39
FASIES SEDIMEN Fasies merupakan suatu tubuh batuan yang memiliki kombinasi karakteristik yang khas dilihat dari litologi, struktur sedimen dan struktur biologi memperlihatkan aspek fasies yang berbeda dari tubuh batuan yang yang ada di bawah, atas dan di sekelilingnya. Fasies umumnya dikelompokkan ke dalam facies association dimana fasies-fasies tersebut berhubungan secara genetis sehingga asosiasi fasies ini memiliki arti lingkungan. Dalam skala lebih luas asosiasi fasies bisa disebut atau dipandang sebagai basic architectural element dari suatu lingkungan pengendapan yang khas sehingga akan memberikan makna bentuk tiga dimensi tubuhnya (Walker dan James, 1992). Menurut Slley (1985), fasies sedimen adalah suatu satuan batuan yang dapat dikenali dan dibedakan dengan satuan batuan yang lain atas dasar geometri, litologi, struktur sedimen, fosil, dan pola arus purbanya. Fasies sedimen merupakan produk dari proses pengendapan batuan sedimen di dalam suatu jenis lingkungan pengendapannya. Diagnosa lingkungan pengendapan tersebut dapat dilakukan berdasarkan analisa fasies sedimen, yang merangkum hasil interpretasi dari berbagai data, diantaranya :

tugas fasies sedimen

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: tugas fasies sedimen

FASIES SEDIMEN

Fasies merupakan suatu tubuh batuan yang memiliki kombinasi

karakteristik yang khas dilihat dari litologi, struktur sedimen dan struktur biologi

memperlihatkan aspek fasies yang berbeda dari tubuh batuan yang yang ada di

bawah, atas dan di sekelilingnya. Fasies umumnya dikelompokkan ke dalam

facies association dimana fasies-fasies tersebut berhubungan secara genetis

sehingga asosiasi fasies ini memiliki arti lingkungan. Dalam skala lebih luas

asosiasi fasies bisa disebut atau dipandang sebagai basic architectural element

dari suatu lingkungan pengendapan yang khas sehingga akan memberikan makna

bentuk tiga dimensi tubuhnya (Walker dan James, 1992).

Menurut Slley (1985), fasies sedimen adalah suatu satuan batuan yang

dapat dikenali dan dibedakan dengan satuan batuan yang lain atas dasar geometri,

litologi, struktur sedimen, fosil, dan pola arus purbanya.

Fasies sedimen merupakan produk dari proses pengendapan batuan

sedimen di dalam suatu jenis lingkungan pengendapannya. Diagnosa lingkungan

pengendapan tersebut dapat dilakukan berdasarkan analisa fasies sedimen, yang

merangkum hasil interpretasi dari berbagai data, diantaranya :

1. Geometri :

a) regional dan lokal dari seismik (misal : progradasi, regresi, reef dan chanel)

b) intra-reservoir dari wireline log (ketebalan dan distribusi reservoir)

2. Litologi : dari cutting, dan core (glaukonit, carboneous detritus)dikombinasi

dengan log sumur (GR dan SP)

3. Paleontologi : dari fosil yang diamati dari cutting, core, atau side wall core

4. Struktur sedimen : dari core

Page 2: tugas fasies sedimen

Menurut Sam Boggs, 1987, ada dua tipe utama perubahan fasies vertikal

yaitu:

1. Coarsening-Upward Succession

Coarsening-Upward Succession menunjukan adanya suatu peningkatan dalam

besar butir dari suatu dasar yang erosive atau tajam. Perubahan ini

mengindikasikan peningkatan dalam kekuatan arus transportasi pada saat

pengendapan.

2. Fining-Upward Succession

Fining-Upward Succession adalah perubahan besar butir ke arah atas menjadi

lebih halus ke top yang erosive atau tajam.Perubahan ini menunjukan

penurunankekuatan arus transportasi pada saat pengendapan.

Geometri dan penyebaran batuan ditentukan oleh fasies atau lingkungan

pengendapan. Bentuk, ukuran dan orientasi reservoir tergantung mekanisme

pengendapannya. Mempelajari lingkungan pengendapan purba umumnya dimulai

dengan penampang stratigrafi dan korelasinya untuk menandai tipe batuannya,

geometri tiga dimensinya serta struktur sedimen internalnya (Walker dan James,

1992).

1.Geometri

Umumnya geometri tergantung dari proses pengendapan yang

berlangsung pada lingkungan sedimentasinya. Seluruh bentuk dari fasies

sedimen adalah fungsi dari topografi sebelum pengendapan, geomorfologi

lingkungan pengendapan, dan sejarah setelah pengendapan.

2.Litologi

Litologi pada fasies sedimen merupakan salah satu parameter yang

penting untuk mengobservasi dan interpretasi lingkungan pengendapan.

Page 3: tugas fasies sedimen

3.Struktur sedimen

Struktur sedimen dalam lingkungan pengendapan dapat memberikan

indikasi dari kedalaman, level energi, kecepatan hidrolik dan arah arus.

4. Paleocurrent

Paleocurrent atau arus purba merupakan arus yang dapat diidentifikasi

dari pola-pola struktur sedimen yang terbentuk pada masa pengendapan dan

peleogeografis.

