28
1 I. PENDAHULUAN 2.1. Latar Belakang Rumah merupakan elemen terdekat dan terkecil yang merupakan tempat singgah dari subjek (pelaku utama) pengguna energi BBM & BBG serta sebagai produsen dari limbah baik secara langsung maupun tidak langsung. Para ahli baik itu arsitek maupun teknokrat sedang dan telah melakukan berbagai inovasi untuk menciptakan rumah yang hemat energi dan ramah lingkungan.Indonesia merupakan negara tropis yang dilewati oleh garis katuliswa sehingga dilimpahi sinar matahari yang cukup sepanjang tahun, serta suhu yang cukup stabil. Dengan memperhatikan kondisi geografis tersebut, maka energi alternatif matahari sangat cocok diterapkan di Indonesia. Konstruksi bangunan rumah juga harus memperhatikan unsur penggunaan bahan/material dan bentuk bangunan yang mampu mengurangi penggunaan lampu untuk pencahayaan, AC untuk pendingin, sistem pembuangan yang baik. Dalam rangka mewujudkan pembangunan perumahan dan pemukiman yang berwawasan lingkungan pemerintah telah mengundangkan Undang-Undang nomor 23 tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UULH). Khusus menyangkut perumahan dan pemukiman pemerintah

TUGAS BUAT RISDA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rawa

Citation preview

17

I. PENDAHULUAN2.1. Latar BelakangRumah merupakan elemen terdekat dan terkecil yang merupakan tempat singgah dari subjek (pelaku utama) pengguna energi BBM & BBG serta sebagai produsen dari limbah baik secara langsung maupun tidak langsung. Para ahli baik itu arsitek maupun teknokrat sedang dan telah melakukan berbagai inovasi untuk menciptakan rumah yang hemat energi dan ramah lingkungan.Indonesia merupakan negara tropis yang dilewati oleh garis katuliswa sehingga dilimpahi sinar matahari yang cukup sepanjang tahun, serta suhu yang cukup stabil. Dengan memperhatikan kondisi geografis tersebut, maka energi alternatif matahari sangat cocok diterapkan di Indonesia. Konstruksi bangunan rumah juga harus memperhatikan unsur penggunaan bahan/material dan bentuk bangunan yang mampu mengurangi penggunaan lampu untuk pencahayaan, AC untuk pendingin, sistem pembuangan yang baik.Dalam rangka mewujudkan pembangunan perumahan dan pemukiman yang berwawasan lingkungan pemerintah telah mengundangkanUndang-Undang nomor 23 tahun 2009tentangPengelolaan Lingkungan Hidup (UULH).Khusus menyangkut perumahan dan pemukiman pemerintah mengundangkanUndang-Undang nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman.Undang-Undang nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman.mengarahkan pemenuhan kebutuhan pemukiman diwujudkan melalui pembangunan kawasan pemukiman skala besar yang terencana secara menyeluruh dan terpadu dengan pelaksanaan secara bertahap. Disamping itu juga mengarahkan bahwa penataan perumahan dan pemukiman berlandaskan pada azas manfaat, adil dan merata, kebersamaan dan kekeluargaan, kepercayaan pada diri sendiri, keterjangkauan dan kelestarian lingkungan hidup.Demikian juga dalamUndang-Undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruangmenyatakan tujuan penataan ruang yaitu terselenggaranya pemanfaatan ruang berwawasan lingkungan, terselenggaranya pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya, serta tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas.Sementara ituUndang-Undang nomor 23 tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, menuliskan bahwa pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan adalahupaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup termasuk sumber daya, kedalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.Salah satu pedoman dalam mewujudkan berbagai sarana dan prasarana serta utilitas adalahPeraturan Menteri Dalam Negeri no 1 tahun 1987 tentang penyerahan prasarana lingkungan utilitas umum dan fasilitas sosial kepada pemerintah daerah, dimana diatur mengenai jenis jenis fasosum yang harus diadakan serta bentuk dan tata cara penyerahannya kepada Pemerintah Daerah.

