1
Nama : Dionicie Leony Y. P NPM : 2014000168 Kelas : A Dua Rumah Sakit di NTT Kekurangan Obat Rumah Sakit Umum Daerah Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, kekurangan obat. Pasien yang dirawat inap dan rawat jalan di kedua rumah sakit itu terpaksa membeli obat di luar rumah sakit, bahkan pasien sakit berat harus menunggu obat dari Kupang sampai akhirnya meninggal. Keterlambatan obat-obatan itu dirasakan sejak awal Mei 2014. Direktur RSUD Lewoeleba mengatakan bahwa pengadaan obat – obat tersebut tidak lagi menggunakan sistem tender, dimana perusahaan yang menang tender langsung menyediakan obat-obatan tersebut tetapi menggunakan sistem e-katalog, dimana pengadaan obat-obatan tersebut dilelang melalui internet sehingga prosesnya lebih lama. Anggota DPRD Kabupaten Lembata mengatakan bahwa sejumlah pasien yang meninggal di Rumah Sakit sebenarnya masih bias tertolong, namun ketidak adaan obat membuat rumah sakit kesulitan dalam memberikan pertolongan. Adakalanya, rumah sakit mendatangkan obat dari Kupang namun kedatangan obat yang terlambat membuat kondisi pasien tidak tertolong dan meninggal sebelum obat tiba. Sehingga banyak pasien mengeluhkan ketidaknyaman pelayanan rumah sakit karena dipaksa membeli obat dari luar rumah sakit dengan alas an stok obat kosong, padahal pasien merupakan salah satu peserta BPJS Kesehatan. Krisis obat-obatan di RSUD bukan dikarenakan kesulitan biaya melainkan system e- katalog dalam pengadaan obat – obatan yang belum dipahami oleh piha rumah sakit, sehingga menyebabkan keterlambatan ketersediaan obat.

Tugas cnd

Embed Size (px)

DESCRIPTION

school project

Citation preview

Nama

: Dionicie Leony Y. P

NPM

: 2014000168

Kelas

: A

Dua Rumah Sakit di NTT Kekurangan Obat

Rumah Sakit Umum Daerah Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, kekurangan obat. Pasien yang dirawat inap dan rawat jalan di kedua rumah sakit itu terpaksa membeli obat di luar rumah sakit, bahkan pasien sakit berat harus menunggu obat dari Kupang sampai akhirnya meninggal. Keterlambatan obat-obatan itu dirasakan sejak awal Mei 2014.

Direktur RSUD Lewoeleba mengatakan bahwa pengadaan obat obat tersebut tidak lagi menggunakan sistem tender, dimana perusahaan yang menang tender langsung menyediakan obat-obatan tersebut tetapi menggunakan sistem e-katalog, dimana pengadaan obat-obatan tersebut dilelang melalui internet sehingga prosesnya lebih lama.

Anggota DPRD Kabupaten Lembata mengatakan bahwa sejumlah pasien yang meninggal di Rumah Sakit sebenarnya masih bias tertolong, namun ketidak adaan obat membuat rumah sakit kesulitan dalam memberikan pertolongan. Adakalanya, rumah sakit mendatangkan obat dari Kupang namun kedatangan obat yang terlambat membuat kondisi pasien tidak tertolong dan meninggal sebelum obat tiba. Sehingga banyak pasien mengeluhkan ketidaknyaman pelayanan rumah sakit karena dipaksa membeli obat dari luar rumah sakit dengan alas an stok obat kosong, padahal pasien merupakan salah satu peserta BPJS Kesehatan.

Krisis obat-obatan di RSUD bukan dikarenakan kesulitan biaya melainkan system e- katalog dalam pengadaan obat obatan yang belum dipahami oleh piha rumah sakit, sehingga menyebabkan keterlambatan ketersediaan obat.