Ada tiga parameter dalam membedakan fasies sedimen, yaitu :

Parameter fisik : temperatur, kedalaman air, kecepatan arus, sinar

matahari, kecepatan angin, dan arahnya.

Parameter kimia : komposisi air (salinitas), mineralogi (auchthonus atau

allochthnus).

Parameter biologi : soil, tumbuhan darat, tumbuhan air, dan binatang

Page 4: tugas fasies sedimen

LINGKUNGAN PENGENDAPAN DARAT

Page 5: tugas fasies sedimen

1. FASIES FLUVIAL

Fluvial merupakan aktivitas aliran sungai, terdapat empat macam sungai

yaitu straight, anastomosing, meandering dan braided. Sungai anastomosing

dipisahkan oleh pulau alluvial permanen, yang ditutupi tumbuhan yang lebat

yang distabilisasi oleh bank sungai. braiding (anyaman) juga naik dengan

cepat, fluktuasi cepat pada pemberhentian sungai, kecepatan tinggi dari

pasokan sedimen kasar, dan mudah tererosi. Sungai yang mempengaruhi sistem

fluvial adalah :

1.1 Straight

Suatu channel dengan bentuk straight didominasi oleh lempung

dengan intensitas kelokan yang kecil, terbentuk karana perpindahan arus

pada pasir atau kelompok-kelompok bar, segmen channel jarang terbentuk

pada jarak yang panjang.

1.2 Anastomosing

Sungai anastomosing dipisahkan pulau alluvial yang permanen dan

ditutupi dengan tumbukan yang lebat yang distabilisasi oleh bank sungai.

Braided (anyaman)juga naik dengan cepat, fluktuasi cepat pada

pemberhentian sungai, kecepatan tinggi dari pasokan sedimen kasar dan

mudah tererosi.

1.3 Meander

Sistem ini didominasi oleh material dengan butiran halus dan

memperlihatkan distribusi butiran menghalus ke atas. Struktur sedimen

yang berkembang merefleksikan berkurangnya arus yang bekerja, yaitu

through cross bedding pada bagian bawah dan paralel laminasi pada bagian

channel.

Page 6: tugas fasies sedimen

Penampang log elektrik merefleksikan arah umum menghalus ke

atas yang terbagi ke dalam tiga subfasies utama yang menghasilkan

pengendapan pada tiga sublingkungan yang berbeda :

Subfasies Flood Plain

Subfasies flood plain terdiri dari endapan batupasir yang sangat

halus, batulanau dan batulempung yang diendapkan pada daerah

overbank floodplain sungai. Struktur sedimen yang berkembang adalah

laminasi ripple mark dan kadang-kadang terdapat horizon batupasir yang

mengisi struktur shrinkage yang diasumsikan terdapat pada daerah

subaerial.

Subfasies Channel

Pada subfasies channel terjadi perpindahan lateral channel

meander yang mengerosi bagian luar dari tepi sungai yang cekung,

menggerus dasar sungai dan endapan sedimen pada point bar. Proses

tersebut menghasilkan karakteristik sikuen pada ukuran butir dan

struktur sedimen. Pada dasar permukaan bidang erosi diisi oleh material

sedimen berbutir kasar, mud pellet dan sisa-sisa kayu. Endapan tersebut

disebut sebagai lag deposit pada dasar channel dan ditindih oleh sikuen

batupasir dengan distribusi butiran menghalus ke atas.

Subfasies Abandoned Channel

Pada subfasies abandoned channel terdapat endapan batupasir

halus berbentuk tapal kuda dan biasanya disebut oxbow lake yang

terbentuk ketika sungai meander memotong bagian lain dari permukaan

di sekitar sungai tersebut. Endapan pada subfasies ini serupa dengan

endapan pada subfasies floodplain, tetapi dapat dibedakan dari

geometrinya yaitu endapan yang menindih abrasi channel lag

konglomerat tidak terdapat selang dengan sikuen batupasir point bar.

Page 7: tugas fasies sedimen

1.4. Braided

Braided dihasilkan oleh channel dengan intensitas kelokan yang

kecil dan kaya akan material pasir yang terbentuk oleh tingkat intensitas

aliran air yang kecil diantara bar-bar channel. Struktur sedimen yang

terbentuk dan merefleksikan pengendapan pada saat itu antara lain :

tabular crossbedding, punggungan bar yang lurus memanjang dan pada

log menunjukkan bentuk blocky. Pada daerah ini, pengerosian terjadi

dengan cepat dengan proses pengisian sedimen yang cepat dikarenakan

sungai pada sistem ini mempunyai kelebihan material sedimen. Sikuen

sedimentasi pada sistem braided ini pada umumnya didominasi oleh

material sedimen berbutir kasar dengan sedikit material sedimen berbutir

halus pada bagian atasnya.

1.5 kipas lembah

Merupakan kipas alluvial yang berkembang dalam iklim lembab.

Terjadi pada lingkungan pengendapan yang disebabkan oleh perbedaan

relief yang tinggi dan mempunyai kesamaan dengan kipas didaerah iklim

kering (arid fans) hanya saja suplai air menerus. Humid fans dapat

berkembang menjadi besar dengan daerah yang lurus mencapai ratusan

kilometer. Faciesnya dapat dibagi menjadi tiga macam:

a. Facies kipas proximalDidominasi oleh gravel, perlapisan tidak jelas dan imbrikasi tersebar

secara luas.

b. Facies mid-fanDicirikan oleh unit antara lapisan gravel dan cossstrtification serta

pebbly sandstone. Struktur scouring sangat jelas pada bagian dasar

masing-masing bagian.

