Upload
herlin19
View
25
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ikmas
Citation preview
PENGERTIAN
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum public yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS terdiri dari BPJS
Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
BPJS Kesehatan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah badan hukum yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan.
DASAR HUKUM
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional, Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52.
Sesuai Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional, BPJS merupakan badan hukum nirlaba.
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (UU BPJS), secara tegas menyatakan bahwa BPJS yang
dibentuk dengan UU BPJS adalah badan hukum publik. BPJS akan
menggantikan sejumlah lembaga jaminan sosial yang ada di Indonesia yaitu
lembaga asuransi jaminan kesehatan PT. Askes Indonesia menjadi BPJS
Kesehatan dan lembaga jaminan sosial ketenaga kerjaan PT. Jamsostek
menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Transformasi PT Askes dan PT Jamsostek
menjadi BPJS dilakukan secara bertahap. Pada awal 2014, PT Askes akan
menjadi BPJS Kesehatan, selanjutnya pada 2015 giliran PT Jamsostek menjadi
BPJS Ketenagakerjaan.
1
FUNGSI BPJS
UU BPJS menentukan bahwa BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan
program jaminan kesehatan. Jaminan Kesehatan menurut UU SJSN
diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip
ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
BPJS Ketenagakerjaan menurut UU BPJS berfungsi menyelenggarakan 4
program, yaitu:
1. Program jaminan kecelakaan kerja
Menurut UU SJSN program jaminan kecelakaan kerja diselenggarakan secara
nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial, dengan tujuan menjamin agar
peserta memperoleh manfaat pelayanan kesehatan dan santunan uang tunai
apabila seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja atau menderita penyakit
akibat kerja
2. Jaminan hari tua,
Selanjutnya program jaminan hari tua diselenggarakan secara nasional
berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib, dengan tujuan untuk
menjamin agar peserta menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun,
mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia.
3. Jaminan pensiun,
Kemudian program jaminan pensiun diselenggarakan secara nasional
berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib, untuk
mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada saat peserta kehilangan
atau berkurang penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau
mengalami cacat total tetap. Jaminan pensiun ini diselenggarakan
berdasarkan manfaat pasti.
4. jaminan kematian. Sedangkan program jaminan kematian diselenggarakan
secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dengan tujuan untuk
2
memberikan santuan kematian yang dibayarkan kepada ahli waris peserta
yang meninggal dunia.
TUGAS
Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut diatas BPJS bertugas untuk:
Melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta;
Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja;
Menerima bantuan iuran dari Pemerintah;
Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta;
Mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial;
Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan
ketentuan program jaminan sosial; dan
Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial
kepada peserta dan masyarakat.
Dengan kata lain tugas BPJS meliputi pendaftaran kepesertaan dan pengelolaan
data kepesertaan, pemungutan, pengumpulan iuran termasuk menerima bantuan
iuran dari Pemerintah, pengelolaan Dana jaminan Sosial, pembayaran manfaat
dan/atau membiayai pelayanan kesehatan dan tugas penyampaian informasi
dalam rangka sosialisasi program jaminan sosial dan keterbukaan informasi.
Tugas pendaftaran kepesertaan dapat dilakukan secara pasif dalam arti menerima
pendaftaran atau secara aktif dalam arti mendaftarkan peserta.
WEWENANG
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana diamksud di atas BPJS berwenang:
Menagih pembayaran Iuran;
Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka
panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian,
keamanan dana, dan hasil yang memadai;
Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi
kerja dalam memanuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan jaminan sosial nasional;
3
Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar pembayaran
fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh
Pemerintah;
Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan;
Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang tidak
memenuhi kewajibannya;
Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang mengenai
ketidakpatuhannya dalam membayar iuran atau dalam memenuhi kewajiban lain
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan program
jaminan sosial.
Kewenangan menagih pembayaran Iuran dalam arti meminta pembayaran dalam
hal terjadi penunggakan, kemacetan, atau kekurangan pembayaran, kewenangan
melakukan pengawasan dan kewenangan mengenakan sanksi administratif yang
diberikan kepada BPJS memperkuat kedudukan BPJS sebagai badan hukum
publik.
