80
1. Pengertian Globalisasi Sebelum kita mengkaji lebih jauh tentang globalisasi, seyogyanya kita harus memahami terlebih dahulu pengertian globalisasi. Kamus Bahasa Inggris Longman Dictionary of Contemporary English, mengartikan global dengan concerning the whole earth. Maksudnya sesuatu yang berkaitan dengan dunia internasional atau seluruh alam jagad raya. Sesuatu hal yang dimaksud disini dapat berupa masalah, kejadian, kegiatan, atau bahkan sikap yang sangat berpengaruh dalam kehidupan yang lebih luas. Menurut John Huckle, globalisasi adalah suatu proses dengan mana kejadian, keputusan, dan kegiatan di salah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang signifikan bagi individu dan masyarakat di daerah yang jauh. Sementara itu, Albrow mengemukakan bahwa globalisasi adalah keseluruhan proses di mana manusia di bumi ini diinkorporasikan (dimasukkan) ke dalam masyarakat dunia tunggal, masyarakat global. Karena proses ini bersifat majemuk, kita pun memandang globalisasi di dalam kemajemukan. Secara ekonomi, globalisasi merupakan proses pengintegrasian ekonomi nasional bangsa-bangsa ke dalam sebuah sistem ekonomi global. Menurut Prijono Tjjiptoherijanto, konsep globalisasi pada dasarnya mengacu pada pengertian ketiadaan batas antar negara (stateless). Konsep ini merujuk pada pengertian bahwa Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia 1

Tugas Globalisasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

arti globalisasi dan keterkaitan dengan budaya berbahasa indonesia

Citation preview

Page 1: Tugas Globalisasi

1.

Pengertian Globalisasi

Sebelum kita mengkaji lebih jauh tentang globalisasi, seyogyanya kita harus

memahami terlebih dahulu pengertian globalisasi. Kamus Bahasa Inggris Longman

Dictionary of Contemporary English, mengartikan global dengan concerning the whole

earth. Maksudnya sesuatu yang berkaitan dengan dunia internasional atau seluruh alam

jagad raya. Sesuatu hal yang dimaksud disini dapat berupa masalah, kejadian, kegiatan,

atau bahkan sikap yang sangat berpengaruh dalam kehidupan yang lebih luas.

Menurut John Huckle, globalisasi adalah suatu proses dengan mana kejadian,

keputusan, dan kegiatan di salah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang

signifikan bagi individu dan masyarakat di daerah yang jauh. Sementara itu, Albrow

mengemukakan bahwa globalisasi adalah keseluruhan proses di mana manusia di bumi

ini diinkorporasikan (dimasukkan) ke dalam masyarakat dunia tunggal, masyarakat

global. Karena proses ini bersifat majemuk, kita pun memandang globalisasi di dalam

kemajemukan.

Secara ekonomi, globalisasi merupakan proses pengintegrasian ekonomi nasional

bangsa-bangsa ke dalam sebuah sistem ekonomi global.

Menurut Prijono Tjjiptoherijanto, konsep globalisasi pada dasarnya mengacu pada

pengertian ketiadaan batas antar negara (stateless). Konsep ini merujuk pada pengertian

bahwa suatu negara (state) tidak dapat membendung “sesuatu” yang terjadi di negara

lain. Pengertian “sesuatu” tersebut dikaitkan dengan banyak hal seperti pola perilaku,

tatanan kehidupan, dan sistem perdagangan.

Dari beberapa definisi tersebut dapat dikatakan bahwa “globalisasi” merupakan

suatu proses pengintegrasian manusia dengan segala macam aspek-aspeknya ke dalam

satu kesatuan masyarakat yang utuh dan yang lebih besar.

Seorang ahli sosiologi, Selo Soemardjan mendefinisikan globalisasi adalah

terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk

mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama. Globalisasi merupakan kecenderungan

masyarakat untuk menyatu dengan dunia, terutama di bidang ilmu pengetahuan,

teknologi, dan media komunikasi massa. Selain itu, para cendekiawan Barat mengatakan

bahwa globalisasi merupakan suatu proses kehidupan yang serba luas, tidak terbatas, dan

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

1

Page 2: Tugas Globalisasi

merangkum segala aspek kehidupan, seperti politik, sosial, dan ekonomi yang dapat

dinikmati oleh seluruh umat manusia di dunia. Globalisasi pada hakikatnya adalah proses

yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan yang dampaknya berkelanjutan melampaui batas-

batas kebangsaan dan kenegaraan. Mengingat bahwa dunia ditandai oleh kema jemukan

(pluralitas) budaya maka globalisasi sebagai prosesjuga ditandai sebagai suatu peristiwa

yang terjadi di seluruh dunia secara lintas budaya yang sekaligus mewujudkan proses

saling memengaruhi antarbudaya. Pertemuan antarbudaya itu tidak selalu berlangsung

sebagai proses dua arah yang berimbang, tetapi dapat juga sebagai proses dominasi

budaya yang satu terhadap lainnya. Misalnya pengaruh budaya Barat lebih kuat terhadap

budaya di negara Timur.

Kini kita tengah memasuki abad ke-21. Abad ini juga merupakan milenium III

dalam perhitungan Masehi, dimana perubahan milenium ini diramalkan akan membawa

perubahan terhadap struktur ekonomi, struktur kekuasaan, dan struktur kebudayaan

dunia. Fenomena yang paling menonjol pada kurun waktu ini adalah terjadinya proses

globalisasi. Proses perubahan inilah yang disebut Alvin Toffler sebagai gelombang

ketiga, setelah berlangsungnya gelombang pertama dalam bidang agrikultur dan

gelombang kedua dalam bidang industri.

Perubahan yang demikian menyebabkan terjadinya pula pergeseran kekuasaan

dari pusat kekuasaan yang bersumber pada tanah, kemudian kapital atau modal, dan

selanjutnya dalam gelombang ketiga pada penguasaan terhadap informasi, yakni ilmu

pengetahuan dan tekhnologi. Sayangnya proses globalisasi ini lebih banyak ditakuti

daripada dipahami untuk kemudian diantisipasi dengan arif dan cermat. Oleh karena rasa

takut dan cemas yang berlebihan, antisipasi yang dilakukan cenderung bersifat defensif

dengan membangun gedung-gedung yang bertingkat, benteng-benteng pertahanan karena

merasa diri sebagai objek daripada subjek di dalam proses perubahan.

Padahal di dalam era globalisasi ini, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut

berperan, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi.  Konsep-konsep dan

istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

(iptek) secara tidak langsung juga memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan

demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

2

Page 3: Tugas Globalisasi

pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk bahasa

Indonesia. Sekaligus bahasa berperan juga sebagai prasarana berpikir dan sarana

pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu sendiri.

Menurut Sunaryo (2000), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek

tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur

budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan

produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung

pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat

berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, akhirnya menjadikan

bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam

menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan

cermin dari daya nalar (pikiran).

Namun, seiring dengan bertambahnya usia bahasa Indonesia justru dihadang

banyak masalah. Pertanyaan bernada pesimis justru bermunculan. Mampukah bahasa

Indonesia menjadi bahasa budaya dan bahasa Iptek yang berwibawa di tengah dahsyatnya

arus globalisasi? Mampukah bahasa Indonesia bersikap luwes dan terbuka dalam

mengikuti derap peradaban yang terus gencar menawarkan perubahan dan dinamika?

Masih setia dan banggakah para penuturnya dalam menggunakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa komunikasi yang efektif di tengah-tengah perubahan dan dinamika itu?

Tulisan ini akan sedikit mengulas pengaruh kemajuan teknologi informasi terhadap

bahasa Indonesia dalam menghadapi era globalisasi.

2.   Proses Globalisasi

Globalisasi sebagai suatu proses bukanlah suatu fenomena baru karena proses

globalisasi sebenarnya telah ada sejak berabad-abad lamanya.

Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 arus globalisasi semakin berkembang

pesat di berbagai negara ketika mulai ditemukan teknologi komunikasi, informasi, dan

transportasi.

Loncatan teknologi yang semakin canggih pada pertengahan abad ke-20 yaitu internet

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

3

Page 4: Tugas Globalisasi

dan sekarang ini telah menjamur telepon genggam (handphone) dengan segala

fasilitasnya.

Bagi Indonesia, proses globalisasi telah begitu terasa sekali sejak awal

dilaksanakan pembangunan. Dengan kembalinya tenaga ahli Indonesia yang menjalankan

studi di luar negeri dan datangnya tenaga ahli (konsultan) dari negara asing, proses

globalisasi yang berupa pemikiran atau sistem nilai kehidupan mulai diadopsi dan

dilaksanakan sesuai dengan kondisi di Indonesia.

Globalisasi secara fisik ditandai dengan perkembangan kota-kota yang menjadi

bagian dari jaringan kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur telekomunikasi,

jaringan transportasi, perusahaan-perusahaan berskala internasional serta cabang-

cabangnya.

3. Pengaruh Globalisasi

3.1 Pengaruh Globalisasi terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Bangsa Indonesia merupakan bagian dari bangsa di dunia. Sebagai bangsa, kita

tidak hidup sendiri melainkan hidup dalam satu kesatuan masyarakat dunia (world

society). Kita semua merupakan makhluk yang ada di bumi. Karena itu, manusia secara

alam, sosial, ekonomi, politik, keamanan, dan budaya tidak dapat saling terpisah

melainkan saling ketergantungan dan mempengaruhi.

Era globalisasi yang merupakan era tatanan kehidupan manusia secara global telah

melibatkan seluruh umat manusia. Secara khusus gelombang globalisasi itu memasuki

tiga arena penting di dalam kehidupan manusia, yaitu arena ekonomi, arena politik, dan

arena budaya.

Dari sisi budaya, era globalisasi ini membawa beraneka ragam budaya yang

sangat dimungkinkan mempengaruhi pola pikir, tingkah laku, dan sistem nilai masyarakat

suatu negara. Oleh karena itu, kita seharusnya waspada dan pandai menyiasati pengaruh

budaya silang sehingga bangsa kita dapat mengambil nilai budaya yang positif yaitu

mengambil nilai budaya yang bermanfaat bagi kehidupan dan pembangunan bangsa serta

tidak terjebak pada pengaruh-pengaruh budaya yang negatif. Kita juga harus belajar

melihat dunia dari perspektif yang berbeda sesuai dengan kepentingan dan tujuan

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

4

Page 5: Tugas Globalisasi

masing-masing tanpa melunturkan nilai identitas budaya bangsa kita. Dengan memahami

perbedaan dan persamaan kebudayaan tadi akan menumbuhkan saling pengertian dan

saling menghargai antar kebudayaan yang ada.

3.2 Pengaruh Globalisasi Terhadap Eksistensi Kebudayaan Daerah

Gaung globalisasi, yang sudah mulai terasa sejak akhir abad ke-20, telah

membuat masyarakat dunia, termasuk bangsa Indonesia harus bersiap-siap menerima

kenyataan masuknya pengaruh luar terhadap seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu

aspek yang terpengaruh adalah kebudayaan. Terkait dengan kebudayaan, kebudayaan

dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi

yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Atau kebudayaan juga dapat

didefinisikan sebagai wujudnya, yang mencakup gagasan atau ide, kelakuan dan hasil

kelakuan (Koentjaraningrat), dimana hal-hal tersebut terwujud dalam kesenian tradisional

kita. Oleh karena itu nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan

atau psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran.

Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah

laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang

bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah

kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan Bagi bangsa Indonesia aspek

kebudayaan merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki kekayaan nilai yang

beragam, termasuk keseniannya. Kesenian rakyat, salah satu bagian dari kebudayaan

bangsa Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi. Globalisasi dalam kebudayaan

dapat berkembang dengan cepat, hal ini tentunya dipengaruhi oleh adanya kecepatan dan

kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan berita namun hal ini justru menjadi

bumerang tersendiri dan menjadi suatu masalah yang paling krusial atau penting dalam

globalisasi, yaitu kenyataan bahwa perkembangan ilmu pengertahuan dikuasai oleh

negara-negara maju, bukan negara-negara berkembang seperti Indonesia. Mereka yang

memiliki dan mampu menggerakkan komunikasi internasional justru negara-negara maju.

