26
DOLOMIT Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahan Galian Industri Semester IV Pada Program Studi Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2013/2014 Disusun oleh : Shulhan Fasya Wibawa 100701111014 Mico Mio : 100701111050 Yusuf Solehudin : 100701111048

tugas batuan metamorf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

petrologi

Citation preview

Page 1: tugas batuan metamorf

DOLOMIT

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahan Galian IndustriSemester IV Pada Program Studi Pertambangan Fakultas Teknik

Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2013/2014

Disusun oleh :

Shulhan Fasya Wibawa 100701111014Mico Mio : 100701111050

Yusuf Solehudin : 100701111048

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNGFAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN1434 H / 2013 M

Page 2: tugas batuan metamorf

PROSES PEMBENTUKAN BATUAN METAMORF SERTA TIPE-

TIPE METAMORFISME

1. Proses Pembentukan Batuan Metamorf

Batuan metamorf merupakan batuan hasil malihan dari batuan yang

telah ada sebelumnya yang ditunjukkan dengan adanya perubahan komposisi

mineral, tekstur dan struktur batuan yang terjadi pada fase padat (solid rate)

akibat adanya perubahan temperatur, tekanan dan kondisi kimia di kerak bumi

(Ehlers and Blatt, 1982). Jadi batuan metamorf terjadi karena adanya

perubahan yang disebabkan oleh proses metamorfosa. Proses metamorfosa

merupakan suatu proses pengubahan batuan akibat perubahan tekanan,

temperatur dan adanya aktifitas kimia fluida/gas atau variasi dari ketiga faktor

tersebut. Proses metamorfosa merupakan proses isokimia, dimana tidak terjadi

penambahan unsur-unsur kimia pada batuan yang mengalami metamorfosa.

Temperatur berkisar antara 2000 C – 8000 C, tanpa melalui fase cair (Diktat

Praktikum Petrologi, 2006). Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

metamorfosa adalah perubahan temperatur, tekanan dan adanya aktifitas kimia

fluida atau gas (Huang, 1962).

Perubahan temperatur dapat terjadi oleh karena berbagai macam sebab,

antara lain oleh adanya pemanasan akibat intrusi magmatit dan perubahan

gradien geothermal. Panas dalam skala kecil juga dapat terjadi akibat adanya

gesekan atau friksi selama terjadinya deformasi suatu massa batuan. Pada

batuan silikat batas bawah terjadinya metamorfosa pada umumnya pada suhu

1500 C + 500C yang ditandai dengan munculnya mineral-mineral Mg –

carpholite, Glaucophane, Lawsonite, Paragonite, Prehnite atau Slitpnomelane.

Sedangkan batas atas terjadinya metamorfosa sebelum terjadi pelelehan

adalah berkisar 6500C-11000C, tergantung pada jenis batuan asalnya (Bucher

& Frey, 1994).

Tekanan yang menyebabkan terjadinya suatu metamorfosa bervariasi

dasarnya. Metamorfosa akibat intrusi magmatik dapat terjadi mendekati

Page 3: tugas batuan metamorf

tekanan permukaan yang besarnya beberapa bar saja. Sedangkan

metamorfosa yang terjadi pada suatu kompleks ofiolit dapat terjadi dengan

tekanan lebih dari 30-40 kBar (Bucher & Frey, 1994).

Aktivitas kimiawi fluida dan gas yang berada pada jaringan antara butir

batuan, mempunyai peranan yang penting dalam metamorfosa. Fluida aktif

yang banyak berperan adalah air beserta karbon dioksida, asam hidroklorik dan

hidroflorik. Umumnya fluida dan gas tersebut bertindak sebagai katalis atau

solven serta bersifat membentuk reaksi kimia dan penyetimbang mekanis

(Huang WT, 1962).

2. Tipe-Tipe Metamorfosa

Bucher dan Frey (1994) mengemukakan bahwa berdasarkan tatanan

geologinya, metamorfosa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Metamorfosa regional / dinamothermal

Metamorfosa regional atau dinamothermal merupakan metamorfosa

yang terjadi pada daerah yang sangat luas. Metamorfosa ini terjadi pada

daerah yang sangat luas. Metamorfosa ini dibedakan menjadi tiga yaitu :

metamorfosa orogenik, burial, dan dasar samudera (ocean-floor).

a. Metamorfosa Orogenik

Metamorfosa ini terjadi pada daerah sabuk orogenik dimana terjadi

proses deformasi yang menyebabkan rekristalisasi. Umumnya batuan

metamorf yang dihasilkan mempunyai butiran mineral yang terorientasi

dan membentuk sabuk yang melampar dari ratusan sampai ribuan

kilometer. Proses metamorfosa ini memerlukan waktu yang sangat lama

berkisar antara puluhan juta tahun lalu.

b. Metamorfosa Burial

Metamorfosa ini terjadi oleh akibat kenaikan tekanan dan temperatur

pada daerah geosinklin yang mengalami sedimentasi intensif, kemudian

terlipat. Proses yang terjadi adalah rekristalisai dan reaksi antara mineral

dengan fluida.

