81
BAB I PENDAHULUAN A. Madsud Dan Tujuan Materi Pelajran Batuan Beku merupakan mata pelajaran kuliah yang harus dikuasai mahasiswa/siswa Pertambangan dalam memahami mata kuliah Tenknik Eksplorasi Tambang. Oleh sebab itu makalah ini dibuat untuk memperdalam pemahaman mahasiswa pertambangan tentang Magma. Dalam makalah ini akan dibahas tentang Dasar Teori Batuan Beku, Diskripsi Batuan Beku, Contoh- Contoh Batuan Beku, Pengolahan Batuan Beku, Kegunaan dan Pemamfaatan Batuan beku, Pemasaran Batuan Beku, dan Penyebaran Batuan Beku di Indonesia. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat tugas untuk mengikuti mata kuliah teknik eksplorasi tambang khususnya materi kuliah Batuan Beku. B. Mamfaat Makalah ini diharapkan berguna sebagai : 1. Sebagai sumber referensi bagi mahasiswa pertambangan untuk memperdalam pemahaman tentang Batuan Beku. 2. Sebagai sumber referensi bahan ajar bagi guru dan siswa sekolah pertambangan dalam mempelajari konsep Batuan Beku. 1

tugas batuan beku

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: tugas batuan beku

BAB I

PENDAHULUAN

A. Madsud Dan Tujuan

Materi Pelajran Batuan Beku merupakan mata pelajaran kuliah yang harus

dikuasai mahasiswa/siswa Pertambangan dalam memahami mata kuliah Tenknik

Eksplorasi Tambang. Oleh sebab itu makalah ini dibuat untuk memperdalam

pemahaman mahasiswa pertambangan tentang Magma. Dalam makalah ini akan

dibahas tentang Dasar Teori Batuan Beku, Diskripsi Batuan Beku, Contoh-Contoh

Batuan Beku, Pengolahan Batuan Beku, Kegunaan dan Pemamfaatan Batuan beku,

Pemasaran Batuan Beku, dan Penyebaran Batuan Beku di Indonesia.

Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat tugas untuk mengikuti mata

kuliah teknik eksplorasi tambang khususnya materi kuliah Batuan Beku.

B. Mamfaat

Makalah ini diharapkan berguna sebagai :

1. Sebagai sumber referensi bagi mahasiswa pertambangan untuk memperdalam

pemahaman tentang Batuan Beku.

2. Sebagai sumber referensi bahan ajar bagi guru dan siswa sekolah pertambangan

dalam mempelajari konsep Batuan Beku.

1

Page 2: tugas batuan beku

BAB II

DASAR TEORI

A. Pengertian Batuan beku

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah

jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau

tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik)

maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat

berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel

ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-

proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi.

Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar

terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947),

Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar

terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.5000C dan bersifat

mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam

magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2,

chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas

magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim

dijumpai dalam batuan beku.

Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke

permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal

dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat

(magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s

Reaction Series.

B. Batuan Beku

1. Plutonik

Batuan beku plutonik ini terbentuk dibawah permukaan bumi, sering juga

disebut batuan beku dalam atau batuan beku intrusif. Batuan beku intrusif

2

Page 3: tugas batuan beku

mempunyai karakteristik diantaranya, pendinginannya sangat lambat(dapat sampai

jutaan tahun),memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna

bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusif.

Tubuh batuan beku intrusif sendiri mempunyai bentuk dan ukuran yang

beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Batuan beku

intrusi selanjutnya dapat dibagi lagi menjadi batuan beku intrusi dalam dan batuan

beku intrusi permukaan. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan

yang diterobosnya, struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu

konkordan dan diskordan.

Struktur tubuh batuan beku yang memotong lapisan batuan di sekitarnya

disebut diskordan. yaitu: Batholit, Stock, Dyke, Jenjang Volkanik

Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut

konkordan diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit. 

2. Vulkanik

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya

berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki

berbagai struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat

pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:

Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan

Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah

poligonal seperti batang pensil.

Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal.

Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.

Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan

beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.

Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral

lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit

Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran

mineral pada arah tertentu akibat aliran.

3

Page 4: tugas batuan beku

C. Intrusi

1. Dike

disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang

dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai

lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan

yang diterobosnya.

4

Page 5: tugas batuan beku

Dalam ilmu geologi Dyke adalah suatu jenis intrusi batuan beku

berbentuk lembar yang mengenai lapisan tanah dan memotong secara

bersebrangan Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi

yang dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular,

sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan)

batuan yang diterobosnya. Kadang-kadang kontak hampir sejajar tapi

perbandingan antara panjang dan lebar tidak sebanding. Kenampakan di

lapangan dyke dapat berukuran sangat kecil dan dapat pula berukuran sangat

besar.

planar struktur dri dinding batuan, seperti selimut atau foliasi

formasi batuan berbentuk masive, seperti intrusi igneous/magmatic dan

garam diapirs.

oleh karena itu dike dapat mempengaruhi atau mengganggubatuan

sediment atau produk sediment aslinya

2. Sill

Sill atau Intrusi datar (lempeng intrusi), yaitu magma menyusup

diantara dua lapisan batuan, mendatar dan pararel dengan lapisan batuan

tersebut.

Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap

perlapisan batuan yang diterobosnya dengan ketebalan dari beberapa mm

sampai bebebrapa kilometer. Penyebaran ke arah lateral sangat luas

5

Page 6: tugas batuan beku

sedangkan penyebaran ke arah vertical sangat kecil. Berbentuk tabular dan

sisi-sisinya sejajar.

Dalam ilmu geologi, sill merupakan suatu batuan beku plutonik yang

berbentuk tabel serta mengintrusi suatu lapisan batuan sediment yang lebih

tua atau mengintrusi lapisan batuan sediment yang sudah terlebih dahulu

terbentuk, alas lahar volkanik atau tuff, atau bahkan sepanjang arah foliasi di

dalam batuan metamorf. Istilah sill berarti lembar intrusi. Maksudnya adalah

sill tidak memotong ke seberang batuan atau lapisan sedimen yang telah ada

sebelumnya, akan tetapi berlawanan dengan dike, dimana intrusi magma

memotong ke seberang batuan yang lebih tua.

Sills selalu paralel ke daerah tuff. Pada umumnya intrusi yang

dibentuk oleh sill adalah didalam suatu orientasi horisontal, walaupun proses

tektonis dapat menyebabkan perputaran sill ke dalam dekat orientasi vertikal.

sill dapat dikacaukan dengan arus lahar. Ambang yang dipengaruhi oleh arus

lahar akan menunjukkan peleburan yang parsial dan menyatu.

Salisbury Sebuah batuan curam di Edinburgh, Scotlandia, merupakan

suatu sill yang secara parsial yang ultramafic mengarahkan intrusi batuan

beku sepanjang es agesCertain. layered mafic adalah berbagai sill yang sering

berisi deposit bijih penting. Contoh Precambrian meliputi Bushveld, Insizwa,

dan Dyke Yang mengintrusi kompleks selatan Afrika, Duluth yang

mengintrusi kompleks dari Atasan Daerah, dan Stillwater kompleks gunung

berapi di Amerika Serikat. Contoh Phanerozoic pada umumnya lebih kecil

dan meliputi Rùm peridotite yang kompleks Scotland dan Skaergaard yang

6

Page 7: tugas batuan beku

berapi-api untuk kompleks timur Greenland. Intrusi batuan beku ini sering

berisi konsentrasi emas, platina, unsur logam pelapis kran, dan unsur-unsur

jarang lain.

Retas adalah intrusi datar magma yang masuk diantara dua lapisan

batuan sendimen dan kemudian magma tersebut membeku. Retas termasuk

jenis intrusi sill yang ukurannya biasanya lebih tipis atau berupa lembaran

magma yang membeku diantara batuan sendimen.

