Upload
hadassah-sasa
View
234
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS ASPEK SOSIAL DALAM EKONOMI
Nama:
Hadassah Putri Hadi Utomo 31408055
Carin Gunawan 31408068
Erlita Triana Sutjipto 31408155
Ay Ling 31408144
Winda Octavia The 31408157
Grace Natalie P 32409022
Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131
(031) 8494830, 8494831, 8439040
Surabaya 60236
Pendahuluan
Berbicara tentang batik rasanya tiada akhirnya, batik sebagai salah satu tradisi bangsa Indonesia
yang telah dikenal sejak berabad-abad lalu memang patut dijaga kelestariannya. Dahulu Batik
hanya dikenakan oleh keluarga raja dan para bangsawan, rakyat biasa pada waktu itu belum
bersentuhan dengan batik namun saat ini hampir seluruh kalangan telah mengenal apa itu Batik.
Batik sendiri dapat kita lihat dari 2 sisi saat ini yaitu sebagai warisan sosial budaya yang perlu
untuk dilestarikan dan sebagai suatu komoditas ekonomi yang diperdagangkan. Apabila kita
hanya mementingkan batik dari satu sisi saja maka Batik tersebut hanya menjadi sebatas pakaian
tradisional seperti pakaian kimono di Jepang.
Seni atau budaya menunjang sebuah komoditas agar sebuah barang memiliki nilai tambah dan
dapat diterima di pasar untuk kemudian dibeli oleh konsumen, saat ini penting bagi produk batik
untuk memiliki daya saing terhadap produk tekstil lainnya apabila batik ingin mendapatkan
tempat di tengah masyarakat. Di tengah gempuran krisis ekonomi di Indonesia pada tahun 1997
industri batik justru mengalami pertumbuhan yang baik, dilihat dari adanya peningkatan
permintaan pasar baik yang cukup besar dengan pertimbangan batik yang diminta adalah jenis
batik yang memiliki nilai komersial, corak bagus, harga bersaing, dan kualitasnya memuaskan.
Melihat manfaat yang dapat kita dapatkan dari Batik menjadi penting bagi kita untuk terus
menjaga kelestariannya. Memang terkesan bahwa Indonesia baru mulai memperhatikan
budayanya ketika budaya tersebut akan dicuri seseorang, maka dari itu setelah mendapatkan
pengakuan dari UNESCO bahwa Batik merupakan warisan asli Indonesia bukan berarti
perjuangan kita berhenti sampai disini saja, kita harus menjaganya agar warisan ini tidak hilang.
Latar Belakang
Warisan atau peninggalan dari nenek moyang bangsa Indonesia ke generasinya yang berupa
budaya jumlahnya sangat banyak, mulai dari candi- candi, senjata tradisional seperti sangkur,
keris, dan tombak, kapal laut Pinisi, wayang, dan batik. Khusus untuk Batik, melalui sidang
“Intergovernmental Committee for Safeguarding of The Intangible Cultural Heritage” yang
diadakan pada tanggal 11-14 Maret 2009 di Abu Dhabi, Indonesia terus berjuang untuk
mendapatkan pengakuan dunia atas batik. Hingga akhirnya UNESCO yaitu organisasi PBB yang
mengurus masalah pendidikan dan kebudayaan, pada tanggal 2 Oktober 2009 di Perancis
mengukuhkan pengakuan bahwa batik merupakan warisan budaya milik Indonesia. Hari itu
seluruh masyarakat Indonesia menyambut dengan gembira keputusan tersebut hingga sekarang
kita memperingati hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober.
Saat itu Batik Indonesia yang telah sekian lama tenggelam seiring berjalannya waktu dan
masuknya pengaruh modernisasi dari Barat seakan-akan terhidup kembali dari mati surinya.
Walaupun memang terkesan bahwa Bangsa Indonesia baru memikirkan budayanya ketika
budaya tersebut mau dicuri orang yang pada saat itu memang tengah gencar dilakukan Malaysia.
