Upload
teti-azril
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/20/2019 tugas hidroneprosis
1/18
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar BelakangHidronefrosis adalah dilatasi piala dan kaliks ginjal pada salah satu atau kedua
ginjal akibat obstruksi. Obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir
balik, sehingga tekanan di ginjal meningkat. Jika obstruksi terjadi di uretra atau kandung
kemih, tekanan balik akan mempengaruhi kedua ginjal, tetapi jika obstruksi terjadi
disalah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan, maka hanya satu ginjal saja yang
rusak. Hal ini menyebabkan timbulnya gagal ginjal. Beberapa sumber menyebutkan
setiap tahunnya 50.000 orang amerika meninggal akibat gagal ginjal.
Kasus hedronefrosis ini menimbulkan beberapa gejala, yang disebabkan oleh
adanya beberapa faktor yang menyebabkan abnormalitas aliran urin yang banyak dialami
oleh masyarakat kita. Dari uraian disamping mendorong kami untuk lebih mengupas
masalah hedronefrosis yang mungkin belum begitu dipahami oleh masyarakat kita.
B. Tujuan
a. Tujuan umum : mahasiswa mampu memahami gambaran penyelesaian keperawatan
pasien dengan gangguan urinary : Hydronefrosis
b. Tujuan khusus :
1) Mahasiswa mampu menjelaskan definisi hydronefrosis
2) Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi hydronefrosis
3) Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi hydronefrosis
4) Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi hydronefrosis
5) Mahasiswa mampu menjelaskan manifestasi klinis hydronefrosis
6) Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan hydronefrosis
7) Mahasiswa mampu menjelaskan anamnesa pada hydronefrosis
8) Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan fisik pada hydronefrosis
9)
Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan diagnostik pada hydronefrosis
10) Mahasiswa mampu menjelaskan diagnosa keperawatan hydronefrosis
11) Mahasiswa mampu menjelaskan intervensi dan rasional hydronefrosis.
8/20/2019 tugas hidroneprosis
2/18
2
c. Metode penulisan dan tehnik penulisan
1) Refensi buku
2) Searching internet
d. Sistematika penulisan
BAB I PENDAHULUAN TERDIRI ATAS :
1. Latar belakang
2. Tujuan
3. Metode penulisan
4. Sistematika
BAB II KONSEP DASAR TERDIRI ATAS :
1.
Definisi
2. Anatomi fisiologi
3. Etiologi
4. Manifestasi klinik
5. Penatalaksanaan
BAB III PEMBAHASAN TERDIRI ATAS :
1. Kasus
2. Asuhan keperawatan
BAB IV PENUTUP TERDIRI ATAS :
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
8/20/2019 tugas hidroneprosis
3/18
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan kaliks ginjal pada salah satu atau kedua
ginjal akibat obstruksi. Obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir
balik, sehingga tekanan di ginjal meningkat. Jika obstruksi terjadi di uretra atau kandung
kemih, tekanan balik akan mempengaruhi kedua ginjal, tetapi jika obstruksi terjadi
disalah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan, maka hanya satu ginjal saja yang
rusak.( Smeltzer & Bare,2002 )
Hidronefrosis adalah obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih
dapat mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelviks ginjal dan uretra
yang dapat mengakibatkan absorbsi hebat pada parenkim ginjal (Sylvia, 1995).
http://dezlicious.blogspot.com/2009/04/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.html
http://dezlicious.blogspot.com/2009/04/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.htmlhttp://dezlicious.blogspot.com/2009/04/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.html
8/20/2019 tugas hidroneprosis
4/18
4
B. Anatomi dan Fisiologi
1. Renal pyramid 3. Renal artery 5. Renal hylum 7. Ureter
2. Interlobar artery 4. Renal vein 6. Renal pelvis 8. Minor calyx
Ginjal merupakan organ yang berpasangan dan setiap ginjal memilki berat kurang
lebih 125 kg, terletak pada posisi disebelah lateral vertebra torakalis bawah beberapa
sentimeter disebelah kanan dan kiri garis tengah. Organ ini terbungkus oleh jaringan ikat
tipis yangkenah sebagai kapsula renis.Disebelah anterior, ginjal dipisahkan dari kavum
abdomen dan isinya adalah peritoneum. Disebelah posterior,organ tersebut dilindungi
oleh dinding toraks bawah. Darah dialirkan kedalam setiap ginjal oeh arteria renalis dan
keluar melalui vena renalis. Arteria renalis besaral dari aorta abdominalis dan vena
renalis membawa darah ke vena kava inferior.Ginjal dengan efisien dapat
8/20/2019 tugas hidroneprosis
5/18
5
membersihakan bahan limbah dari darah, dan fungsi dilaksanakan karena aliran darah
yang melelui ginjal jumlahnya sangat besar, 25% dari curah jantung.
