Upload
kremipanuen
View
156
Download
16
Embed Size (px)
DESCRIPTION
KONVOLUSI DAN DEKONVOLUSI
Citation preview
TUGAS I
MATA KULIAH GEOFISIKA RESERVOIR
KONVOLUSI DAN DEKONVOLUSI
Rekswanda GNW
1108100060
PROGRAM STUDI GEOFISIKA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
KONVOLUSI
Konvolusi adalah suatu cara untuk mengkombinasikan dua buah
deret angka yang menghasilkan deret angka yang ketiga. Konvolusi
adalah integral yang mencerminkan jumlah lingkupan dari sebuah
fungsi a yang digeser atas fungsi b sehingga menghasilkan fungsi c.
Konvolusi dilambangkan dengan asterisk ( *).
Sehingga, a*b = c berarti fungsi a dikonvolusikan dengan fungsi b
menghasilkan fungsi c.
Konvolusi dari dua fungsi a dan fungsi b dalan rentang terbatas [0, t]
diberikan oleh:
Contoh:
a = [1, 2, 3] dan b = [4,5,6] maka a*b :
Sehingga a*b adalah [4,13,28,27,18]
Dari contoh diatas terlihat bahwa jumlah elemen c adalah jumlah
elemen a ditambah jumlah elemen b dikurangi 1
(3+3-1 = 5).
DEKONVOLUSI
Dekonvolusi dilakukan sepanjang sumbu waktu (time axis) yang
bertujuan untuk meningkatkan resolusi temporal dengan mengkompresi
wavelet seismik asal sampai mendekati bentuk spike dan meminimalkan
reverberasi gelombang maka pada awal pengerjaan dekonvolusi
diperlukan suatu time gate dimana di dalam gate tersebut diusahakan
tercakup nilai-nilai sinyal noise rasio yang cukup baik agar dihasilkan
operator dekonvolusi yang tepat. Biasanya nilai signal noise rasio yang
masih cukup baik terdapat antara first break time sampai beberapa
milisecond di bawahnya, dimana amplitudo sinyal masih dapat terlihat
cukup kuat. Adapun jenis dekonvolusi yang dipakai pada pengolahan data
kali ini adalah tipe spike atau predictive dekonvolusi, dimana konsep dari
metode ini yaitu dengan menggunakan teori filter Wiener yang merupakan
sebuah operasi matematik yang menganut azas kuadrat terkecil dalam
menjalankan operasinya.
Operasi dekonvolusi merupakan penerapan invers filter, karena filter
merupakan konvolusi. Dalam hal ini, filter yang dimaksudkan adalah filter
bumi. Filter ini merupakan low pass filter, sinyal impulsive dinamit dirubah
menjadi wavelet yang panjangnya mencapai 100 ms. Bentuk wavelet akan
kompleks jika dipengaruhi oleh gangguan-gangguan tambahan yang
bersifat koheren multiple maupun yang tidak koheren. Jika s(t) adalah
trace seismik, g(t) adalah wavelet dan r(t) adalah koefisien refleksi atau
impulse respons dari bumi, maka:
s(t) = r(t)*g(t)
Dimana tanda (*) merupakan proses konvolusi. Jika dimisalkan a(t) adalah
operasi inversi filter atau dekonvolusi maka impuls respon dari bumi dapat
ditulis:
r(t) = a(t)* s(t)
dari kedua persamaan ini diperoleh :
s(t)=g(t)*a(t)*s(t)
agar persamaan ini terpenuhi maka :
g(t)*a(t)=d(t)
dengan g(t) adalah inverse wavelet yang disumsikan diketahui dan d(t)
adalah fungsi delta kroneker.
d(t)=1 untuk t=0
d(t)=0 untuk t tidak sama dengan 0.
Informasi yang sangat penting adalah input wavelet sebelum
diganggu oleh filter bumi untuk mendesain suatu inverse filter. Wavelet ini
dapat berasal dari rekaman (signature), impuls respon dari instrumen, dan
dapat diperoleh dengan autokorelasi trace seismik. Fasilitas dekonvolusi
yang biasa tersedia di processing center adalah spike deconvolution
(whitening deconvolution), gap deconvolution (predictive deconvolution)
dan signature deconvolution.