2.2. Tujuan dan kegunaanTujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perumahan rawa gambut berwawasan lingkungan.apa yang menjadi keunggulan dari perumahan ini dibandingkan dengan rumah yang lainnya yang tidak berwawasan lilngkungan, sedangkan kegunaannya adalah sebagai informasi bagi semua orang tentang bagaimana rumah yang baik dan berwawasan lingkungan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Green BuildingGreen building (juga dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan yang berkelanjutan) mengacu pada struktur dan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh siklus hidup-bangunan: mulai dari penentuan tapak untuk desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi pembongkaran, dan. Hal ini membutuhkan kerjasama yang erat dari tim desain, arsitek, insinyur, dan klien di semua tahapan proyek. PraktikGreen Buildingmemperluas dan melengkapi desain bangunan klasik keprihatinan ekonomi, utilitas, daya tahan, dan kenyamanan.Green constructionialah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah. Gerakan konstruksi hijau ini juga identik dengan sustainbilitas yang mengedepankan keseimbangan antara keuntungan jangka pendek terhadap resiko jangka panjang,dengan bentuk usaha saat ini yang tidak merusak kesehatan, keamanan dan kesejahteraan masa depan2.2. Konsep Green BuildingKonsep pembangunan berkelanjutan dapat ditelusuri dengan energi (minyak terutama fosil) krisis dan pencemaran berwawasan lingkungan pada tahun 1970. Gerakangreen buildingdi Amerika Serikat berasal dari kebutuhan dan keinginan untuk lebih hemat energi danramah lingkungankonstruksi praktek. Ada sejumlah motif untuk membangun hijau, termasuk manfaat lingkungan, ekonomi, dan sosial. Namun, inisiatif keberlanjutan yang modern panggilan untuk desain terpadu dan sinergis untuk kedua konstruksi baru dan dalamperkuatanstruktur yang ada. Juga dikenal sebagaidesain yang berkelanjutan, pendekatan ini mengintegrasikan membangun siklus hidup dengan setiap praktik hijau digunakan dengan tujuan desain-untuk menciptakan sinergi antara praktek yang digunakan.

