Upload
zila-khuzaimah
View
77
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
arti globalisasi dan keterkaitan dengan budaya berbahasa indonesia
Citation preview
1.
Pengertian Globalisasi
Sebelum kita mengkaji lebih jauh tentang globalisasi, seyogyanya kita harus
memahami terlebih dahulu pengertian globalisasi. Kamus Bahasa Inggris Longman
Dictionary of Contemporary English, mengartikan global dengan concerning the whole
earth. Maksudnya sesuatu yang berkaitan dengan dunia internasional atau seluruh alam
jagad raya. Sesuatu hal yang dimaksud disini dapat berupa masalah, kejadian, kegiatan,
atau bahkan sikap yang sangat berpengaruh dalam kehidupan yang lebih luas.
Menurut John Huckle, globalisasi adalah suatu proses dengan mana kejadian,
keputusan, dan kegiatan di salah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang
signifikan bagi individu dan masyarakat di daerah yang jauh. Sementara itu, Albrow
mengemukakan bahwa globalisasi adalah keseluruhan proses di mana manusia di bumi
ini diinkorporasikan (dimasukkan) ke dalam masyarakat dunia tunggal, masyarakat
global. Karena proses ini bersifat majemuk, kita pun memandang globalisasi di dalam
kemajemukan.
Secara ekonomi, globalisasi merupakan proses pengintegrasian ekonomi nasional
bangsa-bangsa ke dalam sebuah sistem ekonomi global.
Menurut Prijono Tjjiptoherijanto, konsep globalisasi pada dasarnya mengacu pada
pengertian ketiadaan batas antar negara (stateless). Konsep ini merujuk pada pengertian
bahwa suatu negara (state) tidak dapat membendung “sesuatu” yang terjadi di negara
lain. Pengertian “sesuatu” tersebut dikaitkan dengan banyak hal seperti pola perilaku,
tatanan kehidupan, dan sistem perdagangan.
Dari beberapa definisi tersebut dapat dikatakan bahwa “globalisasi” merupakan
suatu proses pengintegrasian manusia dengan segala macam aspek-aspeknya ke dalam
satu kesatuan masyarakat yang utuh dan yang lebih besar.
Seorang ahli sosiologi, Selo Soemardjan mendefinisikan globalisasi adalah
terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk
mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama. Globalisasi merupakan kecenderungan
masyarakat untuk menyatu dengan dunia, terutama di bidang ilmu pengetahuan,
teknologi, dan media komunikasi massa. Selain itu, para cendekiawan Barat mengatakan
bahwa globalisasi merupakan suatu proses kehidupan yang serba luas, tidak terbatas, dan
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
1
merangkum segala aspek kehidupan, seperti politik, sosial, dan ekonomi yang dapat
dinikmati oleh seluruh umat manusia di dunia. Globalisasi pada hakikatnya adalah proses
yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan yang dampaknya berkelanjutan melampaui batas-
batas kebangsaan dan kenegaraan. Mengingat bahwa dunia ditandai oleh kema jemukan
(pluralitas) budaya maka globalisasi sebagai prosesjuga ditandai sebagai suatu peristiwa
yang terjadi di seluruh dunia secara lintas budaya yang sekaligus mewujudkan proses
saling memengaruhi antarbudaya. Pertemuan antarbudaya itu tidak selalu berlangsung
sebagai proses dua arah yang berimbang, tetapi dapat juga sebagai proses dominasi
budaya yang satu terhadap lainnya. Misalnya pengaruh budaya Barat lebih kuat terhadap
budaya di negara Timur.
Kini kita tengah memasuki abad ke-21. Abad ini juga merupakan milenium III
dalam perhitungan Masehi, dimana perubahan milenium ini diramalkan akan membawa
perubahan terhadap struktur ekonomi, struktur kekuasaan, dan struktur kebudayaan
dunia. Fenomena yang paling menonjol pada kurun waktu ini adalah terjadinya proses
globalisasi. Proses perubahan inilah yang disebut Alvin Toffler sebagai gelombang
ketiga, setelah berlangsungnya gelombang pertama dalam bidang agrikultur dan
gelombang kedua dalam bidang industri.
Perubahan yang demikian menyebabkan terjadinya pula pergeseran kekuasaan
dari pusat kekuasaan yang bersumber pada tanah, kemudian kapital atau modal, dan
selanjutnya dalam gelombang ketiga pada penguasaan terhadap informasi, yakni ilmu
pengetahuan dan tekhnologi. Sayangnya proses globalisasi ini lebih banyak ditakuti
daripada dipahami untuk kemudian diantisipasi dengan arif dan cermat. Oleh karena rasa
takut dan cemas yang berlebihan, antisipasi yang dilakukan cenderung bersifat defensif
dengan membangun gedung-gedung yang bertingkat, benteng-benteng pertahanan karena
merasa diri sebagai objek daripada subjek di dalam proses perubahan.
Padahal di dalam era globalisasi ini, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut
berperan, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan
istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek) secara tidak langsung juga memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan
demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
2
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk bahasa
Indonesia. Sekaligus bahasa berperan juga sebagai prasarana berpikir dan sarana
pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu sendiri.
Menurut Sunaryo (2000), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek
tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur
budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan
produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat
berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, akhirnya menjadikan
bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam
menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan
cermin dari daya nalar (pikiran).
Namun, seiring dengan bertambahnya usia bahasa Indonesia justru dihadang
banyak masalah. Pertanyaan bernada pesimis justru bermunculan. Mampukah bahasa
Indonesia menjadi bahasa budaya dan bahasa Iptek yang berwibawa di tengah dahsyatnya
arus globalisasi? Mampukah bahasa Indonesia bersikap luwes dan terbuka dalam
mengikuti derap peradaban yang terus gencar menawarkan perubahan dan dinamika?
Masih setia dan banggakah para penuturnya dalam menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa komunikasi yang efektif di tengah-tengah perubahan dan dinamika itu?
Tulisan ini akan sedikit mengulas pengaruh kemajuan teknologi informasi terhadap
bahasa Indonesia dalam menghadapi era globalisasi.
2. Proses Globalisasi
Globalisasi sebagai suatu proses bukanlah suatu fenomena baru karena proses
globalisasi sebenarnya telah ada sejak berabad-abad lamanya.
Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 arus globalisasi semakin berkembang
pesat di berbagai negara ketika mulai ditemukan teknologi komunikasi, informasi, dan
transportasi.
Loncatan teknologi yang semakin canggih pada pertengahan abad ke-20 yaitu internet
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
3
dan sekarang ini telah menjamur telepon genggam (handphone) dengan segala
fasilitasnya.
Bagi Indonesia, proses globalisasi telah begitu terasa sekali sejak awal
dilaksanakan pembangunan. Dengan kembalinya tenaga ahli Indonesia yang menjalankan
studi di luar negeri dan datangnya tenaga ahli (konsultan) dari negara asing, proses
globalisasi yang berupa pemikiran atau sistem nilai kehidupan mulai diadopsi dan
dilaksanakan sesuai dengan kondisi di Indonesia.
Globalisasi secara fisik ditandai dengan perkembangan kota-kota yang menjadi
bagian dari jaringan kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur telekomunikasi,
jaringan transportasi, perusahaan-perusahaan berskala internasional serta cabang-
cabangnya.
3. Pengaruh Globalisasi
3.1 Pengaruh Globalisasi terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Bangsa Indonesia merupakan bagian dari bangsa di dunia. Sebagai bangsa, kita
tidak hidup sendiri melainkan hidup dalam satu kesatuan masyarakat dunia (world
society). Kita semua merupakan makhluk yang ada di bumi. Karena itu, manusia secara
alam, sosial, ekonomi, politik, keamanan, dan budaya tidak dapat saling terpisah
melainkan saling ketergantungan dan mempengaruhi.
Era globalisasi yang merupakan era tatanan kehidupan manusia secara global telah
melibatkan seluruh umat manusia. Secara khusus gelombang globalisasi itu memasuki
tiga arena penting di dalam kehidupan manusia, yaitu arena ekonomi, arena politik, dan
arena budaya.
Dari sisi budaya, era globalisasi ini membawa beraneka ragam budaya yang
sangat dimungkinkan mempengaruhi pola pikir, tingkah laku, dan sistem nilai masyarakat
suatu negara. Oleh karena itu, kita seharusnya waspada dan pandai menyiasati pengaruh
budaya silang sehingga bangsa kita dapat mengambil nilai budaya yang positif yaitu
mengambil nilai budaya yang bermanfaat bagi kehidupan dan pembangunan bangsa serta
tidak terjebak pada pengaruh-pengaruh budaya yang negatif. Kita juga harus belajar
melihat dunia dari perspektif yang berbeda sesuai dengan kepentingan dan tujuan
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
4
masing-masing tanpa melunturkan nilai identitas budaya bangsa kita. Dengan memahami
perbedaan dan persamaan kebudayaan tadi akan menumbuhkan saling pengertian dan
saling menghargai antar kebudayaan yang ada.
3.2 Pengaruh Globalisasi Terhadap Eksistensi Kebudayaan Daerah
Gaung globalisasi, yang sudah mulai terasa sejak akhir abad ke-20, telah
membuat masyarakat dunia, termasuk bangsa Indonesia harus bersiap-siap menerima
kenyataan masuknya pengaruh luar terhadap seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu
aspek yang terpengaruh adalah kebudayaan. Terkait dengan kebudayaan, kebudayaan
dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi
yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Atau kebudayaan juga dapat
didefinisikan sebagai wujudnya, yang mencakup gagasan atau ide, kelakuan dan hasil
kelakuan (Koentjaraningrat), dimana hal-hal tersebut terwujud dalam kesenian tradisional
kita. Oleh karena itu nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan
atau psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran.
Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah
laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang
bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah
kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan Bagi bangsa Indonesia aspek
kebudayaan merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki kekayaan nilai yang
beragam, termasuk keseniannya. Kesenian rakyat, salah satu bagian dari kebudayaan
bangsa Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi. Globalisasi dalam kebudayaan
dapat berkembang dengan cepat, hal ini tentunya dipengaruhi oleh adanya kecepatan dan
kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan berita namun hal ini justru menjadi
bumerang tersendiri dan menjadi suatu masalah yang paling krusial atau penting dalam
globalisasi, yaitu kenyataan bahwa perkembangan ilmu pengertahuan dikuasai oleh
negara-negara maju, bukan negara-negara berkembang seperti Indonesia. Mereka yang
memiliki dan mampu menggerakkan komunikasi internasional justru negara-negara maju.
Akibatnya, negara-negara berkembang, seperti Indonesia selalu khawatir akan
tertinggal dalam arus globalisai dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial,
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
5
budaya, termasuk kesenian kita. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu
mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan transportasi internasional telah
menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung
mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia
secara menyeluruh. Simon Kemoni, sosiolog asal Kenya mengatakan bahwa globalisasi
dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya.
Dalam proses alami ini, setiap bangsa akan berusaha menyesuaikan budaya mereka
dengan perkembangan baru sehingga mereka dapat melanjutkan kehidupan dan
menghindari kehancuran.
Tetapi, menurut Simon Kimoni, dalam proses ini, negara-negara harus
memperkokoh dimensi budaya mereka dan memelihara struktur nilai-nilainya agar tidak
dieliminasi oleh budaya asing. Dalam rangka ini, berbagai bangsa haruslah mendapatkan
informasi ilmiah yang bermanfaat dan menambah pengalaman mereka. Terkait dengan
seni dan budaya, Seorang penulis asal Kenya bernama Ngugi Wa Thiong’o menyebutkan
bahwa perilaku dunia Barat, khususnya Amerika seolah-olah sedang melemparkan bom
budaya terhadap rakyat dunia. Mereka berusaha untuk menghancurkan tradisi dan bahasa
pribumi sehingga bangsa-bangsa tersebut kebingungan dalam upaya mencari indentitas
budaya nasionalnya.
