16
Farmakologi Sosial CARA-CARA PEMBERIAN OBAT Pemberian obat yang aman dan akurat adalah tanggung jawab penting bagi seorang perawat. Meskipun obat menguntungkan, namun bukan berarti tanpa reaksi yang merugikan. A. EFEK SISTEMIK 1. Oral Untuk cara pemberian obat ini relatif aman, praktis dan ekonomis. Kelemahan dari pemberian obat secara oral adalah efek yang timbul biasanya lambat, tidak efektif jika pengguna sering muntah-muntah, diare, tidak sabar, tidak kooperatif, kurang disukai jika rasanya pahit. Pemberiannya melalui mulut Mudah dan aman pemakaiannya, lazim dan praktis Tidak semua obat dapat diberikan per-oral Misalnya, Obat yang bersifat merangsang (emetin, aminofilin) atau yang diuraikan oleh getah lambung (benzilpenisilin, insulin dan oksitoksin) 1

Tugas Farmakologi Sosial (Cara Pemberian Obat)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Farmakologi Sosial (Cara Pemberian Obat)

Farmakologi Sosial

CARA-CARA PEMBERIAN OBAT

Pemberian obat yang aman dan akurat adalah tanggung jawab penting bagi

seorang perawat. Meskipun obat menguntungkan, namun bukan berarti tanpa

reaksi yang merugikan.

A. EFEK SISTEMIK

1. Oral

Untuk cara pemberian obat ini relatif aman, praktis dan ekonomis.

Kelemahan dari pemberian obat secara oral adalah efek yang timbul biasanya

lambat, tidak efektif jika pengguna sering muntah-muntah, diare, tidak sabar, tidak

kooperatif, kurang disukai jika rasanya pahit.

Pemberiannya melalui mulut

Mudah dan aman pemakaiannya, lazim dan praktis

Tidak semua obat dapat diberikan per-oral

Misalnya, Obat yang bersifat merangsang (emetin, aminofilin) atau yang

diuraikan oleh getah lambung (benzilpenisilin, insulin dan oksitoksin)

Dapat terjadi inaktivasi oleh hati sebelum diedarkan ke tempat kerjanya

Dapat juga untuk mencapai efek lokal misalnya : obat cacing, obat

diagnostik untuk pemotretan lambung – usus

Baik sekali untuk mengobati infeksi usus

Bentuk sediaan oral yaitu Tablet, Kapsul, Obat hisap, Sirup dan Tetesan

1

Page 2: Tugas Farmakologi Sosial (Cara Pemberian Obat)

Farmakologi Sosial

2. Oromucosal

Pemberiannya melalui mucosa di rongga mulut. Ada dua macam cara, yaitu :

a. Sub Lingual

Adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah. Tujuannya

adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di

bawah lidah merupakan pusat dari sakit. Kelebihan dari cara pemberian obat

dengan sublingual adalah efek obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat

pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari.

Obat ditaruh dibawah lidah

Tidak melalui hati sehingga tidak diinaktif

Dari selaput di bawah lidah langsung ke dalam aliran darah, sehingga efek

yang dicapai lebih cepat misalnya : Pada pasien serangan Jantung dan

Asma

Keberatannya kurang praktis untuk digunakan terus menerus dan dapat

merangsang selaput lendir mulut

Hanya untuk obat yang bersifat lipofil

Bentuknya tablet kecil atau spray misalnya, Isosorbid Tablet

b. Bucal

Obat diletakkan diantara pipi dan gusi

Obat langsung masuk ke dalam aliran darah

Misalnya obat untuk mempercepat kelahiran bila tidak ada kontraksi

uterus, contoh : Sandopart Tablet

2

Page 3: Tugas Farmakologi Sosial (Cara Pemberian Obat)

Farmakologi Sosial

3. Injeksi

Pemberiannya dengan jalan suntikkan

Efek yang diperoleh cepat, kuat dan lengkap

Keberatannya lebih banyak dari pasien

Alat suntik harus steril dan dapat merusak pembuluh darah atau syaraf jika

tempat penyuntikkannya tidak tepat

Terutama untuk obat yang merangsang atau dirusak oleh getah lambung

atau tidak tidak diresorpsi oleh dinding usus

Jenis Injeksi lebih kurang ada 10 :

a. Subcutan/Hipodermal (sc)

Penyuntikkan dibawah kulit, Obatnya tidak mernagsang dan larut dalam

air atau minyak, Efeknya agak lambat dan dapat digunakan sendiri.

Misalnya, penyuntikan insulin pada penderita diabetes.