Page 4: tugas batuan metamorf

c. Metamorfosa Dasar dan Samudera

Metamorfosa ini terjadi akibat adanya perubahan pada kerak samudera

di sekitar punggungan tengah samudera (mid oceanic ridges). Batuan

metamorf yang dihasilkan umumnya berkomposisi basa dan ultrabasa.

Adanya pemanasan air laut menyebabkan mudah terjadinya reaksi kimia

antara batuan dan air laut tersebut.

2. Metamorfosa Lokal

Merupakan metamorfosa yang terjadi pada daerah yang sempit berkisar

antara beberapa meter sampai kilometer saja. Metamorfosa ini dapat

dibedakan menjadi :

a. Metamorfosa Kontak

Terjadi pada batuan yang menalami pemanasan di sekitar kontak massa

batuan beku intrusif maupun ekstrusif. Perubahan terjadi karena

pengaruh panas dan material yang dilepaskan oleh magma serta oleh

deformasi akibat gerakan massa. Zona metamorfosa kontak disebut

contact aureole. Proses yang terjadi umumnya berupa rekristalisasi,

reaksi antara mineral, reaksi antara mineral dan fluida serta penggantian

dan penambahan material. Batuan yang dihasilkan umumnya berbutir

halus.

Gambar 1Metamorfisme Kontak dan Mineral Penyusun Batuan

Page 5: tugas batuan metamorf

b. Pirometamorfosa/ Metamorfosa optalic/Kaustik/Thermal.

jenis khusus metamorfosa kontak yang menunjukkan efek hasil

temperatur yang tinggi pada kontak batuan dengan magma pada kondisi

volkanik atau quasi volkanik. Contoh pada xenolith atau pada zone dike.

c. Metamorfosa Kataklastik/Dislokasi/Kinemati/Dinamik

Terjadi pada daerah yang mengalami deformasi intensif, seperti pada

patahan. Proses yang terjadi murni karena gaya mekanis yang

mengakibatkan penggerusan dan sranulasi batuan. Batuan yang

dihasilkan bersifat non-foliasi dan dikenal sebagai fault breccia, fault

gauge, atau milonit.

d. Metamorfosa Hidrotermal/Metasotisme

Terjadi akibat adanya perkolasi fluida atau gas yang panas pada jaringan

antar butir atau pada retakan-retakan batuan sehingga menyebabkan

perubahan komposisi mineral dan kimia. Perubahan juga dipengaruhi

oleh adanya confining pressure.

e. Metamorfosa Impact

Terjadi akibat adanya tabrakan hypervelocity sebuah meteorit. Kisaran

waktunya hanya beberapa mikrodetik dan umumnya ditandai dengan

terbentuknya mineral coesite dan stishovite. Metamorfosa ini erat

kaitannya dengan pab\nas bumi (geothermal).

f. Metamorfosa Retrogade/Diaropteris

Terjadi akibat adanya penurunan temperature sehingga kumpulan

mineral metamorfosa tingkat tinggi berubah menjadi kumpulan mineral

stabil pada temperature yang lebih rendah (Combs, 1961).

Gambar 2Lokasi dan Tipe Metamorfisme

Page 6: tugas batuan metamorf

Mineral – mineal Penyusun Batuan Metamorf

• Amphibole/Hornblende

Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau

kristal yang menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi

(Fe), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan

Oksigen (O). Hornblende tampak pada foto yang berwarna hijau tua kehitaman.

Mineral ini banyak dijumpai pada berbagai jenis batuan beku dan batuan

metamorf.

• Biotite

Semua mineral mika berbentuk pipih, bentuk kristal berlembar

menyerupai buku dan merupakan bidang belahan (cleavage) dari mineral

biotite. Mineral biotite umumnya berwarna gelap, hitam atau coklat sedangkan

muscovite berwarna terang, abu-abu terang. Mineral mika mempunyai

kekerasan yang lunak dan bisa digores dengan kuku.

