangan wadah yang dapat menampung ekspresi berkesenian komunitas ini.

Galeri seni seharusnya cukup potensial untuk dapat menjadi wadah tersebut. Tapi

galeri tersebut telah dimasuki oleh prinsip-prinsip komersialisme. Karya seni yang                                                             4 www.karbonjournal.org dalam Seni rupa (dalam ruang) Publik ditulis oleh FX Harsono

Sumber: Gelaran Almanak Seni Rupa Jogja 1999-2009, Gelaran Budaya, 2009

Page 14: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

I‐5 

 

BAB I Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

ditampilkan lebih bertujuan untuk mencari keuntungan tanpa memperdulikan adanya

apresiasi dari masyarakat luas. Galeri-galeri tersebut didesain secara eksklusif, megah

dan angkuh dimana hanya kalangan-kalangan tertentu saja yang dapat masuk ke sana.

Padahal karya seni diciptakan untuk dinikmati dan diapresiasi oleh semua kalangan

tanpa memperdulikan status, kedudukan dan strata sosial masyarakat. Hal inilah yang

mendorong para penggiat seni urban lebih memilih melakukan kesenian di ruang

publik. Tidak ada wadah legal yang dapat diajak bekerjasama dan berkompromi.

Akibatnya, aktifitas berkesenian yang mereka lakukan sering mendapat cap buruk oleh

sebagian kalangan. Salah satu bentuk seni urban, yaitu mural telah lama mendapat

label negatif dari masyarakat yang lebih konservatif. Mural dianggap sebagai aktifitas

yang merugikan, tidak tertib bahkan terkadang dikategorikan sebagai tindak kriminal.

Padahal bagi penggiatnya, mural bertujuan untuk lebih memberikan warna bagi

kotanya sendiri selain itu juga berfungsi bagai kritik sosial dan yang lebih penting

adalah untuk membawa seni untuk lebih dekat kepada masyarakat sehingga dapat

diapresiasi secara luas.

Lain lagi dengan performance art yang diwakili oleh teater dan sajian musik

jalanan. Orang-orang yang berkecimpung dalam dunia performance art jalanan jelas

sekali kesulitan untuk dapat berkarya dan menampilkan karyanya kepada publik.

Seandainya mereka terpaksa untuk pentas, mereka akan melakukannya di jalanan,

tempat-tempat parkir, pelataran mall dan halaman-halaman bangunan publik.

Masalahnya sama seperti pada mural, kegiatan yang mereka lakukan telah mendapat

label “aneh”. Pemusik jalanan digeneralisasikan sebagai pengemen sedangkan pentas

performance art harus “kucing-kucingan” dengan aparat.

Disini diperlukan perubahan paradigma fungsi galeri dari sekedar sebagai runag

pamer menjadi ruang untuk seni itu sendiri. Galeri tidak hanya mengemban misi

dokumentasi saja tapi juga misi eksplorasi dan edukasi. Artinya galeri seni harus dapat

mengakomodasi kegiatan-kegiatan berkesenian seperti penciptaan karya,

mendokumentasikannya dan kemudian mengapresiasikannya. Di Yogyakarta sendiri

terdapat sekitar 47 galeri seni dimana 28 diantaranya merupakan bangunan yang

murni berfungi sebagai galeri seni dan sisa 19 lainnya adalah ruang pamer yang

bergabung dengan fungsi bangunan lain. Diantara 47 galeri terebut 11 diantaranya

dikategorikan sebagai galeri yang teraktif dan hanya 7 galeri yang merupakan galeri

publik (bukan kepunyaan pribadi). (Gelaran Almanak Seni Rupa Jogja 1999-2009,

Gelaran Budaya, 2009).

Ruang publik dalam arti yang sungguh-sungguh murni adalah ruang yang memang

tidak boleh dikuasai oleh pihak atau kelompok tertentu siapapun. Karena itu dengan

Page 15: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

I‐6 

 

BAB I Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

sendirinya bersifat terbuka, sekuler dan non-partisan. Di ruang-ruang bersifat seperti

inilah seni urban tumbuh dan berkembang. Hal tersebut dikarenakan seni urban

bukanlah merupakan hasil pemikiran pribadi saja, tetapi ada proses dialog, komunikasi

dan brainstorming dalam proses penciptaanya yang kemudian karyanya harus dapat

diapresiasi oleh masyarakat luas

Image galeri saat ini yang cenderung tertutup, eksklusif dengan target segmentif

tidak sesuai dengan semangat seni urban. Untuk itu galeri seni harus dapat menjadi

atau setidaknya memiliki sifat seperti ruang publik. Sifat interaktif ruang publik yang

dihadirkan melalui ruang-ruang eksterior terbuka, elemen pembentuk ruang yang

fleksibel serta tidak massif dan penempatan lokasi yang familiar dengan kehidupan

urban masyarakat setempat. Semua hal tersebut dimaksudkan agar galeri seni dapat

dikunjungi oleh lapisan masyarakat manapun tanapa ada batasan strata sosial

sehingga tercipta dialog antara seniman--melalui karya seninya--dengan masyarakat

lewat proses apresiasi.

Suatu galeri seni yang merefleksikan apa yang dipamerkan di dalamnya haruslah

memiliki jiwa dari seni yang diwadahinya. Jiwa dari seni urban adalah ’kekinian’,

universal dan kebebasan apresiasi. Sama dengan jiwa yang diusung oleh bentuk-

bentuk kontemporer.

Kontemporer memiliki jiwa pencarian bentuk, jati diri dan ciri khas. Dalam

arsitektur sendiri, kontemporer dapat diartikan sebagai ’kekinian’. Sebagai bagian dari

gerakan post modern yang merupakan counter culture dari paham modern, bentuk

kontemporer memiliki kekhasan pada bentuk yang mengundang berbagai macam

ekspresi bagi yang mengapresiasikannya. Bentuknya tidak terikat oleh langgam

tertentu dengan pemahaman bentuk yang bervariasi Ciri-cirinya mengacu pada

pluralisme, dekonstruksionisme, multikulturalisme, post-kolonialisme den feminisme

(Yasraf Amir Piliang, 2006: 75). Hal ini selaras dengan jiwa seni urban itu sendiri, jiwa

seni yang bebas dengan apresiasi yang bebas dari para penikmatnya dan tidak

memiliki kekhususan ataupun keberpihakan pada aliran seni tertentu. Seni urban juga

siap menerima masukan-masukan baru baik dalam bentuk dan ciri khas guna

menentukan jati dirinya sendiri.

Bentuk-bentuk kontemporer mungkin belum dapat diterima dan diapresiasi oleh

budaya Indonesia, tapi setidaknya bentuk kontemporer yang terkesan aneh, baru dan

tidak lazim akan menarik minat masyarakat serta memberikan ciri khas dan hal yang

akan menjadi ikon bagi suatu karya arsitektural.

Page 16: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

I‐7 

 

BAB I Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa perkembangan seni urban di

Yogyakarta belum diimbangi oleh adanya wadah untuk menampung kegiatan

berkesenian para pelakunya. Oleh karena itu diperlukan suatu galeri seni urban yang

tidak hanya memiliki misi dokumentasi saja, tetapi juga berperan dalam poses

penciptaan, memamerkan dan pengapresiasian suatu karya seni. Galeri seni yang

memiliki sifat ruang publik sehigga tidak segmentif serta dapat menciptakan suatu

dialog yang bebas dan demokratis.

D. Permasalahan

D.1. Umum

Bagaimana merencanakan dan merancang galeri yang dapat mewadahi ekspresi

dari seni urban kontemporer sekaligus berfungsi sebagai ruang publik alternatif bagi

masyarakat dengan mengutamakan pada pencitraan bentuk bangunan yang

kontemporer sesuai dengan semangat seni urban itu sendiri.

D.2. Khusus

• Menentukan lokasi tapak site yang mudah dicapai serta ikonik bagi masyarakat

Yogyakarta

• Menentukan building massa, orientasi, sirkulasi dan tata vegetasi yang dapat

menciptakan suasana interaktif sebagai ruang publik

• Menentukan tampilan bangunan yang mencitrakan bentuk bangunan yang

kontemporer

• Menentukan sistem strukur yang mendukung pemanfaatan dan peruntukan

ruang secara maksimal serta pembentukan bentuk bangunan yang

kontemporer

E. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan

Mewujudkan suatu rancang bangun yang dapat mewadahi keinginan masyarakat

untuk menikmati “kepublikannya secara demokratis” dan mengekspresikan

ekspresi estetiknya lewat seni urban yang semua hal tersebut akhirnya diwujudkan

oleh suatu Galeri Seni Urban

Page 17: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

I‐8 

 

BAB I Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

2. Sasaran

Sasaran dari penulisan konsep ini adalah :

a. Rumusan penentuan lokasi site perencanaan melalui penyesuaian terhadap

prinsip desain arsitektural yang sesuai dengan kebutuhan bagi kegiatan dalam

galeri seni urban

b. Rumusan konsep pola tata massa dan pola sirkulasi yang sesuai bagi wadah

kegiatan dengan suasana interaktif sebagai ruang publik

c. Rumusan konsep tampilan bangunan yang dapat mencitrakan suatu bentuk

bangunan kontemporer disertai system struktur yang mendukungnya

F. Lingkup Penulisan

F.1. Lingkup Materi

Penulisan dilakukan melalui pendekatan pengungkapan permasalahan, analisa

dan sintesa secara arsitektural serta hal-hal yang berkaitan dengan konsep

perencanaan desain yang akan direncanakan (faktor teknis), sedangkan faktor-faktor

non-teknis dan disiplin ilmu lain merupakan faktor pendukung serta masukan yang

berguna bagi kesempurnaan pembahasan.

F.2. Lingkup Wilayah

Wilayah yang menjadi potensi terpilih sebagai wilayah studi yaitu Kota

Yogyakarta. Maka langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya yaitu :

a. Identifikasi potensi yang dimiliki wilayah studi yang mendukung untuk

perencanaan galeri seni urban di wilayah tersebut, untuk menentukan site

yang potensial bagi perencanaan desain

b. Pengamatan dan analisa kondisi fisik dan non-fisik site untuk kelayakannya

sebagai site perencanaan desain

G. Metode Pengumpulan Data

Metode yang akan dilakukakan guna mendapatkan data yang akan diunakan untuk

proses dasar penyusunan sebuah konsep. Dalam hal ini teradapat beberapa metode yang

dilakukan guna tujuan tersebut, terdiri dari metode pengumpulan data primer dan

sekunder.

G.1. Metode Pengumpulan Data Primer

• Melalui survey terhadap komunitas-komunitas seni urban serta galeri-galeri

yang telah ada, survey yang dilakukan guna mendapatkan data pendukung

berupa data statistik fakta-fakta tentang perkembangan seni urban yang

terdapat di Yogyakarta.

Page 18: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

I‐9 

 

BAB I Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

• Melakukan studi banding untuk menentukan preseden. Studi banding

dilakukan terhadap bangunan galeri-galeri yang sesuai dengan konsep Galeri

Seni Urban yang direncanakan dan kegiatan-kegiatan para penggiat seni

urban.

G.2. Metode Pengumpulan Data Sekunder

G.2.1 Studi Literatur

• Mencari referensi buku yang berkaitan dan representatif dengan konsep

sebuah Galeri Seni Urban dan bentuk kotemporer.

• Mencari buku di perpustakaan baik perpustakaan umum, dan perpustakaan

jurusan Senirupa

• Mencari referensi kasus konsep perancangan yang sudah ada sebelumnya

• Mencari refrensi mengenai seni urban melalui pencarian di internet

• Mencari buku-buku yang berkaitan dengan seni urban melalui toko buku

G.3. Metode Mengolah Data

Terdapat beberapa langkah dalam mengolah data yang didapat baik data primer

maupun data sekunder, diantaranya:

G.3.1 Penyortiran Data

Menyortir data-data yang diperlukan, penyortiran dilakukan sesuai

dengan aspek penekanan galeri seni urban yang ingin dirancang.

G.3.2 Korelasi data

Mengkorelasikan/menghubungkan antara data yang satu dengan data

yang lainnya, data primer dan data sekunder.

G.3.3 Pemaparan Data

Memaparkan hasil data yang didapat yang disajikan dalam beberapa bentuk,

diantaranya:

• Deskripsi data

• Gambar

• Dokumentasi

• Tabel

• Grafik

• Dll

G.3.4 Analisis Data

• Analisa data yang didapat di lapangan (data primer) dengan data yang didapat

melalui refrensi (data sekunder)

Page 19: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

I‐10 

 

BAB I Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

• Menganalisa data, guna mendapatkan aspek-aspek yang sesuai dengan

dasar-dasar karakter bentuk kontemporer.

• Membagi tiap-tiap data yang didapat kedalam pokok-pokok pembahasan dan

dijadikan sebagai data pendukung.

• Mencari benang merah antara ekspresi estetis seni urban dari data yang

didapat dengan arsitektur yang mencitrakan bentuk kontemporer berdasarkan

data yang sudah didapat

G.3.5 Menarik kesimpulan

H. Sistematika Pembahasan

Tahap I

Mengemukakan latar belakang masalah, permasalahan dan persoalan, tujuan dan

sasaran pembahasan, metoda pembahasan, dan sistematika penulisan.

Tahap II Mengeksplorasi teori-teori dalam seni urban dan perkembangannya khususnya di

Yogyakarta, serta pemikiran ruang publik untuk galeri seni.

Tahap III

Mengeksplorasi prinsip kontemporer dalam kaitannya dengan arsitektur. Melakukan

pendalaman terhadap prinsip-prinsip desain serta semangat kontemporer sebagai

bagian dari gerakan post-modern secara khusus dan mengkaitkannya dengan konsep

desain yang dibutuhkan pada pewadahan kegiatan seni, terutama seni urban.

Tahap IV

Menjabarkan preseden Galeri Seni serta wadah-wadah pengembangan dan pusat seni

yang telah ada di dunia dan Indonesia, sebagai studi banding dan kajian referensional

bagi tahap perumusan konsep.

Tahap V

Proses penentuan konsep perencanaan dan perancangan melalui analisa yang

dimulai dengan analisa mikro (analisa kegiatan), Kebutuhan dan besaran ruang) dan

berlanjut ke analisa makro (analisa pemilihan site dan pengolahannya)

Tahap VI

Mengungkapkan konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil akhir

dari proses analisa untuk kemudian ditransformasikan dalam wujud desain fisik

bangunan.

Page 20: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐1 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

[BAB II] TINJAUAN PUSTAKA GALERI SENI, SENI URBAN, RUANG PUBLIK, KONTEMPORER DAN KOTA

YOGYAKARTA A. Galeri Seni

A.1 . Pemahaman Galeri

Galeri diartikan sebagai ruang/bangunan tersendiri yang digunakan untuk

memamerkan karya seni. Lalu selain itu juga memberi pelayanan dalam bidang seni

baik itu konsultasi ataupun workshop yang dapat menumbuhkan jiwa seni dalam

masyarakat.

A.2 . Perkembangan Fungsi Galeri

Perkembangan galeri seni dapat dilihat bahwa fungsi awalnya adalah

memamerkan hasil-hasil seni agar dapat dikenal oleh masyarakat. Dengan demikian

terlihat adanya usaha :

• Mengumpulkan hasil-hasil karya seni sebagai koleksi

• Memamerkan hasil-hasil karya seni agar dikenal masyarakat

• Memelihara hasil-hasil karya seni agar tidak rusak (bersifat memelihara/konservasi)

Terjemahan dari fungsi baru yang terjadi adalah sebagai berikut.

Sebagai tempat mengumpulkan karya seni,

yaitu dengan melakukan penyimpanan karya seni

pada ruang penyimpanan yang pada akhirnya dapat

dipamerkan kembali. Sebagai contoh karya-karya seni

rupa koleksi Galeri Nasional Indonesia yang sebagian

besar di tempatkan di ruang penyimpanan (storage)

yang sudah memenuhi persyaratan peyimpanan

karya seni rupa karena ruang penyimpanan tersebut

sudah dilengkapi dengan fasilitas mesin penyejuk

ruangan, alat pengatur suhu udara, lemari kayu,

panel geser, panel kawat dan panel kayu, serta

dilengkapi juga dengan alarm system sebagai sarana

pengamanannya.

Sebagai tempat memamerkan hasil karya seni

agar dikenal masyarakat. Ini merupakan fungsi utama

sebuah galeri, sehingga pada umumnya ruang yang

Gambar 2.1 Pengumpulan Karya Seni Dalam Suatu Galeri Sumber: Dokumetasi Pribadi 

Gambar 2.2 Pameran Hasil Karya Seni Dalam Suatu Galeri Sumber: Dokumetasi Pribadi

Page 21: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐2 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

digunakan sebagai temapt memamerkan karya seni ini memiliki bentuk-bentuk ruang

yang menarik,baik dari segi pencahayaan yang menggunakan lampu-lampu spot, warna

dinding yang kontras dengan lukisan yang menempel di dinding sehingga membuat

karya seni tersebut hidup.

Sebagai tempat memelihara hasil karya seni

agar tidak rusak. Ruang yang digunakan untuk

memelihara karya seni ini biasa disebut dengan ruang

restorasi-konservasi. Pekerjaan konservasi-restorasi

dilakukan pada Laboratarium Konservasi dengan

fasilitas penerangan lampu polikhromatis dan ultra-

violet. Bersikulasi udara, ber- AC, dan dialiri air

distilasi. Laboratarium ini juga dilengkapi tabung-

tabung gelas yang berfungsi sebagai wadah atau alat

ukur/ analisa, alat-alat ukur elektronik dan komputer pendukung untuk analisa dan

simulasi pekerjaan teknis mekanis. Alat mikrokopis, alat kontrol klimotologi, ruang

fumigasi serta alat pendingin untuk membasmi jamur atau serangga juga melengkapi

laboratorium ini.

Sebagai tempat

mengajak/mendorong/meningkatkan apresiasi

masyarakat. Dimana pada umumnya karya-karya

seni yang dipamerkan tersebut memilki sebuah arti

yang ingin disampaikan oleh seniman kepada

masyarakat, sehingga dengan itu, masyarakat dapat

mengapresiasi karya-karya yang dipamerkan

tersebut apakah itu berlebihan atau tidak.. Ruang-

ruang yang digunakan sudah tentu merupakan ruang

pameran itu sendiri dimana karya-karya seniman dipamerkan untuk masyarakat.

Sebagai tempat transaksi jual beli untuk merangsang kelangsungan hidup seni.

Ini merupakan salah satu kegiatan yang utama pada galeri seni. Walaupun dalam

keadaan yang sesungguhnya kegiatan ini tidak seperti kegiatan jual beli di pasar

dengan tingkat kebisingan tinggi dan biasanya pelaku dari kegiatan ini adalah seorang

kolektor benda seni. Kegiatan ini juga menggunakan ruang khusus dimana kolektor

dan seniman dapat menggunakan ruang tersebut untuk melakukan transaksi jual beli.

Pada hakekatnya galeri seni berfungsi sebagai servis bagi public bidang seni

rupa. Servis pelayanan ini menunjukan aktivitas utama yang mempengaruhi sifat dan

yang menjadi dasar falsafahnya. Servis dimaksudkan dengan memberi pelayanan bagi

K

Bentuk 

Gambar 2.3 Konservasi Karya Seni Dalam Suatu Galeri Sumber: Dokumetasi Pribadi

Gambar 2.4 Apresiasi Masyarakat Akan Karya Seni Sumber: Dokumetasi Pribadi 

Page 22: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐3 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

kepuasan public baik sebagai kelompok social maupun individu sebagai seniman

ataupun masyarakat umum. Oleh sebab itu servis harus memenuhi:

• Kepuasan fisik yang merupakan kepuasan yang dicapai oleh panca indera, yaoitu

penglihatan, perasaan, dan peraba.

• Kepuasan psikis, yang merupakan kepuasan jiwa sebagai reaksi pada suasana dan

kesan dari bangunan dan pelayanan yang diberikan baik oleh pengelola/pegawai

maupun materi seninya

A.3. Macam Galeri Seni

Sebenarnya belum ada klasifikasi yang jelas mengenai macam-macam galeri seni

terlebih akan materi khusus yang dipublikasikan, akan tetapi dengan pendekatan

bentuk, sifat dan isinya yang menonjol, beberapa menggolongkan sbb:

a. Galeri seni berdasarkan bentuk

Tradisional art gallery yaitu suatu galeri yang aktifitasnya diselenggarakan

pada selasar-selasar atau lorong-lorong panjang. Walaupun bentuk galeri ini

yang tradisional, tetapi belum tentu juga karya seni yang dipamerkan berupa

karya-karya yang dinilai sebagai karya seni yang lama atau kuno sehingga

berkesan tradisional.

Modern art gallery yaitu suatu galeri dengan perencanaan ruang secara

modern atau merupakan kompleks bangunan. Kompleks bangunan ini

biasanya terdiri dari beberapa ruang pameran. Sebagai contoh adalah Galeri

Nasional Indonesia yang memeilki beberapa masssa bangunan dengan fungsi

sebagai ruang pameran dan kegiatan pendukung lainnya. Karya-karya yang

dipamerkan pada Modern art gallery biasanya adalah sebuah karya seni yang

modern atau kontemporer. Sehingga hal ini sesuai dengan perencanaan ruang

b. Galeri seni berdasarkan sifat kepemilikan

Privat art gallery merupakan suatu galeri yang merupakan milik perseorangan

atau sekelompok orang. Pada galeri ini biasanya karya-karya yang dipamerkan

berasal dari pemilik galeri ini sendiri yang juga merupakan seorang seniman.

Seniman ini sudah tentu adalah seorang seniman yang sudah terkenal,

sehingga mereka berani untuk membuka galeri sendiri yang karyanya juga

hasil karya mereka sendiri tanpa takut galeri tersebut akan dikunjungi banyak

orang atau tidak, karena setiap orang memiliki pandangan sendiri-sendiri

terhadap karya mereka. Pemilik lain privat galeri ini biasanya merupakan

sebuah institusi dimana karya-karya yang dipamerkan berasal dari institusi itu

sendiri, baik dari siswa maupun staf-staf pengajarnya.

Page 23: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐4 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Public art gallery, yaitu suatu galeri yang merupakan milik pemerintah dan

terbuka untuk umum. Untuk galeri ini karya-karya yang dipamerkan

bermacam-macam sesuai dengan keinginan seniman untuk membuat suatu

karya seni. Sehingga karya yang dipamerkan biasanya sesuai dengan kondisi

atau trend yang pada waktu itu sedang muncul. Pengguna dari galeri berasal

dari bermacam-macam seniman baik yang sudah terkenal maupun yang

belum terkenal, tua atau muda dan dengan berbagai macam bentuk aliran

yang dianutnya.

c. Galeri seni berdasarkan isi atau materi seni

Gallery of primitive art, yaitu suatu galeri yang menyelenggarakan aktifitas di

bidang seni primitive. Hal ini biasanya digunakan untuk mempertahankan

budaya suatu bangsa yang muncul pada saat jaman prasejarah hingga dikenal

sampai luar negeri. Yang mana kebudayaan ini mungkin menjadi sesuatu yang

menarik dikalangan pecinta seni dari luar dan dalam negeri tersebut. Karena

bentuk kesenian ini masih natural dan belum terjamah dari luar pada saat

budaya tersebut dulu ada.

Gallery of classical art, yaitu suatu galeri yang menyelenggarakan aktifitas di

bidang seni klasik. Seni ini menggambarkan bentuk-bentuk budaya tradisional

di suatu bangsa. Untuk Indonesia sendiri memilki banyak sekali suku sehingga

ragam budaya yang muncul juga semakin banyak.

Gallery of modern art, yaitu suatu galeri yang menyelenggarakan aktifitas di

bidang seni modern. Dalam seni modern bentuk karya seni yang dipamerkan

biasanya mengandung maksud atau arti yang mengkritik sesuatu baik itu

budaya, sosial, ataupun politik suatu bangsa dan dengan itu maka karya seni

tersebut pasti sejalan beriringan dengan perkembangan jaman atau bisa

disebut karya seni yang kekinian. Sehingga dengan adanya karya ini seseorang

dapat mengerti tujuan dari karya ini dibuat.

Berdasarkan macam seni yang disajikan beberapa galeri (yang sudah umum)

biasanya merupakan galeri seni terwujud (2D/3D) dengan macam karya seni

rupa berupa seni lukis (galeri seni lukis), fotografi (galeri fotografi), batik

(galeri/museum batik), instalasi-instalasi dsb.

Page 24: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐5 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

A.4. Lingkup Kegiatan Galeri

Ada beberapa penggolongan kegiatan yang biasa dijumpai di Galeri Seni, antara

lain :

a. Kegiatan Rekreasional

Pameran sebagai alternative tujuan rekreasi yang mendidik bagi masyarakat,

diadakan secara rutin dan menjadi kegiatan utama yang bertujuan untuk

memperkenalkan dan menjual hasil karya seni lukis kontemporer.

b. Kegiatan Pendidikan

• Diikuti oleh masyarakat umum peminat seni atau para seniman muda lewat

kursus pendalaman seni.

• Para pengamat seni yang ingin melakukan studi baik secara teori maupun

praktek.

• Pengadaan seminar, acara diskusi. studi l iteratur lewat perpustakaan

maupun melalui dunia maya yang menunjang perkembangan seni lukis

kontemporer.

• Eksperimen-eksperimen yang dapat dilakukan di workshop atau studio yang

disediakan setelah menambah wawasan melalui studi demi memantapkan

ide-ide baru bagi para seniman.

c. Kegiatan Pendukung :

Adanya sebuah pagelaran seni yang dapat dijadikan sebagai pembukaan pameran

dan juga menarik minat pengunjung untuk dating.

B. Seni Urban

B.1. Pemahaman Seni Urban

Pada dasarnya seni urban dapat dilihat sebagai fenomena. Wilayah-wilayah

urbanlah yang kerap menjadi medan bagi para penggiat seni urban untuk menuangkan

ekspresi dan ide gagasannya. Keinginan untuk berkesenian di tempat-tempat yang

tidak memungkinkan, membuat wilayah urban menjadi wilayah yan representaif dan

juga variatif untuk menjadi media visualisasi seni. Bahwa wilayah urban lebih dekat

dengan realita kehidupan masyarakat maka terdapat kebebasan berekspresi lebih

bebas dari pada ruang pameran atau galeri yang memiliki batasan akses oleh

masyarakat.

Seni inipun, pada akhirnya, menjadi bagian dari kehidupan masyarakat secara

langsung. Para pelaku seni ini tanpa disadari telah memproduksi budayanya sendiri,

budaya urban. Lantas muncul apa yang disebut dengan pemaknaan. Pemaknaan yang

Page 25: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐6 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

terjadi ketika masyarakat mengamati dan pada akhirnya menjustifikasi bahwa para

pelaku ini sedang memproduksi apa yang menjadi hasil dari seni urban dengan

mengambil, menarik dan mengdokumentasikannya.

Penjelasan yang lebih menarik mengenai seni urban dapat dilihat dari kutipan

berikut ini:

Urban art adalah seni yang mencirikan perkembangan kota, dimana

perkembangan itu kemudian melahirkan sistem di masyarakat yang secara

struktur dan kultur berbeda dengan struktur dan kultur masyarakat pedesaan.

Saat ini seni bukan lagi sekedar berlatar belakang tradisi tapi justru lebih

merespon tradisi-tradisi baru terutama di daerah perkotaan yang secara

demografis dihuni oleh anggota masyarakat yang sangat heterogen.

