Upload
maejack
View
224
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
manfaat
Citation preview
A. SINAR-X
Radio diagnostic
Radio diagnostic adalah kegiatan penunjang diagnostik menggunakan
perangkat radiasi sinar pengion (sinar x), untuk melihat fungsi tubuh secara
anatomi. Salah satu contoh radiodiagnostik adalah rontgen. Radiodiagnostik
dilakukan sebelum melakukan radioterapi.
Radiologi diagnostik adalah ilmu kedokteran yang memiliki spesialisasi
dalam pencitraan tubuh manusia untuk mendiagnosa berbagai kelainan dengan
menggunakan alat yang berhubungan dengan radiasi, magnetik, gelombang suara
ultrasonik, nuklir, dan teknologi lainnya. Radiologi memegang peranan penting
sebagai sarana penunjang diagnosis klinis.
Prinsip dasar digunakannya penunjang diagnostik di bidang radiologi adalah
penggunaan pesawat radiologi sebagai sumber tertutup (Tungsten), dengan energi
yang besar (kV) untuk menghasilkan sinar x (sinar pengion) yang mengenai tubuh
pasien.
Transmisi radiasi yang mengenai tubuh tersebut bergantung dari kepadatan
organ yang dilalui, makin padat akan memberikan gambaran putih (opakue) hal
ini juga dapat ditimbulkan dengan pemberian kontras bubur barium pada
pemeriksaan traktus intestinal (saluran cerna), juga pada pemeriksaan traktus
urinarius (saluran kemih). Sedangkan sebaliknya akan memberikan warna hitam
(lusence). Penggunaan kontras ini harus menggunakan persyaratan yang cukup
ketat karena sifat alergik yang mungkin timbul pada diri pasien, sehingga
diperlukan uji alergi dan juga ada kontra indikasi tertentu yang dipersyaratankan
pada diagnsotik menggunakan kontras. Hasil pencitraan dalam bentuk gambaran
anatomi.
Mekanisme kerja
I-131 digunakan sebagai terapi pengobatan untuk kondisi tiroid yang over
aktif atau kita sebut hipertiroid. I-131 ini sendiri adalah suatu isotop yang terbuat
dari iodin yang selalu memancarkan sinar radiasi. Jika I-131 ini dimasukkan
kedalam tubuh dalam dosis yang kecil, maka I-131 ini akan masuk ke dalam
pembuluh darah traktus gastrointestinalis. I-131 dan akan melewati kelenjar tiroid
yang kemudian akan menghancurkan sel-sel glandula tersebut. Hal ini akan
memperlambat aktifitas dari kelenjar tiroid dan dalam beberapa kasus dapat
merubah kondisi tiroid.
Prinsip Fisik Alat Radio diagnostik
Modalitas pencitraan yang umum digunakan termasuk pesawat radiologi
konvensional, CT (Computed Tomography) Scan, pesawat dental, fluoroskopi,
dan mammography. Masing-masing modalitas memiliki keunggulan dan
kelemahan yang menentukan penggunaannya dalam diagnosis.
1. Radiologi Konvensional
Radiologi konvensional merupakan suatu pemeriksaan sederhana
menggunakan sinar-x dengan berbagai posisi pemeriksaan. Dapat dilakukan
dengan menggunakan kontras atau tanpa kontras.
Keunggulan: Mudah, cepat, dan biaya relatif lebih murah.
Kelemahan: Terkadang gambaran yang dihasilkan tidak terlalu jelas, karena
superposisi (tumpang-tindih) dengan organ lain. Untuk beberapa jenis
pemeriksaan, harus dilakukan dengan mengubah posisi pasien, agar
diperoleh gambaran yang jelas.
Pemakaian klinis: Pemeriksaan tanpa kontras, dapat dilakukan pada jantung
dan paru, serta tulang – tulang pada seluruh bagian tubuh. Pemeriksaan
dengan kontras, lebih lanjut dapat digunakan untuk memeriksa saluran
cerna, saluran kemih, organ kandungan, saluran kelenjar liur, pembuluh
darah, saluran getah bening, dan sumsum tulang belakang.