Klaim Pemerintah Malaysia terhadap budaya Indonesia sangat meresahkan masyarakat
Indonesia, tiba-tiba Malaysia memperkenalkan kain batik sebagai barang buatan asli Malaysia ke
manacanegara di awal tahun 2000 padahal kita tau bahwa kain Batik merupakan salah satu
warisan budaya Indonesia. Kemudian timbullah protes yang awalnya berasal dari para pengrajin
batik kemudian merambah ke seluruh masyarakat Indonesia
Setelah terhidup kembali Batik Indonesia tiba-tiba hadir ditengah masyarakat kembali,hingga
saat ini bukan hanya kalangan pemerintahan dan orang-orang dewasa saja yang kemudian
menjadi gemar menggunakan batik, para ABG bahkan artis pun sekarang sudah tidak malu-malu
lagi mengenakan batik. Fenomena ini sungguh merupakan kebanggaan tersendiri bagi sebagian
besar bangsa kita namun kita hanya dapat berharap bahwa kegemaran akan pakaian Batik akhir-
akhir ini di kalangan masyarakat Indonesia bukan merupakan trend sesaat saja, namun
merupakan sesuatu yang sifatnya berkelanjutan.
Maka dari itu hendaknya upaya pelestarian Batik jangan hanya puas sebatas pada pengakuan
oleh UNESCO, pengakuan ini hanya sebatas pengukuhan dunia terhadap Batik Indonesia
sehingga tidak ada keragauan mengenai kepemilikan Batik lagi. Memang kita harus bangga
terhadap pengakuan UNESCO ini namun pekerjaan rumah untuk melindungi dan melestarikan
batik masih terbentang panjang karena kalau bukan kita sebagai masyarakat Indonesia yang
melestarikannya maka siapa yang akan melakukannya.
Masalah
Permasalahan yang kami angkat adalah:
Bagaimana Batik Indonesia dapat tetap bertahan di era modern dan cara Batik Indonesia
menghadapi persaingan yang ada setelah adanya pengakuan atas Batik sebagai warisan
Indonesia oleh UNESCO
Pembahasan
Dari segi pengejaannya, kata batik berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa yaitu “amba”
yang bermakna menulis dan kata “tik atau titik” yang artinya
berkaitan dengan pekerjaan halus, lembut, dan kecil serta
mengandung unsur keindahan. Jadi menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia arti kata batik adalah corak atau gambar
(pada kain) yang pembuatannya dilakukan secara khusus
dengan menuliskan atau menerakan malam kemudian
pengolahannya diproses dengan cara tertentu
Menurut teknik pembuatannya, jenis batik terbagi menjadi 2 macam yaitu:
Batik Tulis/ Batik Lukis adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik
menggunakan tangan dan alat yang disebut canting yang pembuatannya memakan waktu
kurang lebih dua sampai 3 bulan
Batik Cap adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik yang dibentuk dengan
cap yang biasanya terbuat dari tembaga, proses ini biasanya membutuhkan waktu kurang
lebih dua sampai 3 hari
Sedangkan menurut daerah asal pembuatannya terdapat beberapa jenis batik, diantaranya:
Batik Jawa yang merupakan warisan kesenian budaya Jawa yang memiliki motif yang
mengandung makna biasanya mengenai leluhur mereka yang menganut animisme dan
dinamisme. Batik Jawa terutama banyak berkembang di daerah Solo
Batik Tiga Negeri merupakan perpaduan motif antara daerah Lasem, Pekalongan dan
Solo yang memiliki proses seni tinggi dimana tiap-tiap daerah memberikan warna sesuai
daerah masing-masing. Lasem memberi warna merah yang khas, Pekalongan dengan
warna biru, kemudian terakhir diwarnai coklat sogan khas kota Solo.
Batik Pekalongan memiliki 3 jenis yaitu yang batik lokal, batik encim, dan batik londo.
Batik lokal dilakukan dengan gaya lokal dengan pola yang tidak merujuk pada aturan
kerajaan, sedangkan Batik encim polanya didasarkan kepada buketan aksesoris budaya
Cina. Yang terakhir batik lobo dibuat berdasarkan aksesoris kebudayaan Belanda.
Batik memiliki sejarah yang panjang di Indonesia yaitu sejak zaman kerajaan Majapahit,
kerajaan Mataram, dan juga zama kerajaan Yogya dan Solo. Awalnya kesenian batik merupakan
kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-
raja Indonesia zaman dulu yang tinggal di kraton saja, namun karena banyak pengikut raja yang
tinggal di luar kraton maka kesenian batik pun ikut terbawa keluar. Seiring dengan
perkembangan zaman, Batik telah mengalami beberapa perkembangan baik dari bentuk maupun
proses produksinya. Namun unsur batik yang memiliki nilai seni tinggi terus dapat kita nikmati
bagaimanapun bentuk dan proses pembuatannya.