Penulis Kenya ini meyakini bahwa budaya asing yang berkuasa di berbagai
bangsa, yang dahulu dipaksakan melalui imperialisme, kini dilakukan dalam bentuk yang
lebih luas dengan nama globalisasi.
3.2.1 Globalisasi dalam Kebudayaan Tradisional di Indonesia
Proses saling mempengaruhi adalah gejala yang wajar dalam interaksi antar
masyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa Indonesia
ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang mendiami nusantara (sebelum Indonesia
terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan mempengaruhi.
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
6
Kemampuan berubah merupakan sifat yang penting dalam kebudayaan manusia.
Tanpa itu kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang senantiasa
berubah. Perubahan yang terjadi saat ini berlangsung begitu cepat.
Hanya dalam jangka waktu satu generasi banyak negara-negara berkembang telah
berusaha melaksanakan perubahan kebudayaan, padahal di negara-negara maju
perubahan demikian berlangsung selama beberapa generasi. Pada hakekatnya bangsa
Indonesia, juga bangsa-bangsa lain, berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh luar.
Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak luar, hal inilah yang terjadi dalam
proses globalisasi. Oleh karena itu, globalisasi bukan hanya soal ekonomi namun juga
terkait dengan masalah atau isu makna budaya dimana nilai dan makna yang terlekat di
dalamnya masih tetap berarti..
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam berbagai hal,
seperti anekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya.
Keanekaragaman masyarakat Indonesia ini dapat dicerminkan pula dalam berbagai
ekspresi keseniannya. Dengan perkataan lain, dapat dikatakan pula bahwa berbagai
kelompok masyarakat di Indonesia dapat mengembangkan keseniannya yang sangat khas.
Kesenian yang dikembangkannya itu menjadi model-model pengetahuan dalam
masyarakat.
3.2.2 Perubahan Budaya dalam Globalisasi : Keseninan yang Bertahan dan
yang Tersisihkan
Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan
dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang
bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma social merupakan salh satu dampak
dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara
mendasar. Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-
batas budaya setiap bangsa.
Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi
peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya saja khusus
dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itu
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
7
sudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari kita bisa menyimak tayangan film di tv
yang bermuara dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, dll
melalui stasiun televisi di tanah air. Belum lagi siaran tv internasional yang bisa
ditangkap melalui parabola yang kini makin banyak dimiliki masyarakat Indonesia.
Sementara itu, kesenian-kesenian populer lain yang tersaji melalui kaset, vcd, dan dvd
yang berasal dari manca negara pun makin marak kehadirannya di tengah-tengah kita.
Fakta yang demikian memberikan bukti tentang betapa negara-negara penguasa
teknologi mutakhir telah berhasil memegang kendali dalam globalisasi budaya khususnya
di negara ke tiga. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh
terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian
dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Di saat yang lain
dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi oleh
banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih
menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita.
Dengan parabola masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang
bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Kondisi yang demikian mau
tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesia dari kehidupan
masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam masyarakat Indonesia. Misalnya
saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis Indonesia, baik yang rakyat maupun istana,
selalu berkaitan erat dengan perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengan datangnya
perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem ekonomi
pasar, dan globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser ke arah kesenian
yang berdimensi komersial.
Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai tersingkir dan kehilangan fungsinya.
Sekalipun demikian, bukan berarti semua kesenian tradisional kita lenyap begitu saja.
Ada berbagai kesenian yang masih menunjukkan eksistensinya, bahkan secara kreatif
terus berkembang tanpa harus tertindas proses modernisasi. Pesatnya laju teknologi
informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi budaya yang ampuh,
sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas.
Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
8
yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka. Misalnya saja kesenian tradisional
wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini
tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat
wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya
akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai moral
yang baik, menurut saya.
Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih
berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami “mati suri”. Wayang orang dan
ludruk merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat
globalisasi. Bisa jadi fenomena demikian tidak hanya dialami oleh kesenian Jawa
tradisional, melainkan juga dalam berbagai ekspresi kesenian tradisional di berbagai
tempat di Indonesia. Sekalipun demikian bukan berarti semua kesenian tradisional mati
begitu saja dengan merebaknya globalisasi. Di sisi lain, ada beberapa seni pertunjukan
yang tetap eksis tetapi telah mengalami perubahan fungsi.
Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan mentransformasikan diri dengan
teknologi komunikasi yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat, misalnya saja
kesenian tradisional “Ketoprak” yang dipopulerkan ke layar kaca oleh kelompok
Srimulat. Kenyataan di atas menunjukkan kesenian ketoprak sesungguhnya memiliki
penggemar tersendiri, terutama ketoprak yang disajikan dalam bentuk siaran televisi,
bukan ketoprak panggung. Dari segi bentuk pementasan atau penyajian, ketoprak
termasuk kesenian tradisional yang telah terbukti mampu beradaptasi dengan perubahan
zaman. Selain ketoprak masih ada kesenian lain yang tetap bertahan dan mampu
beradaptasi dengan teknologi mutakhir yaitu wayang kulit. Beberapa dalang wayang kulit
terkenal seperti Ki
Manteb Sudarsono dan Ki Anom Suroto tetap diminati masyarakat, baik itu kaset
rekaman pementasannya, maupun pertunjukan secara langsung. Keberanian stasiun
televisi Indosiar yang sejak beberapa tahun lalu menayangkan wayang kulit setiap malam
minggu cukup sebagai bukti akan besarnya minat masyarakat terhadap salah satu
khasanah kebudayaan nasional kita. Bahkan Museum Nasional pun tetap
mempertahankan eksistensi dari kesenian tradisonal seperti wayang kulit dengan
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
9
mengadakan pagelaran wayang kulit tiap beberapa bulan sekali dan pagelaran musik
gamelan tiap satu minggu atau satu bulan sekali yang diadakan di aula Kertarajasa,
Museum Nasional.
3.3 Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Bangsa
Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan
budaya bangsa Indonesia . Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata
menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai
pelestarian budaya. Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi)
mengkibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri .
Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti
dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Di Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya,
duapuluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih banyak yang berminat untuk
belajar tari tor-tor dan tagading (alat musik batak). Hampir setiap minggu dan dalam
acara ritual kehidupan, remaja di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan budaya
yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan
daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di televisi
dan Taman Mini Indonesi Indah (TMII). Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah
tersebut, bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang
menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat
menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya.
Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian bahasa
indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa). Sudah lazim di
Indonesia untuk menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu, Pak, Bu, Saudara,
Anda dibandingkan dengan kau atau kamu sebagai pertimbangan nilai rasa. Sekarang ada
kecenderungan di kalangan anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia
dialek Jakarta seperti penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu). Selain itu kita sering
dengar anak muda mengunakan bahasa Indonesia dengan dicampur-campur bahasa
inggris seperti OK, No problem dan Yes’, bahkan kata-kata makian (umpatan) sekalipun
yang sering kita dengar di film-film barat, sering diucapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
10
Kata-kata ini disebarkan melalui media TV dalam film-film, iklan dan sinetron
bersamaan dengan disebarkannya gaya hidup dan fashion . Gaya berpakaian remaja
Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan telah berubah mengikuti
perkembangan jaman.
Ada kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim
dan ketat yang memamerkan bagian tubuh tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut
dari film-film dan majalah-majalah luar negeri yang ditransformasikan kedalam sinetron-
sinetron Indonesia . Derasnya arus informasi, yang juga ditandai dengan hadirnya
internet, turut serta `menyumbang` bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan
ketat telah menjadi trend dilingkungan anak muda. Salah satu keberhasilan penyebaran
kebudayaan Barat ialah meluasnya anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang
berkembang di Barat merupakan suatu yang universal. Masuknya budaya barat (dalam
kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan `baik`. Pada sisi inilah globalisasi telah
merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya Timur (termasuk Indonesia ) sehingga
terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran.
3.4 Pengaruh Globalisasi Terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia
Kini kita tengah memasuki abad XXI. Abad ini juga merupakan milenium III
dalam perhitungan Masehi, dimana perubahan milenium ini diramalkan akan membawa
perubahan terhadap struktur ekonomi, struktur kekuasaan, dan struktur kebudayaan
dunia. Fenomena yang paling menonjol pada kurun waktu ini adalah terjadinya proses
globalisasi. Proses perubahan inilah yang disebut Alvin Toffler sebagai gelombang
ketiga, setelah berlangsungnya gelombang pertama dalam bidang agrikultur dan
gelombang kedua dalam bidang industri.
Perubahan yang demikian menyebabkan terjadinya pula pergeseran kekuasaan
dari pusat kekuasaan yang bersumber pada tanah, kemudian kapital atau modal, dan
selanjutnya dalam gelombang ketiga pada penguasaan terhadap informasi, yakni ilmu
pengetahuan dan tekhnologi. Sayangnya proses globalisasi ini lebih banyak ditakuti
daripada dipahami untuk kemudian diantisipasi dengan arif dan cermat. Oleh karena rasa
takut dan cemas yang berlebihan, antisipasi yang dilakukan cenderung bersifat defensif
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
11
dengan membangun gedung-gedung yang bertingkat, benteng-benteng pertahanan karena
merasa diri sebagai objek daripada subjek di dalam proses perubahan.
Padahal di dalam era globalisasi ini, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut
berperan, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan
istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek) secara tidak langsung juga memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan
demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk bahasa
Indonesia. Sekaligus bahasa berperan juga sebagai prasarana berpikir dan sarana
pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu sendiri.
Menurut Sunaryo (2000), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek
tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur
budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan
produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat
berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, akhirnya menjadikan
bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam
menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan
cermin dari daya nalar (pikiran).
Namun, seiring dengan bertambahnya usia bahasa Indonesia justru dihadang
banyak masalah. Pertanyaan bernada pesimis justru bermunculan. Mampukah bahasa
Indonesia menjadi bahasa budaya dan bahasa Iptek yang berwibawa di tengah dahsyatnya
arus globalisasi? Mampukah bahasa Indonesia bersikap luwes dan terbuka dalam
mengikuti derap peradaban yang terus gencar menawarkan perubahan dan dinamika?
Masih setia dan banggakah para penuturnya dalam menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa komunikasi yang efektif di tengah-tengah perubahan dan dinamika itu?
Tulisan ini akan sedikit mengulas pengaruh kemajuan teknologi informasi terhadap
bahasa Indonesia dalam menghadapi era globalisasi.
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
12
3.5 Pengaruh Globalisasi terhadap Bahasa dan Sastra Daerah
Sastra daerah baik lisan maupun tulisan merupakan kekayaan budaya daerah yang
kelestariannya ditentukan oleh pendukung budaya daerah yang bersangkutan. Sastra
daerah menyimpan nilai-nilai kedaerahan dan akan memberikan sumbangsih yang sangat
besar bagi perkembangan sastra di daerah dan Indonesia pada umumnya. Dengan sastra
daerah, kita dapat mengetahui asal-usul suatu daerah dengan berbagai kearifan yang
dicurahkan lewat berbagai mitos, legenda, dongeng, dan riwayat termasuk di dalamnya
permainan rakyat dan nyanyian lokal.
Masalah yang ada saat ini adalah kurangnya perhatian masyarakat terhadap sastra
daerah. Sastra daerah telah berada di ambang kepunahan karena hanya segelintir orang
yang punya kepedulian terhadapnya. Perlu kita ketahui, bahwa tanpa adanya dukungan
dari masyarakat, sastra daerah akan hilang tanpa bekas dan masyarakat akan kehilangan
identitas budaya. Budaya luar yang dengan mudah diperoleh dari media cetak maupun
elektronik juga sangat mempengaruhi perkembangan sastra daerah.