Page 8: tugas fasies sedimen

c. Facies distalMempunyei lebih banyak variasi dan karakteristik, misalnya through

cross stratification sandstone.

2. Facies Lacrustine

Pada umumnya danau-danau mempunyai tubuh yang kecil jika

dibandingkan dengan tubuh air laut. Walau begitu tidak menutup adanya danau

yang lebih besar dari tubuh laut. (contoh laut kaspia lebih besar daripada teluk

Persia).

Dalam kenyataannya banyak danau yang berukuran besar dan

mempunyai kedalaman ratusan meter . danau yang besar banyak menyerupai

lautan dipandang dari proses fisik maupun sedimentasi. Adanya sedimentasi

pelagis umumnya dipengaruhi oleh gelombang dan khas dengan partikel

sedimen berbutir halus seperti batulempung dan lanau. Perlu diketahui bahwa

didanaupun terjadi arus turbidit, terutama pad danau-danau yang besar dan

dalam dengan membawa banyak material-material sedimen.

3. Facies Gumuk Pasir

Gumuk pasir merupakan akumulasi pasir lepas berupa gundukan yang

dihasilkan oleh arah angin yang bekerja pada suatu daerah dan mempunyai

bentuk yang teratur. Gumuk pasir ini dapat terbentuk didaerah yang

endapannya lepas seperti pasir pada daerah gurun dan daerah pantai.

Syarat mutlak yang harus dipenuhi terbentuknya gumuk pasir adalah

akumulasi pasir cukup banyak yang biasanya berasal dari sedimmentasi sungai

yang bermuara disitu. Disamping factor-faktor lain yang juga berperan.

Struktur khas pada gumuk pasir adalah cross-bedding dan ripple mark.

Dari struktur yang terbentuk karena pergeseran antara angin dengan butiran

pasir, maka dapat dipakai untuk menentukan arah angin.

Page 9: tugas fasies sedimen

LINGKUNGAN PENGENDAPAN TRANSISI

1. FASIES DELTA

Delta merupakan garis pantai yang menjorok ke laut, terbentuk oleh

adanya sedimentasi sungai yang memasuki laut, danau atau laguna dan pasokan

sedimen lebih besar daripada kemampuan pendistribusian kembali oleh proses

yang ada pada cekungan pengendapan (Elliot, 1986 dalam Allen, 1997).

Menurut Boggs (1987), delta diartikan sebagai suatu endapan yang terbentuk

oleh proses sedimentasi fluvial yang memasuki tubuh air yang tenang. Dataran

delta menunjukkandaerah di belakang garis pantai dan dataran delta bagian atas

didominasi oleh proses sungai dan dapat dibedakan dengan dataran delta

bagian bawah didominasi oleh pengaruh laut, terutama penggenangan tidal.

Delta terbentuk karena adanya suplai material sedimentasi dari sistem fluvial.

Ketika sungai-sungai pada sistem fluvial tersebut bertemu dengan laut,

perubahan arah arus yang menyebabkan penyebaran air sungai dan akumulasi

pengendapan yang cepat terhadap material sedimen dari sungai mengakibatkan

terbentuknya delta. Bersamaan dengan pembentukan delta tersebut, terbentuk

pula morfologi delta yang khas dan dapat dikenali pada setiap sistem yang ada.

Morfologi delta secara umum terdiri dari tiga, yaitu : delta plain, delta front

dan prodelta.

1.1 Delta Plain

Delta plain merupakan bagian delta yang bersifat subaerial yang

terdiri dari channel yang sudah ditinggalkan. Delta plain merupakan baigan

daratan dari delta dan terdiri atas endapan sungai yang lebih dominan

daripada endapan laut dan membentuk suatu daratan rawa-rawa yang

didominasi oleh material sedimen berbutir halus, seperti serpih organik dan

batubara.Pada kondisi iklim yang cenderung kering (semi-arid),sedimen

yang terbentuk didominasi oleh lempung dan evaporit. Daratan delta plain

tersebut digerus oleh channel pensuplai material sedimen yang disebut

Page 10: tugas fasies sedimen

fluvial distributaries dan membentuk suatu percabangan. Gerusan-gerusan

tersebut biasanya mencapai kedalaman 5-10 meter dan menggerussampai

pada sedimen delta front. Sedimen pada channel tersebut disebut sandy

channel dan membentuk distributary channel yang dicirikan oleh batupasir

lempungan. Sublingkungan delta plain dibagi menjadi :

1.1.1 Upper Delta Plain

Pada bagian ini terletak diatas area tidal atau laut dan

endapannya secara umum terdiri dari :

Endapan distributary channel

Endapan distributary channel terdiri dari endapan braided

dan meandering, levee dan endapan point bar. Endapan

distributary channel ditandai dengan adanya bidang erosi pada

bagian dasar urutan fasies dan menunjukkan kecenderungan

menghalus ke atas. Struktur sedimen yang umumnya dijumpai

adalah cross bedding, ripple cross stratification, scour and fill dan

lensa-lensa lempung. Endapan point bar terbentuk apabila terputus

dari channel-ya. Sedangkan levee alami berasosiasi dengan

distributary channel sebagai tanggul alam yang memisahkan

dengan interdistributary channel. Sedimen pada bagian iniberupa

pasir halus dan rombakan material organik serta lempung yang

terbentuk sebagai hasil luapan material selama terjadi banjir.

