4
Q angle memberikan informasi bagaimana otot paha fungsi untuk memindahkan lutut dan juga bagaimana gerak patella dalam alur sendi lutut. Patella normal harus bergerak ke atas dan ke bawah dalam alur dengan fleksi dan 7 ekstensi lutut. Bila Q angle berlebihan, tempurung lutut cenderung tidak sejajar dan akan menyebabkan keausan (degenerasi) dari tulang rawan di belakang tempurung lutut. Q angle biasanya diukur dalam keadaan berdiri yaitu sekitar 15 derajat dan jika sudutnya lebih dari itu dianggap sebagai faktor risiko untuk cedera lutut. Wanita cenderung memiliki Q angle lebih besar karena panggul yang lebih lebar dibandingkan dengan laki-laki. Q angle adalah garis yang diukur dari Spina Iliaca Anterior Superior dan garis dari patella pertengahan hingga tuberculum tibialis ketika lutut dalam ekstensi penuh. Q angle untuk laki-laki adalah 14°, sedangkan untuk perempuan adalah 17°. Q angle yang lebih besar dari rata- rata dapat menunjukkan sudut patella yang abnormal Pada penderita osteoarthritis terdapat keterkaitan antara proporsional berat dari tubuh terhadap biomekanika sendi lutut. Pada orang dewasa sudut normal Q-angel terbentuk sekitar 15 derajat, besar kecilnya sudut tersebut sangat terpengaruh kedua garis segmen tersebut. Pada sudut 15 derajat inilah resultan beban tubuh terletak tepat disentral patella. Penelitian menunjukkan pada penderita obesitas, terjadi penambahan sudut beberapa derajat, dampaknya adalah resultan beban akan berpindah dari sentral patela bergeser ke sisi medial Transcutaneus Electrical nerve stimulation (TENS)

Tugas Dr.eveline

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kesehatan

Citation preview

Page 1: Tugas Dr.eveline

Q angle memberikan informasi bagaimana otot paha fungsi untuk memindahkan lutut dan juga bagaimana gerak patella dalam alur sendi lutut. Patella normal harus bergerak ke atas dan ke bawah dalam alur dengan fleksi dan 7 ekstensi lutut. Bila Q angle berlebihan, tempurung lutut cenderung tidak sejajar dan akan menyebabkan keausan (degenerasi) dari tulang rawan di belakang tempurung lutut. Q angle biasanya diukur dalam keadaan berdiri yaitu sekitar 15 derajat dan jika sudutnya lebih dari itu dianggap sebagai faktor risiko untuk cedera lutut. Wanita cenderung memiliki Q angle lebih besar karena panggul yang lebih lebar dibandingkan dengan laki-laki. Q angle adalah garis yang diukur dari Spina Iliaca Anterior Superior dan garis dari patella pertengahan hingga tuberculum tibialis ketika lutut dalam ekstensi penuh. Q angle untuk laki-laki adalah 14°, sedangkan untuk perempuan adalah 17°. Q angle yang lebih besar dari rata-rata dapat menunjukkan sudut patella yang abnormalPada penderita osteoarthritis terdapat keterkaitan antara proporsional berat dari tubuh terhadap biomekanika sendi lutut. Pada orang dewasa sudut normal Q-angel terbentuk sekitar 15 derajat, besar kecilnya sudut tersebut sangat terpengaruh kedua garis segmen tersebut. Pada sudut 15 derajat inilah resultan beban tubuh terletak tepat disentral patella. Penelitian menunjukkan pada penderita obesitas, terjadi penambahan sudut beberapa derajat, dampaknya adalah resultan beban akan berpindah dari sentral patela bergeser ke sisi medial

Transcutaneus Electrical nerve stimulation (TENS)

Page 2: Tugas Dr.eveline

Pengertian TENS> Transcutaneus Electrical nerve stimulation (TENS) merupakan suatu cara penggunaan energi listrik guna merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit dan terbukti efektif untuk merangsang berbagai tipe nyeri > Pada TENS mempunyai bentuk pulsa : Monophasic mempunyai bentuk gelombang rectanguler, trianguler dan gelombang separuh sinus searah; biphasic bentuk pulsa rectanguler biphasic simetris dan sinusoidal biphasic simetris; pola polyphasic ada rangkaian gelombang sinus dan bentuk interferensi atau campuran. > Pulsa monophasic selalu mengakibatkan pengumpulan muatan listrik pulsa dalam jaringan sehingga akan terjadi reaksi elektrokimia dalam jaringan yang ditandai dengan rasa panas dan nyeri apabila penggunaan intensitas dan durasi terlalu tinggi.

Tujuan pemberian TENSMemeilhara fisiologis otot dan mencegah atrofi otot, re-edukasi fungsi otot, modulasi nyeri tingkat sensorik, spinal dan supraspinal, menambah Range Of Motion (ROM)/mengulur tendon, memperlancar peredaran darah dan memperlancar resorbsi oedema 

Frekuensi Pulsa• Frekuensi pulsa dapat berkisar 1 – 200 pulsa detik.• Frekuensi pulsa tinggi > 100 pulsa/detik menimbulkan respon kontraksi tetanik dan sensibilitas getaran sehingga otot cepat lelah • Arus listrik frekuensi rendah cenderung bersifat iritatif terhadap jaringan kulit sehingga dirasakan nyeri apabila intensitas tinggi. Arus listrik frekuensi menengah bersifat lebih konduktif untuk stimulasi elektris karena tidak menimbulkan tahanan kulit atau tidak bersifat iritatif dan mempunyai penetrasi yang lebih dalam. 

Penempatan Elektroda• Di sekitar lokasi nyeri : Cara ini paling mudah dan paling sering digunakan, sebab metode ini dapat langsung diterapkan pada daerah nyeri tanpa memperhatikan karakter dan letak yang paling optimal dalam hubungannya dengan jaringan penyebab nyeri • Dermatome :Penempatan pada area dermatome yang terlibat, Penempatan pada lokasi spesifik dalam area dermatome, Penempatan pada dua tempat yaitu di anterior dan di posterior dari suatu area dermatome tertentu• Area trigger point dan motor point

Indikasi TENSKondisi LMNL(Lower Motor Neuron Lesion) baru yang masih disertai keluhan nyeri, kondisi sehabis trauma/operasi urat saraf yang konduktifitasnya belum membaik, kondisi LMNL kronik yg sdh terjadi partial/total dan enervated muscle, kondisi pasca operasi tendon transverse, kondisi keluhan nyeri pada otot, sebagai irritation/awal dari suatu latihan, kondisi peradangan sendi

Page 3: Tugas Dr.eveline

(Osteoarthrosis, Rheumathoid Arthritis dan Tennis elbow), kondisi pembengkakan setempat yang belum 10 hari

Kontra Indikasi TENSSehabis operasi tendon transverse sebelum 3 minggu, adanya ruptur tendon/otot sebelum terjadi penyambungan, kondisi peradangan akut/penderita dlm keadaan panasProsedur TENS• Tingkat analgesia-sensoris : frekuensi 50-150 Hz, durasi pulsa <200 (60-100) mikrodetik • Tingkat analgesia untuk rasa nyeri : frekuensi 150 Hz, durasi pulsa >150 mikrodetik• Persipan pasien (kulit harus bersih dan bebas dari lemak, lotion, krim dll), periksa sensasi kulit, lepaskan semua metal di area terapi, jangan menstimulasi pada area dekat/langsung di atas fraktur yg baru/non-union, diatas jaringan parut baru, kulit baru.