28
TUGAS ASPEK SOSIAL DALAM EKONOMI Nama: Hadassah Putri Hadi Utomo 31408055 Carin Gunawan 31408068 Erlita Triana Sutjipto 31408155 Ay Ling 31408144 Winda Octavia The 31408157 Grace Natalie P 32409022 Universitas Kristen Petra

Tugas Aspek Sosial Dalam Ekonomi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Aspek Sosial Dalam Ekonomi

TUGAS ASPEK SOSIAL DALAM EKONOMI

Nama:

Hadassah Putri Hadi Utomo 31408055

Carin Gunawan 31408068

Erlita Triana Sutjipto 31408155

Ay Ling 31408144

Winda Octavia The 31408157

Grace Natalie P 32409022

Universitas Kristen Petra

Jl. Siwalankerto 121-131

(031) 8494830, 8494831, 8439040

Surabaya 60236

Page 2: Tugas Aspek Sosial Dalam Ekonomi

Pendahuluan

Berbicara tentang batik rasanya tiada akhirnya, batik sebagai salah satu tradisi bangsa Indonesia

yang telah dikenal sejak berabad-abad lalu memang patut dijaga kelestariannya. Dahulu Batik

hanya dikenakan oleh keluarga raja dan para bangsawan, rakyat biasa pada waktu itu belum

bersentuhan dengan batik namun saat ini hampir seluruh kalangan telah mengenal apa itu Batik.

Batik sendiri dapat kita lihat dari 2 sisi saat ini yaitu sebagai warisan sosial budaya yang perlu

untuk dilestarikan dan sebagai suatu komoditas ekonomi yang diperdagangkan. Apabila kita

hanya mementingkan batik dari satu sisi saja maka Batik tersebut hanya menjadi sebatas pakaian

tradisional seperti pakaian kimono di Jepang.

Seni atau budaya menunjang sebuah komoditas agar sebuah barang memiliki nilai tambah dan

dapat diterima di pasar untuk kemudian dibeli oleh konsumen, saat ini penting bagi produk batik

untuk memiliki daya saing terhadap produk tekstil lainnya apabila batik ingin mendapatkan

tempat di tengah masyarakat. Di tengah gempuran krisis ekonomi di Indonesia pada tahun 1997

industri batik justru mengalami pertumbuhan yang baik, dilihat dari adanya peningkatan

permintaan pasar baik yang cukup besar dengan pertimbangan batik yang diminta adalah jenis

batik yang memiliki nilai komersial, corak bagus, harga bersaing, dan kualitasnya memuaskan.

Melihat manfaat yang dapat kita dapatkan dari Batik menjadi penting bagi kita untuk terus

menjaga kelestariannya. Memang terkesan bahwa Indonesia baru mulai memperhatikan

budayanya ketika budaya tersebut akan dicuri seseorang, maka dari itu setelah mendapatkan

pengakuan dari UNESCO bahwa Batik merupakan warisan asli Indonesia bukan berarti

perjuangan kita berhenti sampai disini saja, kita harus menjaganya agar warisan ini tidak hilang.

Page 3: Tugas Aspek Sosial Dalam Ekonomi

Latar Belakang

Warisan atau peninggalan dari nenek moyang bangsa Indonesia ke generasinya yang berupa

budaya jumlahnya sangat banyak, mulai dari candi- candi, senjata tradisional seperti sangkur,

keris, dan tombak, kapal laut Pinisi, wayang, dan batik. Khusus untuk Batik, melalui sidang

“Intergovernmental Committee for Safeguarding of The Intangible Cultural Heritage” yang

diadakan pada tanggal 11-14 Maret 2009 di Abu Dhabi, Indonesia terus berjuang untuk

mendapatkan pengakuan dunia atas batik. Hingga akhirnya UNESCO yaitu organisasi PBB yang

mengurus masalah pendidikan dan kebudayaan, pada tanggal 2 Oktober 2009 di Perancis

mengukuhkan pengakuan bahwa batik merupakan warisan budaya milik Indonesia. Hari itu

seluruh masyarakat Indonesia menyambut dengan gembira keputusan tersebut hingga sekarang

kita memperingati hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober.