Batik menjadi sesuatu
yang unik dan memiliki nilai seni yang tinggi dikarenakan motifnya yang memiliki sebuah arti.
Motif yang dihasilkan diadopsi dari kehidupan rakyat pada zaman itu sehingga tiap wilayah
menghasilkan sebuah motif unik yang berbeda antara satu dengan yang lain, sehingga setiap
motif memiliki ceritanya masing-masing. Seiring dengan berjalannya waktu motif tersebut pun
terus berkembang sehingga mengalami banyak perubahan dan modifikasi sesuai dengan
permintaan pasar, mulai dari motif bentuk hewan, bunga atau unsur-unsur lainnya. Proses
produksi pun juga mengalami beberapa perkembangan dimana saat ini pembuatan batik banyak
menggunakan proses produksi sablon atau print guna menjaga agar harga batik negri dapat
bersaing dengan produk luar. Saat ini bentuk atau motif batik tidak terbatas dalam wujud kain
batik saja melainkan dapat digunakan pula dalam hiasan dinding seperti lukisan kaca, produk-
produk interior berupa ukiran kayu pada meja ataupun kursi, selain itu kita juga mendapati motif
batik pada berbagai produk sehari-hari seperti sarung bantal, seprai, taplak meja
Dalam sebuah batik terdapat 3 nilai dasar yang terkandung yaitu nilai penampilan, isi dan
pengungkapan, yang dijelaskan dengan lebih rinci sebagi berikut:
Nilai penampilan adalah nilai yang dapat kita lihat secara visual berupa keindahan sebuah
motif yang tertera pada sebuah kain entah kain katun atau sutera.
Nilai Isi yaitu setiap pengetahuan, rasa, intuisi, pesan, atau nilai hidup mengenai moral,
nilai sosial ataupun nilai religi yang tergambar pada batik. Sebagai contoh motif
lengkung yang biasanya ada pada batik menunjukkan motif manusia yang selalu berubah
naik dan turun dan kemudian berkembang keluar untuk mencari jati diri dan pada
akhirnya kembali ke asalnya jaitu Tuhan.
Nilai Pengungkapan menunjukkan adanya nilai bakat dan nilai ketrampilan yang
diungkapkan oleh para seniman Batik dalam proses batik yang begitu indah dengan
memberikan goresan lilin panas lewat canting yang terbuat dari bahan tembaga tipis
untuk membentuk sebuah motif secara hati-hati.
Pengakuan UNESCO terhadap Batik memang patut kita sambut dengan baik karena hal ini
membawa dampak-dampak tersendiri bagi negara kita, baik dampak dalam bidang ekonomi,
sosial, budaya, hukum maupun politik. Namun dapat tersebut ada yang sifatnya positif ada pula
yang bersifat negatif, berikut akan kita bahas dengan lebih detail mengenai masing-masing
dampak yang diakibatkan dari adanya pengakuan Batik oleh UNESCO.
Sejak adanya pengakuan hak cipta karya membatik dari Indonesia oleh UNESCO, kondisi bisnis
Batik di Indonesia mulai menggeliat. Pertumbuhan mulai dari proses produksi, penjualan hingga
ekspor Batik keluar negri terus mengalami peningkatan. Memang jenis kerajinan Batik asli
hanya sedikit di dunia yaitu di Indonesia, Malaysia dan Srilanka saja, sedangkan jika ada negara
lain yang menghasilkan Batik maka kebanyakan hasil tersebut merupakan hasil dari menjiplak
saja dengan kualitas yang masih kurang apabila dibandingkan dengan produksi dalam negri.
Dengan meningkatnya minat terhadap batik, baik dari dalam maupun luar negri diharapkan dapat
membantu masyarakat kecil terutama para pengrajin melalui usaha kecil dan menengah.