Urban art lahir karena adanya kerinduan untuk merespon kreativitas

masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan dengan segala problematikanya.

Maka munculah usaha dari sekelompok orang untuk memamerkan dan

mendatangkan seni ditengah-tengah masyarakat dengan cara melakukan

kebebasan berekspresi di ruang publik. Ekspresi yang ditampilkan adalah

ekspresi yang mencoba memotret permasalahan-permasalahan yang kerap

terjadi dan mendominasi masyarakat urban mencakup masalah sosial,

ekonomi, politik dan budaya. Melalui media seni dan dilatarbelakangi oleh

pertumbuhan dan kapitalisasi kota itu sendiri. Zaman sekarang seni bukan

lagi sebuah representasi yang ditampilakan digaleri saja, tapi sebuah media

ekspresi yang bertarung di fasilitas publik dengan media lainnya seperti iklan

di TV, billboard iklan, poster promosi, baligo dan lain-lain. Semua media

ekspresi tersebut mendominasi dihampir setiap fasilitas publik.

Urban art berhasil memangkas hubungan yang berjarak antara publik sebagai

apresiator dengan sebuah karya seni. Menggantikan fungsi seni yang tadinya

agung, klasik, murni, tinggi serta tradisional. Seni diposisikan sebagai sesuatu

yang konservatif dan sarat dengan nilai pengagungan. Urban art berhasil

meruntuhkan nilai-nilai tersebut dengan cara menghadirkannya ke tengah

publik melalui media-media yang erat dengan keseharian masyarakat kota.

Bila menarik elemen lokal dalam urban art, lukisan di bak truk dan becak

adalah contoh urban art.

Tujuan urban art lebih berakar pada perbedaan sikap politik, anti kemapanan,

vandalisme dan perlawanan terhadap sistem dominan dimasyarakat. Bentuk

konkret urban art bisa bermacam-macam sepanjang karya seni itu mengusung

Page 26: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐7 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

spirit dinamika urban. Di kota Bandung kita bisa melihat semua ekspresi

semangat urban itu dalam berbagai bentuk. Seperti komunitas musik punk

yang kerap menggelar street gigs di bawah jembatan layang Pasupati,

seniman tradisi yang rutin menggelar kesenian pencak silat di taman

Cikapayang atau juga lukisan-lukisan mural ditiang-tiang jembatan layang

Pasupati.

Pada akhirnya urban art berhasil dikomodifikasi oleh komunitasnya sendiri.

Bentuk-bentuk kesenian terutama seni mural dan grafiti sekarang terutama di

kota Bandung lambat laun berhasil menjadi sesuatu yang mempunyai nilai

ekonomis. Banyak para seniman mural dan grafiti yang mengekspresikan ide

mereka dengan para pemilik distro atau clothing di Bandung. Para pemilik

distro ini memfasilitasi para seniman tersebut dengan menyediakan

space/lahan untuk berekspresi. Selain memberikan nilai estetika pada toko,

mereka juga ikut memberikan penyaluran terhadap keinginan seniman

tersebut untuk berkarya.

(http://bandungcreativecityblog.wordpress.com).

Dalam konteks politiknya, seni urban

juga dapat ditafsirkan sebagai perlawanan

terhadap seni modern yang sudah diproduksi,

didistribusikan dan dikonsumsi secara

kapitalistik. Ketika seni rupa sudah masuk ke

sistem pasar masyarakat kapitalistik, karya

seni rupa diproduksi, didistribusikan dan

dikonsumsi secara kapitalistik. Karya seni

akan menjadi barang komoditi, tak ubahnya

seperti barang hasil produksi manufaktur.

Karya seni rupa diproduksi oleh produsen,

yakni para pekerja seni rupa, demi tujuan produksi kapitalistik. Karya seni rupa

diproduksi untuk ide-ide individual si pekerja seni rupa untuk memenuhi hukum

ekonomis, berupa kebutuhan, permintaan dan penawaran akan jenis-jenis komoditi

seni rupa yang sedang up to date di pasaran seni rupa.

Demikian juga cara distribusinya, karya-karya seni rupa hanyalah komoditi, maka

ia akan memasukan pasaran yang kapitalistik dan diperjualbelikan secara kapitalistik,

seperti laiknya souvenir dan barang kerajinan, hanya saja sayangnya pasar benda seni

ini terbatas karena komoditi yang dijual diproduksi satuan dan tidak secara massif.

Gambar 2.5 Kritik Sosial dalam Muatan Seni Urban Sumber: propagraphic-movement.blogspot.com

Page 27: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐8 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Dalam sistem distribusi karya seni yang kapitalistik, pekerja seni rupa tak lebih seperti

produsen. Ada jaringan pedagang perantara; para kritikus dan kurator yang berperanan

sebagai pembuat iklan dan memberikan penaksiran dan penilaian nilai jual; ada

kolektor lokal dan internasional yang merupakan kalangan terbatas pemonopooli juar-

beli komoditi; ada pasar terbuka dan tertutup untuk men-display komoditi yang akan

dijual bisa di museum pribadi, ruang pamer pribadi, gallery, ruang pamer umum,

artshop. Akibatnya karya seni rupa tidak bisa dinikmati secara bebas oleh semua

warga masyarakat, tetapi dapat dinikmati secara terbatas, cukup diapresiasi dan

dikonsumsi oleh kalangan atas pemilik kapital. Oleh kerena ia merupakan komoditi

yang diproduksi secara kapitalistik, maka keberadaannya –baik yang berupa

artitistik/estetika dan muatan tema atau pesan yang diproduksi– diarahkan dan

ditentukan secara kapitalistik juga, yakni ditentukan oleh kepentingan jaringan

pedagang seni rupa dan tuntutan-tuntutan pasar. Situasi semacam inilah yang

kemudian memunculkan geliat perlawanan seni urban terhadap dominasi seni modern

yang kapitalistik.

Sementara itu, seni urban juga berusaha

untuk melakukan pergeseran dari pergertian

negatif seni rupa tinggi (high art). Seni rupa

tinggi (high art) adalah seni rupa yang terpisah

dengan publik luas, atau dalam bahasanya ‘seni

rupa modern makin terpisah jauh dari

masyarakat; yang hanya dipajang atau terisolasi

di ruangan privat seniman, yang diasumsikan

sebagai bukan ruang publik: seperti gallery,

museum, art shop; tidak diarahkan untuk

kepentingan membangun dialog dengan masyarakat tetapi lebih mengedepankan

unsur estetik dan artistik yang diinginkan oleh individu pekerja seninya; lebih terkesan

menjujung tinggi seni untuk seni dan tidak mencangkup persoalan ekstraestetik. Di sini

seni urban memindahkan inti seni rupa modern yang terkurung di ruang privat seniman

menuju ke ruang publik, mencoba membangun dialog dengan masyarakatnya dan

memperkecil monolog pekerja seni dengan karyanya; mencoba mencangkup

persoalan ekstra estetik berupa persoalan sosial politik yang berkembang di

masyarakatnya.

Adapun perbedaan seni urban dengan seni mainstream secara umum adalah

sebagai berikut:

Gambar 2.6 Seni yang Menghampiri Masyarakat di Ruang Publik Sumber: www.karbonjournal.com

Page 28: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐9 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Tabel 2.1 Perbandingan Seni Urban dan Seni Mainstream

B.2. Macam Seni Urban

Seperti halnya seni secara umum, seni urban dapat dikelompokan menjadi dua

bagian besar, yaitu seni rupa (baik dua dimensi maupun tiga dimensi) dan seni

pertunjukan.

a. Seni rupa dua dimensi

• Mural

Mural dan dalam seni mainstream

secara umum dapat juga diartikan

sebagai seni lukis dan memiliki

pemahaman sebagai cangkupan visual

ekspresi sesorang. Secara lebih jelas

dapat disebutkan bahwa seni lukis

adalah penggunaan garis, warna,

tekstur, ruang dan bentuk pada suatu

bidang dua dimensional yang disusun sedemikian rupa sehingga terbentuk

sebuah harmoni. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suatu image yang

merupakan pengucapan pengalaman artistik serta pengekspresian ide-ide

dan emosi.

SENI URBAN SENI MAINSTREAM

Media-media yang dekat dengan

keseharian publik

Media-media konvensional

Massa, merakyat, peluang dialog Tinggi, adiluhung, murni, tradisional

Temporal, dangkal

Mengorbankan ruang untuk mengejar

kebadian

Mengoptimalkan ruang sebesar-

besarnya

Proses imajinasi tentang pertemuan

langsung sebuah kualitas produk

Spontan, ekspresif dan responsif Berpotensi abadi

Penggiat merupakan mereka yang

aktif dalam masyarakat

Penggiat cenderung merupakan

individu-individu yang memiliki

kepentingan kolektif

Sumber: Analisa Pribadi 

Gambar 2.7 Mural yang berisi Kritik atas Kontroversi RUU APP Sumber: Dokumetasi Pribadi

Page 29: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐10 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Perbedaan mural dengan seni lukis yang konvensional adalah media dan

pesan yang ingin disampaikan . Dalam mural, media yang biasa digunakan

adalah tembok besar di ruang publik dan dikerjakan menggunakan cat

tembok atau cat kayu bahkan cat atau pewarna apapun juga seperti kapur

tulis atau alat lain. Sementara pesan yang ingin disampaikan biasanya

berupa kritik sosial mengenai kota dengan berbagai macam dinamika

kehidupannya. Dalam mural, visual yang disajikan merupakan hasil dialog,

tukar pendapat dan brainstorming dari sekelompok orang bukan bersiat

rohaniah yang individu. Aktor media pun lebih bervariasi dan berusaha

memanfaatkan berbagai macam media yang dekat dengan masyarakat

agar karyanya dapat diapresiasi secara luas.

• Grafitti

Hampir sama dengan mural, graffiti

juga menggunakAn tembok-tembok

besar sebagai media ekspresinya.

Bedanya graffiti biasa dikerjakan

menggunakan cat/spray semprot

kaleng. Visual dalam graffiti berupa

tulisan-tulisan atau sandi yang hanya

dipahami golongan tertentu. Biasanya

karya ini menunjukan ketidakpusan

terhadap keadaan social yang mereka

alami. Selain itu graffiti juga berfungsi sebagai identifikasi kekuasaan lewat

tulisan, sarana pemberontakan, sarana ekspresi ketakutan terhadap

keadaan sosial politik dan sarana keteneran seseorang atau suatu

kelompok.

• Seni Grafik

Seni grafik adalah seni yang membuat gambar dua dimensi dengan alat

cetak (klise). Dalam hal ini seorang pencipta dapat memasukan uinsur-

unsur estetis dalam karyanya. Dalam Seni urban seni grafik ini

direpesentasikan melalui poster-poster yang berisi himbauan ataupun

propaganda akan hal tertentu.

• Seni Fotografi

Seni yang menggunakan alat sebuah kamera yang digunakan untuk

mencari momen-momen penting ataupun unik dalam kehidupan. Biasanya

Gambar 2.8 Grafitti di Bounes Aires Argentina yang Begaya Stencil Sumber: www.wikipedia.com

Page 30: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐11 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

objek yang diambil dalam konteks uRban adalah kehidupan sehari-hari

kaum perkotaan, kesenjangan serta protes dan kritik atas hal yang terjadi

di daerah perkotaan.

b. Seni Rupa Tiga Dimensi

• Urban Toys

Merupakan seni patung dan artefaknya seni urban. Urban Toys untuk

pertama kalinya diperkenalkan oleh orang-orang Jepang dan Hongkong,

dan mulai berkembang pada tahun 90an-akhir ke kawasan lainnya (Eropa

dan Amerika Serikat), banyak desainer-desainer dari barat juga akhirnya

terlibat dalam keasikan membuat “mainan ini”, karena mungkin fleksibilitas

dan adaptasi dari benda ini yang sangat luar biasa, sehingga sewaktu

waktu benda ini bisa berubah menjadi apapun, dan dan dapat di silangkan,

atau dikawinkan dengan tokoh tokoh yang sudah ada, dan popular

(Superhero, Corak Bendera Negara, atau malah art sekalipun).

Urban toys biasanya dibuat dari plastik, dibuat secara terbatas dari mulai

500 sampai 2000 pcs per designnya, tetapi pada awalnya untuk model

prototype awal dan limited series dibuat dari resin. Ada juga yang terbuat

dari kayu karet dll, Sebagian orang mengungkapkan bahwa urban toys

merupakan sebuah penganti kanvas bagi seorang seniman untuk

mengekspresikan feeling seninya ke dalam sebuah karya.

Gambar 2.9 Urban Toys yang Merupakan Crossover dari Berbagai Macam Karakter Sumber: Dokumetasi Pribadi

Page 31: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐12 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

• Seni Instalasi

Seni instalasi merupakan seni tiga

dimensi, dimana pada karya-karya

instalasi ini memiliki maksud yang ingin

disampaikan oleh seniman walaupun

dapat juga diartikan berbeda-beda oleh

setiap orang. Seni instalasi yaitu

(installation = pemasangan) seni yang

memasang, menyatukan, dan

mengkontruksi sejumlah benda yang

dianggap bisa merujuk pada suatu

konteks kesadaran makna tertentu.

Biasanya makna dalam persoalan-

persoalan sosial-politik dan hal lain yang

bersifat kontemporer diangkat dalam

konsep seni instalasi ini.

Hal penting lain yang cukup signifikan dalam Karya Seni Rupa Instalasi

adalah dimana proses berkarya merupakan kesatuan unit penilaian yang

turut menentukan ukuran dan nilai seni. Unsur “peristiwa” atau tepatnya

proses kejadian suatu peristiwa telah dianggap sebagai representasi

sehingga di sini secara otomatis akan terjadi kontak antara objek dan

penonton. Secara kebentukan Seni Rupa Instalasi masih merupakan

sebuah seni yang mengalami banyak perkembangan, mulai dari ekspresi

yang dilahirkan hingga pada tingkat praktisnya. Seperti penggunaan efek

teknologi multimedia, gerakan-gerakan (kinetik), mesin, lampu (laser),

music,tari (gerak) dan video sampai pada respon terhadap alam yang

dibentuk dalam efek sebuah perakitan atau penginstalan.

c. Seni Pertunjukan

• Seni theater

Dalam seni urban, seni theater tidak lagi semata-mata mencari bahasa

tubuh lewat pertunjukan-pertunjukannya, melainkan juga mulai

menawarkan tubuh grafis yang menghasilkan metafor-metafor lewat

permainan tubuh dan bayangan tubuh. Ruang dikonstruksi tak lagi sekedar

panggung, melainkan lewat proyeksi tubuh dan bayangannya.

Gambar 2.10 Karya Seni Instalasi Sumber: Dokumetasi Pribadi

Page 32: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐13 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

• Seni tari

Seni tari pun telah berubah esensinya dalam seni urban. Sebuah

pertunjukan dengan kesadaran grafis yang ikut menentukan eksekusi

visual. Tema-tema yang dimunculkan adalah tema-tema

kekerasan,penyiksaan pada diri sendiri. Makna dari pertunjukannya adalah

usaha menciptakan pencerahan bersama lewat tubuh yang tersakiti yang

bisa di hayati langsung oleh penonton.

• Breakdance

Merupakan salah satu seni urban yang berasal dari barat. Bermula dari

budaya musik hip-hop kaum kulit hitam di Amerika. Breakdance

memadukan gerakan tari yang dinamis dengan musik hip-hop yang

menghentak. Gerakannya cenderung dekat dengan tanah, penuh dengan

atraksi akrobatik dan terkesan patah-patah. Bisa dikatakan sebagai

sebagai penggabungan dengan beladiri capoeira.

• Trethek

Seni urban asli Indonesia yang merupakan salah satu jenis musik yang

pada awalnya dimanfaatkan untuk ronda-ronda malam di lorong-lorong

kampung atau kota-kota besar di Jawa Tengah. Jenis musik ini didominasi

oleh alat musik yang terbuat dari bahan bambu.

• Performance Art

Secara lebih luas gejala atau

bentuk karya seni telah berpadu

antara seni pertunjukan (teater,

tari, musik dan lain-lain) dan seni

rupa. Secara teknik aturan baku

dalam seni gerak (pertunjukan)

maupun seni rupa tidak lagi

dipersoalkandan cenderung

memiliki unsur improvisasi yang

tinggi. Umpamanya juga

dilakukan atas respon konteks

sosial dan politik, situasi atau kondisi yang ada saat ini. Perfomance art

merupakan gejala akan kecenderungan seni kontemporer saat ini, sehingga

yang terlintas ini memiliki kaitan yang erat pula dengan keragaman seni

instalasi.

Gambar 2.11 Performance Art yang Memadukan Seni Pertunjukan dan Instalasi Sumber: Dokumetasi Pribadi

Page 33: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐14 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

C. Ruang Publik

C.1. Ruang Publik dalam Elemen Kota

Ruang publik dalam arti yang sungguh-sungguh murni adalah ruang yang

memang tidak boleh dikuasai oleh pihak atau kelompok tertentu siapapun. Karena itu

dengan sendirinya bersifat terbuka, sekuler dan non-partisan. Secara fungsi ruang

publik adalah suatu ruang yang berfungsi mewujudkan keseimbangan kehidupan

manusia. Dari segi pribadi, keseimbangan kehidupan dapat tercipta dengan

menyalurkan ekspresi dan opini pribadi dalam suasana kebersamaan. Dari segi

masyarakat, ruang publik dibutuhkan untuk menyeimbangkan kehidupan warga kota

yang heterogen.

Elemen ruang publik dalam kota sebagai tempat interaksi masyarakat yang

bebas dikembangkan oleh Habermas, seorang tokoh aliran Frankurt, melalui konsep

the free public sphere (ruang publik yang bebas), di mana masyarakat memiliki akses

atas setiap kegiatan publik. Habermas melihat perkembangan wilayah yang bebas dari

sensor dan dominasi. Wilayah itulah yang disebut dengan public sphere, yakni wilayah

yang memungkinkan kehidupan sosial kita untuk membentuk opini publik yang relatif

bebas.

Penekanan praktek dalam public sphere yakni pertukaran pandangan yng

terbuka dan diskusi mengenai masalah-masalah kepentingan umum dengan

tujuaannya untuk membentuk kepekaan umum (sense of public). Mereka yang terlibat

di dalam percakapan public sphere adalah orang-orang yang privat. Bukan orang

dengan kepentingan bisnis, professional, pejabat maupun politikus.

Tujuan dari ranah publik adalah menjadikan manusia mampu merefleksikan

dirinya secra kritis, baik secara politis, ekonomis dan budaya. Karena menurut

Habermas, tidak ada suatu apapun di dunia ini yang tidak lepas dari unsur

kepentingan, sekalipun ilmu pengetahuan. Maka struktur masyarakat yang

emansipatif di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk

berpartisipasi dalam mengambil keputusan bagi dirinya sendiri adalah struktur yang

ideal.

C.2. Ruang Publik untuk Galeri Seni Urban

Seperti kebanyakan seniman lainnya di kota, para penggiat seni urban juga ingin

menampilkan hasil ekspresi dan gagasannya kepada khalayak ramai melalui sarana

ruang yang masih tersisa di sudut-sudut kota. Sebagai seorang seniman secara naluri

pasti ingin menampilkan karyanya kepada publik, karena ada kerinduan dalam diri

seniman tersebut untuk dapat berinteraksi dan berdialog dengan khalayak.

Page 34: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐15 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Meletakan seni urban dalam ruang publik berarti menjadikan ruang publik

tersebut sebagai galerinya. Akses yang tidak terbatas dari khalayak menjadikan seni

urban memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berkomunikasi dengan masyarakat

sekaligus mendapatkan responnya secara objektif. Bila seni tradisional terobsesi pada

keabadiaan, maka seni urban terobsesi pada pemanfaatan ruang seluas-luasnya.

Memang belum tersedia infrastruktur maupun media untuk menjelaskan apa itu

seni urban kepada masyarakat. Maka saat ini dibutuhkan suatu ruang yang dapat

dijadikan mediasi bagi para seniman dan masyarakat untuk dapat memahami

semangat seni uban itu sendiri. Suatu ruang yang bebas dari hagemoni kekuasaan

dimana setiap pendapat dapat berkembang secara demokratis tapi tetap bertanggung

jawab.

Secara khusus ruang publik adalah dialog antara arsitektur dan senirupa dalam

proses penciptaannya, dengan melibatkan masyarakat dalam permasalahan perkotaan

dan seni budaya, baik lokal maupun global.

D. Bentuk Kontemporer

D.1. Pemahaman Kontemporer

Secara umum kontemporer dapat diartikan sebagai masa kini, sewaktu,

sezaman, waktu yang sama dengan pengamat masa kini. Sementara dalam Kamus

Umum Bahasa Indonesia susunan Badudu dan Sutan Muhammad Zein terdapat tiga

arti leksikal tentang kata kontemporer, yaitu (1) semasa, sezaman; (2) bersamaan

waktu, dalam waktu yang sama; (3) masa kini, dewasa ini. Untuk menjelaskan lebih

lanjut, Badudu memberikan satu contoh kalimat, yakni “Seni kontemporer tidak

bertahan lama” (Badudu-Zein, 1994:714). Dengan contoh ini Badudu ingin

menegaskan bahwa seni kontemporer adalah seni yang akan bertahan sezaman saja.

Dengan demikian, kata masa kini juga berarti sezaman, masa saat sekarang.

Dari makna leksikal di atas tampak bahwa masalah waktu kesezamanan

dan/atau kekinian merupakan batasan tegas konsep tersebut. Pengertian ini jelas

masih sangat umum, bahkan bisa dikatakan ambigu. Bersifat umum sebab tidak

merujuk pada suatu genre, paham, ideologi dan lain-lain. Sementara itu, batasan

waktu masa kini sebagai pengertian kontemporer juga bersifat ambigu. Contohnya

dalam wacana seni rupa Indonesia. Tim penulis buku Sejarah Seni Rupa yang diketuai

Kusnadi, misalnya, menggunakan istilah kontemporer untuk seni rupa zaman

kemunculan Raden Saleh (Kusnadi, 1979:143). Beberapa tahun kemudian, yaitu Thun

1973 kata kontemporer sbagai sebuah istilah digunakan lagi dalam sebuah pameran

Page 35: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐16 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

patung betajuk “Pameran Pertama Patung Kontemporer Indonesia”. Kata kontemporer

yang digunakan dalam tajuk pameran ini digagas G. Sidharta untuk menggantikan kata

modern---awalnta bertajuk “Pameran Pertama Patung Modern Indonesia.

Dengan demikian bisa ditegaskan bahwa kata kontemporer bukan merupakan

istilah yang merujuk pada sebuah aliran atau gaya, melainkan hanya sebuah aktivitas

yang dianggap terkini pada setiap zaman oleh para pengamat yang hidup pada setiap

zaman bersangkutan.

D.2. Kontemporer Sebagai Bagian dari Gerakan Postmodern

Dalam ranah bentuk dan gaya, kontemporer sndiri sering dihubungkan dengan

sebuah gejala yang membedakan dirinya dari bentuk dan gaya sebelumnya, yaitu

modern. Gaya kontemporer dikategorikan sebagai karya yang dihasilkan oleh

paradigma postmodern, sehingga beberapa pihak acap menyulih istilah kontemporer

dengan postmodern. Kontemporer dapat diartikan sebagai bentuk dan gaya yang

memiliki kecenderungan berbeda dengan bentuk dan gaya modern.

Selanjutnya, bentuk dan gaya dengan kecenderungan tersebut bisa

diidentifikasikan dengan terlebih dahulu menjelaskan apa yang dimaksud dengan

postmodern itu sendiri. Tapi, istilah ini sulit dipahami tanpa membandigkan dengan

paradigma yang mendahuluinya, yaitu modern. Dalam menjelaskan hubungan-

hubungan ini orang sering menumpangtindihkan beberapa istilah, yani modern,

modernitas,modernism, postmodern, postmodernitas dan postmodernisme. Untuk itu

sebelumnya istilah-istilah ini perlu didefinisikan dengan jelas. Yasraf Amir Piliang

(2006: 75) menjelaskan istilah-istilah tersebut dengan menunjukan perbedaan-

perbedaan sebagai berikut:

a. Modern – Postmodern

Istilah ini mengacu pada waktu, era, zaman dan semangat zaman. Postmodern

dapat diartikan waktu, era, zaman dan semangat zaman setelah modern.

b. Modernitas - Postmodernitas

Istilah ini mengacu pada kondisi, eadaan, situasi, umum, realitas dunia kehidupan.

Modernitas memilikiciri kemajuan (progress), integrasi, keterpusatan, kontinuitas

dan kebaruan.

Postmodern memiliki ciri nostalgia, pastiche, disitegrasi, fragmentasi, heterogenitas

dan decentering.

c. Modernisme - Postmodernisme

Istilah ini mengacu pada gerakan (movement), gaya (style), ideology,

kecenderungan, metode cara hidup dan keyakinan.

Page 36: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐17 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Modernisme mengacu pada universalitas, internasionalisme, inperialisme,

etnosentrisme, dan rasisme.

Postmodern mengacu pada pluralisme, dekonstruksionisme multikulturalisme, pos-

kolonialisme den feminisme.

Tampak dari pendefinisian di atas bahwa istilah modern berbanding lurus

dengan modernitas dan modernisme. Istilah ini kemudian berbanding terbalik dengan

postmodern, postmodernitas dan postmodernisme. Mengacu pada penjelasan dan

pemosisisan ini bentuk dan gaya yang mengacu pada postmodern (kontemporer)

adalah bentuk dan gaya yang bisa dibedakan denga bentuk dan gaya pada paadigme

modern. Lebih rinci, Baret (1994: 109-112) melalui Sabana (2002: 18) membedakan

konsep modernisme dan postmodernisme melalui tabel berikut:

Tabel 2.2 Perbandingan Antara Modernisme dan Postmodernisme

Modernisme Postmodernisme

Memutuskan rantai masa lalu Meminjam masa lalu untuk konteks yang

baru

Eksposisi inovasi individual (originalitas) Eklektik

Orientas medium Orientas tema, medium lebih bebas

Merendahkan budaya populer Banyak menimba budaya populer

High art Low dan High Art

Menolak kecenderungan sosial dalam seni Kepedulian terhadapkejadian sehari-hari

(sosial) dan juga politik. Demistifikasi

realitas

Meyakini komunikasi universal Tidak meyakini komunikasi universal

Art for art’s sake Sikap kritis dan skeptik seniman terhadap

kesenian dan zamannya.

Isu-isu kelas sosial, ras gender, usia,

bangsa, alam, agama, lingkungan dan

sebagainya

Formalisme Kritis terhadap formalisme

Menara Gading Merakyat

Keabadian Kesementaraan

Budaya local (tradisi) kurang dihiraukan Sadar budaya lokal (tradisi)

Karya “tertutup” atau objektifitas karya Karya “terbuka” atau konstektualitas karya

Raionalisme sebagai referensi Kritis terhadap rasionalisme

Sumber: Baret (1994: 109-112) melalui Sabana (2002: 18)

Page 37: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐18 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

D.3. Kontemporer dalam Arsitektur

Arsitektur kontemporer sendiri diartikan sebagai langgam arsitektur yang

memperhatikan kekinian. Yulianto Sumalyo dalam bukunya yang berjudul Arsitektur

Modern menerangkan perkembangan arsitektur pada akhir abad XX yang merupakan

zaman globalisasi dimana industri negara sudah semakin maju dan kemudian

meningkat menjadi zaman industri-informatika yang semakin kompleks. Kadang-

kadang pengelompokan dan pemberian bentuk suatu gedung baru, tidak dapat

mengikuti kecepatan perkembangannya. Berbagai gedung tinggi dan “gedung pintar” di

Jakarta juga cukup banyak yang termasuk dalam kategori tidak dapat dikelompokan

dalam suatu aliran arsitektur, atau sebaliknya berbagai aliran arsitektur seperti

misalnya Cubism, Monumentalisme, Art-Deco, Post-Modernism tercakup di dalamnya.