MaterialMaterial yang digunakan untuk membangun haruslah diperoleh dari alam, merupakan sumber energi terbarukan yang dikelola secara berkelanjutan, atau bahan bangunan yang didapat secara lokal untuk mengurangi biaya transportasi. Daya tahan material bangunan yang layak sebaiknya tetap teruji, namun tetap mengandung unsur bahan daur ulang, mengurangi produksi sampah, dan dapat digunakan kembali atau didaur ulang. EnergiPenerapan panel surya diyakini dapat mengurangi biaya listrik bangunan. Selain itu, bangunan juga selayaknya dilengkapi jendela untuk menghemat penggunaan energi (terutama untuk lampu serta AC). Untuk siang hari, jendela sebaiknya dibuka untuk mengurangi pemakaian listrik. Jendela tentunya juga dapat meningkatkan kesehatan dan produktivitas penghuninya. Green building juga harus menggunakan lampu hemat energi, peralatan listrik hemat energi lain, serta teknologi energi terbarukan seperti turbin angin dan panel surya. AirPenggunaan air dapat dihemat dengan menginstal sistem tangkapan air hujan. Cara ini akan mendaur ulang air yang misalnya dapat digunakan untuk menyiram tanaman atau menyiram toilet. Gunakan pula peralatan hemat air, seperti pancuran air beraliran rendah, tidak menggunakan bathtub di kamar mandi, menggunakan toilet flush hemat air atau toilet kompos tanpa air, dan memasang sistim pemanas air tanpa listrik. KesehatanGunakan bahan-bahan bagunan dan furnitur yang tidak beracun serta produk dapat meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, untuk mengurangi risiko asma, alergi, dan penyakit lainnya. Bahan-bahan yang dimaksud adalah bahan bebas emisi, rendah atau non-VOC, dan tahan air untuk mencegah datangnya kuman dan mikroba lainnya. Kualitas udara dalam ruangan juga dapat ditingkatkan melalui sistim ventilasi dan alat-alat pengatur kelembaban udara.2.3. RawaRawa adalahgenangan air daratan pada cekungan yang relatif dangkal dan seringkali ditutupi tumbuh-tumbuhan air. Rawa terutama terdapat di bagian tengah dan hilir aliran sungai yang mengalir di dataran yang hampir sama tinggi dengan tinggi air sungai. Rawa juga terdapat di sepanjang pantai yang landai yang banyak dipengaruhi pasang surut air laut.Rawaseperti ini dinamakan rawa pantai, seperti yang terdapat di pantai timur Sumatera, pantai selatanKalimantan,dan Irian Jaya serta di beberapa tempat pantai utara Jawa. Terjadinya Rawa sesuai dengan proses terbentuknya, terdapat beberapa jenis rawa, yaitu sebagai berikut. Rawa Abadi:Rawa abadi adalah rawa yang tidak pemah kering sepanjang tahun, terbentuk oleh genangan air hujan atau air tanah yang tidak mempunyai pelepasan. Air di rawa tersebut sangat asam dan berwarna kemerah-merahan Di rawa tersebut hampir tidak ada organisme yang dapat hidup, sehingga dapat dikatakan tidak berguna bagi manusia. Rawa di pinggir aliran sungaiyang mengalir di dataran dan berawal pada waktu sungai itu banjir. Ketika air sungai meluap, bahan kasar yang dibawa sungai akan membentuk tanggul alam sepanjang sungai itu. Di sebelah luarnya terendapkan bahan-bahan yang lebih halus. Ketika air surut kembali, genangan air di luar tanggul itu tidak dapat kembali ke sungai dan tergenanglah rawa sungai. Peristiwa yang sama akan terjadi setiap air sungai meluap dan tempat alirannya. Rawa Sungai:Rawa sungai dapat juga terbentuk pada proses pemenggalan meander, yaitu yang disebut kalimat yang dalam bahasa Inggrisoxbow lake (danau sepatu kuda)atauoxbow swamp (rawa sepatu kuda). Rawa pantai terdapat di muara sungai. Pada waktu pasang naik, air laut masuk ke muara sungai dan melimpah ke dataran di sekitamya. Kejadian itu berlangsung dua kali dalam sehari, sehingga terbentuklah rawa pantai. Ketika air laut surut, permukaan air rawa tersebut rendah dan naik lagi pada waktu pasang naik. Dengan membuat saluran untuk memasukkan air sungai ke rawa pada waktu pasang naik dan mengeluarkan air rawa itu pada waktu pasang surut, derajat keasaman air rawa dapat dikurangi. Dengan demikian, rawa seperti itu dapat dijadikan sawah pasang surut. Beberapa daerah transmigrasi di Riau dan Kalimantan Selatan merupakan daerah pasang surut seperti itu. Rawa Teluk:Rawa teluk di pantai Iandai terbentuk karena sebuah teluk terbendung oleh bar, yaitu endapan pasir yang tumbuh di dasar laut. Oleh karena pembendungan itu, dasar teluk menjadi bertambah dangkal dan tertutup vegetasi pantai, maka terbentuklah sejenis rawa pantai.

III. PEMBAHASANSeperti yang telah dijelaskan diatas bahwa rumah yang berwawasa lingkungan adalah rumah yang pembangunannya mengacu pada struktur dan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh siklus hidup-bangunan: mulai dari penentuan tapak untuk desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi pembongkaran, dan. Hal ini membutuhkan kerjasama yang erat dari tim desain, arsitek, insinyur, dan klien di semua tahapan proyek. Selain itu juga teerdapat tahapan Green constructionialah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah.Pada lahan rawa untuk membangun sebuah rumah memerlukan biaya yang cukup besar ini dikarenakan Jenis tanah rawa pada umumnya adalah tanah lunak, yang memiliki banyak kandungan lempung (clay) dan lanau (silt). Hal ini menimbulkan masalah tersendiri bagi pengembangan konstruksi diatasnya. Seperti kita ketahui lempung / lanau bersifat kohesif plastis. Keistimewaan dari tanah kohesif plastis adalah butirannya yang halus mempunyai kemampuan menyesuaikan perubahan bentuk pada volume konstan (tanpa keretakan). Namun keistimewaan tersebut membuat lempung/lanau menjadi tidak konsisten / labil terhadap pembebanan, sehingga mengakibatkan penurunan yang tajam apabila di kenai beban di atasnya ( instabilitas ).Oleh sebab itu perlu adanya treatment ( perbaikan tanah ) khusus pada lempung / lanau sebelum didirikan bangunan di atasnya. Juga diperlukan konstruksi khusus terutamapada bangunan bawah / sub structure. Perbaikan tanah bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dukung tanah dalam menahan beban serta untuk meningkatkan kestabilan tanah. Cara meningkatkan stabilitas tanah ada 2 (dua) macam, yaitu stabilisasi mekanik dan stabilisasi kimiawi untuk meningkatkan stabilitas tanah ini yang memerlukan dana yang besar dalam pembangunan rumah berwawasan lingkungan.