Gambar 1.1. Pesawat X-Ray Konvensional
2. CT-Scan (Computed Tomography)
CT-Scan merupakan pemeriksaan sinar-x yang lebih canggih dengan
bantuan komputer, sehingga memperoleh gambaran yang lebih detail. Dapat
dilakukan dengan kontras dan tanpa kontras. Pencitraan dengan pesawat
CT-scan memberikan gambaran tentang sifat morfologik berdasarkan
perubahan atau perbedaan transmisi radiasi melalui organ atau bagian tubuh
yang diperiksa.
Keunggulan: Dapat memberikan gambaran penampang tubuh yang tidak
mungkin dilihat dengan menggunakan alat Rontgen biasa. Dengan
menggunakan sistem komputer, maka dapat juga dibuat gambaran secara 3
dimensi. Dapat menghitung perkiraan jumlah perdarahan pada kasus – kasus
tertentu.
Kelemahan: Radiasi yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan
radiologi konvensional, biaya yang harus dikeluarkan pun relatif lebih
mahal, sulit diterapkan pada pasien yang memiliki fobia pada tempat sempit
(Klaustrofobi).
Pemakaian klinis: Dapat digunakan untuk melihat berbagai organ tubuh
seperti tulang – tulang kepala, otak, jantung dan paru, perut, pada berbagai
kasus seperti kecelakaan (trauma), tumor, infeksi, dan lain – lain.
Gambar 1.2. CT – Scan
3. Pesawat Dental
Dental X Ray atau pesawat roentgen gigi yang berguna membuat
radiografi gigi dan jaringan mulut.
Gambar 1.3. Pesawat Dental X-Ray
4. Fluoroskopi
Untuk mengamati citra sinar-x dari tubuh pasien melalui monitor
secara langsung dan dinamik dengan paparan sinar-x secara kontinyu pada
pasien.
Gambar 1.4. Pesawat Fluoroskopi
5. Mammografi
Mamografi adalah tindakan memeriksa payudara dengan bantuan
sinar-X dalam dosis rendah. Tujuannya adalah untuk mengetahui ada
tidaknya proses keganasan di payudara atau menemukan ada tidaknya
proses lain selain keganasan sebelum timbulnya gejala. Pemeriksaan ini
dilakukan untuk mendeteksi dini tumor payudara pada wanita, tanpa disertai
keluhan atau yang disertai keluhan.
Gambar 1.5. Alat Mammografi
Penentuan Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer
Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang
dengan radiasi gamma atau sinar-X. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau
sinar – X yang diserap oleh tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan
konsentrasi mineral kalsium dalam tulang. Perhitungan dilakukan oleh komputer
yang dipasang pada alat osteoporosis yang sering menyerang wanita pada usia
menopause sehingga menyebabkan tulang mudah patah.
Bonedensitometer atau juga disebut Dual Energy X-ray Absorptiometry
(DEXA). Mesin ini memungkinkan pengukuran kepadatan tulang belakang,
tulang paha dan pergelangan tangan, serta komposisi tubuh total (lemak).
Pandangan lateral tulang belakang juga dapat diperoleh untuk deteksi fraktur.
Bonedensitometer secara ilmiah terbukti sebagai metode terbaik untuk
pengukuran kepadatan tulang.
Pemeriksaan energi ganda X-Ray Absorpitometry (DEXA)
memperkirakan jumlah konten mineral tulang di daerah tertentu dari tubuh.
Pemeriksaan DEXA mengukur jumlah x-sinar yang diserap oleh tulang dalam
tubuh Anda. Pemeriksaan memungkinkan ahli radiologi untuk membedakan
antara tulang dan jaringan lunak, memberikan estimasi yang sangat akurat dari
kepadatan tulang. Scan kepadatan tulang lebih cepat dan tidak memerlukan
suntikan radionuklida serta bebas rasa sakit. Tes kepadatan tulang (DEXA) juga
dapat digunakan untuk menentukan apakah obat tertentu yang meningkatkan
kekuatan kepadatan tulang dari waktu ke waktu.
