Tugas Bilirubin direct dan indirect.docx

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 Tugas Bilirubin direct dan indirect.docx

    1/7

    1

    Bilirubin direk dan Bilirubin indirek

    Bilirubin

    Bilirubin adalah pigmen kuning yang berasal dari perombakan heme dari hemoglobin

    dalam proses pemecahan eritrosit oleh sel retikuloendotel. Di samping itu sekitar 20%

    bilirubin berasal dari perombakan zat-zat lain. Sel retikuloendotel membuat bilirubin tidak

    larut dalam air; bilirubin yang disekresikan dalam darah harus diikatkan kepada albumin

    untuk diangkut dalam plasma menuju hati. Di dalam hati, hepatosit melepaskan ikatan itu dan

    mengkonjugasinya dengan asam glukoronat sehingga bersifat larut air. Proses konjugasi ini

    melibatkan enzim glukoroniltransferase.

    Bilirubin di dalam darah sebagai hasil pemecahan haem. Butir darah merah yang

    sudah cukup umurnya akan mati dan diproses di limpa. Isi butir darah merah, hemoglobin

    akan dipecah menjadi haem dan globin. Haem akan dipecah lagi menjadi zat besi dan

    bilirubin. Zat besi hasil pecahan ini akan digunakan lagi untuk membentuk hemoglobin,

    sedangkan bilirubin akan ditranspor ke liver dan dikumpulkan dalam empedu digunakan

    untuk mencerna lemak.

  • 8/10/2019 Tugas Bilirubin direct dan indirect.docx

    2/7

    2

    Metabolisme bilirubin mempunyai tingkatan sebagai berikut :

    1. Produksi

    Sebagian besar bilirubin terbentuk sebagai akibat degradasi hemoglobin pada sistem

    retikuloendotelial (RES). Tingkat penghancuran hemoglobin ini pada neonatus lebih tinggi

    dari pada bayi yang lebih tua. Satu gram hemoglobin dapat menghasilkan 35 mg bilirubin

    indirect. Bilirubin indirect yaitu bilirubin yang bereaksi tidak langsung dengan zat warna

    diazo (reaksi Hymans van den Borgh) yang bersifat larut dalam lemak.

    2. Transportasi

    Bilirubin indirect kemudian diikat oleh albumin. Sel parenkim hepar mempunyai cara yang

    selektif dan efektif mengambil bilirubin dari plasma. Bilirubin ditransfer melalui membran

    sel ke dalam hepatosit sedangkan albumin tidak. Di dalam sel bilirubin akan terikat terutama

    pada ligandin dan sebagian kecil pada glutation S transferase lain dan protein Z. Proses ini

    merupakan proses 2 arah, tergantung dari konsentrasi dan afinitas albumin dalam plasma dan

    ligandin dalam hepatosit. Sebagain besar bilirubin yang masuk hepatosit dikonjugasi dan

    diekskresi ke dalam empedu. Dengan adanya sitosol hepar, ligandin mengikat bilirubin

    sedangkan albumin tidak. Perberian fenobarbital mempertinggi konsentrasi ligandin dan

    memberi tempat pengikatan yang lebih banyak untuk bilirubin.

    3. Konjugasi

    Dalam sel hepar, bilirubion kemudian dikonjugasi menjadi bilirubin diglukoronide walaupun

    ada sebagian kecil dalam bentuk monoglukoronide. Glukoronil transferase merubah bentuk

    monoglukoronide menjadi diglukoronide. Ada 2 enzim yang terlibat dalam sintesis bilirubin

    digluronide. Pertama-tama ialah uridin difosfat glukoronidase transferase (UPDG :T) yang

    mengkatalisa pemebentukan bilirubin monoglukoronide. Sintesis dan ekskresi diglukoronide

    terjadi di membran kanalikulus.

    4. Ekskresi

    Sesudah konjugasi bilirubin ini menjadi bilirubin direct yang larut dalam air dan dieksresi

    dengan cepat ke sistem empedu kemudian ke usus. Dalam usus bilirubin ini tidak diabsorbsi,

    sebagian kecil bilirubin direct dihidrolisis menjadi bilirubin indirect dan direabsorbsi. Siklus

    ini disebut siklus enterohepatik.

  • 8/10/2019 Tugas Bilirubin direct dan indirect.docx

    3/7

    3

    Hiperbilirubinemia

    Hiperbilirubin adalah terjadinya peningkatan kadar plasma bilirubin 2 standar deviasi atau

    lebih dari kadar yang diharapkan berdasarkan usia bayi atau lebih dari persentil 90.