Seluruh suku bangsa di Indonesia saat ini merasa bahwa hidup matinya sastra
daerah menjadi tanggung jawab masing-masing daerah. Padahal sesungguhnya
perkembangan sastra daerah menjadi tanggung jawab nasional yang harus dihadapi
secara nasional pula. Begitu pula dengan para penggiat sastra daerah, mereka praktis
melakukan kegiatan-kegiatan sastra secara individu dan swadaya, sehingga gaungnya
hanya terasa dalam ruang lingkup yang tidak terlalu luas.
Berbicara mengenai sastra daerah, tentunya kita tidak dapat terlepas dari bahasa
yang menjadi akar dari sastra daerah itu sendiri. Selain itu., bahasa juga menjadi simbol
suatu peradaban bangsa. Kematian sastra daerah, yang di dalamnya terdapat bahasa,
mengakibatkan hilangnya suatu kebudayaan dan musnahnya suatu peradaban.
Bahasa dan sastra daerah merupakan salah satu unsur kebudayaan nasional yang
dilindungi oleh Negara dan dijamin dengan undang-undang. Bahasa dan sastra daerah
sebagai salah satu bagian kebudayaan daerah berkedudukan sebagai wahana ekspresi
budaya yang di dalamnya terekam antara lain pengalaman estetik, religius, atau sosial
politik masyarakat etnis yang bersangkutan. Bahasa dan sastra daerah adalah aset besar
yang dimiliki sebuah bangsa.
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
13
Adanya perkembangan teknologi dan arus globalisasi yang sangat cepat membawa
dampak bagi bahasa dan sastra daerah. Perkembangan tersebut membawa pengaruh
asing yang mempengaruhi berbagai sendi kehidupan yang pada akhirnya juga membawa
pada perubahan perilaku masyarakat dalam bertindak dan berbahasa.
Adanya arus globalisasi memberi dampak pada perkembangan bahasa dan sastra
daerah. Masuknya bahasa asing utamanya bahasa Inggris pada setiap sendi kehidupan
masyarakat menyebabkan pola pikir masyarakat tertuju pada bagaimana agar bisa
menguasai bahasa tersebut sehingga pembelajaran terhadap bahasa dan sastra daerah
dianggap tidak perlu. Memang menguasai bahasa asing, utamanya bahasa Inggris
merupakan hal yang penting. Namun dengan begitu bukan berarti bahasa daerah harus
dikesampingkan dan mengutamakan bahasa asing. Diperlukan pemahaman yang lebih
arif dalam penguasaan bahasa. Di dalam sebuah bahasa dan sastra daerah terdapat banyak
pengetahuan, nilai-nilai budaya suatu daerah dan merupakan sumber sejarah yang dapat
diangkat dan disebarluaskan kepada etnik lain melalui bahasa pemersatu yaitu bahasa
Indonesia dan dapat pula diangkat ke kanca internasional apabila kita mengetahui bahasa
asing.
Puncak kebudayaan daerah adalah kebudayaan nasional. Jika diibaratkan
kebudayaan nasional adalah sebuah puncak yang untuk mencapainya diperlukan
rangkaian anak tangga yang saling terjalin sehingga memudahkan untuk mencapai
puncak. Rangkain anak tangga tersebut adalah bahasa-bahasa daerah. Untuk tetap bisa
melestarikan bahasa daerah diperlukan kerja sama dari berbagai pihak. Utamanya
masyarakat itu sendiri, pemerintah dan pengelola pendidikan.
Agar sebuah bahasa tetap ada diperlukan orang yang menuturkannya, dalam hal
ini adalah generasi muda. Maka dari itu, diperlukan peran serta pengelolah pendidikan
khususnya guru untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang bahasa dan
sastra daerah serta motivasi kepada generasi mudah untuk memupuk minat sejak dini
sehingga tetap memakai dan tidak meninggalkan bahasa daerahnya. Untuk menciptakan
guru yang berkompeten dalam bidang tersebut diperlukan partisipasi pemerintah. Dalam
hal ini pemerintah menjadi fasilitator bagi tenaga pendidik untuk mendapatkan dan
menimbah ilmu lebih dalam, khusus pada bidang bahasa dan sastra daerah.
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
14
Mungkin timbul pertanyaan, untuk apa bahasa dan sastra daerah perlu dilestarikan
agar tidak punah ? jawabannya adalah karena di dalam sebuah adat istiadat, cerita rakyat
dan bahasa daerah mungkin terpendam, suatu rahasia yang belum tersingkap, jika
diibaratkan di dalam bahasa dan sastra daerah terpendam tambang emas yang belum
digali dan belum terjamah oleh manusia. Sehingga perlu tetap dijaga dan dilestarikan.
Nusantara kita adalah sebuah wilayah yang di dalamnya memliki begitu banyak
potensi. Tinggal bagaimana kita sebagai masyarakatnya menggali, mengembangkan dan
melestarikannya secara arif dan bijaksana. Termasuk juga bahasa dan sastra daerah, perlu
dukungan dan partisipasi dari semua pihak.
Agar bahasa dan sastra daerah dapat berkembang dan mampu melawan arus
perkembangan zaman, salah satu kiat yang dapat dilakukan adalah dengan pembinaan
dan pengembangan terhadap kebudayaan lokal dan sastra daerah itu sendiri.
Pemberdayaan sastra daerah ditujukan kepada pemantapan, kedudukan dan fungsi
sastra dalam kehidupan masyarakat. Dengan semakin mantapnya kedudukan dan fungsi
sastra dalam masyarakat diharapkan karya sastra yang bermutu dan sarat akan makna
kebudayaan akan lahir di tengah-tengah masyarakat itu sendiri. Pengembangan sastra
dilakukan denga mengupayakan peningkatan terhadap mutu sastra agar dapat
dimanfaatkan sebagai media ekspresi, pencerminan dan pencarian jati diri untuk
membangun kebudayaan baru, dan sebagai sarana peningkatan kepedulian terhadap
kehidupan masyarakat upaya pengembangan sastra tersebut dapat dilakukan melalui
pemeliharaan karya sastra. Pemeliharaan karya sastra adalah upaya yang dilakukan agar
generasi baru Indonesia dapat memahami dan menghayati karya sastra terutama pesan
yang terkandung di dalamnya. Pelestarian sastra lama adalah salah satu upaya
pemeliharaan sastra. Pemahaman terhadap karya sastra akan lebih mudah dicapai jika
suatu generasi mengalami kehidupan karya sastra itu sendiri. Oleh karena itu,
pemeliharaan karya sastra dapat dilakukan melalui pemeliharaan tradisi bersastra di
masyarakat, seperti sastra lisan, pembacaan naskah lama, serta penuturan dongeng.
Dalam rangka upaya mengembangkan kebudayaan bangsa yang berkepribadian
dan berkesadaran nasional, perlu ditumbuhkan kemampuan masyarakat untuk
mengangkat nilai-nilai sosial budaya daerah yang luhur serta menyerap nilai-nilai dari
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
15
luar yang positif dan yang diperlukan bagi pembaruan dalam proses pembangunan
bangsa. Bahasa dan sastra daerah perlu terus dibina dan dilestarikan dalam rangka
mengembangkan identitas keindonesiaan kita.
Salah satu cara untuk memperkenalkan nilai-nilai luhur bangsa adalah dengan
memperkenalkan budaya lokal kepada para generasi muda. Nilai-nilai budaya lokal ini
adalah jiwa dari kebudayaan local dan menjadi dasar bagi segenap wujud kebudayaan di
daerahnya. Memperkenalkan cerita rakyat dalam bentuk mendongeng sebelum tidur
misalnya merupakan budaya bangsa kita dahulu, yang pada masa kinisudah mulai luntur
seiring berkembangnya zaman. Cerita merupakan salah satu sarana penting untuk
mempertahankan eksistensi diri. Cerita tidak hanya digunakan untuk memahami dunia
dan mengekspresikan gagasan, ide-ide, dan nilai-nila, melainkan juga sebagai sarana
penting untuk memahamkan dunia kepada orang lain, menyimpan, mewariskan gagasan
dan nilai-nilai tersebut dari generasi ke generasi berikutnya. Budaya local yang beraneka
ragam merupakan warisan budaya yang wajib dilestarikan. Ketika bangsa lain yang
hanya sedikit mempunyai warisan budaya local berusaha keras untuk melestarikannya
demi sebuah identitas, maka sungguh naïf jika yang memiliki banyak warisan budaya
local lantas mengabaikan pelestariannya. Beberapa hal yang termasuk budaya local
misalnya cerita (dongeng) rakyat, ritual kedaerahan, tradisi kedaerahan, kreativitas (tari,
lagu, drama, dan lain-lain), dan keunikan masyarakat setempat.
Harus kita sadari bahwa arus deras globalisasi tidak dapat kita hindari, tetapi hal tersebut
dapat kita minimalisir. Globalisasi yang tidak terhindarkan harus diantisipasi dengan
penguatan jati diri dan kearifan local yang dijadikan sebagai dasar pijakan dalam
penyusunan strategi dalam pelestarian dan pengembangan sastra dan bahasa daerah.
Upaya memperkuat jati diri daerah dapat dilakukan melalui penanaman budaya-budaya
lokal dalam pembelajaran bahasa dan sastra daerah di lingkungan formal, informal
maupun nonformal.
Bahasa dan sastra daerah merupakan lambang identitas dan lambang jati diri
setiap bangsa, setiap etnik dan setiap masyarakat. Perlu dijaga, dilestarikan dan
dikembangkan dan agar tidak punah. Karena apabila sebuah bahasa dan sastra daerah
punah maka adalah sebuah kerugian besar. Untuk itu adanya perhatian dan partisipasi
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
16
dari berbagai pihak akan sangat mendukung tercapainya usaha untuk tetap melestarikan
bahasa dan sastra daerah.
3.6 Pengaruh Penggunaan Bahasa Inggris Terhadap Bahasa Indonesia atau Bahasa
Daerah.
Pada masa sekarang ini, bahasa inggris sepertinya sangat diminati oleh
masyarakat, bukan saja di Indonesia, tetapi juga di seluruh penjuru dunia. Karena saat ini
adalah masa globalisasi, dan bahasa inggris adalah bahasa yang digunakan dalam bahasa
internasional.
Bahasa inggris juga dapat menghilangkan identitas bahasa Indonesia sebagai
bahasa Negara dan juga bahasa kesatuan Republik Indonesia, sebagai alat pemersatu
bangsa, yang sudah sedikit dilupakan oleh masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia
sangat diperlukan dalam Negara kita. Kalau tidak ada bahasa Indonesia maka kita tidak
dapat memproklamasikan kemerdekaan kita.
Pengaruh yang ada telah membuat bahasa Indonesia terpinggirkan, bahkan di
negaranya sendiri, di kalangan masyarakat dan pelajar. Masyarakat kita menyepelekan
bahasa Indonesia dan mengagungkan bahasa-bahasa asing, seperti bahasa Inggris,
Spanyol, Jepang, Arab, Perancis atau Mandarin. Keadaan yang begitu berlawanan dengan
sejarah awal perkembangan bahasa Indonesia, saat para pemuda dan rakyat Indonesia
dulu sangat menjunjung nilai-nilai kebangsaan dan budaya bangsa. Satu hal yang menjadi
ironi lagi adalah bahwa kasus ketidaklulusan ujian nasional pelajar kita adalah karena
menyepelekan pelajaran bahasa Indonesia yang menjadi salah satu mata pelajaran yang
diujikan.