Lacustrine delta fill dan endapan interdistributary flood plain

Endapan interdistributary channel merupakan endapan yang

terdapat diantara distributary channel. Lingkungan ini mempunyai

kecepatan arus paling kecil, dangkal, tidak berelief dan proses

akumulasi sedimen lambat. Pada interdistributary channel dan

flood plain area terbentuk suatu endapan yang berukuran lanau

Page 11: tugas fasies sedimen

sampai lempung yang sangat dominan. Struktur sedimennya adalah

laminasi yang sejajar dan burrowing structure endapan pasir yang

bersifat lokal, tipis dan kadang hadir sebagai pengaruh gelombang .

1.1.2 Lower Delta Plain

Lower delta plain terletak pada daerah dimana terjadi interaksi

antara sungai dengan laut, yaitu dari low tidemark sampai batas

kehadiran yang dipengaruhi pasang-surut. Pada lingkungan ini

endapannya meliputi endapan pengisi teluk (bay fill deposit) meliputi

interdistributary bay, tanggul alam, rawa dan crevasse slay, serta

endapan pengisi distributary yang ditinggalkan.

1.2 Delta Front

Delta front merupakan sublingkungan dengan energi yang tinggi

dan sedimen secara tetap dipengaruhi oleh adanya proses pasang-surut,

arus laut sepanjang pantai dan aksi gelombang. Delta front terbentuk pada

lingkungan laut dangkal dan akumulasi sedimennya berasal dari

distributary channel. Batupasir yang diendapkan dari distributary channel

tersebut membentuk endapan bar yang berdekatan dengan teluk atau mulut

distributary channel tersebut. Pada penampang stratigrafi, endapan bar

tersebut memperlihatkan distribusi butiran mengkasar ke atas dalam skala

yang besar dan menunjukkan perubahan fasies secara vertikal ke atas,

mulai dari endapan lepas pantai atau prodelta yang berukuran butir halus

ke fasies garis pantai yang didominasi batupasir. Endapan tersebut dapat

menjadi reservoir hidrokarbon yang baik. Diantara bar pada mulut

distributary channel akan terakumulasi lempung lanauan atau lempung

pasiran dan bergradasi menjadi lempung ke arah laut.

Menurut Coleman (1969) dan Fisher (1969) dalam Galloway

(1990), lingkungan pengendapan delta front dapat dibagi menjadi

Page 12: tugas fasies sedimen

beberapa sublingkungan dengan karakteristik asosiasi fasies yang berbeda,

yaitu :

Subaqueous Levees

Merupakan kenampakan fasies endapan delta front yang

berasosiasi dengan active channel mouth bar. Fasies ini sulit

diidentifikasi dan dibedakan dengan fasies lainnya pada endapan delta

masa lampau.

Channel

Channel ditandai dengan adanya bidang erosi pada bagian dasar

urutan fasies dan menghalus ke atas. Struktur sedimen yang umumnya

dijumpai adalah cross bedding, ripple cross stratification, scoure and

fill.

Distributary Mouth Bar

Pada lingkungan ini terjadi pengendapan dengan kecepatan yang

paling tinggi dalam sistem pengendapan delta. Sedimen umumnya

tersusun atas pasir yang diendapkan melalui proses fluvial. Strukur

sedimen yang dapat dijumpai antara lain : current ripple, cross bedding

dan massive graded bedding.

Distal Bar

Pada distal bar, urutan fasies cenderung menghalus ke atas,

umumnya ersusun atas pasir halus. Struktur sedimen yang umumnya

dijumpai antara lain : laminasi, perlapisan silang siur tipe through.

1.3 Prodelta

Page 13: tugas fasies sedimen

Prodelta merupakan sublingkungan transisi antara delta front dan

endapan normal marine shelf yang berada di luar delta front. Prodelta

merupakan kelanjutan delta front ke arah laut dengan perubahan litologi

dari batupasir bar ke endapan batulempung dan selalu ditandai oleh zona

lempungan tanpa pasir. Daerah ini merupakan bagian distal dari delta,

dimana hanya terdiri dari akumulasi lanau dan lempung dan biasanya

sendiri serta fasies mengkasar ke atas memperlihatkan transisi dari

lempungan prodelta ke fasies yang lebih batupasir dari delta front.

Litologi dari prodelta ini banyak ditemukan bioturbasi yang merupakan

karakteristik endapan laut. Struktur sedimen bioturbasi bermacam-macam

sesuai dengan ukuran sedimen dan kecepatan sedimennya. Struktur

deformasi sedimen dapat dijumpai pada lingkungan ini, sedangkan

struktur sedimen akibat aktivitas gelombang jarang dijumpai. Prodelta ini

kadang-kadang sulit dibedakan dengan endapan paparan (shelf), tetapi

pada prodelta ini sedimennya lebih tipis dan memperlihatkan pengaruh

proses endapan laut yang tegas.

