Upload
nabella-nurul-fitri
View
111
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
eksplorasi panas bumi
Citation preview
TUGAS EKSPLORASI PANAS BUMI
UPN VETERAN YOGYAKARTA 2010, TEKNIK
GEOLOGI
Pengertian Dome, Graben, Kaldera. Dan Hubungan
Geotermal dengan struktur Geologi
NABELLA NURUL FITRI (111.100.034) KELAS A
2/3/2013
Proses Pembentukan Muka Bumi
Muka bumi berupa relief, bentuk permukaan tidak rata. Bentuk relief muka bumi disebabkan
oleh :
1. Tenaga Edogen
Tenaga Endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga endogen menggerakkan
kulit bumi. Tenaga endogen dapat mengangkat kulit bumi melebihi permukaan laut, yang
kemudian menjadi daratan. Tenaga endogen memiliki sifat membangun maka disebut juga
tenaga konstruktif
Tenaga Endogen sebagai pembentuk muka bumi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Tektonisme (diatropisme)
b. Vulkanisme
c. Seisme (gempa)
a. Tektonisme (diatropisme)
Tenaga endogen yang menyebabkan bergesernya letak lapisan kulit bumi baik secara mendatar
(horisontal) maupun secara tegak – atas-bawah (vertikal)
Tektonisme menghasilkan dua macam gerak yaitu:
Gerak Epirogenetik
Gerak Orogenetik
1) Gerak Epirogentik
Gerak Epirogentik adalah gerakan pada lapisan bumi yang meyebabkan pengangkatan dan
penurunan permukaan bumi yang berlangsung sangat lambat, serta gerakannya meliputi wilayah
yang sangat luas.
Gerakan Epirogenetik disebut juga tenaga pembentuk benua. Gerakan Epirogenetik pada
umumnya tidak menimbulkan lipatan atau retakan pada kulit bumi, namun gerakan ini dapat
menggeser sebuah benua
Gerak Orogenetik
Gerak Orogenetik adalah gerakan pada lapisan kulit bumi yang menyebabkan pengangkatan dan
penurunan permukaan bumi yang berlangsung relatif cepat. Gerak ini juga dapat menimbulkan
gempa. Gerak orogenetik disebut juga tenaga struktural.
Gerak Orogenetik menyebabkan menyebabkan terjadinya
a) Lipatan
b) patahan/ retakan
a) Lipatan
Bentuk lipatan terjadi karena adanya tekanan horizontal maupun vertikal pada kulit bumi yang
bersifat liat, sehingga kulit bumi mengalami pelengkungan.
Bagian-bagian pada lipatan:
1) Antiklinal
Bagian lipatan yang lebih tinggi dari bagian lainnya. Disebut juga Punggung Lipatan
2) Sinklinal
Bagian lipatan yang lebih rendah dari bagian lainnya. Disebut juga Lembah Lipatan
Bentuk-bentuk lipatan
a) Lipatan Tegak (Lipatan Normal)
Bentuk lipatan kulit bumi yang cenderung simetris, karena mendapat tekanan yang sama dari dua
arah
b) Lipatan Miring
Bentuk lipatan kulit bumi yang cenderung tidak simetris, karena mendapat tekanan yang berbeda
dari dua arah.
c) Lipatan Menggantung
Bentuk lanjutan dari lipatan miring karena mendapat tekanan yang sangat kuat dari salah satu
arah terus menerus
d) Lipatan Rebah
Bentuk lipatan yang mempunyai kemiringan yang sangat tajam, bahkan mendekati sejajar
dengan lapisan yang datar
e) Dome (Kubah)
Bentuk lipatan kulit bumi naik (antiklinal) yang melingkar menyerupai kubah atau berupa
gundukan.
f) Basin (Ledokan)
Bentuk lipatan kulit berbentuk cekungan (sinklinal) melingkar.
b) Patahan
Bentuk patahan terjadi karena adanya tekanan horizontal maupun vertical pada kulit bumi yang
bersipat rapuh (getas), seperti batuan kapur.
Bagian-bagian Patahan
1) Graben atau Slenk
yaitu patahan yang bergerak turun,
atau bagian patahan yang lebih rendah dari bagian patahan lainnya
2) Horst
yaitu patahan yang bergerak naik,
atau bagian patahan yang lebih tinggi dari bagian patahan lainnya
KALDERA
Kaldera merupakan penciri gunungapi yang sudah dalam tahap lanjut, dimana puncak gunungapi
ini sudah tidak sesederhana sebuah kerucut. Gunungapi yang memiliki kaldera berbentuk kerucut
terpancung atau bahkan cekung kedalam pada bagian puncaknya. Kaldera seringkali juga
memiliki pemandangan yang unik, seperti Kaldera Tengger maupun Kaldera Dieng. Kaldera
raksasa yang terkenal adalah …. Danau Toba !