• Plagioclase/Feldspar

Mineral Plagioclase adalah anggota dari kelompok mineral feldspar.

Mineral ini mengandung unsur Calsium atau Natrium. Kristal feldspar berbentuk

prismatik, umumnya berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelas. Plagioklas

yang mengandung Natrium dikenal dengan mineral Albite, sedangkan yang

mengandung Ca disebut An-orthite.

• Potassium Feldspar (Orthoclase)

Potassium feldspar adalah anggota dari mineral feldspar. Seperti halnya

plagioclase feldspar, potassium feldspars adalah mineral silicate yang

mengandung unsur Kalium dan bentuk kristalnya prismatik, umumnya berwarna

merah daging hingga putih.

• Mica

Mica adalah kelompok mineral silicate minerals dengan komposisi yang

bervariasi, dari potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum (Al) ,

silicon (Si) dan air (H2O).

Page 7: tugas batuan metamorf

• Quartz

Quartz adalah satu dari mineral yang umum yang banyak dijumpai pada

kerak bumi. Mineral ini tersusun dari Silika dioksida (SiO2), berwarna putih,

kilap kaca dan belahan (cleavage) tidak teratur (uneven) concoidal.

• Calcite

Mineral Calcite tersusun dari calcium carbonate (CaCO3). Umumnya

berwarna putih transparan dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan dari

binatang laut terbuat dari calcite atau mineral yang berhubungan dengan ‘lime’

dari batugamping.( )

Macam – macam batuan metamorf antara lain :

1. Slate

Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari proses

metamorfosisme batuan sedimen Shale atau Mudstone (batulempung) pada

temperatur dan suhu yang rendah. Memiliki struktur foliasi (slaty cleavage) dan

tersusun atas butir-butir yang sangat halus (very fine grained).

Asal : Metamorfisme Shale dan Mudstone

Warna : Abu – abu, hitam, hijau, merah

Ukuran Butir : Very Fine Grained

Struktur : Foliasi

Komposisi : Kuarsa, muskovit, illite

2. Filit

Merupakan batuan metamorf yang umumnya tersusun atas kuarsa,

sericite mica dan klorit. Terbentuk dari kelanjutan proses metamorfosisme dari

Slate.

Asal : Metamorfisme Shale

Warna : merah, kehijauan

Ukuran Butir : halus

Struktur : Foliasi

Komposisi : Kuarsa, mika

Ciri khas : Mudah membelah menjadi lembaran tipis

Page 8: tugas batuan metamorf

3. Gneiss

Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan

beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh

rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika dan amphibole.

Asal : Metamorfisme regional siltstone, shale, granit

Warna : abu - abu

Ukuran Butir : Medium – Coarse grained

Struktur : Foliasi

Komposisi : Kuarsa, mika, feldspar, amfibol

Ciri khas : kuarsa dan feldspar tampak berselang seling dengan lapisan

tipis kaya amfibol dan mika.

4. Sekis

Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika,

grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-

berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.

Asal : Metamorfisme siltstone, shale, basalt

Warna : hitam, hijau, ungu

Ukuran Butir : Medium Coarse

Struktur : Foliasi

Komposisi : mika, grafit, hornblende

Ciri khas : Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat Kristal.

5. Marmer

Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga

mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium

karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.

Asal : Metamorfisme batu gamping

Warna : bervariasi

Ukuran Butir : Medium Coarse Grained

Struktur : Non - Foliasi

Komposisi : kalsit atau dolomit

Ciri khas : tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat

fosil, bereaksi dengan HCL.

Page 9: tugas batuan metamorf

6. Kuarsit

Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk

ketika batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi.

Ketika batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami

rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir terhapus

oleh proses metamorphosis.

Asal : Metamorfisme sandstone (batupasir)

Warna : abu – abu kekuningan, cokelat, merah

Ukuran Butir : Medium Coarse

Struktur : Non - Foliasi

Komposisi : Kuarsa

Ciri khas : lebih keras dibandingkan glass

Page 10: tugas batuan metamorf

Major Metamorphic Rock Types

Metamorphic Facies

Temp C Temp F Coal Limestone Sandstone Basalt ShaleIndex Minerals

Lignite Bituminous

500 Anthracite

300 600 Graphite Marble Slate Chlorite

700 Greenstone

800 Quartzite Phyllite Biotite

500 900 Schist Garnet

1000 Amphibolite Staurolite

600 1100 Gneiss Kyanite

1200 Sillimanite

700Melting Begins

Depth\Temp 300C 400C 500 C 600 C 700 C 800 C

5 km Zeolite Contact Metamorphism - Andalusite forms

10 km - 3 kb GreenschistChlorite, Biotite form

• Slate • Greenstone • Quartzite • Marble

AmphiboliteGarnet, Staurolite, Kyanite form

• Schist • Amphibolite • Quartzite • Marble • Gneiss

GranuliteSillimanite formsMuscovite breaks down to K-feldsparPartial Melting

• Gneiss

15 km Blueschist

20 km - 6 kb

25 km

30 km - 9 kb

35 km

40 km - 12 kb Not Found Eclogite (Mantle)