Bahkan sekarang ini, orang-orang yang berkelas menengah atas pun sibuk untuk
mencarikan anak-anaknya bimbingan bahasa inggris. Bagi pemerolehan bahasa anak dan
juga pada pribadi anak yang menjadi tidak begitu mengenal bahasa Indonesia atau
bahkan bahasa daerah sebagai bahasa yang ia kenal pertama kali dalam hidupnya. Seperti
itulah sedikit gambaran bahasa inggris yang sekarang sudah lebih diutamakan.
Namun ada juga pendapat lain dari responden, yaitu bahasa inggris tidak
berpengaruh apa-apa dalam bahasa Indonesia, karena bahasa inggris memang bahasa
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
17
internasional, menggunakan bahasa inggris seperti memang sudah tuntutan
perkembangan jaman saat ini.
3.7 Pengaruh Globalisasi Terhadap Pengembangan Bahasa Indonesia
Globalisasi adalah suatu aktifitas, keputusan, atau kejadian yang terjadi di satu
tempat di permukaan bumi yang secara signifikan menimbulkan dampak terhadap
komunitas di permukaan bumi lainnya. Globalisasi tidak sama dengan internasionalisasi.
Proses globalisasi tidak berdampak seragam secara spasial karena setiap Negara atau
region atau daerah lokal tertentu memiliki karakteristik tersendiri. Oleh karena itu proses
globalisasi akan menghasilkan daya tolak dalam bentuk proses regionalisasi atau
lokalisa.si
Jan Aart Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang
dengan globalisasi:
• Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan
internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan
identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama
lain.
• Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas
antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa,
maupun migrasi.
• Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal
material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas
dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
• Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan
semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
• Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan
keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara
masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima,
dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan
negara-negara.
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
18
Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk
diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang
dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap
berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek
kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan
ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat
dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Berikut
Pengaruh globalisasi dalam pengembangan bahasa Indonesia dalam bidang komunikasi,
kesenian dan ilmu pengetahuan dan teknologi:
1. Bidang komunikasi
Media massa merupakan salah satu sarana yang penting untuk membina
dan mengembangkan bahasa Indonesia dalam rangka pembangunan bangsa
karena media massa memiliki pengaruh yang luas dalam masyarakat. Media
massa telah memberikan sumbangan yang berharga untuk pertumbuhan bahasa
Indonesia, baik secara tertulis maupun lisan. Hal yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan bahasa Indonesia terkait dengan bidang komunikasi adalah
adanya penataran bahasa Indonesia, penyediaan “pojok bahasa” dalam surat kabar
dan majalah yang memuat petunjuk praktis penggunaan bahasa Indonesia,
mengadakan pembinaan dan pengembangan bahasa bersama dewan pers dan
lembaga lain, agar segera menyusun pedoman pembakuan bahasa Indonesia yang
didasarkan atas penelitian antara lain untuk penyiar televisi dan radio.
Hal-hal yang perlu dicermati pada era globalisasi saat ini adalah adanya
pengaruh bahasa asing dalam perkembangan bahasa Indonesia. Pada dasarnya
banyak kosa kata yang digunakan dalam bahasa Indonesia akan tetapi berasal dari
bahasa asing. Contoh dari bahasa Inggris yaitu kiper, kornel, tim, gol, final, tes,
organisasi, legal, proklamasi, administrasi, stop, dll. Semua itu memperkaya
khasanah kosakata bahasa Indonesia.
2. Bidang kesenian
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
19
Bahasa Indonesia yang dipergunakan dalam karya sastra, cerita anak-anak,
lagu, teater, dan film menunjukkan adanya banyak ketimpangan. Dalam hal
penerbitan cerita anak-anak, pengarang perlu memberi keleluasaan kepada
penerbit.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan bahasa Indonesia
lewat jalur kesenian adalah sebagai berikut:
a. Melakukan perekaman pementasan drama tradisional atau pun luar negeri
untuk kemudian diterbitkan ke dalam bahasa Indonesia.
b. Meningkatkan kecermatan pemakaian bahasa dengan lembaga-lembaga
pendidikan dan psikologi yang ada.
c. Penerbitan karya-karya asli daerah dan asing
d. Menerjemahkan dan menerbitkan karya asli daerah dan asing ke dalam
bahasa Indonesia
Dengan melakukan hal tersebut akan diperolehlah banyak kosa kata dan
hal tersebut akan memperkaya kosa kata bahasa Indonesia. Semua itu tentunya
dilakukan sesuai kaidah alih transkripsi bahasa Indonesia.
3. Bidang Ilmu dan Teknologi
Melalui jalur teknologi untuk mengembangkan kosa kata bahasa Indonesia
diantaranya dengan melakukan kerja sama bidang teknologi. Dalam hubungan
dengan penggunaan kata / istilah bidang komputer, pusat bahasa bekerja sama
dengan Microsoft. Bersama Microsoft, pusat bahasa telah mengalihkan istilah
bahas Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Kerjasama itu kini masih berlanjut
untuk mengindonesiakan produk-produk lainnya.
4. Aspek-Aspek Positif dan Negatif dari Globalisasi
Globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan akan membuat setiap bangsa
menjadi bagian dari sistem nilai dunia.
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
20
Globalisasi ekonomi memungkinkan terjadinya sinergi positif antara beberapa
kelompok ekonomi dalam negeri dengan kelompok ekonomi luar negeri. Sinergi
ekonomi positif yang berciri multilateral ini perlu diarahkan untuk tidak mematikan
kelompok-kelompok ekonomi yang sejenis di negara-negara yang beraliansi ekonomi
secara multilateral tersebut.
4.1 Potret Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi
Era globalisasi akan menyentuh semua aspek kehidupan, termasuk bahasa.
Bahasa yang semakin global dipakai oleh semua bangsa di dunia ialah bahasa Inggris,
yang pemakainya lebih dari satu miliar. Akan tetapi, sama hanya denga bidang-bidang
kehidupan laian, sebagaimana dikemukakan oleh Naisbii (1991) dalam bukunya Global
Paradox, akan terjadi paradoks-paradoks dalam berbagai komponen kehidupan, termasuk
bahasa. Bahasa Inggris, misalnya, walaupun pemakainya semakin besar sebagai bahasa
kedua, masyarakat suatu negara akan semakin kuat juga memempertahankan bahasa
ibunya. Di Islandia, sebuah negara kecil di Eropa, yang jumlah penduduknya sekitar
250.000 orang, walaupun mereka dalam berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa
Inggris seabagai bahasa kedua, negara ini masih mempertahankan kemurnian bahasa
pertamanya dari pengaruh bahasa Inggris.
Di Kubekistan (Guebec), yang salama ini peraturan di negara bagian ini
mewajibkan penggunaan bahasa Perancis untuk semua papan nama, sekarang diganti
dengan bahasa sendiri. Demikian juga negara-negara pecahan Rusia seperti Ukraina,
Lithuania, Estonia (yang memisahkan diri dari Rusia) telah menggantikan semua papan
nama di negara tersebut yang selama itu menggunakan bahasa Rusia.
Bagaimana halnya dengan di Indonesia? Di Indonesia, fenomena yang sama
pernah dilakukan dengan pengeluaran Surat Menteri Dalam Negeri kepada gubernur,
bupati, dan walikota seluruh Indonesia Nomor 1021/SJ tanggal 16 Maret 1995 tentang
Penertiban Penggunaan Bahasa Asing. Surat itu berisi instruksi agar papan-papan nama
dunia usaha dan perdagangan di seluruh Indonesia yang menggunakan bahasa asing agar
diubah menjadi bahasa Indonesia. Ketika awal pemberlakukan peraturan tersebut, tampak
gencar dan bersemangat usaha yang dilakukan oleh pemerintah daerah di seluruh
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
21
Indonesia.
Pemda DKI Jakarta, misalnya, bekerja sama dengan Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa mengadakan teguran-teguran lisan dan tertulis, bahkan turun ke
lapangan mendatangi perusahaan-perusahaan yang papan namanya menggunakan bahasa
Inggris atau mencampuradukkan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dengan struktur
bahasa Inggris. Misalnya, sebelumnya terpampang “Pondok Indah Mall”, “Ciputra Mall”,
“Mestika Bank”, dan lain-lain, sekarang diubah menjadi “Mal Pondok Indah”, “Mal
Ciputra”, “Bank Mestika”.
Berbagai fenomena dan kenyataan ini akan semakin mendukung ke arah
terjadinya suatu pertentangan (paradoks) dan arus tarik-menarik antara globalisasi dan
lokalisasi. Persoalan berikutnya adalah mampukah bahasa Indonesia mempertahankan
jati dirinya di tengah-tengah arus tarik-menarik itu? Untuk menjawab persoalan ini,
marilah kita menengok ke belakang bagaimana bahasa Indonesia yang ketika itu masih
disebut bahasa Melayu mampu bertahan dari berbagai pengaruh bahasa lain baik bahasa
asing maupun bahasa daerah lainnya di nusantara.
Sejauh ini tanpa terasa banyak kosakata yang sebenarnya hasil serapan dari
bahasa lain tetapi sudah kita anggap sebagai kosakata bahasa Melayu/Indonesia.
Misalnya sebagai berikut. Bahasa Asal dan contoh kata yang diserap:
Bahasa Sanskerta: agama, bahasa, cerita, cita, guru, harta, pertama, sastra, sorga,
warta
Bahasa Arab: alam, adil, adat, haram, haji, kitab, perlu, sah, subuh, hisab,
madrasah, musyawarah
Bahasa Belanda: pipa, baut, kaos, pesta, peluit, setir, brankas, balok, pelopor,
dongkrak, nol, bom, saku
Bahasa Inggris: kiper, kornel, tim, gol, final, tes, organisasi, proklamasi, legal,
administrasi, stop,
Bahasa Cina: loteng, kue, kuah, the, cengkeh, cawan, teko, anglo, toko, tauco
Bahasa Tamil: keledai, perisai, tirai, peri, cemeti, kedai, modal, pualam, ragam,
gurindam
Bahasa Portugis: meja, kemeja, gereja, bendera, peluru, almari, mentega, roda,
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
22
lentera, armada, paderi
Bahasa Parsi: bandar, syahbandar, kenduri, kelasi, anggur, istana, tamasya, takhta,
nakhoda, bius
Bahasa Jawa: gampang, ngawur, ruwet, sumber, jago, lebaran, bisa, tanpa, sengit,
ajeg, tuntas
Bahasa Sunda Camat, garong, lumayan,melotot, ompreng, pencoleng, mending,
nyeri, anjangsana, tahap
Bahasa Minangkabau cemooh, ejek, bak, enau, engkau, semarak, heboh, cetus,
ngarai, taut
4.2 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti tercantum
pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi Kami Putra dan Putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan , bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia
berkedudukan sebagai bahasa nasional ; kedudukannya berada diatas bahasa – bahasa
daerah. Selain itu , didalam undang – undang dasar 1945 tercantum pasal khusus ( BAB
XV , pasal 36 ) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa
Negara ialah bahasa Indonesia. Pertama, bahsa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa
nasional sesuai dengan sumpah pemuda 1928; kedua, bahasa Indonesia berkedudukan
sebagai bahasa Negara sesuai dengan undang – undang dasar 1945.
Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada
perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan
perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu,
bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas,
baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di
dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara
tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua
produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia, yang
dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
23
pertumbuhan dan perkembangan iptek itu.
Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia)
iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur
budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan
produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa
serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya
di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir
modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula
dalam berfikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai :
(1) Lambang kebanggaan kebangsaan.
(2) lambang identitas nasional.
(3) alat perhubungan antar warga, antar daerah, dan antar budaya.
