Upload
firmansyah-arifin
View
35
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Andi Nurfadhilah
60300110002
SOAL
Jawablah soal-soal berikut ini.
1. Jelaskan masing-masing 3 (tiga) penyakit-penyakit penting tanaman
karena virus dan nematoda. Jelaskan mengenai:
a. Gejala penyakit tersebut
b. Penyebab penyakit tersebut
c. Daur penyakit tersebut
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit tersebut
e. Pengelolaan penyakit tersebut
Nematoda
Pratylenchus coffeae (Nematofa Peluka Akar)
a. Gejala
Gejala kerusakan oleh nematoda pada bagian tanaman di atas
permukaan tanah umumnya tidak spesifik. Tanaman tanaman tampak
kerdil, pertumbuhan terhambat, ukuran daun dan cabang primer
mengecil, daun tua berwarna kuning yang secara perlahan-lahan
akhirnya rontok dan tanaman mati. Akar tanaman kopi yang terserang
oleh P. coffeae warnanya berubah menjadi kuning, selanjutnya
berwarna coklat dan kebanyakan akar lateralnya busuk. Luka yang
terjadi pada akar berakibat merusak seluruh sistem perakaran
tanaman kopi
b. Daur Penyakit
P. coffeae bertelur di dalam jaringan akar. Daur hidupnya
berkisar antara 45-48 hari dengan rincian sebagai berikut: inkubasi
telur selama 15-17 hari, perkembangan larva hingga menjadi dewasa
sekitar 15-16 hari dan perkembangan nematoda dewasa hingga
meletakkan telur sekitar 15 hari. P. coffeae termasuk dalam Kelas
Adenophorea, Ordo Tylenchidae, Famili Pratylenchidae dan Genus
Pratylenchus
c. Faktor penyebab
penyebab penyakit ini adalah Pratylenchus coffeae
d. pengolahan pemyakit
1. menanam verietas tahan
2. menananm benih sehat
3. pengendalian serangga vector
4. mengatur waktu tanam
2. Radopholus similis (Nematoda Pelubang Akar)
a. gejala :
Gejala kerusakan oleh nematoda pada bagian tanaman di atas
permukaan tanah umumnya tidak spesifik. Tanaman tanaman tampak
kerdil, pertumbuhan terhambat, ukuran daun dan cabang primer
mengecil, daun tua berwarna kuning yang secara perlahan-lahan
akhirnya rontok dan tanaman mati.
b. daur penyakit
betina meletakkan telur kemudian telur-telur tersebut menetas
menjadi larva. Dalam banyak hal, larva-larva ini menyerupai
nematoda, hanya ukurannya lebih kecil. Selain nematoda dewasa dan
telur, dalam siklus hidup nematoda terdapat 4 stadia larva dan empat
kali pergantian kulit. Stadia larva pertama berkembang dalam telur
dan pergantian kulit pertama biasanya terjadi di dalam telur. Dari
pergantian kulit pertama muncul stadia larva dua, yang bergerak
bebas ke dalam tanah dan masuk ke dalam jaringan tanaman. Apabila
nematoda stadia larva dua tersebut mulai makan pada jaringan inang
yang cocok, terjadi pergantian kulit kedua, ketiga dan keempat yang
menghasilkan berturut-turut larva stadia tiga, empat dan lima atau
stadia dewasa. Secara umum, siklus hidup nematoda parasit
berlangsung selama 25-35 hari, bergantung pada jenis nematoda,
tanaman inang, keadaan lingkungan tanah (suhu, kelembaban, tekstur
c. penyebab
penyebab penyakit tersubut adanya Nematoda Radopholus
similis
d. Pengendalian penyakit
1. menanam verietas tahan
2. menananm benih sehat
3. pengendalian serangga vector
4. mengatur waktu tanam
3. Penyakit Puru Akar pada Tanaman Tomat
a. Gejala
Mekanisme penyerangan oleh Meloidogyne spp dimulai dengan
masuknya nematoda kedalam akar tumbuhan melalui bagian-bagian
epidermis yang terletak dekat tudung akar. Nematoda ini mengeluarkan
enzim yang dapat menguraikan dinding sel tumbuhan terutama terdiri
dari protein, polisakarida seperti pektin sellulase dan hemisellulase serta
patin sukrosa dan glikosid menjadi bahan-bahan lain. Meloidogyne spp
mengeluarkan enzim sellulase yang dapat menghidrolisis selulosa enzim
endopektin metal transeliminase yang dapat menguraikan pektin.