Pada pembangunan permukiman rawa yang berwawasan lingkungan salah satu tahapannya adalah pembuatan pondasi, mengacu pada pembangunan rumah yang berwawasan lingkungan maka material yang digunakan harus ramah terhadap lingkungan, tipe pondasi yang digunakan untuk daerah raawa adalah Pondasi pelat beton bertulang biasanya seluas ukuran gedung yang direncanakan. Pondasi ini membagi beban secara merata ke tanah bangunan. Pondasi pelat ini biasa digunakan dalam hal:1). daya dukung tanah jelek atau beban bangunan yang tinggi;2). raster atau jarak-jarak tiang/dinding kurang dari 8 meter;3). beban bangunan yang tinggi sudah dibagi merata oleh konstruksi atas;4). pada daerah rawan banjir, pondasi ini akan mencegah meresapnya airdari bawah (tanah).Permasalahan yang sering dihadapi pada konstruksi yang didirikan pada tanah lunak adalah rendahnya daya dukung tanah pada saat pembebanan pada konstruksi tersebut. Kandungan air yang tinggi pada tanah lempung dapat merenggangkan ikatan antar butir tanah sehingga daya dukung terhadap konstruksi yang didirikan di atasnya menjadi rendah. Selain itu, penurunan yang berlebihan dapat terjadi pada saat struktur yang dibebani.Alternatif solusi untuk mengatasi masalah tersebut antara lain dengan memperbesar ukuran pondasi atau memperbaiki kondisi tanah lunak tersebut, yaitu dengan menggunakan proses elektrokinetik yang berfungsi untuk menurunkan kadar air tanah sehingga meningkatkan daya dukung tanahnya. Oleh karena itu, daya dukung pondasi tiang juga menjadi meningkat.selain itu juga kenapa menggunakan pondasi seperti ini dikarenakan untuk menghindari penggunaan cerocok yang berlebihan karena biasanya cerocok yang paling bagus adalah salahsatunya dari kayu mangrove karena memiliki daya tahan terhadap cuaca dan pelapukan.Untuk material rumah sendiri sebaiknya menggunakan bahan dari alam atau bahan yang ada di sekitar rumah tersebut sehingga mengurangi biaya transportasi yang memakan biaya tinggi dan dapat menghasilkan pencemaran dari asap sisa pembakaran kendaraan bermotor pengangkut material bangunan tersebut, atau bias saja menggunakan bahan daur ulang sehingga tidak menimbulkan sampah.untuk perumahan di daerah rawa yang berwawasan lingkungan sebaiknya menggunakan material dari kayu daur ulang selain lebih murah juga tidak menimbulkan sampah.Untuk bagian atap dari perumahan didaerah rawa yang berwawasan lingkungan sebaiknya menggunakan atap atau genting yang terbuat dari tanah selain dapat menyerap panas genting yang terbuat dari tanah juga terlihat lebih kokoh dan lebih elegan dibandingkan dengan jenis atap yang lainnya.