Untuk kerajinan Batik tulis memang didominasi oleh warga-warga di desa yang mendapatkan
keahlian secara turun temurun dimana jumlahnya semakin lama semakin sedikit. Namun sejak
trend batik hidup kembali pengakuan seorang Nenek pengrajin batik tulis asal Pekalongan
mengaku mendapatkan peningkatan omzet didukung olehgerakan nasional penggunaan batik
sebagai busana sehari-hari terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Harga batik yang
ditawarkan pun beragam mulai dari Rp 35.000,- hingga Rp 10 juta untuk kain batik tulis asli
buatan seorang pengrajin, batik tulis memang lebih mahal karena bernilai tinggi karena kain
batik tulis memiliki gambar desain yang tak pernah bisa sama bagkan dalam satu lembar kain.
Meningkatnya permintaan pasar ini membuat kebutuhan pengrajin Batik bertambah sehingga
dapat melestarikan Batik sekaligus mengurangi adanya pengangguran.
Selain pertumbuhan Batik dalam negri yang meningkat, permintaan ekspor Batik pun sepanjang
2010 hingga bulan Maret 2011 mencatat nilai ekspor yang tinggi hingga USD 8,3 juta dengan
volume ekspor 377 kilogram seperti yang diungkapkan oleh Dinas Perindustrian,Perdagangan
dan Koperasi (Disperindagkop). Angka ini masih bisa ditingkatkan, jika semakin banyak
masyarakat Indonesia bangga menggunakannya sekaligus sebagai bentuk kecintaan terhadap
batik yang merupakan karya sejarah bangsa. Produk Batik menempati urutan teratas dari lima
produk ekspor unggulan dari Bantul padahal pada sebelum 2010 produk kerajinan non batik
selalu merajai sektor ekspor baik volume maupun nilai jual. Nilai ekspor batik meningkat
mencapai 8% dibanding 2010.
Selama ini negara jerman merupakan
tujuan ekspor utama dengan nilai
mencapai US$ 8,6 juta dari volume ekspor
seberat 534 kilogram lebih. Menyusul Amerika dengan nilai jual sekitar US$ 3,9 juta dari total
volume sebanyak 676 kilogram lebih. konsumen mancanegara menyukai produk bernilai seni
tinggi ketimbang produk pabrik. Karena itu ekspor diarahkan ke produk batik tulis dengan
pewarna alami dan mempunyai nilai seni. Penjualannya juga direncanakan membidik konsumen
di Perancis yang merupakan tujuan ke tiga negara ekspor karena negara itu merupakan pusat
mode Dunia. Upaya peningkatan ekspor dapat dilakukan dengan terus melakukan pameran-
pameran seperti
fashion show atau
open gallery
sehingga dapat
meningkat
minat dari konsumen
manca negara.
Apabila kita
menelusuri sejarah Batik maka kita mengetahui bahwa dahulu Batik hanya dapat dinikamati
oleh anggota kerajaan saat ini telah dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Kalau
dahulu pemakaian batik menunjukkan sebuah status yang lebih tinggi disebuah golongan namun
seiring berjalannya waktu Batik telah menjadi bagian dari identitas bangsa Indonesia itu sendiri,
kalau dahulu Batik menjadi pemisah antara golongan kerajaan dengan rakyat biasa justru saat ini
unsur kebersamaan dan kesamarataan lah yang muncul ketika kita memakai batik.
Gerakan-gerakan Nasional yang mendukung pemakaian Batik sungguh merupakan sebuah
terobosan. Apapun profesi dan kedudukan yang kita miliki saat ini, entah kita berkedudukan
sebagai pejabat negara mulai dari Presiden hingga mentri, atau kita hanya sebagai pegawai di
perkantoran, atau mungkin kita sendiri sebagai seorang mahasiswa atau pelajar, pemakaian Batik
selain mencerminkan kecintaan kita terhadap warisan leluhur juga menunjukkan bahwa di
Indonesia tidak ada lagi perbedaan tingkatan dan golongan karena kita semua telah disatukan
oleh Batik itu sendiri.
Pasca pengakuan batik tulis Indonesia oleh UNESCO pada 2 Oktober lalu, memberikan dampak
positif bagi masyarakat serta pengusaha batik. Salah satu yang terlihat, masyarakat lebih
mencintai batik dari pada sebelumnya. Hal ini dinyatakan oleh Kasie Kajian dan Pembinaan,
Disperindagkoptan Kota Yogyakarta, Tri Karyadi Riyanto di Balaikota Yogyakarta, Senin
"Setelah pengakuan UNESCO terhadap batik tulis Indonesia, masyarakat lebih memiliki
kebanggaan terhadap batik adalah milik Indonesia. Selain itu, masyarakat juga semakin berminat
untuk mengetahui lebih lanjut mengenai motif-motif batik yang ada,"terang Tri.