(4) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai – bagai suku bangsa dengan
latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing – masing kedalam
kesatuan kebangsaan Indonesia.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia kita junjung disamping
bendera dan lambang Negara kita. Di dalam melaksanakan fungsi ini bahasa Indonesia
tentulah harus memiliki identitasnya sendiri pula sehingga ia serasi dengan lambang
kebangsaan kita yang lain. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya hanya apabila
masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga
bersih dari unsure – unsure bahasa lain.
Fungsi bahasa Indonesia yang ketiga – sebagai bahasa nasional – adalah sebagai
alat perhubungan antar warga , antar daerah, dan antar suku bangsa. Berkat adanya
bahasa nasional kita dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga
kesalah pahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang social budaya dan bahasa tidak
perlu dikhawatirkan.kita dapat bepergian dari pelosok yang satu ke pelosok yang lain di
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
24
tanah air kita dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satu-satunya alat
komunikasi.
Fungsi bahasa Indonesia yang keempat dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional, adalah sebagai alat yang memungkinkan terlaksananya penyatuan berbagai –
bagai suku bangsa yang memiliki latar belakang social budaya dan bahasa yang berbeda-
beda kedalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat. Didalam hubungan ini bahasa
Indonesia memungkinkan berbagai bagai suku bangsa itu mencapai keserasian hidup
sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan
kesetiaan kepada nilai – nilai social budaya serta latar belakang bahasa daerah yang
bersangkutan. Lebih dari itu, dengan bahasa nasional itu kita dapat meletakkan
kepentingan nasional jauh diatas kepentingan daerah atau golongan.
Didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai :
(1) bahasa resmi kenegaraan.
(2) bahasa pengantar didalm dunia pendidikan.
(3) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan.
(4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagai bahasa resmi kenegaraan , bahasa Indonesia dipakai didalam segala
upacara, peristiwa dan kegiatan kenegaraanbaik dalam bentuk lisan maupun dalam
bentuk tulisan. Termasuk kedalam kegiatan – kegiatan itu adalah penulisan dokumen –
dokumen dan putusan – putusan serta surat – surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan
badan – badan kenegaraan lainnya, serta pidato-pidato kenegaraan.
Sebagai fungsinya yang kedua didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara ,
bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar di lembaga – lembaga pendidikan mulai
taman kanak – kanak sampai dengan perguruan tinggi diseluruh Indonesia , kecuali di
daerah– daerah, seperti daerah aceh, batak , sunda , jawa , Madura , bali , dan Makassar
yang menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa pengantar sampai dengan tahun
ketiga pendidikan dasar.
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
25
Sebagai fungsinya yang ketiga didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara,
bahasa Indonesia adalah alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional dan untuk kepentingan pelaksanaan
pemerintah . didalam hubungan dengan fungsi ini, bahasa Indonesia dipakai bukan saja
sebagai alat komunikasi timbal–balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan
saja sebagai alat perhubungan antar daerah dan antar suku, melainkan juga sebagai alat
perhubungan didalam masyarakat yang sama latar belakang social budaya dan bahasanya.
Akhirnya , didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara , bahasa Indonesia
berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional , ilmu pengetahuan , dan
teknologi . didalam hubungan ini bahasa Indonesia adalah sat – satunya alat yang
memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian
rupa sehingga ia memikili ciri–ciri dan identitasnya sendiri , yang membedakannya dari
kebudayaan daerah. Pada waktu yang sama , bahasa Indonesia kita pergunakan sebagai
alat untuk menyatakan nilai–nilai social budaya nasional kita.
Disamping itu, sekarang ini fungsi bahasa Indonesia telah pula bertambah besar.
Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa media massa . media massa cetak dan
elektronik, baik visual, audio, maupun audio visual harus memakai bahasa Indonesia.
Media massa menjadi tumpuan kita dalam menyebarluaskan bahasa Indonesia secara baik
dan benar.
Di dalam kedudukannya sebagai sumber pemerkaya bahasa daerah , bahasa
Indonesia berperanana sangat penting. Beberapa kosakata bahasa Indonesia ternyata
dapat memperkaya khasanah bahasa daerah, dalam hal bahasa daerah tidak memiliki kata
untuk sebuah konsep. Bahasa Indonesia sebagai alat menyebarluaskan sastra Indonesia
dapat dipakai. Sastra Indonesia merupakan wahana pemakaian bahasa Indonesia dari segi
estetis bahasa sehingga bahasa Indonesia menjadi bahasa yang penting dalam dunia
internasional.
Menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada
yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk
mengadakan komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
26
mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati
bersama. Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya.
Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua
alat komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah.
Menurut Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang
paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu
dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu
untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya,
sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu
kelemahan yang tidak disadari.
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak
teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan
bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk
berbahasa’ bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung
kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan
bahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian
kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat
memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana
pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa
untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus
mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
a. Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri
Kita memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang kita hormati
dibandingkan dengan cara berbahasa kita kepada teman kita. Pada saat
menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai bahasa
tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi
pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa
hanya untuk kepentingannya pribadi. Fungsi ini berbeda dari fungsi berikutnya,
yakni bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.
Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
27
terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk
memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara
lain :
agar menarik perhatian orang lain terhadap kita,
keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi
Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang
sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri.
b. Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau
dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan
mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang
dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita. Sebagai alat komunikasi,
bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan
memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur
berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa
depan kita.
Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah
memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin
menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat
orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain.
Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam
hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama
kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan
kebutuhan khalayak sasaran kita.
c. Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan
pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan
mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
28
dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan
secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh
memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial
yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan
dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh
efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang
sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5).
d. Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat
diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan,
informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran
dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat
kontrol sosial.
Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa
sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan
alat kontrol sosial.
Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talk
show) di televisi dan radio. klan layanan masyarakat atau layanan sosial
merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua
itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk
memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di
samping itu, kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang
lain mengenai suatu hal.
Contoh fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita
terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu
cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita. Tuangkanlah rasa
dongkol dan marah kita ke dalam bentuk tulisan. Biasanya, pada akhirnya, rasa
marah kita berangsur-angsur menghilang dan kita dapat melihat persoalan secara
lebih jelas dan tenang.
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
29
5. Penggunaan Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia
Dewasa ini, masyarakat sudah banyak yang memakai bahasa gaul dan parahnya
lagi generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan
generasi muda inilah yang banyak memakai bahasa gaul daripada pemakaian bahasa
Indonesia. Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di masyrakat,
seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional.
Dalam pergaulan internasional, bahasa Indonesia mewujudkan identitas bangsa
Indonesia. Seiring dengan munculnya bahasa gaul dalam masyarakat, banyak sekali
dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa gaul terhadap perkembangan
bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa diantaranya sebagai berikut:
1. Eksistensi Bahasa Indonesia Terancam Terpinggirkan Oleh Bahasa Gaul.
Berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi. Kalau
generasi negeri ini kian tenggelam dalam pembususkan bahasa Indonesia yang
lebih dalam, mungkin bahasa Indonesia akan semakin sempoyongan dalam
memanggul bebannya sebagai bahasa nasional dan identitas bangsa. Dalam
kondisi demikian, diperlukan pembinaan dan pemupukan sejak dini kepada
generasi muda agar mereka tidak mengikuti pembusukan itu.
Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin pada perilaku
masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa
menggunakan bahasa gaul. Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak adanya
penggunaan bahasa gaul dan hal ini diperparah lagi dengan generasi muda
Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul. Bahkan, generasi muda
inilah yang paling banyak menggunakan dan menciptakan bahasa gaul di
masyarakat.
2. Menurunnya Derajat Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia masih sangat muda usianya dibandingkan dengan
bahasa lainya, tidak mengherankan apabila dalam sejarah pertumbuhannya,
perkembangan bahasa asing yang lebih maju. Seperti kita ketahui bahwa
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
30
perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini dikuasai oleh bangsa-bangsa barat.
Merupakan hal yang wajar apabila bahasa mereka pula yang menyertai
penyebaran ilmu pengetahuan tersebut ke seluruh dunia. Indonesia sebagai
Negara yang baru berkembang tidak mustahil menerima pengaruh dari Negara
asing. Kemudian masuklah ke dalam bahasa Indonesia istilah-istilah kata asing
karena memang makna yang dimaksud oleh kata-kata asing tersebut belum ada
dalam bahasa Indonesia. Sesuai sifatnya sebagai bahasa represif, sangat membuka
kesempatan untuk itu.
5.1 Dampak Bahasa Inggris Terhadap Sikap Nasionalisme Berbahasa Indonesia
Segala sesuatu pasti menimbulkan dampak positif dan negative, tidak terkecuali
dengan judul yang penulis angkat yaitu pengaruh bahasa inggris terhadap sikap
nasionalisme berbahasa Indonesia. Dari penyebaran angket, penulis dapat mengetahui
dampak positif dan negative,dari keterangan penulis telah menganalisis seperti di bawah
ini:
1. Dampak positif :
Ø Dapat mengikuti perkembangan di dunia. Karena bahasa inggris adalah bahasa
internasioanal, maka kita dapat lebih mudah mengikuti perlembangan di dunia
dengan dapat menggunakan bahasa inggris.
Ø Perkembangan bahasa Indonesia yang akan mengikuti saluran perdangan
internasioanal menjadi lancar.
2. Dampak negatif :
Menggeser bahasa Indonesia jika orang-orang lebih mengutamakan
bahasa inggri. Saat ini masyarakat lebih banyak menggunakan bahasa inggris,
terlebih lagi para pelajar lebih banyak ikut kursus bahasa inggris inggris dari pada
bahasa Indonesia, maka dengan demikian bahasa Indonesia lama-kelamaan akan
tergeser oleh bahasa inggris.
5.2 Perlunya Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
31
Berbahasa Indonesia yang baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis
terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu,
seperti pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas
utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Namun, kendala
yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya
gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang
tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa
yang digunakan menjadi tidak baik.
Sebaliknya, berbahasa yang baik yang menempatkan pada kondisi tidak resmi
atau pada pembicaraan santai tidak mengikat kaidah bahasa di dalamnya. Ragam
berbahasa seperti ini memungkinkan munculnya gejala bahasa baik interferensi, integrasi,
campur kode, alih kode maupun bahasa gaul. Hal ini disebabkan kodrat manusia sebagai
makhluk sosial tidak lepas dari adanya interaksi dan komunikasi antar sesamanya. Bahasa
sebagai sarana komunikasi mempunyai fungsi utama bahasa yaitu sebagai media
komunikasi untuk menyampaikan pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain.
Akhirnya, keterikatan dan keterkaitan bahasa dengan manusia menyebabkan bahasa tidak
tetap dan selalu berubah seiring perubahan kegiatan manusia dalam kehidupannya di
masyarakat.
Disamping itu, perubahan bahasa dapat juga terjadi bukan hanya berupa
pengembangan dan perluasan, melainkan berupa kemunduran sejalan dengan perubahan
yang dialami masyarakat. Berbagai alasan sosial dan politis menyebabkan banyak orang
meninggalkan bahasanya, atau tidak lagi menggunakan bahasa. Seperti misalnya, dalam
perkembangan masyarakat modern saat ini, masyarakat Indonesia cenderung lebih senang
dan merasa lebih intelek untuk menggunakan bahasa asing. Hal ini memberikan dampak
terhadap pertumbuhan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa. Akhirnya, kepopuleran
bahasa Inggris menjadikan bahasa Indonesia tergeser pada tingkat pemakaiannya.