    Hiperbilirubinemia terbagi dua yaitu bilirubin direk dan bilirubin indirek. Peningkatan

    bilirubin indirek (lebih dominan dibandingkan bilirubin direk) terjadi akibat produksi

    bilirubin yang berlebihan, gangguan pengambilan bilirubin oleh hati, atau kelainan konjugasi

    bilirubin. Manifestasi klinis sering temukan dan tergantung pada keadaan yang

    menyebabkannya, apakah yang meningkat bilirubin direk atau indirek.

    Bilirubin I Bilirubin II

    - indirect

    - terikat albumin

    - non-polar

    - dibawa ke hepar

    - Hiperbilirubinemia;

    > retensi

    > bisa masuk ke SSP

    - direct

    - terikat glukuronat

    - polar

    - disekresikan dari hepar

    - Hiperbilirubinemia;

    > regurgitasi

    > tidak bisa ke SSP

  • 8/10/2019 Tugas Bilirubin direct dan indirect.docx

    4/7

    4

    A. Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi/indirek

    Bilirubin yang ditranspor ke liver berupa bilirubin direk yaitu bilirubin yang melekat

    pada albumin. Bilirubin direk yang terikat pada albumin tidak larut dalam air, karenanya

    tidak didapati di urin. Nilai normal bilirubin direk adalah 0,1-0,4 g/dt.

    1. Over produksiPeningkatan jumlah hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah yang sudah tua atau yang

    mengalami hemolisis akan meningkatkan produksi bilirubin. Penghancuran eritrosit yang

    menimbulkan hiperbilirubinemia paling sering akibat hemolisis intravaskular (kelainan

    autoimun, mikroangiopati atau hemoglobinopati) atau akibat resorbsi hematom yang besar

    Konjugasi dan transfer bilirubin berlangsung normal, tetapi suplai bilirubin tak

    terkonjugasi/indirek melampaui kemampuan sel hati. Akibatnya bilirubin indirek meningkat

    dalam darah. Karena bilirubin indirek tidak larut dalam air maka tidak dapat diekskresikan ke

    dalam urine dan tidak terjadi bilirubinuria.

    2. Penurunan ambilan hepatik

    Pengambilan bilirubin tak terkonjugasi dilakukan dengan memisahkannya dari albumin dan

    berikatan dengan protein penerima. Beberapa obat-obatan seperti asam flavaspidat,

    novobiosin dapat mempengaruhi uptake ini.

    3. Penurunan konjugasi hepatik

    Terjadi gangguan konjugasi bilirubin sehingga terjadi peningkatan bilirubin tak terkonjugasi.

    Hal ini disebabkan karena defisiensi enzim glukoronil transferase. Terjadi pada : Sindroma

    Gilberth, Sindroma Crigler Najjar I, Sindroma Crigler Najjar II.

    > tidak ada dlm urine > bisa masuk ke urine

  • 8/10/2019 Tugas Bilirubin direct dan indirect.docx

    5/7

    5

    B. Hiperbilirubinemia konjugasi/direk

    Hiperbilirubinemia konjugasi / direk dapat terjadi akibat penurunan eksresi bilirubin

    ke dalam empedu.Gangguan ekskresi bilirubin dapat disebabkan oleh kelainan intrahepatik

    dan ekstrahepatik, tergantung ekskresi bilirubin terkonjugasi oleh hepatosit akan

    menimbulkan masuknya kembali bilirubin ke dalam sirkulasi sistemik sehingga timbul

    hiperbilirubinemia. Kelainan hepatoseluler dapat berkaitan dengan : Hepatitis, sirosis hepatis,

    alkohol, leptospirosis, kolestatis obat (CPZ), zat yg.meracuni hati fosfor, klroform, obat

    anestesi dan tumor hati multipel. Ikterus pada trimester terakhir kehamilan hepatitis virus,

    sindroma Dubin Johnson dan Rotor, ikterus pasca bedah.

    Dalam liver bilirubin direk akan dilepas dari ikatannya dengan albumin dan akan

    berikatan dengan asam glukuronat membentuk bilirubin indirek. Semua bilirubin indirek ini

    akan dikumpulkan dalam empedu dan dalam keadaan normal tidak ada dalam plasma darah.

    Adanya bilirubin indirek dalam plasma darah menunjukkan adanya keadaan tidak normal.

    Karena bilirubin indirek larut dalam air maka bilirubin bisa didapati di dalam urin. Adanya

    bilirubin di dalam win disebut bilirubinuria, hal ini selalu patotogis.

    Bilirubin indirek yang ada dalam empedu di usus akan dipecah oleh bakteri usus menjadi

    sterkobilinogen sebagian kecil sterkobilinogen akan diserap kembali oleh usus masuk ke

    dalam darah dan diekskresi kembali melalui empedu, namun ada yang tetap dalam plasma

    dan terbawa ke ginjal diekskresi ke dalam urin berupa urobilinogen dan urobilin. Jadi,

    urobilin dan urobilinogen dalam keadaan normal bisa didapati di urin.