Keunggulan Bone Densitometer
Bone densitometri sendiri ditetapkan oleh WHO (World Helath
Organization) sebagai Golden Standard dalam pemeriksaan massa tulang karena
memiliki keunggulan antara lain:
Ø akurasi dan presisi hasil yang lebih baik
Ø resolusi hasil yang tinggi
Ø waktu yang singkat
Ø paparan radiasi yang rendah
Dampak Penggunaan Bone Densitometer
Seperti halnya prosedur yang melibatkan penggunaan sinar-X, selalu ada
sedikit kesempatan terkena kanker di masa depan ketika paparan berlebihan
terhadap radiasi terjadi. Namun, kemungkinannya kecil dan manfaat dari
diagnosis yang akurat biasanya melampaui risiko kanker.
Dibandingkan dengan prosedur umum X-ray lain, dosis radiasi dari scan
DEXA jauh lebih sedikit dari yang diperoleh dari X-ray yang biasa.
B. SINAR GAMMA
Gamma Knife
Gamma Knife adalah suatu metode terapi sinar gamma (radiosurgery)
yang digunakan untuk pengobatan tumor dan kelainan-kelainan lainnya di otak
tanpa membuka tulang tengkorak. Radiasi sinar gamma ini digunakan untuk
menghancurkan sel-sel yang sakit sementara menjaga sel-sel lainnya yang
masih sehat.
Gamma knife adalah sebuah alat terapi kesehatan yang menggunakan
sinar gamma (Radiosurgery) untuk terapi pengobatan tumor atau Tumor
Otak dan kelainan lainnya yang ada di otak tanpa harus membedah tulang
tengkorak. Penggunaan sinar gamma ini untuk menghancurkan sel – sel yang
sakit dan tetap menjaga sel lain yang sehat. Gamma Knife diciptakan pada
tahun 1968 oleh Professor Lars Leksell seorang ahli bedah saraf dari Swedia.
Penggunaan Gamma Knife memancarkan sebanyak 200 sinar radiasi
gamma yang difokuskan ketumor atau target kelainan lainnya yang ada di otak.
Pancaran sinar gamma yang melewati sel otak memiliki dampak yang kecil,
namun memiliki dampak yang besar kepada target lokasi penyinaran karena
semua sinar gamma bertemu dan berkumpul.
Manfaat Gamma Knife
Terapi Gamma Knife tidak membutuhkan pembiusan total serta tidak
memiliki resiko yang disebabkan oleh operasi seperti perdarahan,
infeksi, kebocoran cairan serebrospinal ataupun penyakit lainnya.
Gamma Knife alat bedah saraf dengan akurasi sampai 0.15mm, Gamma
Knife didesain untuk mencapai target operasi yang terletak jauh dalam
otak dan tulang belakang bagian kepala dan leher sehingga memiliki
tingkat akurasi yang tinggi.
Gamma Knife memiliki efek samping yang sangat kecil, tidak
menyebabkan defisit kognitif, rambut rontok, mual, kelelahan ataupun
efek samping lain yang biasanya timbul pada terapi radiasi
konvensional.
Tidak ada alat terapi lain yang mampu manyamai kemampuan gamma
knife dalam mencapai multiple isocenter pada 1 kali sesi penyinaran.
Hal ini dikarenakan Gamma Knife memberikan ukuran berkas sinar
Gamma yang berbeda pada posisi tempat target yang berbeda – beda.
Terapi Gamma Knife tidak menimbulkan rasa sakit dan terapi yang
dilakukan membutuhkan waktu beberapa menit hingga beberapa jam
saja. Sehingga setelah terapi selesai pasien dapat langsung pulang.
Gamma Knife adalah satu-satunya metode terapi non invasif yang dapat
dilakukan dalam sesi tunggal dengan perencanaan terapi pada hari yang
sama.
Radioterapi CO-60
Radioterapi CO-60 merupakan pesawat telelerapi yang
memancarkan sinar gamma secara terus menerus sehingga baik digunakan
untuk keperluan pengobatan penyakit kanker. Sumber (head source) CO-60
berada pada gantry yang dapat diatur penyudutannya dari 00 – 3600. CO-60
ditempatkan dalam kontainer metal yang tebal pada alat, yang dapat diatur
sedemikian rupa sehingga sel kanker dapat diradiasi dari berbagai arah yang
ditujukan setepat mungkin dan dengan paparan yang setepat mungkin.
Pesawat ini dilengkapi dengan lampu kolimator dan fiber optic yang
berfungsi untuk mendapatkan titik sentral dari luas lapangan penyinaran,
mengatur jarak sumber ke obyek dengan mengubah ketinggian meja. Untuk
menghindari rusaknya sel-sel yang sehat, prinsip- prinsip proteksi radiasi harus
dijalankan dengan baik.