Batik tengah berada di puncak tren fashion Tanah Air, dimana-mana orang mendadak
mengenakan batik. Batik yang dulu identitik dengan acara resmi dan formal yang digunakan
orangtua kini mengalami revolusi, saat ini tidaklah aneh lagi bagi kita menyaksikan anak muda
saling berbatik ria untuk ke kampus atau jalan-jalan di mal. Tren Batik muncul karena berbagai
faktor diantaranya adalah peran para perancang busana yang memunculkan tren batik, seperti
Edward Hutabarat yang dinilai sebagai pelopor batik ready to wear yang ternyata disambut
antusias oleh masyarakat. Faktor lainnya yang juga mendorong booming batik adalah kebijakan
pemerintah daerah dan instansi swasta yang kemudia mewajibkan pegawainya mengenakan batik
sehari dalam sepekan,.
Kita dapat menemui beraneka ragam batik dengan mudah mulai dari sackdress, tanktop, baju
muslim, atau kaos hingga batik ready to wear seperti jaket panjang longgar, blus halter neck,
jaket bergaya kimono, celana pendek semuanya diproduksi demi memenuhi minat masyarakat
terhadap batik yang terus meningkat. Menghadapi tren fashion yang cepat naik lalu turun
membuat para pengrajin dan pengusaha batik memikirkan cara-cara agar membuat batik tetap
eksis mulai dari pagelaran budaya, pameran, pagelaran busana dan bentuk promosi lainnya.
Sejak pengakuan UNESCO bahwa batik merupakan warisan budaya tak benda asli Indonesia
trend Batik ternyata tidak hanya muncul di dalam negri saja, namun juga di mancanegara
terutama di Eropa terlihat dari peningkatan ekspor yang yang cukup tinggi antara tahun 2010 dan
2011. Menurut seorang pengrajin Batik asal Pekalongan banyak warga asing yang sengaja
datang ke Internation Batik Center (IBC) di Wiradesa Kabupaten Pekalongan demi mencari tau
tentang batik.Batik di mancanegara tidak terbatas pada pakaian saja namun juga interior rumah.
Selain itu, sebagai interior rumah batik saat ini banyak sekali toko-toko yang menawarkan
merchandise/ souvernir dari motif batik, dan itu sudah menjadi oleh-oleh khas Indonesia.
Semuanya dapat kita dapatkan dengan harga yang bervariasi mulai dari yang hanya ribuan
hingga puluhan juta rupiah.
Lebih jauh lagi Batik juga dapat digunakan untuk menarik minat penumpang transportasi.
Sebagai contoh pada akhir tahun lalu sejumlah bus Damri kota Bandung mengubah tampilan
joknya dengan berbungkus kain batik. Kepala Unit DAMRI kota Bandung, selain tampil beda,
melalui gerakan jok dibungkus kain batik ini menandakan bahwa DAMRI sangat mendukung
gerakan berbatik ria di Indonesia. Apalagi batik sudah menjadi hak paten Bangsa Indonesia.
Selain itu ada Batik Solo Trans yang mengecat bodi bus nya dengan motif batik.
UNESCO mengakui Batik sebagai warisan Indonesia bukan hanya motif Batik nya saja namun
termasuk proses pembuatan yang menggunakan canting. Kita perlu menyadarkan masyarakat
agar selalu mendukung para pengrajin yang selama ini sering tidak diperhatikan, memberikan
dorongan dan bantuan agar mereka dapat menyalurkan keahlian mereka yang telah
membanggakan bangsa dan menjaga agar proses ini terus berlanjut dari generasi ke generasi.
Melalui Wisata Batik kita dapat
mempelejari hal tersebut, disana selain
dapat melihat secara langsung proses
pembuatan Batik Tulis atau pun Batik Cap
kita juga dapat belajar cara membatik
menggunakan canting serta menggambar
desain batik.