3. Lakolit

Lacolith, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian

atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas,

membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill.

Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen,

batuan beku dapt tersingka di permukaan.

Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang

menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa

cembung, sementara permukaan atasnya tetap rata.

Lakolit pada umumnya merupakan suatu variasi khusus dari sill, yang

artinya bentuk batuan beku yang menyerupai sill akan tetapi perbandingan

ketebalan jauh lebih besar dibandingkan dengan lebarnya dan bagian atasnya

melengkung, membentuk seperti kubah atau magma yang menerobos di

antara lapisan bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau kue

serabi

7

Page 8: tugas batuan beku

Selain lakolit ada juga lapolit yang bentuknya merupakan kebalikan

dari lakolit, yang artinya bentuk batuan beku yang luas, dengan bentuk seperti

lensa dimana bagian tengahnya melengkung karena batuan dibawahnya

bersifat lentur.Pada dasarnya, sebagian besar batuan beku ini memiliki

kandungan silica lebih besar dari 66%, yang artinya batuan beku ini adalah

batuan asam (felsik), misalnya granit, diorite, synit, tonalit, dan lain-lain

4. Lefolit

Intrusi jenis ini merupakan kebalikan dari bentuk pacolith. Bentuknya

cembung ke bawah yaitu bagian tengah intrusi melengkung ke bawah.

Diameter dari lopolith ini biasanya puluhan sampai ratusan kilometer dan

kedalamannya sampai ribuan meter.

5. Fakolit

Fakolit adalah bentuk intrusi yang menempati antiklin atau sinklin

yang berbentuk lensa dan hal ini tergantung dari bentuk intrusinya terhadap

perlapisan yang terlipat sebelumnya. Ketebalan phacolith dapat mencapai

ratusan meter kadang ribuan meter. 

8

Page 9: tugas batuan beku

6. Batolit

merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya.

Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang

diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari sejumlah

tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini

mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa batholit

mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya.

Dari penelitian geofisika dan penelitian singkapan di lapangan

didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30 km. Batholite tidak terbentuk

oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak ada rekahan yang

sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat mendorong batuan

yang di1atasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh

magma yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang

bekerja.

Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang

menutupinya. Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih

padat dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap

fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak

semua magma terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen

batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan

Xenolith.  

7. Stock,

9

Page 10: tugas batuan beku

Stock seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih

kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan

penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.

C. Mineral Penyusun Batuan Beku

Berdasarkan jumlah kehadiran dan asal-usulnya, maka di dalam batuan

beku terdapat mineral utama pembentuk batuan (essential minerals), mineral

tambahan (accessory minerals) dan mineral sekunder (secondary minerals).

1. Essential minerals, adalah mineral yang terbentuk langsung dari pembekuan

magma, dalam jumlah melimpah sehingga kehadirannya sangat menentukan

nama batuan beku.

2. Accessory minerals , adalah mineral yang juga terbentuk pada saat

pembekuan magma tetapi jumlahnya sangat sedikit sehingga kehadirannya

tidak mempengaruhi penamaan batuan. Mineral ini misalnya kromit,

magnetit, ilmenit, rutil dan zirkon. Mineral esensiil dan mineral tambahan di

dalam batuan beku tersebut sering disebut sebagai mineral primer, karena

terbentuk langsung sebagai hasil pembekuan daripada magma.

3. Secondary minerals adalah mineral ubahan dari mineral primer sebagai

akibat pelapukan, reaksi hidrotermal, atau hasil metamorfisme. Dengan

demikian mineral sekunder ini tidak ada hubungannya dengan pembekuan

magma. Mieral sekunder akan dipertimbangkan mempengaruhi nama

batuan ubahan saja, yang akan diuraikan pada acara analisis batuan ubahan.

Contoh mineral sekunder adalah kalsit, klorit, pirit, limonit dan mineral

lempung.

10

Page 11: tugas batuan beku

4. Gelas atau kaca, adalah mineral primer yang tidak membentuk kristal atau

amorf. Mineral ini sebagai hasil pembekuan magma yang sangat cepat dan

hanya terjadi pada batuan beku luar atau batuan gunungapi, sehingga sering

disebut kaca gunungapi (volcanic glass).

5. Mineral felsik adalah adalah mineral primer atau mineral utama pembentuk

batuan beku, berwarna cerah atau terang, tersusun oleh unsur-unsur Al, Ca,

K, dan Na. Mineral felsik dibagi menjadi tiga, yaitu felspar, felspatoid (foid)

dan kuarsa. Di dalam batuan, apabila mineral foid ada maka kuarsa tidak

muncul dan sebaliknya. Selanjutnya, felspar dibagi lagi menjadi alkali

felspar dan plagioklas.

6. Mineral mafik adalah mineral primer berwarna gelap, tersusun oleh unsur-

unsur Mg dan Fe. Mineral mafik terdiri dari olivin, piroksen, amfibol

(umumnya jenis hornblende), biotit dan muskovit.

Untuk mengetahui genesa masing-masing mineral pembentuk batuan

tersebut di atas, praktikan dianjurkan untuk mempelajari Reaksi Seri Bowen

yang terdapat di dalam buku-buku literatur Petrologi (misal Middlemost, 1985,

Magmas and magmatic rocks, Longman, Inc., London, 266 p).

D. Klasifikasi Batuan Beku

1. Sifat Kimia/komposisi kimia

a) Asam

Batuan beku asam apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%.

Contohnya adalah riolit, granit.

b) Basa

Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%.

Contohnya adalah, gabro dan basal,.

c) Intermediet

Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%.

Contohnya adalah dasit, diorit dan andesit.

2. Proses Terbentuknya

11

Page 12: tugas batuan beku

a) Ekstrusi

Batuan Beku Dalam = batuan Plutonik, batuan yang membeku jauh di

bawah   permukaan bumi. Contoh : Granit, Sienit, Diorit, Gabro.

b) Intrusi

Batuan beku luar/lelehan = batuan ekstrusif/efusit, batuan yang membeku

di permukaan bumi. Contoh : batuan vulkanis, Riolit, Terahit, Andesit,

Obsidian, Basalt.

3. Berdasarkan mineraloginya

Berdasarkan kandungan kuarsa, alkali feldspar dan feldspatoid :

a)      Batuan felsik          : dominan felsik mineral, biasanya berwarna cerah.

b)      Batuan mafik          : dominan mineral mafik, biasanya berwarna gelap.

c)       Batuan ultramafik  : 90% terdiri dari mineral mafik.

a) Felsik

Batuan beku felsik adalah batuan beku asam. Batuan beku dalam

agak asam dinamakan diorit kuarsa atau granodiorit, sedangkan batuan

beku luarnya disebut dasit. Mineral penyusunnya hampir mirip dengan

diorit atau andesit, tetapi ditambah kuarsa dan alkali felspar, sementara

palgioklasnya secara berangsur berubah ke asam. Apabila alkali felspar

dan kuarsanya semakin bertambah dan palgioklasnya semakin asam maka

sebagai batuan beku dalam asam dinamakan granit, sedang batuan beku

luarnya adalah riolit. Batuan beku dalam sangat asam, dimana alkali

felspar lebih banyak daripada plagioklas adalah sienit, sedang pegmatit

hanyalah tersusun oleh alkali felspar dan kuarsa. Batuan beku yang

tersusun oleh gelas saja disebut obsidian, dan apabila berstruktur

perlapisan disebut perlit

b) Mafik

Batuan beku dalam mafik disebut gabro, terdiri dari olivin,

piroksen dan plagioklas basa. Sebagai batuan beku luar kelompok ini

adalah basal. Batuan beku dalam menengah disebut diorit, tersusun oleh

12

Page 13: tugas batuan beku

piroksen, amfibol dan plagioklas menengah, sedang batuan beku luarnya

dinamakan andesit. Antara andesit dan basal ada nama batuan transisi yang

disebut andesit basal (basaltic andesit). Di dalam batuan beku asam ini

mineral mafik yang mungkin hadir adalah biotit, muskovit dan kadang-

kadang amfibol.

c) Ultramafik

Ultramafik adalah dunit, piroksenit, anortosit, peridotit dan norit.