KEPESERTAAN
Setiap warga negara Indonesia dan warga asing yang sudah berdiam di Indonesia
selama minimal enam bulan wajib menjadi anggota BPJS. Peserta BPJS meliputi:
Penerima Bantuan Iuran (PBI) JKN dan bukan.
PBI JKN dengan rincian sebagai berikut:
a. Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan
orang tidak mampu.
b. Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan
orang tidak mampu yang terdiri atas:
1) Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya,
yaitu:
a) Pegawai Negeri Sipil;
b) Anggota TNI;
c) Anggota Polri;
d) Pejabat Negara;
4
e) Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri;
f) Pegawai Swasta; dan
g) Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf f yang
menerima Upah.
2) Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:
a) Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri dan
b) Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima Upah.
c) Pekerja sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, termasuk
warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6
(enam) bulan.
3) Bukan Pekerja dan anggota keluarganya terdiri atas:
a) Investor;
b) Pemberi Kerja;
c) Penerima Pensiun;
d) Veteran;
e) Perintis Kemerdekaan; dan
f) Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf e yang
mampu membayar Iuran.
4) Penerima pensiun terdiri atas:
a) Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun;
b) Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak
pensiun;
c) Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;
d) Penerima Pensiun selain huruf a, huruf b, dan huruf c; dan
e) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pension sebagaimana
dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf d yang mendapat hak pensiun.
Anggota keluarga bagi pekerja penerima upah meliputi:
a. Istri atau suami yang sah dari Peserta; dan
b. Anak kandung, anak tiri dan/atau anak angkat yang sah dari
5
Peserta, dengan kriteria:
1. tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai
penghasilan sendiri; dan
2. belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia
25 (duapuluh lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan
formal. Sedangkan Peserta bukan PBI JKN dapat juga mengikutsertakan
anggota keluarga yang lain.
Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional dilakukan secara bertahap, yaitu
tahap pertama mulai 1 Januari 2014, kepesertaannya paling sedikit meliputi: PBI
Jaminan Kesehatan; Anggota TNI/PNS di lingkungan Kementerian Pertahanan dan
anggota keluarganya; Anggota Polri/PNS di lingkungan Polri dan anggota
keluarganya; peserta asuransi kesehatan PT Askes (Persero) beserta anggota
keluarganya, serta peserta jaminan pemeliharaan kesehatan Jamsostek dan anggota
keluarganya. Selanjutnya tahap kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk
sebagai Peserta BPJS Kesehatan paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019.
PROSEDUR PENDAFTARAN
a. Pemerintah mendaftarkan PBI JKN sebagai Peserta kepada BPJS Kesehatan.
b. Pemberi Kerja mendaftarkan pekerjanya atau pekerja dapat mendaftarkan diri
sebagai Peserta kepada BPJS Kesehatan.
c. Bukan pekerja dan peserta lainnya wajib mendaftarkan diri dan keluarganya
sebagai Peserta kepada BPJS Kesehatan.
IURAN
Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh
Peserta, Pemberi Kerja, dan/atau Pemerintah untuk program Jaminan Kesehatan
(pasal 16, Perpres No. 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan).
Adapun pembayar iuran tersebut adalah:
• bagi Peserta PBI, iuran dibayar oleh Pemerintah.
• bagi Peserta Pekerja Penerima Upah, Iurannya dibayar oleh Pemberi Kerja dan
Pekerja.
6
• bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja iuran dibayar
oleh Peserta yang bersangkutan.
Besarnya Iuran Jaminan Kesehatan Nasional ditetapkan melalui Peraturan
Presiden dan ditinjau ulang secara berkala sesuai dengan perkembangan sosial,
ekonomi, dan kebutuhan dasar hidup yang layak. Setiap Peserta wajib membayar
iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan persentase dari upah (untuk pekerja
penerima upah) atau suatu jumlah nominal tertentu (bukan penerima upah dan PBI).