Sedangkan menurut Andra Matin, kontemporer diartikan sebagai arsitektur kini.

Karena menurut Andra Matin, dalam merancang ia selalu berubah agar setiap

rancangannya dapat terus berkembang, ada sesuatu yang baru dan memiliki ide segar.

Arsitektur kontemporer dapat juga diartikan sebagai arsitektur yag mengadopsi isu-isu

kekinian.

Dari segi gaya dan bentuk, arsitektur kontemporer yang merupakan bagian dari

postmodern merupakan budaya tandingan (counter culture) dari arsitektur modern.

Sebagai respon dari kebosanan akan arsitektur modern yang isotropis, homogen,

monoton, anti ornament, anti metafora, anti humoris, mono simbolik dan berestetika

mesin maka lahirlah arsitekur postmodern dengan perwujudan gaya kontemporer yang

mengutamakan elemen gaya hibrida (ketimbang yang murni), komposisi paduan

(ketimbang yang bersih), bentuk distorsif (ketimbang yang utuh), ambigu (ketimbang

yang tunggal), inkonsisten (ketimbang yang konsisten), serta kode ekuivokal

(ketimbang monovokal). (Complexity and Contradiction in Arch, Robert Venturri)

Dari segi konsep, arsitektur kontemporer memiliki konsep metafora, historitas,

ekletisme, regionalisme, adhocism, semantik, perbedaan gaya, pluralism, sensitivisme,

ironisme, parodi dan tradisionalisme. Selain itu juga memiliki sifat-sifat

hibrida,kompleks, terbuka, kolase, ornamental, simbolis dan humoris. Ciri khas yang

paling menonjol dari arsitektur kontemporer adalah double coding, yaitu memuat kode

dan gaya yang berbeda dalam satu bangunan. Merupakan campuran eklektis antara

tradisional/modern, popular/tinggi, barat/timur, sederhana/kompleks. (The Language

of Postmodern Architecture, Charles Jenks).

Page 38: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐19 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Contoh karya arsitektur postmodern bergaya

kontemporer dapat terlihat jelas lewat Imatra

(Vouksennsiska Church) yang di desain oleh Hugo

Alvar Henrik Aalto. Aalto, berasal dari Finandia,

merupakan salah satu arsitek yang berpengaruh pada

abad 20, mengkombinasikan bangunan rancangannya

dan furnishings clear functionalism dengan bentuk

yang tidak biasa dan kadang justru berlawanan

dengan funGsionalisme itu sendiri. Karya terkenalnya

yang lain adalah Baker House (1947), Villa Mairea

(1938-39), Synatsallo Town Hall (1950-1952), dll.

Imatra merupakan salah satu karya terbaik dari

Aalto. Rancangan Aalto untuk gereja ini juga tidak

seperti lazimnya gereja-gereja yang ada. Kombinasi

lengkungan-lengkungan bagian dari kurva dan garis-

garis lurus satu dengan yang lain tidak sejajar seperti

bangunan lainnya, sehingga menghasilkan bentuk

denah yang tidak teratur.

Dinding dari susunan tersebut membentuk

bidang, bidang kontras satu dengan lainnya, pada

ruang dalam dinding dengan denah tak beraturan

tersebut, ke depan dimana terdapat altar semakin

mengecil. Disini dapat dilihat ciri khas post-modern

space dimana kombinasi komponen bangunan, adalam

hal ini dinding, dapat menghasilkan penciptaan serta

pembentukan ruang yang terkomposisi dengan unik.

Ciri Aalto yang sederhana tapi berbeda dengan

bangunan lain juga dapat ditemukan pada bangunan

ini.

Dari sisi eksterior, Imatra sangat terlihat tidak

lazim untuk ukuran sebuah gereja atap-atap

melengkung miring dengan ketinggia yang berbeda

mendominasi point of interest dari bangunan ini. Kalau

dicermati memang agak aneh dan tidak mendukung

fungsinya sebagai gereja. Tapi, memang itulah ciri dari arsitektur post-modern, dimana

karya arsitektur bukanlah sebagai produk massal.

Gambar 2.12 Interior Imatra Sumber: Microsoft Encarta Reference Library

Gambar 2.13 Eksterior Imatra Sumber: Microsoft Encarta Reference Library

Gambar 2.14 Interior Guggenheims Gallery Sumber: Microsoft Encarta Reference Library

Page 39: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐20 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Yang lainnya adalah desain Guggenheims Gallery Space di New York karya arsitek

terkenal Fank Lloyd Wright. Disini diperlihatkan desain spiral setinggi enam lantai

dimana terdapat skylight berkaca besar diantara tengah-tengah spiral tersebut yang

menyinari setiap karya seni yang dipajang di setiap lantainya.

Dapat dipahami pendesainan bentuk spiral ini merupakan pengekspresian dari

tujuan pembentukan ruang tersebut sebagai galeri seni yang menuntut bentuk ruang

yang dinamis, unik serta yang terpenting juga dapat menonjolkan karya-karya seni yang

dipamerkan di dalamnya.

Terakhir adalah karya Robert Venturi

Architecture Firm, yaitu Venna Venturi House

yang terletak di Pennsylvania. Sebuah rumah

yang mencerminkan sebuah bentuk yang

fungsional dimana nilai keindahan justru

tecipta dari pengekspresian ruang di dalamnya.

Ruang yang menuntut kesederhanaan dan

fungsi semata sehingga menghasilkan bentuk

yang simple dan tidak bertele-tele tetapi tetap

memiliki nilai estetika.

E. Tinjauan Kota Yogyakarta

E.1. Keadaan Geografis dan Klimatologis

Kota Yogyakarta secara umum terletak 7° 49' 26" - 7° 15' 24" Lintang Selatan

dan 110° 24' 19" - 110° 28' 53" Bujur Timur.

Yogyakarta terdiri dari 14 Kecamatan and 45

Kelurahan dengan luas total area 32.5 km² atau

1.2% dari luas total Provinsi DIY Yogyakarta.

Kotamadya Yogyakarta memiliki ketinggian 25

sampai dengan 200 m diatas permukaan laut

dengan tingkat kemirinagn 0 – 2%.Kontur paling

curam dapat ditemukan pada bantaran kali Code

dan Winongo. Temperatur rata-rata berkisar antara

26,6°C sampai dengan 28,8°C sedagkan

temperatur minimum mencapai 18°c dan

temperatur maksimum dapat mencapai 35° C.

Kelembapan udara rata-rata adalah 74% dengan kelambapan minimum 65% dan

kelambapan maksimum 85%.

Gambar 2.15 Venna Venturi House Sumber: Microsoft Encarta Reference Library

Gambar 2.16 Peta Kotamadya Yogyakarta Sumber: Atlas Yogyakarta, DPU DIY

Page 40: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐21 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Curah hujan bervariasi antar 33mm sampai dengan 496mm. Curah hujan diatas

300mm terjadi pada bulan Januari, Februari dan April. Curah hujan tertinggi yaitu

496mm biasa terjadi pada bulan Februari dan curah hujan terendah berkisar antara

3mm smpai dengan 24mm terjadi pada bulan Mei sampai Oktober. Curah hujan

tahunan rata-rata adalah 1855mm.

Secara administrasi, Kotamadya Yogyakarta berbatasan dengan Kabupaten

Kulonprogo dan Kabupaten Magelang di sebelah Barat, Kabupaten Klaten di Sebelah

Timur dan Utara serta Kabupaten Bantul di sebelah Selatan.

E.2. Potensi Kota Yogyakarta

Yogyakarta identik sebagai kota dengan identitas seni dan budaya yang kental.

Dengan banyaknya perguruan tinggi yang mengkhususkan studinya di bidang seni

ditambah dengan karakteristik masyarakat Yogyakarta yang kritis tapi mau menerima

perubahan menjadikan kota ini memiliki iklim yang sangat kondusif untuk berkesenian.

Munculnya komunitas-komunitas seni, sanggar, galeri serta museum-museum seni

menandakan pesatnya perkembangan berkesenian di kota ini.

Yogyakarta mempunyai potensi yang cukup besar dalam bidang budaya,

pariwisata dan perdagangan, dan secara umum potensi kota Yogyakarta saat ini

digambarkan sebagai berikut:

a. Sosio Kependudukan

Seiring bertambahnya laju pertumbuhan penduduk akan diikuti juga dengan

pertumbuhan laju ekonomi dan bisnis yang semakin gegas. Dengan demikian akan

pendapatan perkapita akan semakin meningkat.

Yogyakarta sebagai salah satu kota yang paling terkenal di Indonesia mulai menjadi

pusat berbagai macam kegiatan, baik yang berskala lokal, regional, nasional atau

bahkan intenasional tidak terlepas dari hal tersebut. Yogyakarta mempunyai tingkat

laju pertumbuhan penduduk terhitung antara tahun 2000-2005 sebesar 1,87

persen serta pertumbuhan ekonomi dan bisnis sebesar 3,97 persen pada tahun

2006 dan 4,46 persen dari tahun 2007 saja.1

Semakin maju tingkat kehidupan masyarakat, maka mereka semakin menuntut

adanya kelengkapan pada fasilitas untuk memenuhi aktivitas kehidupan sehari-hari,

seperti kebutuhan fasilitas informasi, transportasi, hiburan, rekreasi, dan

sebagainya.

                                                            1 Badan Pusat Statistik Kota Yogyakarta, Kota Yogyakarta Dalam Angka, 2008

Page 41: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐22 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

b. Sosial dan Budaya

Yogyakarta merupakan kota yang unik dimana peleburan multikultural terjadi secara

aman tanpa adanya gesekan-gesekan sosial yang berarti. Masyarakat yang multi

budaya dan multi ras dapat hidup bedampingan dengan masyarakat asli tanpa

masalah. Masyarakat Yogyakarta yang masih menjunjung tinggi kebudayaan aslinya

dapat menerima pemikiran serta kebudayaan baru yang dibawa pendatang,

sedangkan pendatang dapat mengapresiasi dan menghargai kebudayaan asli

Yogyakarta dengan bijak. Akulturisasi ini yang menyediakan peluang untuk

berkembangnya jenis-jenis kesenian yang baru misalnya seni urban.

c. Sarana dan Prasarana

Sebagian besar penyediaan prasarana dasar kota saat ini belum mampu

menjangkau seluruh wilayah kota. Kebutuhan akan listrik telah cukup mampu

menjangkau seluruh wilayah kota. Saat ini telah dilakukan penambahan kapasitas

dan peningkatan pelayanan dengan bantuan pemerintah dan pihak luar. Sementara

dari segi transportasi, akses menuju beberapa bagian utama kota sudah dapat

dicapai dengan TransJogja.

d. Pariwisata

Yogyakarta sebagai kota seni dan budaya memiliki banyak objek wisata seni dan

wisata budaya yang menarik untuk dikunjungi. Pada hakekatnya, seni budaya yang

asli terdapat di lingkunggan kraton dan daerah disek itarnya. Sebagai bekas suatu

Kerajaan yang besar, maka Yogyakarta memiliki kesenian dan kebudayaan yang

tinggi dan bahkan merupakan pusat sumber seni budaya Jawa. Hal ini dapat kita

lihat dari peninggalan seni-budaya yang dapat kita saksikan pada monumen-

monumen peninggalan sejarah seperti candi-candi, istana Sultan, tempat-tempat

lain yang masih berkaitan dengan kehidupan istana, museum-museum budaya serta

galeri kesenian. Beberapa contoh objek wisata budaya yang terkenal adalah:

Museum Sonobudoyo (merupakan museum budaya yang lengkap setelah Museum

Pusat Jakarta), Museum Sri Sultan HB IX, Museum Kereta & Kraton. Sedangkan

contoh objek wisata kesenian yang menarik dikunjungi antara lain adalah : Museum

Batik Ullen Sentalu, Museum Batik, Museum Affandi, Galeri Seni Rupa Tembi,

Museum Wayang "Kekayon", Rumah Seni Cemeti. Banyaknya objek wisata di

Yogyakarta membawa Yogyakarta menempati peringkat kedua setelah Bali sebagai

kota tujuan wisata, karena hal itu pula pada akhir April 2001 slogan "Jogja Never

Ending Asia" ditetapkan sebagai brand image dunia pariwisata.

Page 42: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐23 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

E.3. Perkembangan Seni Urban di Yogyakarta

Yogyakarta merupakan kota dengan perkembangan seni urban yang paling pesat,

hamper menyamai Bandung dan jelas telah melewati Jakrata yang lebih plural dan

metropolitan. Bila di kota lain penggiat seni urban masih bergerilya dan sembunyi-

sembunyi dalam berkesenian, Yogyakarta selangkah lebih maju dengan adanya

dukungan pemerintah dan apresiasi masayarakat yang positif dalam menyikapi konten

yang terkandung dalam seni urban. Dipelopori oleh komunitas Apotik Komik yang

terbentuk pada tahun 1997 dan memulai aktifitasnya dengan menghadirkan seni

visual pada dinding-dinding kayu di pinggir jalan, komunitas seni urban di Yogyakarta

mulai menunjukan eksistensinya melalui perhelatan-perhelatan seni baik yang

berskala regional maupun internasional hasil kolaborasi dengan seniman urban dunia.

Berikut indikasi pesatnya perkembangan seni urban di Yogyakarta:

a. Munculnya Komunitas-komunitas Seni Urban Baru

Setelah eranya Apotik Komik Yogyakarta tidak kehilangan komunitas-komunitas seni

urban, bahkan komunitas-komunitas baru mulai terbentuk dan aktif melakukan

kegiatan berkesenian sampai sekarang. Berikut beberapa komunitas seni yang

berperan besar dalam perkembangan seni urban Yogyakarta:

• Daging Tumbuh (DGTMB)

Daging Tumbuh (DGTMB) diperkenalkan pertama kali kepada publik sebagai

komik underground. Digagas dan dikembangkan oleh Eko Nugroho. Dengan

konsep melawan arus utama, DGTMB menerapkan sistem kontribusi terbuka.

Siapa saja bisa mengisi dan berekspresi dengan bebas tanpa adanya proses

seleksi atau kurasi. Sebagai media independen, DGTMB dipasarkan melalui

jaringan pasar independent pula.

Hingga kini DGTMB sudah mencapai 12 volume tan telah melibatkan 200

seniman seperti Terra Bajraghosa, Eko Dydit “Codit”, Beng Rahardian, Wedhar

Riyadi, Agung Kurniawan. Eddie Hara dan Mella Jaarsma serta beberapa dari

Singapura, Belanda, Jepang, Swiss, Spanyol dan Malaysia.

• Tumor Ganas

Tumor Ganas adalah singkatan Tuntutan Moral Grafis Nasional yang berdiri pada

tahun 2001. Ini merupakan komunitas seni grafis mahasiswa Institut Seni

Indonesia (ISI) angkatan 2000. Mulanya beranggota 29 orang dan terus

berkurang. Terakhir 15 orang saja yang tetapa konsisten berkesenian dan

membesarkan nama komunitas. Komunitas ini diketuai Haryo T.B. Aktivitasnya

tidak sebatas grafis, tapi juga media lain sperti mural, performance, instalasi dan

music. Beberpa kali Tumor Ganas juga mengadakan workshop, diskusi dan

Page 43: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐24 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

menjadi mentor di beberapa tempat serta menerbitkan bulletin Seni Grafis

bernama Tumo Ganas Media. Terakhir memasuki tahun 2005, komunitas ini

vakum.

• Performace Factory

Performance Factory didirikan pada 10 November 1998. Komunitas ini berawal

dari proyek pribadi Muhammad Marzuki dengan teman terdekatnya AG Kus

Widananto dan Ugoran Prasad. Sesuai dengan namanya, Performance Factory

adalah kelompok yang memproduksi ide-ide keatif seni pertunjukan. Kelompok

ini tidak pernah membatasi wilayah jelejah keseniannya dalam satu bidang seni

pertunjukan seperti performance art, musik, theater, video art, seni rupa pubik,

multimedia atau yang lainnya. Kelompok ini menjadi semacam company art

project yang kemudian mengorganisir beberapa kegiatan seni.

• Jogja Mural Forum

Didirikan pada tahun 2006 dan merupakan komunitas yang terdiri dari para

pemerhati, seniman maupun anak muda yang tertarik dengan seni mural. Visi

dari Jogja Mural Forum adalah menjadikan mural menjadi sarana pendidikan seni

bagi publik kota. Sarana pendidikan ini tidak hanya terbatas pada teknik seni

visual tapi yang lebih penting bagaimana warga kota dapat menggali

permasalahan di sekitarnya dan mengemasnya menjadi sbuah pesan-pesan

visual yang menarik. Adapun yang prinsip-prinsip yang menjadi dasar bagi

komunitas Jogja Mural form adalah memposisikan seni ruang publik sebagai cara

masyarakat mengeskpresikan gagasannya.

Selain komunitas-komnitas diatas masih banyak komunitas-komunitas seni lain

yang bergerak di ranah seni urban, seperti SSM, komikkukan, YORC, Geber

Modus Operandi dan Garden of the Blind.

b. Semakin Maraknya Acara dan Festival-festival Seni

Untuk dapat menampilkan dan menyajikan seni kepada mesyarakat serta

memberikan kesempatan bagi seniman untuk berdialog kepada masyarakat melalui

karya seninya maka diadakanlah festival seni. Festival seni ini biasanya bersifat

rutin tahunan, selain itu ada pula acara-acara yang bersifat kondisional. Beberapa

festival seni tahunan di Yogyakarta mulai memasuki ranah-ranah urban sebagai isu

kontemporernya. Berikut festival seni rutin yang diadakan di Yogyakarta.

Page 44: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐25 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

• Biennale Jogja

Biennale Jogja berawal pada tahun 1983 ketika

Taman Budaya Yogyakarta bersama Himpunan

Senirupawan Yogyakarta menggelar pameran seni

rupa bertajuk “Biennale Jogja”. Kala itu istilah

Biennale Jogja belum merujuk nama pagelaan

resmi seperti sekarang. Sejak berlangsung

pameran tersebut, beberapa seniman mulai

mencanangkan agenda rutin untuk aktifitas seni

rupa. Dan pada tahun 1988 digelar Biennale Jogja.

Konsep pameran lukisan berlanjut sampai tahun

1992. Tawaran variatif muncul pada tahun 1994.

SEni patung dan instalasi terakomodasi. Dua

biennale setelahnya dilakukan dengan model nyaris serupa. Pada Biennale Jogja

ke-7, muncul dengan tawaran sebagai pamean seni rupa mutakhir.

Biaenale Jogja merupakan pagelaran periodik yang diselenggarakan Taman

Budaya Yogyakarta. Terhitung dari pertama kali diadakan, kegiatan ini sudah

Sembilan kali deigelar. Agenda dua tahunan tersebut terus mengalami

perkembangan signifikan dari tahun ke tahun.

• Perfomance Art Urban Festival (Perfurbance)

Perfurbance merupakan akronim dari Performance

Art dan Urban, yakni festival tahunan yang diinisiasi

Performance Klub (PK) yang diketuai oleh Iwan

Wijono. PK ialah organisasi yang memfokuskan pada

perkembangan performance art di Indonesia.

Perfurbance sebenanya festifal performance art yang

menyentuh langsung ruang-ruang publik (masyarakat

urban) di Jogja. Performance art bisa juga disebut

new media art , merupakan suatu media seni yang

muncul dikarenakan media-media seni konvensional

yang ada tidak cukup mampu menampung ide-ide

baru senimannya. Dengan kata lain, performance art

bisa menjadi media pertemuan hasil integrasi media-media konvensi yang lahir

sebelumnya. Penyelenggaraan festifal performance art di ruang publik Jogja

bermaksud mencoba mendekatkan seni kepada masyarakat.

Gambar 2.17 Instalasi Pada Biennale Sumber: biennalejogja.com

Gambar 2.18 Permonce pada Gelaran Perfurbance Sumber:perfurbance4. blogspot.com

Page 45: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐26 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Perfurbance pertama diselenggrakan pada tahun 2005 dan hingga saat ini

tercatat telah berlangsung empat kali. Pada setiap yahun tema yang diangkat

bervariasi, tergantung dari isu-isu urban terakhir.

• Festival Kesenian Yogyakarta (FKY)

Festival Kesenian Yogyakrta (FKY) adalah festival tahunan yang digelar Dewan

Kesenian Yogyakarta. FKY menampilkan aset kesenian Kabupaten serta

Kotamadya DIY dan Nusantara. Pada perkembangannya, FKY menjelma mejadi

festival bertaraf internasional melalui keterlibatan seniman-seniman

mancanegara.

Konsep FKY awalnya muncul dari perbincangan beberapa seniman Jogja setelah

menyaksikan pesta kesenian di Bali pada awal 1989. Mereka berhasrat

menerapkan pesta kesenian serupa di Jogja. Ide tersebut mendapatkan

tanggapan positif dari Dewan Kesenian Yogyakarta dan Pemerintah Daerah

Provinsi DIY., sebab tahun itu pemerintah juga mencanangkan “Tahun Sadar

Wisata”. Maka pada tahun 1989, untuk pertama kalinya pagelaran Festival

Kesenian Yogyakarta diselenggarakan.

FKY bertujuan memelihara citra Yogyakarta sebagai salah satu pusat kebudayaan

Nusantara, sekaligus menjadi daya tarik wisatawan. FKY juga bemaksud

menggeliatkan sektor ekonomi dan basis ekonomi kota yaitu industri kreatif,

wisata dan pendidikan .

Hingga kini FKY telah digelar sebanyak 21 kali atau berusia 21 tahun. FKY

biasanya diselenggarakan sekitar satu bulan dalam masa libur sekolah,pada Juni-

Juli. Setiap tahunnya FKY tampil dengan ciri dan tema berbeda.

• Jogja Art Fair (JAF)

Jogja Art Fair (JAF) awalnya adalah sebuah perhelatan seni rupa sebagai bagian

dari program Festival Kesenian Yogya (FKY) XX 2008. Tapi pada

penyelenggaraannya yang kedua JAF keluar dari rangkaian acara FKY serta

berdiri independent dan dikelola oleh Heri Pemad Art Management.

JAF digelar dengan harapan bisa menampung dan memperlihatkan berbagai

pencapaian perupa-perupa muda. Secara umum perupa muda biasanya masih

sulit untuk menembus galeri-galeri yang ada di Jogja karena tak banyak galeri

yang mau mengorbit perupa muda. Karya-karya yang ditampilkan dalam JAF

antara lain seni lukis, grafis, kriya, karya tiga dimensi, instalasi, street art,

fotografi, seni video new media art dan lain-lain.

Selain festival-festival yang disebutkan diatas masih banyak lagi festival seni yang

rutin diselenggrakan di Yogyakarta, terhitung ada Beber Seni Jogja, Gelar Seni

Page 46: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐27 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Pertunjukan Rakyat ISI Yogyakarta, Festifal Film Dokumenter Yogyakarta dan masih

banyak lain.

Acara-acara dan festival seni--khususnya mengangkat seni urban—yang bersifat

kondisionlal natara lain Kode Pos Art Project yang digagas oleh JMF dengan

melibatkan masyarakat, Mural Masuk Kampung, Revitalisasi Kali Code, Sign Art,

Kampung Sebelah Art Project, Midnight Live Mural Project, Project Homesick, Local

Genius Ortodok dan pada puncaknya adalah degelarnya acara Midnight Live Mural

Project.

c. Dukungan Pemerintah Terhadap Perkembangan Seni Urban

Alasan utama mengapa Yogyakarta

bisa sangat berkembanga dalam

bidang kesenian dibanding daerah lain

adalah dukungan maksimal dari

pemerintah setempat. Pemerintah

setempat sadar akan potensi dan basis

ekonomi Yogyakarta salah satunya

adalah pada kesenian yang kemudian

akan memancing datangnya

wisatawan. Oleh karena itu pemerintah

Yogyakarta sangat mendukung

kegiatan berkesenian di kota tersebUt

dengan menciptakan iklim berkesenian yang kondusif, penyediaan sarana dan

prasarana, perizinan yang lebih permissive tanpa birokrasi yang rumit, pengadaan

festival-festival seni rutin dan masih banyak lagi.

Beberapa dukungan pemerintah Yogyakarta pada seni urban:

• Pemerintah Yogyakarta mendukung penuh event Midnight Live Mural Project 2003

• Lomba mural pada dinding kantor pertanian dan kehewanan kota yogyakarta

tahun 2003 yang didukung walikota Yogyakarta saat itu, H. Herry Zudianto

• Sri Sultan Hamengkubowono X yang hadir dan menutup perhelatan pameran seni

rupa bertajuk “0274 art project”, sebuah gerakan sosial dan kebudayaan yang

tergabung dalam proyek kompilasi proyek seni tanda mata mural dan Kode Pos

Sign Art oleh Jogja Mural Forum (JMF) di wilayah Yogyakarta

• Dalam website resminya, Dinas Pariwisata Yogyakarta secara tertulis dan jelas

mendukung keberadaan mural

Gambar 2.19 Gelaran Kode Pos Art Project Sumber: www.google.com

Page 47: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐28 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

d. Banyak Hadir Lembaga Pendidikan yang Memfokuskan pada Bidang Kesenian

Lembaga pendidikan merupakan garda depan bagi perkembangan seni urban di

Yogyakarta. Dari lembaga pendidikan inilah lahir intelektual-intelektual muda di

bidang kesenian yang dengan ide-ide kreatifnya melahirkan bentuk-bentuk

berkesenian yang baru. Tidak jarang mereka menjadi penggagas terbentuknya

komunitas-komunitas seni baru serta juga sebagai penyelenggara festifal-festival

seni. Lembaga Pendidikan juga berperan untuk memberikan edukasi terhadap

masyarakat tentang lahirnya jenis-jenis kesenian baru dan bagaimana cara

mengapresiasikannya.

Terkenal sebagai kota pelajar, Yogyakarta memeiliki banyak lembaga pendidikan

seni baik yang tingkat tinggi maupun menengah. Beberapa lembaga pendidkan seni

tingkat tinggi di Yogyakarta adalah ISI Yogyakarta, Akademi Seni Drama dan Film

Indonesia, Pusat Pengembangan Penataran Guru Kesnian Yogyakata, Akademi Seni

Rupa dan Desan MSD, Sekolah Tinggi Senidan Desain Visi Indonesia dan masih

banyak lagi. Untuk tingkat menengah, beberapa sekolah kejuruan mulai

memasukan bidang seni dalam kurikulumnya. Sekolah-sekolah tersebut antara lain

adalah SMK Negeri 5 Yogyakarta, SMK Negeri 3 Bantul, SMK Negeri 1 Kalasan, SMK

Negeri 2 Sewon dan masih bayak lagi.