Menurut Galloway (1975) dan Serra (1990), berdasarkan proses yang

berpengaruhi didalamnya, delta dapat diklasifikasikan menjadi 3 , yaitu :

1. Fluvial Dominated Delta

Ini terjadi jika gelombang, arus pasang surut, dan arus sepanjang pantai

lemah, volume sedimen yang dibawa dari sungai tinggi, maka akan terjadi

progradasi yang cepat ka arah laut dan akan berkembang suatu variasi

karakteristik dari lingkungan pengendapan yang didominasi sungai.

Geometri : channel (delta plain) dan sheet (delta front). Kontinuitas

tubuh batupasir jelek (channel) sampai sedang (distributary mount

bar).

Litologi dan struktur :

Page 14: tugas fasies sedimen

- Channel fasies : batupasir dengan cross bedding (through dan

plannar), kontak dasar erosi, rip-up clast/fragmen batubara,

sekuen halus ke atas.

- Marsh fasies : batubara, batulempung dengan rootles.

- Bay fasies : batulempung dengan acak binatang.

- Crevasse-splay facies : sekuen kasar ke atas (sortasi baik ke atas).

- Distributary mount bar : batupasir dengan cross laimnasi, paralel

laminasi.

- Bar facies : climbing ripple, mika melimpah, material karbon,

struktur deformasi.

- Distal bar fasies : batulanau dan batulempung, paralel laminasi,

climbing ripple, material karbon, struktur deformasi, acak

binatang.

- Prodelta facies : batulempung dengan struktur deformasi.

Refleksi seismik : oblique dan sigmoid clinoform.

Pada bagian ini mempunyai bentuk channel dan sheet dengan

kontinuitas tubuh pasir jelek sampai sedang. Delta yang didominasi sungai

dicirikan dengan batupasir dan batulanau yang masif sampai berlapis baik dan

mungkin memperlihatkan graded bedding. Pasir delta front memperlihatkan

banyaknya pengaruh sungai dalam pengendapan distribusi lingkungan mouth

bar. Jumlah bioturbasi bervariasi tergantung pada rata-rata sedimentasi dan

ukuran butir dari suplai sedimen. Variasi pembelokan dalam sistem fluvial

biasanya menghasilkan suatu pengkasaran ke arah atas yang tidak teratur.

Page 15: tugas fasies sedimen

Progradasi ke arah laut yang sangat cepat membuat delta tipe ini

memiliki sekuen coarsening upward (mengkasar keatas). Geometri endapan

yang dihasilkan dari tipe delta ini yaitu berbentuk lobate dengan mekanisme

akresi lateral yang kuat sehingga menghasilkan lentikuler units. Batupasir

cenderung menjadi lentikuler sampai tabular untuk distributary mount bar,

bergradasi menjadi sand sheets.

2. Wave Dominated Delta

Delta yang didominasi gelombang dan biasanya terdiri dari rangkaian

fasies yang saling berhubungan dan mengkasar ke atas secara menerus yang

merupakan karakteristik dari pantai yang dipengaruhi gelombang. Struktur

sedimen yang umum dijumpai antara lain : ripple dan humocky yang

merupakan indikator pengendapan yang tinggi.

Pada lingkungan dengan aktivitas gelombang kuat, endapan mount bar

secara menerus mengalami reworked menjadi suatu seri superimposed coastal

barriers. Tubuh pasir akan cenderung paralel terhadap garis pantai berbeda

dengan delta dominasi sungai yang mendekati tegak lurus terhadap pantai.

Litologi dan struktur sedimen :

a. Fasies pantai dan pantai penghalang (barrier beach) dominan.

b. Fasies distributary mount bar termodifikasi/reworked menjadi

punggungan pantai.

c. Secara keseluruhan menunjukkan sekuen mengkasar ka atas.

d. Struktur yang dijumpai pada tipe ini adalah perlapisan tipis, paralel

laminasi, dan cross bedding satu arah, struktur flaser, slumps,

struktur alga, bioturbasi dengan intensitas tinggi pada bagian atas

dan mudcrack pada shale.

Page 16: tugas fasies sedimen

3. Tide-Influence Delta

Merupakan area dimana tingkat pasang surut tinggi, sehingga aliran

balik (yang terjadi dalam distributary channel selama kondisi banjir dan surut)

kemungkinan akan terjadi sumber energi utama yang memisah sedimen.

Geometri : channel dan ridge, kontinuits batupasir berukuran butir kasar-

sedang, arah sebaran tegak lurus panatai.

Litologi dan struktur :

- Tidal channel dan ridge facies sangat dominan.

- Channel facies : batupasir dengan sortasi baik, herringbone, cross bedding.

- Sekuen yang dijumpai pada delta tipe ini yaitu coarsening upward yang

diikuti dengan fining upward, tanpa batas yang jelas, tergantung pada

posisi delta.