3.1. Penggunaan Energi MatahariUntuk energy di dalam rumah yang berwawasan lingkungan dapat memanfaatkan Sinar dari matahari yang dapat diubah menjadi energi listrik menggunakan komponen yang disebut sel surya. Sel surya merubah sinar matahari menjadi arus listrik DC. Arus yang dihasilkan sebanding dengan intensitas sinar matahari yang diterima dan juga sebanding dengan luas permukaan dari sel surya yang terpapar sinar matahari.Para ahli telah berhasil memanfaatkan prinsip dari sel surya dengan menciptakan panel surya yang dapat digunakan sebagai atap rumah. Dengan pesatnya kemajuan teknologi, para ilmuwan juga telah menciptakan panel surya yang mampu berputar untuk menyesuaikan posisinya mencari intensitas matahari yang tertinggi. Profesor Michael Gratzel dari Lausanne Federal Technology Institute juga telah berhasil menemukan sel surya murah yang bisa digunakan membangun jendela yang menghasilkan listrik dengan efisiensi yang tinggi.Peralatan pendukung untuk bisa memanfaatkan energi matahari sebagai pengganti listrik dari PLN, antara lain adalah controller (pengatur pengeluaran daya dari sel surya), inverter untuk merubah arus DC menjadi arus AC karena peralatan elektronik rumah tangga sebagian besar menggunakan sumber arus AC, dan baterai yang berguna untuk menyimpan energi yang dihasilkan sel surya pada siang hari agar bisa dimanfaatkan oleh penghuni rumah pada malam hari.Kendala yang dihadapi agar bisa memanfaatkan energi matahari menggunakan panel surya adalah dari segi biaya pemasangan/instalasi masih mahal jika dibandingkan menggunakan energi listrik dari PLN. Biaya yang perlu dikeluarkan untuk pemasangan panel surya adalah US$ 8-10/Watt. Jika seseorang ingin membeli sel surya untuk keperluan penerangan rumah tangga yang sekitar 900 Watt, maka secara kasar biaya yang perlu dikeluarkan (diinvestasikan?) sebesar 900 Watt x US$ 8 = US$ 7200. Harga ini sudah termasuk biaya pemasangan dan beberapa komponen pendukung untuk dipasang di atap sebuah rumah. Sedangkan pemasangan listrik PLN dengan daya 900 Watt sekitar Rp. 1.500.000,- . Hal inilah yang menyebabkan masyarakat masih jarang menggunakan panel surya sebagai sumber listriknya.Tingginya biaya untuk pemasangan panel surya sebenarnya bisa diatasi jika pemerintah punya tekad yang kuat untuk memasyarakatkan energi-energi alternatif selain BBM. Pada awalnya pemerintah bisa memberikan subsidi-subsidi pada energi alternatif untuk mengantikan listrik PLN, khususnya penggunaan panel surya. Sebagai contoh di Korea Selatan, harga sel surya yang dibeli oleh konsumen setempat mampu ditekan hingga 70% sekitar US$ 3 hingga 4 per Watt-nya. Jika diasumsikan pemerintah telah memberikan subsidi sama dengan Korea, maka biaya pemasangan untuk daya 900 Watt adalah Rp. 27.000.000,-(dengan kurs US$ 1 sebesar Rp. 10.000.000,-).3.2. Konsep Hemat Energi Atau Sadar EnergiPerumahan yang berwawasan lingkungan juga harus menerapkan konsep hemat dalam pemakaian energy atau sadar energy, Sebaran penggunaan energi dalam rumah tinggal lebih banyak pada aspek fungsi penghawaan atau penyegaran udara dan aspek fungsi pencahayaan, sehingga kedua hal ini penting untuk menjadi fokus dalam pembahasan konsep penghematan energi ini. Pembahasan tentang penghematan energi ditekankan pada langkah ekologis, yaitu dengan menciptakan kesinambungan antara rumah tinggal dengan lingkungannya atau adanya interaksi dengan alam.Di samping dua hal tersebut terdapat aspek penting lainnya untuk rumah tinggal, adalah pemanfaatan air sebagai sumber daya penunjang kualitas hidup, dengan sistem reduce, reuse, recycle. Sistim Surya Pasif (passive solar system) merupakan suatu teknik pemanfaatan energi surya secara langsung dalam bangunan tanpa atau seminimal mungkin menggunakan peralatan mekanis, melalui perancangan elemen elemen arsitektur (lantai, dinding, atap, langit langit, aksesoris bangunan) untuk tujuan kenyamanan manusia (mengatur sirkulasi udara alamiah, pengaturan temperatur dan kelembaban, kontrol radiasi matahari, penggunaan insulasi termal).Pertukaran udara alami naiknya suhu dalam rumah menyebabkan panas dan hal ini sangat terkait dengan kondisi iklim mikro skala rumah dan kawasan sekitarnya. Untuk menurunkan suhu sekaligus memberikan kenyamanan penghawaan diperlukan aliran udara yang cukup. Prinsip aliran udara adalah adanya perbedaan suhu dan tekanan antara dua atau lebih space, baik space antar ruang maupun antara ruang dalam dan ruang luar. Oleh sebab itu perlu diciptakan bidang-bidang bangunan yang dapat membuat perbedaan suhu dan tekanan udara. Beberapa aplikasi konsep penyegaran udara adalah :Ventilasi AtapAngin akan mengalir dari suhu rendah menuju suhu yang lebih tinggi. Ruang bawah atap merupakan bagian yang menerima radiasi terbesar, sehingga memiliki suhu yang panas. Sebaiknya ruang bawah atap dilengkapi lubang ventilasi, sehingga akan menarik udara dari dalam ruang untuk dialirkan ke luar bangunan.Melalui lubang ventilasi yang terletak di bagian atap, maka tekanan udara panas di dalam ruang akan tertarik dan terbuang ke luar melalui atap. Untuk mendapatkan efek cerobong (stack effect), maka menara angin dibuat dengan bentuk penutup menghadap arah datang angin, dan lebih baik lagi adanya void. Efek cerobong akan optimal bila rumah tinggal/bangunan memiliki plafon tinggi atau minimal dua lantai. Semakin