Saat itu Batik Indonesia yang telah sekian lama tenggelam seiring berjalannya waktu dan

masuknya pengaruh modernisasi dari Barat seakan-akan terhidup kembali dari mati surinya.

Walaupun memang terkesan bahwa Bangsa Indonesia baru memikirkan budayanya ketika

budaya tersebut mau dicuri orang yang pada saat itu memang tengah gencar dilakukan Malaysia.

Klaim Pemerintah Malaysia terhadap budaya Indonesia sangat meresahkan masyarakat

Indonesia, tiba-tiba Malaysia memperkenalkan kain batik sebagai barang buatan asli Malaysia ke

manacanegara di awal tahun 2000 padahal kita tau bahwa kain Batik merupakan salah satu

warisan budaya Indonesia. Kemudian timbullah protes yang awalnya berasal dari para pengrajin

batik kemudian merambah ke seluruh masyarakat Indonesia

Page 4: Tugas Aspek Sosial Dalam Ekonomi

Setelah terhidup kembali Batik Indonesia tiba-tiba hadir ditengah masyarakat kembali,hingga

saat ini bukan hanya kalangan pemerintahan dan orang-orang dewasa saja yang kemudian

menjadi gemar menggunakan batik, para ABG bahkan artis pun sekarang sudah tidak malu-malu

lagi mengenakan batik. Fenomena ini sungguh merupakan kebanggaan tersendiri bagi sebagian

besar bangsa kita namun kita hanya dapat berharap bahwa kegemaran akan pakaian Batik akhir-

akhir ini di kalangan masyarakat Indonesia bukan merupakan trend sesaat saja, namun

merupakan sesuatu yang sifatnya berkelanjutan.

Maka dari itu hendaknya upaya pelestarian Batik jangan hanya puas sebatas pada pengakuan

oleh UNESCO, pengakuan ini hanya sebatas pengukuhan dunia terhadap Batik Indonesia

sehingga tidak ada keragauan mengenai kepemilikan Batik lagi. Memang kita harus bangga

terhadap pengakuan UNESCO ini namun pekerjaan rumah untuk melindungi dan melestarikan

batik masih terbentang panjang karena kalau bukan kita sebagai masyarakat Indonesia yang

melestarikannya maka siapa yang akan melakukannya.

Masalah

Permasalahan yang kami angkat adalah:

Bagaimana Batik Indonesia dapat tetap bertahan di era modern dan cara Batik Indonesia

menghadapi persaingan yang ada setelah adanya pengakuan atas Batik sebagai warisan

Indonesia oleh UNESCO

Pembahasan

Page 5: Tugas Aspek Sosial Dalam Ekonomi

Dari segi pengejaannya, kata batik berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa yaitu “amba”

yang bermakna menulis dan kata “tik atau titik” yang artinya

berkaitan dengan pekerjaan halus, lembut, dan kecil serta

mengandung unsur keindahan. Jadi menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia arti kata batik adalah corak atau gambar

(pada kain) yang pembuatannya dilakukan secara khusus

dengan menuliskan atau menerakan malam kemudian

pengolahannya diproses dengan cara tertentu

Menurut teknik pembuatannya, jenis batik terbagi menjadi 2 macam yaitu:

Batik Tulis/ Batik Lukis adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik

menggunakan tangan dan alat yang disebut canting yang pembuatannya memakan waktu

kurang lebih dua sampai 3 bulan

Batik Cap adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik yang dibentuk dengan

cap yang biasanya terbuat dari tembaga, proses ini biasanya membutuhkan waktu kurang

lebih dua sampai 3 hari

Sedangkan menurut daerah asal pembuatannya terdapat beberapa jenis batik, diantaranya:

Batik Jawa yang merupakan warisan kesenian budaya Jawa yang memiliki motif yang

mengandung makna biasanya mengenai leluhur mereka yang menganut animisme dan

dinamisme. Batik Jawa terutama banyak berkembang di daerah Solo

Batik Tiga Negeri merupakan perpaduan motif antara daerah Lasem, Pekalongan dan

Solo yang memiliki proses seni tinggi dimana tiap-tiap daerah memberikan warna sesuai

daerah masing-masing. Lasem memberi warna merah yang khas, Pekalongan dengan

warna biru, kemudian terakhir diwarnai coklat sogan khas kota Solo.