Berbagai penyebab pergeseran pemakaian bahasa Indonesia, tidak hanya
disebabkan oleh bahasa asing tetapi juga disebabkan oleh adanya interferensi bahasa
daerah dan pengaruh bahasa gaul. Dewasa ini bahasa asing lebih sering digunakan
daripada bahasa Indonesia hampir di semua sektor kehidupan. Sebagai contoh,
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
32
masyarakat Indonesia lebih sering menempel ungkapan “No Smoking” daripada
“Dilarang Merokok”, “Stop” untuk “berhenti”, “Exit” untuk “keluar”, “Open House”
untuk penerimaan tamu di rumah pada saat lebaran, dan masih banyak contoh lain yang
mengidentifikasikan bahwa masyarakat Indonesia lebih menganggap bahasa asing lebih
memiliki nilai.
Demikian juga dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang
digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak
yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional,
bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Sementara tolok ukur
variasi pemakaian bahasa adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan parameter
situasi. Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan
sesuai dengan norma yang berlaku dan sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu bangsa. Bahasa pengantar yang
biasa digunakan baik dalam acara resmi maupun tidak resmi yang merupakan ciri bangsa
Indonesia. Seiring perkembangan zaman, bahasa Indonesia banyak mengadopsi istilah –
istilah asing guna memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia tanpa mengurangi
kekhasan bahasa Indonesia.
5.3 Pengembangan Bahasa Indonesia Dalam Membentuk Karakter Bangsa
Tidak dapat dipungkiri bahwasanya banyak sekali bahasa yang ada, akan tetapi
sebagai warga negara Indonesia apabila kita menggunakan bahasa Indonesia dengan
penuh rasa kesadaran diharapkan bahasa Indonesia akan berkembang menjadi bahasa
Internasional. Berawal dari kehidupan sehari-hari mulai dari interaksi interpersonal,
maupun yang meluas pada kehidupan berbangsa dan bertanah air, bahasa memegang
peranan penting. Peran tersebut meliputi bagaimana proses mulai dari tingkat individu
hingga suatu masyarakat luas memahami diri dan lingkungannya. Sehingga pada saat
inilah fungsi bahasa secara umum, yaitu sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi,
dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, memberikan perannya
Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa itu tercermin antara lain dari
sikap lebih mengutamakan penggunaan bahasa asing (BA) dari pada penggunaan BI
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
33
misalnya, dalam penamaan kompleks perumahan dan sikap mementingkan kegiatan
tertentu, misalnya demi kegiatan pengembangan pariwisata dan bisnis. Kenyataan itu
berdasarkan penutur BI asli, bersumber dari sikap kesadaran berbahasa yang kemudian
tercermin dalam perilaku berbahasa. Pandangan bahwa manusia sebagai substansi, dan
sebagai makhluk yang beridentitas yang kemudian dikaitkan dengan pembinaan dan
pengembangan BI sebagai upaya mempertahankan identitas bangsa, maka pengajaran
kebangsaan sebaiknya dipertimbangkan untuk diberikan dalam lembaga pendidikan kita.
Setiap warga negara Indonesia pada dasarnya adalah Pembina bahasa Indonesia.
Hal ini tidak berlebihan karena tujuan utama pembinaan bahasa Indonesia adalah
menumbuhkan dan membinakan sikap positif terhadap bangsa Indonesia. Untuk
menyatakan sikap positif ini dapat dilakukan dengan:
1. Sikap kesetiaan berbahasa Indonesia.
2. Sikap kebanggan berbahasa Indonesia.
Sikap kesetiaan berbahasa Indonesia terungkap jika bangsa Indonesia lebih suka
memakai bahasa Indonesia dari pada bahasa asing dan bersedia menjaga agar pengaruh
asing tidak terlalu belebihan. Yang perlu dipahami adalah sikap positif terhadap bahasa
Indonesia ini tidak berarti sikap berbahasa yang tertutup dan kaku. Sikap positif seperti
inilah yang bisa menanamkan rasa percaya diri bangsa Indonesia bahwa bahasa Indonesia
memberikan perubahan signifikan bagi terciptanya disiplin berbahasa. Disamping itu,
disiplin berbahasa nasional sangat diperlukan untuk menghadapi pergaulan antar bangsa
dan era globalisasi ini. Seseorang yang berdisiplin berbahasa nasional menunjukan rasa
cinta kepada bahasa, tanah air, dan NKRI.
Era globalisasi merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk dapat
mempertahankan diri di tengah-tengah pergaulan antar bangsa yang sangat rumit. Untuk
itu bangsa Indonesia harus mempersiapkan diri dengan baik dan penuh perhitungan.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah masalah jati diri bangsa yang diperlihatkan
melalui jati diri bahasa Indonesia, memperlihatkan bahwa bahasa Indonesia adalah
bahasa yang sederhana, tata bahasa mempunyai sistem sederhana, mudah dipelajari, dan
tidak rumit. Kesederhanaan dan ketidakrumitan inilah salah satu hal yang mempermudah
bangsa asing ketika mempelajari bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi ciri budaya
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
34
bangsa Indonesia yang dapat diandalkan di tengah- tengah pergaulan antar bangsa pada
era globalisasi ini.
Bangsa Indonesia sebagai pemakai bahasa Indonesia, seharusnya bangga
menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa Indonesia,
mereka bisa menyampaikan perasaan dan pikirannya dengan sempurna dan lengkap
kepada orang lain. Namun, berbagai kenyataan yang terjadi tidaklah demikian. Rasa
bangga berbahasa Indonesia belum lagi tertanam pada setiap orang Indonesia. Rasa
menghargai bahasa asing (dahulu bahasa Belanda, sekarang bahasa Inggris) masih terus
tampak pada sebagian besar bangsa Indonesia. Mereka menganggap bahwa bahasa asing
lebih tinggi derajatnya dari pada bahasa Indonesia, bahkan mereka seolah tidak mau tahu
perkembangan bahasa Indonesia.
Karakter bangsa dapat terbentuk secara alamiah apabila dalam diri seseorang
sudah tertanam rasa cinta dan bangga terhadap bahasa Indonesia. Ketika rasa cinta itu
sudah ada dalam diri seseorang, maka lahirlah beberapa sikap yang menunjukkan
karakter suatu bangsa. Menggunakan bahasa Indonesia secara sadar dan berkala, secara
tidak langsung dapat menumbuhkan sikap disiplin dalam diri seseorang yang
menunjukkan bahwa rasa cinta terhadap bahasa dan bangsa Indonesia telah ada dan
tertanam dalam dirinya. Tidak hanya sikap disiplin yang dapat tertanam, sikap toleransi
yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, budaya, dan bahasa juga akan dengan
sendirinya melebur dalam jiwa setiap orang yang menghargai dan mencintai bahasa
persatuan yaitu bahasa Indonesia.
Pada dasarnya banyak cara yang bisa kita lakukan selaku warga negara Indonesia
untuk menunjukkan rasa bangga dan cinta terhadap bahasa nasional kita. Selain dua sikap
di atas masih ada sikap lain yang bisa menunjukkan karakter suatu bangsa yaitu sikap
mandiri, semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan bersahabat atau komunikatif. Mandiri
dalam arti tidak bergantung pada bahasa yang dimiliki oleh negara lain. Dalam hal ini
semangat kebangsaan dapat diartikan sebagai cara berpikir, bertindak, dan berwawasan
yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya. Rasa cinta tanah air berarti cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
35
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Sikap bersahabat atau
komunikatif dapat diartikan sebagai tindakan yang memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. sampai itu, dari segi
penggunaan, bahasa Indonesia sekarang pun banyak digunakan menjadi bahasa prokem
atau bahasa gaul. Bahasa prokem ini merupakan pembauran antara bahasa Indonesia dan
bahasa Daerah. Penggunaan bahasa prokem ini biasa juga digunakan dalam acara resmi,
yang sudah barang tentu hal ini tidak sesuai dengan konsep pengunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
5.4 Tindakan yang Mendorong Timbulnya Globalisasi Kebudayaan dan Cara
Mengatasipasi Adanya Globalisasi Kebudayaan
Peran kebijaksanaan pemerintah yang lebih mengarah kepada pertimbangan-
pertimbangan ekonomi daripada cultural atau budaya dapat dikatakan merugikan suatu
perkembangan kebudayaan. Jennifer Lindsay (1995) dalam bukunya yang berjudul
‘Cultural Policy And The Performing Arts In South-East Asia’, mengungkapkan
kebijakan kultural di Asia Tenggara saat ini secara efektif mengubah dan merusak seni-
seni pertunjukan tradisional, baik melalui campur tangan, penanganan yang berlebihan,
kebijakan-kebijakan tanpa arah, dan tidak ada perhatian yang diberikan pemerintah
kepada kebijakan kultural atau konteks kultural.
Dalam pengamatan yang lebih sempit dapat kita melihat tingkah laku aparat
pemerintah dalam menangani perkembangan kesenian rakyat, di mana banyaknya campur
tangan dalam menentukan objek dan berusaha merubah agar sesuai dengan tuntutan
pembangunan. Dalam kondisi seperti ini arti dari kesenian rakyat itu sendiri menjadi
hambar dan tidak ada rasa seninya lagi. Melihat kecenderungan tersebut, aparat
pemerintah telah menjadikan para seniman dipandang sebagai objek pembangunan dan
diminta untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan simbol-simbol pembangunan. Hal ini
tentu saja mengabaikan masalah pemeliharaan dan pengembangan kesenian secara murni,
dalam arti benar-benar didukung oleh nilai seni yang mendalam dan bukan sekedar hanya
dijadikan model saja dalam pembangunan. Dengan demikian, kesenian rakyat semakin
lama tidak dapat mempunyai ruang yang cukup memadai untuk perkembangan secara
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
36
alami atau natural, karena itu, secara tidak langsung kesenian rakyat akhirnya menjadi
sangat tergantung oleh model-model pembangunan yang cenderung lebih modern dan
rasional. Sebagai contoh dari permasalahan ini dapat kita lihat, misalnya kesenian asli
daerah Betawi yaitu, tari cokek, tari lenong, dan sebagainya sudah diatur dan disesuaikan
oleh aparat pemerintah untuk memenuhi tuntutan dan tujuan kebijakan-kebijakan politik
pemerintah.
Aparat pemerintah di sini turut mengatur secara normatif, sehingga kesenian
Betawi tersebut tidak lagi terlihat keasliannya dan cenderung dapat membosankan. Untuk
mengantisipasi hal-hal yang tidak dikehendaki terhadap keaslian dan perkembangan yang
murni bagi kesenian rakyat tersebut, maka pemerintah perlu mengembalikan fungsi
pemerintah sebagai pelindung dan pengayom kesenian-kesenian tradisional tanpa harus
turut campur dalam proses estetikanya. Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat ini
membutuhkan dana dan bantuan pemerintah sehingga sulit untuk menghindari
keterlibatan pemerintah dan bagi para seniman rakyat ini merupakan sesuatu yang sulit
pula membuat keputusan sendiri untuk sesuai dengan keaslian (oroginalitas) yang
diinginkan para seniman rakyat tersebut.
Oleh karena itu pemerintah harus ‘melakoni’ dengan benar-benar peranannya
sebagai pengayom yang melindungi keaslian dan perkembangan secara estetis kesenian
rakyat tersebut tanpa harus merubah dan menyesuaikan dengan kebijakan-kebijakan
politik. Globalisasi informasi dan budaya yang terjadi menjelang millenium baru seperti
saat ini adalah sesuatu yang tak dapat dielakkan. Kita harus beradaptasi dengannya
karena banyak manfaat yang bisa diperoleh. Harus diakui bahwa teknologi komunikasi
sebagai salah produk dari modernisasi bermanfaat besar bagi terciptanya dialog dan
demokratisasi budaya secara masal dan merata. Globalisasi mempunyai dampak yang
besar terhadap budaya. Kontak budaya melalui media massa menyadarkan dan
memberikan informasi tentang keberadaan nilai-nilai budaya lain yang berbeda dari yang
dimiliki dan dikenal selama ini. Kontak budaya ini memberikan masukan yang penting
bagi perubahan-perubahan dan pengembangan-pengembangan nilai-nilai dan persepsi
dikalangan masyarakat yang terlibat dalam proses ini.