Pembentukan kaldera
Contoh pembentukan kaldera, gambar menunjukkan garis waktumeletusnya gunung Mazama
Keruntuhan permukaan terjadi karena kosongnya kantung magma di bawah gunung berapi,
biasanya terjadi karenagunung meletus. Jika cukup banyak magma dikeluarkan, kantung magma
yang kosong tidak bisa mendukung berat struktur gunung berapi di atasnya. Patahan melingkar
berbentuk cincin terbentuk di sekililing kantung magma. Patahan cincin juga menjadi pemicu
keluarnya isi magma lain melalui jalan keluar sekeliling puncak gunung berapi. Dengan
kosongnya kantung magma, bagian tengah gunung api mulai runtuh. Runtuhnya gunung bisa
berupa satu letusan dahsyat atau sebuah seri letusan. Luas bagian yang runtuh bisa ratusan atau
ribuan kilometer besarnya.
Pembentukan Kaldera
Pembentukan kaldera setelah erupsi eksplosive besar.
Erupsi besar
Pembentukan kaldera merupakan satu topik tersendiri dalam kajian ilmu gunungapi,
vulkanologi.Kaldera merupakan sebuah fenomena unik yang menghasilkan morfologi dan
topografi yang akhirnya menghasilkan pemandangan yang jauh lebih unik dan menarik
ketimbang kerucut gunungapi yang ada.
Secara sederhana kaldera terbentuk akibat habisnya magma didapur magma (magma chamber)
akibat dikeluarkan sewaktu erupsi. Ketika erupsi gas-gas yang ada didalam magma cair ini
menyebabkan timbulnya tekanan yang dapat menjadi sumber energi keluarnya magma. Ketika
magma beserta material lain dan juga gas ini keluar akhirnya ruangan dapur menjadi kosong.
Ruang kosong ini akhirnya diisi oleh material diatasnya dengan cara ambles kebawah.
Erupsi kecil
Amblesnya puncak gunungapi tanpa erupsi dengan eksplosive yang besar.
Namun tanpa erupsi besarpun sebenarnya juga memungkinkan terbentuknya kaldera. Ketika
terjadi lelehan lava pijar akibat menerobos melalui celah kesamping, maka lelehan ini menjaid
jalan keluarnya magma yang ada di dapur magma.
Mekanismenyapun sama. Yaitu ambles mengisi rongga kosong yang ada dibawahnya.
Alam memiliki caranya sendiri untuk menjaga kesetimbangan. Ketika ada ruang kosong dibawah
maka dinding atap sangat tidak stabil karena harus menjaga elevasinya. Gaya gravitasi akan
menarik dinding atas ini turun kebawah, terjadilah amblesan membentuk kaldera.
HUBUNGAN GEOTHERMAL DENGAN STRUKTUR GEOLOGI
Proses daur hidrologi dan aliran fluida pada sistem panasbumi berawal dari adanya air hujan
(rain water) turun dan ketika tiba di permukaan bumi air hujan akan merembes ke dalam tanah
melalui saluran pori-pori atau rongga-rongga diantara butir-butir batuan. Bila jumlah air hujan
yang turun cukup deras, maka air tersebut akan mengisi rongga-rongga antar butiran sampai
penuh atau jenuh. Kalau sudah tidak tertampung lagi, maka air hujan yang masih dipermukaan
akan mengalir ke tempat yang lebih rendah. Daya serap (permeabilitas) masing-masing batuan
atau lapisan batuan bervariasi tergantung jenis batuannya.Di daerah gunungapi, dimana terdapat
potensi panas bumi, seringkali ditemukan struktur sesar (fault) dan kaldera (caldera) sebagai
akibat dari letusan gunung maupun aktifitas tektonik lainnya. Keberadaan struktur tersebut tidak
sekedar membuka pori-pori atau rongga-rongga antar butiran menjadi lebih terbuka, bahkan
lebih dari itu mereka menciptakan zona rekahan (fracture zone) yang cukup lebar dan
memanjang secara vertikal atau hampir vertikal dimana air tanah dengan leluasa menerobos
turun ke tempat yang lebih dalam lagi sampai akhirnya dia berjumpa dengan batuan panas (hot
rock). Air tersebut tidak lagi turun ke bawah, sekarang dia mencari jalan dalam arah horizontal
ke lapisan batuan yang masih bisa diisi oleh air. Seiring dengan berjalannya waktu, air tersebut
terus terakumulasi dan terpanaskan oleh batuan panas (hot rock). Akibatnya temperatur air
meningkat, volume bertambah dan tekanan menjadi naik. Sebagiannya masih tetap berwujud air
panas, namun sebagian lainnya telah berubah menjadi uap panas. Tekanan yang terus meningkat,
membuat fluida panas tersebut menekan batuan panas yang melingkupinya seraya mencari jalan
terobosan untuk melepaskan tekanan tinggi. Kalau fluida tersebut menemukan celah yang bisa
mengantarnya menuju permukaan bumi, maka akan dijumpai sejumlah manifestasi. Namun bila
celah itu tidak tersedia, maka fluida panas itu akan tetap terperangkap disana selamanya. Lokasi
tempat fluida panas tersebut dinamakan reservoir panas bumi (geothermal reservoir). Sementara
lapisan batuan dibagian atasnya dinamakan cap rock yang bersifat impermeabel atau teramat
sulit ditembus oleh fluida.