Urin terbentuk dalam unit-unit fungsional ginjal yang disebut nefron.Urin yang
terbentuk dalam nefron akan mengalis ke dalam duktus pengumpul dan tubulus renal
yang kemudian menyatu untuk membentuk pelvis ginjal. Setiap ginjal akan membentuk
ureter. Ureter merupakan saluran pipa panjang dengan dinding yang sebagian besar
terdiri dari otot polos. Organ ini menghubungkan setiap ginjal dengan kandung kemih
yang berfungsi sebagai pipa untuk menyalurkan urin.
Kandung kemih merupakan organ yang berongga yang terletak sebelah anterior
tepat dibelakang ospubis. Organ ini berfungsi sebagai wadah sementara untuk
menampung urin. Sebagian besar dinding kandung kemih terdiri dari otot polos yang
dinamakan muskulus detrusor. Kontraksi otot ini terutama berfungsi untuk
mengosongkan kandung kemih pada saat buang air kecil (urinasi). Uretra muncul dari
kandung kemih; pada laki-laki,uretra berjalan lewat penis dan pada wanita bermuara
disebelah anterior vagina. Pada laki-laki, kelenjar prostat yang terletak tepat dibawah
leher kandung kemih mengililingi uretra sebelah posterior dan lateral. Sfingter urinarius
eksterna merupakan otot volunteer yang bulat untuk mengendalikan proses awal urinasi.
Nefron . Ginjal terbagi menjadim bagina eksternal yang disebut korteks dan
bagin internal yang disebut medulla. Pada manusiasetiap ginjal tersusun dari kurang
lebih 1 juta nefron. Nefron yang dianggap sebagai unit fungsional ginjal, terdiri atas
sebuan glomelurus dan sebuah tubulus. Seperti halnya pembuluh kapiler, dinding
glomelurus tersusun dari lapisan sel-sel endotel dan membrane basalis. Sel-sel epitel
berada pada salah satu membrane basalis, dan sel oendotel pada sisi lainnya. Glomelurus
membentang dan membentuk tubulus yang terbagi menjadi tiga bagian : tubulus
proksimal, ansa henle, dan tubulus distal. Tubulus distal bersatu membentuk duktus
pengumpul. Duktus ini berjalan lewat korteks dan medulla renal untuk mengosongkan
isinya ke pelvis ginjal.
8/20/2019 tugas hidroneprosis
6/18
6
Fungsi nefron . Proses pembentukan urin dimulai ketika darah mengalir lewat
glomelurus. Glomelurus yang merupakan struktur awal nefron tersusun dari jonjot-jonjot
kapiler yang mendapat darah lewat vasa aferen dan mengalirkan balik lewat vasa eferen.
Tekanan daran menentukan berapa tekanan dan kecepatan alitan darah yang melewati
glomelurus. Ketika darah mengalir melewati struktur ini, filtrasi terjadi. Air dan
molekul-molekul yang kecil akan dibiarkan lewat sedangkan molekul-molekul yang
besar tetap tertahan dalam aliran darah. Cairan disaring lewat jonjot-jonjot kapiler
glomelurus dan memasuki tubulus. Cairan ini dikenal sebagai filtrat.