Radioterapi CO-60 memancarkan sinar gamma yang dapat
mengionisasi dan merusak sel. CO-60 memancarkan 2 jenis sinar yang
berenergi tinggi, yakni sinar beta dan gamma. Setelah memancarkan sinar beta,
CO-60 kemudian memancarkan sinar gamma. Sinar gammalah yang
dimanfaatkan untuk terapi radiasi karena lebih memiliki daya tembus yang
lebih besar dan daya rusak yang besar pula terhadap sel kanker.
Teknik- teknik yang harus dijalankan terhadap radiasi gamma, hasil
CO-60, sesuai dengan prinsip proteksi radiasi diantaranya meminimalkan
waktu penyinaran, memaksimalkan jarak dari sumber radiasi, dan melindungi
sumber radiasi.
Pada dasarnya radioterapi dengan menggunakan CO-60
dimaksudkan untuk mengobati kanker, akan tetapi seperti yang kita tahu bahwa
radiasi juga dapat merusak sel lain yang sehat. Untuk itu dalam penggunaannya
perlu ada pengawasan yang ketat.
Kegunaan radioterapi adalah sebagai berikut:
1) Mengobati : banyak kanker yang dapat disembuhkan dengan radioterapi,
baik dengan atau tanpa dikombinasikan dengan pengobatan lain seperti
pembedahan dan kemoterapi.
2) Mengontrol : Jika tidak memungkinkan lagi adanya penyembuhan,
radioterapi berguna untuk mengontrol pertumbuhan sel kanker dengan
membuat sel kanker menjadi lebih kecil dan berhenti menyebar.
3) Mengurangi gejala: Selain untuk mengontrol kanker, radioterapi dapat
mengurangi gejala yang biasa timbul pada penderita kanker seperti rasa
nyeri dan juga membuat hidup penderita lebih nyaman.
4) Membantu pengobatan lainnya : terutama post operasi dan kemoterapi yang
sering disebut sebagai “adjuvant therapy” atau terapi tambahan.
Efek samping
Radioterapi dapat menimbulkan efek samping cepat (akut) dan lambat
(kronik). Efek samping akut terjadi saat dan sesaat setelah radiasi sedangkan
efek sampng kronik terjadi beberapa bulan bahkan beberapa tahun setelah
radiasi. Efek samping akut terjadi akibat kerusakan sel-sel dengan cepat. Efek
samping tersebut misalnya iritasi kulit yang menjadi target radiasi, kebotakan,
gangguan berkemih, gangguan produksi air liur dan lain – lain tergantung dari
lokasi penyinaran.
Efek samping kronik dapat muncul maupun tidak terganting dari
organ yang diradiasi yaitu fibrosis, kerusakan pada usus yang menyebabkan
diare bahkan pendarahan, gangguan daya ingat, kemandulan, dan muncul
kanker ain akibat radiasi tersebut.
C. NEUTRON
Teknik Pengaktifan Neutron
Teknik nuklir ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan
mineral tubuh terutama untuk unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan
jumlah yang sangat kecil (Co, Cr, F, Fe, Mn, Se, Si, V, Zn, dsb) sehingga sulit
ditentukan dengan metoda konvensional.
NAA (AAN) ,Neutron Activation Analysis atau analisis
aktivasi neturon ialah metode analisis yang sangat akurat dan
memiliki sensitifitas yang sangat tinggi hingga dapat
mendeteksi kandungan dengan tingkat ppb. Metode ini
menggunakan radiasi radioaktif sehingga butuh penanganan
yang lebih tinggi.
Prinsip analisisnya yaitu dengan menghitung energi
radiasi dari sampel sehingga diketahui komposisi sampelnya. Enargi
radiasi juga spesifik berbeda beda tiap unsur. Metodenya yaitu menyinari
sampel dengan neutron sehingga sampel yang tadinya stabil akan akan menjadi
tidak stabil dan mengeluarkan radiasi, energi radiasi inilah yang diukur
energinya sehingga dapat diketahui kadar dan komposisi dari sampel.