Dengan terurainya bahan-bahan penyusun dinding sel ini maka dinding
sel akan rusak dan terjadilah luka. Selanjutnya nematode ini bergerak
diantara sel-sel atau menembus sel-sel menuju jaringan sel yang
terdapat cukup cairan makanan, kemudian menetap dan
berkembangbiak kemudian nematoda tersebut masih
mengeluarkan enzim proteolitik dengan melepaskan IAA ( Asam indol
asetat) yang merupakan heteroauksin tritopan yang diduga membantu
terbentuknya puru.
Pada akar tanaman yang terserang menjadi bisul bulat atau
memanjang dengan besar bervariasi. Di dalam bisul ini terdapat
nematoda betina, telur dan juvenil. Bisul akar yang membusuk akan
membebaskan nematoda dan telurnya ke dalam tanah kemudian masuk
kedalam akar tanaman lain. Ukuran dan bentuk puru tergantung pada
spesies, jumlah nematoda didalam jaringan, inang dan umur tanaman.
Pada akar-akar tanaman Cucurbutaceae, akar-akarnya bereaksi terhadap
kehadiran Meloidogyne dengan membentuk puru besar dan lunak
sedangkan pada kebanyakan tanamam sayuran lainnya purunya besar
dan keras. Apabila tanaman terinfeksi berat oleh Meloidogyne sistem
akar yang normal berkurang sampai pada batas jumlah akar yang
berpuru berat dan menyebabkan sistem pengangkutan mengalami
disorganisasi secara total. Sistem akar fungsinya benar benar terhambat
dalam menyerap dan menyalurkan air maupun unsur hara. Tanaman
mudah layu, khususnya dalam keadaan kering dan tanaman sering
menjadi kerdil
Gejala serangan lainnya yang terjadi di bawah tanah antara lain
adalah bintil-bintil akar, luka pada akar, nekrosis pada permukaan akar,
percabangan yang berlebihan, dan ujung akar yang tidak tumbuh.
Setelah Meloidogyne makan pada ujung akar tersebut sering kali
berhenti tumbuh, namun demikian akar belum tentu mati
Tanaman tomat yang terserang oleh Meloidogyne spp.
menimbulkan gall pada akarnya. Ukuran dan bentuk gall tergantung
pada spesies nematoda, jumlah nematoda di dalam akar, dan umur
tanaman. Serangan berat pada akar menyebabkan pengangkutan air dan
unsur hara terhambat, tanaman mudah layu, khususnya dalam keadaan
panas dan kering, pertumbuhan tanaman terhambat atau kerdil, dan
daun mengalami klorosis akibat defisiensi unsur hara. Infeksi pada akar
oleh nematoda pada tanaman stadia generatif menyebabkan produksi
bunga dan buah tomat berkurang
Pada gejala tanaman di atas permukaan tanah menyebabkan
tanaman menjadi kerdil, daunnya pucat dan layu, Pada musim panas
tanaman yang terserang nematoda akan mengalami kekurangan mineral.
Akibat penyakit puru akar ini bunga dan buah akan berkurang atau
mutunya menjadi rendah. Tingkat serangan nematoda yang tinggi
menyebabkan kerusakan perakaran dan terganggunya penyerapan unsur
hara, sehingga pertumbuhan tanaman terhambat dan berat tanaman
menjadi kecil.
b. Daur
Nematoda puru akar bersifat obligat tersebar luas baik di daerah
iklim tropik maupun iklim sedang. Pembiakan tanpa jantan dalam
reproduksi terjadi pada banyak jenis, tetapi pada jenis yang lain
reproduksi seksual masih terjadi dalam perkembangbiakannya. Telur-
telur yang dihasilkan nematoda betina dewasa diletakkan berkelompok
pada massa gelatinus yang betujuan untuk melindungi telur dari
kekeringan dan jasad renik.
Massa telur yang baru terbentuk biasanya tidak berwarna dan
berubah menjadi coklat setelah tua. Nematoda betina dapat
menghasilkan hingga 500 telur dalam massa gelatinus. Telur-telur
mengandung zigot sel tunggal apabila baru diletakkan. Embrio
berkembang menjadi juvenil 1 (J1) yang mengalami pergantian kulit
pertama di dalam telur. Telur menetas dan J1 mengalami perubahan
menjadi J2 yang muncul pada suhu dan kelembaban yang sesuai dan
bergerak di dalam tanah menuju ke ujung akar yang sedang tumbuh. J2
masuk ke dalam akar dan merusak sel-sel akar dengan stiletnya. Setelah
masuk ke dalam akar, J2 bergerak diantara sel-sel sampai tiba di tempat
dekat silinder pusat atau berada di daerah pertumbuhan akar samping.