Dalam kondisi yang normal, kurang lebih 20% dari plasma yang melewati
glomelurus akan disaring kedalam nefron debngan jumlah yang mencapai sekitar 180
liter filtrate perhari. Filtrat tersebut yang sangat serupa dengan plasma darah tanpa
molekul yang besar ( protein, sel darah merah, sel darah putih dan trombosit ) pada
hakekatnya terdiri atas air, elektrolit, dan molekulm kecil lainnya. Dalam tubulus,
sebagian substanti ini secara selektif diabsorpsi ulang kedalam darah. Substansi lainnya
disekresikan dari darah ke dalam filtrat tersebut mengalis disepanjang tubulus. Filtrat
akan dipekatkan dalam tubulus distal serta duktus pengumpul, dan kemudian menjadi
urin yang mencapai pelvis ginjal. Sebagian substansi, seperti glukosa, normalnya akan
diabsorpsi kembali seluruhnya dalam tubulus dan tidak akan terlihat dalam urin.
Proses reabsorpsi serta sekresi dalam tubulus sering mencakup transpostasi aktif
dan memerlukan menggunaan energi. Berbagai subtansi yang secara nofmal disaring
oleh glomelurus,diabsorpsi oleh tubulus dan eksekresikan kedalam urin mencakup
natrium, klorida, bikarbonat, kalium, glukosa, ureum, kreatinin, serta asam urat.
8/20/2019 tugas hidroneprosis
7/18
7
C. Etiologi
Obstruksi dapat disebabkan oleh batu renal yang terbentuk di piala ginjal tetapi
masuk ke ureter dan menghambatnya. Obstruksi juga dapat diakibatkan oleh tumor yang
menekan ureter dan berkas jaringan parut akibat abses atau inflamasi dekat ureter dan
mempersempit saluran tersebut. Dapat juga disebabkan sebagai akibat dari bentuk sudut
abnormal dipangkal uruter atau posisi ginjal yang salah yang menyababkan ureter
berpilin dan kaku. Pada lansia terrjadi karena adanya pembesaran prostat yang
menyababkan obstruksi pada pintu kandung kemih,juga disebabkan karena pembesaran
uterus pada wanita hamil. ( Smeltzer & bare,2002 )
D. Patofisiologi
Apapun penyebab dari hidronefrosis, disebabkan adanya obstruksi baik parsial
ataupun intermitten mengakibatkan terjadinya akumulasi urin di piala ginjal. Sehingga
menyebabkan disertasi piala dan kolik ginjal. Pada saat ini atrofi ginjal terjadi ketika
salah satu ginjal sedang mengalami kerusakan bertahap maka ginjal yang lain akan
membesar secara bertahap (hipertrofi kompensatori), akibatnya fungsi renal terganggu
(Smeltzer dan Bare, 2002).
8/20/2019 tugas hidroneprosis
8/18
8
E. Pathway
Etiologi/ faktor predisposisi
Obstruksi
Kurang informasi Urine mengalir balik Penutup haluaran urin
Hidronefriosis Oliguri
Tekanan diginjal meningkat
Abses, Inflamasi
Nyeri tekan abdomen Demam, menggigil
Gangguan rasa nyaman Mual, Mual
Intake tidak adekuat
Kuran en etahuan
Gan uan ola eliminasi: BAK
Nyeri
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Hipertermi
8/20/2019 tugas hidroneprosis
9/18
9
F. Manifestasi Klinis
1. Pasien mungkin asimtomatik jika awitan terjadi secara bertahap. Obstruksi akut dapat
menimbulkan rasa sakit dipanggul dan pinggang. Jika terjadi infeksi maka disuria,
menggigil, demam dan nyeri tekan serta piuria akan terjadi. Hematuri dan piuria
mungkin juga ada. Jika kedua ginjal kena maka tanda dan gejala gagal ginjal kronik
akan muncul, seperti:
2. Hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium).
3. Gagal jantung kongestif.
4. Perikarditis (akibat iritasi oleh toksik uremi).
5.
Pruritis (gatal kulit).
6. Butiran uremik (kristal urea pada kulit).
7. Anoreksia, mual, muntah, cegukan.
8. Penurunan konsentrasi, kedutan otot dan kejang.
9. Amenore, atrofi testikuler.
(Smeltzer dan Bare, 2002)
G.
Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mengidentifikasi dan memperbaiki
penyebab obstruksi, untuk menangani infeksi, dan untuk mempertahankan serta
melindungi fungsi renal. Untuk mengurangi obstruksi, urine harus dialihkan melalui
tindakan nefrostomi atau tipe diversi lainnya. Infeksi ditangani dengan agens
antimicrobial karena disisa urine dalam kaliks menyebabkan infeksi dan pielonefritis.
Pasien disiapkan untuk pembedahan untuk mengangkat lesi obstruksi (
batu,tumor,obstruksi areter). Jika salah satu ginjal rusak parah dan fungsinya hancur,
nefrektomi (pengangkatan ginjal) dapat dilakukan (Smeltzer dan Bare, 2002)
8/20/2019 tugas hidroneprosis
10/18
10
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kasus VI : Tn H dirawat diruang penyakit dalam sejak 2 hari yang lalu, saat dilakukan
pengkajian oleh perawat jaga klien mengeluh masih nyeri pinggang, nyeri saat berkemih. Tadi
malam menggigil / demam diberi obat paracetamol agak mereda. Kadang-kadang uine berwarna
keruh kadang berwarna kemerahan.TTV: TD: 155/95 mmHg, S : 37,8 derajat celcius, RR : 24 x
/menit, nadi : 88 x/menit. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan gambaran adanya distens pada
ruang piala ginjal ( hydronefrosis ).
A.
Anamnesa
1. Identitas
Nama : Tn. H
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 45 th
Pekerjaan : sopir
Identitas penanggung jawab
Nama : Tn.S
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 30 th
Status : Adik
2. Data subjektif : mengeluh sakit pinggang, nyeri saat berkemih
Data objektif :
a. menggigil/demam,dengan paracetamol mereda.
b. Kadang-kadang urin berwarna keruh,kadang kemerahan
c. TTV :TD: 155/95 mmHg.S: 37,8o C, RR : 24 x/menit
d. Nadi : 88 x/menit
8/20/2019 tugas hidroneprosis
11/18
11
e. Radiologi : didapatkan gambaran adanya distens pada ruang piala
ginjal
3. Riwayat kesehatan :
a. Keluhan utama : sakit pinggang, nyeri saat berkemih
b. Riwayat penyakit :
1) Riwayat penyakit sekarang :
Sakit pinggang, nyeri saat berkemih, menggigil/demam, urin kadang
berwarna keruh, kadang berwarna kemerahan
2) Riwayat penyakit dahulu : klien mengatakan dahulu pernah mengalami
gangguan saluran kemih, tetapi klien mengatakan tidak melakukan
tindakan untuk mengatasinya sehingga penyakitnya semakin parah
sehingga mendorong klien untuk pergi ke RS.
3) Riwatat penyakit keluarga : klien mengatakan bahwa keluarga klien
tidak pernah ada yang mengalami penyakit saluran kemih
B. Pemeriksaan fisik:
1. Perhatian khusus pada abdomen ;
a) Inspeksi : terjadi pembesaran pada area ginjal di karenakan obstruksi.
b) Palpasi : terdapat penumpukan massa didaerah ginjal, terdapat nyeri tekan
didearah tulang rusuk atau panggul.
c) Perkusi : suara redup, menggambarkan adanya massa.
C. Pemeriksaan Diagnostik
Kita bisa merasakan adanya massa didaerah antara tulang rusuk dan tulang
pinggul,terutama jika ginjal sangat membesar.
Pemeriksaaan darah bisa menunjukkan adanya kadar urea yang tinggi karena
ginjal tidak mampu membuang limbah metabolic ini.
Beberapa prosedur digunakan untuk mendiagnosis hidronefrosis :
1. USG memberikan gambaran ginjal, ureter dan kandung kemih.
8/20/2019 tugas hidroneprosis
12/18
12
2. Urografi intravena bisa menunjukkan aliran air kemih melalui ginjal.
3. Sistoskopi bisa melihat kandung kemih secara langsung.
(http://medicastore.com/penyakit/604/hidronefrosis.html)
Pemeriksaan radiologi menggambarkan adanya distens pada ruang piala ginjal.