Lingkungan ini menunjukkan kombinasi pengaruh dari sungai,

gelombang dan proses pasang-surut. Lingkungan ini mempunyai bentuk

geometri channel dan ridge dengan kenampakan kontinuitas batupasir jelek

sampai sedang dengan penyebaran tegak garis pantai. Struktur sedimen yang

umumnya berkembang adalah laminasi dan ripple. Masuknya pasang-surut

pada delta front yang berprogradasi, seperti pada Mahakam juga

memeperlihatkan beberapa pengasaran ke atas. Smith, et al (1990) dalam Allen

(1997) telah mendiskripsikan ritme pasang-surut dengan indikator pasang-surut

dalam pasir delta front adalah hearingbone cross bedding.

Daur Sedimen Delta

Fasies delta termasuk fasies yang unik terbentuk oleh perulangan banyak

sekuen susut delta dan dapat membentuk endapan yang sangat tebal disebabkan

Page 17: tugas fasies sedimen

akumulasi endapan dari puluhan bahkan ratusan individu sekuen delta.Turun

naiknya muka air laut yang tidak konstan menyebabkan siklus penggenangan dan

penurunan permukaan air laut yang tidak merata di setiap bagian sekuen delta

meskipun secara lateral jaraknya hanya terpisah beberapa meter.

Perulangan daur susut genang laut dengan ketebalan puluhan meter adalah

tipe endapan pantai dan endapan delta. Hal ini menunjukan bahwa dalam

beberapa interval stratigrafi, garis pantai dapat berpindah puluhan atau ratusan

kilometer ke arah depan ataupun ke arah belakang dengan perubahan lingkungan

pengendapan dari lepas pantai ke arah dataran delta (delta plain) maupun

sebaliknya.

Secara umum mekanisme daur progradasi dan peninggalan delta sebagai

berikut :

1. Awalnya bagian delta tertentu adalah zona aktif pemasukan sedimen, delta

berprogradasi di atas paparan.

2. Kecepatan progradasi pada saat tertentu akan berkurang akibat delta yang

berprogradasi di atas paparan, meningkatnya jumlah channel dan pengangkutan

material sedimennya, meningkatnya laju penurunannya cekungan ke arah

paparan. Hal ini mengakibatkan channel akan berpindah secara lateral

mengikuti kemiringan gradien hidroliknya dengan jarak tertentu dari delta

lama.

3. Pada saat yang sama delta lama mengalami penurunan sehingga gelombang

pasang laut mempengaruhi suplai endapan, dengan diendapkannya endapan

genang laut berupa karbonat atau serpih marine.

4. Berkembangnya endapan batubara tebal yang merupakan lapisan penanda

(marker bed) berakhirnya daur genang laut pada bagian darat delta lama

(fluvial delta plain abadonment) setelah mengalami penurunan maka endapan

ini akan tertutup oleh endapan genang laut.

Page 18: tugas fasies sedimen

5. Dalam interval waktu tertentu, tempat pengendapan delta dapat kembali

berpindah di atas delta lama dengan terbentuknya endapan susut laut deltaik di

atas endapan genang laut menghasilkan lobate (kuping delta).Mekanisme ini

terus berlangsung sehingga terjadi daur perentangan vertikal (vertikal stacking

cycle) yang disusun oleh sistem susut-genang laut setempat

2. FASIES TIDAL FLAT

Dataran pasang surut (tidal flat) luasnya dapat mencapai beberapa

kilometer dan terbentuk disekitar laguna, belakang barrier, pada estuarin dan

delta yang didominasi oleh pasang surut (tidal). Ciri struktur sedimen dari

pertengahan sampai bagian atas tidal flat merupakan variasi jenis dari ripple

lamination yang umumnya memperlihatkan pola interferensi, yaitu kenaikan

dari flaser, wavy dan lenticular bedding. Meandering tidal creeks memotong

tidal flat dan perpindahan lateralnya menghasilkan set pada laminasi pasir dan

struktur channel. Umumnya terdapat burrow dan grazing trace fossil.

Progradasi sedimen tidal flat biasanya membentuk sikuen yang menghalus ke

arah atas, ditutupi oleh tanah atau lapisan evaporasi sabkha, dengan ketebalan

ditunjukkan oleh jarak pasang surut purba (paleotidal).

3. FASIES ESTUARIN

Estuarin menutupi lembah sungai (incised valley) hasil dari penarikan

muka air laut yang cepat pada kala Holosen. Tubuh pasir estuarin berlokasidan

berbatasan dengan saluran utama (main channel) dan terdiri dari sedimen yang

dibawa ke bawah oleh sungai dan disuplai dari batas marine shelf, mud flatdan

rawa yang juga terbentuk pada estuarin. Tubuh batupasir marin pada estuarin

didominasi oleh gelombang yang juga merupakan gabungan yang terdiri dari

beberapa fasies yang berlainan. Pada fase tansgresif, beberapa atau semua

Page 19: tugas fasies sedimen

kompleks bar tererosi di sepanjang perulangan muka pantai (shoreface) dan

ditutupi oleh permukaan ravinement. Lingkungan pengendapan tersebut

berhubungan sampai estuary mouth dan central basin area. Tubuh pasir marin

mungkin terlindungi lebih atau kurang lengkap pada saat progradasi dengan

sedimen muka pantai dan pantai melalui endapan washover, flat tidal dan tidal

inlet. Pada profil vertikal, secara ideal endapan cekungan berbutir halus

memperlihatkan butiran yang simetris. Endapan yang halus terlihat pada tengah

cekungan. Pada estuarin, proses yang dominan adalah pasang-surut, tubuh pasir

seperti erosional truncation atau completely removed oleh migrasi headward

dari saluran pasang-surut (tidal channel) terpisah dari pasir bar (sand bar).