Page 11: tugas batuan metamorf

3. Bentuk Endapan

a. Endapan Asbestos

Golongan serpentin

Golongan serpentin adalah silikat-silikat magnesium bikabonzida, seperti

crysotil, picrolit (komposisinya sama dengan serpentin). Asbes crysotil batuan

ultra basa, misal dunit atau peridolit. Batu gamping bermagnesium atau dolomit.

Asbes crysotil dari perubahan batuan ultra bisa basa merupakan endapan yang

terbanyak didapatkan.Tekstur asbestos crysotil adalah cross fiber, slip fiber,

dan asa fiber.

Golongan amphibole

Golongan amphibole adalah silikat-silikat kalsium, magnesium, besi,

natrium dan alumunium, seperti anasit, crosidolit, tremolit, actinolit, antophilit.

Terdapat pada batuan slate sekis dan kumpulan batuan yang mengandung besi

(di Transval, Afrika Selatan). Tekstur asbes amphibole juga sama dengan

asbes crysotil, yang terpenting dari jenis ini ialah asbes crocidolit atau achmolit

(panajng sarat dapat mencapai 30 cm, tetapi kwalitet kurang baik dibanding

asbes crysotil). Asbes antophilit umumnya bertekstur “cross fiber” dengan

bebrapa “slip fiber”, terdapat sebagai kantong-kantong atau lensa-lensa pada

perodotit dan pyroconite di U.S.A.

Terjadinya asbes crysotil.

Hanya terdapat pada serpentin dan serpentin ini terbatas pada jenis

serpentin serat (serabut). Asbes crysotil bersamaan terjadinya dengan proses

srpentinisasi batuan. Sebaliknya serpentinisasi belum tentu menghasilkan

asbes crysotil.

Menurut Cooke (penyelidik akhir), batuan serpentin berasal dari batuan

gamping dan terjadi perubahan atau alterasi yang disebabkan oleh larutan sisa

yang panas (berasal dari intrusi). Cristal-cristal asbes yang tumbuh, makin

mendesak dinding rekahan disertai tekanan dinding akibat pemanasan batuan

dari intrusi.

Page 12: tugas batuan metamorf

b. Endapan Grafit

Grafit terdapat dalam dua jenis :

• Kristalin, terdiri dari lembar-lembar tipis hitam, asli, murni.

• Amorf, jenis ini ridak murni

Terjadinya sebagai berikut :

Metamofis regional

Kristalisasi asli berasal dari batuan beku (granit, syenit dan basal)

Proses metamorfisme kontak.

Dari penambahan larutan hidrotermal pada batuan sebelumnya

(misalnya pada jenis batuan urat pada pegmatis dan daerah-daerah geseran

pada batuan sekis). Jenis grafit pada “2”, “3”dan “4” dapat dianggap dari proses

magmatiknya, ia berasal dari gas-gas persenyawaan karbon yang terlepas dari

magma atau karbon yang berasal dari batuan sedimen yang mengalami intrusi

dan kemudian karbon diendapkan.

Jenis regional metamorfisme mungkin berasal dari :

1. Bahan-bahan organis yang mengalami perubahan dan ini berasal dari

sedimen.

2. Merupakan penguraian dari CaCO3 seprti pada batuan gamping berkarbon

dan mengalami metamorfose.

Hidrokarbon asli pada batuan gamping terurai, langsing mengendap atau lebih

dahulu berubah menjadi CO dan CO2 dan dioksidasikan kembali menjadi C.

Teori asal karbon dari batuan sedimen ini banyak diterima meskipun didapat

kelainan-kelainan pendapat tentang apakah karbon ini berasal dari bahan

organis atau anorganis.

Grafit terdapat pada batuan marmer, gnesis, sekis, kwarsit, dan lapisan batu

bara yang berubah, batuan beku (urat pegmatit).