Akibatnya, negara-negara berkembang, seperti Indonesia selalu khawatir akan

tertinggal dalam arus globalisai dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial,

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

5

Page 6: Tugas Globalisasi

budaya, termasuk kesenian kita. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai

dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu

mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan transportasi internasional telah

menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung

mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia

secara menyeluruh. Simon Kemoni, sosiolog asal Kenya mengatakan bahwa globalisasi

dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya.

Dalam proses alami ini, setiap bangsa akan berusaha menyesuaikan budaya mereka

dengan perkembangan baru sehingga mereka dapat melanjutkan kehidupan dan

menghindari kehancuran.

Tetapi, menurut Simon Kimoni, dalam proses ini, negara-negara harus

memperkokoh dimensi budaya mereka dan memelihara struktur nilai-nilainya agar tidak

dieliminasi oleh budaya asing. Dalam rangka ini, berbagai bangsa haruslah mendapatkan

informasi ilmiah yang bermanfaat dan menambah pengalaman mereka. Terkait dengan

seni dan budaya, Seorang penulis asal Kenya bernama Ngugi Wa Thiong’o menyebutkan

bahwa perilaku dunia Barat, khususnya Amerika seolah-olah sedang melemparkan bom

budaya terhadap rakyat dunia. Mereka berusaha untuk menghancurkan tradisi dan bahasa

pribumi sehingga bangsa-bangsa tersebut kebingungan dalam upaya mencari indentitas

budaya nasionalnya.

Penulis Kenya ini meyakini bahwa budaya asing yang berkuasa di berbagai

bangsa, yang dahulu dipaksakan melalui imperialisme, kini dilakukan dalam bentuk yang

lebih luas dengan nama globalisasi.

3.2.1 Globalisasi dalam Kebudayaan Tradisional di Indonesia

Proses saling mempengaruhi adalah gejala yang wajar dalam interaksi antar

masyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa Indonesia

ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang mendiami nusantara (sebelum Indonesia

terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan mempengaruhi.

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

6

Page 7: Tugas Globalisasi

Kemampuan berubah merupakan sifat yang penting dalam kebudayaan manusia.

Tanpa itu kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang senantiasa

berubah. Perubahan yang terjadi saat ini berlangsung begitu cepat.

Hanya dalam jangka waktu satu generasi banyak negara-negara berkembang telah

berusaha melaksanakan perubahan kebudayaan, padahal di negara-negara maju

perubahan demikian berlangsung selama beberapa generasi. Pada hakekatnya bangsa

Indonesia, juga bangsa-bangsa lain, berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh luar.

Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak luar, hal inilah yang terjadi dalam

proses globalisasi. Oleh karena itu, globalisasi bukan hanya soal ekonomi namun juga

terkait dengan masalah atau isu makna budaya dimana nilai dan makna yang terlekat di

dalamnya masih tetap berarti..

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam berbagai hal,

seperti anekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya.

Keanekaragaman masyarakat Indonesia ini dapat dicerminkan pula dalam berbagai

ekspresi keseniannya. Dengan perkataan lain, dapat dikatakan pula bahwa berbagai

kelompok masyarakat di Indonesia dapat mengembangkan keseniannya yang sangat khas.

Kesenian yang dikembangkannya itu menjadi model-model pengetahuan dalam

masyarakat.

3.2.2 Perubahan Budaya dalam Globalisasi : Keseninan yang Bertahan dan

yang Tersisihkan

Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan

dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang

bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma social merupakan salh satu dampak

dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara

mendasar. Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-

batas budaya setiap bangsa.

Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi

peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya saja khusus

dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itu

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

7

Page 8: Tugas Globalisasi

sudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari kita bisa menyimak tayangan film di tv

yang bermuara dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, dll

melalui stasiun televisi di tanah air. Belum lagi siaran tv internasional yang bisa

ditangkap melalui parabola yang kini makin banyak dimiliki masyarakat Indonesia.

Sementara itu, kesenian-kesenian populer lain yang tersaji melalui kaset, vcd, dan dvd

yang berasal dari manca negara pun makin marak kehadirannya di tengah-tengah kita.

Fakta yang demikian memberikan bukti tentang betapa negara-negara penguasa

teknologi mutakhir telah berhasil memegang kendali dalam globalisasi budaya khususnya

di negara ke tiga. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh

terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian

dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Di saat yang lain

dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi oleh

banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih

menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita.

Dengan parabola masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang

bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Kondisi yang demikian mau

tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesia dari kehidupan

masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam masyarakat Indonesia. Misalnya

saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis Indonesia, baik yang rakyat maupun istana,

selalu berkaitan erat dengan perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengan datangnya

perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem ekonomi

pasar, dan globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser ke arah kesenian

yang berdimensi komersial.

Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai tersingkir dan kehilangan fungsinya.

Sekalipun demikian, bukan berarti semua kesenian tradisional kita lenyap begitu saja.

Ada berbagai kesenian yang masih menunjukkan eksistensinya, bahkan secara kreatif

terus berkembang tanpa harus tertindas proses modernisasi. Pesatnya laju teknologi

informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi budaya yang ampuh,

sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas.

Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

8

Page 9: Tugas Globalisasi

yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka. Misalnya saja kesenian tradisional

wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini

tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat

wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya

akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai moral

yang baik, menurut saya.

Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih

berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami “mati suri”. Wayang orang dan

ludruk merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat

globalisasi. Bisa jadi fenomena demikian tidak hanya dialami oleh kesenian Jawa

tradisional, melainkan juga dalam berbagai ekspresi kesenian tradisional di berbagai

tempat di Indonesia. Sekalipun demikian bukan berarti semua kesenian tradisional mati

begitu saja dengan merebaknya globalisasi. Di sisi lain, ada beberapa seni pertunjukan

yang tetap eksis tetapi telah mengalami perubahan fungsi.

Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan mentransformasikan diri dengan

teknologi komunikasi yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat, misalnya saja

kesenian tradisional “Ketoprak” yang dipopulerkan ke layar kaca oleh kelompok

Srimulat. Kenyataan di atas menunjukkan kesenian ketoprak sesungguhnya memiliki

penggemar tersendiri, terutama ketoprak yang disajikan dalam bentuk siaran televisi,

bukan ketoprak panggung. Dari segi bentuk pementasan atau penyajian, ketoprak

termasuk kesenian tradisional yang telah terbukti mampu beradaptasi dengan perubahan

zaman. Selain ketoprak masih ada kesenian lain yang tetap bertahan dan mampu

beradaptasi dengan teknologi mutakhir yaitu wayang kulit. Beberapa dalang wayang kulit

terkenal seperti Ki

Manteb Sudarsono dan Ki Anom Suroto tetap diminati masyarakat, baik itu kaset

rekaman pementasannya, maupun pertunjukan secara langsung. Keberanian stasiun

televisi Indosiar yang sejak beberapa tahun lalu menayangkan wayang kulit setiap malam

minggu cukup sebagai bukti akan besarnya minat masyarakat terhadap salah satu

khasanah kebudayaan nasional kita. Bahkan Museum Nasional pun tetap

mempertahankan eksistensi dari kesenian tradisonal seperti wayang kulit dengan

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

9

Page 10: Tugas Globalisasi

mengadakan pagelaran wayang kulit tiap beberapa bulan sekali dan pagelaran musik

gamelan tiap satu minggu atau satu bulan sekali yang diadakan di aula Kertarajasa,

Museum Nasional.

3.3 Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Bangsa

Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan

budaya bangsa Indonesia . Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata

menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai

pelestarian budaya. Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi)

mengkibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri .

Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti

dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Di Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya,

duapuluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih banyak yang berminat untuk

belajar tari tor-tor dan tagading (alat musik batak). Hampir setiap minggu dan dalam

acara ritual kehidupan, remaja di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan budaya

yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan

daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di televisi

dan Taman Mini Indonesi Indah (TMII). Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah

tersebut, bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang

menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat

menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya.

Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian bahasa

indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa). Sudah lazim di

Indonesia untuk menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu, Pak, Bu, Saudara,

Anda dibandingkan dengan kau atau kamu sebagai pertimbangan nilai rasa. Sekarang ada

kecenderungan di kalangan anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia

dialek Jakarta seperti penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu). Selain itu kita sering

dengar anak muda mengunakan bahasa Indonesia dengan dicampur-campur bahasa

inggris seperti OK, No problem dan Yes’, bahkan kata-kata makian (umpatan) sekalipun

yang sering kita dengar di film-film barat, sering diucapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

10

Page 11: Tugas Globalisasi

Kata-kata ini disebarkan melalui media TV dalam film-film, iklan dan sinetron

bersamaan dengan disebarkannya gaya hidup dan fashion . Gaya berpakaian remaja

Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan telah berubah mengikuti

perkembangan jaman.

Ada kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim

dan ketat yang memamerkan bagian tubuh tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut

dari film-film dan majalah-majalah luar negeri yang ditransformasikan kedalam sinetron-

sinetron Indonesia . Derasnya arus informasi, yang juga ditandai dengan hadirnya

internet, turut serta `menyumbang` bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan

ketat telah menjadi trend dilingkungan anak muda. Salah satu keberhasilan penyebaran

kebudayaan Barat ialah meluasnya anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang

berkembang di Barat merupakan suatu yang universal. Masuknya budaya barat (dalam

kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan `baik`. Pada sisi inilah globalisasi telah

merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya Timur (termasuk Indonesia ) sehingga

terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran.

3.4 Pengaruh Globalisasi Terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia

Kini kita tengah memasuki abad XXI. Abad ini juga merupakan milenium III

dalam perhitungan Masehi, dimana perubahan milenium ini diramalkan akan membawa

perubahan terhadap struktur ekonomi, struktur kekuasaan, dan struktur kebudayaan

dunia. Fenomena yang paling menonjol pada kurun waktu ini adalah terjadinya proses

globalisasi. Proses perubahan inilah yang disebut Alvin Toffler sebagai gelombang

ketiga, setelah berlangsungnya gelombang pertama dalam bidang agrikultur dan

gelombang kedua dalam bidang industri.

Perubahan yang demikian menyebabkan terjadinya pula pergeseran kekuasaan

dari pusat kekuasaan yang bersumber pada tanah, kemudian kapital atau modal, dan

selanjutnya dalam gelombang ketiga pada penguasaan terhadap informasi, yakni ilmu

pengetahuan dan tekhnologi. Sayangnya proses globalisasi ini lebih banyak ditakuti

daripada dipahami untuk kemudian diantisipasi dengan arif dan cermat. Oleh karena rasa

takut dan cemas yang berlebihan, antisipasi yang dilakukan cenderung bersifat defensif

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

11

Page 12: Tugas Globalisasi

dengan membangun gedung-gedung yang bertingkat, benteng-benteng pertahanan karena

merasa diri sebagai objek daripada subjek di dalam proses perubahan.

Padahal di dalam era globalisasi ini, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut

berperan, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi.  Konsep-konsep dan

istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

(iptek) secara tidak langsung juga memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan

demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan

pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk bahasa

Indonesia. Sekaligus bahasa berperan juga sebagai prasarana berpikir dan sarana

pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu sendiri.

Menurut Sunaryo (2000), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek

tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur

budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan

produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung

pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat

berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, akhirnya menjadikan

bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam

menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan

cermin dari daya nalar (pikiran).

Namun, seiring dengan bertambahnya usia bahasa Indonesia justru dihadang

banyak masalah. Pertanyaan bernada pesimis justru bermunculan. Mampukah bahasa

Indonesia menjadi bahasa budaya dan bahasa Iptek yang berwibawa di tengah dahsyatnya

arus globalisasi? Mampukah bahasa Indonesia bersikap luwes dan terbuka dalam

mengikuti derap peradaban yang terus gencar menawarkan perubahan dan dinamika?

Masih setia dan banggakah para penuturnya dalam menggunakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa komunikasi yang efektif di tengah-tengah perubahan dan dinamika itu?

Tulisan ini akan sedikit mengulas pengaruh kemajuan teknologi informasi terhadap

bahasa Indonesia dalam menghadapi era globalisasi.