Erosi oleh saluran sepanjang transgresi juga menyebabkan silang siur atau

laminasi sejajar dari sand bar. Pola urutan pengendapan dari fasies sebagai

hasil dari transgresi ini akan menunjukkan kecenderungan menghalus ke atas.

4. FACIES LAGOON

Lagoon merupakan daerah dimana pada saat air pasang tergenang air

laut dan pada saat air surut ada air yang tetinggal di situ yang bisa bercampur

dengan air hujan/air sungai. Dengan demikian kadar garam lagoon adalah

payau(branchish lagoon). Biasanya pada air payau yang stagment(berhenti

sirkulasi) adalah anaerob (tanpa o2), akibat pada tempat ini terjadi pembusukan

material disebabkan oleh bakteri anaerob.

Ciri-ciri lagoon adalah:

Struktur bioturbasi dan burrow dominan horizontal Batuan dengan ukuran butir lanau sampai lempung atau batupasir halus. Adanya endapan batubara Kaya akan sisa-sisa tumbuhan Shale atau lanau memperlihatkan struktur placer Batulempung atau lanau berwarna gelap kemungkina mengandung material

organic.

5. FACIES BARRIER

Page 20: tugas fasies sedimen

Barrier merupakan penghalang yang letaknya didepan pantai dan

berhubungan langsung dengan air laut. Ciri-ciri adlah sebagai berikut:

Batu pasir ukuran butir halus sampai sangat halus Struktur parallel laminasi Sering dijumpai cross bedding Bioturbasi dominan vertical

LINGKUNGAN PENGENDAPAN MARINE

1. Lingkungan laut dangkal

Dalam hal ini lebih ditekankan pad lingkungan pantai no-deltaic, yaitu

hingga kedalaman 200 m. Berdasarkan kisaran pasang surut(tidal range)

pantai terdiri dari 3 macam:

Pantai microtidal kisaran pasang surut kurang dari 2m Pantai mesotidal kisaran pasang surut 2-4m Pantai macrotidal kisran pasang surut lebih dari 4 m

Pada daerah pantai pada umumnya terbentuk tanggul-tanggul pantai

dengan bentuk yang memanjang, parallel dengan garis pantai. Tanggul pantai

dipisahkan dengan daratan oleh lagoon. Suplay material pasir yang tetap dan

stabilitas daerah yang cukup serta gradient yang rendah merupakan faktor

yang dapat menyebabkan majunya sistem ini.

Faciesfacies permukaan pantai

Daerah permukaan pantai secara umum dapat dipisahkan menjadi sub-

sub lingkungan pengendapan yang sejajar dengan garis pantai., sebagai

berikut:

a. Aeolian sand dunes

Merupakan daerah permukaan pantai diatas tingi gelombang rat-

rata(supratidal) membentuk pegunungan-pegunungan (gumuk pasir)

dengan struktur crossbedding sudut curam serta denga arah berubah-ubah.

Page 21: tugas fasies sedimen

Endapan ini mempunyai pemilahan yang baik dan dapat dijumpai akar-

akar tanaman.

b. Back shore

Juga merupakan daerah supra tidal dari pantai dimana tergenang

pada waktu terjadi badai.

c. Fore shore

Merupakan daerah intertidal dari permukaan pantai, dan umumnya

menunjukkan swash flow dan swash zone. Pada umumnya pada daerah ini

didapatkan punggungan-punggungan asimetri yang dipisahkan oleh tunel-

tunel dengan lebar 100-200 m.

d. Shore face

Merupakan bagian permukaan pantai yang lebih dalam lagi yaitu

dari permukaan rata-rata air surut sampai dengan dasar gelombang kondisi

tenang, jadi merupakan subtidal. Selanjutnya semakin jauh lagi merupakan

offshore.

Profil endapan-endapan Pantai

a. Profil endapan pantai energy gelombang tinggi.

Permukaan pantai energy gelombang tinggi dapat dibagi-bagi lagi

menjadi beberapa zona :

Assymetrical ripple zoneDicirikan dengan ripple laminasi skala kecil diatas foresets yang

miring kearah laut dan darat, merefleksikan aktifitas gelombang badai. Outer plannar zone

Berupa perlapisan sejajar diatas foresets yang miring kearah laut dan darat.

Inner rough zone.

Page 22: tugas fasies sedimen

Merupakan foresets yang miring kearah laut. Inner planar zone

Untuk endapan pada zona ini lebih merupakan endapan dengan struktur perlapisan sejajar tetapi kadang-kadang diselingi foresets yang miring kearah laut dari inner rough zone.

b. Profil endapan pantai energy gelombang sedang rendah

Pada umumnya memperlihatkan sekwen pengkasaran ke atas. Tetapi

secara detail sekwen ini dapat berbeda-beda, yang masing-masing mepunyai

karakteristik tersendiri. Untuk profil endapan pantai energy gelombang sedang

sampai rendah ini dikenal ada tipe-tipe:

a. Tipe daerah konchibouguac

Untuk tipe ini ada empat facies:

Seaward slopeRipple laminasi skala kecil yang mengarah ke darat berselingan

dengan laminasi sejajar miring kea rah laut.