E.4. Rencana Pemanfaatan Ruang Kota Yogyakarta

Menurut Keputusan Walikota Yogyakarta

nomor 20 tahun 2002 tentang “penjabaran

status kawasan, pemanfaatan lahan dan

intensitas pemanfaatan ruang yang berkaitan

dengan perda no 6 th 1994 tentang RUTRK

kota Yogyakarta” menjelaskan bahwa kota

Yogyakarta terbagi menjadi 6 subdistrik yaitu :

A. Kawasan Malioboro

B. Kawasan Jl.Magelang

C. Kawasan Jl.Solo

D. Kawasan Kotagede

E. Kawasan Tumbuh Cepat Umbulharjo

F. Kawasan Jl.Bantul

Gambar 2.20 Peta Pembagian Kawasan Kotamadya Yogyakarta Sumber: Atlas Yogyakarta, Dinas Pekerjaan Umum DIY

Page 48: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐29 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Dalam pembagian wilayahnya, kota Yogyakarta juga dibagi menjadi tiga kawasan

yaitu :

• Kawasan lindung, merupakan kawasan konservasi yang tidak dapat diganggu gugat

kecuali dengan kebijakan khusus yang mendetail. Kawasan ini meliputi wilayah

keraton, wilayah pemerintah dan perdagangan di Jl.Malioboro dan Ahmad Yani, dan

kawasan tugu.

• Kawasan penyangga, adalah kawasan dengan status agak bebas. Kebijakan kota

Yogyakarta menyangkut kawasan ini meliputi tata guna lahan, koefisien lantai

bangunan, dan koefisien daar bangunan ynag ketat dan mengikat. Kawasan ini

meliputi kawasan disekitar kawasan lindung dan wilayah di jalur utama pergerakan

kota. Kawasan ini benyak diperuntukkan untuk bangunan-bangunan umum.

• Kawasan bebas, adalah kawasan diluar kawasan lindung dan kawasan penyangga,

terutama diperuntukkan bagi permukiman, perdagangan dan fasilitas kegiatan

lingkungan.

Gambar 2.21 Peta Rencana Pemanfaatan Lahan Kotamadya Yogyakarta Sumber: Pemda Kotamadya Yogyakarta

Page 49: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐30 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

F. Studi Kasus GalerI Seni

F.1. Selasar Sunaryo Art Space, Bandung

Selasar Sunaryo Art Space

merupakan lembaga nirlaba yang bergerak

secara khusus di bidang pengembangan

dan pengkajian seni rupa modern dan

kontemporer sebagai dukungan terhadap

praktek kebudayaan di Indonesia secara

lebih luas. Selasar Sunaryo Art Space

secara berkala menyelenggarakan

kegiatan berupa pameran seni rupa,

pementasan seni pertunjukan, pembacaan

puisi, pemutaran film yang diikuti diskusi, seminar ataupun sarasehan yang bertujuan

untuk mengkaji dan melihat relevansi seni rupa dengan persoalan-persoalan

kebudayaan secara luas. Selasar Sunaryo Art Space juga menyelenggarakan program

edukasi publik berupa panduan tur dan program anak-anak.

Letak Selasar Sunaryo yang berada

di kawasan perbukitan sangat

menentukan pola peletakan fungsi massa

bangunan yang mengisi ruang seluas

5000m2 dengan tingkat kemiringan

sekitar 20-40%. Maka dalam

perancangannya dilakukan pemisahan

massa bangunan berdasarkan

pengelompokan fungsi aktifitas. Berikut

pengelompokan massa bangunan di

Selasar Sunaryo berdasarkan fungsinya :

a. Fungsi Bangunan Utama, dengan dimensi sekitar 8,4x22 m2 yang terdiri atas tiga

lantai yang berbeda dengan split level yang memanfaatkan pola kontur eksisting.

b. Fungsi Bangunan Penunjang, yang terdiri atas dua lantai yang berbeda dengan

split level.

c. Ruang Amphiteater terbuka berbentuk setengah lingkaran dengan diameter sekitar

20m dari lingkar luar amphiteater dan 10m dari lingkar luar panggung.

Konsep sirkulasi cenderung menggunakan pola linier yang mengusung pola

ruang yang menerus. Citra bangunan menampilkan image ‘modern abstrak’ yang

menjadi ekspresi karya-karya seni kontemporer dari Sunaryo. Tampilan interior tidak

Gambar 2.22 Entrance Selasar Sunaryo Sumber: www.selasarsunaryo.com

Gambar 2.23 Interior Selasar Sunaryo Sumber: www.selasarsunaryo.com

Page 50: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐31 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

menonjol dan cenderung netral untuk lebih menonjolkan karya-karya seni yang

dipamerkan di dalamnya.

Sebagian besar koleksi Selasar Sunaryo Art Space terdiri dari karya-karya patung,

lukisan, instalasi, drawing dan cetakan grafis dari Sunaryo sebagai koleksi utama yang

dipamerkan secara permanen. Di samping itu Selasar juga memiliki koleksi permanen

terpilih yang didapatkan dari donasi dan pinjaman, antara lain: A. Sadali, Haryadi Suadi,

Umi Dachlan, Srihadi, G. Sidharta, Rita Widagdo, T. Sutanto, Gordon Walters dan lain-

lain.

F.2. Rumah Seni Cemeti, Yogyakarta

Rumah Seni Cemeti/Cemeti Art House terletak di . D.I. Panjaitan no.41

Yogyakarta. Galeri seni kontemporer ini dikelola oleh Yayasan Seni Cemeti yang aktif

mengadakan berbagai pameran seni kontemporer yang diadakan secara periodic.

Rumah Seni Cemeti sejak 1988 telah secara aktif memamerkan dan

mengkomunikasikan karya dari seniman-seniman kontemporer baik dari Indonesia

maupun dari mancanegara. Setiap tahun diselenggarakan paling sedikit sebelas proyek

pameran. Baik pameran tunggal, pameran kelompok, seni pertunjukkan, site specific

maupun happening art, diskusi, presentasi slide serta perbincangan seniman.

Bangunan Rumah Seni Cemeti ini bergaya arsitektur vernakular. Hal ini terlihat

pada ruang lobby penerima yang bergaya joglo yang mencirikan bangunan tradisional

jawa. Dari ruang penerima ini pengunjung digiring menuju ke ruang pamer melewati

sebuah ruang selasar dengan salah satu sisi yang terbuka. Terdapat sebuah tanman

hijau kecil berukuran kurang lebih 25 m2 pada sebelah sisi yang terbuka pada

selasar. Di sisi sebelah kanan terdapat ruang penunjang berupa lavatory dan pantry

serta stockroom. Terdapat ceruk dinding yang berisi display buku dokumentasi

Gambar 2.24 Aksonometri Rumah Seni Cemeti Sumber: Allembina Construction Intelligence

Page 51: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II‐32 

 

BAB II Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

seniman dan kegiatan yang dilakukan oleh Rumah Seni Cemeti yang berada di sisi

kanan dan kiri pitu stockroom.

Ruang Pamer berukuran 105 m2 dengan konsep ruang yang semi terbuka yang

salah satunya menghadap selasar yang menghubungkannya ke ruang lobby penerima.

Ruang pamer dilengkapi dengan sistem

pencahayaan alami dari bukaan atap dan

sistem pencahayaan artifisial dari lampu sorot.

Selain itu juga terdapat suplay listrik dari stop-

kontak untuk suplay listrik karya seni instalasi

yang memputuhkan listrik sebagai energi

penggerak mekanik atau pada kasusu video

art. Finishing dinding ruang pamer menggunakan warna putih netral tanpa

ormnamentasi. Plafond dibiarkan tanpa finishing untuk pencahayaan alami yang

merata pada seluruh ruang pamer. Sedangkan finishing lantai dari ubin dengan warna

krem merata dari ruang penerima hingga ruang pamer.

 

Gambar 2.25 Interior Rumah Seni Cemeti Sumber: www.Alambina.net

Page 52: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-1

BAB III Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Banguan Kontemporer

[BAB III] GALERI SENI URBAN YOGYAKARTA YANG DIRENCANAKAN

A. Pengertian

Galeri seni yang menjadi wadah bagi seluruh elemen masyarakat Yogyakarta pada

khususnya untuk dapat mengekspresikan semangat urbannya malalui karya seni juga

sebagai ruang publik alternatif dengan kekhasan pada pencitraan bentuk bangunan

kontemporer

B. Tujuan

Sebagai wadah untuk dapat berkesenian secara bebas serta memberikan edukasi di

bidang seni bagi masyarakat kota Yogyakarta. Selain itu juga menjadi ruang alternatif

yang bersifat publik dimana memberikan peluang terjadinya dialog-dialog dan interaksi

yang positif diantara msyarakat kota Yogyakarta

C. Fungsi, Motivasi dan Peranan Galeri Seni Urban

1. Fungsi

Fungsi Galeri Seni Urban yaitu sebagai wadah dan ruang bagi masyarakat,

khususnya masyarakat urban, untuk untuk dapat mengekspresikan semangat

urbannya malalui karya seni baik secara visual maupun seni pertunjukan juga sebagai

ruang publik alternatif sehingga dapat menjadi media komunikasi seni bagi para

seniman melaui karya seninya serta mampu menjembatani hubungan dan memotong

jarak antar seniman dengan karyanya, maupun antara seniman dan masyarakat.

2. Motivasi

• Dari segi kebijaksanaan pemerintah

Adanya program pemerintah dalam pelestarian dan pengembangan dunia seni,

serta semakin berkembangnya hubungan pertukaran informasi dan pengaruh

budaya internasional.

• Dari segi pengamatan masyarakat

Terciptanya ruang publik alternatif dan komunitas baru bagi masyarakat dalam

kaitannya dengan dunia seni urban, dimana masyarakat dapat mengekspresikan

ekspresi estetisnya melaui seni dan belajar mengapresiasi karya seni dengan

benar.

• Dari segi seniman dan komunitas seni

Kebutuhan bagi adanya media penyaluran pengembangan kreatifitas seniman

yang. Serta kebutuhan akan adanya media komunikasi dengan masyarakat,

Page 53: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-2

BAB III Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Banguan Kontemporer

dengan tujuan untuk mendapatkan apresiasi dan hubungan langsung dengan

masyarakat.

• Dari segi pemeliharaan dan pengembangan dunia seni

Memberi kemudahan bagi lembaga pemerintah dalam memantau

perkembangan seni khususnya di Yogyakarta. Adanya kebutuhan untuk

penyebarluasan kegiatan seni di ruang publik dan kerjasama dengan lembaga-

lembaga lain secara luas, mass media, organisasi sosial, dan bahkan institusi

internasional.

3. Peranan

• Sebagai wadah bagi masyarakat untuk mengekspresikan eksprsi estetisnya

melalui seni urban

• Sebagai ruang publik alternatif bagi dunia seni dan tempat rekreasi alternatif bagi

masyarakat

• Sebagai media komunikasi komunitas seni

• Memangkas jarak antar sesama seniman dari seni urban dengan karyanya, serta

antara seniman dengan masyarakat

• Sebagai sumber informasi dan pendidikan serta penelitian dunia seni

• Sebagai alat/media edukasi kepada masyarakat mengenai seni urban dan seni

baru lainnya

D. Lingkup Pelayanan

Galeri Seni Urban merupakan wadah pengembangan dan penelitian terhadap

perkembangan seni urban secara luas, yang berbentuk ruang publik dan membuka

kesempatan-kesempatan untuk adanya komunikasi dan pertukaran pengetahuan

diantara komunitas seni dan masyarakat. Sebagai hasilnya merupakan konsumsi bagi

masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya pada khususnya dan masyarakat Indonesia

pada umumnya. Galeri Seni Urban mempunyai skala pelayanan pada lingkup regional

dan nasional, serta tidak menutup kemungkinan untuk adanya hubungan pertukaran

informasi dan pengetahuan dengan dunia internasional.

E. Status Kelembagaan

Merupakan lembaga swasta independent yang pengelolaan organisasinya dilakukan

oleh kalangan seniman dan pewakilan warga masyarakat

Page 54: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-3

BAB III Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Banguan Kontemporer

F. Pengelola Galeri Seni Urban

Untuk kelancaran sistem pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan dalam Ruang Seni

Kontemporer, maka struktur organisasi dari wadah ini dibentuk sedemikian rupa:

G. Kegiatan yang Diwadahi

Jenis kegiatan yang akan diwadahi pada Galeri Seni Urban yang direncanakan

berdasarkan jenis kegiatan utama terdiri atas:

1. Kegiatan Pengembangan, yang kemudian dibagi menjadi:

• Kegiatan Informasi, yaitu kegiatan pemberian dan pertukaran informasi yang

berhubungan dengan seni urban dan seni pupuler lainnya.

• Kegiatan Pertunjukan dan Pemutaran Film, yaitu kegiatan pertunjukan seni dan

pemutaran film yang berkaitan dengan isu kontemporer perkotaan baik

dokumenter maupun fiksi dan lingkupnya. Kegiatan ini dapat diadakan baik untuk

untuk umum maupun untuk pengunjung terbatas.

• Kegiatan Pameran, yaitu kegiatan pameran karya-karya seni urban dan seni

pupuler lainnya. Yang menjadi objek pameran merupakan hasil karya seni rupa

visual.

• Kegiatan pertunjukan, yaitu kegiatan pertunjukan performance art dari seni urban,

dapat dilakukan di dalam maupun di luar ruangan

Dokumentasi dan

Kepustakaan

Litbang Teknologi Informasi

Kurator Pelaksana

Harian

Front Desk

Officer

Koordinator Commercial

Area

Koor. Perawatan & Rmh Tangga

Koor. Keamanan

Manajer Program Manajer Informasi dan Penelitian

Manajer Keamanan dan Perawatan

Dewan Pertimbangan Kuratorial

Direktur

Wakil Direktur Manajer Administrasi

dan Keuangan

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Galeri Seni Uban Sumber : Analisa Pribadi

Page 55: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-4

BAB III Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Banguan Kontemporer

• Kegiatan penciptaan karya seni, yaitu kegiatan penciptaan suatu karya seni. Sesui

karakteristik seni urban, kegiatan ini dimulai dari diskusi dan brainstoming,

eksplorasi content dan eksekusi.

• Kegiatan Diskusi Umum/Terbuka, yaitu kegiatan diskusi umum terkait dengan

seni urban dan isu kontemporer yang sedang berkembang. Kegiatan ini dapat

diikuti oleh seniman, pengamat dan masyarakat umum. Termasuk dalam diskusi

ini yaitu kegiatan peluncuran buku, pembicaraan seputar seniman kontemporer

dan karyanya, pemutaran film, dan lain sebagainya.

2. Kegiatan Studio Workshop, yang bertujuan untuk pelatihan dan sarana bagi

seniman untuk secara langsung memperkenalkan kepada masyarakat proses

penciptaan karya seni urban, sehingga masyarakat umum dapat lebih memahami

jenis dan kegiatan seni urban. Kegiatan ini berbentuk sebagai kegiatan pelatihan

terbuka, untuk umum dan bersifat non-formal yang diadakan dengan jadwal khusus

yang dapat diikuti oleh peserta dan pengunjung yang berminat.

3. Kegiatan Pengelolaan, yaitu kegiatan administrasi yang meliputi tata usaha,

keuangan, personalia, pemeliharaan bangunan dan kawasan, keamanan, serta

kegiatan koordinasi.

4. Kegiatan Penunjang, dibagi atas:

• Kegiatan Komersiil/Commercial Activity, yaitu kegiatan yang bersifat komersial

namun tidak berhubungan langsung dengan kegiatan jual beli karya seni.

Kegiatan ini difasilitasi oleh toko cinderamata, restauran dan coffe shop serta toko

perlengakapan seni..

• Kegiatan Pelayanan dan Servis

H. Pameran dan Koleksi

Pada umumnya lingkupan seni urban sangat luas, dengan berbagai macam bentuk

bidang yang dibedakan menurut media, material dan bentuk hasil karyanya. Secar

umum dibagi mejadi seni pertnjukan yang dipentaskan dan seni rupa yang di

pamerkan. Macam seni urban yang akan diwadahi diantaranya yaitu:

1. Kelompok seni pertunjukan (performing arts), yaitu:

• Seni tari

• Seni suara atau seni musik

• Seni theater/drama

• Seni sastra

• Performance art

Page 56: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-5

BAB III Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Banguan Kontemporer

Seni pertunjukan tersebut akan dapat dipentaskan baik secara outdoor maupun

indoor

2. Kelompok seni rupa (visual arts), yaitu:

• Seni rupa dua dimensi (mural, graffiti, grafik, fotografi, film)

• Seni rupa tiga dimensi (urban toys, patung, instalasi, pahat, ukir)

Sama halnya dngan seni pertunjukan, seni rupa tersebut juga akan dapat

dipamerkan baik secara outdoor maupun indoor

I. Pelaku Kegiatan Galeri Seni Urban

1. Pengunjung umum (masyarakat)

Kelompok ini merupakan pengunjung yang paling mendominasi. Motivasi kelompok

ini biasanya mempunyai dua arah yaitu umum (general) dan detail. Kerangka pameran

yang jelas dan didukung oleh tata pameran yang mendetail akan sangat membantu

mereka. Da juga yang memiliki motivasi untuk berekreasi dan memanfaatkan liburan

dengan aktivitas yang dapat merangsang kreativitas Dari jumlahnya, kelompok ini

dapat terdiri dari perorangan maupun rombongan. Penerangan untuk rombongan

sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses komunikasi antara pengunjung dan

benda koleksi. Untuk memenuhi minat mereka, bantuan perpustakaan yang

berhubungan dengan tema pameran benda koleksi sangat diperlukan.

2. Peneliti

Yang tergolong dalam hal ini adalah peneliti ilmiah, dan atau untuk hal-hal yang

langsung terpakai dalam kehidupan sehari-hari. Keterangan-keterangan detail dan

tepat sangat dibutuhkan oleh mereka. Biasanya kelompok ini terdiri dari perorangan,

kecuali bila sedang ada seminar yang menyangkut benda koleksi/ pameran museum.

Perpustakaan merupakan syarat mutlak bagi mereka.

3. Seniman

Merupakan tulang punggung dari kelangsungan kegiatan dari galeri seni urban ini.

Seniman berkesenian dan menciptakan suatu karya seni yang dapat berkomunikasi

dengan masyarakat sehingga menarik pengunjung yang merupakan warga masyaakat

tertarik untuk masuk dan ikut berkegiatn di galeri seni urban ini.

Kelompok ini biasanya sangat memperhatikan detail yang dipamerkan, sehingga

penerangan sangat diperlukan. Biasanya cenderung berminat terhadap pameran yang

berhubungan dengan budaya Surakarta dan pameran kontemporer yang

diselenggarakan oleh seniman lainnya.

Page 57: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-6

BAB III Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Banguan Kontemporer

4. Kurator

Bertanggung jawab akan segala macam kgiatan yang berlangsug di dalam galeri

seni urban. Terdiri dari para oang-orang yang memiliki pengetahuan lebih di bidang

seni dan bertugas mmberikan informasi bagi pegunjung, menilai dan menganalisa

suatu karya seni, menentukan metode penyimpanan dan pameran karya seni serta

mengatur dan mengoganisir acara-acara yang diadakan di galeri seni urban’

5. Pengelola

Bertugas mengelola manjemen dari organisasi galeri seni urban, terdiri dari:

• Direktur dibantu dangan Wakil Direktur

Bertanggung jawab penuh atas segala kegiatan yang berjalan galeri seni urban

• Sekretaris membantu tugas dan tanggung jawab yang dijalankan oleh Direktur

dan Wakil Direktur

• Manajer administrasi an keuangan

• Manajer program yang terdiri dari kurator pelaksana harian dan coordinator

commercial area

• Manajer informasi dan penelitian yang tediri dari dokumentasi dan kepustakaan,

front desk officer dan litbang teknologi dan informasi’

• Manajer keamanan dan perawatan yang terdiri dari koodinator perawatan dan

rumah tangga serta koordiantor keamanan.

Page 58: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-1

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

[BAB IV] PROSES PENENTUAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

GALERI SENI URBAN YOGYAKARTA DENGAN PENEKANAN PADA PENCITRAAN BENTUK BANGUNAN KONTEMPORER

A. Analisa Makro

A.1. Proses Penentuan Pemilihan Lokasi

Analisa bertujuan untuk mendapatkan lokasi dan site perencanaan di dalam

wilayah kota Yogyakarta yang sesuai untuk perencanaan dan perancangan Galeri Seni

Urban yang direncanakan serta mampu mendukung fungsi bangunan tersebut.

Kriteria pemilihan lokasi:

Area bebas banjir, berada dalam area pengembangan pariwisata seni dan

budaya serta bukan dalam lingkup area kawasan industri.

Dilalui oleh jalur utama transportasi kota, sehingga terdapat kemudahan

akses baik dari dalam kota maupun dari luar kota Yogyakarta.

Berada pada distrik fasilitas seni dan budaya

Lokasi mudah dikenal dan diingat masyarakat.

Mudah ditemukan dan mempunyai kekhasan tersendiri sebagai kawasan seni

dan budaya. Analisa:

Dari dasar pertimbangan di atas, diambil dua alternatif dan dilakukan

pengamatan terhadap kawasan terpilih. Tiga alternatif kawasan adalah Jl. Adi

Sucipto, Jl. Urip Sumoharjo dan Jl. Pangeran Mangkubumi.

Tabel 4.1 Analisa Pemilihan Lokasi

Lokasi Kesesuaian

Peruntukan

Aksesibilitas

Transportasi

Nilai Ekspos

Bangunan

Ketersediaan

Infrastruktur

Kekhasan

Daerah

Jl. Adi Sucipto Berada pada

distrik

perdagangan

Dilewati

angkutan

kota Trans

Jogja dan

bis-bis dari

dank ke arah

Solo

Tidak terlalu

tinggi

dikarenakan

tidak adanya

objek penarik

di sekitar

lokasi

Listrik, air dan

drainase

tersedia

tetapi tidak

ada fasilitas

budaya yag

mendukung

Hanya

merupakan

jalur

transporatsi

utama natar

Jogja dan

Solo

Jl. Urip Berada pada Dilewati Agak tinggi Listrik, air dan Memiliki

Gambar 4.1 Alternatif Lokasi Sumber: Analisa Pribadi

Page 59: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-2

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Sumoharjo distrik

perdagangan

angkutan

kota Trans

Jogja dan

bis-bis dalam

kota

dikarenakan

meruupakan

daerah

berkembang

dengan

banyaknya

objek khas.

drainase

tersedia

tetapi tidak

ada fasilitas

budaya yag

mendukung

kekhasan

sebgai

daerah

perdagangan

dan wisata

yang akan

berkembang

dengan point-

point

keramaian

yang terus

bertambah

Jl. Pangeran

Mangkubumi

Berada pada

distrik wisata

dan budaya

Dilewati

angkutan

kota Trans

Jogja dan

bis-bis dalam

kota serta

dekat

dengan

stasiun Tugu

Tinggi

dikarenakan

dekat

dengan

daeah

Malioboro

yang sangat

terkenal

Listrik, air dan

drainase

tersedia

dengan

banyaknya

sasilitas

wisata

budaya di

sekitar loaksi

Iconic bagi

warga Yogya

dikarenakan

dekat dengan

Sumber: Analisa Pibadi

Lokasi yang dipilih yaitu kawasan Jl. Pangeran Magkubumi. Kawasan ini terletak

di antara jalur wisata Malioboro, Keraton Yogyakarta, Taman Pintar Yogyakarta

dan sekitar Tugu, dekat dengan Stasiun Tugu sebagai noda transportasi bagi

pengunjung dari luar kota, dilewati trayek Bus Trans Jogja sebagai alternative

utama transportasi dalam kotadan merupakan daerah pengembangan pariwisata

seni dan budaya.

A.2. Proses Penentuan Pemilihan Tapak

Kriteria pemilihan tapak

Berada pada peruntukan lahan (Land-use) yang sesuai, yaitu pada peruntukan

fasilitas umum

Dilalui oleh jalur arteri sebagai akses utama memasuki kawasan Malioboro,

dan terdapat pedestrian

Dikelilingi oleh kegiatan pendukung (activity support) yang mampu mendorong

adanya kegiatan publik.

Page 60: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-3

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Ketersediaan lahan dan kemungkinan pengembangannya

Maka atas dasar filtering di atas ditentukan tapak yang terpilih adalah lahan

terbuka yang terletak pada jalan arteri utama Jl. Pangeran Mangkubumi, yang

merupakan bagian dari daerah simpul fasilitas umum terkemuka yang

berhubungan dengan kegiatan seni dan pendukungnya.

Site merupakan lahan dengan luasan ± 12.000 m2, dengan batas-batas sebagai

berikut:

− Utara : Pertokoan

− Timur : Pemukiman penduduk dengan ketinggian 2 lantai

− Selatan : Gedung Kedaung Yogyakarta.

− Barat : Jl. Pangeran Mangkubumi

Site memiliki kontur relatif datar, dengan kondisi sekitarnya berupa bangunan

dengan ketinggian satu hingga dua lantai. Suasana di sekitar site relatif ramai

dikarenakan merupakan distrik perdagangan dan pariwisata. Tetapi hal tersebut

merupakan potensi dalam pembentukan sifat ruang publik dari Galeri Seni Urban

yang direncanakan. Building Coverage disekitar kawasan adalah sekitar 50% -

75%. Dengan luas 12.000 m2, maka luas area yang akan terbangun sekitar 6000

m2 – 9000 m2, dengan ketinggian 2-3 lantai dengan tinggi bangunan maksimal

32 m sesuai dengan peraturan.

B. Analisa Mikro

B.1. Analisa Pola Kegiatan

Pola pelaku kegiatan merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang terjadi pada Gleri

Seni Urban Yogyakarta, terdiri dari kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung, urator,

seniman dan pengelola.

Pada umumnya pola kegiatan seniman tidak dapat ditentukan secara pasti

dikarenakan karakteristik dari seniman dan seni itu sendiri yang tidak terbtas oleh

waktu dan ruang gerak. Oleh karena itu pola kegiatan ditentukan sebebas mengkin tapi

tetap dengan batasan sesuai dengan jenis kegiatan yang dilakukan.