Batik Pekalongan memiliki 3 jenis yaitu yang batik lokal, batik encim, dan batik londo.

Batik lokal dilakukan dengan gaya lokal dengan pola yang tidak merujuk pada aturan

kerajaan, sedangkan Batik encim polanya didasarkan kepada buketan aksesoris budaya

Cina. Yang terakhir batik lobo dibuat berdasarkan aksesoris kebudayaan Belanda.

Page 6: Tugas Aspek Sosial Dalam Ekonomi

Batik memiliki sejarah yang panjang di Indonesia yaitu sejak zaman kerajaan Majapahit,

kerajaan Mataram, dan juga zama kerajaan Yogya dan Solo. Awalnya kesenian batik merupakan

kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-

raja Indonesia zaman dulu yang tinggal di kraton saja, namun karena banyak pengikut raja yang

tinggal di luar kraton maka kesenian batik pun ikut terbawa keluar. Seiring dengan

perkembangan zaman, Batik telah mengalami beberapa perkembangan baik dari bentuk maupun

proses produksinya. Namun unsur batik yang memiliki nilai seni tinggi terus dapat kita nikmati

bagaimanapun bentuk dan proses pembuatannya.

Batik menjadi sesuatu

yang unik dan memiliki nilai seni yang tinggi dikarenakan motifnya yang memiliki sebuah arti.

Motif yang dihasilkan diadopsi dari kehidupan rakyat pada zaman itu sehingga tiap wilayah

menghasilkan sebuah motif unik yang berbeda antara satu dengan yang lain, sehingga setiap

motif memiliki ceritanya masing-masing. Seiring dengan berjalannya waktu motif tersebut pun

terus berkembang sehingga mengalami banyak perubahan dan modifikasi sesuai dengan

permintaan pasar, mulai dari motif bentuk hewan, bunga atau unsur-unsur lainnya. Proses

produksi pun juga mengalami beberapa perkembangan dimana saat ini pembuatan batik banyak

menggunakan proses produksi sablon atau print guna menjaga agar harga batik negri dapat

bersaing dengan produk luar. Saat ini bentuk atau motif batik tidak terbatas dalam wujud kain

batik saja melainkan dapat digunakan pula dalam hiasan dinding seperti lukisan kaca, produk-

produk interior berupa ukiran kayu pada meja ataupun kursi, selain itu kita juga mendapati motif

batik pada berbagai produk sehari-hari seperti sarung bantal, seprai, taplak meja

Page 7: Tugas Aspek Sosial Dalam Ekonomi

Dalam sebuah batik terdapat 3 nilai dasar yang terkandung yaitu nilai penampilan, isi dan

pengungkapan, yang dijelaskan dengan lebih rinci sebagi berikut:

Nilai penampilan adalah nilai yang dapat kita lihat secara visual berupa keindahan sebuah

motif yang tertera pada sebuah kain entah kain katun atau sutera.

Nilai Isi yaitu setiap pengetahuan, rasa, intuisi, pesan, atau nilai hidup mengenai moral,

nilai sosial ataupun nilai religi yang tergambar pada batik. Sebagai contoh motif

lengkung yang biasanya ada pada batik menunjukkan motif manusia yang selalu berubah

naik dan turun dan kemudian berkembang keluar untuk mencari jati diri dan pada

akhirnya kembali ke asalnya jaitu Tuhan.

