Upload
anjar-nuryanto
View
44
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
Apa hubungan denaturasi dengan struktur dan fungsi protein ?
Ada dua macam denaturasi protein, yaitu penembangan rantai peptida dan pemecahan protein
menjadi unit yang lebih kecil tanpa disertai pengembangan molekul. Terjadinya kedua jenis
denaturasi ini tergantung pada keadaan molekul. Yang pertama terjadi pada rantai polipeptida,
sedangkan yang kedua terjadi pada bagian-bagian molekul yang tergabung dalam ikatan
sekunder. Ikatan- iaktan yang dipengaruhi oleh proses denaturasi ini adalah :
1. Ikatan hidrogen
2. Ikatan hidrofobik misalnya pada leusin, valin, fenilalanin, triptofan yang saling
berlekatan membentuk suatu miselle dan tidak larut dalam air
3. Ikatan ionik antara gugus bermuatan positif dan gugus bermuatan negatif
4. Ikatan intramolekuler seperti yang terdapat pada gugus disulfida dalam sistin
(Winarno,2002).
Terjadinya denaturasi pada protein ini dapat disebabkan oleh faktor – faktor di bawah ini :
1. Pengaruh pemanasan
Pemberian panas pada pengolahan protein harus memperhatikan pemanasan yang
menyebabkan protein terdenaturasi. Protein yang dipanaskan di atas 80 0C umumnya
akan mengalami denaturasi.
2. Pengaruh asam
Adanya ion H+ menyebabkan sebagian jembatan atau ikatan peptida putus. Ion H+ akan
bereaksi dengan gugus COO– membentuk COOH sedangkan sisanya (asam) akan
berikatan dengan gugus amino membentuk ikatan, sehingga apabila larutan peptida
dalam keadaan isoelektris diberi asam akan menyebabkan bertambahnya gugus
bermuatan yang membentuk afinitas terhadap air dan kelarutan air meningkat meskipun
tidak selamanya begitu.
3. Pengaruh basa
Penambahan basa misalnya KOH atau NaOH dapat menyebabkan denaturasi. Hal ini
karena terjadi pemecahan ikatan peptida baik sebagian atau keseluruhan. Ion OH akan
bereaksi dengan gugus amino.
4. Pengaruh garam
Kation dan anion akan memecah ikatan peptida. Pemberian NaCl dalam jumlah kecil
akan meningkatkan kelarutan protein dan sebaliknya akan mengendapkan protein jika
penambahan berlebihan.
5. Pengaruh pengadukan
Pada pengadukan yang keras akan menyebabkan denaturasi dan terbentuknya buih.
Denaturasi daapt diartikan perubahan atau modifikasi terhadap struktur sekunder, tersier dan
kuartener terhadapa molekul protein, tanpa terjadinya pemecahan ikatan-iaktan kovalen. Karena
itu denaturasi dapat pula dikatakan sebagai suatu proses terpecahnya ikatan hidrogen interaksi
hidrofobik, ikatan garam,dan terbentuknya lipatan atau wiru molekul(Winarno,2002). Pemekaran
atau pengembangan molekul protein yang terdenaturasi akan membuka gugus reaktif yang ada
pada rantai polipeptida. Selanjutnya akan terjadi pengikatan kembali pada gugus reaktif yang
sama atau berdekatan. Bila unit ikatan yang terbentuk cukup banyak sehingga protein tidak lagi
terdispersi sebagai suatu koloid, maka protein akan mengalami koagulasi. Apabila ikatan-ikatan
antara gugus-gugus reaktif protein tersebut menahan seluruh cairan, akan terbentuklah gel.
Sedangkan bila cairan terpisah dari protein yang terkoagulasi itu, maka protein akan mengendap
(Winarno,2002). Menurut Suhardi (1991), denaturasi dapat mengubah sifat protein menjadi
sukar larut dan semakin kental.
Denaturasi protein adalah hilangnya sifat-sifat struktur lebih tinggi oleh terkacaunya ikatan
hidrogen dan gaya-gaya sekunder lain yang memutuskan molekul protein. Akibat dari suatu
denaturasi adalah hilangnya banyak sifat-sifat biologis suatu protein(Fessenden, 1989).
Jadi kesimpulannya adalah denaturasi sangat mengganggu struktur dari protein, yaitu pada
struktur sekunder, tersier, dan kuartener. Akibat dari perubahan struktur ini akan mengganggu
sifat-sifat biologis dari protein sehingga akan menggangu fungsi dari protein tersebut.