Upload
bayu-indra-kusuma
View
40
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas geotek
Citation preview
TUGAS GEOTEKNIK TAMBANG
Nama : Rendi Kurniawan
NIM : 710012016
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2015
TUGAS GEOTEKNIK TAMBANG
Nama : Muhammad Arif S
NIM : 710012012
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2015
TUGAS GEOTEKNIK TAMBANG
Nama : Wahyu Cahyono
NIM : 710012114
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2015
TUGAS GEOTEKNIK TAMBANG
Nama : Aqsa Fadzila
NIM : 710012118
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2015
TUGAS GEOTEKNIK TAMBANG
Nama : Derajat Saputra
NIM : 710012010
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2015
TUGAS GEOTEKNIK TAMBANG
Nama : Muhammad Hery S
NIM : 710012016
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2015
Proyeksi Stereografis Menggunakan Stereonet
Menurut Ragan (1985), proyeksi stereografis adalah gambaran dua dimensi atau proyeksi
dari permukaan sebuah bola sebagai tempat orientasi geometri bidang dan garis. Dengan
demikian, proyeksi stereografis adalah suatu metode proyeksi dengan bidang proyeksi
berupa permukaan setengah bola. Biasanya,yang dipakai adalah permukaan setengah
bola bagian bawah (lower hemispher). Proyeksi stereografis dapat memecahkan masalah
yang berkaitan dengan geometri berupa besaran arah dan sudut dalam analisa geomoetri struktur
geologi karena proyeksi ini dapat menggambarkan geometri kedudukan atau orientasi bidang dan
garis dalam bidang proyeksi yang digunakan.
Proyeksi Stereografi merupakan salah satu aplikasi dalam geometri yang bisa diartikan
sebagai sebuah pemetaan khusus (fungsi) yang memproyeksikan sebuah bola (sphere) kedalam
sebuah bidang (plane).
Proyeksi stereografi senggunakan setengah bola. Oleh karena itu proyeksi dapat
diaplikasikan pada belahan bola sebelah bawah (lower hemisphere) atau belahan bola sebelah
atas (upper hemisphere). Proyeksi yang sering digunakan adalah bagian bola sebelah bawah
(lower hemisphere).
Gambar pertama diatas menunjukkan sebuah sesar normal yang terjadi menghasilkan sebuah
slickensides.
Gambar kedua menunjukkan sebuah proyeksi stereografi pada bagian lower hemisphere.
Proyeksi bidang ditunjukkan oleh lengkungan pada bidang ekuator bola (berwarna biru)
sedangkan proyeksi sebuah garis ditunjukkan oleh sebuah titik pada bidang ekuator bola. Ingat,
bidang akan diproyeksikan menjadi sebuah garis sedangkan garis akan diproyeksikan menjadi
sebuah titik. Untuk sebuah bidang dapat kita tarik informasi arah jurus batuan (strike),
kemiringan batuan (dip) dan arah kemiringan (dip direction). Untuk sebuah garis dapat kita tarik
informasi arah (azimuth) dan penunjamannya (plunge). Gambar yang kedua menunjukkan unsur-
unsur bidang dan garis yang diproyeksikan pada setengah bola lower hemisphere (2). Proyeksi
pada stereonet ditarik dari titik zenith yang merupakan puncak dari sebuah bola. Garis atau
bidang diproyeksikan melalui bidang ekuator (1).
Gambar ketiga menunjukkan representasi 3D dari sebuah bidang dan sebuah garis didalam
sebuah bidang yang datar (bidang ekuator dari low hemisphere) atau 2D.
Proyeksi stereografi dapat membantu kita didalam menganalisis struktur- struktur geologi
dan permasalahan- permasalahan yang berhubungan dengan geometri struktur geologi. Misalnya
untuk menginterpretasikan arah tegasan yang bekerja pada suatu area dengan menggunakan
perhitungan arah kekar yang dominan secara statistik, menginterpretasikan plunge dari sebuah
lipatan, menginterpretasikan jenis sesar dari data kekar ataupun arah garis gores (slicken line)
yang terdapat pada singkapan batuan yang ada dilapangan.