Dunit tersusun seluruhnya oleh mineral olivin, sedang piroksenit oleh

piroksen dan anortosit oleh plagioklas basa. Peridotit terdiri dari mineral

olivin dan piroksen; norit secara dominan terdiri dari piroksen dan

plagioklas basa. Batuan beku luar ultramafik umumnya bertekstur gelas

atau vitrofirik dan disebut pikrit.

BAB III

DISKRIPSI BATUAN BEKU

A. Struktur

1. Masif

Masif atau pejal, umumnya terjadi pada batuan beku dalam. Pada batuan beku

luar yang cukup tebal, bagian tengahnya juga dapat berstruktur masif. Masif

struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam

2. Skoria

Struktur skoria (scoriaceous structure) adalah struktur vesikuler berbentuk

membulat atau elip, rapat sekali sehingga berbentuk seperti rumah lebah.

3. Vesikuler

Struktur Vesikular adalah struktur pada batuan ekstrusi yang terdapat rongga-

rongga yang berbentuk elip, silinder maupun tidak beraturan. Terbentuknya

rongga-rongga terjadi akibat keluarnya/dilepaskannya gas-gas yang

terkandung di dalam lava setelah mengalami penurunan tekanan.

13

Page 14: tugas batuan beku

4. Amegdaloidal

(amygdaloidal structure) adalah struktur vesikuler yang telah terisi oleh

mineral-mineral asing atau sekunder. Seperti : kalsit, kuarsa atau zeolit

5. Xenolit

Struktur yang memperlihatkan adanya frakmen batuan yang masuk atau

tertanam kedalam batuan beku, ini terbentuk akibat peleburan tidak sempurna

dari batuan samping didalam magma yang menerobos.

6. Aliran lava

Struktur Aliran terjadi akibat lava yang disemburkan tidak ada yang dalam

keadaan homogen, karena saat lava menuju ke permukaan selalu terjadi

perubahan komposisi, kadar gas, kekantalan, dan derajat kristalisasi. Struktur

aliran dicerminkan dengan adanya goresan berupa garis-garis yang sejajar,

perbedaan warna dan teksturnya

7. Lava bantal

Struktur Bantal adalah struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi tertentu

yang dicirikan oleh massa batuan yang berbentuk bantal, berukuran antara 30

– 60 cm dan biasanya jarak antar bantal berdekatan dan terisi oleh bahan-

bahan dari sedimen klastik, terbentuk di dalam air dan umumnya terbentuk di

laut dalam.

8. Struktur Kekar

Struktur Kekar adalah bidang-bidang pemisah/retakan yang terdapat

dalam semua jenis batuan, biasanya disebabkan oleh proses pendinginan

tetapi ada yang disebabkan oleh gerakan-gerakan di dalam bumi yang berlaku

sesudah batuan mengalami pembekuan.

- Kekar tiang

Retakan dapat pula membentuk kolom-kolom yang dikenal dengan

struktur kekar meniang (columnar jointing), hal ini disebabkan karena

adanya pendinginan dan penyusutan yang merata dalam magma dan

14

Page 15: tugas batuan beku

dicirikan oleh perkembangan retakan membentuk segi empat, segi lima

atau segi enam, umumnya terdapat pada batuan basal.

- Kekar lempeng

Retakan-retakan yang memotong sejajar dengan permukaan bumi

menghasilkan struktur perlapisan, sedang yang tegak lurus dengan

permukaan bumi akan menghasilkan struktur bongkah.

B. Tekstur

1. Warna

Menurut Subroto (1984), yang diperhatikan pertama kali dalam

deskripsi batauan beku adalah warna. Warna dari sampel batuanbeku dapat

menentukan komposisi kimia batuan tersebut. Ada empat kelompok warna

dalam batuan beku:

a. Warna Cerah, Warna cerah menunjukkan batuan beku tersebut bersifat

asam.

b. Warna Gelap-Hitam, Batuan beku warna gelap-hitam termasuk atau

memiliki sifat intermediet (menengah)

c. Warna Hitam Kehijauan, Batuan Dengan warna hitam kehijauan

mempunyai sifat kimia basa.

d. Warna Hijau Kelam, Warna batuan beku yang hijau kelam termasuk dalam

batuan ultra basa.

2. Kristalinitas

Kristalinitas merupakan derajat kristalisasi dari suatu batuan beku

pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya

digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan

yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan

pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung

lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung

cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya

15

Page 16: tugas batuan beku

berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf. Dalam

pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:

a. Holokristalin, Holokristalin adalah batuan beku dimana semuanya

tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan

plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan.

b. Hipokristalin, Hipokristalin adalah apabila sebagian batuan terdiri dari

massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal.

c. Holohialin, Holohialin adalah batuan beku yang semuanya tersusun dari

massa gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian),

dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.

3. Granularitas/Bentuk kristal

Granularitas

Granularitas dapat diartikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan

beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:

a. Fanerik atau fanerokristalin, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat

dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata telanjang. Kristal-

kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:

- Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.

- Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.

- Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.

- Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.

b. Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak bisa dibedakan dengan

mata telanjang sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan

tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam

analisis mikroskopis dibedakan menjadi tiga yaitu :

- Mikrokristalin, Jika mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati

dengan bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.

- Kriptokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil

untuk diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran

berkisar antara 0,01 – 0,002 mm.

16

Page 17: tugas batuan beku

- Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.

Bentuk Kristal

Bentuk kristal merupakan sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan

sifat batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga

bentuk kristal, yaitu:

Euhedral, jika batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.

Subhedral, jika sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.

Anhedral, jika mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.

Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:

Equidimensional, jika bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.

Tabular, jika bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi

yang lain.

Prismitik, jika bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi

yang lain.

Irregular, jika bentuk kristal tidak teratur.

4. Relasi Hubungan Antar Kristal

Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi diartikan sebagai

hubungan antara kristal atau mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu

batuan. hubungan antar kritak dapat dibagi menjadi beberapa jenis antara lain

sebagai berikut :

Equigranular, yaitu jika secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk

batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya,

maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:

Panidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya

terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.

Hipidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya

terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.

Allotriomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya

terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.

17

Page 18: tugas batuan beku

Inequigranular, yaitu jika ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan

tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut

massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.

BAB IV

CONTOH-CONTOH BATUAN BEKU

A. Asam

Contohnya adalah riolit, granit, terahit.

1. RIOLIT

18

Page 19: tugas batuan beku

Riolit terbentuk dari pembekuan magma di dalam kerak bumi yang

lazimnya dari letupan gunung berapi. yang terbentuk daripada pembekuan magma

di luar permukaan bumi. Riolit adalah bersifat asid dan bes. Namun sebenarnya

sifat asid batuan ini bergantung kepada kandungan silika di dalamnya. Riolit di

anggap berasid apabila kandungan silikanya melebihi 66%. Riolit sering

ditemukan berupa lava.

Riolit bisa digunakan sebagai bahan baku beton ringan, isolasi bangunan,

plesteran, isolator temperatur tinggi/rendah, bahan penggosok, saringan/filter,

bahan pembawa (media) dan campuran makanan ternak.