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

12

Page 13: Tugas Globalisasi

3.5 Pengaruh Globalisasi terhadap Bahasa dan Sastra Daerah

Sastra daerah baik lisan maupun tulisan merupakan kekayaan budaya daerah yang

kelestariannya ditentukan oleh pendukung budaya daerah yang bersangkutan. Sastra

daerah menyimpan nilai-nilai kedaerahan dan akan memberikan sumbangsih yang sangat

besar bagi perkembangan sastra di daerah dan Indonesia pada umumnya. Dengan sastra

daerah, kita dapat mengetahui asal-usul suatu daerah dengan berbagai kearifan yang

dicurahkan lewat berbagai mitos, legenda, dongeng, dan riwayat termasuk di dalamnya

permainan rakyat dan nyanyian lokal.

Masalah yang ada saat ini adalah kurangnya perhatian masyarakat terhadap sastra

daerah. Sastra daerah telah berada di ambang kepunahan karena hanya segelintir orang

yang punya kepedulian terhadapnya. Perlu kita ketahui, bahwa tanpa adanya dukungan

dari masyarakat, sastra daerah akan hilang tanpa bekas dan masyarakat akan kehilangan

identitas budaya. Budaya luar yang dengan mudah diperoleh dari media cetak maupun

elektronik juga sangat mempengaruhi perkembangan sastra daerah.

Seluruh suku bangsa di Indonesia saat ini merasa bahwa hidup matinya sastra

daerah menjadi tanggung jawab masing-masing daerah. Padahal sesungguhnya

perkembangan sastra daerah menjadi tanggung jawab nasional yang harus dihadapi

secara nasional pula. Begitu pula dengan para penggiat sastra daerah, mereka praktis

melakukan kegiatan-kegiatan sastra secara individu dan swadaya, sehingga gaungnya

hanya terasa dalam ruang lingkup yang tidak  terlalu luas. 

Berbicara mengenai sastra daerah, tentunya kita tidak dapat terlepas dari bahasa

yang menjadi akar dari sastra daerah itu sendiri. Selain itu., bahasa juga menjadi simbol

suatu peradaban bangsa. Kematian sastra daerah, yang di dalamnya terdapat bahasa,

mengakibatkan hilangnya suatu kebudayaan dan musnahnya suatu peradaban.

Bahasa dan sastra daerah merupakan salah satu unsur kebudayaan nasional yang

dilindungi oleh Negara dan dijamin dengan undang-undang. Bahasa dan sastra daerah

sebagai salah satu bagian kebudayaan daerah berkedudukan sebagai wahana ekspresi

budaya yang di dalamnya terekam antara lain pengalaman estetik, religius, atau sosial

politik masyarakat etnis yang bersangkutan. Bahasa dan sastra daerah adalah aset besar

yang  dimiliki sebuah bangsa.

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

13

Page 14: Tugas Globalisasi

Adanya perkembangan teknologi dan arus globalisasi yang sangat cepat membawa

dampak bagi bahasa dan sastra daerah. Perkembangan tersebut  membawa pengaruh

asing yang mempengaruhi berbagai sendi kehidupan yang pada akhirnya juga membawa

pada perubahan perilaku masyarakat dalam bertindak dan berbahasa.

Adanya arus globalisasi memberi dampak pada perkembangan bahasa dan sastra

daerah. Masuknya bahasa asing utamanya bahasa Inggris pada setiap sendi kehidupan

masyarakat menyebabkan pola pikir masyarakat tertuju pada bagaimana agar bisa

menguasai bahasa tersebut sehingga pembelajaran terhadap bahasa dan sastra daerah

dianggap tidak perlu. Memang menguasai bahasa asing, utamanya bahasa Inggris

merupakan  hal yang penting. Namun dengan begitu bukan berarti bahasa daerah harus

dikesampingkan dan mengutamakan bahasa asing. Diperlukan pemahaman yang lebih

arif dalam penguasaan bahasa. Di dalam sebuah bahasa dan sastra daerah terdapat banyak

pengetahuan, nilai-nilai budaya suatu daerah dan merupakan sumber sejarah yang dapat

diangkat dan disebarluaskan kepada etnik lain melalui bahasa pemersatu yaitu bahasa

Indonesia dan dapat pula diangkat ke kanca internasional apabila kita mengetahui bahasa

asing. 

Puncak kebudayaan daerah adalah kebudayaan nasional. Jika diibaratkan

kebudayaan nasional adalah sebuah puncak yang untuk mencapainya diperlukan

rangkaian anak tangga yang saling terjalin sehingga memudahkan untuk mencapai

puncak. Rangkain anak tangga tersebut adalah bahasa-bahasa daerah. Untuk tetap bisa

melestarikan bahasa daerah diperlukan kerja sama dari berbagai pihak. Utamanya

masyarakat itu sendiri, pemerintah dan pengelola pendidikan. 

Agar sebuah bahasa tetap ada diperlukan orang yang menuturkannya, dalam hal

ini adalah generasi muda. Maka dari itu, diperlukan peran serta pengelolah pendidikan

khususnya guru untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang bahasa dan

sastra daerah serta motivasi kepada generasi mudah untuk memupuk minat sejak dini

sehingga tetap memakai dan tidak meninggalkan bahasa daerahnya. Untuk menciptakan

guru yang berkompeten dalam bidang tersebut diperlukan partisipasi pemerintah. Dalam

hal ini pemerintah menjadi fasilitator bagi tenaga pendidik untuk mendapatkan dan

menimbah ilmu lebih dalam, khusus pada bidang bahasa dan sastra daerah.

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

14

Page 15: Tugas Globalisasi

Mungkin timbul pertanyaan, untuk apa bahasa dan sastra daerah perlu dilestarikan

agar tidak punah ? jawabannya adalah karena  di dalam sebuah adat istiadat, cerita rakyat

dan bahasa daerah mungkin terpendam, suatu rahasia yang belum tersingkap, jika

diibaratkan di dalam bahasa dan sastra daerah terpendam tambang emas yang belum

digali dan belum terjamah oleh manusia. Sehingga perlu tetap dijaga dan dilestarikan.

Nusantara kita adalah sebuah wilayah yang di dalamnya memliki begitu banyak

potensi. Tinggal bagaimana kita sebagai masyarakatnya menggali, mengembangkan dan

melestarikannya secara arif dan bijaksana. Termasuk juga bahasa dan sastra daerah, perlu

dukungan dan partisipasi dari semua pihak. 

Agar bahasa dan sastra daerah dapat berkembang dan mampu melawan arus

perkembangan zaman, salah satu kiat yang dapat dilakukan adalah dengan pembinaan

dan pengembangan terhadap kebudayaan lokal dan sastra daerah itu sendiri. 

Pemberdayaan sastra daerah ditujukan kepada pemantapan, kedudukan dan fungsi

sastra dalam kehidupan masyarakat. Dengan semakin mantapnya kedudukan dan fungsi

sastra dalam masyarakat diharapkan karya sastra yang bermutu dan sarat akan makna

kebudayaan akan lahir di tengah-tengah masyarakat itu sendiri. Pengembangan sastra

dilakukan denga mengupayakan peningkatan terhadap mutu sastra agar dapat

dimanfaatkan sebagai media ekspresi, pencerminan dan pencarian jati diri untuk

membangun kebudayaan baru, dan sebagai sarana peningkatan kepedulian terhadap

kehidupan masyarakat upaya pengembangan sastra tersebut dapat dilakukan melalui

pemeliharaan karya sastra. Pemeliharaan karya sastra adalah upaya yang dilakukan agar

generasi baru Indonesia dapat memahami dan menghayati karya sastra terutama pesan

yang terkandung di dalamnya. Pelestarian sastra lama adalah salah satu upaya

pemeliharaan sastra. Pemahaman terhadap karya sastra akan lebih mudah dicapai jika

suatu generasi mengalami kehidupan karya sastra itu sendiri. Oleh karena itu,

pemeliharaan karya sastra dapat dilakukan melalui pemeliharaan tradisi bersastra di

masyarakat, seperti sastra lisan, pembacaan naskah lama, serta penuturan dongeng.

Dalam rangka upaya mengembangkan kebudayaan bangsa yang berkepribadian

dan berkesadaran nasional, perlu ditumbuhkan kemampuan  masyarakat untuk

mengangkat nilai-nilai sosial budaya daerah yang luhur serta menyerap nilai-nilai dari

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

15

Page 16: Tugas Globalisasi

luar yang positif dan yang diperlukan bagi pembaruan dalam proses pembangunan

bangsa. Bahasa dan sastra daerah perlu terus dibina dan dilestarikan dalam rangka

mengembangkan identitas keindonesiaan kita.

Salah satu cara untuk memperkenalkan nilai-nilai luhur bangsa adalah dengan

memperkenalkan budaya lokal kepada para generasi muda. Nilai-nilai budaya lokal ini

adalah jiwa dari kebudayaan local dan menjadi dasar bagi segenap wujud kebudayaan di

daerahnya. Memperkenalkan cerita rakyat dalam bentuk mendongeng sebelum tidur

misalnya merupakan budaya bangsa kita dahulu, yang pada masa kinisudah mulai luntur

seiring berkembangnya zaman. Cerita merupakan salah satu sarana penting untuk

mempertahankan eksistensi diri. Cerita tidak hanya digunakan untuk memahami dunia

dan mengekspresikan gagasan, ide-ide, dan nilai-nila, melainkan juga sebagai sarana

penting untuk memahamkan dunia kepada orang lain, menyimpan, mewariskan gagasan

dan nilai-nilai tersebut dari generasi ke generasi berikutnya. Budaya local yang beraneka

ragam merupakan warisan budaya yang wajib dilestarikan. Ketika bangsa lain yang

hanya sedikit mempunyai warisan budaya local berusaha keras untuk melestarikannya

demi sebuah identitas, maka sungguh naïf jika yang memiliki banyak warisan budaya

local lantas mengabaikan pelestariannya. Beberapa hal yang termasuk budaya local

misalnya cerita (dongeng) rakyat, ritual kedaerahan, tradisi kedaerahan, kreativitas (tari,

lagu, drama, dan lain-lain), dan keunikan masyarakat setempat.

Harus kita sadari bahwa arus deras globalisasi tidak dapat kita hindari, tetapi hal tersebut

dapat kita minimalisir. Globalisasi yang tidak terhindarkan harus diantisipasi dengan

penguatan jati diri dan kearifan local yang dijadikan sebagai dasar pijakan dalam

penyusunan strategi dalam pelestarian dan pengembangan sastra dan bahasa daerah.

Upaya memperkuat jati diri daerah dapat dilakukan melalui penanaman budaya-budaya

lokal dalam pembelajaran bahasa dan sastra daerah di lingkungan formal, informal

maupun nonformal.

Bahasa dan sastra daerah merupakan lambang identitas dan lambang jati diri

setiap bangsa, setiap etnik dan setiap masyarakat. Perlu dijaga, dilestarikan dan

dikembangkan dan agar tidak punah. Karena apabila sebuah bahasa dan sastra daerah

punah maka adalah sebuah kerugian besar. Untuk itu adanya perhatian dan partisipasi

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

16

Page 17: Tugas Globalisasi

dari berbagai pihak akan sangat mendukung tercapainya usaha untuk tetap melestarikan

bahasa dan sastra daerah.

3.6 Pengaruh Penggunaan Bahasa Inggris Terhadap Bahasa Indonesia atau Bahasa

Daerah.

                        Pada masa sekarang ini, bahasa inggris sepertinya sangat diminati oleh

masyarakat, bukan saja di Indonesia, tetapi juga di seluruh penjuru dunia. Karena saat ini

adalah masa globalisasi, dan bahasa inggris adalah bahasa yang digunakan dalam bahasa

internasional.

                        Bahasa inggris juga dapat menghilangkan identitas bahasa Indonesia sebagai

bahasa Negara dan juga bahasa kesatuan Republik Indonesia, sebagai alat pemersatu

bangsa, yang sudah sedikit dilupakan oleh masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia

sangat diperlukan dalam Negara kita. Kalau tidak ada bahasa Indonesia maka kita tidak

dapat memproklamasikan kemerdekaan kita.