J2 akan hidup menetap pada sel-sel tersebut, mengalami pertumbuhan
dan pergantian kulit menjadi J3 dan J4 yang selanjutnya akan menjadi
nematoda jantan atau betina dewasa.
Nematoda jantan dewasa berbentuk memanjang seperti cacing
dan hidup di dalam tanah atau pada jaringan akar. Sedangkan betina
dewasa tetap tertambat pada daerah makanannya atau sel awal di dalam
stele dengan bagian posterior tubuhnya berada pada permukaan akar.
Selama hidupnya, nematoda betina akan terus-menerus menghasilkan
telur hingga mencapai 1000 telur. Keberadaan nematoda akan
merangsang sel-sel untuk membelah, sehingga terbentuklah
c. factor penyebab
penyebab penyakit ini adalah adanya gangguan nemotada
Meloidogyne spp
d. pengendalian penyakit
Pengendalian secara menyeluruh terhadap semua pathogen merupakan
salah satu langkah yang perlu diterapkan untuk mencapai keberhasilan
dalam penyelamatan hasil tanaman tomat. Pengendalian dengan
menggunakan agensia pengendali hayati patogen yang berupa bakteri
antagonis merupakan alternatif pengendalian yang potensial. Beberapa
kelebihan agensia hayati adalah bersifat selektif, sudah tersedia di alam,
relative murah, tidak menimbulkan resistensi OPT sasaran. Selain itu
agensia hayati bersifat hidup dan dapat berkembang biak sehingga
kemempanannya di lapangan dapat bertahan lama dan berkelanjutan.
Pengendalian nematoda parasit tanaman dapat dilakukan dengan
cara kimia, cara bercocok tanam,pergiliran tanaman, sanitasi dan
pengendalian hayati. Pengedalian secara hayati adalah salah satu
alternatif sebagai pengganti cara kimia dan cara ini sudah lama dicoba.
Keistimewaan pengendalian hayati adalah terutama mengurangi
dampak negatif dari penggunaan pestisida.
Virus
1. Mosaik,
a, Gejala : Gejala Serangan daun tanaman yang terserang menjadi
berwarna belang hijau muda sampai hijau tua. Ukuran daun
relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran daun
normal. Jika menyerang tanaman muda, pertumbuhan
tanaman terhambat dan akhirnya kerdil.
b. penyebab penyakit ; penyakit yang menyebabkan bercak kuning
pada daun tumbuhan seperti tembakau, kacang kedelai,
tomat kentang dan beberapa jenis labu. Penyakit ini
disebabkan oleh Tobacco Mozaic Virus (TMV). Mentimun
(Cucumber Mozaic), buncis (Bean cane mozaic dan Bean
mozaic), gandum (Wheat mozaic), tebu (Sugar cane
mozaic). Virus TMV pada tanaman ditularkan secara
mekanis atau melalui benih. Virus ini belum diketahui dapat
ditularkan melalui vektor (serangga penular).
c. daur penyakit tersebut
Kebanyakan tembakau mengandung penyakit , kalau mereka yang
bekerja di pertanaman tomat merokok atau mengunyah tembakau, maka
mereka inilaha yang menularkan tanaman dengan TMV. Virus menular
secara mekanis, oleh tangan para pekerja, ternak, atau alat-alat
pertanian. Virus tidak ditularkan oleh serangga. Selain pada tembakau,
virus jiga dapat betahan pada sisa-sisa tanaman sakit selama 4 bulan.
Virus jug adapt bertahan dari musim ke musim pada gulma yang
termasuk suku terungan (Solanaceae), misalnya kecubung dan ceplukan.
d. pengolahan penyakit :
tidak seperti fungisida kimia digunakan untuk
menanggulangi penyakit-penyakit jamur, sampai saat ini
tidak ada perawatan kimia bagian efisien yang melindungi
tanaman dari infeksi virus. Selain itu, tidak ada perlakuan
kimia diketahui digunakan dalam kondisi lapangan yang
menghilangkan infeksi virus dari jaringan tanaman setelah
mereka terjadi. Praktis berbicara, tanaman yang terinfeksi
oleh virus tetap begitu. Dengan demikian, pengendalian
virus mosaik tembakau terutama difokuskan pada
mengurangi dan menghilangkan sumber virus dan
membatasi penyebaran oleh serangga. Tembakau virus
mosaik adalah virus tanaman yang dikenal paling gigih.
Telah diketahui untuk bertahan hingga 50 tahun di bagian-
bagian tanaman kering. Oleh karena itu, sanitasi adalah
praktek yang paling penting dalam mengendalikan virus
mosaik tembakau.