2. TERAHIT

batuan trakhit mempunyai warna batuan abu-abu putih kehijauan

dan mempunyai sifat batuan asam (felsik) dengan mineral penyusunnya

silikat, magnesium oksida,MnO, dan mineral penyusun lainya. Pada batuan

ini terdapat lubang- lubang gas yang terisi oleh mineral sekundernya  pada

batuan ini terdapat mineral silikat, MnO, Al2O3 ,Fe2O3 dan masih banyak

lagi mineral penyusun lain nya

3. GRANIT

Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan

banyak ditemukan. Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu

banyak digunakan sebagai batuan untuk konstruksi. Kepadatan rata-rata granit

adalah 2,75 gr/cm³ dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal

dari bahasa Latin granum.

19

Page 20: tugas batuan beku

Meja granit sebagai bidang acuan dalam proses pengukuran Dalam

bidang industri dan rekayasa, granit banyak dipakai sebagai bidang acuan dalam

berbagai pengukuran dan alat pengukur. Hal ini dikarenakan granit bersifat kedap

air, kaku (rigid), non-higroskopis dan memiliki koefisien ekspansi termal yang

sangat rendah. Salah satu penerapannya adalah pada mesin pengukur koordinat

(Coordinate Measuring Machine).

B. Basa

Contohnya adalah, gabro dan basal.

1. GABRO

20

Page 21: tugas batuan beku

Gabbro berwarna gelap, mempunyai bentuk ukuran butir serabut dari

proses intrusive dan merupakan batuan beku akibat proses plutonic seperti granit,

hanya saja batuan gabbro mempunyai kandungan silica yang lebih rendah dan

tidak mengandung mineral kuarsa, alkali feldspar dan hanya mengandung mineral

plagioklas yang sering dijumpai berwarna gelap dengan kandungan kalsium yang

tinggi. Mineral mineral gelap lainnya yang sering terdapat pada batuan ini adalah

amphibole, pyroxene dan kadang kadang juga biotite, olivine, magnetite, ilmenite

dan apatite. Proses erupsi yang dialami gabbro sama seperti dengan yang dialami

batuan Basalt. Mineral mineral utama pembentuk batuan Gabbro adalah

hornblende, magnetite dan mineral mineral terang dari plagioklas. Gabbro adalah

nama sebuah kota di Tuscany, Italia.

2. BASALT

Batuan basalt berwarna gelap, berat, kaya akan besi dan sedikit akan

kandungan mineral silika batuan vulkanik, yang biasanya membentuk lempeng

samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga kehadiran

mineral mineral tidak terlihat. Mineral-mineral ini hanya dapat terlihat pada jenis

batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang

bernama gabbro.

Gelembung gelembung dari gas karbon dioksida dan uap air terbentuk

dan melakukan ekspansi pada batuan yang meleleh mendekati permukaan. Pada

periode yang panjang di bawah gunung api, butiran butiran berwarna hijau dari

mineral olivine keluar dari larutan.

21

Page 22: tugas batuan beku

Sehingga gelembung gelembung dan butiran butiran tersebut atau

phenocrysts menggambarkan dua kejadian yang berbeda di dalam pembentukan

batuan basalt tersebut.

3. OBSIDIAN

Batu obsidian sebenarnya bukan batu tambang melainkan sejenis batu

lahar yang dimuntahkan dari kawah gunung api. Batu obsidian sebenarnya

bukanlah batu atau mineral, melainkan kaca natural yang terbentuk dari hasil

pendinginan lahar gunung berapi yang cepat, karena proses pendinginannya

terlalu cepat maka jarang terjadi pembentukan kristal di dalamnya, jadi tidak ada

struktur kristal di dalam batu obsidian seperti batu mineral lain. Warnanya bening

seperti kaca dan warnanya kadang-kadang hitam mulus, merah tua, agak hijau

atau abu-abu. Batu ini jarang yang berwarna kuning atau merah putih atau biru.

Batu obsidian sering ditemukan dalam keadaan mengkilau mulus walaupun belum

dipoles. Batu obsidian terbuat dari 70% silicon dioxide bahkan lebih dan jika

tercampur mineral mineral tertentu warnanya akan berubah. Batu obsidian

mempunyai nilai keras 5-5.5 berdasarkan daftar keras Mohs dan termasuk batu

mulia tanggung.

C. Intermediet

Contohnya adalah dasit, diorit dan andesit.

1. DIORITE

22

Page 23: tugas batuan beku

Diorite adalah batuan beku plutonik, yaitu batuan antara granite dan

gabbro. Batuan ini mengandung sedikit Kalsium (soda) plagioklas feldspar,

mineral berwarna terang, dan hornblende berwarna hitam. Tidak seperti granit,

batuan diorite tidak mengandung mineral kuarsa atau sangat sedikit, dan juga

tidak seperti gabbro, diorite mempunyai warna yang lebih terang dan mengandung

soda, tidak mengandung kalsit plagioklas. Apabila batuan diorite ini dihasilkan

dari letusan gunung api maka akan terjadi pendinginan menjadi lava andesite.

 2. ANDESIT

Andesite berasal dari Magma yang biasanya meletus

dari stratovolcanoes pada lahar tebal yang mengalir,

beberapa diantaranya penyebarannya dapat

mencapai beberapa kilometer. Magma Andesite dapat

juga menghasilkan letusan seperti bahan peledak yang kuat

yang kemudian membentuk arus pyroclastic dan surges dan

suatu kolom letusan yang sangat besar. Bagian-bagian kecil

yang berwarna hitam disebut mineral biotite dan yang

berwarna putih disebut potassium feldspar Kristal terbesar

23

Page 24: tugas batuan beku

dinamakan phenocryst, terbentuk jauh sebelum lava

terletuskan dan membeku, dan kristal-kristal tersebut dari

bentuknya dapat menceritakan sejarah dari proses perjalanan

magma. bertexture porphyritic

3. SIENIT

Sienit berwarna abu-abu terang, berbutir sedang - kasar dengan tekstur

phaneritik. Dari pengamatan megaskopik terlihat orthoklas/ K-feldspar dominan,

sedikit plagioklas dan biotit, batuan mempunyai sifat ke magnitan lemah sampai

sedang. Dari pengamatan sayatan tipis  menunjukan tekstur holokristalin,

hipidiomorfik, berbutir halus sampai 1 mm, bentuk sub hedral–anhedral, disusun

oleh mineral orthoklas / K.Felsdpar, plagioklas, biotit, epidot kalsedon, sfene dan

mineral opak, lempung, masih terlihat relieks kembar poliomtetik. Batuan sienit

terdapat sebagai blok-blok insitu di lereng Moncong Talalo di sekitar Kocara,

intrusi ini diduga berlangsung pada kala Miosen Awal.

BAB VPENGOLAHAN BATUAN BEKU

Pengolahan batuan beku secara umum sama dengan pengolahan bahan

galian lain seperti mineral dan batubara.

Tahap-tahap utama dalam proses PBG terdiri dari :

1. Kominusi Atau Reduksi Ukuran (Comminution)

24

Page 25: tugas batuan beku

Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses PBG

yang bertujuan untuk :

Membebaskan / meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material

pengotornya.

Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan

pada proses berikutnya.

Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan

zat lain, misalnya reagen flotasi.

Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :

1) Peremukan / pemecahan (crushing)

2) Penggerusan / penghalusan (grinding)

1). Peremukan / Pemecahan (Crushing)

Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang

langsung dari tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar

(diameter sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai

ukuran 2,5 cm.

2). Penggerusan / Penghalusan (Grinding)

Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah

berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan

dibutuhkan media penggerusan yang antara lain terdiri dari :

Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).

Batang-batang baja (steel rods).

Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang

disebut semi autagenous mill (SAG).

Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling

menggerus dan disebut autogenous mill.

Peralatan penggerusan yang dipergunakan adalah :

Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik.

Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja.

Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah

bahan galian atau bijihnya sendiri.

25

Page 26: tugas batuan beku

Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau

bijihnya sendiri.

2. Pemisahan Berdasarkan Ukuran (Sizing)

Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan

diperoleh bermacam-macam ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan

pemisahan berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang

dibutuhkan pada proses pengolahan yang berikutnya.