Kelebihan AAN, antaralain:
- Sifatnya yang tidak merusak dan kepekaannya yang sangat tinggi.
- Memungkinkan untuk analisis berbagai jenis matrik sampel
- Merupakan analisis non destruktif.
- Mampu mengukur kadar total unsur dalam suatu material tanpa tergantung
pada bentuk kimia maupun fisikanya.
- Sampel tidak rusak secara permanen sehingga dalam kasus analisis
forensik ataupun analisis pada sampel yang langka seperti meteorit atau
arkeologi, sampel dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut.
- Merupakan teknik analisis multi unsur dimana banyak unsur dapat
dianalisis secara bersamaan dari spektrum sinar gamma tanpa perlu
mengubah peralatan.
- Sangat sensitif dengan tingkat presisi yang tinggi untuk analisis unsur
perunut atau trace element.
Kekurangan AAN antara lain:
‒ Membutuhkan sumber neutron, biasanya digunakan reaktor nuklir.
‒ Membutuhkan fasilitas pendukung seperti tempat penampungan dan
pengolahan limbah radioaktif serta fasilitas dan peraturan proteksi radiasi
bagi pekerja.
‒ Analisis kuantitatif sangat tergantung pada standar sekunder campuran
yang pembuatannya sangat rumit.
‒ AAN tidak menyediakan peralatan sederhana dengan software yang
mudah dioperasikan dalam analisis laboratorium
Efek radiasi pada sistem, organ atau jaringan:
a. Darah dan Sumsum Tulang Merah
Darah putih merupakan komponen seluler darah yang tercepat
mengalami perubahan akibat radiasi. Efek pada jaringan ini berupa penurunan
jumlah sel. Sumsum tulang merah yang mendapat dosis tidak terlalu tinggi
masih dapat memproduksi sel-sel darah merah, sedang pada dosis yang cukup
tinggi akan terjadi kerusakan permanen yang berakhir dengan kematian ( dosis
lethal 3 – 5 sv). Akibat penekanan aktivitas sumsum tulang maka orang yang
terkena radiasi akan menderita kecenderungan pendarahan dan infeksi, anemia
dan kekurangan hemoglobinefek stokastik pada penyinaran sumsum tulang
adalah leukemia dan kanker sel darah merah.
b. Saluran Pencernaan Makanan
Kerusakan pada saluran pencernaan makanan memberikan gejala mual,
muntah, gangguan pencernaan dan penyerapan makanan serta diare. kemudian
dapat timbul karena dehidrasi akibat muntah dan diare yang parah. Efek
stokastik yang dapat timbul berupa kanker pada epithel saluran pencernaan.
c. Organ Reproduksi
Efek somatik non stokastok pada organ reproduksi adalah sterilitas,
sedangkan efek genetik (pewarisan) terjadi karena mutasi gen atau kromosom
pada sel kelamin.
d. Sistem Syaraf
Sistem syaraf termasuk tahan radiasi. Kematian karena kerusakan sistem
syaraf terjadi pada dosis puluhan sievert.
e. Mata
Lensa mata peka terhadap radiasi. Katarak merupakan efek somatik non
stokastik yang masa tenangnya lama (bisa bertahun-tahun).
f. Kulit
Efek somatik non stokastik pada kulit bervariasi dengan besarnya dosis,
mulai dengan kemerahan sampai luka bakar dan kematian jaringan. efek
somatik stokastik pada kulit adalah kanker kulit.
g. Tulang
Bagian tulang yang peka terhadap radiasi adalah sumsum tulang dan
selaput dalam serta luar pada tulang. kerusakan pada tulang biasanya terjadi
karena penimbunan stontium-90 atau radium-226 dalam tulang. Efek somatik
stokastik berupa kanker pada sel epithel selaput tulang.
h. Kelenjar Gondok
Kelenjar gondok berfungsi mengatur metabolisme umum melalui hormon
tiroxin yang dihasilkannya. Kelenjar ini relatif tahan terhadap penyinaran luar
namun mudah rusak karena kontaminasi internal oleh yodium radioaktif.
i. Paru-paru
Paru-paru pada umumnya menderita kerusakan akibat penyinaran dari
gas, uap atau partikel dalam bentuk aerosol yang bersifat radioaktif yang
terhirup melalui pernafasan.