Nilai Pengungkapan menunjukkan adanya nilai bakat dan nilai ketrampilan yang

diungkapkan oleh para seniman Batik dalam proses batik yang begitu indah dengan

memberikan goresan lilin panas lewat canting yang terbuat dari bahan tembaga tipis

untuk membentuk sebuah motif secara hati-hati.

Pengakuan UNESCO terhadap Batik memang patut kita sambut dengan baik karena hal ini

membawa dampak-dampak tersendiri bagi negara kita, baik dampak dalam bidang ekonomi,

sosial, budaya, hukum maupun politik. Namun dapat tersebut ada yang sifatnya positif ada pula

yang bersifat negatif, berikut akan kita bahas dengan lebih detail mengenai masing-masing

dampak yang diakibatkan dari adanya pengakuan Batik oleh UNESCO.

Page 8: Tugas Aspek Sosial Dalam Ekonomi

Sejak adanya pengakuan hak cipta karya membatik dari Indonesia oleh UNESCO, kondisi bisnis

Batik di Indonesia mulai menggeliat. Pertumbuhan mulai dari proses produksi, penjualan hingga

ekspor Batik keluar negri terus mengalami peningkatan. Memang jenis kerajinan Batik asli

hanya sedikit di dunia yaitu di Indonesia, Malaysia dan Srilanka saja, sedangkan jika ada negara

lain yang menghasilkan Batik maka kebanyakan hasil tersebut merupakan hasil dari menjiplak

saja dengan kualitas yang masih kurang apabila dibandingkan dengan produksi dalam negri.

Dengan meningkatnya minat terhadap batik, baik dari dalam maupun luar negri diharapkan dapat

membantu masyarakat kecil terutama para pengrajin melalui usaha kecil dan menengah.

Untuk kerajinan Batik tulis memang didominasi oleh warga-warga di desa yang mendapatkan

keahlian secara turun temurun dimana jumlahnya semakin lama semakin sedikit. Namun sejak

trend batik hidup kembali pengakuan seorang Nenek pengrajin batik tulis asal Pekalongan

mengaku mendapatkan peningkatan omzet didukung olehgerakan nasional penggunaan batik

sebagai busana sehari-hari terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Harga batik yang

ditawarkan pun beragam mulai dari Rp 35.000,- hingga Rp 10 juta untuk kain batik tulis asli

buatan seorang pengrajin, batik tulis memang lebih mahal karena bernilai tinggi karena kain

batik tulis memiliki gambar desain yang tak pernah bisa sama bagkan dalam satu lembar kain.

Meningkatnya permintaan pasar ini membuat kebutuhan pengrajin Batik bertambah sehingga

dapat melestarikan Batik sekaligus mengurangi adanya pengangguran.

Page 9: Tugas Aspek Sosial Dalam Ekonomi

Selain pertumbuhan Batik dalam negri yang meningkat, permintaan ekspor Batik pun sepanjang

2010 hingga bulan Maret 2011 mencatat nilai ekspor yang tinggi hingga USD 8,3 juta dengan

volume ekspor 377 kilogram seperti yang diungkapkan oleh Dinas Perindustrian,Perdagangan

dan Koperasi (Disperindagkop). Angka ini masih bisa ditingkatkan, jika semakin banyak

masyarakat Indonesia bangga menggunakannya sekaligus sebagai bentuk kecintaan terhadap

batik yang merupakan karya sejarah bangsa. Produk Batik menempati urutan teratas dari lima

produk ekspor unggulan dari Bantul padahal pada sebelum 2010 produk kerajinan non batik

selalu merajai sektor ekspor baik volume maupun nilai jual. Nilai ekspor batik meningkat

mencapai 8% dibanding 2010.