1). Pengayakan / Penyaringan (Screening / Sieving)

Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik

berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam

skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala

laboratorium.

Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :

-    Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).

-    Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).

Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah :

a. Hand sieve

b. Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive

c. Sieve shaker / rotap

d. Wet and dry sieving

Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri antara lain :

a. Stationary grizzly

b. Roll grizzly

c. Sieve bend

d. Revolving screen

e. Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.)

f. Shaking screen

g. Rotary shifter

2). Klasifikasi (Classification)

26

Page 27: tugas batuan beku

Klasifikasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan

pengendapannya dalam suatu media (udara atau air). Klasifikasi dilakukan

dalam suatu alat yang disebut classifier.

Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu :

Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian atas

disebut overflow.

Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di bagian

bawah (dasar) disebut underflow.

Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara

(concept),yaitu :

a. Partition concept

b. Tapping concept

c. Rein concept

Hal ini dapat berlangsung apabila sejumlah partikel dengan bermacam-

macam ukuran jatuh bebas di dalam suatu media atau fluida (udara atau air),

maka setiap partikel akan menerima gaya berat dan gaya gesek dari media.

Pada saat kecepatan gerak partikel menjadi rendah (tenang/laminer), ukuran

partikel yang besar-besar mengendap lebih dahulu, kemudian diikuti oleh

ukuran-ukuran yang lebih kecil, sedang yang terhalus (antara lain slimes) akan

tidak sempat mengendap.

Peralatan yang umum dipakai dalam proses klasifikasi adalah :

a. Scrubber

b. Log washer

c. Sloping tank classifier (rake, spiral & drag)

d. Hydraulic bowl classifier

e. Hydraulic clindrical tank classifier

f. Hydraulic cone classifier

g. Counter current classifier

h. Pocket classifier

i. Hydrocyclone

j. Air separator

27

Page 28: tugas batuan beku

k. Solid bowl centrifuge

l. Elutriator

3. Peningkatan Kadar Atau Konsentrasi (Concentration)

Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat

diolah lebih lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak) logamnya, maka kadar bahan

galian itu harus ditingkatkan dengan proses konsentrasi. Sifat-sifat fisik

mineral yang dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah :

Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi

dan media berat.

Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik.

Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik.

Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.

Proses peningkatan kadar itu ada bermacam-macam, antara lain :

1). Pemilahan (Sorting)

Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan

tangan (manual), artinya yang terlihat bukan mineral berharga dipisahkan

untuk dibuang.

2). Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)

Yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu

media fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan

pengendapan mineral-mineral yang ada.

Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan

fluidanya, yaitu :

Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy

medium separation (HMS).

Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral

concentration.

Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).

28

Page 29: tugas batuan beku

Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka akan

terjadi pengendapan bebas (free settling). Tetapi bila jumlah partikel banyak

gerakannya akan terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang terdiri dari 3

(tiga) tahap sebagai berikut :

a. Hindered settling classification ; klasifikasi pengendapannya terhalang.

b. Differential acceleration pada awal pengendapan ; artinya partikel yang

berat mengendap lebih dahulu.

c. Consolidation trickling pada akhir pengendapan ; partikel-partikel kecil

berusaha mengatur diri di antara partikel-partikel besar sesuai dengan berat

jenisnya.

3). Konsentrasi dengan Media Berat (Dense/Heavy Medium Separation)

Merupakan proses konsentrasi yang bertujuan untuk memisahkan

mineral-mineral berharga yang lebih berat dari pengotornya yang terdiri dari

mineral-mineral ringan dengan menggunakan medium pemisah yang berat

jenisnya lebih besar dari air (berat jenisnya > 1).

4). Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)

Merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat

konduktor (mudah menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor (nir

konduktor) dari mineral.

5). Konsentrasi Magnetik (Magnetic Concentration)

Adalah proses konsentrasi yang memanfaatkan perbedaan sifat

kemagnetan (magnetic susceptibility) yang dimiliki mineral.

6). Konsentrasi Secara Flotasi (Flotation Concentration)

Merupakan proses konsentrasi berdasarkan sifat “senang terhadap udara”

atau “takut terhadap air” (hydrophobic). Pada umumnya mineral-mineral

oksida dan sulfida akan tenggelam bila dicelupkan ke dalam air, karena

permukaan mineral-mineral itu bersifat “suka akan air” (hydrophilic)..

4. Pengurangan Kadar Air / Pengawa-Airan (Dewatering)

29

Page 30: tugas batuan beku

Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada

konsentrat yang diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi

gravitasi dan flotasi.

Cara-cara pengawa-airan ini ada 3 (tiga), yaitu :

1). Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)

Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat.

Bagian yang pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian

yang encer atau airnya mengalir di bagian atas disebut overflow. Kedua produk

itu dikeluarkan secara terus menerus (continuous).

Peralatan yang biasa dipakai adalah :

a. Rake thickener.

b. Deep cone thickener.

c. Free flow thickener.

2). Cara Penapisan / Pengawa-airan (Filtration)

Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian

yang pekat dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan

pengisapan, sehingga jumlah air yang terisap akan banyak. Dengan demikian

akan dapat dipisahkan padatan dari airnya.

Peralatan yang dipakai adalah :

a. Vacuum (suction) filters yang terdiri dari :

- intermitten, misalnya Moore leaf filter.

- Continuous ada beberapa tipe, yaitu :

bentuk silindris / tromol (drum type), misalnya : Oliver filter,

Dorrco filter.

bentuk cakram (disk type) berputar, contohnya : American filter.

bentuk lembaran berputar (revolving leaf type), contohnya :

Oliver filter.

bentuk meja (desk type), misalnya : Caldecott sand table filter.

b. Pressure filter, misalnya :

- Merrill plate and frame filter

- Kelly pressure filter

30

Page 31: tugas batuan beku

- Burt revolving filter

3). Pengeringan (Drying)

Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang

berasal dari konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).

Peralatan atau cara yang dipakai ada bermacam-macam, yaitu :

a. Hearth type drying/air dried/air baked, yaitu pengeringan yang dilakukan

di atas lantai oleh sinar matahari dan harus sering diaduk (dibolak-balik).

b. Shaft drier, ada dua macam, yaitu :

- tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran

silindris vertikal yang dialiri udara panas (80o – 100o).

- rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang

yang diputar pada posisi agak miring dan dialiri udara panas yang

berlawanan arah.

Film type drier (atmospheric drum drier) ; silinder baja yang di

dalamnya dialiri uap air (steam). Jarang dipakai.

Spray drier, material halus yang basah dan disemburkan ke dalam

ruangan panas ; material yang kering akan terkumpul di bagian

bawah ruangan. Cara ini juga jarang dipakai.

5.  Penanganan Material (Material Handling)

Bahan galian (mineral/bijih) yang mengalami PBG harus ditangani

dengan cepat dan seksama, baik yang berupa konsentrat basah dan kering

maupun yang berbentuk ampas (tailing).

1). Penanganan Material Padat Kering (Dry Solid Handling)

Bila masih berupa bahan galian hasil penambangan (ROM), maka harus

ditumpuk di tempat yang sudah ditentukan yang di sekelilingnya telah

dilengkapi dengan saluran penyaliran (drainage system). Tetapi jika sudah

berupa konsentrat, maka harus disimpan di dalam gudang yang tertutup

sebelum sempat diproses lebih lanjut.

2). Penanganan Lumpur (Slurry Handling)

31

Page 32: tugas batuan beku

Bila lumpur itu sudah mengandung mineral berharga yang kadarnya

tinggi, maka dapat segera dimasukkan ke pemekat (thickener) atau penapis

(filter). Jika masih agak kotor (middling), maka harus diproses dengan alat

khusus yang sesuai.