                        Pengaruh yang ada telah membuat bahasa Indonesia terpinggirkan, bahkan di

negaranya sendiri, di kalangan masyarakat dan pelajar. Masyarakat kita menyepelekan

bahasa Indonesia dan mengagungkan bahasa-bahasa asing, seperti bahasa Inggris,

Spanyol, Jepang, Arab, Perancis atau Mandarin. Keadaan yang begitu berlawanan dengan

sejarah awal perkembangan bahasa Indonesia, saat para pemuda dan rakyat Indonesia

dulu sangat menjunjung nilai-nilai kebangsaan dan budaya bangsa. Satu hal yang menjadi

ironi lagi adalah bahwa kasus ketidaklulusan ujian nasional pelajar kita adalah karena

menyepelekan pelajaran bahasa Indonesia yang menjadi salah satu mata pelajaran yang

diujikan.

                        Bahkan sekarang ini, orang-orang yang berkelas menengah atas pun sibuk untuk

mencarikan anak-anaknya bimbingan bahasa inggris. Bagi pemerolehan bahasa anak dan

juga pada pribadi anak yang menjadi tidak begitu mengenal bahasa Indonesia atau

bahkan bahasa daerah sebagai bahasa yang ia kenal pertama kali dalam hidupnya. Seperti

itulah sedikit gambaran bahasa inggris yang sekarang sudah lebih diutamakan.

                        Namun ada juga pendapat lain dari responden, yaitu bahasa inggris tidak

berpengaruh apa-apa dalam bahasa Indonesia, karena bahasa inggris memang bahasa

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

17

Page 18: Tugas Globalisasi

internasional, menggunakan bahasa inggris seperti memang sudah tuntutan

perkembangan jaman saat ini.

3.7 Pengaruh Globalisasi Terhadap Pengembangan Bahasa Indonesia

Globalisasi adalah suatu aktifitas, keputusan, atau kejadian yang terjadi di satu

tempat di permukaan bumi yang secara signifikan menimbulkan dampak terhadap

komunitas di permukaan bumi lainnya. Globalisasi tidak sama dengan internasionalisasi.

Proses globalisasi tidak berdampak seragam secara spasial karena setiap Negara atau

region atau daerah lokal tertentu memiliki karakteristik tersendiri. Oleh karena itu proses

globalisasi akan menghasilkan daya tolak dalam bentuk proses regionalisasi atau

lokalisa.si

Jan Aart Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang

dengan globalisasi:

• Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan

internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan

identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama

lain.

• Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas

antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa,

maupun migrasi.

• Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal

material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas

dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.

• Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan

semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.

• Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan

keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara

masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima,

dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan

negara-negara.

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

18

Page 19: Tugas Globalisasi

Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk

diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang

dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap

berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek

kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan

ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat

dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Berikut

Pengaruh globalisasi dalam pengembangan bahasa Indonesia dalam bidang komunikasi,

kesenian dan ilmu pengetahuan dan teknologi:

1. Bidang komunikasi

Media massa merupakan salah satu sarana yang penting untuk membina

dan mengembangkan bahasa Indonesia dalam rangka pembangunan bangsa

karena media massa memiliki pengaruh yang luas dalam masyarakat. Media

massa telah memberikan sumbangan yang berharga untuk pertumbuhan bahasa

Indonesia, baik secara tertulis maupun lisan. Hal yang dapat dilakukan untuk

mengembangkan bahasa Indonesia terkait dengan bidang komunikasi adalah

adanya penataran bahasa Indonesia, penyediaan “pojok bahasa” dalam surat kabar

dan majalah yang memuat petunjuk praktis penggunaan bahasa Indonesia,

mengadakan pembinaan dan pengembangan bahasa bersama dewan pers dan

lembaga lain, agar segera menyusun pedoman pembakuan bahasa Indonesia yang

didasarkan atas penelitian antara lain untuk penyiar televisi dan radio.

Hal-hal yang perlu dicermati pada era globalisasi saat ini adalah adanya

pengaruh bahasa asing dalam perkembangan bahasa Indonesia. Pada dasarnya

banyak kosa kata yang digunakan dalam bahasa Indonesia akan tetapi berasal dari

bahasa asing. Contoh dari bahasa Inggris yaitu kiper, kornel, tim, gol, final, tes,

organisasi, legal, proklamasi, administrasi, stop, dll. Semua itu memperkaya

khasanah kosakata bahasa Indonesia.

2. Bidang kesenian

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

19

Page 20: Tugas Globalisasi

Bahasa Indonesia yang dipergunakan dalam karya sastra, cerita anak-anak,

lagu, teater, dan film menunjukkan adanya banyak ketimpangan. Dalam hal

penerbitan cerita anak-anak, pengarang perlu memberi keleluasaan kepada

penerbit.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan bahasa Indonesia

lewat jalur kesenian adalah sebagai berikut:

a. Melakukan perekaman pementasan drama tradisional atau pun luar negeri

untuk kemudian diterbitkan ke dalam bahasa Indonesia.

b. Meningkatkan kecermatan pemakaian bahasa dengan lembaga-lembaga

pendidikan dan psikologi yang ada.

c. Penerbitan karya-karya asli daerah dan asing

d. Menerjemahkan dan menerbitkan karya asli daerah dan asing ke dalam

bahasa Indonesia

Dengan melakukan hal tersebut akan diperolehlah banyak kosa kata dan

hal  tersebut akan memperkaya kosa kata bahasa Indonesia. Semua itu tentunya

dilakukan sesuai kaidah alih transkripsi bahasa Indonesia.

3. Bidang Ilmu dan Teknologi

Melalui jalur teknologi untuk mengembangkan kosa kata bahasa Indonesia

diantaranya dengan melakukan kerja sama bidang teknologi. Dalam hubungan

dengan penggunaan kata / istilah bidang komputer, pusat bahasa bekerja sama

dengan Microsoft. Bersama Microsoft, pusat bahasa telah mengalihkan istilah

bahas Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Kerjasama itu kini masih berlanjut

untuk mengindonesiakan produk-produk lainnya.

4. Aspek-Aspek Positif dan Negatif dari Globalisasi

Globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan akan membuat setiap bangsa

menjadi bagian dari sistem nilai dunia.

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

20

Page 21: Tugas Globalisasi

Globalisasi ekonomi memungkinkan terjadinya sinergi positif antara beberapa

kelompok ekonomi dalam negeri dengan kelompok ekonomi luar negeri. Sinergi

ekonomi positif yang berciri multilateral ini perlu diarahkan untuk tidak mematikan

kelompok-kelompok ekonomi yang sejenis di negara-negara yang beraliansi ekonomi

secara multilateral tersebut.       

                                                                   

4.1 Potret Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi

Era globalisasi akan menyentuh semua aspek kehidupan, termasuk bahasa.

Bahasa yang semakin global dipakai oleh semua bangsa di dunia ialah bahasa Inggris,

yang pemakainya lebih dari satu miliar. Akan tetapi, sama hanya denga bidang-bidang

kehidupan laian, sebagaimana dikemukakan oleh Naisbii (1991) dalam bukunya Global

Paradox, akan terjadi paradoks-paradoks dalam berbagai komponen kehidupan, termasuk

bahasa. Bahasa Inggris, misalnya, walaupun pemakainya semakin besar sebagai bahasa

kedua, masyarakat suatu negara akan semakin kuat juga memempertahankan bahasa

ibunya. Di Islandia, sebuah negara kecil di Eropa, yang jumlah penduduknya sekitar

250.000 orang, walaupun mereka dalam berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa

Inggris seabagai bahasa kedua, negara ini masih mempertahankan kemurnian bahasa

pertamanya dari pengaruh bahasa Inggris.

Di Kubekistan (Guebec), yang salama ini peraturan di negara bagian ini

mewajibkan penggunaan bahasa Perancis untuk semua papan nama, sekarang diganti

dengan bahasa sendiri. Demikian juga negara-negara pecahan Rusia seperti Ukraina,

Lithuania, Estonia (yang memisahkan diri dari Rusia) telah menggantikan semua papan

nama di negara tersebut yang selama itu menggunakan bahasa Rusia.

Bagaimana halnya dengan di Indonesia? Di Indonesia, fenomena yang sama

pernah dilakukan dengan pengeluaran Surat Menteri Dalam Negeri kepada gubernur,

bupati, dan walikota seluruh Indonesia Nomor 1021/SJ tanggal 16 Maret 1995 tentang

Penertiban Penggunaan Bahasa Asing. Surat itu berisi instruksi agar papan-papan nama

dunia usaha dan perdagangan di seluruh Indonesia yang menggunakan bahasa asing agar

diubah menjadi bahasa Indonesia. Ketika awal pemberlakukan peraturan tersebut, tampak

gencar dan bersemangat usaha yang dilakukan oleh pemerintah daerah di seluruh

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

21

Page 22: Tugas Globalisasi

Indonesia.

Pemda DKI Jakarta, misalnya, bekerja sama dengan Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa mengadakan teguran-teguran lisan dan tertulis, bahkan turun ke

lapangan mendatangi perusahaan-perusahaan yang papan namanya menggunakan bahasa

Inggris atau mencampuradukkan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dengan struktur

bahasa Inggris. Misalnya, sebelumnya terpampang “Pondok Indah Mall”, “Ciputra Mall”,

“Mestika Bank”, dan lain-lain, sekarang diubah menjadi “Mal Pondok Indah”, “Mal

Ciputra”, “Bank Mestika”.

Berbagai fenomena dan kenyataan ini akan semakin mendukung ke arah

terjadinya suatu pertentangan (paradoks) dan arus tarik-menarik antara globalisasi dan

lokalisasi. Persoalan berikutnya adalah mampukah bahasa Indonesia mempertahankan

jati dirinya di tengah-tengah arus tarik-menarik itu? Untuk menjawab persoalan ini,

marilah kita menengok ke belakang bagaimana bahasa Indonesia yang ketika itu masih

disebut bahasa Melayu mampu bertahan dari berbagai pengaruh bahasa lain baik bahasa

asing maupun bahasa daerah lainnya di nusantara.

Sejauh ini tanpa terasa banyak kosakata yang sebenarnya hasil serapan dari

bahasa lain tetapi sudah kita anggap sebagai kosakata bahasa Melayu/Indonesia.

Misalnya sebagai berikut. Bahasa Asal dan contoh kata yang diserap:

Bahasa Sanskerta: agama, bahasa, cerita, cita, guru, harta, pertama, sastra, sorga,

warta

Bahasa Arab: alam, adil, adat, haram, haji, kitab, perlu, sah, subuh, hisab,

madrasah, musyawarah

Bahasa Belanda: pipa, baut, kaos, pesta, peluit, setir, brankas, balok, pelopor,

dongkrak, nol, bom, saku

Bahasa Inggris: kiper, kornel, tim, gol, final, tes, organisasi, proklamasi, legal,

administrasi, stop,

Bahasa Cina: loteng, kue, kuah, the, cengkeh, cawan, teko, anglo, toko, tauco

Bahasa Tamil: keledai, perisai, tirai, peri, cemeti, kedai, modal, pualam, ragam,

gurindam

Bahasa Portugis: meja, kemeja, gereja, bendera, peluru, almari, mentega, roda,

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

22

Page 23: Tugas Globalisasi

lentera, armada, paderi

Bahasa Parsi: bandar, syahbandar, kenduri, kelasi, anggur, istana, tamasya, takhta,

nakhoda, bius

Bahasa Jawa: gampang, ngawur, ruwet, sumber, jago, lebaran, bisa, tanpa, sengit,

ajeg, tuntas

Bahasa Sunda Camat, garong, lumayan,melotot, ompreng, pencoleng, mending,

nyeri, anjangsana, tahap

Bahasa Minangkabau cemooh, ejek, bak, enau, engkau, semarak, heboh, cetus,

ngarai, taut

4.2 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti tercantum

pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi Kami Putra dan Putri Indonesia

menjunjung bahasa persatuan , bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia

berkedudukan sebagai  bahasa nasional ; kedudukannya berada diatas bahasa – bahasa

daerah. Selain itu , didalam undang – undang dasar 1945 tercantum pasal khusus ( BAB

XV , pasal 36 ) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa

Negara ialah bahasa Indonesia. Pertama, bahsa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa

nasional sesuai dengan sumpah pemuda 1928; kedua, bahasa Indonesia berkedudukan

sebagai bahasa Negara sesuai dengan undang – undang dasar 1945.

Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada

perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan

perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu,

bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas,

baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi.  Konsep-konsep dan istilah baru di

dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara

tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua

produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia, yang

dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

23

Page 24: Tugas Globalisasi

pertumbuhan dan perkembangan iptek itu.

Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia)

iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur

budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan

produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung

pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa

serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya

di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir

modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula

dalam berfikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi

sebagai :

(1) Lambang kebanggaan kebangsaan.

(2) lambang identitas nasional.

(3) alat perhubungan antar warga, antar daerah, dan antar budaya.

(4) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai – bagai suku bangsa dengan

latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing – masing kedalam

kesatuan kebangsaan Indonesia.

Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia kita junjung disamping

bendera dan lambang Negara kita. Di dalam melaksanakan fungsi ini bahasa Indonesia

tentulah harus memiliki identitasnya sendiri pula sehingga ia serasi dengan lambang

kebangsaan kita yang lain. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya hanya apabila

masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga

bersih dari unsure – unsure bahasa lain.

Fungsi bahasa Indonesia yang ketiga – sebagai bahasa nasional – adalah sebagai

alat perhubungan antar warga , antar daerah, dan antar suku bangsa. Berkat adanya

bahasa nasional kita dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga

kesalah pahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang social budaya dan bahasa tidak

perlu dikhawatirkan.kita dapat bepergian dari pelosok yang satu ke pelosok yang lain di

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

24

Page 25: Tugas Globalisasi

tanah air kita dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satu-satunya alat

komunikasi.

Fungsi bahasa Indonesia yang keempat dalam kedudukannya sebagai bahasa

nasional, adalah sebagai alat yang memungkinkan terlaksananya penyatuan berbagai –

bagai suku bangsa yang memiliki latar belakang social budaya dan bahasa yang berbeda-

beda kedalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat. Didalam hubungan ini bahasa

Indonesia memungkinkan berbagai bagai suku bangsa itu mencapai keserasian hidup

sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan

kesetiaan kepada nilai – nilai social budaya serta latar belakang bahasa daerah yang

bersangkutan. Lebih dari itu, dengan bahasa nasional itu kita dapat meletakkan

kepentingan nasional jauh diatas kepentingan daerah atau golongan.

Didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi

sebagai :

(1) bahasa resmi kenegaraan.

(2) bahasa pengantar didalm dunia pendidikan.

(3) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan.

(4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sebagai bahasa resmi kenegaraan , bahasa Indonesia dipakai didalam segala

upacara, peristiwa dan kegiatan kenegaraanbaik dalam bentuk lisan maupun dalam

bentuk tulisan. Termasuk kedalam kegiatan – kegiatan itu adalah penulisan dokumen –

dokumen dan putusan – putusan serta surat – surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan

badan – badan kenegaraan lainnya, serta pidato-pidato kenegaraan.

Sebagai fungsinya yang kedua didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara ,

bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar di lembaga – lembaga pendidikan mulai

taman kanak – kanak sampai dengan perguruan tinggi diseluruh Indonesia , kecuali di

daerah– daerah, seperti daerah aceh, batak , sunda , jawa , Madura , bali , dan Makassar

yang menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa pengantar sampai dengan tahun

ketiga pendidikan dasar.

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

25

Page 26: Tugas Globalisasi

Sebagai fungsinya yang ketiga didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara,

bahasa Indonesia adalah alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional dan untuk kepentingan pelaksanaan

pemerintah . didalam hubungan dengan fungsi ini, bahasa Indonesia dipakai bukan saja

sebagai alat komunikasi timbal–balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan

saja sebagai alat perhubungan antar daerah dan antar suku, melainkan juga sebagai alat

perhubungan didalam masyarakat yang sama latar belakang social budaya dan bahasanya.

Akhirnya , didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara , bahasa Indonesia

berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional , ilmu pengetahuan , dan

teknologi . didalam hubungan ini bahasa Indonesia adalah sat – satunya alat yang

memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian

rupa sehingga ia memikili ciri–ciri dan identitasnya sendiri , yang membedakannya dari

kebudayaan daerah. Pada waktu yang sama , bahasa Indonesia kita pergunakan sebagai

alat untuk menyatakan nilai–nilai social budaya nasional kita.

Disamping itu, sekarang ini fungsi bahasa Indonesia telah pula bertambah besar.

Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa media massa . media massa cetak dan

elektronik, baik visual, audio, maupun audio visual harus memakai bahasa Indonesia.

Media massa menjadi tumpuan kita dalam menyebarluaskan bahasa Indonesia secara baik

dan benar.

Di dalam kedudukannya sebagai sumber pemerkaya bahasa daerah , bahasa

Indonesia berperanana sangat penting. Beberapa kosakata bahasa Indonesia ternyata

dapat memperkaya khasanah bahasa daerah, dalam hal bahasa daerah tidak memiliki kata

untuk sebuah konsep. Bahasa Indonesia sebagai alat menyebarluaskan sastra Indonesia

dapat dipakai. Sastra Indonesia merupakan wahana pemakaian bahasa Indonesia dari segi

estetis bahasa sehingga bahasa Indonesia menjadi bahasa yang penting dalam dunia

internasional.

Menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota

masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada

yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk

mengadakan komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

26

Page 27: Tugas Globalisasi

mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati

bersama.  Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya.

Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua

alat komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah.

Menurut Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang

paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu

dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu

untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya,

sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu

kelemahan yang tidak disadari.

Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak

teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan

bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk

berbahasa’ bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung

kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan

bahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian

kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat

memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana

pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa

untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus

mengetahui fungsi-fungsi bahasa.

a.      Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri

Kita memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang kita hormati

dibandingkan dengan cara berbahasa kita kepada teman kita. Pada saat

menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai bahasa

tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi

pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa

hanya untuk kepentingannya pribadi. Fungsi ini berbeda dari fungsi berikutnya,

yakni bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.

Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

27

Page 28: Tugas Globalisasi

terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk

memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara

lain :

agar menarik perhatian orang  lain terhadap kita,

keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi

Pada taraf  permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang 

sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri.

b.      Bahasa sebagai Alat Komunikasi

Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.

Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau

dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan

mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang

dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita. Sebagai alat komunikasi,

bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan

memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur

berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa

depan kita.

Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah

memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin

menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat

orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain.

Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam

hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama

kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan

kebutuhan khalayak sasaran kita.

c.       Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial

Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan

pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan

mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

28

Page 29: Tugas Globalisasi

dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat  hanya dapat dipersatukan

secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh

memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial

yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan

dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh

efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang

sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5).

d.      Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial

Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat

diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan,

informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran

dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat

kontrol sosial.

Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa

sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan

alat kontrol sosial.

Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talk

show) di televisi dan radio. klan layanan masyarakat atau layanan sosial

merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua

itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk

memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di

samping itu, kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang

lain mengenai suatu hal.

Contoh fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita

terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu

cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita. Tuangkanlah rasa

dongkol dan marah kita ke dalam bentuk tulisan. Biasanya, pada akhirnya, rasa

marah kita berangsur-angsur menghilang dan kita dapat melihat persoalan secara

lebih jelas dan tenang.

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

29

Page 30: Tugas Globalisasi

5. Penggunaan Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

Dewasa ini, masyarakat sudah banyak yang memakai bahasa gaul dan parahnya

lagi generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan

generasi muda inilah yang banyak memakai bahasa gaul daripada pemakaian bahasa

Indonesia. Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di masyrakat,

seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa

Indonesia sebagai bahasa nasional.

Dalam pergaulan internasional, bahasa Indonesia mewujudkan identitas bangsa

Indonesia. Seiring dengan munculnya bahasa gaul dalam masyarakat, banyak sekali

dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa gaul terhadap perkembangan

bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa diantaranya sebagai berikut:

1. Eksistensi Bahasa Indonesia Terancam Terpinggirkan Oleh Bahasa Gaul.

Berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi. Kalau

generasi negeri ini kian tenggelam dalam pembususkan bahasa Indonesia yang

lebih dalam, mungkin bahasa Indonesia akan semakin sempoyongan dalam

memanggul bebannya sebagai bahasa nasional dan identitas bangsa. Dalam

kondisi demikian, diperlukan pembinaan dan pemupukan sejak dini kepada

generasi muda agar mereka tidak mengikuti pembusukan itu.

Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin pada perilaku

masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa

menggunakan bahasa gaul. Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak adanya

penggunaan bahasa gaul dan hal ini diperparah lagi dengan generasi muda

Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul. Bahkan, generasi muda

inilah yang paling banyak menggunakan dan menciptakan bahasa gaul di

masyarakat.

2. Menurunnya Derajat Bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia masih sangat muda usianya dibandingkan dengan

bahasa lainya, tidak mengherankan apabila dalam sejarah pertumbuhannya,

perkembangan bahasa asing yang lebih maju. Seperti kita ketahui bahwa

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

30

Page 31: Tugas Globalisasi

perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini dikuasai oleh bangsa-bangsa barat.

Merupakan hal yang wajar apabila bahasa mereka pula yang menyertai

penyebaran ilmu pengetahuan tersebut ke seluruh dunia. Indonesia sebagai

Negara yang baru berkembang tidak mustahil menerima pengaruh dari Negara

asing. Kemudian masuklah ke dalam bahasa Indonesia istilah-istilah kata asing

karena memang makna yang dimaksud oleh kata-kata asing tersebut belum ada

dalam bahasa Indonesia. Sesuai sifatnya sebagai bahasa represif, sangat membuka

kesempatan untuk itu.

5.1 Dampak Bahasa Inggris Terhadap Sikap Nasionalisme Berbahasa Indonesia

Segala sesuatu pasti menimbulkan dampak positif dan negative, tidak terkecuali

dengan judul yang penulis angkat yaitu pengaruh bahasa inggris terhadap sikap

nasionalisme berbahasa Indonesia. Dari penyebaran angket, penulis dapat mengetahui

dampak positif dan negative,dari keterangan penulis telah menganalisis seperti di bawah

ini:

1.      Dampak positif :

Ø Dapat mengikuti perkembangan di dunia. Karena bahasa inggris adalah bahasa

internasioanal, maka kita dapat lebih mudah mengikuti perlembangan di dunia

dengan dapat menggunakan bahasa inggris.

Ø  Perkembangan bahasa Indonesia yang akan mengikuti saluran perdangan

internasioanal menjadi lancar.

2.      Dampak negatif :

Menggeser bahasa Indonesia jika orang-orang lebih mengutamakan

bahasa inggri. Saat ini masyarakat lebih banyak menggunakan bahasa inggris,

terlebih lagi para pelajar lebih banyak ikut kursus bahasa inggris inggris dari pada

bahasa Indonesia, maka dengan demikian bahasa Indonesia lama-kelamaan akan

tergeser oleh bahasa inggris.           

5.2 Perlunya Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

31

Page 32: Tugas Globalisasi

Berbahasa Indonesia yang baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis

terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu,

seperti pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas

utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Namun, kendala

yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya

gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang

tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa

yang digunakan menjadi tidak baik.

Sebaliknya, berbahasa yang baik yang menempatkan pada kondisi tidak resmi

atau pada pembicaraan santai tidak mengikat kaidah bahasa di dalamnya. Ragam

berbahasa seperti ini memungkinkan munculnya gejala bahasa baik interferensi, integrasi,

campur kode, alih kode maupun bahasa gaul. Hal ini disebabkan kodrat manusia sebagai

makhluk sosial tidak lepas dari adanya interaksi dan komunikasi antar sesamanya. Bahasa

sebagai sarana komunikasi mempunyai fungsi utama bahasa yaitu sebagai media

komunikasi untuk menyampaikan  pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain.

Akhirnya, keterikatan dan keterkaitan bahasa dengan manusia menyebabkan bahasa tidak

tetap dan selalu berubah seiring perubahan kegiatan manusia dalam kehidupannya di

masyarakat.

Disamping itu, perubahan bahasa dapat juga terjadi bukan hanya berupa

pengembangan dan perluasan, melainkan berupa kemunduran sejalan dengan perubahan

yang dialami masyarakat. Berbagai alasan sosial dan politis menyebabkan banyak orang

meninggalkan bahasanya, atau tidak lagi menggunakan bahasa. Seperti misalnya, dalam

perkembangan masyarakat modern saat ini, masyarakat Indonesia cenderung lebih senang

dan merasa lebih intelek untuk menggunakan bahasa asing. Hal ini memberikan dampak

terhadap pertumbuhan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa. Akhirnya, kepopuleran

bahasa Inggris menjadikan bahasa Indonesia tergeser pada tingkat pemakaiannya.