Cuci tangan kemudian gunakan handscoen

Peralatan disiapkan

Masukkan obat dari vial atau ampul kedalam tabung spuit dengan cara yang

benar

Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan dan atur dalam posisi

yang nyaman (jangan keliru pasien, bantu pasien pada posisi yang mana

lengan, kaki, atau perut yang digunakan injeksi dapat rileks)

Pilih area tubuh yang akan disuntik, kemudian Bersihkan kulit dengan

pengusapan antiseptika secara melimgkar dari dalam kedalam keluar

Siapkan spuit, lepaskan penutup secara tegak lurus sambil dan keluarkan udara

dari spuit

Pegang spoit dengan salah astu tangan antara jempol dan jari-jari pada area

injeksi dengan telapak tangan menghadap kearah samping atau keatas untuk

kemiringan 45o. Gunakan tangan yang tidak memegang spoit untuk

menghangkat dan merentangkan kulit, lalu secara hati-hati dan mantap tangan

3

Page 4: Tugas Farmakologi Sosial (Cara Pemberian Obat)

Farmakologi Sosial

yang lain menusukkan jarum. Lakukan aspirasi, bila muncul darah, maka

segera cabut spoit untuk dibuang dan diganti dangan apoit yang baru pula. Bila

tidak muncul darah, maka pelan-pelan dorong obat kedalam jaringan

Cabut spoit lalu usap dan massage pada area injeksi. Bila tempat penusukan

mengeluarkan darah maka tekan area tusukan dengan kasa steril kering sampai

perdarahan berhenti

Buang spuit pada tempat yang telah disediakan, bereskan peralatan

Rapikan pasien dan atur dalam posisi yang enak

Cuci tangan

Observasi keadaan pasien dan catat tindakan anda

Kaji keefektifan obat.

b. Intramuskular (im)

Penyuntikan dilakukan dalam otot misalnya, penyuntikan antibiotika atau

dimana tidak banyak terdapat pembuluh darah dan syaraf, misalnya otot

pantat atau lengan atas.

c. Intravena (iv)

Penyuntikan dilakukan ke dalam pembuluh darah, Reaksinya sangat cepat

yaitu waktu satu peredaran darah, obat sudah beredar ke seluruh tubuh atau

jaringan, Dapat menimbulkan reaksi-reaksi hebat seperti turunnya tekanan

darah secara mendadak, shock, dsb. Infus intravena dengan obat sering

dilakukan di rumah sakit dalam keadaan darurat atau dengan obat yang

cepat metabolismenya dan eksresinya guna mencapai kadar plasma yang

tetap tinggi

d. Intra arteri (ia)

Penyuntikan dilakukan pada pembuluh nadi, Dilakukan untuk membanjiri

suatu organ misalnya pada Kanker Hati.

e. Intra cutan (ic)

Penyuntikkan dilakukan dalam kulit, Absorpsi sangat perlahan misalnya

pada tuberculin test dati Mantoux.

4

Page 5: Tugas Farmakologi Sosial (Cara Pemberian Obat)

Farmakologi Sosial

Cuci tangan kemudian gunakan handscoen

Peralatan disiapkan

Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan

Pilih area tubuh yang akan disuntik,misalnya lengan kanan dan lakukan

desinfeksi dengan pengusapan antiseptika secara melimgkar dari dalam

kedalam keluar

Pegang erat lengan pasien dengan tangan kiri anda dan tangan yang satunya

memegang spoit kearah klien

Tusukkan spoit dengan sudut 15o pada epidermis kemudian teruskan sampai

dermis lalu dorong cairan obatnya. Obat ini akan menimbulkan tonjolan

dibawah permukaan kulit

Cabut spoit, usaplah pelan-pelan arwa penyuntikan dengan kapas antiseptik

tanpa memberikan massage(massage dapat menyebabkan oabt masuk

kejaringan atau keluar melalui lubang bekas tusukan)

Buang spuit pada tempat yang telah disediakan, bereskan peralatan

Rapikan pasien dan atur dalam posisi yang enak

Cuci tangan

Observasi keadaan pasien dan catat tindakan anda

f. Intra lumbal

Penyuntikan dilakukan ke dalam ruas pinggang (sumsum tulang belakang)

misalnya untuk anestesi umum.

g. Intra peritoneal

Penyuntikan ke dalam selaput perut

h. Intra cardial

Penyuntikan ke dalam jantung.

i. Intra pleural

Penyuntikan ke dalam rongga pleura (paru-paru).

j. Intra articulair

Penyuntikan ke dalam celah-celah sendi

5

Page 6: Tugas Farmakologi Sosial (Cara Pemberian Obat)

Farmakologi Sosial

4. Implantasi

Bentuk oral pellet steril, obat dicangkokkan dibawah kulit, terutama

digunakan untuk efek sistemik lama, misalnya obat-obat hormon kelamin

(estradiol dan testoteron).

Resorpsinya lambat, satu pellet dapat melepaskan zat aktifnya secara

perlahan-lahan selama 3-5 bulan lamanya.