3). Penanganan / Pembuangan Ampas (Tailing Disposal)

Kegiatan ini yang paling sulit penanganannya karena :

a. Jumlahnya (volumenya) sangat banyak, antara 70% – 90% dari material

yang ditambang.

b. Kadang-kadang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B-3).

c. Sulit mencarikan lahan yang cocok untuk menimbun ampas bila metode

penambangan timbun-balik (back fill mining method) tak dapat segera

dilakukan, sehingga kadang-kadang harus dibuatkan kolam pengendap.

Oleh sebab itu pembuangan ampas ini seringkali menjadi komponen

kegiatan penambangan yang meminta pemikiran khusus sepanjang umur

tambang.

A. Metalurgi Ekstraktif (Extractive Metallurgy) Dan Pemurnian (Refining)

Tahapan proses (process aims) pada metalurgi ekstraktif adalah :

1. Pemisahan (separation), yaitu pembuangan unsur, campuran (compounds)

atau material yang tidak diinginkan dari bijih (sumber metal = source of

metal).

2. Pembentukan campuran (compound foramtion), yaitu cara memproduksi

material yang secara struktur dan sifat-sifat kimianya berbeda dari bijihnya

(sumbernya).

3. Pengambilan/produksi metal (metal production), yaitu cara-cara

memperoleh metal yang belum murni.

4. Pemurnian metal (metal purification), yaitu pembersihan, metal yang

belum murni (membuang unsur-unsur pengotor dari metal yang belum

murni), sehingga diperoleh metal murni.

Metalurgi ekstraktif terdiri dari :

32

Page 33: tugas batuan beku

1. Pirometalurgi (pyrometallurgy), menggunakan energi panas sampai

2.000o C.

2. Hidrometalurgi (hydrometallurgy), menggunakan larutan dan reagen

organik.

3. Elektrometalurgi (electrometallurgy), memanfaatkan teknik elektro-kimia.

BABVI

KEGUNAAN DAN PEMANFAATAN

33

Page 34: tugas batuan beku

Tak semua batuan beku mempunyai nilai ekonomis, hal ini tergantung

pada sifa, komposisi mineral, kekeutan fisik, daya tahan, cara penggalianya, dan

lain-lain.

Tiap jenis mineral mempunyai sifat dan komposisi mineral tertentu, tidak

semua jenis batuan dapat digunakan untuk semua jenis pekerjaan. Batuan

mempunyai kegunaan sendiri tergantung sifatnya, misalnya :

1. Batuan yang mempunyai kerapatan tinggi dan tidak porus sangat baik untuk

keperluan pekerjaan di laut.

2. Batuan yang tidak terpengaruh oleh asam, baik untuk digunakan didaerah

industri.

3. Batuan yang berat, keras, dan mempunyai daya tahan yang besar sesuai

untuk digunakan sebagai fondasi bangunan pengeras jalan juga bahan lantai.

4. Batuan yang berwarna indah dan tidak porus dapat digunakan untuk pelapis

dinding atau lantai.

5. Batuan yang umumnya mempunyai berat jenis ± 2,6, baik untuk digunakan

sebagai bahan pekerjaan teknik berat.

Mamfaat dan kegunaan batuan beku secara lebih rinci adalah sebagai

berikut :

1. Granit

Granit dapat digunakan sebagai bahan pengeras jalan, pondasi,

galangan kapal, dan bahan pemoles lantai, serta pelapis dinding.

Dalam bidang industri dan rekayasa, granit banyak dipakai sebagai

bidang acuan dalam berbagai pengukuran dan alat pengukur. Hal ini

dikarenakan granit bersifat kedap air, kaku (rigid), non-higroskopis

dan memiliki koefisien ekspansi termal yang sangat rendah. Salah

satu penerapannya adalah pada mesin pengukur koordinat.

2. Andesit

Andesit banyak digunakan untuk pengeras jalan

Untuk pondasi, bendungan, konstruksi beton, dan lain-lain.

34

Page 35: tugas batuan beku

Andasit yang berstruktur lembaran banyak digunakan sebagai batu

tempel.

3. Gabro

Gabro dapat digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, dan yang dipoles

sangat disukai karena warnanya hitam, sehingga baik untuk lantai atau

pelapis dinding.

Gabro varietas Ocellar dari gabro dapat digunakan sebagai batu

hias, batu paving dan juga dikenal dengan nama dagang 'granit

hitam', yang merupakan jenis batu nisan kuburan populer

digunakan dalam upacara penguburan, juga digunakan didapur.

4. Basalt

Basalt banyak digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, bendungan,

konstruksi beton, dan lain-lain.

Basalt untuk membuat batu-batuan (dari basal kolumnar) dan dalam

membuat patung.

Untuk Pemanasan dan hasil ekstrusi basal wol batu, sebuah isolator

termal yang sangat baik.

5. Riolit

Riolit bisa digunakan sebagai bahan baku beton ringan, isolasi

bangunan, plesteran, isolator temperatur tinggi/rendah,

Riolit bahan penggosok, saringan/filter, bahan pembawa (media)

Untuk campuran makanan ternak.

6. Granodiorit, adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga

sedang, berwarna terang, menyerupai granit. Granodiorit dapat digunakan

untuk pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain.

7. Obsidian

Obsidian telah digunakan untuk pisau dalam operasi, sebagai pisau

obsidian disusun dengan baik bermata banyak kali lebih tajam dari

baja berkualitas tinggi pisau bedah bedah, ujung tombak dari mata

35

Page 36: tugas batuan beku

yang hanya sekitar 3 nanometer tebal. Bahkan logam tajam pisau

memiliki pisau, bergerigi tidak teratur bila dilihat di bawah mikroskop

cukup kuat; ketika diperiksa bahkan di bawah mikroskop elektron

pisau obsidian masih mulus dan bahkan. Satu studi menemukan

bahwa bekas luka sayatan obsidian dihasilkan sempit, sel-sel radang

lebih sedikit, dan jaringan granulasi kurang dalam kelompok tikus.

Obsidian juga digunakan untuk keperluan pajangan dan sebagai

batu permata. Ini memiliki milik menyajikan penampilan yang

berbeda sesuai dengan cara yang dipotong: ketika dipotong dalam

satu arah itu jet hitam, di lain itu berkilauan abu-abu. "Air mata

Apache" adalah nugget obsidian kecil bulat tertanam dalam perlit

kelabu-putih matriks.

BAB V

PEMASARAN.

36

Page 37: tugas batuan beku

A. Tipe Pasar Bahan Galian

Berdasarkan tipe, pemasaran bahan galian dibagi atas 4 :

1. Captive Market (Pasar yang yang dikuasai oleh produsen)

2. Pasar yang dikuasai pembeli    

3. Pasar bebas (pasar yang tidak ada ketergantungan pembeli dan

penjual)

Berdasarkan Jangka Waktu Penjualannya

1. Penjualan berdasrkan kontrak jangka panjang

2. Penjualan Spot ( Penjualan sesaat/satu/dua kali pengiriman)

Berdasarkan Lokasi

1. Pasar Lokal

2. Pasar Regional

3. Pasar Internasional

B. Manajemen Pemasaran Bahan Galian

Menurut “Lingga Purnama (2004)”Pemasaran adalah proses perencanaan

dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi, dan pendistribusian ide,

barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan konsumen dan

tujuan organisasi.

Agar kegiatan pemasaran produk dapat berjalan dengan baik, maka

kebijakan pemasaran harus disesuaikan dengan visi, misi dan tujuan perusahaan

secara umum seperti disebutkan di atas. Berikut langkah-langkah perencanaan

pemasaran seperti terlihat dalam bagian di bawah ini :

1. Desain Strategi Pemasaran (Marketing Strategy Design)

Mendesain strategi pemasaran berarti melaksanakan prosedur tiga

langkah secara sistematis, bermula dari strategi segmentasi pasar (market

segmentation strategy), kemudian strategi penentuan pasar sasaran (market

targeting strategy) dan yang terakhir adalah strategi penentuan posisi pasar

(market positioning strategy).