Jenis kristalin biasanya tersebar merata didalam seluruh batuan metamorf..

grafit umunya hanya merupakan 7 % dari volume batuan metamorf.

Mineral-mineral asosiasi kwarsa, chlorit, rutit, titanit, silimanit.

Page 13: tugas batuan metamorf

4. Produk Bahan Tambang

Berbeda dengan logam, prospek bahan galian industr1 menjelan

menjelang tahun 2000-an jauh lebih baik, hal ini disebebkan oleh :

Potensi ancaman yang berasal dari proses daur ulang seperti pada

mineral logam hamper mendekati minimal.

Ancaman material substitusi, intensitasnya tidak sekuat seperti yang

terjadi pada mineral logam, hal ini karena subtitusi sebagian besar

berasal dari bahan galian industri itu sendiri. Demikian pula dengan

ancaman adanya penurunan intensitas penggunaan sebagai akibat

kemajuan teknologi pembuatan barang-barang jadi relative lebih lemah.

Harga komoditi bahan galian industri di pasaran internasional relatif lebih

stabil dibandingkan dengan komoditi logam yang sering mengalami

fluktuasi harga berdasarkan penelitian United States Bureau of Mines

(1986), menjelang tahun permintaan komoditi kristal kuarsa, rutil, ilmenit,

marmer dan granit, zirkon, talk, kromit, asbes, dan lithium akan

meningkat diatas 4,5% pertahun; sedangkan bauksit, fosfat, belereng,

diatome, lempung, gamping, perlit, batu dan pasir, pasir kuarsa, yodium,

batu apung, barit, dan potasium akan meningkat 2 – 4% pertahun.

Bahan galian industri lainnya seperti felspar, mangan, dan magnesit

hanya mengalami peningkatan kurang dari 2% pertahun.

Adanya proses daur-ulang dalam industri gelas dan kaca menyebabkan

prosentase peningkatan konsumsi felspar dan magnesit lebih rendah dari

prosentasi produksi gelas dan kaca. Daur-ulang dalam industri kertas juga

mengurangi peningkatan konsumsi magnesit dalam bentuk magnesia kaustik,

namun tidak mempengaruhi tingkat konsumsi kaolin ataupun kalsium karbonat.

Proses daur-ulang dalam industri baja di negara maju secara langsung

menghambat laju permintaan bijih mangan, meskipun permintaan untuk

keperluan industri batere kering, kimia, dan keramik tetap meningkat sebesar

4%. pertahun. Di Indonesia, prospek bahan galian industri telah teruji akan

selalu meningkat seiring dengan peningkatan PDB perkapita. Pada

pertumbuhan PDB rata-rata diatas 5% pertahun diharapkan akan memacu

pertumbuhan perekonomian didalam negeri yang pada akhirnya akan

Page 14: tugas batuan metamorf

meningkatan permintaan bahan galian industri. Selain itu, prospek

pengembangan galian industri di dalam industri di dalam jorong oleh

sumberdaya bahan bahan galian yang melimpah, iklim investasi yang telah

membaik, kondisi pasar yang menguntungkan, serta penguasaan teknologi

pengolahan.

Penggunaan Kaolin Dan Spesifikasinya

Penggunaan

Kaolin banyak dipakai dalam berbagai industri, baik sebagai bahan baku

utama maupun bahan pembantu. Hal ini karena adanya sifat-sifat kaolin seperti

kehalusan, kekuatan, warna, daya hantar listrik dan panas yang rendah, serta

sifat-sifat lainnya. Dalam industri, kaolin dapat berfungsi sebagai pelapis

(coater), pengisi (filer), barang-barang tahan api dan insolator. Penggunaan

kaolin yang utama adalah dalam industri-industri kertas, keramik, cat, sabun,

karet/ban, dan pestisida. Sedangkan penggunaan yang lainnya adalah dalam

industry industri kosmetik, farmasi (obat-obatan), fertilizer, absorbent, pasta

gigi, industri logam dan barangbarang untuk bangunan, dan sebagainya.

Dalam industri kertas, kaolin digunakan sebagai pelapis dan pengisi agar

permukaan menjadi kuat dan halus. Karena sifat daya hantar panas dan listrik

yang rendah, sehingga kaolin dapat digunakan untuk peralatan/barang-barang

tahan api, dan digunakan sebagai penyekat (dalam kelistrikan). Dengan harga

yang relatif lebih murah dibandingkan dengan bahan-bahan yang lain, kaolin

cukup kompetitif di pasaran.