Setiap Pemberi Kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya, menambahkan iuran
peserta yang menjadi tanggung jawabnya, dan membayarkan iuran tersebut setiap
bulan kepada BPJS Kesehatan secara berkala (paling lambat tanggal 10 setiap bulan).
Apabila tanggal 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, maka iuran dibayarkan pada hari
kerja berikutnya. Keterlambatan pembayaran iuran JKN dikenakan denda
administratif sebesar 2% (dua persen) perbulan dari total iuran yang tertunggak dan
dibayar oleh Pemberi Kerja. Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan
Pekerja wajib membayar iuran JKN pada setiap bulan yang dibayarkan paling lambat
tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan kepada BPJS Kesehatan. Pembayaran iuran JKN
dapat dilakukan diawal. BPJS Kesehatan menghitung kelebihan atau kekurangan
iuran JKN sesuai dengan Gaji atau Upah Peserta. Dalam hal terjadi kelebihan atau
kekurangan pembayaran iuran, BPJS Kesehatan memberitahukan secara tertulis
kepada Pemberi Kerja dan/atau Peserta paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
sejak diterimanya iuran. Kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran diperhitungkan
dengan pembayaran Iuran bulan berikutnya. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pembayaran iuran diatur dengan Peraturan BPJS Kesehatan.
PENGORGANISASIAN
Lembaga Penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diselenggarakan oleh
BPJS yang merupakan badan hukum public milik Negara yang bersifat non profit dan
bertanggung jawab kepada Presiden.
BPJS terdiri atas
Dewan Pengawas
Dewan Pengawas terdiri atas 7 (tujuh) orang anggota: 2 (dua)
orang unsur Pemerintah, 2(dua) orang unsur Pekerja, 2 (dua) orang
7
unsur Pemberi Kerja, 1 (satu) orang unsur Tokoh Masyarakat. Dewan
Pengawas tersebut diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
Direksi.
Direksi terdiri atas paling sedikit 5 (lima) orang anggota yang berasal dari
unsur profesional. Direksi sebagaimana dimaksud diangkat dan diberhentikan
oleh Presiden.
TEMPAT DAN KEDUDUKAN BPJS
Kantor Pusat BPJS berada di ibu kota Negara, dengan jaringannya di seluruh
kabupaten/kota.
PELAYANAN
Jenis Pelayanan
Ada 2 (dua) jenis pelayanan yang akan diperoleh oleh Peserta JKN, yaitu
berupa pelayanan kesehatan (manfaat medis) serta akomodasi dan ambulans
(manfaat non medis). Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari
Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS
Kesehatan.
Prosedur Pelayanan
Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan pertama-tama harus
memperoleh pelayanan kesehatan pada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama.
Bila Peserta memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, maka hal itu
harus dilakukan melalui rujukan oleh Fasilitas Kesehatan tingkat pertama,
kecuali dalam keadaan kegawatdaruratan medis.
MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional merupakan
bagian dari sistem kendali mutu dan biaya. Kegiatan ini merupakan tanggung jawab
Menteri Kesehatan yang dalam pelaksanaannya berkoordinasi dengan Dewan Jaminan
Kesehatan Nasional.
PENGAWASAN
8
Pengawasan terhadap BPJS dilakukan secara eksternal dan internal. Pengawasan
internal oleh organisasi BPJS meliputi: a. Dewan pengawas; dan b. Satuan pengawas
internal. Sedangkan Pengawasan eksternal dilakukan oleh: a. DJSN; dan b. Lembaga
pengawas independen.
DAFTAR PUSTAKA
9
1. Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan
Sosial Nasional. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013
2. Anynomous. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Di unduh dari:
wikipedia.org/wiki/Badan_Penyelenggara_Jaminan_Sosial. Di akses pada: 6 April
2014.
TUGAS
10
“ Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS)”
Herlin. Justina Sitorus
080 111 122
Pembimbing:
Dr. A. J. Pandelaki
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2014
11