37

Page 38: tugas batuan beku

Segmentasi pasar pada dasarnya adalah suatu strategi untuk

memahami struktur pasar dengan cara mengelompokkan pembeli aktual

maupun potensial yang berbeda yang mungkin meminta produk dan atau

bauran pemasaran tersendiri. Kemudian dilakukan penentuan pasar sasaran

untuk memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dilayani. Setelah

dilakukan penentuan pasar sasaran, langkah selanjutnya adalah penentuan

posisi pasar, yaitu membentuk dan mengkomunikasikan manfaat utama yang

membedakan produk dalam pasar.

2. Langkah-Langkah Rencana Pemasaran

a. Pengembangan Program Pemasaran (Marketing Program Development)

Setelah mendesain strategi pemasaran, langkah selanjutnya adalah

mengembangkan program pemasaran yang terdiri dari strategi produk

(product strategy), strategi harga (price strategy), strategi distribusi (place

strategy), strategi promosi (promotion strategy), serta strategi sumber daya

manusia dan presentasi (people and presentation strategy).

Produk merupakan elemen pertama dan paling penting dalam bauran

pemasaran. Produk adalah segala sesuatu yang memiliki nilai di suatu pasar

sasaran dan memberi manfaat serta kepuasan dalam bentuk barang, jasa,

organisasi, tempat, orang, ide, dan sebagainya. Strategi produk itu sendiri

terdiri dari strategi lini produk dan strategi bauran produk. Strategi produk

membutuhkan pengambilan keputusan yang terkoordinasi atas bauran produk,

lini produk, merek, pengemasan, dan pelabelan.

b. Implementasi, Evaluasi, dan Pengendalian (Implementation, Evaluation,

and Control)

Rencana pemasaran harus secara khusus menyangkut pedoman

tindakan yang akan diimplementasikan, siapa yang melakukan pekerjaan

tertentu, tanggal dan lokasi implementasi, serta bagaimana pelaksanaan

tersebut akan dilakukan. Strategi pemasaran merupakan proses pengambilan

keputusan secara terus menerus, melaksanakannya, dan mengukur

38

Page 39: tugas batuan beku

efektivitasnya setiap saat. Perencanaan bukan merupakan kegiatan yang pasti,

melainkan fleksibel. Ditinjau dari segi waktu, evaluasi strategis lebih lama

dibandingkan dengan pembuatan rencana. Evaluasi dan pengendalian

berhubungan dengan pengawasan performa dan, jika perlu, mengubah

rencana agar sesuai dengan performa yang telah ditentukan.

Rencana terus dikembangkan, diaplikasikan, dievaluasi, dan

disesuaikan untuk tetap mempertahankan strategi pemasaran yang sesuai

dengan sasaran. Rentang waktu strategi biasanya melebihi satu tahun, oleh

sebab itu dalam pelaksanaannya ditambahkan pengembangan perencanaan

tahunan untuk mengatur kegiatan pemasaran jangka pendek. Biasanya,

eksekutif pemasaran bertanggung jawab mempersiapkan rencana pemasaran.

Sebagai contoh, manajer produk akan menyiapkan rencana sesuai dengan

bidang tanggung jawabnya, mengkoordinasikan dan menerima masukan dari

iklan, riset pemasaran, penjualan, dan bagian pemasaran khusus lainnya.

Manajer kelompok produk akan mengkonsolidasikan semua rencana

dari tiap manajer produk, dan eksekutif kepala pemasaran akan mengkaji

ulang serta menggabungkan rencana dari semua operasional pemasaran,

kemudian membuat rencana induk.

BAB VI.

PENYEBARAN BATUAN BEKU DI INDONESIA

39

Page 40: tugas batuan beku

A. Penyebaran Batuan Beku Di Indonesia

Beberapa jenis batuan beku penting dan penyebarannya di Indonesia

adalah sebagai berikut:

1. Granit

Di Indonesia, granit terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian

Jaya (Papua), dan lain-lain.

2. Diorit

Di Indonesia tersebar di Lampung, dan Sulawesi. Di Jawa Tengah

banyak terdapat di kota Pemalang dan Banjarnegara. Diorit dapat digunakan

untuk pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain.

3. Andesit

40

Page 41: tugas batuan beku

Di Indonesia Andesit terdapat di Sumatera, Jawa Timur, Nusa

Tenggara, dan Sulawesi.

5. Gabro

Di Pulau Jawa, batuan ini terdapat di Selatan Ciletuh, Pegunungan

Jiwo, Serayu, dan Pemalang.

6. Basalt

Di indonesia basalt tersebar di Sumatera Utara, Riau, Jambi,

Lampung, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawsesi barat dan Sulawesi

Tenggara.

7. Riolit

41

Page 42: tugas batuan beku

Di indonesia Ryolit bisa didapatkan di Sulawesi.

B. Penyebaran Batuan Beku Di Sumatera Barat

1. Granit

Kabupaten Agam

Lokasi Penyebaranya :

-Bukit Cimpago, Malalak Cimpago, IV Koto

-Bukit Antokan, Bukit Masang, Bukit Labuhan, dan Bukit Pandih, Ds. Durian

Kapeh, Tanjung Mutiara Tiku

Kabupaten Dharmasraya

42

Page 43: tugas batuan beku

Lokasi Penyebarannya :

-Bukit Pemtang Gala dan Bukit Batang Selasih, Banai, P. Punjung

Prakiraan Potensi : 60 Juta (20 Km2)

-Tersebar di Bukit Pendakian Tanah Hitam, Bangkaring Pulau Punjung

-Hulu Sungai Keruh, Durian Simpai, Pualu Punjung, Prakiraan Potensi : 5

Km2

-Sungai dareh, Prakiraan Potensi : 937.000.000.000 Ton

Kabupaten Limapuluhkota

Lokasi Penyebarannya : -Bukit Cawan Pantai Cermin, Pangkalan Koto baru

-Mengunai tinggi, Luhak

-Sialang, Suliki

Kabupaten Padangpariaman

43

Page 44: tugas batuan beku

Lokasi penyebarannya:

-Lembah Anai Prakiraan Potensi : 81.250.000 Ton

-Salibutan Prakiraan Potensi : 1.300.000 Ton

Kabupaten Pasaman

Lokasi Penyebarannya :

-Tersebar di Tambangan, Tanjung Kumbang, Petok, Sontang, kajai, Sitabu,

Simpang Dingin, Sinabuan, Kidandam, Sopodingin, dan Kundur

-Panti dengan cadangan hipotetik sebesar 300.000.000.000 ton

Kabupaten Pasaman Barat

44

Page 45: tugas batuan beku

Lokasi Penyebarannya :

-Tersebar di Kajai, Kecamatan TalamauPrakiraan Potensi : 750.000.000 Ton

-Air Bangis Prakiraan Potensi : 6.000.000.000 Ton

Kabupaten Pesisir Selatan \

Lokasi Penyebarannya :

-Batu Kalang, Talak Belimbing, batu Kalang, Koto X Talang, Prakiraan

Potensi : 24.000.000 M3

-Bukit Gadang barung-barung Balantai, Koto X Tarusan

Kabupaten Sijunjung

45

Page 46: tugas batuan beku

Lokasi Penyebarannya:

-Sumpur Kudus Cadangan hipotetik: 250.000.000.000 ton. Cadangan terukur:

75.920.341 ton.