• Pola kegiatan seniman pada kegiatan pengembangan (pameran dan

pertunjukan)

Gambar 4.2 Site Terpilih Sumber: Analisa Pribadi

Page 61: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-4

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

• Pola kegiatan kurator pameran

• Pola kegiatan pengunjung pertunjukan dan pemutaran film

• Pola kegiatan pengunjung pameran

Page 62: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-5

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

• Pola kegiatan peserta diskusi

• Pola kegiatan peserta studio workshop

• Pola kegiatan seniman dan kurator studio workshop

Page 63: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-6

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

• Pola kegiatan pengelola

B.2. Analisa Peruangan

B.2.1. Analisa Kebutuhan Ruang

Analisa kebutuhan ruang didasarkan pada kegiatan yang diwadahi dan

macam pelaku kegiatan. Dengan mempelajari pelaku kegiatan, jenis kegiatan

dan macam kegiatan yang telah ditetapkan pada Galei Seni Urban Yogyakarta,

dapat ditentukan kebutuhan ruang yang perlu disediakan menurut klasifikasi

kegiatan berdasarkan jenis kegiatan, kelompok kegiatan dan sub kelompok

kegiatan yang terdiri dari:

Tabel 4.2 Penentuan Kelompok Kegiatan dan Pelaku Kegiatan

Kelompok Kegiatan Sub kelompok Kegiatan Pelaku Kegiatan

Kegiatan pengembangan Kegiatan Pameran

Kegiatan Pertunjukan dan

Pemutaran Film

Kegiatan Penciptaan Karya

Seni

Kegiatan Diskusi

Umum/Terbuka

Pengunjung

Seniman

Kurator

Gambar 4.3 Pola Kegiatan Galeri Seni Urban Sumber: Analisa Pribadi

Page 64: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-7

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Kegiatan Studio Workshop

Kegiatan Pendukung Kegiatan Komersil Pengunjung

Pengelola

Kegiatan Penunjang Perpustakaan Pengunjang

Pengelola

Kegiatan Pengelolaan Pengelola

Sumber: Analisa Pribadi

Berdasarkan pelaku dan kelompok kegiatan, maka dapat ditentukan

kebutuhan ruang sebagai berikut:

Tabel 4.3 Penentuan Kebutuhan Ruang Berdasarkan Analisa Kegiatan

Kelompok Kegiatan

Macam Kegiatan Pelaku Kegiatan

Kebutuhan Ruang

1 2 3 4 A. Kegiatan

Pengembangan

1. Kegiatan Pameran

- parkir - menitipkan barang bawaan - bertanya - menonton pameran - metabolisme

Pengunjung - area parkir - penitipan barang - front desk - r. pameran - lavatory

- parkir - memeriksa dokumen/objek pamer - memandu dan memberi informasi - metabolisme - ibadah

Kurator - area parkir - kantor kuratorial - r. pameran - lavatory - musholla

- parkir - memeriksa dokumen/objek pamer - menurunkan/memuat barang - mengelola kegiatan pameran - metabolisme - ibadah

Pengelola - area parkir - kantor pengelola - Kntor kuratorial - loading dock - r. pameran - lavatory - musholla

2. Kegiatan Pertunjukan dan Pemutaran Film

- parkir - bertanya - mendaftar/membeli tiket - menonton pertunjukan pementasan seni - menonton pemutaran film - diskusi dan evaluasi - metabolisme

Pengunjung - area parkir - front desk - amphiteater terbuka - r. audio visual - lavatory

- parkir - mempersiapkan pertunjukan/ pemutaran film - briefing - pertunjukan pementasan seni - pemutaran film - diskusi dan evaluasi - menyimpan peralatan - metabolisme

Pementas/Kru Film/ seniman

- area parkir - r. persiapan - amphiteater terbuka - r. audio visual - gudang - lavatory - r. mekanikal audiovisual

3. Kegiatan Penciptaan Karya Seni(Berkesenian)

- parkir - brainstorming dan berdiskusi - penelusuran referensi - persiapan alat - eksekusi penciptaan karya seni - diskusi dan evaluasi - metabolisme

Seniman - area parkir - perpustakaan - r. pameran - taman/amphiteater - gudang alat - lavatory

4. Kegiatan Diskusi Umum/ Terbuka

a. Diskusi Bebas - parkir - bertanya dan mendaftar - berkumpul, berdiskusi dan bertukar informasi - metabolisme

Pengunjung. Seniman, kurator

- area parkir - front desk - amphiteater terbuka - r. serbaguna - lavatory

b. Peluncuran Buku, Musik dan Film - parkir

Pengunjung. Seniman,

- area parkir - front desk

Page 65: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-8

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

- bertanya dan mendaftar - persiapan presentasi peluncuran - presentasi peluncuran - berkumpul, berdiskusi dan bertukar informasi - metabolisme

kurator - r. persiapan - taman/amphiteater terbuka - r. serbaguna - lavatory

c. Seminar - parkir - bertanya dan mendaftar - persiapan seminar - kegiatan seminar - berkumpul, berdiskusi dan bertukar informasi - metabolisme

Pengunjung. Seniman, kurator

- area parkir - front desk - r. persiapan - r. serbaguna - lavatory - taman/amphiteater terbuka

5. Kegiatan Studio Workshop

- parkir - persiapan studio workshop - mengajar teori seni kontemporer - mengajar praktek seni kontemporer - menyimpan alat - metabolisme - ibadah

Seniman dan kurator

- area parkir - kantor kuratorial - r. studio workshop - r. pameran - taman/amphiteater terbuka - gudang alat - locker - lavatory - musholla

- parkir - mendaftar - persiapan studio workshop - menitipkan barang bawaan - mengikuti kelas teori - mengikuti pelatihan praktek seni kontemporer - diskusi dan evaluasi - menyimpan alat - metabolisme

Pengunjung/ peserta studio workshop

- area parkir - front desk - r. persiapan - r. locker - r. studio workshop - r. pameran - taman/amphitear - gudang - lavatory

B. Kegiatan pendukung (Komersiil)

a. Art Shop - parkir - bertanya dan melihat-lihat koleksi - membeli koleksi - metabolisme

Pengunjung - area parkir - retail shop - kasir - lavatory

- parkir - mempersiapkan koleksi - menerima dan menurunkan barang - menyimpan barang - melayani pembeli - metabolisme - ibadah

Pengelola/ staff art shop

- area parkir - retail shop - loading dock - retail shop dan kasir - lavatory - musholla

b. restaurant/Coffee Shop - parkir - memesan minuman dan makanan - menikmati pesanan - berkumpul, berdiskusi dan bertukar informasi - membayar pesanan - metabolisme

Pengunjung. Seniman

- area parkir - bar - area duduk - kasir - lavatory

- parkir - menyimpan barang pribadi - mempersiapkan bahan minuman dan makanan - melayani pengunjung - mengelola restaurant/coffee shop - metabolisme - ibadah

Pengelola/ staff restaurant

- area parkir - locker karyawan - gudang - dapur dan bar - area duduk - lavatory karyawan - musholla

C. Kegiatan Penunjang

Perpustakaan - Parkir - Bertanya dan mendaftar - Menitipkan barang - Mencari literatur/ koleksi khusus - Membaca literatur - Mempelajari koleksi - Memanfaatkan fasilitas internet - Diskusi - Metabolisme

Pengunjung - r. katalog - area parkir - counter penerima - r. penitipan barang - r. koleksi - r. baca - R. internet - R. diskusi - lavatory

- parkir - menyimpan barang pribadi - mempersiapkan dokumen - melayani pengunjung - mengelola r. perpustakaan - mendata dan menyimpan koleksi - metabolisme

Pengelola - area parkir - locker - kantor - counter penerima - r. koleksi - lavatory - musholla

Page 66: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-9

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

- ibadah D. Kegiatan

Pengelolaan - parkir - aktivitas direktur - keg. Wakil direktur - keg. Administrasi dan keuangan - keg. manajemen program - keg. manajemen bagian informasi dan penelitian - keg. manajemen keamanan dan perawatan - komputerisasi data/arsip - rapat - ibadah - metabolisme - keg. penerimaan - keg. perawatan bangunan - keg. pengoperasian utilitas ba-ngunan - keg. Pengamanan - penyediaan fasilitas makan/ minum

- area parkir pengelola - r. direktur utama - r. tamu - r. wakil direktur - r. sekretaris - r. manajer administrasi keu. - r. staf administrasi keu. - r. manajer program - r. manajerinfo dan penelitian - r. staf dokumentasi dan

kepustakaan - r. litbang tek. informasi - r. manajer keamanan dan

perawatan - r. koor. dan staff keamanan - r. koor. dan staff perawatan

dan rmh tangga - r. arsip - r. rapat - dapur/pantry - musholla - lavatory - gudang alat kebersihan - r. genset - r. trafo - r. panel listrik - r. mesin AC - r. pompa - tangki air - gudang - r. satpam/pos jaga

Sumber: Analisa Pribadi

B.2.2. Analisa Besaran Ruang

Dasar pertimbangan/acuan dalam penentuan besaran ruang yaitu:

i) Perhitungan standard (literatur)

- Architects data, Ernerst Neufert (NAD)

- Time Saver Standart for Building Type, Joseph de Chiara & John Callender

- Building, Planning and Design Standard (BPDS)

- New Metric Handbook (NMH)

- Mechanical and Electrical Equipment for Buildings (MEE)

ii) Perhitungan studi ruang (PHS), yaitu perkiraan kebutuhan ruang dengan

pertimbangan:

- Kapasitas pemakai

- Flow

- Kenyamanan pemakai

iii) Asumsi

iv) Studi kasus/ Studi banding (SB)

Disamping itu sebagai dasar pertimbangan penentuan besarnya sirkulasi/flow

gerak yang dibutuhkan masing-masing ruang, dengan pertimbangan aktivitas

Sumber: Analisa Pribadi

Page 67: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-10

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

dalam ruang dengan dimensi alat gerak yang digunakan serta flow gerak atas

dasar tujuan tuntutan dan karakter kegiatan, ditentukan sebagai berikut:

• 5%-10% = standart minimum

• 20% = kebutuhan keleluasaan sirkulasi

• 30% = tuntutan kenyamanan fisik

• 40 % = tuntutan kenyamanan psikologis

• 50% = Tuntutan spesifik kegiatan

• 70%-100% = Keterkaitan dengan banyak kegiatan

Proses penentuan besaran ruang yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.4. Perhitungan Besaran Ruang dan Program Ruang

a. Area Kegiatan Utama (Pengembangan)

NAMA RUANG PENDEKATAN JUMLAH/

KAPASITAS KETERANGAN PERHITUNGAN TOTAL (m2)

Entrance Lobby NAD 75 org Dihitung 5% dari ruang pamer

utama 5% x 1500 m2

Flow 30% 97,50 m2

Reception & Information

NAD 5,50 m2/org 5 orang Penempatan @ 1 org utk tiap

ruang-ruang utama 5 x 5,50

Flow 20% 19,80 m2

Ruang Pamer Tetap Asumsi 1 unit Studi banding dengan ruang

pamer Selasar Sunaryo Art Space 1500,00 m2

Ruang Pamer Temporer

Asumsi @ 30% dari ruang

pamer tetap 1 unit

Studi banding dengan ruang pamer Selasar Sunaryo Art Space

(30% x 1500 m2)

450,00 m2

Ruang Audio visual SB 1 unit Studi banding dengan Selasar

Sunaryo Art Space 96,00 m2

Ruang Serba Guna

NAD 1,40 x 0,6 m2/kursi

600 kursi Studi banding dengan auditorium Taman Ismail Marzuki 600 x (1,40 x 0,6)

Flow 20% 604,8 m2

Art Garden

Asumsi 1 unit

Studi banding dengan Selasar Sunaryo Art Space

100,00 m2

Amphiteater terbuka SB 1 unit Studi banding dengan Selasar

Sunaryo Art Space 300 m2 300,00 m2

Ruang mekanikal SB 1 unit Dihitung 25% dari ruang audio

visual 25% x 96 m2 24,00 m2

Toilet umum NMH Pria: 80-100 org

4 WC 4 urinoir

2 wastafel Wanita: 80-100

org 4 WC

4 wastafel

4 x 1,80 4 x 0,40 2 x 0,54

4 x 1,80 4 x 0,54

9,88 m2

9,36 m2

Gudang barang koleksi SB 1 unit Dihitung setengah luasan ruang

persiapan 40,00 m2

Gudang alat SB 1 unit Dihitung setengah luasan ruang

persiapan 40,00 m2

Kantor kurator & staff ahli

Asumsi 1 unit, 3 orang

Kurator = 1 org Staff ahli = 2org 50,00 m2

LUAS 3343,34 m2 Sirkulasi 30 % (untuk kenyamanan fisik)

30% x 3343,34 1002,9 m2

TOTAL 4346,24 m2

b. Kegiatan Pendukung (Komersial)

NAMA PENDEKATAN JUMLAH/ KETERANGAN PERHITUNGAN TOTAL (m2)

Page 68: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-11

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

RUANG KAPASITAS Art Shop

SB 1 unit Studi banding dengan Selasar Sunaryo Art Space 60,00 m2

Area Duduk Coffee Shop

NAD 1,30 – 1,90

m2/org 150 orang

Estimasi tersedia 30-40 meja @ 4 org 150 x 1,90

Flow 40% 399,00 m2

R. Counter Kasir NAD 5,50 m2/org

1 unit, 2 orang

2 staff penjaga kasir, 1 org utk art shop, 1 org utk coffee shop

2 x 5,50 Flow 10% 12,00 m2

Dapur & Bar PHS 1 unit Studi banding dengan

McDonald’s Cafe 50,00 50,00 m2

Gudang Kering

PHS 1 unit Setengah dari luasan dapur & bar 25,00 25,00 m2

Gudang Basah

PHS 1 unit Setengah dari luasan dapur & bar 25,00 25,00 m2

R. Manager Commercial Area NAD 1 unit

Ruang kerja untuk 1 org manager dengan kegiatan pengelolaan area komersiil

25,00 Flow 20% 30,00 m2

R. Staff Commercial Area PHS 1 unit, 10

orang Dihitung 10% dari total luasan area coffee shop 10% x 399,00 39,90 m2

Toilet + Locker Karyawan

NAD

2 unit, unit pria & unit

wanita

Dihitung masing-masing setengah dari luasan ruang kerja staff 2 x 26,6 53,20 m2

Toilet umum NMH Pria: 21-30 org

2 WC 2 urinoir

2 wastafel Wanita: 21-30 org

2 WC 2 wastafel

2 x 1,80 2 x 0,40 2 x 0,54

2 x 1,80 2 x 0,54

5,48 m2

4,68 m2

Luas

704,26 m2

Sirkulasi 30 % (untuk kenyamanan fisik)

(100-70)% x 704,26 211,28 m2

Luas Total

915,54 m2

c. Kegiatan Penunjang (Perpustakaan)

NAMA RUANG PENDEKATAN JUMLAH/

KAPASITAS KETERANGAN PERHITUNGAN TOTAL (m2)

Entrance Hall SB

Studi banding dengan Perpustakaan Pariwisata & Budaya Jakarta

30,00 m2

Counter PHS 1 unit Ruang kerja 2x2 m2, untuk 1 org

staff 4,00

Flow 10% 4,40 m2

R. Penitipan barang NAD 1 unit Kapasitas 1 org staff, lemari/rak

penyimpanan utk + 20 barang 20,00 m2

Flow 20% 24,00 m2

R. Kelas & Studio Workshop

NMH 8,00 x 12,00

m2/unit 3 unit

Dengan pertimbangan 3 jenis kelas (dewasa & seniman, remaja, anak)

3 x (8,00 x 12,00) Flow 30% 374.4 m2

R. Katalog PHS 1 unit Ruang kerja 2x2 m2, untuk 1 org

staff 4,00

Flow 20% 4,80 m2

R. Koleksi Perpustakaan

NAD 15 m2/1000 vol 3000 buku

Studi banding dengan jumlah koleksi di Perpustakaan Pariwisata & Budaya Jakarta

15 m2/1000 x 3000 Flow 30% 58,5 m2

R. Baca Perpustakaan

NAD 2,30 m2/org 60 orang Kapasitas duduk dihitung 2% dari

total koleksi perpustakaan 60 x 2,30 Flow 40% 193,2 m2

Gudang PHS Dihitung 10% dari luas ruang

koleksi 24,375 m2

Flow 20% 29,25 m2

R. Internet & Audio Visual

NAD 2,30 m2/org

10 unit komputer

Estimasi pengguna internet 10% pengunjung perpustakaan

10 x 2,30 Flow 30% 30,00 m2

Ruang Konservasi &

Restorasi PHS

Dihitung 30% dari total luas perpustakaan 30%(58,5+193,2) 75,5 m2

R. Dokumentasi & Arsip Khusus PHS Dihitung 25% dari total luas ruang

koleksi 25% x 58,5 14,625 m2

R. Mekanikal Dihitung 25% dari ruang internet

& audio visual 25% x 30 m2 7,50 m2

Toilet umum NMH Pria: 21-30 org

2 WC

2 x 1,80

5,48 m2

Page 69: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-12

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

2 urinoir 2 wastafel

Wanita: 21-30 org 2 WC

2 wastafel

2 x 0,40 2 x 0,54

2 x 1,80 2 x 0,54

4,68 m2

Luas

856,32 m2

Sirkulasi 30 % (untuk kenyamanan fisik)

(100-70)% x 856,32 256,90 m2

Luas Total

1113,22 m2

d. Kegiatan Pengelolaan

NAMA RUANG PENDEKATAN JUMLAH/

KAPASITAS KETERANGAN PERHITUNGAN TOTAL (m2)

Ruang tamu + Front Desk PHS Disamakan dengan entrance hall

pada perpustakaan 30,00 30,00 m2

R. Direktur

NAD 15,00-36,00

m2/org

1 unit, 1 orang

Diperuntukan bagi 1 orang direktur utama 35,00

Flow 30% 45,50 m2

R. Wakil Direktur (General Manager)

NAD 15,00-36,00

m2/org

1 unit, 1 orang

Diperuntukan bagi 1 orang kegiatan managerial 30,00

Flow 20% 36,00 m2

R. Sekretaris

NAD 8,00-12,00

m2/org

1 unit, 2 orang

Diperuntukan bagi 1 org sekretaris utama & 1 org asisten 2 x 10,00

Flow 20% 24,00 m2

R. Manager Administrasi &

Keuangan

NAD 8,00-12,00

m2/org

1 unit, 1 orang

Diperuntukan bagi 1 org pengelola bagian administrasi 12,00

Flow 20% 14,40 m2

R. Staff Administrasi &

Keuangan

NAD 5,50 m2/org

1 unit, 3 orang

Diperuntukan bagi 1 org koordinator & 2 org staff 3 x 5,50

Flow 20% 19,80 m2

R. Manager Program

NAD 8,00-12,00

m2/org

1 unit, 1 orang

Diperuntukan bagi 1 org pengelola program kegiatan utama

12,00 Flow 20% 14,40 m2

R. Manager Informasi & Penelitian

NAD 8,00-12,00

m2/org

1 unit, 1 orang

Diperuntukan bagi 1 org pengelola kegiatan penelitian 12,00

Flow 20% 14,40 m2

R. Staff Dokumentasi &

kepustakaan

NAD 5,50 m2/org 3 orang

Diperuntukan bagi 2 org peneliti dan 1 org pencatat 3 x 5,50

Flow 20% 19,80 m2

R. Staff Litbang Tek. Informasi

NAD 5,50 m2/org 2 orang Diperuntukan bagi 2 org staff tek.

informasi 2 x 5,50

Flow 20% 13,20 m2

R. Manager Keamanan &

Perawatan

NAD 8,00-12,00

m2/org 1 orang

Diperuntukan bagi 1 org pengelola keamanan dan perawatan fasilitas

12,00 Flow 20% 14,40 m2

R. Rapat NAD 1,50-2,00 m2/org 10 orang Dihitung tiap unit bidang diwakili

oleh 1 -2 org 10 x 2,00 Flow 20% 24,00 m2

R. Arsip PHS 1 unit Dihitung setengah dari luasan

ruang rapat 50% x 24,00 12,00 m2

R. Istirahat

NMH 6,00 x 8,20

m2/org 14 orang

Dihitung perwakilan dari tiap unit bidang dihitung kecuali Direksi 14 x (6,00 x 8,20)

Flow 20% 59,00 m2

Pantry

BPDS 14% dari R.

Makan 1 unit

14% x 49,20 6,89 m2

Gudang PHS 1 unit Disamakan dengan luasan pantry 6,89 m2

Toilet umum NMH Pria: 21-30 org

2 WC 2 urinoir

2 wastafel Wanita: 21-30 org

2 WC 2 wastafel

2 x 1,80 2 x 0,40 2 x 0,54

2 x 1,80 2 x 0,54

5,48 m2

4,68 m2

Luas

364,84 m2

Sirkulasi 30 % (untuk kenyamanan fisik) (100-70)% x 364,84 109,45 m2

Page 70: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-13

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Luas Total

474,29 m2

e. Area Kegiatan Servis

NAMA RUANG PENDEKATAN JUMLAH/

KAPASITAS KETERANGAN PERHITUNGAN TOTAL (m2)

Parkir Pengunjung Aaumsi

1400 orang peak

hour

• 15 % Menggunakan motor: 15 % x 1400 = 212 orang

• 35 % Menggunakan mobil 35 % x 1400 = 424 orang

• 50 % Menggunakan kendaraan umum

Kapasitas per unit dan jumla kendaraan: Motor: 2org/unit, 212:2 = 106 Mobil: 4org/unit, 424:4 = 106

Modul standart motor 2,5 m2/unit 106 x 2,5 = 265 m2 Sirkulasi 60%= 159m2 Modul Standart mobil 22,5 m2/unit 106 x 22,5=2385 m2 Sirkulasi 60%=1431 m2

444 m2

3816 m2

R. Panel & Trafo PHS 1 unit Asumsi = 20 m2 20,00 20,00 m2 R. Genset

PHS 1 unit Studi banding dengan Selasar Sunaryo Art Space 40,00 40,00 m2

R. Pompa

PHS 1 unit Studi banding dengan Selasar Sunaryo Art Space 50,00 50,00 m2

R. Mesin AC MEE 1 unit Studi banding dengan Selasar

Sunaryo Art Space 48,00 48,00 m2

R. Keamanan (CCTV) SB 1 unit Studi banding dengan Selasar

Sunaryo Art Space 20,00 20,00 m2

Toilet + Locker Karyawan

NAD

2 unit, unit pria & unit

wanita

Disamakan dengan area toilet dan locker karyawan di commercial area 2 x 26,6 53,20 m2

Gudang PHS 1 unit Dihitung 1/3 dari area kantin+dapur 20,00 20,00 m2 Loading dock

NAD 30,00

m2/mobil

1 unit, 2 mobil

Studi banding dengan aktivitas Galeri Nasional Jakarta 2 x 30,00

Flow 50% 90,00 m2

Musholla SB 1 unit Studi banding dengan Selasar

Sunaryo Art Space 40,00 40,00 m2

Luas

4641,2 m2

Sirkulasi 30 % (untuk kenyamanan fisik)

(100-70)% x 381,2 1392,36 m2

Luas Total

6033,56 m2

KELOMPOK RUANG TOTAL BESARAN RUANG

Area Kegiatan Utama/Pengembangan 4346,24 m2

Area Kegiatan Penunjang (Komersil) 915,54 m2

Area Kegiatan Pendukung (Perpustakaan) 1113,22 m2

Area Kegiatan Pengelolaan 474,29 m2

Area Kegiatan Servis 6033,56 m2

Total Luas Ruang 12882,83 m2

B.2.3. Analisa Pola Hubungan Ruang

a. Pola Hubungan Ruang Makro

Page 71: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-14

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

b. Pola Hubungan Ruang Mikro

1) Area Kegiatan Utama/Pengembangan

2) Area Kegiatan Pendukung (Komersil)

3) Area Kegiatan Penunjang

Gambar 4.4 Bagan Hubungan Ruang Makro Sumber: Dokumentasi Pribadi

Page 72: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-15

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

4) Area Kegiatan Pengelolaan

Page 73: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-16

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

5) Area Kegiatan Servis

B.2.4. Analisa Persyaratan dan Perencanaan Ruang

Dalam menghadirkan suatu karakteristik ruang publik pada galeri seni

urban yang direncanakan maka diperlukan perencanaan ruang yang

menggunakan dasar konsep penggabungan antara ruang luar dan dalam. Artinya

ada sinergi antara ruang luar dan dalam, dimana ruang dalam tidak bersifat

parsial dengan ruang luar. Ruang dalam pada prinsipnya diartikan sebagai “ruang

luar yang beratap”. Ciri khas double coding dari arsitektur kontemporer

dihadirkan dengan suasan ruang ynag menggabungkan selera modern, klasik

dan tradisional. sekuensi penyatuan ruang dalam dan ruang luar dihadirkan

dengan memasukkan elemen-elemen alam ke dalam ruang, seperti efek

masuknya cahaya atau view kontinu, dengan tujuan untuk menghadirkan jiwa

lingkungan sekitar ke dalam ruang (eksterior mengisi interior).

a. Proses Penentuan Konsep Persyaratan dan Perencanaan Ruang Dalam

Tabel 4.5. Perencanaan Ruang Dalam

RUANG PERSYARATAN PERENCANAAN RUANG DALAM

VIEW PENCA HAYAAN

KETE NANGAN

PENCAPAIAN PENATAAN RUANG EFEK RUANG/SEKUENSI

AREA KEGIATAN UTAMA Ruang Pamer

Tetap +++ +++ ++ +++ Ruang dibentuk melalui pembuatan

garis-garis grid sebagai pemandu struktur dan bentuk gubahan massa. Jarak grid dibuat minimal 6 m, untuk efisiensi sirkulasi dan kegiatan ruang pamer

Hall pamer berupa lorong-lorong panjang diciptakan dengan cara membentuk dinding masif yang menyamarkan kolom-kolom struktur, menciptakan kesan ruang pamer yang tertutup namun kontinu. Sekuen ruang yang dihadirkan adalah selera modern yang minimalis

Ruang Pamer Temporer

+++ +++ ++ +++ Garis-garis grid diteruskan dalam penentuan bentuk dan struktur

Hall pamer berupa lorong-lorong panjang, dengan area ruang yang

Gambar 4.5 Bagan Hubungan Ruang Mikro Sumber: Dokumentasi Pribadi

Page 74: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-17

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

ruang, ruang pamer temporer diposisikan langsung berhubungan dengan jalur sirkulasi utama

terbuka menyatu dengan ruang luar. Efek cahaya dihadirkan melalui permainan kaca dan bukaan. Sekuen ruang yang dihadirkan adalah selera modern minimalis

Ruang Audio Visual

++ ++ ++ +++ Ruang dibentuk berdasarkan grid yang sudah ada, terhubung langsung dengan ruang pamer baik secara fisik maupun visual

Ruang hanya dibatasi oleh dinding masif pengganti kolom struktur, tanpa batas pintu untuk menghilangkan kesan ruang yang terisolasi

Ruang Serba Guna

+++ +++ ++ +++ Ruang dibuat terpisah dengan ruang pamer untuk membedakan fungsi. Massa bangunan menyatu dengan ruang audiovisual dalam satu kesatuan

Efek kejut ruang tercipta dengan membagi view ruang ke dua sisi yang berbeda, yaitu menuju ke elemen alam dan aktifitas pada art garden

AREA KEGIATAN INFORMASI DAN PENELITIAN Ruang Kelas &

Studio Workshop

++ +++ +++ ++ Grid-grid dipertahankan untuk mempermudah penataan ruang. Ruang kelas dan studio dibuat luas dan fleksibel untuk kemudahan kegiatan, dibuat seterbuka mungkin namun masih dengan privasi yang cukup

Bukaan ruang kelas diarahkan untuk view dan pencahayaan alami, didukung oleh warna dinding yang terang (putih, krem) untuk mencerahkan ruang dan membuat ruang nyaman untuk kegiatan workshop

Ruang Koleksi Perpustakaan

++ +++ +++ ++ Ruang diletakkan pada lantai atas untuk menunjang privasi namun ruang dapat dibuat terbuka dan menyatu dengan ruang baca, mengikuti grid dengan jarak minimal 6 m

Ruang tidak diarahkan langsung pada bukaan untuk melindungi koleksi perpustakaan, batas ruang diciptakan melalui furniture penunjang dan warna dinding yang lebih gelap dari ruang baca

Ruang Baca Perpustakaan

+++ +++ +++ ++ Ruang baca diletakkan pada lantai atas untuk menunjang privasi dengan ruang yang terbuka dan fleksibel untuk kegiatan membaca dan berdiskusi

Bukaan besar pada ruang baca diarahkan menuju area taman hijau, sekuen ruang yang dihadirkan adalah selera klasik kolonial dengan ornamen-ornamennya

Ruang Internet & Audio Visual

++ ++ +++ ++ Ruang ini diletakkan di luar ruang perpustakaan namun pada bagian lantai yang sama, untuk membedakan tingkat privasi. Ruang dibuat terbuka dengan menyesuaikan dengan grid pembentuk ruang