tinggi plafon, maka semakin baik ventilasinya (aliran angin).Teras dan teritisanTeras berfungsi sebagai ruang peralihan antara ruang luar dan ruangdalam.Padadaerah beriklim panas, seperti di Indonesia, kehadiran teras dapat menciptakan iklim mikro yang memberikan kenyamanan di dalam bangunan dan sekitarnya. Hal ini disebabkan tekanan udara yang ada di halaman menjadi mengembang karena suhu yang panas, sementara itu teras merupakan daerah hisapan angin yang bertekanan lebih tinggi dan bersuhu lebih dingin. Perbedaan suhu dan tekanan menyebabkan udara mengalir, dari suhu dingin ke suhu yang lebih panas, atau dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah. Udara di dalam ruang akan tertarik ke luar dan segera berganti. Seperti juga teras, fungsi teritisan akan mendinginkan suhu udara lebih dulu, sebelum masuk ke dalam ruang. Semakin lebar teritisan, maka suhu ruangan akan semakin dingin.Vegetasi LingkunganVegetasi berfungsi sebagai climate regulator atau pengatur iklim (suhu, kelembaban dan laju angin), baik untuk lingkup tapak rumah tinggal maupun untuk skala kawasan. Penyediaan vegetasi yang sesungguhnya (terbukanya tapak untuk vegetasi) berarti juga penyediaan ruang terbuka hijau (RTH), yang berarti juga sebagai pengendali tata air. Ketersediaan ruang terbuka dan vegetasi akan menyuplai oksigen dan akan mengalirkannya ke dalam rumah, ditambah dengan adanya air (alternatif berbentuk kolam) yang akan menurunkan suhu udara yang panas. Oksigen dan suhu dingin mengalir ke dalam rumah dan akan memberikan kenyamanan. Vegetasi di atap rumah (greenroof) dapat menahan radiasi matahari, sehingga mengkondisikan ruang di bawahnya bersuhu lebih dingin. Unsur hijau yang diidentikkan dengan vegetasi ditunjukkan dengan menambahkan elemen-elemen penghijauan tidak hanya pada lansekap saja tetapi juga dalam bangunan, seperti pemberianroof garden, pemberian vegetasi rambat pada dinding bangunan dan lain sebagainya.Pencahayaan alamiTujuan dari pencahayaan adalah disamping mendapatkan kuantitas cahaya yang cukup sehingga tugas visual mudah dilakukan, juga u ntuk mendapatkan lingkungan visual yang menyenangkan atau mempunyai kualitas cah aya yang baik. Dalam pencahayaan alami, yang sangat mempengaruhi kualitas pencah ayaan adalah terjadinya penyilauan. Pencahayaan alami siang hari dapat dikatakan baik apabila : pada siang hari antara jam 08.00 sampai dengan jam 16.00 waktu setempat, terdapat cukup banyak cahaya yang masuk ke dalam ruangan. Distribusi cahaya di dalam ruangan cukup merata dan atau tidak menimbulkan kontras yang mengganggu. Penyilauan adalah kondisi penglihatan dimana terdapat ketidaknyamanan atau pengurangan dalam kemampuan melihat suatu obyek, karena luminansi obyek yang terlalu besar, distribusi luminansi yang tidak merata atau terjadinya kontras yang berlebihan. Ada dua jenis penyilauan :1) penyilauan yang menyebabkan ketidakmampuan melihat suatu obyek (disability glare),2) penyilauan yang menyebabkan ketidaknyamanan melihat suatu obyek tanpa perlu menimbulkan ketidakmampuan melihat (discomfort glare). Prinsip pencahayaan alami adalah memanfaatkan cahaya matahari semaksimal mungkin dan mengurangi panas matahari semaksimal mungkin. Pemanfaatan cahaya alami jelas akan menghemat listrik.Orientasi BangunanOrientasi bangunan bertujuan untuk mendapatkan kantong cahaya matahari (sun pocket), yaitu kondisi di mana cahaya matahari berada pada intensitas radiasi paling rendah, sesuai siklus terbit dan tenggelamnya, dan matahari memiliki sudut jatuh cahaya yang kecil. Dengan demikian area yang tercahayai akan lebih besar dan cahaya matahari tidak panas.Orientasi bangunan terbaik adalah memiliki sudut kemiringan 20 terhadap sumbu barat-timur dengan bidang permukaan fasade terluas pada sumbu utara-selatan. Apabila kondisi ideal orientasi bangunan tidak memungkinkan, dapat dilakukan dengan memperluas bukaan untuk masuknya cahaya atau mengurangi pembatasan ruang, agar cahaya dapat memasuki ruang-ruang dalam. Bila diperlukan pembatas, maka gunakan material transparan Pemanfaatan material lokal Selubung bangunan yang memperoleh radiasi matahari terbesar adalah atap dan kemudian dinding. Agar penghematan energi dapat dilakukan, maka harus dihindari radiasi matahari yang optimal pada siang hari, karena akan meningkatkan suhu ruangan.Pemanfaatan material alami dari vegetasi dapat didisain menyatu dengan konstruksi selubung bangunan. Belajar dari dusun Ngibikan yang mencoba memanfaatkan potensi lokal dengan memanfaatkan kayu dari batang kelapa, dan bambu.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN4.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas maka diambil simpulan sebagai berikut: Lahan rawa merupakan lahan yang harus kita jaga karena disana banyak terdapat ekosistem yang hidup. Gunakanlah material yang ramah lingkunga pada pembangunan hunian. Gunakanlah energy seefisien mungkin demi kelangsunga hidup anak cucu kita.4.2. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan untuk dapat dilakukan selanjutnya sebagai berikut: Perlunya kesadaran dari semua pihak untuk bersama-sama mengembangkan dan menerapkan penggunaan energi alternatif selain BBM & MIGAS. Perlunya kesadaran dari tiap keluarga maupun pengembang/kontraktor agar memperhatikan aspek hemat energi dan ramah lingkungan ketika merancang sebuah rumah