Gambar diatas menunjukkan proyeksi stereografi dengan memakai jaring sama luas
(Lambert Equal-Area atau Schmidt Net)
Proyeksi stereografis terdiri dari beberapa macam, antara lain Equal Angle Projection,
Equal Area Projection, Orthogonal Projection, dan Polar Projection. Masing-masing dari
proyeksi stereografis ini memiliki ciri dan hasil proyeksi yang berbeda-beda, namun dalam
analisa geometri struktur geologi, tak jarang dibutuhkan kombinasi dari keempatnya untuk
menghasilkan analisa geometri yang akurat dan lebih praktis.
1. Equal Angle Projection
Proyeksi ini pada dasarnya memproyeksikan setiap titik pada permukaan bola ke bidang
proyeksi pada suatu tutuk zenith yang terletak pada sumbu vertikal melalui pusat bola bagian
puncak. Bidang-bidang dengan sudut yang sama akan digambarkan semakin rapat ke arah pusat.
Hasil penggambaran pada bidang proyeksi disebut sebagai stereogram. Hasil dari equal angle
projection adalah Wulff Net.
Proyeksi equal angle sebuah bidang
Wulff Net
2. Equal Area Projection
Proyeksi ini lebih umum digunakan dalam analisis data statistik karena kerapatan hasil
ploting menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Proyeksi equal area merupakan proyeksi yang
akan menghasilkan jarak titik pada bidang proyeksi yang sama dan sebanding dengan
sebenarnya. Hasil dari equal area projection adalah suatu stereogram yang disebut dengan
Schmidt Net.
Equal Area Projection
Schmidt Net hasil dari Equal Area Projection
3. Orthogonal Projection
Proyeksi ini merupakan kebalikan dari equal angle projection karena pada proyeksi
ortogonal, titik-titik pada permukaan bola akan diproyeksikan tegak lurus pada bidang proyeksi
dan lingkaran hasil proyeksi akan semakin renggang ke arah pusat. Stereogram dari proyeksi
ortogonal disebut sebagai Orthographic Net
Proyeksi Orthogonal
4. Polar Projection
Pada proyeksi ini, baik unsur garis maupun bidang tergambar sebagi suatu titik.
Stereogram dari proyeksi kutub ini adalah Polar Net atau Billings Net. Polar Net ini diperoleh
dari equal area projection, sehingga apabila ingin mendapatkan proyeksi bidang dari suatu
titikpada Polar Net, harus menggunakan Schmidts Net.
polar projection
Polar Net hasil dari polar projection
Proyeksi stereografi dapat membantu kita didalam menganalisis struktur- struktur geologi
dan permasalahan- permasalahan yang berhubungan dengan geometri struktur geologi. Misalnya
untuk menginterpretasikan arah tegasan yang bekerja pada suatu area dengan menggunakan
perhitungan arah kekar yang dominan secara statistik, menginterpretasikan plunge dari sebuah
lipatan, menginterpretasikan jenis sesar dari data kekar ataupun arah garis gores (slicken line)
yang terdapat pada singkapan batuan yang ada dilapangan.
Aplikasi proyeksi stereografis untuk struktur bidang dan struktur garis meliputi :
1. Menentukan apparent dip pada arah tertentu pada suatu bidang
2. Menentukan plunge dan rake garis yang terletak pada suatu bidang.
3. Menentukan kedudukan bidang dari dua apparent dip
4. Menentukan kedudukan garis perpotongan dua bidang.
5. Menentukan kedudukan suatu bidang dari beberapa batas litologi yang tersingkap pada
beberapa bagian lereng.
6. Masalah rotasi/perputaran bidang atau garis