Tindakan Malaysia yang sempat menyatakan klaim bahwa Batik berasal dari negeri Jiran
tersebut sempat membuat percekcokan di tengah masyarakat Indonesia. Saat itu pada akhir tahun
2005 tiba-tiba Malaysia memperkenalkan kepada dunia bahwa kain batik merupakan barang
buatan asli negaranya melalui sebuah pameran Kuala Lumpur International Batik Convention
and Exhibition (KLIB) oleh Yayasan Budi Penyanyang Malaysia.Tentu saja masyarakat
Indonesia terutama para pengrajin batik merasa geram terhadap tindakan tersebut.
Saat itu tindakan pemerintah memang awalnya kurang tegas, namun kemudian Pemerintah
Indonesia masih melakukan penelitian atas khasanah budaya Indonesia. Menteri kebudayaan dan
pariwisata Bapak Jero Wacik menyatakan, Pemerintah Indonesia dan Malaysia sudah melakukan
kesepakatan untuk menentukan batas area kepemilikan. Kebudayaan ini boleh digunakan oleh
Malaysia, namun tetap merupakan milik Indonesia. Kerenggangan hubungan Malaysia dan
Indonesia serinng kali dipicu oleh percekcokan mengenai klam terhadap budaya negara,
sebenarnya bukan hanya batik saja yang membuat isu ditengah masyarakat.Budaya-budaya lain
yang sempat membuat bangsa kita berang diantaranya adalah tari pendet, wayang kulit,
angklung, reog ponorogo, kuda lumping, lagu rasa sayange, dan keris
Era globalisasi saat ini menuntut sebuah bangsa untuk menerapkan pasar bebas dimana semua
negara bebas untuk memperkenalkan atau menjual segala macam produk dan termasuk
diantaranya adalah Batik. Indonesia yang masuk dalam bagian Asean China Free Trade Area
(ACFTA) menuntut kita melakukan tindakan antisipasi agar batik lokal tidak tergerus mengingat
gencarnya serbuan Batik dari negara-negara lain terutama dari China terus masuk ke Indonesia
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Djoko Wahyudi menyatakan masuknya produk
tekstil China yang memiliki harga lebih murah 15% hingga 25% ditengarai semakin membuat
industri lokal kelabakan dalam menghadapinya."Banyak pengusaha pindah haluan dari produsen
di berbagai sektor ekonomi menjadi importir atau pedagang saja. Banyak yang beranggapan
untuk apa produksi tekstil bila kalah bersaing, cukup impor biaya murah dan tak perlu produksi
sendiri. Gejala inilah yang mulai tampak sejak awal tahun ini," ungkap Djoko
Batik yang sudah menjadi warisan budaya lokal sudah
seharusnya dikembangkan dan tidak boleh kalah
bersaing dengan batik produksi, pemerintah pun
dituntut untuk mengambil tindakan. Undang-Undang
HaKI Menjadi penting demi memberikan
perlindungan hukum kepada para pengrajin batik
selain itu Undang-Undang Hak Cipta yang diterapkan
dengan benar dapat memberikan keuntungan
tersendiri bagi para pengrajin batik ataupun para
pencipta motif atau corak Batik sebagaimana diatur
dalam UU No 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.
Solusi
Di tengah persaingan yang ketat dalam industri batik, eksistensi batik harus terus kita jaga
dimana hendaknya fenomena demam Batik yang ada di masyarakat tidak hanya menjadi trend
sesaat melainkan sesuatu yang sifatnya berkelanjutan dan berkesinambungan. Pengakuan
UNESCO terhadap Batik hanya merupakan langkah awal terhadap hal ini, sedangkan langkah
selanjutnya sepenuhnya berada di tangan kita.
Upaya ini tidak hanya terbatas pada tindakan pemerintah atau pengusaha saja, namun hendaknya
setiap lapisan masyarakat ikut tergabung didalamnya, setiap anggota mengambil perannya
masing-masing. Berikut adalah hal-hal yang dapat kita lakukan
Sebagai pemerintah dapat memberikan perannya dengan memberikan perlindungan
kepada para pengrajin melalui penjaminan hukum atas setiap tindakan plagiarisme
malalui penetapan Hak Cipta yang lebih dipertegas pelaksanaannya
Sedangkan para pengusaha dapat mengambil peran dengan terus berupaya meningkatkan
pertumbuhan batik tidak hanya di dalam namun juga di luar negri melalui ekspor, melalui
kegiatan-kegiatan promosi yang dapat mendukung seperti pegelaran busana atau pameran
Para pengrajin pun memiliki peran untuk terus melestarikan warisan budaya dari leluhur
kita dengan mengajarkan ketrampilan mereka kepada generasi selanjutnya sehingga
warisan tersebut dapat terus diteruskan dan tidak hilang
Yang terakhir adalah kita sebagai masyarakat dan seorang warga negara Indonesia
hendaknya kita mewujudkan kecintaan kita terhadap Batik dengan membeli dan memakai
produk-produk Batik dari Indonesia.
