Upload
ade-nurmasita
View
20
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas translate geokimia migas
Citation preview
Tugas Geologi Minyak dan Gas Bumi
Petroleum Generation and Generation
Chapter 4 – Maturity
Oleh :
Kelompok 7
Suci Novianty 270110100001
Daniel Eben Ezer S. 270110100005
M. Imam Pratama 270110100006
M. Dinan Kautsar 270110100011
Ade Nurmasita 270110100013
Fakultas Teknik Geologi
Universitas Padjadjaran
Mei 2013
Pemodelan termal (panas) dari generasi perminyakan memiliki nilai kecil jika sejarah
termal yang bersangkutan tidak bisa dipastikan menggunakan pengukuran dari sampel
aslinya. Kita telah melihat pada Bagian 2 bahwa Indeks Produksi dari sekuen sedimen bisa
digunakan untuk mengindetifikasi OGT, namun sekuen kontinyu tidak selalu ada. Dalam
bagian ini, kita membahas dua tipe dari pengukuran yang biasa dilakukan sebagai kalibrasi
untuk pemodelan termal. Yang pertama, metode optikal, menggunakan inspeksi visual dari
fragmen kerogen dan dapat diaplikasikan pada batuan asal tertentu. Bagian grup kedua dari
metode kimia menggunakan komponen minyak yang spesifik, panas yang tidak stabil dan
dapat diaplikasikan baik pada ekstrak batuan asal dan pada minyak untuk determinasi suhu
ekpulsi rata-rata.
4.1 Metode Optikal
4.1.1 Warna spora (SCI)
Dilihat secara mikroskopis dalam cahaya trasmisi, warna dari kerogen cenderung
berubah gelap dari warna kuning pucat, melalui oranye lalu coklat dan kemudian hitam
seiring pertambahan kematangan. Perubahan ini dapat digunakan sebagai indeks dari
kematangan panas yaitu Indeks Warna Spora (SCI)
Dalam prakteknya, materi inorganik yang pertama dibuang dari sampel dan
pengukuran distandarisasi dengan membandingkan warna butiran polen bisaccate dari
conifers menurut set standar. Determinasi warna dapat dilakukan bersamaan dengan analisis
fasies tua yang umum. Umumnya poin skala -10 yang digunakan (contohnya tabel 4.1)
namun beda laboratorium mungkin menggunakan skala yang berbeda, maka dari itu cek
skalanya terlebih dahulu sebelum mengerjakan data.
Tabel 4.1 Skala Indeks Warna Spora Umum
Gambar 4.1 menunjukkan plot umum SCI dan kedalaman dari Sungai David sumur 1-A di Alaska,
dalam kasus ini digunakan skala kematangan 1-7. Data dari sumur ini meliputi hampir seluruh rentang
warna yang biasanya diamati dengan rentang kedalaman sekitar 4 km. Dapat dilihat terdapat suatu
pola kenaikan SCI dengan kedalaman.
Gambar 4.1 Profil SCI biasa. Berskala 1-7.
Pewarnaan spora biasanya digunakan di industri ini karena relatif murah dan cepat.
Sifat pollen bisaccate yang biasanya tersebar secara efisien memperbolehkan metode ini
untuk digunakan dalam berbagai fasies sedimen meskipun di batasi pada batuan berumur
Carboniferous atau batuan yang lebih muda. Meskipun begitu, kelemahan fatalnya adalah
ketidakbisaannya dalam mengenali material yang di telah di kerja ulang atau yang roboh.
Ditambah lagi, penaksiran warna, meskipun terhadap standar, subjektif. Beberapa
laboratorium sekarang menggunakan metoda fluorescence atau cahaya yang ditransmisikan
untuk melewait batasan ini akan tetapi metodanya belum dapat diterima secara umum.
4.1.2 Vitrinite reflectance (Ro)
Salah satu dari beberapa pengukuran secara tidak langsung kematangan yang biasa
digunakan adalah vitrinite reflectance. Vitrinite adalah salah satu dari maceral utama batubara
(lihat Section 2) dan diderivasi dari komponen tanaman yang mengandung lignin, sehingga
metoda ini hanya dapat di pakai pada batuan berumur Devonian dan keatas. Beberapa orang
telah menggunakan material menyerupai vitrinite (pseudovitrinite) di sedimen yang lebih tua
dan dihasilnya beberapa suskses. Graptolite reflectance juga telah digunakan akan tetapi
material-material ini kemungkinan akan mempunyai reaksi yang berbeda terhadap perubahan
suhu sehingga skala referensinya kemungkinan berbeda dengan vitrinite sebenarnya.
Teknik ini melibatkan pengukuran persentase dari cahaya insiden yang tercermin dari
fragmen vitrinit di suatu permukaan batuan. Meningkatkan kematangan dari suatu sampel
menyebabkan peningkatan aromatisitas dan meningkatkan aligment dari lembaran aromatik
pada vitrinit (cenderung grafit) yang membuatnya lebih reflektif. Pengukuran umumnya
terbuat dari minyak imersi (maka Ro) meskipun terkadang terbuat dari udara (Ra , yang
memiliki skala kematangan yang berbeda). Pengukuran Ro yang dapat dipercaya, melibatkan
pengukuran sekitar dua puluh partikel vitrinit dalam suatu sampel dan rata-rata dari hasilnya.
Tren bimodal dapat menunjukkan material ulang atau caving.
Vitrinit tren dari David River well 1-A (c.f. SCI, Fig. 4.1) terlihat di Gambar 4.2.
Seperti ketentuan, Ro diplot pada logarithmic scale terhadap kedalaman untuk memperoleh
linear trends. Meskipun (terkadang) derajat penyebaran, cenderung terlihat jelas. Permukaan
Ro biasanya sekitar 0.2 sampai 0.3% dengan ambang generasi minyak untuk kerogen tipe B
sekitar 0.55%, generasi puncak pada 0.8% dan oil floor mendekati 1.2% (Fig. 4.3).
Meskipun, peningkatan Ro dengan temperatur yang juga bergantung pada tingkat pemanasan
(Fig. 4.4) dan untuk beberapa banyak litologi sehingga sangat penting untuk menggunakan
skema kinetic sesuai dengan vitrinite reflectance dalam studi kalibrasi sejarah thermalnya.
Angka dari skema kinetic dari variasi vitrinite reflectance telah diterbitkan, dan memberikan
hasil yang serupa. Skema tersebut tergabung dalam kebanyakan model computer yang
digunakan saat ini.
Gambar 4.2 Profil reflektansi vitrinite. Perhatikan log scale untuk Ro yang memberikan tren linier dengan kedalaman
Gambar 4.3 Profil generasi (perkembangan total minyak) sebagai fungsi dari Ro untuk kelas organofasies
Gambar 4.4 Efek dari rasio pemanasan reflektansi vitrinite