Dinding kaca dimanfaatkan untuk menciptakan pembatas ruang yang tidak menutupi ruang secara visual

Ruang Konservasi &

Restorasi

++ +++ +++ + Ruang ini diletakkan di sisi lain pada area perpustakaan, lebih tertutup untuk menjaga keamanan dan privasi kegiatan penelitian

Bukaan dibatasi untuk melindungi koleksi penelitian, privasi dibentuk oleh dinding dan pewarnaan dinding dibuat terang untuk mengurangi penggunaan pencahayaan buatan

Ruang Dokumentasi

& Arsip Khusus

++ +++ +++ ++ Ruang dibuat tertutup namun masih bisa diakses, berada di luar perpustakaan

Dinding kaca diarahkan menuju bukaan lebar pada sisi bangunan, agar ruang tidak gelap ketika tidak digunakan

AREA KEGIATAN KOMERSIAL Art & Souvenir

Shop +++ +++ + +++ Pemanfaatan grid untuk

menentukan penempatan kolom struktur, ruang dibuat terbuka tanpa sekat penutup/pembatas ruang

Ruang shop yang terbuka langsung menuju coffeeshop dan menuju path masuk menjadikan art shop ini sebagai ruang transisi antara ruang tertutup menuju ke ruang yang lebih terbuka

Coffee Shop +++ +++ + +++ Pemanfaatan grid untuk menentukan penempatan kolom struktur, ruang dibuat terbuka tanpa sekat penutup/pembatas ruang langsung menyatu dengan art shop

Ruang terbuka langsung pada art garden menyajikan view bebas terhadap berbagai macam kegiatan dan aktifitas pada art garden

Ruang Counter Kasir

++ +++ + +++ Diposisikan sebagai pembatas fungsi ruang antara art shop dengan coffee shop, sehingga ruang komersial tampak luas dan terbuka

Dapur & Bar + ++ + +++ Diposisikan sebagai focal point pada coffeeshop, tampak dari area coffeeshop

R. Manager & Staff

+++ +++ ++ ++ Dibuat dengan privasi yang tinggi, grid dimanfaatkan untuk penempatan struktur dan pembagian ruang

Ruang dengan privasi tinggi, tidak mudah diakses dan didukung oleh lorong-lorong yang tercipta dari dinding dan kolom struktur

AREA KEGIATAN PENGELOLAAN

Page 75: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-18

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Ruang tamu + Front Desk

+++ +++ + +++ Sebagai area penerima pengunjung pada pusat informasi dan pengelolaan, terbuka dan bersifat publik

Ruang yang terbuka sebagai kamuflase dari lebar massa bangunan yang tidak begitu besar, view mengarah ke danau buatan

R. Direksi & Sekretaris

+++ +++ ++ ++ Ruang-ruang direksi dan sekretaris dibuat dengan mengikuti grid terbesar, dengan privasi tinggi namun tetap memiliki bukaan untuk keleluasaan kegiatan dan menciptakan kontak visual dengan ruang di luarnya

Bukaan ruang yang tidak begitu besar menciptakan arah view pribadi yang memberikan kenyamanan bagi pengguna ruang sekaligus privasi terhadap kegiatan di luar ruangan

R. Manager & Staff

+++ +++ ++ ++ Ruang-ruang dibuat dengan privasi yang lebih rendah tanpa sekat-sekat untuk mendukung keleluasaan kegiatan antar bagian bidang

View-view terbuka memberi keleluasaan bagi staff dan kenyamanan view. Bukaan diarahkan ke area taman hijau untuk tetap menciptakan privasi kerja

R. Rapat +++ +++ ++ ++ Ruang rapat memiliki privasi tinggi namun dibuat terbuka, agar ruang tidak gelap ketika tidak digunakan

Dinding kaca diarahkan menuju bukaan lebar pada sisi bangunan, agar ruang tetap dapat menjadi elemen visual yang menarik bagi ruang pengelolaan meski tidak digunakan

R. Arsip + +++ +++ ++ Ruang dibuat dengan privasi tinggi dan dinding masif sebagai penjamin keamanan arsip

AREA KEGIATAN SERVIS R. Keamanan

(CCTV) +++ +++ + ++ Ruang keamanan diposisikan pada

area penghubung antara ruang servis dengan ruang pengelola, untuk mengawasi kegiatan loading barang

Toilet + Locker Karyawan

+ +++ +++ ++ Ruang-ruang tertutup untuk mewadahi kegiatan loker karyawan, dinding masif dimanfaatkan untuk menyamarkan kolom struktur

Dapur + Kantin ++ ++ + ++ Dibuat terbuka namun tertutup dari akses publik, langsung berhubungan dengan ruang-ruang servis yang lain dan diposisikan pada sisi path masuk tapak untuk menutupi ruang servis dari visual pengunjung

Kenyamanan view kearah path dan area taman hijau serta privasi yang tinggi menjadikan ruang ini fleksibel dan memadai sebagai ruang istirahat staff fasilitas

Gudang + ++ ++ ++ Langsung terhubung dengan loading dock, dibuat tertutup untuk menjaga keamanan barang-barang yang disimpan di dalamnya

Ruang yang tertutup diberikan pewarnaan dinding ruang yang terang sehingga tidak menggunakan terlalu banyak pencahayaan buatan

Loading dock + ++ + +++ Terbuka langsung menuju pintu side entrance yang berfungsi sebagai akses servis, dibuat cukup luas untuk kegiatan loading

Musholla ++ ++ +++ +++ Dibatasi oleh sekat berupa dinding bata dan dengan arah view menuju ruang luar

Bukaan memberikan arah view yang luas keluar ruangan, namun jarak bangunan dar pedestrian tetap dapat mempertahankan privasi ruangan

Keterangan:

+ : kurang perlu/ kurang berpengaruh

++ : perlu / berpengaruh

+++ : sangat perlu / sangat berpengaruh

b. Proses Penentuan Persyaratan dan Perencanaan Ruang Luar

Tabel 4.6. Perencanaan Ruang Luar RUANG PERKERASAN VEGETASI AIR PERENCANAAN RUANG LUAR Parkir Paving block Untuk peneduh Area parkir dibuat pada satu blok pada main

entrance, kemudian pengunjung langsung diarahkan menuju dua sisi, yaitu menuju

Page 76: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-19

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

entrance plaza dan menuju pusat informasi dan pengelolaan

Entrance Plaza Grass block & perkerasan beton pada beberapa area duduk

Untuk pembatas Flowing water (kolam menurun)

Plaza dengan path utama memasuki kawasan diberikan trap-trap perbedaan tingkat permukaan tanah dan dipertegas dengan kolam menurun di sisi path. Suara aliran air pada kolam menurun ini dapat memberi suasana ketenangan bagi pengunjung sebagai pengantar memasuki ruang pamer

Amphiteater Terbuka

Perkerasan batu alam pada undak-undakan tempat duduk Perkerasan beton pada area plaza terbuka

Untuk pembatas Danau buatan (pool) Amphiteater terbuka tanpa penutup atap dikelilingi oleh danau buatan yang adpat menciptakan suasana dingin pada area terbuka ini

Art Garden Jalur tapak dengan batu alam dan paving block

Untuk peneduh Untuk lavatory dan kolam-kolam (reflecting pool)

Ruang pamer terbuka sekaligus pusat dari seluruh bangunan. Merupakan tempat berkumpul dan berkomunitas bebasdibuat menyatukan path dengan reflecting pool yang juga menyatu dengan elemen eksterior bangunan sehingga menciptakan kesan unity terhadap bangunan secara keseluruhan. Path dirancang dengan pola jalan-jalan utama di Yogyakarta

Plaza Batu alam dan paving block

Untuk pembatas Plaza-plaza terbuka sebagai titik-titik pertemuan kegiatan publik diletakkan pada tiap titik pertemuan atau akhir jalur sirkulasi/path

Area Taman Hijau

Grass block Untuk peneduh Untuk pengairan taman

Penghadiran alam buatan sebagai elemen arsitektur, menciptakan efek kejut dengan menghadirkan alam di dalam tapak dan menyatukannya dengan massa bangunan geometris yang kaku

Sumber: Analisa Pribadi

B.3. Analisa Penentuan Sistem ME dan SE Tapak

Kriteria akses ME dan SE:

• Mempunyai kemudahan akses sirkulasi menuju jalan raya

• Akses langsung terhadap pedestrian dalam kaitannya sebagai pembentu ruang

publik

• Memiliki fleksibilitas dalam menunjang pelaksanaan kegiatan

Lebih lanjut mengenai yang harus dipertimbangkan dalam menentukan

pencapaian adalah sebagai berikut:

Sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki di sekitar site

1) Jalur Kendaraan

Jl. Pangeran Mangkubumi, merupakan jalur satu arah dengan intensitas

tinggi. Dilalui bus kota, Trans Jogja, kendaraan pribadi roda dua dan empat.

Dimensi jalan 6 m.Di sepanjang jalan terdapat jalur lambat dengan lebar 5 m

dan pedestrian selebar 3 m.

2) Pedestrian

Page 77: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-20

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Jl. Pangeran Mangkubumi merupakan jalur pedestrian yang sangat potensial.

Jalur pedestrian terhubung antara daerah perdagangan/jasa di sekitar Tugu

dengan daerah pariwisata sepanjang Jalan Malioboro

3) Potensi Di Sekitar Site

Potensi di sekitar site antara lain adalah daerah perdagangan/jasa di sekitar

Tugu, Stasiun Tugu, daerah wisata sepanjang Jalan Malioboro, Pasar

Beringharjo, Benteng Vredeberg dan alun-alun Kidul di Selatan. Dapat dilihat,

site terpilih memeliki potensi sebagai pengikat daerah perdagangan/jassa

seitar Tugu dengan daerah pariwisata sepanjang Jalan Malioboro.

Analisa:

Baik main entrance dan side entrance ditempatkan pada Jl. Pangeran

Mangkubumi sebagai satu-satunya akses jalan raya. Entrance di bagi menjadi

entrance kendaraan dan entrance pedestrian. ME kendaraan ditempatkan di

utara site berfungsi sebagai jalan masuk sekaligus keluar utama kendraan. SE

kendaraan ditempatkan di selatan site difungsikan sebagai tempat keluar

kendaraan servis agar tidak mengganggu arus lalu lintas jalan. Entrance bagi

pedestrian ditempatkan di tengah-tengah site dan berhubungan langsung dengan

trotoar dan jalur lambat. Hal ini dimaksudkan sebagai pembentuk sifat ruang

publik yang terbuka.

B.4. Analisa Konsep Klimatologi

Analisis klimatik dilakukan untuk mendapatkan perancangan terkait adanya

pencahayaan alami yang dimanfaatkan dalam bangunan. Selain sebagai fentilasi

pencahayaan oleh sinar matahari juga akan dimanfaatkan sebagi efek

pencahayaan pada ruang pameran yang direncanakan. Dasar pertimbangan yang

digunakan dalam analisa ini antara lain,

Garis edar matahari

Keberadaan bangunan sekitar

Kebutuhan pencahayaan ruang-ruang berbeda(kenyamanan ruang)

Efek bayangan yang ditimbulkan oleh sinar matahari

Analisa:

Gambar 4.6 Analisa Pencapaian Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.7 Analisa Penentuan ME dan SE Sumber: Dokumentasi Pribadi

Page 78: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-21

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Secara umum pergerakan angin di Indonesia adalah dari arah tenggara menuju

barat daya atau sebaliknya, tapi kondisi iklim secara mikro tidak selalu sesuai

dengan hal tersebut dikarenakan banyak faktor, seperti vegetasi, bangunan di

sekitar, dll. Pada site sendiri arah angin yang dominan adalah dari arah utara dan

tenggara, Angin yang kuat bertiup dari arah Jl. Pangeran Mangkubumi di bbarat

menuju pemukiman di timur.

Sedangkan sinar matahari yang dapat dimanfaatkan sebagai pembentuk efek

pencahayaan adalah sinar matahari pagi dan sore yang tidaktelalu terang da

menyengat. Di utara site terdapat bangunan PLN yang tinggi dan menghalangi

sinar matahari, seingga intensita sinar matahari di bagian ini tidak terlalu tinggi.

Begitu pula di bagian barat site dimana banyak terdapat vegatasi yang

menghalangi sinar matahari. Sementara di tengah site sinar intensitas sinar

matahari cenderung tinggi dikarenakan kontur site yang datar dan terbuka.

B.5. Analisa Kebisingan

Tujuan analisa yaitu untuk menentukan zonifikasi tapak berdasarkan area

penerima kebisingan dari lingkungan, dalam kaitannya dengan kenyamanan

tapak terhadap kebisingan lingkungan. Berdasarkan arah datangnya kebisingan,

maka tapak dibagi menjadi beberapa zona kebisingan.

Analisa:

Sumber kebisingan utama adalah Jl. Pangeran Mangkubumi, daerah yang

berhubungan langsung dengan jalan ini diperuntukan sebagai zona publik.

Sementara kebisingan dengan intensitas sedang berasal dari pertokoan dan

pemukiman di utara dan selatan site. Daerah utara dan selatan site diperuntukan

sebagai ruang semi publik dengan fungsi kegiatan utama galeri seperti pameran

dan pertunjukan. Zona privat dengan fungsi pengelolaan penelitian dan

pepustakaan ditempatkan pada daerah timur site dikarenakan intensitas

kebisingan yang relatif kecil. Selain itu pengendalian kebisingan bisa dilakukan

dengan pemberian buffer pada site berupa tanaman yang berdaun lebat dan juga

pemberian jarak antara bangunan dengan sumber kebisingan

Gambar 4.8 Analisa Matahari Sumber: Dkumentasi Pribadi

Gambar 4.7 Analisa Pergerakan Angin Sumber: Dkumentasi Pribadi

Page 79: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B.66. Analisa Vi

Analisa

ditujukan

banguna

• Arah o

fasade

luar site

• Arah or

yang m

fasilitas

Analisa:

View yan

Malioboro

daerah T

Dengan Pe

ew dan Orien

orientasi ba

n untuk kem

n pada tapak

rientasi yan

utama fasilit

e.

rientasi yang

menarik agar

s menuju ke

ng paling po

o. View men

ugu sepanja

GS

nekanan pad

ntasi

angunan de

mudian mem

k, dengan pe

g baik (good

tas yang me

g kurang bai

pengunjung

arah luar.

otensial ada

uju site pun

ng Jl. Panger

Gambar 4.9 AnaSumber: Dkume

da Pencitraa

engan mem

mbantu dala

ertimbangan s

d) memiliki

narik baik da

k (ok) disele

g tetap mend

alah view k

berpotensi

ran Mangkub

alisa Kebisingaentasi Pribadi

Galeri San Bentuk Ba

mpertimbangk

m penentua

sebagai beri

potensi seb

ari arah dala

esaikan deng

dapatkan vie

e arah dae

terlihat dari

bumi.

n

Seni Urban Yoangunan Kon

kan arah v

an arah des

kut:

bagai arah d

m fasilitas m

gan elemen-e

ew yang bai

erah Tugu d

arah Stasiun

IV-22

ogyakarta ntemporer

view tapak

sain massa

desain bagi

maupun dari

elemen site

k dari arah

dan daerah

n Tugu dan

BAB IV

Page 80: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-23

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

B.7. Analisa Zonifikasi Kelompok Kegiatan

Analisa zonifikasi kelompok kegiatan dilakukan untuk mendapatkan zonifikasi

yang tepat untuk masing-masing kelompok kegiatan dalam perancangan Galeri

Seni Urban Yogyakarta. Dasar pertimbangan yang digunakan dalam analisa ini

antara lain,

kedekatan hubungan antar kelompok kegiatan

tingkat kedekatan dengan entrance/lingkungan luar

tingkat kenyamanan noise yang dibutuhkan

tingkat kebutuhan terhadap pencahayaan

Analisa :

Tiap kelompok kegiatan memiliki karakter dan fungsi yang tersendiri, sehingga

penentuan zona tiap kelompok kegiatan harus memperhatikan pertimbangan yang

telah disebutkan sebelumnya. Pertimbangan zonifikasi terkait kedekatan

hungungan ruang didasrkan pada analisa keruangan yang sudah dilakukan

sebelumnya. Dimana kelompok kegiatan yang pelaksanaannya saling beriringan

otomatis memiliki hubungan rruang yang dekat sehingga letaknya didekatkan.

Dalam hal sifat kelompok kegiatan terbagi menjadi tiga yakni yang bersifat publik,

semi publik, dan privat. Sementara menurut Kelompok kegiatannya akan dibagi

menjadi:

Zona kegiatan pameran, mewadahi kegiatan pemeran benda-benda seni terkait

seni uban, dapat berupa ruang outdoor maupun indoor

Zona kegiatan pertunjukan,mewadai kegiatan pertunjukan performing art terkait

dengan seni urban, dapat berupa outdoor maupun indoor

Zona pengelolaan dan pendidikan, mewadahi kegiatan pegelolaan serta

pengembangan dan pendidikan terkait deng seni uban

Berikutnya terkait noise dan pencahayaan tiap kelompok kegiatan memiliki

kebutuhan yang berbeda pula. maka jika suatu fungsi membutuhkan ketenangan

tinggi maka diletakkan jauh dari keramaian/sumber noise dan sebaliknya. Sama

halnya dengan pencahayaan, untuk kelompok kegiatan yang membutuhkan

banyak cahaya diletakkan pada area yang terkena sinar matahari terus-menerus.

Tabel 4.7. Analisa Zonifikasi Kelompok Kegiatan

Gambar 4.10 Analisa View Sumber: Dkumentasi Pribadi

Page 81: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-24

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Zona Kegiatan

Hubungan Antar

Kelompok Kegiatan

Kedekatan Dengan

Entrance

Kenyamanan Noise

Yang Dibutuhkan

Kebutuhan

Pencahayaan

Zona Pameran Berhubungan dekat

dengan dengan zona

pertunjukan serta

pendidikan dan

pengelolaan

Tidak perlu terlalu

dekat dengan

entance

Tidak terlalu butuh

kenyamanan noise

yang tinggi

Butuh

pencahayaan

maksimal

Zona

Pertunjukan

Berhubungan dekat

dengan dengan zona

pameran

Jauh dari entrace Membutuhkan

kenyamanan noise

Tidak butuh

pencahayaan

makimal

Zona Pendidikan

dan Pengeolaan

Dekat dengan zona

pameran

Dekat dengan

entrance

Tidak terlalu buth

kenyamanan noise

yang tinggi

Tidak terlau

butuh

pencahayaan

makimal

Sumber: Analisa Pribadi

B.8. Analisa Sirkulasi

Sebagai ruang publik maka pengaturan sirkulasi dalam tapak sangat penting,

terutama agar dapat menciptakan kenyamanan manusia pengguna/user, maka

diusahakan agar sirkulasi kendaraan tidak mengganggu aktivitas manusia yang

terjadi dalam tapak. Maka kemudian jenis sirkulasi pada tapak dibagi menjadi

beberapa macam:

Sirkulasi manusia

Sirkulasi kendaraan

Sirkulasi service

Ada beberapa jenis sirkulasi yang dapat digunakan sebagai alternatif, yaitu:

Tabel 4.8. Alternatif Jenis Sirkulasi

Jenis Sirkulasi Keterangan Pencapaian frontal

Sistem pencapaian langsung mengarah dan lurus ke objek ruang yang dituju. Pandangan visual objek yang dituju jelas terlihat dari jauh.

Pencapaian ke samping

Memperkuat efek objek perpektif yang dituju. Jalur pencapaian dapat dibelokkan berkali-kali untuk memperbanyak sequence sebelum mencapai objek.

Page 82: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-25

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Pencapaian memutar

Memperlambat pencapaian dan memperbanyak sequence. Memperlihatkan tampak tiga dimensi objek dengan mengelilinginya.

Sumber: Ir. Rustam Hakim

Analisa:

Karakteristik para seniman urban yang cenderung bebas dan tidak terikat

diwadahi melalui konsep sirkulasi radial memutar untuk kendaraan. Sebagai

pusat adalah ruang pameran sebagai penghubung antar ruang terbuka (art

garden) di tengah bangunan. Ruang tebuka ini menjadi titik tolak dari semua

sirkulasi kegiatan. Para seniman bebas memilih kegiatan sesuai dengan yang

dikehendakinya. Untuk pedestrian, sirkulasi yang digunakan adalah

jenissirkulasi dengan pencapaian frontal untuk lebih mengundang pedestrian

masuk dan berkegiatan di Galeri Seni Urban Yogyakarta.

B.9. Analisa Gubahan Massa

Dasar pertimbangan:

Gubahan bentuk massa ditentukan melalui penerapan unsur campuran

eklektis antara tradisional/modern, popular/tinggi, barat/timur,

sederhana/kompleks khas arsitektur kontemporer. Konsep perjalanan waktu

dengan penyatuan antara massa yang saling terhubung dimana setiap massa

meghadirkan ekspresi bentuk yang berbeda-beda berdasarkan massanya.

Gambar 4.11 Analisa Sirkulasi Sumber: Dkumentasi Pribadi

Page 83: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-26

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Bentuk fisik massa bangunan dihadirkan melalui permainan bentuk-bentuk

dasar geometris. Faktor-faktor yang mewujudkan bentuk antara lain fungsi,

simbol serta teknologi struktur dan bahan (Sutedjo, 1982 : 43).

Alternatif bentuk dasar massa adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9. Alternatif Massa Dasar Bangunan

Bentuk Dasar Karakteristik

Segiempat

Mudah dalam pengembangan, pengolahan sirkulasi, pengolahan struktur, serta memiliki efisiensi dalam penggunaa ruang. Memiliki kesan formal dan status. Komposisi hasil rotasi dan modifikasi bujur sangkar. >> Bentuk segi empat sesuai dengan pola ruang pameran dan pertunjukan dikarenakan kefleksibelitasannya serta efisiensinya yang tinggi. Tidak membingungkan dan langsung megarah kepada objek yang dipamerkan

Segitiga

Mudah dalam pengolahan sirkulasi, namun sukar dalam pengembangan dan kurang memiliki efisiensi ruang. Memiliki kesan tidak formal dan dinamis. Komposisi hasil rotasi dan modifikasi segitiga. >> Bentuk segitiga memiliki sudut yang tidak menguntugkan bagi pemanfaatannya. Tidak fleksibel dan cenderung mengekang

Lingkaran

Mudah dalam pengolahan sirkulasi dan struktur, namun sukar dalam pengembangan. Efisiensi pemakaian kurang baik. Memiliki kesan tidak formal dan dinamis. Komposisi hasil modifikasi. >> Cocok digunakan sebagai bentuk dasar amphitheater terbuka untuk memaksimalkan penglihatan menuju stage serta memberikan kesan dinamis secara keseluruhan

Sumber: DK. Ching

Bentuk yang aman digunakan adalah bentuk sederhana, fleksibel dan dengan

pemanfaatan ruang yang tinggi, maka dipilih bentuk dasar massa segiempat.

Untuk pengembangannya, bentuk dasar segiempat dimodifikasi melalui teknik

mengubah bentuk yaitu perputaran, peregangan, perputaran dan pergeseran.

Untuk Alteratif sistem tata massa adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9. Alternatif Tata Massa Bangunan

Sistem Tata Massa Karakteristik

Sistem terlepas Adaptasi interaksi terhadap potensi tinggi. Baik untuk memanfaatkan kondisi alam secara maksimal

Page 84: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-27

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

(banyak ruang terbuka). Sirkulasi dan hubungan antar massa dan kegiatan kurang baik. >>Massa bangunan dengan bentuk terpisah dan menyebar terkesan kurang akrab dan kompak walau terkesan dinamis. >>Kurang mampu mewadahi dan memfasilitasi interaksi sosial di dalamnya. >>Orientasi bangunan menyebar dan memiliki view bebas.

Sistem gabungan massa

Adaptasi interaksi terhadap potensi tinggi. Dapat memanfaatkan potensi alam secara maksimal. Kelancaran sirkulasi dan hubungan antar kegiatan baik. >>Massa bangunan dengan bentuk yang terpisah-pisah namun terhubung oleh taman/ruang bermain sehingga terkesan akrab, kompak dan dinamis. >>Mampu mewadahi dan memfasilitasi interaksi sosial di dalamnya yaitu melalui area transisi antar massa. Arah orientasi yang terkait antar massa dan memiliki view ke luar dan ke dalam.

Sistem massa tunggal

Adaptasi interaksi dalam bangunan tinggi. Efisiensi lahan. Sirkulasi di luar bangunan mudah dan ter-image, tetapi monoton. >>Massa bangunan tunggal memberi tatanan ruang yang mampu mengurangi interaksi sosial, aktivitas penggunanya lebih bersifat kedalam sehingga aktivitas sosial kurang hidup. >>Memiliki karakter yang cenderung kaku dengan orientasi di dalam bangunan yang memusat dengan view keluar ke segala arah.

Sumber: DK. Ching

Dari ketiga alternatif diatas, dipilih sistem hibrida antara gabungan massa

dengan massa tunggal. Masing-masing zona kegiatan kan memiliki massanya

sendiri, tapi digabung sehingga menjadi satu-kesatuan bangunan tunggal,

dengan pertimbangan utama mampu mewadahi dan memfasilitasi interaksi

sosial, yang memang sangat dibuutuhkan oleh suatu galeri seni yang juga dapat

berfungsi sebagai ruang publik alternatif. Selain itu, sistem massa seperti ini

mampu memberi privasi yang tinggi terhadap ruang-ruang dalam masing-masing

kelompok kegiatan.

Untuk alternatif pola organisasi massa adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10. Alternatif Organisasi Massa Bangunan

Pola Organisasi Massa Deskripsi Karakter

Pola grid

Posisi dalam ruang dan hubungan satu sama lainnya diatur oleh tiga garis dimensi atau bidang. Menggambarkan keteraturan,, ruang dalam satu grid dapat mempunyai

Dapat terbentuk ruang-ruang sebagai daerah terisolir. Jika dipandang sebagai bentuk positif, akan menciptakan set kedua berupa ruang negatif.

Page 85: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-28

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

hubungan bersama walaupun berbeda dalam ukuran, bentuk dan fungsi.

Pola linear

Suatu urutan linear dari ruang-ruang yang terulang, fleksibel dan dapat bereaksi pada macam-macam kondisi. Mampu beradaptasi dengan perubahan topografi.

Bentuk ini dapat menimbulkan individualitas yang tinggi karena tidak terbentuk ruang-ruang bersama untuk bersosialisasi, masing-masing bagian memiliki teritori sendiri.

Pola radial

Bentuk radial ini mempunyai jalan yang berkembang dari atau menuju sebuah titik pusat gabungan dari unsur linear dan terpusat.

Merupakan bentuk yang menggabungkan bentuk memusat dan linear.

Pola memusat

Suatu pusat ruang dimana sejumlah ruang dikelompokkan. Bentuk secara relatif kompak dan secara geometris dapat digunakan untuk menentukan titik pusat.

Semua aktivitas dominan memusat dan hal ini baik untuk membentuk ruang bersama.

Pola cluster

Ruang-ruang yang dikelompokkan oleh letaknya secara berhubungan.

Memberikan kebebasan ruang antar bagianny dan dapat menciptakan ruang-ruang terbuka dimana akan terjadi komunikasi didalamnya.