5. Rectal

Adalah obat yang cara pemberiannya  melalui dubur atau anus. Maksudnya

adalah mempercepat kerja obat serta bersifat lokal dan sistematik.

Pemberian obat melalui rectal (dubur).

Bentuknya suppositoria dan clysma (obat pompa).

Baik sekali untuk obat yang dirusak oleh asam lambung.

Diberikan untuk mencapai takaran yang cepat dan tepat.

Efek sistemiknya lebih cepat dan lebih besar bila dibandingkan dengan

peroral, berhubung pembuluh-pembuluh darah pertama. Contoh : pada

pengobatan asma (amecain suppositoria) ; pada bayi (stesolid rectal, dalam

pengobatan kejang akut).

Tetapi bentuk suppositoria dan clysma sering digunakan untuk efek lokal

misalnya untuk wasir dan laxative.

Pemberian obat melalui rektal dapat dioleskan pada permukaan rektal

berupa salep dan hanya mempunyai efek local.

6

Page 7: Tugas Farmakologi Sosial (Cara Pemberian Obat)

Farmakologi Sosial

6. Transdermal

Cara pemakaian melalui permukaan kulit, berupa plester. Obat menyerap

secara perlahan dan kontinyu, masuk ke sistem peredaran darah, langsung

ke jantung.

Umumnya untuk gangguan jantung misalnya angina pectoris, tiap dosis

dapat bertahan 24 jam. Cth : Nitrodisk dan Nitroderm T.T.S. (therapeutic

transdermal system).

7

Page 8: Tugas Farmakologi Sosial (Cara Pemberian Obat)

Farmakologi Sosial

B. EFEK LOKAL

1. Intranasal

Obat diberikan melalui selaput lendir hidung.

Digunakan untuk menciutkan selaput/mukosa hidung yang membengkak

(otrivin nasal drop).

Bentuk sediaan, Drop dan Spray.

Cara ini dapat digunakan untuk efek sistemik misalnya untuk melancarkan

pengeluaran ASI cth, Syntocinon nasal spray.

2. Inhalasi

Adalah obat yang cara pemberiannya melalui saluran pernafasan.

Kelebihan dari pemberian obat dengan cara inhalasi adalah absorpsi terjadi cepat

dan homogen, kadar obat dapat terkontrol, terhindar dari efek lintas pertama dan

dapat diberikan langsung kepada bronkus. Untuk obat yang diberikan dengan cara

inhalasi dalam bentuk gas atau uap yang akan diabsorpsi dengan cepat melalui

alveoli paru-paru serta membran mukosa pada saluran pernapasan.

Obat diberikan untuk disedot melalui hidung atau mulut atau disemprotkan

Penyerapan dapat terjadi pada selaput mulut, tenggorokan dan pernafasan.

Bentuk sediaan : Gas dan Zat padat, tetapi bisa juga mempunyai efek

sistemik. Bentuk inhalasi ini bisa dalam wadah yang diberi tekanan dan

mengandung zat pemancur (aerosol, cth : Alupent Metered Aerosol.

3. Mukosa Mata Dan Telinga

Obat diberikan melalui selaput/mukosa mata atau telinga, bentuk drop dan

salep.

Obat dapat diresorpsi ke dalam darah dan menimbulkan efek teknis.

8

Page 9: Tugas Farmakologi Sosial (Cara Pemberian Obat)

Farmakologi Sosial

4. Intra Vaginal

Untuk obat ini bentuknya hampir sama atau menyerupai obat yang

diberikan secara rektal, hanya saja dimasukan ke dalam vagina.

Obat diberikan melalui selaput lendir/mukosa vagina.

Diberikan pada antifungi dan anti kehamilan

Bentuknya, Tablet, Salep, Krim dan Cairan bilasan

5. Kulit (Percutan)

Obat diberikan dengan jalan mengoleskan pada permukaan kulit

Kulit yang sehat sukar sekali dimasuki obat, tetapi bila terjadi kerusakan

resorpsi dapat berlangsung

Bentuk obat umunya salep dan krim

9

Page 10: Tugas Farmakologi Sosial (Cara Pemberian Obat)

Farmakologi Sosial

Sumber :

http://farmasi-id.blogspot.com/2010/09/cara-pemberian-obat-ke-pasien.html

http://nursingbegin.com/cara-pemberian-obat

http://medindra.wordpress.com/about/obat-dan-cara-kerj/rute-pemberian-obat

(Diunduh pada hari Selasa tanggal 29 Maret 2011, pukul 16:20 WITA)

10

Page 11: Tugas Farmakologi Sosial (Cara Pemberian Obat)

Farmakologi Sosial

CARA – CARA PEMBERIAN OBAT

OLEH :

NAMA : H I J R A

N P M : 09.10.7.1.0014

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU

2011

11