Berbagai penyebab pergeseran pemakaian bahasa Indonesia, tidak hanya

disebabkan oleh bahasa asing tetapi juga disebabkan oleh adanya interferensi bahasa

daerah dan pengaruh bahasa gaul. Dewasa ini bahasa asing lebih sering digunakan

daripada bahasa Indonesia hampir di semua sektor kehidupan. Sebagai contoh,

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

32

Page 33: Tugas Globalisasi

masyarakat Indonesia lebih sering menempel ungkapan “No Smoking” daripada

“Dilarang Merokok”, “Stop” untuk “berhenti”, “Exit” untuk “keluar”, “Open House”

untuk penerimaan tamu di rumah pada saat lebaran, dan masih banyak contoh lain yang

mengidentifikasikan bahwa masyarakat Indonesia lebih menganggap bahasa asing lebih

memiliki nilai.

Demikian juga dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang

digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak

yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional,

bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Sementara tolok ukur

variasi pemakaian bahasa adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan parameter

situasi. Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan

sesuai dengan norma yang berlaku dan sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu bangsa. Bahasa pengantar yang

biasa digunakan baik dalam acara resmi maupun tidak resmi yang merupakan ciri bangsa

Indonesia. Seiring perkembangan zaman, bahasa Indonesia banyak mengadopsi istilah –

istilah asing guna memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia tanpa mengurangi

kekhasan bahasa Indonesia.

5.3 Pengembangan Bahasa Indonesia Dalam Membentuk Karakter Bangsa

Tidak dapat dipungkiri bahwasanya banyak sekali bahasa yang ada, akan tetapi

sebagai warga negara Indonesia apabila kita menggunakan bahasa Indonesia dengan

penuh rasa kesadaran diharapkan bahasa Indonesia akan berkembang menjadi bahasa

Internasional. Berawal dari kehidupan sehari-hari mulai dari interaksi interpersonal,

maupun yang meluas pada kehidupan berbangsa dan bertanah air, bahasa memegang

peranan penting. Peran tersebut meliputi bagaimana proses mulai dari tingkat individu

hingga suatu masyarakat luas memahami diri dan lingkungannya. Sehingga pada saat

inilah fungsi bahasa secara umum, yaitu sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi,

dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, memberikan perannya

Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa itu tercermin antara lain dari

sikap lebih mengutamakan penggunaan bahasa asing (BA) dari pada penggunaan BI

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

33

Page 34: Tugas Globalisasi

misalnya, dalam penamaan kompleks perumahan dan sikap mementingkan kegiatan

tertentu, misalnya demi kegiatan pengembangan pariwisata dan bisnis. Kenyataan itu

berdasarkan penutur BI asli, bersumber dari sikap kesadaran berbahasa yang kemudian

tercermin dalam perilaku berbahasa. Pandangan bahwa manusia sebagai substansi, dan

sebagai makhluk yang beridentitas yang kemudian dikaitkan dengan pembinaan dan

pengembangan BI sebagai upaya mempertahankan identitas bangsa, maka pengajaran

kebangsaan sebaiknya dipertimbangkan untuk diberikan dalam lembaga pendidikan kita.

Setiap warga negara Indonesia pada dasarnya adalah Pembina bahasa Indonesia.

Hal ini tidak berlebihan karena tujuan utama pembinaan bahasa Indonesia adalah

menumbuhkan dan membinakan sikap positif terhadap bangsa Indonesia. Untuk

menyatakan sikap positif ini dapat dilakukan dengan:

1. Sikap kesetiaan berbahasa Indonesia.

2. Sikap kebanggan berbahasa Indonesia.

Sikap kesetiaan berbahasa Indonesia terungkap jika bangsa Indonesia lebih suka

memakai bahasa Indonesia dari pada bahasa asing dan bersedia menjaga agar pengaruh

asing tidak terlalu belebihan. Yang perlu dipahami adalah sikap positif terhadap bahasa

Indonesia ini tidak berarti sikap berbahasa yang tertutup dan kaku. Sikap positif seperti

inilah yang bisa menanamkan rasa percaya diri bangsa Indonesia bahwa bahasa Indonesia

memberikan perubahan signifikan bagi terciptanya disiplin berbahasa. Disamping itu,

disiplin berbahasa nasional sangat diperlukan untuk menghadapi pergaulan antar bangsa

dan era globalisasi ini. Seseorang yang berdisiplin berbahasa nasional menunjukan rasa

cinta kepada bahasa, tanah air, dan NKRI.

Era globalisasi merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk dapat

mempertahankan diri di tengah-tengah pergaulan antar bangsa yang sangat rumit. Untuk

itu bangsa Indonesia harus mempersiapkan diri dengan baik dan penuh perhitungan.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah masalah jati diri bangsa yang diperlihatkan

melalui jati diri bahasa Indonesia, memperlihatkan bahwa bahasa Indonesia adalah

bahasa yang sederhana, tata bahasa mempunyai sistem sederhana, mudah dipelajari, dan

tidak rumit. Kesederhanaan dan ketidakrumitan inilah salah satu hal yang mempermudah

bangsa asing ketika mempelajari bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi ciri budaya

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

34

Page 35: Tugas Globalisasi

bangsa Indonesia yang dapat diandalkan di tengah- tengah pergaulan antar bangsa pada

era globalisasi ini.

Bangsa Indonesia sebagai pemakai bahasa Indonesia, seharusnya bangga

menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa Indonesia,

mereka bisa menyampaikan perasaan dan pikirannya dengan sempurna dan lengkap

kepada orang lain. Namun, berbagai kenyataan yang terjadi tidaklah demikian. Rasa

bangga berbahasa Indonesia belum lagi tertanam pada setiap orang Indonesia. Rasa

menghargai bahasa asing (dahulu bahasa Belanda, sekarang bahasa Inggris) masih terus

tampak pada sebagian besar bangsa Indonesia. Mereka menganggap bahwa bahasa asing

lebih tinggi derajatnya dari pada bahasa Indonesia, bahkan mereka seolah tidak mau tahu

perkembangan bahasa Indonesia.

Karakter bangsa dapat terbentuk secara alamiah apabila dalam diri seseorang

sudah tertanam rasa cinta dan bangga terhadap bahasa Indonesia. Ketika rasa cinta itu

sudah ada dalam diri seseorang, maka lahirlah beberapa sikap yang menunjukkan

karakter suatu bangsa. Menggunakan bahasa Indonesia secara sadar dan berkala, secara

tidak langsung dapat menumbuhkan sikap disiplin dalam diri seseorang yang

menunjukkan bahwa rasa cinta terhadap bahasa dan bangsa Indonesia telah ada dan

tertanam dalam dirinya. Tidak hanya sikap disiplin yang dapat tertanam, sikap toleransi

yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, budaya, dan bahasa juga akan dengan

sendirinya melebur dalam jiwa setiap orang yang menghargai dan mencintai bahasa

persatuan yaitu bahasa Indonesia.

Pada dasarnya banyak cara yang bisa kita lakukan selaku warga negara Indonesia

untuk menunjukkan rasa bangga dan cinta terhadap bahasa nasional kita. Selain dua sikap

di atas masih ada sikap lain yang bisa menunjukkan karakter suatu bangsa yaitu sikap

mandiri, semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan bersahabat atau komunikatif. Mandiri

dalam arti tidak bergantung pada bahasa yang dimiliki oleh negara lain. Dalam hal ini

semangat kebangsaan dapat diartikan sebagai cara berpikir, bertindak, dan berwawasan

yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya. Rasa cinta tanah air berarti cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang

menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

35

Page 36: Tugas Globalisasi

lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Sikap bersahabat atau

komunikatif dapat diartikan sebagai tindakan yang memperlihatkan rasa senang

berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.  sampai itu, dari segi

penggunaan, bahasa Indonesia sekarang pun banyak digunakan menjadi bahasa prokem

atau bahasa gaul. Bahasa prokem ini merupakan pembauran antara bahasa Indonesia dan

bahasa Daerah. Penggunaan bahasa prokem ini biasa juga digunakan dalam acara resmi,

yang sudah barang tentu hal ini tidak sesuai dengan konsep pengunaan bahasa Indonesia

yang baik dan benar.

5.4 Tindakan yang Mendorong Timbulnya Globalisasi Kebudayaan dan Cara

Mengatasipasi Adanya Globalisasi Kebudayaan

Peran kebijaksanaan pemerintah yang lebih mengarah kepada pertimbangan-

pertimbangan ekonomi daripada cultural atau budaya dapat dikatakan merugikan suatu

perkembangan kebudayaan. Jennifer Lindsay (1995) dalam bukunya yang berjudul

‘Cultural Policy And The Performing Arts In South-East Asia’, mengungkapkan

kebijakan kultural di Asia Tenggara saat ini secara efektif mengubah dan merusak seni-

seni pertunjukan tradisional, baik melalui campur tangan, penanganan yang berlebihan,

kebijakan-kebijakan tanpa arah, dan tidak ada perhatian yang diberikan pemerintah

kepada kebijakan kultural atau konteks kultural.

Dalam pengamatan yang lebih sempit dapat kita melihat tingkah laku aparat

pemerintah dalam menangani perkembangan kesenian rakyat, di mana banyaknya campur

tangan dalam menentukan objek dan berusaha merubah agar sesuai dengan tuntutan

pembangunan. Dalam kondisi seperti ini arti dari kesenian rakyat itu sendiri menjadi

hambar dan tidak ada rasa seninya lagi. Melihat kecenderungan tersebut, aparat

pemerintah telah menjadikan para seniman dipandang sebagai objek pembangunan dan

diminta untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan simbol-simbol pembangunan. Hal ini

tentu saja mengabaikan masalah pemeliharaan dan pengembangan kesenian secara murni,

dalam arti benar-benar didukung oleh nilai seni yang mendalam dan bukan sekedar hanya

dijadikan model saja dalam pembangunan. Dengan demikian, kesenian rakyat semakin

lama tidak dapat mempunyai ruang yang cukup memadai untuk perkembangan secara

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

36

Page 37: Tugas Globalisasi

alami atau natural, karena itu, secara tidak langsung kesenian rakyat akhirnya menjadi

sangat tergantung oleh model-model pembangunan yang cenderung lebih modern dan

rasional. Sebagai contoh dari permasalahan ini dapat kita lihat, misalnya kesenian asli

daerah Betawi yaitu, tari cokek, tari lenong, dan sebagainya sudah diatur dan disesuaikan

oleh aparat pemerintah untuk memenuhi tuntutan dan tujuan kebijakan-kebijakan politik

pemerintah.

Aparat pemerintah di sini turut mengatur secara normatif, sehingga kesenian

Betawi tersebut tidak lagi terlihat keasliannya dan cenderung dapat membosankan. Untuk

mengantisipasi hal-hal yang tidak dikehendaki terhadap keaslian dan perkembangan yang

murni bagi kesenian rakyat tersebut, maka pemerintah perlu mengembalikan fungsi

pemerintah sebagai pelindung dan pengayom kesenian-kesenian tradisional tanpa harus

turut campur dalam proses estetikanya. Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat ini

membutuhkan dana dan bantuan pemerintah sehingga sulit untuk menghindari

keterlibatan pemerintah dan bagi para seniman rakyat ini merupakan sesuatu yang sulit

pula membuat keputusan sendiri untuk sesuai dengan keaslian (oroginalitas) yang

diinginkan para seniman rakyat tersebut.

Oleh karena itu pemerintah harus ‘melakoni’ dengan benar-benar peranannya

sebagai pengayom yang melindungi keaslian dan perkembangan secara estetis kesenian

rakyat tersebut tanpa harus merubah dan menyesuaikan dengan kebijakan-kebijakan

politik. Globalisasi informasi dan budaya yang terjadi menjelang millenium baru seperti

saat ini adalah sesuatu yang tak dapat dielakkan. Kita harus beradaptasi dengannya

karena banyak manfaat yang bisa diperoleh. Harus diakui bahwa teknologi komunikasi

sebagai salah produk dari modernisasi bermanfaat besar bagi terciptanya dialog dan

demokratisasi budaya secara masal dan merata. Globalisasi mempunyai dampak yang

besar terhadap budaya. Kontak budaya melalui media massa menyadarkan dan

memberikan informasi tentang keberadaan nilai-nilai budaya lain yang berbeda dari yang

dimiliki dan dikenal selama ini. Kontak budaya ini memberikan masukan yang penting

bagi perubahan-perubahan dan pengembangan-pengembangan nilai-nilai dan persepsi

dikalangan masyarakat yang terlibat dalam proses ini.