Sumber: DK. Ching

Dari alternatif pola organisasi massa di atas, dipilih massa radial. Pola organisasi

ini sesuai dengan sistem tata massa gabungan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Galeri Seni Urban Yogyakarta yang direncanakan memiliki banyak

sub kegiatan dimana setiap sub kegiatan tersebut harus dapat saling terhubung

dan membentuk jalinan interaksi satu dengan yang lainnya. Dengan pola radial,

walau terkesan berdiri sendiri,antar sub kegiatan tetap disatukan oleh suatu

pusat kegiatan utama.

Konsep budaya Jawa diwujudkan pada zonifikasi massa sesuai dengan zonifikasi

dalam rumah tradisional Jawa pada umumya. Pada bangunan Jawa terdapat

suatu pola tingkatan hirarki ruang dimana semakin ke dalam memiliki tingkatan

yang lebih privat. Prinsip tersebut diterapkan pada Galeri Seni Urban yang

direncanakan sebagai berikut:

• Pintu masuk: pintu masuk ke suatu daerah pada bangunan Jawa

menggunakan bentuk-bentuk seperti gapura atau pintu gerbang.

Page 86: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-29

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Pada Galeri Seni Urban yang direncanakan, pintu masuk pada main entrance

pedestrian merupakan sculpture berbentuk gunungan/kayon dalam

pewayangan sebagai salah satu eye catcher.

• Halaman depan (publik): Pada Galeri Seni Urban yang direncanakan memiliki

suatu open space atau taman pada bagian depan, setelah pintu masuk. Open

space tersebut dikatakan berfungsi sebagai ‘alun-alun’ bagi Galeri Seni Urban

yang direncanakan.

• Pendopo (semi publik): Fungsi pendhopo sebagai tempat menerima tamu

sesuai dengan fungsi lobby dan front office, sehingga lobby dapat dianggap

sebagai pendhopo.

• Dalem (semi privat): Dalem merupakan pusat dari rumah Jawa dimana

kehidupan yang mencerminkan tradisi atau budaya Jawa tampak di dalamnya,

mulai dari kegiatan yang sederhana hingga kegiatan yang bersifat perayaan.

Bagian ini dapat diisi dengan fungsi-fungsi inti dari Galeri Seni urban, seperti

ruang pameran tetap dan kontemporer, ruang serbaguna, ruang pertunjukan

dan ruang audiovisual

• Senthong (privat): Dalam bangunan Jawa terdapat tiga buah senthong yang

memiliki fungsi yang berlainan. Senthong kiwa sering digunakan sebagai

tempat untuk menyimpan baranag-barang berharga atau keramat. Senthong

tengen digunakan sebagai tempat beristirahat. Sedangkan senthong tengah

memiliki tingkat yang lebih sakral, digunakan sebagai tempat untuk

melakukan pemujaan atau berdoa kepada Tuhan. Pada Galeri Seni Urban

yang direncanakan, hal tersebut diterjemahkan sebagai zona pengelolaan,

karena zona tersebut merupakan zona dengan tingkat privasi yang relative

lebih tinggi

B.10.Analisa Bentuk dan Tampilan Bangunan

Penerapan penyelesaian rancang bangun yang kontras sesuai degan ciri khas

arsitektur kontemporer untuk menonjolkan citra dan karakter seni urban.

Bangunan merupakan wadah kegiatan seni urban, karakter yang ditampilkan

antara lain:

• Atraktif

• Dinamis

• Kontemporer

Sebagai ruang publik, karakter yang ditampilkan antara lain:

Page 87: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-30

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

• Terbuka

• Mengundang

Sebagai wujud pelestarian pencitraan bentuk kontemporer:

• Kontras

• Double Coding

• Metaforik dan humoris

Analisa:

Ekspresi bangunan adalah ekspresi dari suatu pencitraan bentuk bangunan

kontemporer dimana dilakuka dengan menerapan unsur campuran eklektis

antara tradisional/modern, popular/tinggi, barat/timur, sederhana/kompleks

khas arsitektur kontemporer.

Berbagai gaya yang disinkronisasikan adalah gaya –gaya dan langgam arsitektur

yag penah eksis di Indonesia dan Yogyakarta padakhussnya dengan segala ciri

khas dan keunikannya. Langgam dan gaya-gaya tersebut adalah:

Tabel 4.11. Ciri Khas Langgam/Gaya Arsitektur yang Pena Eksis di Indonesia

Gaya/Langgam

Arsitektur Contoh Gambar Ciri Khas

Arsitektur Kolonial

Penggunaan kolom yang besar

Jendela-jendela dengan bukaa

besar

Bentuk denah yang simetris

Penggunaan ornament klasik

pada list tembok

Terkesan elegant dengan warna

yang bersih

Arsitektur

Tradisional Jawa

Atap joglo

Ornament khas tradisional

Material alami seperti kayau dan

batu

Page 88: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-31

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Arsitektur Modern

Asimetris dinamis

Atap datar

Tidak ada cornice /profil atap

Penampian efisien

Deretan jendela kaca atau garis-

garis

Sumber: Analisa Pribadi

Setiap masing-masing kelompok kegiata akan mewakili salah satu gaya/langgam arsitektur yang

pernah eksis di Indonesia diimana zona keiatan pendidikan dan pengelolaan akan

mengekspresikan arsitektur kolonial yang kaku tapi elegant, zona pameran akan mengekspresikan

arsitektur modern yang dinamis dan zona pertunjukan akan mengekspresikan arsitektur

tradionalJawa yang megah tapi tetap rendah hati.

Setiap langgam ini kan diselangkan dan digabungkan menjadi satu kesatuansehingga akan

meimbulkan pemaknaan baru, dimana pemaknaan baru ini yang menajdi ciri khas utama suatu

bentuk kontemporer yaitu kekinian. Berikut beberapa bangunan yang menyilangkan dua unsure

dalam desainnya.

B.11.Proses Penentuan Landscape Bangunan

Tujuannya adalah menentukan tata lansekap yang menarik dan atraktif sebagai

ruang terbuka hijau sekaligus ruang public yang dapat mewadahi kegiatan

berkomunitas dan berkesenian, menunjang sirkulasi dan sebagai barier debu,

angin atau kebisingan.

• Jalan setapak

Jalan setapak bagi pedestrian jalur yang digunakan bagi pengunjung pejalan

kaki. Pedestrian ini mempunyai tuntutan kenyamanan yang lebih dibandingkan

dengan jalur sirkulasi yang lain. Hal ini bertujuan supaya para pengunjung

pejalan kaki tidak merasa jenuh. Sebagai pembeda pedestrian pejalan kaki

dengan jalur sirkulasi yang lain adalah lebih variatif dengan permainan jalur

yang berkelok-kelok dan tidak monoton, adanya pohon-pohon peneduh supaya

lebih tekesan rindang.

• Material lunak (Soft material)

Visual control

₋ Mampu untuk menahan sinar matahari

Contoh : pohon kelapa, pohon rambutan, pohon cemara

Gambar 4.12 Contoh Bangunan Kontemporer yang Menganut Double Coding Sumber: Analisa Pribadi

Page 89: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-32

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

₋ Pembatas ruang dan aktivitas dengan kesan privasi

Contoh : pohon rendah, berdaun jarang, semak/perdu (teh-tehan, bunga)

₋ Sebagai point of interest dalam area

Contoh : cemara yang tidak terlalu tinggi

₋ Sebagai ground cover

Esthetic value

₋ Warna

Memberi efek khusus yang bergantung pada cahaya yang jatuh pada

tanaman.

Warna cerah, dapat memberi kesan gembira / ceria / hangat

Warna lembut dan gelap, dapat memberi kesan sejuk dan dingin.

₋ Bentuk

Digunakan utnuk menunjukkan kesan dinamis, indah, sebagai aksen,

penunjuk arah dan pembentuk ruang

₋ Tekstur

Ditentukan oleh cabang, batang daun, tunas, dan jarak pandang terhadap

tanaman tersebut

Climate control

₋ Angin, untuk mengantisipasi datangnya angin kencang

Contoh : akasia dan beringin

₋ Panas, meneduhkan dan mengurangi radiasi matahari (ditempatkan

disekeliling bangunan)

Contoh : cemara, beringin, jambu

• Kelengkapan Ruang Terbuka

Ruang terbuka perlu dilengkapi dengan kelengkapan lainnya yang meliputi :

meja taman, dan penerangan untuk malam hari

Penerangan

Spot lighting

Spotlight digunakan untuk menampilkan suatu patung atau

sculpture di malam hari sehingga menjadi daya tarik kawasan

tersebut.

Sign lighting

Untuk memberikan kemudahan dalam membaca

tanda-tanda yang disediakan di suatu kawasan.

Page 90: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-33

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Lampu ini mempunyai kemampuan menerangi benda tinggi.

Pond lighting

Mampu menerangi kolam atau taman air karena

lampu ini mempunyai kemampuan untuk

memberikan pencahayaan di bawah air.

Path lighting

Digunakan untuk menciptakan pola simetris

pencahayaaan untuk pengarahan. Lampu ini

diletakkan di sepanjang jalan setapakatau

perbedaan ketinggian pada lansekap.

B.12.Analisa Sistem Struktur

Analisa sistem struktur dan konstruksi merupakan analisa yang dilakukan untuk

mendapatkan konsep sruktur yang tepat untuk menunjang berdirinya bentuk

bangunan sesuai analisa bentuk dan tata masa yang sebelumnya telah

dilakukan. pertimbangan terkait penentuan sistem sruktur dan konstruksi adalah

sebagai berikut:

− Terpenuhinya persyaratan dasar struktur yakni stabilitas, kegunaan, estetika

− Terjaminnya kemudahan pelaksanaan

− Keleluasaan menunjang terbentuknya ekspresi bangunan

− Terjaminnya permasalahan pengatasan struktur antara lain beban lateral

(angin dan gempa), beban hidup dan beban mati

Dari pertimbangan secara general tersebut maka penentuan sistem struktur

untuk tiap bagian bangunan dijelaskan sebagai berikut:

1. Sistem sub struktur

Sistem sub struktur adalah sistem struktur bawah yang merupakan pondasi

untuk menunjang berdirinya bangunan. Kriteria-kriteria terkait struktur bawah

yang digunakan dalam perancangan antara lain:

− Tinjauan tapak yang merupakan daya dukung tanah

− Cukup mudah dalam pelaksanaan, perawatan dan daya tahan tinggi

Page 91: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-34

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

− Fleksibilitas bentuk tinggi dan sesuai dengan tuntutan kegunaan dan kondisi

bangunan

Beberapa alternatif sistem sub struktur yang memenuhi kriteria tersebut

adalah:

− Sumuran

− Tiang pancang

− Footplate

− Rakit

2. Sistem super struktur

Sistem super struktur adalah struktur tengah yang merupakan bagian tengah

menyalurkan beban-beban ke pondasi. Kriteria-kriteria terkait struktur tengah

yang digunakan dalam perancangan antara lain:

− Mampu mendukung ekspresi bangunan

− Kemudahan pelaksanaan

− Mampu menahan beban yang diakibatkan oleh gaya angin dan gempa

sehingga menghasilkan bangunan yang kaku, stabil dan kuat

Beberapa alternatif sistem super struktur yang memenuhi kriteria tersebut

adalah:

− Struktur rangka

− Struktur dinding pemikul

− Gabungan sistem rangka dan dinding pemikul

Keseluruhan alternatif tersebut nantinya diterapkan pada komponen-

komponen struktur yang terdiri atas struktur dinding, dan struktur atap,

dimana dalam pemakaiannya berdasarkan pertimbangan:

− Hubungan bentang kolom

− Efisisensi bahan

3. Sistem upper struktur

Sistem upper struktur adalah struktur atas yang merupakan struktur penutup

atap pada bangunan. Kriteria-kriteria terkait struktur atas yang digunakan

dalam perancangan antara lain:

− Karakternya sesuai dengan fungsi dan bentuk bangunan

− Kesesuaian dengan filosofi wadah

− Sesuai dengan iklim tropis

− Mudah dalam pelaksananaan dan perawatan

Beberapa alternatif sistem upper struktur yang memenuhi kriteria tersebut

adalah:

Page 92: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-35

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

− Konstruksi beton

− Konstruksi atap(dak, rangka baja, dome, shell structure)

− Konstruksi kayu

B.13.Analisa Pencahayaan

Dasar pertimbangan :

• Bagi obyek pamer 2 dimensi :

Cahaya memungkinkan untuk dapat menampilkan detail obyek pamer,

sehingga pengunjung dapat dengan lebih mudah melakukan pengamatan.

Cahaya memungkinkan untuk dapat memberikan penekanan secara merata

dan bebas dari bayangan pengamat.

• Bagi obyek pamer 3 dimensi :

Cahaya memugkinkan untuk dapat menampilkan detail.

Cahaya memungkinkan untuk dapat memberikan penekanan secara merata

dan bebas dari bayangan pengamat.

Cahaya memungkinkan untuk dapat menyatakan tekstur, bentuk, serta

baying-bayang (modelling), yang dapat dicapai dengan beberapa penerangan

setempat.

Sistem pencahayaan dalam bangunan dibagi menjadi dua, yaitu:

Tabel 4.12. Macam Pencahayaan

MACAM

PENCAHAYAAN

SUMBER Kelebihan Kekurangan-

Pencahayan

alami

Sinar matahari

(daylight) melalui

jendela, vntilasi,

dan atrium.

• Menghemat biaya

• Diperlukan

vegetasi yang

berada didalam

bangunan

• Menimbulkan

masalah panas

dan silau

terhadap

bangunan

Pencahayaan

buatan

Berbagai jenis

lampu(Wail,

colling, spot light)

• penujang aktivitas

malam hari

• memberi karakter

dan suasana

terhadap

bangunan

• menujang estetika

• Biaya

pengadaan

tinggi

• Biaya

maintenance

tinggi

Page 93: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam b

maupun

• Pencah

Diperol

bangun

estetika

ruang p

• Pencah

Selain

lainnya

seperti

perpust

lokasi y

Cahaya

obyek:

1) Penera

• Fluo

− M

− M

• Cah

− M

− T

• Spo

− M

− T

Dengan Pe

bangunan in

buatan

hayaan Alami

eh melalui s

nan maupun

a yang baik,

pameran kon

hayaan Buata

sebagai sis

) pencahaya

ruang audio

takaan. Unt

yang tepat.

dalam ruan

angan umum

orescent lam

Memberikan

Monotone

haya tak lang

Memberikan

Tak cukup m

ot light di da

Mendramatis

Tak cukup m

Cah

nekanan pad

i ini diguna

i

suatu bukaan

n skylight y

, misal pem

ntemporer ga

an

stem penera

aan dipakai

o visual, ser

uk itu diper

g pameran

m (general lig

mp di belakan

sinar yang m

gsung (pantu

cahaya yang

memberikan p

lam ceiling

sir obyek pam

memberikan p

haya tak langsun

Sumber : Mate

da Pencitraa

bangunan

akan kedua

n yang berup

yang biasa

berian skylig

aleri .

angan umum

sebagai sis

rba guna, ru

rlukan suatu

yang dimu

ghting )

ng translucen

merata/ penu

lan dari ceili

g lembut/ en

penekanan b

mer

penerangan u

ng

eri Kuliah Fisika

Galeri San Bentuk Ba

macam pe

pa jendela at

didesain un

ght pada pla

m (hall, dan

stem penera

uang pamera

u pemilihan

ngkinkan m

nt ceiling :

uh

ng)

nak, baik (ple

bagi obyek pa

umum

Bangunan II ( I

Seni Urban Yoangunan Kon

ncahayaan

tau dinding k

ntuk mempe

aza/atrium u

ruang - rua

angan khus

an tetap, ins

lampu dan

mendukung p

easant)

amer

Penerangan um

r.B. Heru S, MA

IV-36

ogyakarta ntemporer

baik alami

kaca dalam

eroleh nilai

utama, dan

ang umum

us ( lokal)

stalasi, dan

peletakan

penampilan

mum

PP.SC )

BAB IV

Page 94: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

• Cah

− E

− M

− M

− K

2) Penera

• Da

• D

• D

3) Hubun

Dengan Pe

haya di atas o

Ekonomis

Memberikan

Memberi pen

Kurang kontr

angan setem

ari satu sumb

ari dua sumb

Menonjolka

Menyatakan

Membentuk

ari empat su

Memperjela

Kurang kont

Kurang terd

ngan sumber

nekanan pad

obyek pamer

cahaya lang

nerangan um

ras (antara p

mpat (obyek p

ber

ber

n obyek

n bentuk dan

k bayangan/

umber

as obyek

tras

dramatisir

r cahaya dan

Cahaya langsu

Cahaya di atas

Pe

da Pencitraa

r

gsung bagi ob

mum (refleksi

penerangan d

pamer)

n tekstur

kontras

penglihatan

ng

obyek pamer

enerangan setem

Galeri San Bentuk Ba

byek pamer

ceiling)

dan obyek pa

pengunjung

mpat

Dua sumbe

Dua sumb

Empat sumber di bawah

Seni Urban Yoangunan Kon

amer)

g

er cahaya di atas

mber cahaya di atawah obyek pam

cahaya di atas d obyek pamer

IV-37

ogyakarta ntemporer

s obyek pamer

tas dan di mer

dan

BAB IV

Page 95: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B.

B.1

B.1

14.Analisa S

14.1.Analisa

Siste

PDAM

lain:

a. Up

Up

me

kra

b. Do

Do

ta

Dig

da

Air

ya

dip

me

he

b

e

r

i

k

u

t

:

14.2.Analisa

Men

Su

Dengan Pe

Sistem Utilit

Sistem Air B

m air bersih

M dan deep w

p Feed Distrib

p feed distrib

enuju outlet.

an-kran umu

own Feed Dis

own feed dis

ngki atas, da

gunakan unt

apur, dsb.

r bersih yang

ng juga me

pompakan k

elalui sand f

eater) untuk

Sistem Air K

nimbulkan glare

Pant

mur pompa

PDAM

G

nekanan pad

tas Banguna

Bersih

h yang dapa

well. Sistem

bution

bution yaitu

. Digunakan

um.

stribution

tribution yait

an didistribu

tuk outlet-ou

g berasal dar

enjadi cadan

ke tangki at

filter untuk m

konsumsi a

Kotor

: harus dihindark

tulan yang meng

Pompa

Gambar 4.12 S

da Pencitraa

an

at digunakan

pendistribus

air dipompa

untuk outlet

tu air dari gr

usikan menuj

utlet antara

ri sumber dita

ngan air un

as atau lan

memperbaiki

air panas. S

kan

gganggu : harus d

Wattreatm

Sistem JaringanDistrib

Galeri San Bentuk Ba

n dalam ban

sian air yang

kan langsun

t-outlet antar

ound reservo

ju outlet den

lain sprinkle

ampung dulu

ntuk kebaka

gsung ke o

mutu air, da

kema distrib

Menimbulkan b

dihindarkan

ter ment

GRe

P

W

Air Bersih dengbution

Seni Urban Yoangunan Kon

ngunan bers

g biasa digun

g dari groun

ra lain Fire h

oir dipompak

ngan bantua

er head, sho

u pada groun

aran, dimana

utlet yang s

an melalui b

busi air bers

ayangan : harus

Ground eservoir

Pompa

Water tank

gan Down Feed

IV-38

ogyakarta ntemporer

umber dari

nkan antara

nd reservoir

hydrant dan

kan menuju

an gravitasi.

ower, toilet,

nd reservoir

a dari sini

sebelumnya

oiler (water

sih sebagai

dihindarkan

Distribusi seluruh tapak

BAB IV

Page 96: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-39

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Dalam sistem ini air kotor dari lingkungan dibedakan dalam 2 jenis yang

antara lain:

a. Air kotor dari WC dan Kamar mandi, bersifat padat yang berasal dari WC

dan toilet dibuang langsung ke septic tank dan menuju sumur peresapan.

b. Air kotor dari daerah service (dapur/pantry), bersifat cair yang berasal dari

kamar mandi dan daerah service dibuang langsung menuju riol kota.

Khusus untuk yang berasal dari dapur/pantry terlebih dahulu ditampung

pada bak perangkap lemak. Skema distribusinya sebagai berikut:

Skema distribusinya sebagai berikut:

B.14.3.Analisa Sistem Penghawaan

a. Pertimbangan Penghawaan Alami

Penghawaan yang menggunakan udara secara langsung dari alam tanpa

bantuan sistem mekanik

Kelebihan :

• Kelancaran dan kebersihan sirkulasi udara

• Kesejukan udara yang alami

• Hemat energi dan ekonomis

Kelemahan :

• Ruangan cepat kotor oleh debu-debu yang masuk

• Temperatur dan kelembaban udara tidak dapat dikontrol

• Memiliki banyak bukaan

Untuk mendukung adanya hemat energi, maka penghawaan alami

diusahakan penggunaannya pada fasilitas Ruang Seni Kontemporer yang

direncanakan. Penggunaan penghawaan alami yang utama dilakukan

pada area servis, coffeeshop, dan ruang pamer pada saat tidak aktif.

Penghawaan pada ruang pamer disesuaikan karena suhu udara tropis

Air hujan

Air kotor (limbah dari WC,

pantry, dapur dan lavatory)

Kotoran cair

Kotoran padat

Bak pengolahan limbah

Septitank Sumur resapan

Bak kontrol

Gambar 4.13. Sistem Pembuangan Air Kotor

Page 97: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-40

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

cenderung mudah merusak karya seni lukis dan material-material yang

sensitif terhadap panas udara.

b. Pertimbangan Penghawaan Buatan

Penghawaan yang menggunakan bantuan sistem mekanik chiller dan

AHU. Umumnya disebut sebagai AC (Air Conditioner)

Kelebihan :

• Setiap saat dapat dilakukan pengontrolan udara

• Tidak memerlukan bukaan yang banyak

• Ruangan tidak mudah kotor oleh debu-debu

Kelemahan :

• Udara yang dihasilkan tidak sesegar udara alami

• Tidak adanya sirkulasi udara yang bergerak

• Menggunakan banyak energi dan biaya

AC (Air Conditioner) terdiri dari beberapa jenis, yaitu :

• Unit AC setempat yang terdiri dari : AC Split dan AC Window

• Unit AC semi sentral (split duct), pendingin ruangan setempat yang

menggunakan sistem ducting yang dihubungkan dengan ruang ACU

(Air Condensing Unit)

• Unit AC sentral, merupakan pendingin ruangan yang dikontrol di

pusat dan dapat melayani seluruh ruangan melalui sistem ducting,

dilengkapi dengan ruang pendingin utama (chiller) dan ruang AHU (Air

Handling Unit) untuk mengatur pengkondisian udara pada daerah

yang dilayani.

B.14.4.Analisa Sistem Keamanan Terhadap Bahaya Kebakaran

Dasar Pertimbangan :

• Keamanan penghuni, bangunan dan isi bangunan, terutama karya-karya

seni yang dipamerkan

• Efisiensi dan kemudahan penggunaan, agar semua orang dapat melakukan

tindakan pengamanan

Sistem penanggulangan bahaya kebakaran dapat dibagi menjadi:

a. Sistem Deteksi

Page 98: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-41

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

− Heat Detector : Digunakan sebagai alat deteksi apabila panas pada

ruangan mengalami kenaikan yang drastis dan cenderung bahaya.

Standar kebutuhan alat 1 unit/75m²

− Smoke Detector : Digunakan sebagai alat deteksi apabila pada ruangan

terdapat asap yang melebihi kadar yang ditentukan.Pemakaian

berdampingan dengan heat detector. Standar kebutuhan alat 1

unit/75m²

− Fire Alarm : Alaram Peringatan yang akan berbunyi bila ada kebakaran

ataupun asap yang melebihi standar yang dideteksi oleh heat dan smoke

detector. Standar kebutuhan 1 unit/225m²

b. Sistem Represif

Sebagai sistem untuk menanggulangi meluasnya bahaya kebakaran.

Meliputi alat pemadam kebakaran dan penunjangnya. Dan kesiapan alat

tersebut untuk digunakan sewaktu-waktu. Sistem yang dipakai adalah:

− Fire Hydrant

Merupakan pilar-pilar yang dipasang pada tempat-tempat yang strategis

diluar bangunan, saluran yang berhubungan dengan sumber air dengan

jangkauan standar sekitar 800m².

− Automatic Sprinkler System

Pemadam api otomatis yang terpasang pada plafond yang menyemprot

air sesuai dengan suhu ruangan yang memanas. Standart sprinkler

system 1unit/25m².

− Fire Extinguiser on House Reel

Alat Pemadam api praktis yang berupa tabung gas mandiri dan selang

air yang berhubungan dengan saluran air. Dipakai berdampingan pada

tempat-tempat rawan api, dan mudah dilihat dan dijangkau. Standart

kebutuhan masing-masing 1 unit/200m².

c. Sistem Preventif

Usaha untuk mencegah terjadinya kebakaran dengan usaha sebagi

berikut:

− Menjauhkan bahan yang mudah terbakar dari api

− Melindungi bahan yang mudah terbakar dengan bahan isolasi tahan api

− Perencanaan dan perancangan yang baik seperti organisasi ruang,

pengelompokan ruang, sirkulasi, kelengkapan peralatan dan

penempatannya, dsb.

d. Penyelamatan penghuni

Page 99: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-42

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Usaha untuk menyelamatkan penghuni dari bahaya kebakaran yang

terjadi dan efek-efek yang ditimbulkan antara lain:

− Membuat tangga darurat pada tempat-tempat yang tinggi.

− Pintu-pintu darurat

− Ventilasi dengan penyedot asap

Beberapa hal lain yang juga harus dipertimbangkan adalah:

− Kebutuhan air sebagai pemadam kebakaran

Kebutuhan reservoir air untuk pemadam kebakaran dihitung dengan

perencanaan apabila semua outlet beroperasi, terdapat 1 menit waktu

alat bekarja sebelum pompa air ke resevoir beroperasi untuk menambah

air di reservoir.

− Perencanaan penempatan reservoir

Perencanaan reservoir terpisah-pisah, yaitu untuk fire hydrant langsung

dari reservoir utama didistribusikan menuju outlet dengan pompa untuk

mempertahankan tekanan air. Sedangkan untuk sprinkler dari pompa

ditampung dulu pada atap bangunan, dengan menuju sprinkler head

dengan sistem down feed.

B.14.5.Analisa Sistem Instalasi Listrik

Sistem instalasi listrik diperoleh dari sumber tenaga yang disediakan oleh

PLN (Perusahaan Listrik Negara) sebagai suplai energi utama dan Diesel

Generator Se t(genset) sebagi suplai energi emergency. Skema

pensistribusian listrik sebagai berikut:

Keterangan:

− Transformer berisi : saklar utama, trafo, dan sekring.

− Main Switch board berisi : saklar/pemutus sirkuit, dan meteran.

− D.P adalah panel distribusi utama

− L.A.P: Lighting and Appliance Panel, panel untuk pemakaian lighting dan

aplikasi lainnya

PLN Gardu distribusi

Meteran Transformator

Automatical switch Genset

Sekering utama

Panel distribusi

Panel cabang

Distribusi

Gambar 4.14 Sistem Instalasi Tenaga Listrik

Page 100: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-43

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

− L.A adalah aplikasi-aplikasi pemakaian listrik (lighting, stop kontak,

pompa,dsb)

Pengoperasian Sistem instalasi listrik pada kondisi beban normal, seluruh

beban listrik mendapat suplai tenaga listrik dari PLN. Bilamana sumber

tenaga listrik PLN mengalami gangguan, maka secara otomatis sumber

tenaga listrik diambil alih oleh sumber cadangan diesel genset yang

dilengkapi Automatic Main Failure (AMF) dan melayani beban listrik. Interval

waktu dari PLN padam hingga sumber listrik diesel genset melayani beban

adalah maksimum 20 detik.