Kesimpulan
Batik adalah salah satu warisan leluhur Bangsa Indonesia yang sudah ada sejak zaman kerajaan
berabad-abad yang lalu. Walaupun Batik sempat mengalami masa keterpurukan namun sejak
muncul pemberitaan bahwa pemerintahan Malaysia akan mengklaim Batik sebagai warisan
budayanya, timbullah protes dari para pengrajin Batik Indonesia yang akhirnya mendorong
pemerintah untuk bertindak dengan mematenkan batik. adanya pengakuan dari UNESCO pada
konferensi di Abu Dhabi bahwa batik merupakan warisan asli budaya milik Indonesia, tiba-tiba
membuat Batik mulai mendapatkan perhatian tersendiri dari masyarakat yang kemudian
memberikan berbagai dampak mulai dari ekonomi, sosial, budaya, hukum dan politik dimana
dampak yang dirasakan pun ada yang positif maupun negatif. Fenomena bangkitnya kembali
batik tidak boleh berhenti sampai disini saja namun harus terus berlanjut bahkan berkembang,
hal ini hanya dapat kita wujudkan apabila ada kontribusi dari keseluruhan masyarakat baik dari
pihak pemerintah, pengusaha, pengrajin dan masyarakat sendiri.
Sumber Referensi
http://ukmsentral.com/gemawangbatik/
http://doguroto.blogspot.com/2010/01/jenis-batik-menurut-teknik-dan-asal_03.html
http://bagoes-jonobagoes.blogspot.com/2009/05/makalah-batik.html
http://wisatamelayu.com/id/news/d/9710/pengakuan-batik-ditetapkan-di-abu-dhabi/
http://www.tvonenews.tv/www/berita/22378/unesco_akui_batik_milik_indonesia.html
http://cetak.kompas.com/read/2009/10/01/03511526/jangan.puas.sebatas.pengakuan.batik
http://nasional.vivanews.com/news/read/84415-mendag_belanja_batik_sby_di_bandung
http://netsains.com/2009/02/motif-batik-megamendung-nilai-seni-dan-filosofinya/
http://myblogsif.blogspot.com/2009/10/penjelasan-tentang-batik.html
http://www.membuatblog.web.id/2010/02/sejarah-batik.html
http://www.batikrumah.com/tag/penjelasan-batik
http://batikpekalongan.wordpress.com/2007/11/20/28/
http://blog.batikputrabengawan.com/definisi-batik.php
http://batikindonesia.org/tag/penjelasan-batik
http://www.kulinet.com/baca/batik-sebagai-warisan-budaya-indonesia/29/
http://www.indonesiaseoul.org/indonesia//rubrik/view.php?kat=4&id=115
http://www.batikyogyakarta.com/nilai-ekspor-batik-tembus-us-83-juta/
http://nasional.kompas.com/read/2008/09/29/15500337/tren.batik.sampai.kapan
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/12/17/73234/Gencar-Antisipasi-
Serbuan-Batik-China
http://www.inforedia.com/2009/10/menyambut-pengakuan-batik-oleh-unesco.html
https://justnurman.wordpress.com/2009/09/08/unesco-akui-batik-warisan-indonesia/
http://www.wisata-batik.com/
http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:WYn2tTMkTicJ:www.dgip.go.id/ebhtml/hki/
filecontent.php%3Ffid
%3D5011+undang+undang+hak+cipta&hl=en&pid=bl&srcid=ADGEESi4ezF2vYlYIA3NV5MYbtOWj_IBaA6z
m-
pD5LEIDVQunxKwxZMyukuVoWXdHLntc1KXfP86q7GkSHXtAWLz8RLUX0dcV0g75hejdYDTefB15T9ZQ_33
w5oJb39jruYTBq3XSIZl&sig=AHIEtbSrLMB635B7BkMes4fcU3CMJae5Tw