Page 10: Tugas Aspek Sosial Dalam Ekonomi

Selama ini negara jerman merupakan

tujuan ekspor utama dengan nilai

mencapai US$ 8,6 juta dari volume ekspor

seberat 534 kilogram lebih. Menyusul Amerika dengan nilai jual sekitar US$ 3,9 juta dari total

volume sebanyak 676 kilogram lebih. konsumen mancanegara menyukai produk bernilai seni

tinggi ketimbang produk pabrik. Karena itu ekspor diarahkan ke produk batik tulis dengan

pewarna alami dan mempunyai nilai seni. Penjualannya juga direncanakan membidik konsumen

di Perancis yang merupakan tujuan ke tiga negara ekspor karena negara itu merupakan pusat

mode Dunia. Upaya peningkatan ekspor dapat dilakukan dengan terus melakukan pameran-

pameran seperti

fashion show atau

open gallery

sehingga dapat

meningkat

minat dari konsumen

manca negara.

Apabila kita

menelusuri sejarah Batik maka kita mengetahui bahwa dahulu Batik hanya dapat dinikamati

oleh anggota kerajaan saat ini telah dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Kalau

dahulu pemakaian batik menunjukkan sebuah status yang lebih tinggi disebuah golongan namun

seiring berjalannya waktu Batik telah menjadi bagian dari identitas bangsa Indonesia itu sendiri,

kalau dahulu Batik menjadi pemisah antara golongan kerajaan dengan rakyat biasa justru saat ini

unsur kebersamaan dan kesamarataan lah yang muncul ketika kita memakai batik.

Page 11: Tugas Aspek Sosial Dalam Ekonomi

Gerakan-gerakan Nasional yang mendukung pemakaian Batik sungguh merupakan sebuah

terobosan. Apapun profesi dan kedudukan yang kita miliki saat ini, entah kita berkedudukan

sebagai pejabat negara mulai dari Presiden hingga mentri, atau kita hanya sebagai pegawai di

perkantoran, atau mungkin kita sendiri sebagai seorang mahasiswa atau pelajar, pemakaian Batik

selain mencerminkan kecintaan kita terhadap warisan leluhur juga menunjukkan bahwa di

Indonesia tidak ada lagi perbedaan tingkatan dan golongan karena kita semua telah disatukan

oleh Batik itu sendiri.

Pasca pengakuan batik tulis Indonesia oleh UNESCO pada 2 Oktober lalu, memberikan dampak

positif bagi masyarakat serta pengusaha batik. Salah satu yang terlihat, masyarakat lebih

mencintai batik dari pada sebelumnya. Hal ini dinyatakan oleh Kasie Kajian dan Pembinaan,

Disperindagkoptan Kota Yogyakarta, Tri Karyadi Riyanto di Balaikota Yogyakarta, Senin

"Setelah pengakuan UNESCO terhadap batik tulis Indonesia, masyarakat lebih memiliki

kebanggaan terhadap batik adalah milik Indonesia. Selain itu, masyarakat juga semakin berminat

untuk mengetahui lebih lanjut mengenai motif-motif batik yang ada,"terang Tri.

Page 12: Tugas Aspek Sosial Dalam Ekonomi

Batik tengah berada di puncak tren fashion Tanah Air, dimana-mana orang mendadak

mengenakan batik. Batik yang dulu identitik dengan acara resmi dan formal yang digunakan

orangtua kini mengalami revolusi, saat ini tidaklah aneh lagi bagi kita menyaksikan anak muda

saling berbatik ria untuk ke kampus atau jalan-jalan di mal. Tren Batik muncul karena berbagai

faktor diantaranya adalah peran para perancang busana yang memunculkan tren batik, seperti

Edward Hutabarat yang dinilai sebagai pelopor batik ready to wear yang ternyata disambut

antusias oleh masyarakat. Faktor lainnya yang juga mendorong booming batik adalah kebijakan

pemerintah daerah dan instansi swasta yang kemudia mewajibkan pegawainya mengenakan batik

sehari dalam sepekan,.

Kita dapat menemui beraneka ragam batik dengan mudah mulai dari sackdress, tanktop, baju

muslim, atau kaos hingga batik ready to wear seperti jaket panjang longgar, blus halter neck,

jaket bergaya kimono, celana pendek semuanya diproduksi demi memenuhi minat masyarakat

terhadap batik yang terus meningkat. Menghadapi tren fashion yang cepat naik lalu turun

membuat para pengrajin dan pengusaha batik memikirkan cara-cara agar membuat batik tetap

eksis mulai dari pagelaran budaya, pameran, pagelaran busana dan bentuk promosi lainnya.