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

37

Page 38: Tugas Globalisasi

Kesenian bangsa Indonesia yang memiliki kekuatan etnis dari berbagai macam

daerah juga tidak dapat lepas dari pengaruh kontak budaya ini. Sehingga untuk

melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan-perubahan diperlukan

pengembangan-pengembangan yang bersifat global namun tetap bercirikan kekuatan

lokal atau etnis. Globalisasi budaya yang begitu pesat harus diantisipasi dengan

memperkuat identitas kebudayaan nasional. Berbagai kesenian tradisional yang

sesungguhnya menjadi aset kekayaan kebudayaan nasional jangan sampai hanya menjadi

alat atau slogan para pemegang kebijaksanaan, khususnya pemerintah, dalam rangka

keperluan turisme, politik dsb. Selama ini pembinaan dan pengembangan kesenian

tradisional yang dilakukan lembaga pemerintah masih sebatas pada unsur formalitas

belaka, tanpa menyentuh esensi kehidupan kesenian yang bersangkutan.

Akibatnya, kesenian tradisional tersebut bukannya berkembang dan lestari, namun

justru semakin dijauhi masyarakat. Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh

kesenian rakyat cukup berat. Karena pada era teknologi dan komunikasi yang sangat

canggih dan modern ini masyarakat dihadapkan kepada banyaknya alternatif sebagai

pilihan, baik dalam menentukan kualitas maupun selera. Hal ini sangat memungkinkan

keberadaan dan eksistensi kesenian rakyat dapat dipandang dengan sebelah mata oleh

masyarakat, jika dibandingkan dengan kesenian modern yang merupakan imbas dari

budaya pop. Untuk menghadapi hal-hal tersebut di atas ada beberapa alternatif untuk

mengatasinya, yaitu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM ) bagi para seniman

rakyat. Selain itu, mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan

pelindung, dan bukan sebaliknya justru menghancurkannya demi kekuasaan dan

pembangunan yang berorientasi pada dana-dana proyek atau dana-dana untuk

pembangunan dalam bidang ekonomi saja.

6. Eksistensi Bahasa Indonesia di Era Globalisasi

Eksistensi Bahasa Indonesia Pada era globalisasi sekarang ini, jati diri bahasa

Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini

diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh budaya asing yang

tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh alat komunikasi yang

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

38

Page 39: Tugas Globalisasi

begitu canggih harus dihadapi dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia,

termasuk jati diri bahasa Indonesia. Ini semua menyangkut tentang kedisiplinan

berbahasa nasional,pemakai bahasa Indonesia yang berdisiplin adalah pemakai bahasa

Indonesia yang patuh terhadap semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia

yang sesuai dengan situasi dan kondisinya. Disiplin berbahasa Indonesia akan membantu

bangsa Indonesia untuk mempertahankan dirinya dari pengaruh negatif asing atas

kepribadiannya sendiri.

Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu terus

dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seirama

dengan ini, peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu terus

dilakukan.

Namun, seiring dengan bertambahnya usia, bahasa Indonesia justru dihadang

banyak masalah. Pertanyaan bernada pesimis justru bermunculan. Mampukah bahasa

Indonesia menjadi bahasa budaya dan bahasa Iptek yang berwibawa dan punya prestise

tersendiri di tengah-tengah dahsyatnya arus globalisasi? Mampukah bahasa Indonesia

bersikap luwes dan terbuka dalam mengikuti derap peradaban yang terus gencar

menawarkan perubahan dan dinamika? Masih setia dan banggakah para penuturnya

dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi yang efektif di tengah-

tengah perubahan dan dinamika itu?

Akan tetapi, beberapa kaidah yang telah dikodifikasi dengan susah-payah

tampaknya belum banyak mendapatkan perhatian masyarakat luas. Akibatnya bisa

ditebak, pemakaian bahasa Indonesia bermutu rendah: kalimatnya rancu dan kacau,

kosakatanya payah, dan secara semantik sulit dipahami maknanya. Anjuran untuk

menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar seolah-olah hanya bersifat

sloganistis, tanpa tindakan nyata dari penuturnya (Sawali Tuhusetya, 2007).

Melihat persoalan di atas, tidak ada kata lain, kecuali menegaskan kembali

pentingnya pemakaian bahasa Indonesia dengan kaidah yang baik dan benar. Hal ini –

disamping dapat dimulai dari diri sendiri- juga perlu didukung oleh pembelajaran bahasa

Indonesia di sekolah.

Pembelajaran bahasa Indonesia tidak lepas dari belajar membaca, menulis,

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

39

Page 40: Tugas Globalisasi

menyimak, berbicara, dan kemampuan bersastra. Aktivitas membaca merupakan awal

dari setiap pembelajaran bahasa. Dengan membaca, mahasiswa dilatih mengingat,

memahami isi bacaan, meneliti kata-kata istilah dan memaknainya. Selain itu, mahasiswa

juga akan menemukan informasi yang belum diketahuinya.

7. Menyikapo Bahasa Indonesia

Arus global tanpa kita sadari berimbas pula pada penggunaan dan keberadaan

bahasa Indonesia di masyarakat. Penggunaan bahasa di dunia maya, facebook misalnya,

memberi banyak perubahan bagi sturktur bahasa Indonesia yang oleh beberapa pihak

disinyalir merusak bahasa itu sendiri. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus

disikapi bersama termasuk dalam pengajarannya. Di era global dengan berbagai

kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, seharusnya bisa kita manfaatkan dalam

pemertahanan bahasa Indonesia. Salah satunya dengan pembelajaran bahasa Indonesia

berbasis ICT (Information, Communication and Technology).

Pemanfaatan ICT sudah menjadi keharusan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi

misalnya dengan memanfaatkan ICT sebagai alat bantu pembelajaran bahasa Indonesia.

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan dapat dilaksanakan

dalam berbagai bentuk sesuai dengan fungsinya dalam pendidikan. Menurut Indrajut

(2004), fungsi teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan dapat dibagi

menjadi tujuh fungsi, yakni:

(1) sebagai gudang ilmu.

(2) sebagai alat bantu pembelajaran.

(3) sebagai fasilitas pendidikan.

(4) sebagai standar kompetensi.

(5) sebagai penunjang administrasi.

(6) sebagai alat bantu manajemen sekolah.

(7) sebagai infrastruktur pendidikan.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus disikapi bersama termasuk dalam

pengajarannya. Bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai

peran sebagai penyampai informasi. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

40

Page 41: Tugas Globalisasi

kebenaran informasi yang disampaikan. Berbagai fenomena yang berdampak buruk pada

kebenaran berbahasa yang disesuaikan dengan kaidahnya, dalam hal ini berbahasa

Indonesia dengan baik dan benar.

Globalisasi memang tidak dapat dihindari. Akulturasi bahasa nasional dengan

bahasa dunia pun menjadi lebih terasa perannya. Menguasai bahasa dunia dinilai sangat

penting agar dapat bertahan di era modern ini. Namun sangat disayangkan jika

masyarakat menelan mentah-mentah setiap istilah-istilah asing yang masuk dalam bahasa

Indonesia. Ada baiknya jika dipikirkan dulu penggunaannya yang tepat dalam setiap

konteks kalimat. Sehingga penyusupan istilah-istilah tersebut tidak terlalu merusak

tatanan bahasa nasional.

Sebagaimana disebutkan diatas bahwa era globalisasi yang ditandai dengan arus

komunikasi yang begitu dahsyat menuntut para pengambil kebijakan di bidang bahasa

bekerja lebih keras untuk lebih menyempurnakan dan meningkatkan semua sektor yang

berhubungan dengan masalah pembinaan bahasa. Melihat perkembangan bahasa

Indonesia di dalam negeri yang cukup pesat, perkembangan di luar negeri pun sangat

menggembirakan.

Data terakhir menunjukkan setidaknya 52 negara asing telah membuka program

bahasa Indonesia (Indonesian Language Studies). Bahkan, perkembangan ini akan

semakin meningkat setelah terbentuk Badan Asosiasi Kelompok Bahasa Indonesia

Penutur Asing di Bandung tahun 1999. Walaupun perkembangan bahasa Indonesia

semakin pesat di satu sisi, di sisi lain peluang dan tantangan terhadap bahasa Indonesia

semakin besar pula.

Arus global tanpa kita sadari memang telah berimbas pada penggunaan dan

keberadaan bahasa Indonesia di masyarakat. Penggunaan bahasa di dunia maya dan sosial

media, facebook, twitter, SMS misalnya, memberi banyak perubahan bagi struktur bahasa

Indonesia yang oleh beberapa pihak disinyalir merusak bahasa itu sendiri. Bahasa

Indonesia sebagai bahasa nasional harus disikapi bersama termasuk dalam

pengajarannya. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi

yang disampaikan. Berbagai fenomena yang berdampak buruk pada kebenaran berbahasa

yang disesuaikan dengan kaidahnya, dalam hal ini berbahasa Indonesia dengan baik dan

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

41

Page 42: Tugas Globalisasi

benar. Di era global dengan berbagai kemajuan teknologi informasi dan komunikasi,

seharusnya bisa kita manfaatkan dalam memertahankan bahasa Indonesia. Salah satunya

dengan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis ICT (Information, Communication and

Technology).

8. Tantangan dan Peluang pada Era Globalisasi

Era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu dahsyat

menuntut oara pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja lebih keras untuk lebih

menyempurnakan dan meningkatkan semua sektor yang berhubungan dengan masalah

pembinaan bahasa. Sebagaimana dikemukakan oleh Featherston (dalam Lee, 1996),

globalisasi menembus batas-batas budaya melalui jangkauan luas perjalanan udara,

semaki luasnya komunikasi, dan meningkatnya turis (wisatawan) ke berbagai negara.

Melihat perkembangan bahasa Indonesia di dalam negeri yang cukup pesat,

perkembangan di luar negeri pun sangat menggembirakan. Data terakhir menunjukkan

setidaknya 52 negara asing telah membuka program bahasa Indonesia (Indonesian

Language Studies). Bahkan, perkembangan ini akan semakin meingkat setelah terbentuk

Badan Asosiasi Kelompok Bahasa Indonesia Penutur Asing di Bandung tahun 1999.

Walaupun perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat di satu sisi, di sisi lain peluang

dan tantangan terhadap bahasa Indonesia semakin besar pula. Berbagai peluang bahasa

Indonesia dalam era globalisasi ini antara lain adanya dukungan luas dari berbagai pihak,

termasuk peran media massa. Sementara itu, tantangannya dapat dikategorikan atas dua,

yaitu tantangan internal dan tantang eksternal. Tantang internal berupa pengaruh negatif

bahasa daerah berupa kosakata, pembentukan kata, dan struktur kalimat. Tantangan

eksternal datanga dari pengaruh negatif bahasa asing (teruatama bahasa Inggria) berupa

masuknya kosakata tanpa proses pembenukan istilah dan penggunaan struktur kalimat

bahasa Inggris.

1)  Berbagai Peluang bagi Pengembangan Bahasa Indonesia

Pada masa-masa mendatang, terutama pada era global ini, sumber daya

manusia memegang peranan yang sangat menentukan kadar keberhasilan sesuatu,

termsuk keberhasilan pembinaan dan pengembangan bahas. Oleh karena itu, para

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

42

Page 43: Tugas Globalisasi

pemegang kebijakan dan pelaksana di lapangan harus pandai-pandai

memanfaatkan peluang sebaik-baiknya, sekecil apa pun peluang itu. Di antara

sekian peluang yang ada, peluang berikut kiranya perlu dipertimbangkan.

a. Adanya Dukungan Luas

Telah dikemukakan bahwa pembinaan bahasa Indonesia dari waktu ke

waktu memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan.Hal ini

disebabkan oleh adanya dukungan, terutama dari pemerintah. Dukungan

tersebut dapat kita lihat dengan terbitnya surat dan program berikut.

1) Instruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Nomor 20, tanggal

28 Oktober 1991, tentang Pemsyarakatan Bahasa Indonesi dalam Rangka

Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Bangsa;

2) Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor

I/U/1992, tanggal 10 April 1992, tentang Peningkatan Usaha

Pemasyarakatan Bahasa Indonesia dalam Memperkukuh Persatuan dan

Kesatuan Bangsa;

3) Surat Menteri Dalam Negeri kepada Gubernur, Bupati, dan Walikoa

seluruh Indonesia, Nomor 1021/SJ, tanggal 16 Maret 1995, tentang

Penertiban Pangginaan Bahasa Asing;

4) Pencangan Disiplin Nasional oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 Mei

1995 yang salah satu butirnya adalah penggunaan bahasa Indonesia

dengan baik dan benar; dan

5) Kegiatan Bulan Bahasa yang dilakukan setiap bulan Oktober, yang

dipelopori oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

b. Peran Serta Media Massa

Tidak dapat disangkal bahwa media massa memberikan andil bagi

pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia. Kata dan istilah baru, baik

yang bersumber dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, pada

umumnya lebih awal diakai oleh media massa, apakah di media surat kabar,

radio, atau televisi. Media massa memang memiliki kelebihan. Di samping

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

43

Page 44: Tugas Globalisasi

memiliki jumlah pembaca, pendengar, dan pemirsa yang banyak, media

mass mempunyai pengaruh yang besar di kalangan masyarakat. Oleh karena

itu, media massa merupakan salah satu mitra kerja yang penting dalam

pelancaran dan penyebaran informasi tentang bahasa. Seiring dengan itu,

pembinaan bahasa Indonesia di kalangan media massa mutlak diperlukan

guna menangkal informasi yang menggunakan kata dan istilah yang

menyalahi kaidah kebahasaan. Kalangan memdia massa harus diyakinkan

bahwa mereka juga pembinan bahasa seperti kita.

2)      Berbagai Tantangan dan Upaya Penanggulangannya

Masalah pembinaan dan pengembangan bahasa selama ini telah

memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan. Hal ini tidak berarti di

seputar itu tidak ada hambatan atau tantangan yang memerlukan penanganan yang

serius. Pada masa-masa mendatang pembinaan dan pengembangan bahasa

dihadapkan kepada berbagai tantangan yang apabila hal itu tidak ditangani dengan

sungguh-sungguh akan menjadi kerikil-kerikil tajam yang dapat menghambat

usaha tersebut. Tantangan-tantangan yang patut dipertimbangan itu antara lain

sebagai berikut:

a.       Sumber Daya Manusia (SDM)

Keberhasilan suatu program dan usaha sangat banyak ditentukan

oleh sumber daya manusianya. Keberhasilan pembinaan dan

pengembangana bahasa pu antara lain juga bergantung kepada manusia

pelaksananya. Sehubungan dengan itulah, sosok yang memegang kendali

dalam pembinaan dan pengembangan bahasa padamasa-masamendatang

dituntut lebih profesional lagi di bidangnya.

Kemajuan atau perkembangan dalam segala sektor kehidupan

sebagai dampak kemajuan ilmu dan teknologi menuntut fungsi optimal

bahasa Indonesia sebagai saranan komunikasi masyarakat Indoesia.

Bahasa Indonesia dituntut lebih efektif dan efisien dalam mewadahi

berbagai konsep yang diperlukan masyarakat Idonesia yang semakin

terbuka dan modern. Bahasa Indonesia juga harus bisa memenuhi

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

44

Page 45: Tugas Globalisasi

keperluan masyarakat pemakainya dalam berbagai bidang, seperti politik,

ekonomi, pendidikan, pengetahuan, teknologi, keamanan, dan kebudayaan

(Moeliono, 1985). Dengan kata lain, bahasa Indonesia harus bisa

mewujudkan jati dirinya sebagai bahasa modern, sebagaimana yang

diamanatkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) (Lihat GBHN

1998).

b.      Bahasa Asing dan Gengsi Sosial

Salah satu butir tujuan pembinaan bahasa Indonesia ialah membina

sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Hal ini memberikan isyarat bahwa

madsalah sikap merupakan faktor yang paling menentukan keberhasilab

pembinaan tersebut. Dari sikap positif inilah akan tumbuh kecintaan dan

kebanggan berbahasa Indonesia.

Sikap positif terhadap bahasa Indonesia akhit-akhir ini memang

sudah menampak, walaupun belum seperti yang kita harapkan. Hal ini

berarti bahwa pembinaan bhasa Indonesia yang telah dilaksanakan oleh

pemerintah dalam berbagai bentuknya telah menmpakkan hasil yang

cukup menggembirakan. Bahasa Indonesia telah memperlihatkan

peranannya dalam kehidupan bangsa Indonesia, baik sebagai sarana

komunikasi maupun sebagai pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi.

Hal ini perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan supaya bahasa Indonesia

benar-benar menjadi kebanggan kita sebagai bangsa Indonesia.

Jika kita berbicara tentang gengsi sosial dalam huungannya dengan

bahasa Indonesia secar jujur masih memerlukan penanganan yang serius,

baik yang menyangkut pembinaan maupun pengembangannya. Gengsi

sosial bahasa Indonesia masih kalah tinggi dengan gengsi sosial bahasa

asing (terutamabahasa Inggris) memang kita akui, dan ahal ini merupakan

tantangan. Namun, hal ini janganlah kita tinggal diam dan pesimis.

Sebaliknya, kita harus nelakukan upaya-upaya yang dapat mengangkat

gengsi sosial atau martabat bahasa Indonesia sehingga dapat sejajat

dengan bahasa-asinhg asing yang sudah maju,mempunyai nama (prestise),

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

45

Page 46: Tugas Globalisasi

dan berpengaruh besar di kalangan masyarakat.Salah satu cara yang bisa

dilakukan agar bahasa Indonesia mempunyai gengsi sosial yang tinggi di

kalangan masyatakat Indonesia adalah memberikan penghargaan yang

proporsional kepada anggota masyarakat yang mampu berbahasa

Indonesia (baik lisan maupun tulis) dengan baik dan benar, sebagai bagian

dari porestasi yang bersangkutan. Misalnya, sedbagai persyaratan

pengangkatan pegawai negeri atau karyawan, sebagai perssuaratan

promosi jabatan, pemberian royalti yang layak kepada penulis/pengarang

di bidang masing-masing dengan menggunakan bahasa Indonesia yang

baik dan benar.

9. Cara Supaya Sikap Nasionalisme Berbahasa Indonesia Tidak Berkurang

                        Saat masyarakat lebih banyak menggunakan bahasa inggris, maka secara

langsung uataupun tidak langsung sikap nasionalisme terhadap bahasa Indonesia/ bahasa

daerah sedikit demi sedikit akan berkurang. Ada beberapa cara supaya sikap nasonalisme

berbahasa Indonesia tidak berkurang  dari masyarakat Indonesia, dan para responden

telah memberikan pendapatnya seperti yang ada di bawah ini :

a. Tambahan untuk pelajaran bahasa Indonesia

Tambahan pelajaran untuk pelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah

akan membuat para siswa lebih dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Selain itu siswa juga lebih dapat menguasai bahasa Indonesia.

b. Pelajaran bahasa daerah dihidupkan kembali

Pada saat ini, di sekolah-sekolah SMP DAN SMA sudah jarang sekali kita

temui pelajaran bahasa daerah, atau mungkin juga sudah tidak ada pelajaran bahadsa

daerah. Bahasa daerah sekarang hanya dipergunakan di Sekolah Dasar, itupun tidak

semua Sekolah Dasar ada mata pelajaran bahasa daerah. Sehingga bahasa daerah

sudah banyak digunakan.

c. Lebih mengutamakan bahasa Indonesia dari pada bahasa inggris.

Masyarakat lebih mengutamakan bahasa Indonesia, lebih dapat menguasai

bahasa pemersatu bangsa Indonesia, sebelum kita belajar bahasa asing, bahasa

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

46

Page 47: Tugas Globalisasi

inggris. Sehingga bahasa Indonesia tetap menjadi yang no 1, yang utama bagi bangsa

indonesia         

d. Lebih dapat mencintai bahasa Indonesia/bahasa daerah

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang telah diciptakan oleh para putra bangsa,

dan telah disepakati oleh para pahlawan-pahlawan indonesia. Bangsa Indonesia harus

lebih mencintai dan menghargai bahasa Indonesia. Walaupun belajar bahasa asing,

namun nilai-nilai budaya bahasa Indonesia/bahasa daerah tidak boleh ditinggalkan

e. Pentingnya Peran Serta Media Massa

Tidak dapat disangkal bahwa media massa memberikan andil bagi pembinaan

dan pengembangan bahasa Indonesia. Kata dan istilah baru, baik yang bersumber dari

bahasa daerah maupun dari bahasa asing, pada umumnya lebih awal dipakai oleh

media massa, apakah di media surat kabar, radio, atau televisi. Media massa memang

memiliki kelebihan. Di samping memiliki jumlah pembaca, pendengar, dan pemirsa

yang banyak, media mass mempunyai pengaruh yang besar di kalangan masyarakat.

Oleh karena itu, media massa merupakan salah satu mitra kerja yang penting dalam

pelancaran dan penyebaran informasi tentang bahasa. Kini media massa menjadi

tumpuan kita dalam menyebarluaskan bahasa Indonesia secara baik dan benar.

Seiring dengan itu, pembinaan bahasa Indonesia di kalangan media massa

mutlak diperlukan guna menangkal informasi yang menggunakan kata dan istilah

yang menyalahi kaidah kebahasaan. Kalangan media massa harus diyakinkan bahwa

mereka juga mengikuti pembinan bahasa seperti kita.

Keberadaan media massa merupakan suatu peluang yang perlu dimanfaatkan

sebaik-baiknya. Terkait dengan itu, Harmoko (1988), ketika menjadi Menteri

Penerangan, menyarankan bahwa pers sebaiknya memuat ulasan atau menyediakan

ruang pembinaan bahasa Indonesia sebagai upaya penyebaran pembakuan yang telah

disepakati bersama. Di samping itu, pers diharapkan mampu menyosialisasikan hasil-

hasil pembinaan dan pengembangan bahasa, dan mampu menjadi contoh yang baik

bagi masyaralat dalam hal pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar. Harapan

ini sangat mungkin bisa direalisasikan karena pers telah memiliki pedoman penulisan

yang disebut Pedoman Penulisan Bahasa dalam Pers.

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

47

Page 48: Tugas Globalisasi

Melihat perkembangan pers saat ini, khsususnya setelah euforia reformasi,

banyak hal yang memrihatinkan, khususnya dalam etika berbahasa.  Bahasa yang

terkesan keras bahkan kasar ini kalau terus-menerus mewarnai pers, tentu akan

berpengaruh negatif pada pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia, karena

mesyarakat luas akan dengan mudah menirukannya.

10. Kesimpulan

Pengaruh globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi

kebudayaan bangsa Indonesia . Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan

bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-

nilai interinsik yang diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai

globalisasi dan pada akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia.          

Artinya adalah bahwa antara barat dan timur tidak ada lagi perbedaan. Atau

dengan kata lain kebudayaan kita dilebur dengan kebudayaan asing. Apabila timur dan

barat bersatu, masihkah ada ciri khas kebudayaan kita? Ataukah kita larut dalam budaya

bangsa lain tanpa meninggalkan sedikitpun sistem nilai kita? Oleh karena itu perlu

dipertahanan aspek sosial budaya Indonesia sebagai identitas bangsa. Caranya adalah

dengan penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia dan pelestarian budaya bangsa.

Bagi masyarakat yang mencoba mengembangkan seni tradisional menjadi bagian

dari kehidupan modern, tentu akan terus berupaya memodifikasi bentuk-bentuk seni yang

masih berpolakan masa lalu untuk dijadikan komoditi yang dapat dikonsumsi masyarakat

modern. Karena sebenarnya seni itu indah dan mahal. Kesenian adalah kekayaan bangsa

Indonesia yang tidak ternilai harganya dan tidak dimiliki bangsa-bangsa asing. Oleh

sebab itu, sebagai generasi muda, yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya

memelihara seni budaya kita demi masa depan anak cucu.

   

Makalah Globalisasi – Tugas UAS Bahasa Indonesia

48