Pemeriksaan darah menunjukkan kadar urea yang tinggi karena ginjal tidak mampu
membuang limbah metabolic ini.
D. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d obstruksi akut.
2. Ganguan pola eliminasi : BAK b.d penurunan haluan urin
3. Perubahan nutrisi b.d mual & muntah
4. Kurang pengetahuan b.d kurang informasi
5. Hipertermi b.d proses infeksi.
E. Intervensi & rasional
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d obtruksi akut.
Intevensi
a) Kaji tingkat nyeri dan gangguan rasa nyaman.
b) Anjurkan rendam duduk dalam air hangat.
c) Laporkan peningkatan rasa nyeri kepada dokter.
d) Berikan analgesic untuk mengurangi nyeri.
Rasional
a) Memberikan data dasar untuk mengevaluasi keberhasilan intervensi.
b)
Meredakan gangguan rasa nyaman setempat dan meningkatkan relaksasi.c) Dapat menunjukkan progesivitas disfungsi atau kambuhnya disfungsi, atau
tanda-tanda yang tidak diharap ( misalnya, perdarahan, batu ginjal )
d) Dapat diresepkan untuk mengurangi nyeri dan spasme.
http://medicastore.com/penyakit/604/hidronefrosis.htmlhttp://medicastore.com/penyakit/604/hidronefrosis.html
8/20/2019 tugas hidroneprosis
13/18
13
2. Ganguan pola eliminasi : BAK b.d penurunan haluan urin
Intervensi
a) Awasi pemasukan dan pengeluaran dan karakteristik urine.
b) Tentukan pola berkemih normal pasien dan perhatikan variasi.
c) Dorong meningkatkan masukan cairan.
d) Periksa semua urine, catat adanya keluaran batu dan kirim ke laboratium
untuk analisa.
e) Selidiki keluhan kandung kemih penuh, palpasi untuk distensi suprapubik.
Perhatikan penurunan keluaran urine, adanya edema periorbital/tergantung
f)
Observasi perubahan status mental, perilaku atau tingkat kesadaran.
g) Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh elekrolit, BUN, kreatinin.
h) Ambil urine untuk kultur dan sensitivitas.
Rasional
a) Memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi, contoh
infeksi dan pendarahan. Pendarahan dapat mengidinkasikan peningkatan
obstruksi atau iritasi ureter. Catatan : pendarahan sehubungan dengan
ulserasi ureter jarang.
b) Kalkulus dapat menyebabkan eksitabilitas saraf, yang menyebabkan
sensasi kebutuhan berkemih segera. Biasanya frekuensi dan urgensi
meningkat bila dilakukan kalkulus mendekati mendekati uretrovesikal.
c) Peningkatan hidrasi membilas bakteri, darah, dan debris dan membantu
lewatnya batu.
d) Penemuan batu memungkinkan identifikasi tipe batu dan mempengaruhi
pillihan terapi.
e)
Retensi urine dapat terjadi, menyebabkan distensi jaringan (kandung
kemih/ginjal) dan potensi infeksi dan gagal ginjal
f) Akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi
toksik pada ssp.
8/20/2019 tugas hidroneprosis
14/18
14
g) Penigkatan BUN, kreatinin dan elektrolit mengidentifikasi disfungsi ginjal.
h) Menentukan adanya isk, yang penyebab/ gejala komplikasi
3. Perubahan nutrisi b.d mual & muntah
Intervensi
a) Kaji/ catat pemasukan.
b) Berikan makan sedikit tapi sering.
c) Berikan pasien/ orang terdekat daftar makanan/ cairan yang diizinkan dan
dorong terlibat pada pilihan menu.
d) Timbang berat badan tiap hari.
Rasoinal
a) Membantu mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan diet.
b) Meminimalkan anoreksia dan mual berhubungan dengan status uremik.
c) Memberikan pasien tindakan kontrol dalam pembatasan diet. Makanan
dari rumah dapat meningkatkan nafsu makan.
d) Pasien puasa/katabolic akan secara normal kehilangan 0,2-0,5 kg/hari.
Perubahan kelebihan 0,5 kg dapat menunjukkan perpindahan
keseimbangan cairan.