Page 13: Tugas Aspek Sosial Dalam Ekonomi

Sejak pengakuan UNESCO bahwa batik merupakan warisan budaya tak benda asli Indonesia

trend Batik ternyata tidak hanya muncul di dalam negri saja, namun juga di mancanegara

terutama di Eropa terlihat dari peningkatan ekspor yang yang cukup tinggi antara tahun 2010 dan

2011. Menurut seorang pengrajin Batik asal Pekalongan banyak warga asing yang sengaja

datang ke Internation Batik Center (IBC) di Wiradesa Kabupaten Pekalongan demi mencari tau

tentang batik.Batik di mancanegara tidak terbatas pada pakaian saja namun juga interior rumah.

Selain itu, sebagai interior rumah batik saat ini banyak sekali toko-toko yang menawarkan

merchandise/ souvernir dari motif batik, dan itu sudah menjadi oleh-oleh khas Indonesia.

Semuanya dapat kita dapatkan dengan harga yang bervariasi mulai dari yang hanya ribuan

hingga puluhan juta rupiah.

Lebih jauh lagi Batik juga dapat digunakan untuk menarik minat penumpang transportasi.

Sebagai contoh pada akhir tahun lalu sejumlah bus Damri kota Bandung mengubah tampilan

joknya dengan berbungkus kain batik. Kepala Unit DAMRI kota Bandung, selain tampil beda,

melalui gerakan jok dibungkus kain batik ini menandakan bahwa DAMRI sangat mendukung

gerakan berbatik ria di Indonesia. Apalagi batik sudah menjadi hak paten Bangsa Indonesia.

Selain itu ada Batik Solo Trans yang mengecat bodi bus nya dengan motif batik.

Page 14: Tugas Aspek Sosial Dalam Ekonomi
Page 15: Tugas Aspek Sosial Dalam Ekonomi

UNESCO mengakui Batik sebagai warisan Indonesia bukan hanya motif Batik nya saja namun

termasuk proses pembuatan yang menggunakan canting. Kita perlu menyadarkan masyarakat

agar selalu mendukung para pengrajin yang selama ini sering tidak diperhatikan, memberikan

dorongan dan bantuan agar mereka dapat menyalurkan keahlian mereka yang telah

membanggakan bangsa dan menjaga agar proses ini terus berlanjut dari generasi ke generasi.

Melalui Wisata Batik kita dapat

mempelejari hal tersebut, disana selain

dapat melihat secara langsung proses

pembuatan Batik Tulis atau pun Batik Cap

kita juga dapat belajar cara membatik

menggunakan canting serta menggambar

desain batik.

Tindakan Malaysia yang sempat menyatakan klaim bahwa Batik berasal dari negeri Jiran

tersebut sempat membuat percekcokan di tengah masyarakat Indonesia. Saat itu pada akhir tahun

2005 tiba-tiba Malaysia memperkenalkan kepada dunia bahwa kain batik merupakan barang

buatan asli negaranya melalui sebuah pameran Kuala Lumpur International Batik Convention

and Exhibition (KLIB) oleh Yayasan Budi Penyanyang Malaysia.Tentu saja masyarakat

Indonesia terutama para pengrajin batik merasa geram terhadap tindakan tersebut.