Dalam industri keramik, kaolin merupakan salah satu bahan baku utama.

Pemakaian kaolin dalam industri keramik dan porselen berkisar antara 15-

40%. Untuk industri cat, karet/ban kaolin berfungsi sebagai filer.Sedangkan

dalam industri sabun, tapal gigi, kosmetik, farmasi, dan industri lainnya, kaolin

hanya merupakan bahan baku imbuhan atau bahan baku.

Spesifikasi untuk Industri Hilir

Penggunaan kaolin dalam industri hilir memerlukan beberapa

persyaratan tertentu, dan ini bergantung kepada jenis industrinya, antara lain

sebagai berikut:

Page 15: tugas batuan metamorf

1. Industri Kertas

Dalam industri kertas, kaolin berfungsi sebagai pengisi dan pelapis.

2. Industri Keramik

Dalam industri keramik, kaolin antara lain digunakan untuk membuat white ware

(barang-barang yang berwarna putih, termasuk porselen), ubin dinding,

insulator (alat penyeka), refraktori, face brick.

Klasifikasinya adalah:

Kelas porselen,

Kelas saniter,

Kelas gerabah halus padat (stone-ware),

Kelas gerabah tidak padat (earth-ware).

Tes terhadap kaolin ini meliputi Modulus of Rupture(MOR), Casting Rate,

Pyrometric Cone Equivalent(PCE), warna hasil pembakaran dan

penyusutannya. Sebagai syarat umum, kaolin harus mengandung mineral

kaolinit paling sedikit 80%.

3. Industri Karet

Dalam industri karet, kaolin digunakan sebagai campuran latek, yang

dimaksudkan untuk memperbaiki sifat-sifatnya, antara lain kekuatan, katahanan

terhadap abrasi, dan kakakuannya. Persyaratan kaolin untuk dapat digunakan

dalam industri karet adalah:

Pengisi

Derajat kecerahan : 76-84%

Kandungan air : 1%

Sisa lolos saringan 325 mesh : 0,02-0,30%

Ukuran butir : 2 mikron : 55-92% 5 mikron : 3-25%

Pelapis

Derajat kecerahan : 83,5-85,5%

Ukuran butir 2 mikron : 71-80% 5 mikron : 3-8%

Sisa lolos saringan 200 mesh : 0,0005-0,0007%\

4. Industri Pestisida

Page 16: tugas batuan metamorf

Kegunaan kaolin dalam industri pestisida mempunyai spesifikasi seperti

dibawah:

Ukuran Butir : < 2 mikron 87 – 92%

Sisa Saringan 200 mesh : minimum 99,5-100%

325 mesh : minimum 99,0 99,97%

Kandungan Air : maksimum 1%

Suspensi Air setelah 48 jam : 70-80%

PH : 4,5-5,5%

Komposisi Kimia : Al2O3 38%, SiO2 45%

Bentuk Butir : Pipih hexagonal platest

Comptability : baik untuk semua materi

Daya rekat : baik dengan atau tanpa minyak

Abrasi : sangat rendah Industri Cat

Penggunaan kaolin di dalam industri cat, antara lain dikarenakan kaolin

mempunyai sifat yang tidak mudah reaktif, dapat berfungsi sebagai lapisan

penutup yang mempunyai kekuatan tinggi. Warna kaolin yang putih akan

memudahkan untuk merubah menjadi berwarna seperti apa yang diinginkan,

sehingga mengurangi jumlah pemakaian bahanbahan pewarna. Mempunyai

suspensi yang baik, juga mempunyai variasi ukuran butir yang besar, yang

akan dapat dipergunakan dalam berbagai industri cat.

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: tugas batuan metamorf

Tri Setyobudi, Prihatin, 2012, “PROSES PEMBENTUKAN BATUAN

METAMORF SERTA TIPE-TIPE METAMORFISME”,

http://ptbudie.wordpress.com/2012/04/02/proses-pembentukan-batuan-

metamorf-serta-tipe-tipe-mitamorfisme/, wordpress, diakses pada 15

maret 11.15 WIB 2013.

Rama, 2012, “Sifat Fisik Mineral dan Proses Terbentuknya”, blogspot,

diakses pada 15 maret 13.57 WIB 2013

Lefond, Industrial Mineral and Rocks, 4th Edition, American Institut Of Mining,

Metallurgical and Petroleum Engineers, Inc. New York, 1975.

Kuzvart.M, Industrial Mineral and Rocks, Development in Economic

Geology, Elsevier, Amsterdam, 1984.