Gambar 6. Geothermal Reservoir dan Daur Hidrologi
Lapangan panasbumi yang biasanya berasosiasi dengan bentang alam vulkanik merupakan salah
suatu area yang biasanya mempunyai batuan penyusun berupa batuan beku serta memiliki
struktur geologi yang kompleks. Dalam kaitan struktur geologi yang berhubungan dengan
geothermal, struktur geologi yang penting diperhatikan adalah struktur rekahan terutama struktur
sesar.
Struktur rekahan sangat penting diperhatikan dikarenakan struktur ini erat hubunganya dengan
pelolosan fluida hidrotermal dan siklus hidrologi. Dimana sesar akan menjadikan batuan beku
yang memiliki permeabilitas primer yang kecil akan mempunyai permeabilitas sekunder yang
besar. Sehingga karena pengaruh rekahan akan menyebabkan permeabilitas totalnya menjadi
besar
Selanjutnya apabila dikaji mengenai manifestasi geothermal dihubungkan dengan struktur
geologi. Perlu diketahui bahwa timbulnya suatu manifestasi panasbumi dipermukaan erat dengan
struktur rekahan dan kaldera didaerah vulkanik tersebut. Hal ini dikarenakan proses pelolosan
fluida panasbumi membutuhkan permeabilitas yang tinggi. Permeabilitas tersebut dapat
meloloskan fluida dari bawah menuju ke permukaan. Permeabilitas batuan beku biasanya
terdapat pada zona rekahan. Permeabilitas rekahan (faracture permebility) berdasarkan arahnya
dibagi atas dua yaitu permeabilitas vertikal (vertikal permeability) dan permeabilitas horizontal
(horizontal permeability). Sesar sangat mendukung terbentuknya permeabilitas vertikal, sehingga
melalui bidang sesarnya dapat meloloskan fluida panasbumi ke permukaan. Sehingga
dipermukaan nampak adanya suatu manifestasi panasbumi. Sedangkan permeabilitas horizontal
pada batuan beku baisanya terbentuk oleh adanya kekar.
Hubungan antara sesar dan manifestasi panasbumi dapat dilihat dilapangan yaitu berupa suatu
pola kelurusan antara suatu lokasi manifestasi panasbumi dengan lokasi lainnya pada satu sistem
sesar.
KESIMPULAN
Batuan pada medan panasbumi biasanya merupakan batuan vulkanik. Batuan ini merupakan
batuan beku yang mempunyai permeabilitas primer kecil. Dan akibat adanya rekahan, maka
batuan akan mempunyai permeabilitas sekunder, sehingga permeabilitas totalnya menjadi lebih
besar. Sesar merupakan suatu rekahan yang akan membantu batuan memiliki permeabilitas total
yang besar. Hubungan lain antara sesar dengan panasbumi adalah sesar sebagai penyebab adanya
permeabilitas vertikal suatu batuan. Sehingga di lapangan panasbumi biasanya terdapat pola
kelurusan antara lokasi suatu menifestasi dengan lokasi manifestasi lainnya dalam satu sistem
sesar yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
http://coretinta.wordpress.com/tag/dome/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kaldera
http://rovicky.wordpress.com/2010/12/03/pembentukan-kaldera-gunungapi/
http://caribatu.wordpress.com/author/dhanyastas/