Page 16: Tugas Aspek Sosial Dalam Ekonomi

Saat itu tindakan pemerintah memang awalnya kurang tegas, namun kemudian Pemerintah

Indonesia masih melakukan penelitian atas khasanah budaya Indonesia. Menteri kebudayaan dan

pariwisata Bapak Jero Wacik menyatakan, Pemerintah Indonesia dan Malaysia sudah melakukan

kesepakatan untuk menentukan batas area kepemilikan. Kebudayaan ini boleh digunakan oleh

Malaysia, namun tetap merupakan milik Indonesia. Kerenggangan hubungan Malaysia dan

Indonesia serinng kali dipicu oleh percekcokan mengenai klam terhadap budaya negara,

sebenarnya bukan hanya batik saja yang membuat isu ditengah masyarakat.Budaya-budaya lain

yang sempat membuat bangsa kita berang diantaranya adalah tari pendet, wayang kulit,

angklung, reog ponorogo, kuda lumping, lagu rasa sayange, dan keris

Era globalisasi saat ini menuntut sebuah bangsa untuk menerapkan pasar bebas dimana semua

negara bebas untuk memperkenalkan atau menjual segala macam produk dan termasuk

diantaranya adalah Batik. Indonesia yang masuk dalam bagian Asean China Free Trade Area

(ACFTA) menuntut kita melakukan tindakan antisipasi agar batik lokal tidak tergerus mengingat

gencarnya serbuan Batik dari negara-negara lain terutama dari China terus masuk ke Indonesia

Page 17: Tugas Aspek Sosial Dalam Ekonomi

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Djoko Wahyudi menyatakan masuknya produk

tekstil China yang memiliki harga lebih murah 15% hingga 25% ditengarai semakin membuat

industri lokal kelabakan dalam menghadapinya."Banyak pengusaha pindah haluan dari produsen

di berbagai sektor ekonomi menjadi importir atau pedagang saja. Banyak yang beranggapan

untuk apa produksi tekstil bila kalah bersaing, cukup impor biaya murah dan tak perlu produksi

sendiri. Gejala inilah yang mulai tampak sejak awal tahun ini," ungkap Djoko

Batik yang sudah menjadi warisan budaya lokal sudah

seharusnya dikembangkan dan tidak boleh kalah

bersaing dengan batik produksi, pemerintah pun

dituntut untuk mengambil tindakan. Undang-Undang

HaKI Menjadi penting demi memberikan

perlindungan hukum kepada para pengrajin batik

selain itu Undang-Undang Hak Cipta yang diterapkan

dengan benar dapat memberikan keuntungan

tersendiri bagi para pengrajin batik ataupun para

pencipta motif atau corak Batik sebagaimana diatur

dalam UU No 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Solusi

Di tengah persaingan yang ketat dalam industri batik, eksistensi batik harus terus kita jaga

dimana hendaknya fenomena demam Batik yang ada di masyarakat tidak hanya menjadi trend

sesaat melainkan sesuatu yang sifatnya berkelanjutan dan berkesinambungan. Pengakuan

UNESCO terhadap Batik hanya merupakan langkah awal terhadap hal ini, sedangkan langkah

selanjutnya sepenuhnya berada di tangan kita.

Upaya ini tidak hanya terbatas pada tindakan pemerintah atau pengusaha saja, namun hendaknya

setiap lapisan masyarakat ikut tergabung didalamnya, setiap anggota mengambil perannya

Page 18: Tugas Aspek Sosial Dalam Ekonomi

masing-masing. Berikut adalah hal-hal yang dapat kita lakukan

Sebagai pemerintah dapat memberikan perannya dengan memberikan perlindungan

kepada para pengrajin melalui penjaminan hukum atas setiap tindakan plagiarisme

malalui penetapan Hak Cipta yang lebih dipertegas pelaksanaannya

Sedangkan para pengusaha dapat mengambil peran dengan terus berupaya meningkatkan

pertumbuhan batik tidak hanya di dalam namun juga di luar negri melalui ekspor, melalui

kegiatan-kegiatan promosi yang dapat mendukung seperti pegelaran busana atau pameran

Para pengrajin pun memiliki peran untuk terus melestarikan warisan budaya dari leluhur

kita dengan mengajarkan ketrampilan mereka kepada generasi selanjutnya sehingga

warisan tersebut dapat terus diteruskan dan tidak hilang

Yang terakhir adalah kita sebagai masyarakat dan seorang warga negara Indonesia

hendaknya kita mewujudkan kecintaan kita terhadap Batik dengan membeli dan memakai

produk-produk Batik dari Indonesia.