Daftar IsiI.PENDAHULUAN12.1.Latar Belakang12.2.Tujuan dan kegunaan2II.TINJAUAN PUSTAKA32.1.Green Building32.2.Konsep Green Building32.3.Rawa5III.PEMBAHASAN73.1.Penggunaan Energi Matahari93.2.Konsep Hemat Energi Atau Sadar Energi10IV.KESIMPULAN DAN SARAN154.1.Kesimpulan154.2.Saran15

Daftar Pustaka

Abidin, Y. et al (2012). Kemampuan Menulis dan Berbicara Akademik. Bandung: Rizqy Press.Sulistiyowati.(2009).Pengelolaan Bangunan Ramah Lingkungan.Jakarta: Kementrian Negara Lingkungan Hidup.http://en.wikipedia.org/wiki/Green_building [diakses pada tanggal 13 April 2015]http://www.pengertianahli.com/2014/03/pengertian-rawa-apa-itu-rawa.html [diakses pada tanggal 13 April 2015]http://www.kanisiusmedia.com/product/detail/028073/DASAR-DASAR-EKO-ARSITEKTUR-Konsep-Arsitektur-Berwawasan-Lingkungan-serta-Kualitas-Konstruksi-dan-Bahan-Bangunan-untuk-Rumah-Sehat-dan-Dampaknya-Atas-Kesehatan-Manusia [diakses pada tanggal 13 April 2015]

MAKALAHPERMUKIMAN RAWA BERWAWASAN LINGKUNGAN

Di susun OlehRISDA SELVIA SARAGIH131 024 7609

PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGANPROGRAM PASCA SARJANAUNIVERSITAS RIAUPEKANBARU2015