Bar crest Perlapisan perlapisan sejajar berselingan dengan struktur mangkok

skala kecil-sedang

Landward slopePerlapisan perlapisan miring kearah darat dengan sudut rendah,

susunan silang siur mangkok dan foreset-foreset miring kearah darat dengan sudut curam.

ThroughDisusun oleh sedimen dengan ukuran butir yang lebih halus dengan

ripple laminasi dihasilkan oleh arus-arus sepanjang pantai. Juga dihasilkan struktur planar crossbedding kearah darat dari pasir yang lebih kasar.

b. Tipe profil endapan pantai sapelo island

Terdiri dari facies-facies: Lower offshore

Pasir sedang-kasar dengan struktur megaripple

Upper offshore

Page 23: tugas fasies sedimen

Endapan berupa pasir halus lumpuran dengan struktur bioturbasi (bagian bawah) dan berselingan dengan pasir dan lumpur dengan struktur laminasi sejajar dan bioturbasi.

Lower shorefaceEndapan dengan ukuran pasir halus dengan struktur ripple laminasi

skala kecil.

Upper shorefacePasir halus, struktur laminasi sejajar.

Fore shorePasir halus-sedang, struktur laminasi sejajar, antidune dan ripple

laminasi dengan sudut rendah dan tinggi diatas lapisan cangkang-cangkang organic.

Back shore Ukuran pasir halus dengan struktur laminasi sejajar dan ripple laminasi

skala kecil.

2. Lingkungan laut dalam

2.1. Kipas bawah laut

Bagian-bagian kipas bawah laut(Walker, 1984) Lower fan

Dicirikan adanya penebalan keatas (thickening upward), terdiri dari

asosiasi fasies-fasies classical turbidites.

Smooth portion of suprafan lobesPenebalan keatas, asosiasi classical structur turbidites, dalam sekwen

progradasi bagian atas sudah terdapat massive sandstones.

Channeled portion of suprafan lobesPenipisan ke atas (thinning upward), asosiasinya adalah

konglomeratan atau pebbly sandstone pada bagian bawah dan massive

sandstone. Konglomerat umumnya berlapis bersusun(graded bedding)

Upper fan

Page 24: tugas fasies sedimen

Merupakan sekwen-sekwen dari facies conglomerates, debris flow

dan slump. Sekwen menipis ke atas (thinning upward) umumnya tidak

berlapis baik.

Sekwen turbidit bouma(bouma, 1962)

Terbagi menjadi lima interval:

a. Gradded interval (A)b. Lower interval of parallel lamination(B)c. Interval of current lamination(C)d. Upper interval of paralellel lamination(D) e. Politic interval(E) :

Hemipelagic mud Turbulent mud

Pembagian turbidites oleh kuenen(1950)

Berdasarkan pada jarak transportasi dan keadaan massa sedimennya, maka

endapan turbidite dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar.

a. Fluxo turbidite

Mempunyai cirri umum:

Ukuran butir kasar Lapisan bersusun tidak berkembang jarang berasosiasi dengan serpih Umumnya berasosiasi dengan slump dan interval A sangat tebal Sole mark jarang dijumpai Banyak mengandung clay pellets

b. Proximal turbidite

Mempunyai cirri-ciri :

Secara umum cirri-cirinya sama dengan “fluxo turbidite”Jarang berasosiasi dengan slumpGradasi lebih baik dengan ukuran butir pasir Ketebalan interval A lebih tipisTidak dijumpai clay pellets

Page 25: tugas fasies sedimen

c. Distal turbidite

Mempunyai cirri-cir:

Kehadiran interval bouma yang lebih lengkapSeringkali membentuk flyschPemilahan lebih baik dan butiran yang kasar berada di bawah

Klasifikasi fasies turbidite oleh Walker(1973)

a. Classical turbiditesMunculnya sekwn Bouma(biasa lengkap atau tidak)Ukuran butir berkisar dari pasir sampai lempungPada bagian bawah ukuran butir bisa mencapai granuleStruktur sedimen yang berkembang adalah lapisan bersusun, perlapisan

sejajar, lapisan bergelombang.

b. Massive sandstonesBerupa singkapan batupasir yang tebal(lebih dari 50 cm)Ukuran butir pasir sedang sampai sangat kasar Struktur mangkok(dish structure) sering kali munculStruktur perlapisan sejajar jarang dijumpai

c. Pebbly sandstoneTidak dapat dideskripsi dengan sekwen BoumaTerjadi pen-channel-anImbrikasi pebble sering dijumpaiJarang berasosiasi dengan serpih Merupakan batu pasir konglomeratan

d. ConglomeratesImbrikasi pebble maupun couble jarang di jumpaiGaradasi kurang baikUkuran butir sampai dengan couble

e. Slumps, slided, debris flow dan exotic fasies

Page 26: tugas fasies sedimen

Struktur slumpPerlapisan sangat burukSortasi sangat burukBatas atas lapisan tidak teraturUkuran butir sangat bervariasi.

Page 27: tugas fasies sedimen