2. Penyakit Tungro
a. Gejala ;
Gejala khas serangan Penyakit Tungro yaitu daun berwarna
kuning oranye (berbintik-bintik karat berwarna hitam) yang dimulai
dari ujung daun selanjutnya berkembang ke bagian bawah. Akibat
serangan tungro, jumlah anakan berkurang, tanaman kerdil serta
malai yang terbentuk lebih pendek dan banyak yang hampa,biasanya
tinggi tanaman tidak merata. Tingkat berkurangnya jumlah anakan
dan kekerdilan tergantung pada saat infeksi dan ketahanan varietas.
Gejala lain yaitu terjadinya pemendekan jarak antara pangkal daun
atau bahkan berhimpitan atau kadang-kadang satu bidang sehingga
terlihat seperti kipas.
b. penyebab :
Penyakit Tungro disebabkan oleh virus yang partikelnya
berbentuk batang (B = baciliform) dan bulat (S = Sperikel). Pada satu
rumpun tanaman yang terinfeksi tungro dapat ditemukan kedua
partikel tersebut. Keberadaan kedua partikel akan menampakkan
gejala khas tungro (kerdil dan gejala kuning oranye). Apabila hanya
ada partikel S, maka yang nampak adalah gejala kerdil, sementara
apabila hanya ada partikel B, maka yang nampak adalah gejala
kuning oranye, tetapi tidak menimbulkan gejala kerdil.
c. Daur penyakit :
Sumber inokulum penyakit tungro terdapat pada tanaman padi,
singgang serta rumput-inang yang sakit. Serangga penular virus tungro
menularkan virus secara non persisten. Serangga penular penyakit
tungro terutama adalah wereng hijau dari spesies Nephotetix virescens
dan N. nigropictus
Serangga penular penyakit virus tungro menularkan penyakit tersebut
secara non persisten. Masa inkubasi dalam tanaman adalah 6 – 9 hari.
Serangga dapat menularkan virus dengan segera dalam waktu 2 jam
setelah memperoleh virus dan mempertahankan dalam tubuhnya selama
tidak lebih dari 5 hari. Setelah masa itu, serangga menjadi tidak infektif
lagi. Kembali menjadi infektif setelah menghisap tanaman sakit. Nimfa
wereng hijau dapat menularkan virus, tetapi infektif setelah ganti kulit.
Virus tidak dapat ditularkan melalui telur serangga maupun melalui biji,
tanah, air dan secara mekanis (pergesekan antara bagian tanaman sakit
dengan yang sehat).
Gambar : Siklus Penularan Penyakit Tungro
Infeksi tungro dapat terjadi mulai persemaian. Pada stadium ini
tanaman sangat rentan terhadap infeksi virus. Apabila infeksi terjadi
pada stadium persemaian maka gejala tungro akan terlihat pada tanaman
umur 2-3 minggu setelah tanam (mst). Tanaman muda yang terinfeksi
akan merupakan sumber infeksi di lapangan.
d. pengolahan penyakit ;
Virus yang terkandung dalam singgang mempunyai kemampuan
infeksi tinggi. Virus tersebut merupakan sumber awal penularan
bagi persemaian dan pertanaman muda Singgang yang
mengandung virus dieradikasi agar tidak menular kepersemaian
dan tanaman muda.
3. penyakit virus belang
a. gejala penyebab :
Gejala yang sering dijumpai di lapang adalah gejala belang
berwama hijau tua dikelilingi daerah yang lebih terang atau hijau
kekuning-kuningan. Pada umumnya gejala awal pada daun muda
terluhat adanya bintik- bintik klorotik yang selanjutnya berkembang
menjadi belang-belang melingkar. Pada daun tua berwarna hijau
kekuningan dengan belang-belang berwarna hijau tua. Pertembuhan
tanaman yang terinfeksi menjadi terhambat sehingga tanaman
menjadi pendek dibandingkan tanaman sehat terutama apabila
terinfeksi pada saat tanaman muda. Penyimpangan anatomi juga
terdapat pada lembaga biji tanaman sakit.
b. factor penyebab
Penyakit belang disebabkan oleh virus yang diidentifikasi sebagai
virus Belang Kacang Tanah atau Groundnut Mottle Virus.
c. daur penyakit
Penyakit belang dapat ditularkan secara mekanik dengan menggosokkan
cairan daun sakit ke daun tanaman yang diuji dengan efektivitas
penularan 22,5 - 100 %.
Penularan secara mekanik melalui kontak gesekan daun atau akar
tanaman sangat kecil kemungkinannya terjadi
d. pengendalian penyakit
1. menanam verietas tahan
2. menananm benih sehat
3. pengendalian serangga vector
4. mengatur waktu tanam