Dalam sistem pendistribusiannya terdapat beberapa dasar pertimbangan

kabel aliran listrik antara lain:

− Panjang jaringan aliran

− Tegangan listrik

− Keadaan alam

− Penampilan pada bangunan

− Operasi dan perawatan

− Keamanan pada pemakai

B.14.6.Analisa Sistem Penangkal Petir

Dasar pertimbangan pemilihan sistem adalah sebagai berikut:

− Macam struktur dan konstruksi bangunan

− Tinggi bangunan

− Situasi bangunan

Berpijak dari pertimbangan tersebut maka sistem penangkal petir yang dapat

dipertimbangankan antara lain:

a. Sistem Faraday Cage

Lebih dikenal dengan sangkar Faraday, yang menggunakan tiang yang

disebut bliksem spit yang mempunyai panjang sekitar 30 cm yang

dipasang pada atap bangunan, kemudian dihubungkan dengan kabel

tembaga yang selanjtunya ditanam ke tanah sebagai elektroda bumi.

b. Sistem Ionisasi non Radioaktif

Cara kerja sistem ini secara ringkas mempunyai sistem kerja menarik

energi medan listrik di atmosfir yang meningkat dengan luas manakala

terjadi ancaman petir. Pengumpulan energi terlebih dahulu

diakumulasikan dan dibebaskan pada waktu yang telah ditentukan untuk

menciptakan ionisasi dengan loncatan muatan di sekitar tongkat

Page 101: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-44

BAB IV Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

penangkal petir. Keadaan tersebut memperbaiki kemampuan tenaga

penangkal petir dan selanjutnya meningkatkan radius perlindungan.

Keuntungan penggunaan sistem ini antara lain,

− Peralatan bekarja sendiri secara menyeluruh

− Sistemnya sederhana dengan biaya rendah

− Memilik kontinuitas yang permanen dari puncak sampai bagian arde di

dalam tanah

− Dijamin ber-ionisasi sepanjang musim hujan/petir (stormy weather)

− Tidak berbahaya bagi lingkungan memiliki nilai estetis yang tinggi,

karena rapi dan tidak mencolok mata.

B.14.7.Analisa Sistem Pengendalian Keamanan Aset Pameran

Bertujuan menjaga kelangsungan kegiatan dan kondisi lingkungan yang ada

di kawasan dalam keadaan lancar, aman dan terkendali. Serta untuk

menjaga keamanan objek koleksi pameran.

Dasar pertimbangan :

Kecepatan dalam pendeteksian gangguan keamanan

Kemudahan dalam pengendalian keamanan

Penanggulangan pada saat terjadi gangguan keamanan

Proses pengendalian diprioritaskan kepada :

Daerah pintu masuk dan keluar site

Daerah pintu masuk dan keluar bangunan

Area parkir

Ruang, karya seni dan peralatan yang bernilai investasi tinggi

Sistem pengendalian yang dipakai :

Manual, menempatkan penjaga/sekuriti pada titik-titik rawan dan padat

aktifitas

Elektronik, TV monitor dan komputer (CCTV)

Sistem ini terhubung dengan pusat kontrol yang ditempatkan pada bangunan

servis bersama-sama dengan satuan keamanan, pemadam kebakaran dan

emergency.

Page 102: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-1

BAB V Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

[BAB V] KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI URBAN YOGYAKARTA DENGAN PENEKANAN PADA PENCITRAAN BENTUK

BANGUNAN KONTEMPORER

A. Konsep Pemilihan Lokasi den Site

Melalui teknik filtering dengan menyesuaikan pada kriteria-kriteria yang dibutuhkan,

wilayah yang dipilih yaitu kawasan Tugu. Terletak di antara jalur wisata Malioboro, Keraton

Yogyakarta, Taman Pintar Yogyakarta dan sekitar Tugu.

Maka atas dasar filtering tersebut ditentukan tapak yang terpilih adalah lahan terbuka yang

terletak pada jalan utama Jl. Pangeran Mangkubumi, yang merupakan bagian dari daerah

simpul fasilitas umum terkemuka yang berhubungan dengan kegiatan seni dan

pendukungnya.

B. Konsep Peruangan

1. Pelaku Kegiatan

• Pengunjung

• Kurator

• Seniman

• Pegelola

Keterangan site 1. Luas site perencanaan 12.000 m2 2. Batas-batas site perencanaan:

• Utara : Pertokoan

• Timur : Pemukiman penduduk

dengan ketinggian 2 lantai

• Selatan : Gedung Kedaung

Yogyakarta.

• Barat : Jl. Pangeran Mangkubumi

3. Site memiliki kontur relatif datar, dengan

kondisi sekitarnya berupa bangunan

dengan ketinggian satu hingga dua

lantai. Building Coverage disekitar

kawasan adalah sekitar 50% - 75%

dengan ketingian maksimal bangunan

32 m

Gambar 5.1 Site Terpilih Sumber: Analisa Pribadi

Page 103: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-2

BAB V Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

2. Macam Kegiatan

a. Kelompok Kegiatan Utama/Pengembangan

• Kegiatan Pameran

• Kegiatan Pertunjukan dan Pemutaran Film

• Kegiatan Penciptaan Karya Seni

• Kegiatan Diskusi Umum/Terbuka

• Kegiatan Studio Workshop

b. Kegiatan Pendukung

• Kegiatan Komersil (Coffe Shop dan Art Shop)

c. Kegiatan Penunjang

• Kegiatan Perpustakaan

• Kegiatan Konservasi

d. Kegiatan Pengelola

3. Konsep Layout Peruangan

a. Konsep Layout Peruangan Kelompok kegiatan Utama/Pengembangan

Layout ruang bersambung dari entrance utama di depan menuju hall penerima

kemudian langsung ke ruang pamer untuk menciptakan kesan ruang yang

terbuka. Ruang pamer dihubungkan dengan selasar menuju Hall tunggu bagi

ruang serbaguna dan audiovisual. Hal ini bertujuan untuk membentuk sekuens

ruang yang tidak terputus.

Ruang pamer didominasi dengan material kaca pada dinding pembatasnya

untuk memaksimalkan masuknya cahaya. Dengan list alumunium yang disusun

Page 104: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-3

BAB V Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

berdasarkan komposisi yang sederhana membentuk permainan bayangan yang

bertujuan memberikan permainan ruang sehingga terkesan terbuka.

b. Konsep Layout Peruangan Kegiatan Komersil (Coffee Shop)

Yang menjadi pusat adalh bar di tengah dengan nuansa ruang yan semi klasik

menyesuaiakna langgam massa kolonila yang ditempati ruang kelompok

kegiatan ini.di dominasi oleh material massif seperti batu bata dan kolom-

kolom besar tapi dengan konsep semi terbuka.

c. Konsep Layout Peruangan Kegiatan Penunjang/Perpustakaan

Konsep terbuka dan terhubung langsung dengan hall di lantai dua.

Perpustakaan juga berfungsi sebagai pusat kegiatan konservasi.

d. Konsep Layout Peruangan Kegiatan Pengelola

Diubungkan dengan sebuah selasar dari ruang pamer utama menuju hall di

lantai dua sehingga memudahkan akses bagi pengelola menuju seluruh

bangunan. Ruang pengelola berupa sebuah ruang besar dengan meja besar di

tengahnya. Bertujuan untuk menghilangkan kesan terisolasi bila manggunakan

konsep cubicle. Ruang bagi kepala program dan pendukung lainnya diletakaan

mengelilingi ruang kerja utama untuk memudahkan pengawasan dan

koordinasi.

C. Konsep ME/SE dan Sirkulasi Tapak

Entrace di bagi menjadi entrance kendaraan dan entrance Pedestrian. Semua

entrance diletakan pada Jl. Pangeran Mangkubumi sebagai satu-satuya akses ke jalan

raya. ME digunakan sebgai pintu masuk serta keluar kendaraan pengunjung dan pintu

masuk servis. Se difumgsikan sebagi pintu keluar utama.

Sirkulasi kendaraan menggunkan konsep memutar dengan pembagian area parkir

pengunjung dan pengelola

Gambar 5.2 Konep ME/SE dan Sirkulasi Sumber: Analisa Pribadi

Page 105: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-4

BAB V Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Entrance bagi pedestrian ditempatkan di tengah-tengah site dan berhubungan

langsung dengan trotoar dan jalur lambat, menyatu membentuk seperti square karena

terhubung langsung dengan landscape eksterior. Hal ini dimaksudkan sebagai

pembentuk sifat ruang publik yang terbuka.

Pada Entrance bagi pedestrian sampai dengan bangunan utama dilletakkan sculpture

berbentuk gunungan wayang dengan konsep tunnel (terowongan), selain untuk

memperjelas entrance dan eye catching juga sebgai pengarah jalur pedestrian.

Untuk jalur sirkulasi kendaraan di rencanakan selebar 6 m sehingga mampu

mengakomodasi dua kendaraan sejajar serta dengan menggunakan material aspal.

Jalur Sirkulasi pedestrian direncanakan dibagi dua jalur untuk masuk dan keluar

dengan lebar masing-masing jalur. Material yang digunaka adalah paving block yang

menyatu dengan trotoar.

D. Konsep Klimatologi

Yang paling membutuhkan penghawaan dan pencahayaan alami adalah kelompok

kgiatan pengelola dan dan pendidikan. Dikarenakan arah angin yang bertiup kencang

Gambar 5.3 Sclupture pada Jalur Pedestrian Sumber: Analisa Pribadi

Gambar 5.4 Lebar Jalur Sirkulasi Kendaraan Sumber: Analisa Pribadi

Gambar 5.5 Lebar Jalur Sirkulasi Pedestrian Sumber: Analisa Pribadi

Page 106: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-5

BAB V Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

berasal dari arah barat dan timur, maka bukaan massa pendidikan dan pengelolaa

diletakan di arah barat dan timur agar tercipta sirkulasi udara silang. Begitu pula

dengan sina matahari meletakan bukaan di barat dan timur untuk memaksimalkan

masuknya sinar matahari. Bukaan di rencaakan selebar mungkin dengan kajendela-

jendela besar.

Untukruang pameran akan menggunakan bangunan berbentuk huuf Y, bagian

kepala nyadirencanakan berupa skylight yang akan mengkap sinar matahari.

Sedangkan bagian sisinya direncanakan semi tebuka untuk mengkap angin.

Agar tidak terkesan panas, maka di sekeliling site diletakkan vegetasi. Befungsi

sebagai peneduh dan pembentuk estetika.

E. Konsep Kebisingan

Respon dari noise disekitar site adalh dengan zonafikasi kegiatan menurut

kebutuhannya akan kenyamanan atas tingkat kebisingan. Zona pengelola dan

pendidikan serta zona pameran tidak terlalu memerlukan kenyamanan akan tingkat

kebisingan diposisikan dekat dengan sumber kebisingan utama,yaitu Jl. Pangeran

Mangkubumi,tapi tetap dengan jarak yang tidak terlalu dekat. Sedangkan zona

pertunjukan memerlukan kenyamanan akan tingkat kebisingan diletakkan agak

kebelakang.

F. Konsep Orientasi

Dikarenakan view yang paling potensial adalah view ke arah daerah Tugu dan daerah

Malioboro serta view menuju site arah Stasiun Tugu dan daerah Tugu sepanjang Jl.

Gambar 5.6 Respon Iklim pada Massa Pendidikan dan Pengelolaan Sumber: Analisa Pribadi

Gambar 5.9 Respon Iklim pada Massa Kegiatan Pameran Sumber: Analisa Pribadi

Gambar 5.10 Peletakan Vegetasi Mengelilingi Site Sumber: Analisa Pribadi

Gambar 5.11 Zoning Berdasarkan Noise Sumber: Analisa Pribadi

Page 107: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pa

ke

G. Ko

Zo

Be

zon

pu

Be

se

H. Ko

Gu

ma

ma

• Z

• Z

• Z

ngeran Man

arh Stasiun

onsep Zoifik

ning pada

erdasarkan k

na pameran

blik,semi pu

erdasrkan tin

bagai berikut

onsep Guba

ubahan mass

asing kelomp

assa sendiri-s

Zona Pendidi

Zona Pendidi

Zona Pertunj

Dengan Pe

gkubumi. Ma

Tugu dan Ma

kasi Site

site diten

kelompok keg

dan zona pe

blik dan priva

gkat kebisin

t:

hanMassa

sa di dasari

pok kegiatan

sendiri. Mass

ikan dan Pam

ikan dan Pen

ukan

nekanan pad

aka Orientas

alioboro sert

ntukan berd

giatannya dib

ertunjukan. S

at.

gan, klimato

olehhubung

n. Masing-ma

satersbut ad

meran

ngelolaan

Gambar 5.12 ASumber: Analis

da Pencitraa

si bangunan

a meghadap

dasarkan ke

bagi menjadi

Sedangkan m

logidan kebis

gan antar ru

asing kelomp

alah sebaga

Arah Orientasi Bsa Pribadi

Galeri San Bentuk Ba

diarahkan g

p Jl. Pangeran

elompok ke

i zona pendi

menurut sifatn

sinan site di

uang dan tat

pok kegiatan

i berikut:

Bangunan

Gambar 5.1Sumber: An

Seni Urban Yoangunan Kon

gak miring da

n Mangkubum

egiatan dan

dikan dan pe

nya dibagi me

bagi menjad

ta ruang pa

n seakan-aka

13 Konsep Zonnalisa Pribadi

V-6

ogyakarta ntemporer

an condong

mi,

n sifatnya.

engelolaan,

enjadi zona

i zona-zona

da masing-

an memiliki

ifikasi Site

BAB V

Page 108: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-7

BAB V Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Masing-masing massa yang bediri sendiri tersebut digabung shingga membentuk

satu kesatuan bentukmassa bangunan yang merupakan kosep hibrida dari

gabungan massa dan massa tunggal.

Penataan massa dan sirkulasi pada tapak menggunakan konsep radial dan

dengan menciptakan persilangan pada arus sirkulasi/jalan setapak (cross-path)

dengan berlandaskan pada ide yang sama dengan ide pada gubahan massa.

Yang menjadi pusat kegiatan adalah ruang pameran di tengah tapak. Pameran ini

ini yang menghubungkan setiap massa bangunan dan kegiatan outdoor pada

amphitheater dan art garden. Konsep radial untuk menggambarkan sifat seni

urban yang terbuka dan berkembang dengan bebas, sementara konsep

persilangan jalan setapak (cross-path) untuk menggambarkan interaksi-interaksi

yang terjadi secara bebas antara seni dan masyarakat. Jalan setapak/path pada

tapak serta plasa-plasa terbuka dihadirkan sebagai area-area publik dan pusat-

pusat pertemuan untuk memberi peluang bagi interaksi yang luas, serta untuk

memberi peluang bagi seluruh area tapak menjadi ruang pamer dan ruang untuk

berkarya.

I. Konsep Bentuk danTampilan Bangunan

Gambar 5.15 Gubahan Massa Gabungan Sumber: Analisa Pribadi

Gambar 5.16 Konsep Pola Tata Letak Massa Bangunan Sumber: Analisa Pribadi

Page 109: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Cir

me

ek

Ko

ko

ke

ind

Pe

da

pe

ko

J. Ko

Jal

dim

pa

be

ri khas yang

emuat kode

lektis antara

onsep pengg

ntemporer d

giatan akan

donesia, yaitu

ersilangan (c

nbentuk mo

nggunaan o

ntemporer ya

onsep Landsc

lan setapak

mana ruang-

meran, berk

sar di Yogya

Dengan Pe

paling men

dan gaya ya

a tradisional/

gabungan se

dengan bent

n mengguna

u kolonial, m

ross) antar

dern. bentuk

ornamentasi

ang fleksibel

cape Bangun

di pada ru

-ruang diant

esenian dan

akarta, diman

GamSum

GS

GS

nekanan pad

onjol dari be

ang berbeda

modern, pop

elera langgam

tuk-bentuk s

akan langga

odern.

lambang dih

k modern dis

huruf Jawa

dan humoris

nan

uang terbuka

tara persilan

berkomunit

na jalan mer

mbar 5.17 Ekspmber: Analisa Pr

Gambar 5.18 PeSumber: Analisa

Gambar 5.19 PoSumber: Analisa

da Pencitraa

entuk kontem

a dalam satu

pular/tinggi, b

m arsitektur

sebelumnya.

m arsitektu

hadirkan den

selangkan la

a. Persilang

s.

a di rencan

ngan terseb

as. Jalan set

rupakan bag

resi dan Citra Bribadi

ersilangan Antaa Pribadi

ola Jalan Setapaa Pribadi

Galeri San Bentuk Ba

mporer adala

u bangunan.

barat/timur,

r menjadi pe

masing ma

r berbeda

ngan menyila

gi dengan un

gan ini men

akan denga

ut dapat di

tapak ini men

ian tak terpi

Bangunan

r Langgam

ak

Seni Urban Yoangunan Kon

ah double co

Merupakan

sederhana/k

embeda anta

asing massa

yang perna

angkan bent

nsur tradisio

nguatkan cit

an konsep p

guakan seb

ngambil pola

sahkan dari

V-8

ogyakarta ntemporer

oding, yaitu

n campuran

kompleks.

ara bentuk

a kelompok

h hadir di

tuk kolonial

onal melalui

tra bentuk

persilangan,

agai ruang

a jalan-jalan

seni urban

BAB V

Page 110: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-9

BAB V Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

juga sebagai metaforik dan unsur humoris dari arsitektur kontemporer

K. Konsep Sistem Struktur

• Sub Struktur

Dikarenakan bangunan hanya berupa

bangunan dua lantai, kecuali bangunan

pameran yang tiga lantai, maka pondasi yang

digunakan adalah pondasi footplate dengan

kedalaman brkisar 2.5 m. Untuk lantai tiga

bangunan pameran yang berupa kantilever,

pondasi yang digunakan adalah tiang

pancang dengan pertimbangan kekuatan.

• Supper Struktur

Dikarenakan Gubahan massa yang berbentuk persegi panjang,maka struktur yang

efektif dipakai adalah struktur rangka dengan kolom dan balok beton. Untuk

bangunan pameran menggunakan struktur rangka modul 6 m, untuk bangunan

pertunjukan menggunkan modul 8 m,sedangkan untuk bangunan pendidikan dan

pengelola menggunakan modul 4 m. Bentang bangunan yang panjang dan bentuk

bangunan yang terpatah-patah, maka dilakuka pemisahan-pemisahan modul secara

struktur, karena ingin menghasilkan satu massa tunggal bangunan, maka hubungan

antar modul menggunakan kantilever, dimana pembebanan pada hubungan

tersebut di bagi dua oleh masing-masing modul.

Gambar 5.20 Pondasi Footplate Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 5.20 Modul Struktur Sumber: Dokumentasi Pribadi

Page 111: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-10

BAB V Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Pada Lantai tiga bangunan pameran merupakan kantilever

dengan tumpuan kolom yang menerus dari lantai satu

bangunan pendidikan. Dikarenakan harus menopang stuktur

kantilever maka kolom ini memiliki dimensi yang lebih besar

dari kolom lainnya.

• Upper Struktur

Untuk bangunan pameran yang mengekspresikan

langgam modern, struktur atap yang dipakai adalah dak

beton dengan penutup atap beton ringan. Sedangkan

untuk bangunan pendidikan dan pengelolaan yag

mengekspresikan langgam kolonial dan beratap

limasan, struktur atap yang dipakai adalah struktur

rangka kuda-kuda baja dengan bentang menyesuailan

dengan modul struktur yang dipakai. Begitu juga dengan

bangunan pertunjuka yang memerlukan bentang

bangunan leba, maka struktur atap yang digunakan

untuk membentuk bentuk atap joglo adalah struktur

atap kuda-kuda rangka baja

L. Konsep Pencahayaan

Pencahayaan pada ruang pamer galeri menggunakan

luminary track yang fleksibel. Mudah mengkalibrasi intensitas

cahaya dan sudut penerangannya. Dalam menerangi lukisan

digunakan spotlight dengan lampu halogen untuk

menghindari fotodegadasi benda seni.

Gambar 5.21 Struktur Kantilever Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 5.2I Struktur Kuda-kuda Baja Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 5.22 Luminary Track Sumber: Dokumentasi Pribadi

Page 112: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-11

BAB V Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Denagan Penggunaan luminary tack dimungkinkan perubahan sudut yang paling

ideal, yaitu 30 derajat vertikal dari lukisan setinggi pandangan mata.

Untuk objek tiga dimensi lampu spotlight diletakan di sekeliling objek untuk

meberikan efek dramatis.

Yang perlu diperhatikan lagi adalah ambient. Ambient atau permainan cahaya pada

ruangan dimaksudkan untuk meberikan suatu suasana ruang. Permainan

kombinasi cahaya menggunaka lampu LED yang diarahkan pada fasade banguan

yag berupa kaca akan menghasilkan permainan warna yang menarik. Denga

adanya ambient ini suatu karya seni tidak terasa berdiri sendiri, tetapi juga

menyatu dengan ruang.

M. Konsep Sistem Utilitas Bangunan

1. Konsep Sistem Air Bersih

Menggunakan sistem distribusi up feed distribution dikarenakan bangunan

hanya maksimal 2 lantai. Massa bangunan yang terpisah tiga di respon dengan

adanya tiga ground reservoir yang dipompa melalui tiga pompa berbeda ,

dimana setiap gorund reservoir melayani satu bangunan.

Gambar 5.23 Aplikasi Luminary Track Sumber: Dokumentasi Pibadi

Gambar 5.24 Lampu LED dan Pemainan Warna Ambient Sumber: Dokumentasi Pribadi

Page 113: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-12

BAB V Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

2. Konsep Sistem Pembuangan Air Kotor

Untuk kotoran padat, direncanakan peletakan tiga septictank dan tiga sumur

peresapan dimana setiap septictank dan sumur peresapan menangani setiap

massa bangunan yang berjumlah tiga. Air kotor dari daerah service

(dapur/pantry), bersifat cair yang berasal dari kamar mandi dan daerah service

dibuang langsung menuju riol kota. Khusus untuk yang berasal dari

dapur/pantry terlebih dahulu ditampung pada bak perangkap lemak.

3. Konsep Sistem Instalasi Listrik

Gambar 5.22 Konesp Sistem Air Bersih Sumber: Analisa Pribadi

Gambar 5.26 Konsep Pembuangan Air Kotor Sumber: Analisa Pribadi

Gambar 5.25 Konsep Sistem Air Bersih Sumber: Analisa Pribadi

Page 114: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-13

BAB V Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Pembagian SDP menjadi tiga sesuai dengan jumla massa bangunan. Sumber

listrik utama berasal dari PLN dan genzet sebagai seumber listrik cadangna.

Peletakan ruang genzet sebagai massa tesendiri agar mudah diakses tanpa

mengganggu kegiatan utama. Selain itu juga pertimbangan kebisingan.

4. Konsep Sistem Penghawaan

Fasilitas yang membutuhkan penghawaan buatan adalah ruang pamer, ruang

serbaguna, ruang audio visual, perpustakaan, kantor pengelola, serta ruang

kelas dan studio workshop. Untuk ruang pamer,ruang serbaguna dan ruang

audiovisual akan menggunakan system AC Semi Central, sedangkan untuk

ruang pengelola dan ruang studio workshop akan menggunakn system AC

setempat. Dalam kondisi ini tiap ruang tidak selalu digunakan bersama-sama,

sehingga pengatur AC ditempatkan dalam tiap ruang dan dinyalakan sesuai

keperluan sehingga menghemat biaya dan energi.

2. Konsep Sistem Keamanan Bahaya Kebakaran

Yang perlu diperhatikan adalah aset-aset galei seni yang berupa karya seni.

Untuk menjaganya dari bahaya kebaakaanyang telah terjadi, maka alat

pemadaman yang digunakan adalah pemadam yang menggunkan baha-bahan

non air, dikarenakan air dapat merusak karya seni tersebut.

Adapun Jenis alat pemadaman yang dipakai di ruang pamer adalah:

• Pemadam Kebakaran Busa

Variasi mekanisme dan bahan kimia yang

digunakan pada pemadam kebakaran busa

cocok digunakan untuk memadamkan api

kelas B dan terbatas pada api kelas A. Busa

digunakan untuk membentuk selimut untuk

menutupi dan memadam api. Pemadam

Gambar 5.26 Konsep Instalasi Listrik Sumber: Analisa Pribadi

Gambar 5.27 Pemadam Kebakaran Busa Sumber: Dokumentasi Pribadi

Page 115: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-14

BAB V Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

kebakaran jenis busa adalah yang paling efektif untuk memadamkan api dari

bahan bakar cair yang berada dalam wadah dimana bahan ini cukup panas

untuk dapat terbakar sendiri bila bersinggungan dengan oksigen. Selimut

busanya akan tetap berada pada tempatnya cukup lama untuk mendinginkan

bahan yang terbakar sehingga temperaturnya tidak cukup untuk dapat

terbakar sendiri. Busa kurang efektif pada tumpahan yang menyebar. Jenis

ini bisa jadi tidak efektif cairan yang terbakar seperti alcohol.

• Pemadam Kebakaran Tepung Kering

Pemadam ini diisi dengan bahan kimia

berbentuk tepung kering yang diinjeksikan

dengan tekanan gas, atau dengan tekanan

udara. Pemadam kebakaran jenis tepung kering

mempunyai reaksi pemadaman yang sangat

cepat. Kabut bahan kimia kering ini cenderung

melindungi orang yang memadamkan api dari

panas. Tepung kering adalah pemadam api yang

paling efektif untuk memadamkan cairan yang

terbakar pada area yang luas, khususnya pada

tumpahan yang mengalir bebas.

3. Konsep Sistem Penangkal Petir

Penangkal petir yang digunakan adalah sistem Faraday, yang berupa tongkat

sepanjang 10 cm di pasang di atas atap dan diisolasi agar tidak mengalirkan

listrik ke dalam bangunan. Listrik yang diterima tongkat diarahkan masuk ke

tanah sedalam 2 – 6 m.

4. Konsep Sistem Pengendalian Keamanan Aset Pameran

Gambar 5.28 Pemadam Kebakaran Tepung Kering Sumber: Dokumentasi Pribadi

Page 116: TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN · tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan galeri seni urban yogyakarta dengan penekanan pada pencitraan bentuk bangunan kontemporer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-15

BAB V Galeri Seni Urban Yogyakarta Dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer

Selain dengan cara manual, yaotu menemptakan penjaga di daerah-daerah

rawan dan padat aktifitas digunakan juga system otomatis menggunakan

kamera CCTV. CCTV diletakan di daerah-daerah yang memerlukan kemanan

tinggi, tetapi juga dubutuhkan kenyamanan yang sulit dipenuhi bila ada

petugas yang menjaga pada daerah tersebut, contohnya ruang pameran dan

masterpiece. Umumnya kamera CCTV dibagi menjadi dua jenis, yaitu PTZ

Camera yag dapat dikendalikan gerak kameranya dan Fixed Camera dimana

lensa kamera sudah tetap arah pengambilan gamabarnya. PTZ Camera

digunakan pada daerah-daerah yang membutuhkan jangkauan pandang luas

(Ruang galeri, Hall, Perpustakaan). Sedangkan Fixed Camera digunakan pada

daerah-daerah yang tidak membutuhkan jangkauan luas (pintu masuk, pintu

keluar, ruang-ruang pengelola, storage).

Gambar 5.30 Jenis Kamera CCTV Sumber: Dokumentasi Pribadi