4. Kurang pengetahuan b.d kurang informasi
Intervensi
a) Kaji ulang proses penyakit, prognosi, dan faktor pencetus bila diketahui.
b) Kaji ulang rencana diet/ pembatasan. Termasuk lembar daftar makanan
yang dibatasi.
c) Dorong pasien untuk mengobservasi karakteristik urine dan jumlah/
frekuwensi pengeluaran.
d) Diskusikan mengenai nefrostomi bila ini mungkin bagian yang dilakukan
di masa datang.
8/20/2019 tugas hidroneprosis
15/18
15
Rasional
a) Memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan
informasi.
b) Nutrisi adekuat perlu untuk meningkatkan penyembuhan/regenerasi
jaringan dan kepatuhan pada pembatasan dapat mencegah komplikasi.
c) Perubahan dapat menunjukkan gangguan fungsi ginjal.
d)
Meskipun bagian ini sudah diberikan sebelumnya oleh dokter pasien harus
mengetahui dimana keputusan harus dibuat dan memerlukan masukan
tambahan.
5. Hipertermi b.d proses infeksi.
Intervensi
a) Monitoring TTV
b) Beri kompres air biasa
c) Jaga lingkungan sekitar pasien
d) Anjurkan keluarga memakaikan baju tipis.
e) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat penurun panas,
contoh paracetamol
Rasional
a) Memantau suhu setip saat apakah normal, atau terjadi peningkatan.
b) Menurunkan suhu tubuh sampai batas normal.
c)
Pasien tetap nyaman dengan mengatur suhu ruangan.
d)
Metabolisme dalam tubuh tidak meningkat.
e) Akan meredakan hipotalamus sebagai pusat mengatur panas sehingga
panas tubuh berangsur-angsur turun.
8/20/2019 tugas hidroneprosis
16/18
16
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan kaliks ginjal pada salah satu atau
kedua ginjal akibat obstruksi.
Obstruksi di akibatkan adanya batu renal ,juga dapat diakibatkan oleh
tumor yang menekan ureter dan berkas jaringan parut akibat abses atau inflamasi..
Dapat juga disebabkan sebagai akibat dari bentuk sudut abnormal dipangkal
uruter atau posisi ginjal yang salah yang menyababkan ureter berpilin dan kaku.Pada lansia terrjadi karena adanya pembesaran prostat . mengakibatkan terjadinya
akumulasi urin di piala ginjal. Sehingga menyebabkan disertasi piala dan kolik
ginjal. Pada saat ini atrofi ginjal terjadi ketika salah satu ginjal sedang mengalami
kerusakan bertahap maka ginjal yang lain akan membesar secara bertahap
(hipertrofi kompensatori), akibatnya fungsi renal terganggu. obstruksi akut
dapat menimbulkan rasa sakit dipanggul dan pinggang dekat ureter dan
mempersempit saluran tersebut. Jika terjadi infeksi maka disuria, menggigil,
demam dan nyeri tekan serta piuria akan terjadi. Hematuri dan piuria mungkin
juga ada. Jika kedua ginjal kena maka tanda dan gejala gagal ginjal kronik akan
muncul.
B. Saran
1. Pasien
a. Pasien mampu bekerja sama dalam proses peyembuhan baik dengan tim
medis maupun keluarga.
b. Pasien menghindari semua penyebab hidronefrosis
2. Keluarga
a. Keluarga ikut berpetran aktif dalam penyembuhan pasien
b. Keluarga mampu memberikan keperawatn diri.
8/20/2019 tugas hidroneprosis
17/18
17
3. Perawat
a. Perawat mampu memberikan perawatan optimal untuk pasien
hedronefrosis.
b. Perawat sebaiknya mengajarkan kepada keluarga pasien untuk perawatan
mandiri dirumah.
c. Perawat dapat membantu pasien dalam proses penyembihuhan.
8/20/2019 tugas hidroneprosis
18/18
18
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. 1990. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Smaltzer, Suzanne C & Brenda G Bare. Buku Ajar Medikal Bedah edisi 8. Jakarta: EGC
http://dezlicious.blogspot.com/2009/04/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.html