-Perbukitan Sibuluru-Sumpur (Bukit Talang, Lajang, Mambut dan Lawan),

Tamparungo Prakiraan Potensi: 2.400.0000.0000 M2

-Lubuk Talang, Bancah, Sibakur (Tanjung Gadang), Bukit Langki, Langki

(Tanjung Gadang) Bukit Giri Loyo (KOto Baru), Bukit Dadap, Kampung

Dalam (sijunjung)

Kabupaten Solok

Lokasi Penyebarannya :

- Bukit Tunggak, Langit Linawan Sulit Air, X Koto Diatas, Prakiraan

Potensi : 3.000.000 M3

-Air Busuk, Payung Sekaki Prakiraan Potensi : 400 Ha

-Salibutan Prakiraan Potensi : 162,5 Juta Ton

-Batu Kudo, Subarang, Bancah dan di Guguk, Dusi, Sawah Hilir, IX Koto

Sungai Lasi

-Bukit Ambayan, Kiambang Kampung Nan Limo, Sungai Pagu, Prakiraan

Potensi : 200.000 M3 (10 Ha)

-Sungai Lasi Prakiraan Potensi : 5.625 Milyar Ton

46

Page 47: tugas batuan beku

Kabupaten Solok Selatan

Lokasi Penyebarannya :

-Kampung Nan Limo, Sungai Pagu

Prakiraan Potensi : 200.000 M3 (10 Ha)

Kabupaten Tanahdatar

47

Page 48: tugas batuan beku

Lokasi Penyebarannya :

-Pamasian, Mawar dan Tanjung Lansek, Lintau Buo

Prakiraan Potensi : 400 Ha

-Minang Jaya, Sungayang, Prakiraan Potensi : 400 Ha

-Mandailing, Tanjung Mas , Prakiraan Potensi : 200 Ha

-Padang Ganting , Prakiraan Potensi : 3.125.000.000 Ton

-Lembah Anai , Prakiraan Potensi : 22.500.000.000 Ton

Kota Padang

Lokasi Penyebarannya :

-Tersebar di Kecamatan Lubuk Kilangan

Prakiraan Potensi : 2.800.000.000 Ton (1.375 Ha)

Kota Sawahlunto

48

Page 49: tugas batuan beku

Lokasi penyebarannya :

-Ombilin

Prakiraan potensi : 800.000.000 Ton

2. Andesit

Kabupaten Agam

lokasi Penyebarannya:

-Batu Kambing, Malabur dan Batang Dareh, Lubuk Basung

-Ladang Hutan dan Parambahan, Baso

-Paninggiran Ateh, Panonggiran Bawah dan Bukit Bateh Dagang, Palupuh.

Kabupaten Dharmasraya

49

Page 50: tugas batuan beku

Lokasi Penyebarannya:-Tersebar di Bukit Balung (Pulau Punjung)

Kabupaten Limapuluhkota

Lokasi Penyebarannya :

-Sialang Taratak, Luhak Limbanang, Kurai dan Banjar Lawas Timur, Suliki

Pantai Cermin, Tanjung Balit dan Manggilang, Pangkalan Koto Baru

Kabupaten Padangpariaman

50

Page 51: tugas batuan beku

Lokasi Penyebaran :

- Gunung Tigo, Kayu Mudo, Padang Alai Selatan, VII Koto.

Prakiraan Potensi : 360.000 m3

-Bukit Sungai Ngungun, Paraman Talang, Tandikek, VII Koto

Prakiraan Potensi : 112.000 m3

-S. Kasiakan, Kabun Pondok Tandikek, VII Koto

Prakiraan Potensi : 15.000 M3

-Sicaung, Kelapa Balang, Prakiraan Potensi : 84.000 M3

Kabupaten Pasaman

Lokasi Penyebarannya :

-Tersebar di jalur perbukitan Kecamatan Bonjol, Gunung Kulabu dan Gunung

Malintang.

51

Page 52: tugas batuan beku

Kabupaten Pasaman Barat

Lokasi Penyebaranya : -Tersebar di jalur perbukitan Gunung Malintang

Lembah Malintang

Kabupaten Pesisir Selatan

Lokasi Penyebarannya :

-Tersebar di Kecamatan Pancung Soal, Ranah Pesisir, Lengayang, Batang

Kapas, Bayang, IV Jurai dan Koto XI Tarusan

-Salayang Pandang, Kecamatan bayang Prakiraan Potensi : 17.085.000 Ton

-Sungai Sirah

52

Page 53: tugas batuan beku

Kabupaten Sijunjung

Lokasi Penyebarannya : -Tersebar di Perbukitan Salo (Tanjung Gadang)

Kabupaten Solok

Lokasi Penyebarannya :

-Tersebar di Koto Gadang (Gunung Talang), Bt, Damar Kecamatan koto

Parik Gadang Diateh

Kabupaten Solok Selatan

53

Page 54: tugas batuan beku

Lokasi Penyebarannya : -Tersebar di Sirkum dan Kenari (Sangir)

Kabupaten Tanahdatar

Lokasi Penyebarannya :

-Tersebar di Kecamatan Sungayang, Salimpaung, Pariangan, Lima kaum,

Batipuh dan X Koto

3. Basalt

Kabupaten Pesisir Selatan

54

Page 55: tugas batuan beku

Lokasi Penyebarannya :-Gunung Rajo, Kecamatan Sutra,

Prakiraan Potensi : 6.250.000 M3

Kabupaten Tanahdatar

Lokasi Penyebarannya :

-Bukit Gadang, koto Baru, Pariangan, Prakiraan Potensi : 350 Ha

-Batipuh atas dan Batu Taba, Batipuh, Prakiraan Potensi : 400 Ha

DAFTAR PUSTAKA

55

Page 56: tugas batuan beku

Meurah, Cut,. dkk. 2006. Geografi SMA Kelas XI. Jakarta. PT. Phibetha Aneka

Gama.

Mulyo, Agung. 2004. Pengantar Ilmu Kebumian. Bandung : Pustaka Setia.

http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2260857-contoh-contoh-batuan -

beku/ Diakses hari Jum’at 4 Januari 2013

http://TambangUnhas.blogspot.com/2012/03/Pengolahan Bahan Galian «

Tambang Unhas.htm. Diakses Senin 23 Desember 2012 Diakses hari

Jum’at 4 Januari 2013

http://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_beku Diakses hari Jum’at 4 Januari 2013

http://ridwanaz.com/umum/alam/pengertian-batuan-beku-jenis-batuan-beku-

strukur-batuan-beku-tekstur-batuan-beku/ Diakses hari Jum’at 4 Januari

2013

http://teachgeograf.blogspot.com/2012/05/makalah-batuan-beku.html Diakses hari

Jum’at 4 Januari 2013

http://geoscience.wisc.edu/~chuck/Classes/Mtn_and_Plates/rock_cycle.html

Diakses hari Jum’at 4 Januari 2013

http://fathur-fkip.blogspot.com/2012/04/pengertian-batuan-bekusedimen-dan.html

Diakses hari Jum’at 4 Januari 2013

http://www.anneahira.com/batuan-beku.htm Diakses hari Sabtu 5 Januari 2013

http://iz0el.blogspot.com/2011/05/siklus-batuan.html Diakses hari Sabtu 5 Januari

2013

http://catatan-agha.blogspot.com/2011/02/jenis-jenis-batuan-beku.html Diakses

hari Sabtu 5 Januari 2013

http://belajarsejarahfun.blogspot.com/2011/01/apa-yang-dipelajari-di-geologi-apa-

cuma.html Diakses hari Sabtu 5 Januari 2013

http://mastugino.blogspot.com/2012/11/proses-pembentukan-tanah.html Diakses

hari Sabtu 5 Januari 2013

http://aj1-inside.blogspot.com/2011/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-

none.html Diakses hari Sabtu 5 Januari 2013

http://punyathyna.blogspot.com/2009_06_01_archive.html Diakses hari Senin 7

Januari 2013

56

Page 57: tugas batuan beku

http://sedikitbicarabanyakilmu.blogspot.com/2012/03/makalah-batuan-dan-

sda.html Diakses hari Senin 7 Januari 2013

57