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
37
Kesenian bangsa Indonesia yang memiliki kekuatan etnis dari berbagai macam
daerah juga tidak dapat lepas dari pengaruh kontak budaya ini. Sehingga untuk
melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan-perubahan diperlukan
pengembangan-pengembangan yang bersifat global namun tetap bercirikan kekuatan
lokal atau etnis. Globalisasi budaya yang begitu pesat harus diantisipasi dengan
memperkuat identitas kebudayaan nasional. Berbagai kesenian tradisional yang
sesungguhnya menjadi aset kekayaan kebudayaan nasional jangan sampai hanya menjadi
alat atau slogan para pemegang kebijaksanaan, khususnya pemerintah, dalam rangka
keperluan turisme, politik dsb. Selama ini pembinaan dan pengembangan kesenian
tradisional yang dilakukan lembaga pemerintah masih sebatas pada unsur formalitas
belaka, tanpa menyentuh esensi kehidupan kesenian yang bersangkutan.
Akibatnya, kesenian tradisional tersebut bukannya berkembang dan lestari, namun
justru semakin dijauhi masyarakat. Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh
kesenian rakyat cukup berat. Karena pada era teknologi dan komunikasi yang sangat
canggih dan modern ini masyarakat dihadapkan kepada banyaknya alternatif sebagai
pilihan, baik dalam menentukan kualitas maupun selera. Hal ini sangat memungkinkan
keberadaan dan eksistensi kesenian rakyat dapat dipandang dengan sebelah mata oleh
masyarakat, jika dibandingkan dengan kesenian modern yang merupakan imbas dari
budaya pop. Untuk menghadapi hal-hal tersebut di atas ada beberapa alternatif untuk
mengatasinya, yaitu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM ) bagi para seniman
rakyat. Selain itu, mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan
pelindung, dan bukan sebaliknya justru menghancurkannya demi kekuasaan dan
pembangunan yang berorientasi pada dana-dana proyek atau dana-dana untuk
pembangunan dalam bidang ekonomi saja.
6. Eksistensi Bahasa Indonesia di Era Globalisasi
Eksistensi Bahasa Indonesia Pada era globalisasi sekarang ini, jati diri bahasa
Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini
diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh budaya asing yang
tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh alat komunikasi yang
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
38
begitu canggih harus dihadapi dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia,
termasuk jati diri bahasa Indonesia. Ini semua menyangkut tentang kedisiplinan
berbahasa nasional,pemakai bahasa Indonesia yang berdisiplin adalah pemakai bahasa
Indonesia yang patuh terhadap semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia
yang sesuai dengan situasi dan kondisinya. Disiplin berbahasa Indonesia akan membantu
bangsa Indonesia untuk mempertahankan dirinya dari pengaruh negatif asing atas
kepribadiannya sendiri.
Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu terus
dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seirama
dengan ini, peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu terus
dilakukan.
Namun, seiring dengan bertambahnya usia, bahasa Indonesia justru dihadang
banyak masalah. Pertanyaan bernada pesimis justru bermunculan. Mampukah bahasa
Indonesia menjadi bahasa budaya dan bahasa Iptek yang berwibawa dan punya prestise
tersendiri di tengah-tengah dahsyatnya arus globalisasi? Mampukah bahasa Indonesia
bersikap luwes dan terbuka dalam mengikuti derap peradaban yang terus gencar
menawarkan perubahan dan dinamika? Masih setia dan banggakah para penuturnya
dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi yang efektif di tengah-
tengah perubahan dan dinamika itu?
Akan tetapi, beberapa kaidah yang telah dikodifikasi dengan susah-payah
tampaknya belum banyak mendapatkan perhatian masyarakat luas. Akibatnya bisa
ditebak, pemakaian bahasa Indonesia bermutu rendah: kalimatnya rancu dan kacau,
kosakatanya payah, dan secara semantik sulit dipahami maknanya. Anjuran untuk
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar seolah-olah hanya bersifat
sloganistis, tanpa tindakan nyata dari penuturnya (Sawali Tuhusetya, 2007).
Melihat persoalan di atas, tidak ada kata lain, kecuali menegaskan kembali
pentingnya pemakaian bahasa Indonesia dengan kaidah yang baik dan benar. Hal ini –
disamping dapat dimulai dari diri sendiri- juga perlu didukung oleh pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah.
Pembelajaran bahasa Indonesia tidak lepas dari belajar membaca, menulis,
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
39
menyimak, berbicara, dan kemampuan bersastra. Aktivitas membaca merupakan awal
dari setiap pembelajaran bahasa. Dengan membaca, mahasiswa dilatih mengingat,
memahami isi bacaan, meneliti kata-kata istilah dan memaknainya. Selain itu, mahasiswa
juga akan menemukan informasi yang belum diketahuinya.
7. Menyikapo Bahasa Indonesia
Arus global tanpa kita sadari berimbas pula pada penggunaan dan keberadaan
bahasa Indonesia di masyarakat. Penggunaan bahasa di dunia maya, facebook misalnya,
memberi banyak perubahan bagi sturktur bahasa Indonesia yang oleh beberapa pihak
disinyalir merusak bahasa itu sendiri. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus
disikapi bersama termasuk dalam pengajarannya. Di era global dengan berbagai
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, seharusnya bisa kita manfaatkan dalam
pemertahanan bahasa Indonesia. Salah satunya dengan pembelajaran bahasa Indonesia
berbasis ICT (Information, Communication and Technology).
Pemanfaatan ICT sudah menjadi keharusan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi
misalnya dengan memanfaatkan ICT sebagai alat bantu pembelajaran bahasa Indonesia.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan dapat dilaksanakan
dalam berbagai bentuk sesuai dengan fungsinya dalam pendidikan. Menurut Indrajut
(2004), fungsi teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan dapat dibagi
menjadi tujuh fungsi, yakni:
(1) sebagai gudang ilmu.
(2) sebagai alat bantu pembelajaran.
(3) sebagai fasilitas pendidikan.
(4) sebagai standar kompetensi.
(5) sebagai penunjang administrasi.
(6) sebagai alat bantu manajemen sekolah.
(7) sebagai infrastruktur pendidikan.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus disikapi bersama termasuk dalam
pengajarannya. Bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai
peran sebagai penyampai informasi. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
40
kebenaran informasi yang disampaikan. Berbagai fenomena yang berdampak buruk pada
kebenaran berbahasa yang disesuaikan dengan kaidahnya, dalam hal ini berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar.
Globalisasi memang tidak dapat dihindari. Akulturasi bahasa nasional dengan
bahasa dunia pun menjadi lebih terasa perannya. Menguasai bahasa dunia dinilai sangat
penting agar dapat bertahan di era modern ini. Namun sangat disayangkan jika
masyarakat menelan mentah-mentah setiap istilah-istilah asing yang masuk dalam bahasa
Indonesia. Ada baiknya jika dipikirkan dulu penggunaannya yang tepat dalam setiap
konteks kalimat. Sehingga penyusupan istilah-istilah tersebut tidak terlalu merusak
tatanan bahasa nasional.
Sebagaimana disebutkan diatas bahwa era globalisasi yang ditandai dengan arus
komunikasi yang begitu dahsyat menuntut para pengambil kebijakan di bidang bahasa
bekerja lebih keras untuk lebih menyempurnakan dan meningkatkan semua sektor yang
berhubungan dengan masalah pembinaan bahasa. Melihat perkembangan bahasa
Indonesia di dalam negeri yang cukup pesat, perkembangan di luar negeri pun sangat
menggembirakan.
Data terakhir menunjukkan setidaknya 52 negara asing telah membuka program
bahasa Indonesia (Indonesian Language Studies). Bahkan, perkembangan ini akan
semakin meningkat setelah terbentuk Badan Asosiasi Kelompok Bahasa Indonesia
Penutur Asing di Bandung tahun 1999. Walaupun perkembangan bahasa Indonesia
semakin pesat di satu sisi, di sisi lain peluang dan tantangan terhadap bahasa Indonesia
semakin besar pula.
Arus global tanpa kita sadari memang telah berimbas pada penggunaan dan
keberadaan bahasa Indonesia di masyarakat. Penggunaan bahasa di dunia maya dan sosial
media, facebook, twitter, SMS misalnya, memberi banyak perubahan bagi struktur bahasa
Indonesia yang oleh beberapa pihak disinyalir merusak bahasa itu sendiri. Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional harus disikapi bersama termasuk dalam
pengajarannya. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi
yang disampaikan. Berbagai fenomena yang berdampak buruk pada kebenaran berbahasa
yang disesuaikan dengan kaidahnya, dalam hal ini berbahasa Indonesia dengan baik dan
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
41
benar. Di era global dengan berbagai kemajuan teknologi informasi dan komunikasi,
seharusnya bisa kita manfaatkan dalam memertahankan bahasa Indonesia. Salah satunya
dengan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis ICT (Information, Communication and
Technology).
8. Tantangan dan Peluang pada Era Globalisasi
Era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu dahsyat
menuntut oara pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja lebih keras untuk lebih
menyempurnakan dan meningkatkan semua sektor yang berhubungan dengan masalah
pembinaan bahasa. Sebagaimana dikemukakan oleh Featherston (dalam Lee, 1996),
globalisasi menembus batas-batas budaya melalui jangkauan luas perjalanan udara,
semaki luasnya komunikasi, dan meningkatnya turis (wisatawan) ke berbagai negara.
Melihat perkembangan bahasa Indonesia di dalam negeri yang cukup pesat,
perkembangan di luar negeri pun sangat menggembirakan. Data terakhir menunjukkan
setidaknya 52 negara asing telah membuka program bahasa Indonesia (Indonesian
Language Studies). Bahkan, perkembangan ini akan semakin meingkat setelah terbentuk
Badan Asosiasi Kelompok Bahasa Indonesia Penutur Asing di Bandung tahun 1999.
Walaupun perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat di satu sisi, di sisi lain peluang
dan tantangan terhadap bahasa Indonesia semakin besar pula. Berbagai peluang bahasa
Indonesia dalam era globalisasi ini antara lain adanya dukungan luas dari berbagai pihak,
termasuk peran media massa. Sementara itu, tantangannya dapat dikategorikan atas dua,
yaitu tantangan internal dan tantang eksternal. Tantang internal berupa pengaruh negatif
bahasa daerah berupa kosakata, pembentukan kata, dan struktur kalimat. Tantangan
eksternal datanga dari pengaruh negatif bahasa asing (teruatama bahasa Inggria) berupa
masuknya kosakata tanpa proses pembenukan istilah dan penggunaan struktur kalimat
bahasa Inggris.
1) Berbagai Peluang bagi Pengembangan Bahasa Indonesia
Pada masa-masa mendatang, terutama pada era global ini, sumber daya
manusia memegang peranan yang sangat menentukan kadar keberhasilan sesuatu,
termsuk keberhasilan pembinaan dan pengembangan bahas. Oleh karena itu, para
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
42
pemegang kebijakan dan pelaksana di lapangan harus pandai-pandai
memanfaatkan peluang sebaik-baiknya, sekecil apa pun peluang itu. Di antara
sekian peluang yang ada, peluang berikut kiranya perlu dipertimbangkan.
a. Adanya Dukungan Luas
Telah dikemukakan bahwa pembinaan bahasa Indonesia dari waktu ke
waktu memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan.Hal ini
disebabkan oleh adanya dukungan, terutama dari pemerintah. Dukungan
tersebut dapat kita lihat dengan terbitnya surat dan program berikut.
1) Instruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Nomor 20, tanggal
28 Oktober 1991, tentang Pemsyarakatan Bahasa Indonesi dalam Rangka
Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Bangsa;
2) Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor
I/U/1992, tanggal 10 April 1992, tentang Peningkatan Usaha
Pemasyarakatan Bahasa Indonesia dalam Memperkukuh Persatuan dan
Kesatuan Bangsa;
3) Surat Menteri Dalam Negeri kepada Gubernur, Bupati, dan Walikoa
seluruh Indonesia, Nomor 1021/SJ, tanggal 16 Maret 1995, tentang
Penertiban Pangginaan Bahasa Asing;
4) Pencangan Disiplin Nasional oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 Mei
1995 yang salah satu butirnya adalah penggunaan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar; dan
5) Kegiatan Bulan Bahasa yang dilakukan setiap bulan Oktober, yang
dipelopori oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
b. Peran Serta Media Massa
Tidak dapat disangkal bahwa media massa memberikan andil bagi
pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia. Kata dan istilah baru, baik
yang bersumber dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, pada
umumnya lebih awal diakai oleh media massa, apakah di media surat kabar,
radio, atau televisi. Media massa memang memiliki kelebihan. Di samping
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
43
memiliki jumlah pembaca, pendengar, dan pemirsa yang banyak, media
mass mempunyai pengaruh yang besar di kalangan masyarakat. Oleh karena
itu, media massa merupakan salah satu mitra kerja yang penting dalam
pelancaran dan penyebaran informasi tentang bahasa. Seiring dengan itu,
pembinaan bahasa Indonesia di kalangan media massa mutlak diperlukan
guna menangkal informasi yang menggunakan kata dan istilah yang
menyalahi kaidah kebahasaan. Kalangan memdia massa harus diyakinkan
bahwa mereka juga pembinan bahasa seperti kita.
2) Berbagai Tantangan dan Upaya Penanggulangannya
Masalah pembinaan dan pengembangan bahasa selama ini telah
memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan. Hal ini tidak berarti di
seputar itu tidak ada hambatan atau tantangan yang memerlukan penanganan yang
serius. Pada masa-masa mendatang pembinaan dan pengembangan bahasa
dihadapkan kepada berbagai tantangan yang apabila hal itu tidak ditangani dengan
sungguh-sungguh akan menjadi kerikil-kerikil tajam yang dapat menghambat
usaha tersebut. Tantangan-tantangan yang patut dipertimbangan itu antara lain
sebagai berikut:
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
Keberhasilan suatu program dan usaha sangat banyak ditentukan
oleh sumber daya manusianya. Keberhasilan pembinaan dan
pengembangana bahasa pu antara lain juga bergantung kepada manusia
pelaksananya. Sehubungan dengan itulah, sosok yang memegang kendali
dalam pembinaan dan pengembangan bahasa padamasa-masamendatang
dituntut lebih profesional lagi di bidangnya.
Kemajuan atau perkembangan dalam segala sektor kehidupan
sebagai dampak kemajuan ilmu dan teknologi menuntut fungsi optimal
bahasa Indonesia sebagai saranan komunikasi masyarakat Indoesia.
Bahasa Indonesia dituntut lebih efektif dan efisien dalam mewadahi
berbagai konsep yang diperlukan masyarakat Idonesia yang semakin
terbuka dan modern. Bahasa Indonesia juga harus bisa memenuhi
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
44
keperluan masyarakat pemakainya dalam berbagai bidang, seperti politik,
ekonomi, pendidikan, pengetahuan, teknologi, keamanan, dan kebudayaan
(Moeliono, 1985). Dengan kata lain, bahasa Indonesia harus bisa
mewujudkan jati dirinya sebagai bahasa modern, sebagaimana yang
diamanatkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) (Lihat GBHN
1998).
b. Bahasa Asing dan Gengsi Sosial
Salah satu butir tujuan pembinaan bahasa Indonesia ialah membina
sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Hal ini memberikan isyarat bahwa
madsalah sikap merupakan faktor yang paling menentukan keberhasilab
pembinaan tersebut. Dari sikap positif inilah akan tumbuh kecintaan dan
kebanggan berbahasa Indonesia.
Sikap positif terhadap bahasa Indonesia akhit-akhir ini memang
sudah menampak, walaupun belum seperti yang kita harapkan. Hal ini
berarti bahwa pembinaan bhasa Indonesia yang telah dilaksanakan oleh
pemerintah dalam berbagai bentuknya telah menmpakkan hasil yang
cukup menggembirakan. Bahasa Indonesia telah memperlihatkan
peranannya dalam kehidupan bangsa Indonesia, baik sebagai sarana
komunikasi maupun sebagai pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hal ini perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan supaya bahasa Indonesia
benar-benar menjadi kebanggan kita sebagai bangsa Indonesia.
Jika kita berbicara tentang gengsi sosial dalam huungannya dengan
bahasa Indonesia secar jujur masih memerlukan penanganan yang serius,
baik yang menyangkut pembinaan maupun pengembangannya. Gengsi
sosial bahasa Indonesia masih kalah tinggi dengan gengsi sosial bahasa
asing (terutamabahasa Inggris) memang kita akui, dan ahal ini merupakan
tantangan. Namun, hal ini janganlah kita tinggal diam dan pesimis.
Sebaliknya, kita harus nelakukan upaya-upaya yang dapat mengangkat
gengsi sosial atau martabat bahasa Indonesia sehingga dapat sejajat
dengan bahasa-asinhg asing yang sudah maju,mempunyai nama (prestise),
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
45
dan berpengaruh besar di kalangan masyarakat.Salah satu cara yang bisa
dilakukan agar bahasa Indonesia mempunyai gengsi sosial yang tinggi di
kalangan masyatakat Indonesia adalah memberikan penghargaan yang
proporsional kepada anggota masyarakat yang mampu berbahasa
Indonesia (baik lisan maupun tulis) dengan baik dan benar, sebagai bagian
dari porestasi yang bersangkutan. Misalnya, sedbagai persyaratan
pengangkatan pegawai negeri atau karyawan, sebagai perssuaratan
promosi jabatan, pemberian royalti yang layak kepada penulis/pengarang
di bidang masing-masing dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
9. Cara Supaya Sikap Nasionalisme Berbahasa Indonesia Tidak Berkurang
Saat masyarakat lebih banyak menggunakan bahasa inggris, maka secara
langsung uataupun tidak langsung sikap nasionalisme terhadap bahasa Indonesia/ bahasa
daerah sedikit demi sedikit akan berkurang. Ada beberapa cara supaya sikap nasonalisme
berbahasa Indonesia tidak berkurang dari masyarakat Indonesia, dan para responden
telah memberikan pendapatnya seperti yang ada di bawah ini :
a. Tambahan untuk pelajaran bahasa Indonesia
Tambahan pelajaran untuk pelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah
akan membuat para siswa lebih dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Selain itu siswa juga lebih dapat menguasai bahasa Indonesia.
b. Pelajaran bahasa daerah dihidupkan kembali
Pada saat ini, di sekolah-sekolah SMP DAN SMA sudah jarang sekali kita
temui pelajaran bahasa daerah, atau mungkin juga sudah tidak ada pelajaran bahadsa
daerah. Bahasa daerah sekarang hanya dipergunakan di Sekolah Dasar, itupun tidak
semua Sekolah Dasar ada mata pelajaran bahasa daerah. Sehingga bahasa daerah
sudah banyak digunakan.
c. Lebih mengutamakan bahasa Indonesia dari pada bahasa inggris.
Masyarakat lebih mengutamakan bahasa Indonesia, lebih dapat menguasai
bahasa pemersatu bangsa Indonesia, sebelum kita belajar bahasa asing, bahasa
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
46
inggris. Sehingga bahasa Indonesia tetap menjadi yang no 1, yang utama bagi bangsa
indonesia
d. Lebih dapat mencintai bahasa Indonesia/bahasa daerah
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang telah diciptakan oleh para putra bangsa,
dan telah disepakati oleh para pahlawan-pahlawan indonesia. Bangsa Indonesia harus
lebih mencintai dan menghargai bahasa Indonesia. Walaupun belajar bahasa asing,
namun nilai-nilai budaya bahasa Indonesia/bahasa daerah tidak boleh ditinggalkan
e. Pentingnya Peran Serta Media Massa
Tidak dapat disangkal bahwa media massa memberikan andil bagi pembinaan
dan pengembangan bahasa Indonesia. Kata dan istilah baru, baik yang bersumber dari
bahasa daerah maupun dari bahasa asing, pada umumnya lebih awal dipakai oleh
media massa, apakah di media surat kabar, radio, atau televisi. Media massa memang
memiliki kelebihan. Di samping memiliki jumlah pembaca, pendengar, dan pemirsa
yang banyak, media mass mempunyai pengaruh yang besar di kalangan masyarakat.
Oleh karena itu, media massa merupakan salah satu mitra kerja yang penting dalam
pelancaran dan penyebaran informasi tentang bahasa. Kini media massa menjadi
tumpuan kita dalam menyebarluaskan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
Seiring dengan itu, pembinaan bahasa Indonesia di kalangan media massa
mutlak diperlukan guna menangkal informasi yang menggunakan kata dan istilah
yang menyalahi kaidah kebahasaan. Kalangan media massa harus diyakinkan bahwa
mereka juga mengikuti pembinan bahasa seperti kita.
Keberadaan media massa merupakan suatu peluang yang perlu dimanfaatkan
sebaik-baiknya. Terkait dengan itu, Harmoko (1988), ketika menjadi Menteri
Penerangan, menyarankan bahwa pers sebaiknya memuat ulasan atau menyediakan
ruang pembinaan bahasa Indonesia sebagai upaya penyebaran pembakuan yang telah
disepakati bersama. Di samping itu, pers diharapkan mampu menyosialisasikan hasil-
hasil pembinaan dan pengembangan bahasa, dan mampu menjadi contoh yang baik
bagi masyaralat dalam hal pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar. Harapan
ini sangat mungkin bisa direalisasikan karena pers telah memiliki pedoman penulisan
yang disebut Pedoman Penulisan Bahasa dalam Pers.
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
47
Melihat perkembangan pers saat ini, khsususnya setelah euforia reformasi,
banyak hal yang memrihatinkan, khususnya dalam etika berbahasa. Bahasa yang
terkesan keras bahkan kasar ini kalau terus-menerus mewarnai pers, tentu akan
berpengaruh negatif pada pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia, karena
mesyarakat luas akan dengan mudah menirukannya.
10. Kesimpulan
Pengaruh globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi
kebudayaan bangsa Indonesia . Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan
bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-
nilai interinsik yang diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai
globalisasi dan pada akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia.
Artinya adalah bahwa antara barat dan timur tidak ada lagi perbedaan. Atau
dengan kata lain kebudayaan kita dilebur dengan kebudayaan asing. Apabila timur dan
barat bersatu, masihkah ada ciri khas kebudayaan kita? Ataukah kita larut dalam budaya
bangsa lain tanpa meninggalkan sedikitpun sistem nilai kita? Oleh karena itu perlu
dipertahanan aspek sosial budaya Indonesia sebagai identitas bangsa. Caranya adalah
dengan penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia dan pelestarian budaya bangsa.
Bagi masyarakat yang mencoba mengembangkan seni tradisional menjadi bagian
dari kehidupan modern, tentu akan terus berupaya memodifikasi bentuk-bentuk seni yang
masih berpolakan masa lalu untuk dijadikan komoditi yang dapat dikonsumsi masyarakat
modern. Karena sebenarnya seni itu indah dan mahal. Kesenian adalah kekayaan bangsa
Indonesia yang tidak ternilai harganya dan tidak dimiliki bangsa-bangsa asing. Oleh
sebab itu, sebagai generasi muda, yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya
memelihara seni budaya kita demi masa depan anak cucu.
Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia
48