Kesimpulan

Batik adalah salah satu warisan leluhur Bangsa Indonesia yang sudah ada sejak zaman kerajaan

berabad-abad yang lalu. Walaupun Batik sempat mengalami masa keterpurukan namun sejak

muncul pemberitaan bahwa pemerintahan Malaysia akan mengklaim Batik sebagai warisan

budayanya, timbullah protes dari para pengrajin Batik Indonesia yang akhirnya mendorong

pemerintah untuk bertindak dengan mematenkan batik. adanya pengakuan dari UNESCO pada

konferensi di Abu Dhabi bahwa batik merupakan warisan asli budaya milik Indonesia, tiba-tiba

membuat Batik mulai mendapatkan perhatian tersendiri dari masyarakat yang kemudian

memberikan berbagai dampak mulai dari ekonomi, sosial, budaya, hukum dan politik dimana

dampak yang dirasakan pun ada yang positif maupun negatif. Fenomena bangkitnya kembali

Page 19: Tugas Aspek Sosial Dalam Ekonomi

batik tidak boleh berhenti sampai disini saja namun harus terus berlanjut bahkan berkembang,

hal ini hanya dapat kita wujudkan apabila ada kontribusi dari keseluruhan masyarakat baik dari

pihak pemerintah, pengusaha, pengrajin dan masyarakat sendiri.

Sumber Referensi

http://ukmsentral.com/gemawangbatik/

http://doguroto.blogspot.com/2010/01/jenis-batik-menurut-teknik-dan-asal_03.html

http://bagoes-jonobagoes.blogspot.com/2009/05/makalah-batik.html

http://wisatamelayu.com/id/news/d/9710/pengakuan-batik-ditetapkan-di-abu-dhabi/

http://www.tvonenews.tv/www/berita/22378/unesco_akui_batik_milik_indonesia.html

http://cetak.kompas.com/read/2009/10/01/03511526/jangan.puas.sebatas.pengakuan.batik

http://nasional.vivanews.com/news/read/84415-mendag_belanja_batik_sby_di_bandung

Page 20: Tugas Aspek Sosial Dalam Ekonomi

http://netsains.com/2009/02/motif-batik-megamendung-nilai-seni-dan-filosofinya/

http://myblogsif.blogspot.com/2009/10/penjelasan-tentang-batik.html

http://www.membuatblog.web.id/2010/02/sejarah-batik.html

http://www.batikrumah.com/tag/penjelasan-batik

http://batikpekalongan.wordpress.com/2007/11/20/28/

http://blog.batikputrabengawan.com/definisi-batik.php

http://batikindonesia.org/tag/penjelasan-batik

http://www.kulinet.com/baca/batik-sebagai-warisan-budaya-indonesia/29/

http://www.indonesiaseoul.org/indonesia//rubrik/view.php?kat=4&id=115

http://www.batikyogyakarta.com/nilai-ekspor-batik-tembus-us-83-juta/

http://nasional.kompas.com/read/2008/09/29/15500337/tren.batik.sampai.kapan

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/12/17/73234/Gencar-Antisipasi-

Serbuan-Batik-China

http://www.inforedia.com/2009/10/menyambut-pengakuan-batik-oleh-unesco.html

https://justnurman.wordpress.com/2009/09/08/unesco-akui-batik-warisan-indonesia/

http://www.wisata-batik.com/

http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:WYn2tTMkTicJ:www.dgip.go.id/ebhtml/hki/

filecontent.php%3Ffid

%3D5011+undang+undang+hak+cipta&hl=en&pid=bl&srcid=ADGEESi4ezF2vYlYIA3NV5MYbtOWj_IBaA6z

m-

pD5LEIDVQunxKwxZMyukuVoWXdHLntc1KXfP86q7GkSHXtAWLz8RLUX0dcV0g75hejdYDTefB15T9ZQ_33

w5oJb39jruYTBq3XSIZl&sig=AHIEtbSrLMB635B7BkMes4fcU3CMJae5Tw