    Sterkobilinogen yang tidak terserap oleh darah, di dalam usus akan diubah menjadi

    sterkobilin yaitu suatu pigmen yang menyebabkan tinja berwarna cokelat. Tinja yang

    warnanya pucat kemungkinan ada obstruksi empedu. Zat-zat pada cairan empedu yang

    berwarna adalah, bitirubin, urobilin, sterkobilin, sedangkan yang tidak berwarna adalah

    urobilinogen, sterkobilinogen.

    Obstruksi saluran bilier ekstrahepatik akan menimbulkan hiperbilirubinemia terkonjugasi

    yang disertai bilirubinuria. Obstruksi saluran bilier ekstrahepatik dapat total maupun parsial.

    Obstruksi total dapat disertai tinja yang akolik. Penyebab tersering obstruksi bilier

    ekstrahepatik adalah :

    Obstruksi sal.empedu didalam hepar

    Sirosis hepatis, abses hati, hepatokolangitis, tumor maligna primer dan sekunder.

    Obstruksi didalam lumen sal.empedu : batu empedu, askaris

    Kelainan di dinding sal.empedu : atresia bawaan, striktur traumatik, tumor

  • 8/10/2019 Tugas Bilirubin direct dan indirect.docx

    6/7

    6

    saluran empedu.

    Tekanan dari luar saluran empedu :

    Tumor caput pancreas, tumor Ampula Vatery, pancreatitis, metastasis tumor di

    lig.hepatoduodenale

    Dalam uji laboratorium, bilirubin diperiksa sebagai bilirubin total dan bilirubin direk.

    Sedangkan bilirubin indirek diperhitungkan dari selisih antara bilirubin total dan bilirubin

    direk. Metode pengukuran yang digunakan adalah fotometri atau spektrofotometri yang

    mengukur intensitas warna azobilirubin.

    Nilai Rujukan

    DEWASA : total : 0.1 1.2 mg/dl, direk : 0.1 0.3 mg/dl, indirek : 0.1 1.0 mg/dl

    ANAK : total : 0.2 0.8 mg/dl, indirek : sama dengan dewasa.

    BAYI BARU LAHIR : total : 1 12 mg/dl, indirek : sama dengan dewasa.

    Masalah Klinis

    Bilirubin Total, Direk

    PENINGKATAN KADAR : ikterik obstruktif karena batu atau neoplasma,hepatitis,

    sirosis hati, mononucleosis infeksiosa, metastasis (kanker) hati, penyakit Wilson.

    Pengaruh obat : antibiotic (amfoterisin B, klindamisin, eritromisin, gentamisin,

    linkomisin, oksasilin, tetrasiklin), sulfonamide, obat antituberkulosis ( asam para-

    aminosalisilat, isoniazid), alopurinol, diuretic (asetazolamid, asam etakrinat),

    mitramisin, dekstran, diazepam (valium), barbiturate, narkotik (kodein, morfin,

    meperidin), flurazepam, indometasin, metotreksat, metildopa, papaverin,

    prokainamid, steroid, kontrasepsi oral, tolbutamid, vitamin A, C, K.

    PENURUNAN KADAR : anemia defisiensi besi. Pengaruh obat : barbiturate, salisilat

    (aspirin), penisilin, kafein dalam dosis tinggi.

    Bilirubin indirek

    PENINGKATAN KADAR : eritroblastosis fetalis, anemia sel sabit, reaksi transfuse,

    malaria, anemia pernisiosa, septicemia, anemia hemolitik, talasemia, CHF, sirosis

    terdekompensasi, hepatitis. Pengaruh obat : aspirin, rifampin, fenotiazin (lihat

    biliribin total, direk)

    PENURUNAN KADAR : pengaruh obat (lihat bilirubin total, direk)

    http://www.masriswanto.com/2010/02/penyakit-liver.htmlhttp://www.masriswanto.com/2010/02/penyakit-liver.htmlhttp://www.masriswanto.com/2010/02/penyakit-liver.htmlhttp://www.masriswanto.com/2010/02/penyakit-liver.html
  • 8/10/2019 Tugas Bilirubin direct dan indirect.docx

    7/7

    7

    Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

    Makan malam yang mengandung tinggi lemak sebelum pemeriksaan dapat

    mempengaruhi kadar bilirubin.

    Hemolisis pada sampel darah dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.

    Sampel darah yang terpapar sinar matahari atau terang lampu, kandungan pigmen

    empedunya akan menurun.