34
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pengertian umum dari kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk wadah atau tempat dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya. Adanya kemasan dapat membantu mencegah/mengurangi kerusakan, melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan dan getaran. Dari segi promosi kemasan berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli (Syarief, 1989). Bahan atau produk pangan bila tidak dikemas dapat mengalami kerusakan akibat serangan binatang (seperti tikus), serangga (seperti kecoa), maupun mikroba (bakteri, kapang dan khamir). Kerusakan bisa terjadi mulai dari bahan pangan sebelum dipanen, setelah dipanen, selama penyimpanan, pada saat transportasi dan distribusi maupun selama penjualan. Adanya mikroba dalam bahan pangan akan mengakibatkan bahan menjadi tidak menarik karena bahan menjadi rusak, terjadi fermentasi atau ditumbuhi oleh kapang. Bakteri yang tumbuh dalam bahan pangan akan mempengaruhi kualitasnya, disamping itu ada kecenderungan menghasilkan senyawa beracun bagi konsumen (manusia), sehingga

TUGAS I THP

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TUGAS I THP

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pengertian umum dari kemasan adalah suatu benda yang digunakan

untuk wadah atau tempat dan dapat memberikan perlindungan sesuai

dengan tujuannya. Adanya kemasan dapat membantu

mencegah/mengurangi kerusakan, melindungi bahan yang ada di dalamnya

dari pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan dan

getaran. Dari segi promosi kemasan berfungsi sebagai perangsang atau

daya tarik pembeli (Syarief, 1989).

Bahan atau produk pangan bila tidak dikemas dapat mengalami

kerusakan akibat serangan binatang (seperti tikus), serangga (seperti

kecoa), maupun mikroba (bakteri, kapang dan khamir). Kerusakan bisa

terjadi mulai dari bahan pangan sebelum dipanen, setelah dipanen, selama

penyimpanan, pada saat transportasi dan distribusi maupun selama

penjualan. Adanya mikroba dalam bahan pangan akan mengakibatkan

bahan menjadi tidak menarik karena bahan menjadi rusak, terjadi

fermentasi atau ditumbuhi oleh kapang. Bakteri yang tumbuh dalam bahan

pangan akan mempengaruhi kualitasnya, disamping itu ada kecenderungan

menghasilkan senyawa beracun bagi konsumen (manusia), sehingga

menimbulkan sakit, bahkan bisa menyebabkan kematian (Syarief, dkk,

1989).

Industri pangan hendaknya memproduksi bahan pangan yang

memiliki kualitas bagus dan aman bila dikonsumsi. Pengemasan bahan

pangan ikut berperan dalam menghasilkan produk dengan kualitas baik dan

aman bila dikonsumsi. Pengemasan menjadi hal yang penting karena akan

memudahkan dalam kegiatan transportasi dan penyimpanan. Pengertian

transportasi tidak selalu memindahkan barang dari satu tempat ke tempat

lain. Akan tetapibisa juga diartikan memindahkan bahan pangan dari piring

atau gelas ke dalam mulut kita. Sebagai contoh: untuk minum diperlukan

wadah atau gelas atau cangkir. Gelas atau cangkir ini juga merupakan salah

satu wujud pengemasan. Contoh lain, memindahkan nasi dari piring ke

Page 2: TUGAS I THP

mulut menggunakan sendok, maka sendok berperan sebagai bahan

pengemas. Sebelum dibuat oleh manusia, alam juga telah menyediakan

kemasan untuk bahan pangan, seperti jagung dengan kelobotnya, buah-

buahan dengan kulitnya, buah kelapa dengan sabut dan tempurung, polong-

polongan dengan kulit polong dan lain-lain. Manusia juga menggunakan

kemasan untuk pelindung tubuh dari gangguan cuaca, serta agar tampak

anggun dan menarik. Pada mulanya, orang menggunakan daun yang lebar

sebagai bahan pengemas, seperti daun jati, daun talas, dan daun pisang

untuk membungkus daging. Kulit binatang digunakan untuk mengambil

atau membawa air, keranjang bambu atau yang sejenis untuk menyimpan

atau membawa hasil panen (Syarief ,dkk , 1989).

Kemasan fleksibel adalah suatu bentuk kemasan yang bersifat

fleksibel yang dibentuk dari aluminium foil, film plastik, selopan, film

plastik berlapis logam aluminium (metalized film) dan kertas dibuat satu

lapis atau lebih dengan atau tanpa bahan thermoplastic maupun bahan

perekat lainnya sebagai pengikat ataupun pelapis konstruksi kemasan dapat

berbentuk lembaran, kantong, sachet maupun bentuk lainnya. Pemasaran

kemasan ini akhir-akhir ini menjadi popular untuk mengemas berbagai

produk baik padat maupun cair. Dipakai sebagai pengganti kemasan rigid

maupun kemas kaleng atas pertimbangan ekonomis kemudahan dalam

handling (Departemen perindustrian, 2007).

Biasanya bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam

pembuatan kemas flexible adalah antara lain film plastic, selopan,

aluminium foil dan kertas. Untuk memenuhi fungsinya dengan baik film

plastik dan aluminium foil dan kertas dalam berbagai kombinasi dibentuk

sebagai multi layer dan diextrusion dengan resin plastik, polyethilen,

polypropylene, eva, dan lain sebagainya, sehingga menjadi satu kesatuan

ataupun dilaminasi dengan adhesive tertentu . Kombinasi dari berbagai

material tersebut, akan memberikan kemasan yang lebih sempurna dari

prosuk tersebut. Dapat disimpulkan bahwa bahan yang digunakan adalah

sebagai berikut :

Page 3: TUGAS I THP

Bahan Utama : film plastik, selopan, aluminium foil, metalized film, kertas

dan sebagainya.

Bahan Pengikat: perekat/adhesive dan extrusion dari bahan Thermoplastic

Bahan Penolong: antara lain tinta dan solven (Departemen perindustrian,

2007).

Berdasarkan penjelasan di atas maka pembuatan tugas ini penting

untuk mengetahui berbagai jenis bahan pengemas dan lebih spesifik pada

bahan pengemas yang berbahan alumunium foil. Selain itu juga dapat

mengetahui mesin yang digunakan untuk mengemas alumunium foil.

Pembuatan makalah ini juga diharapkan memberikan informasi tentang

bahan pengemas lebih rinci.

1.2 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui sejarah bahan pengemas alumunium foil.

2. Mengetahui pengertian bahan pengemas alumunium foil

3. Mengetahui sifat-sifat bahan penegemas alumunium foil

4. Mengetahui penggunaan alumunium foil untuk kemasan bahan

pangan

5. Mengetahui mesin yang digunakan untuk mengemas bahan

pengemas alumunium foil

Page 4: TUGAS I THP

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fungsi dan Peranan Kemasan

Menurut Syarief,dkk (1989) fungsi paling mendasar dari kemasan

adalah untuk mewadahi dan melindungi produk dari kerusakan-kerusakan,

sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan. Secara umum

fungsi pengemasan pada bahan pangan adalah :

a. Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga

kekonsumen, agar produk tidak tercecer, terutama untuk cairan,

pasta atau butiran

b. Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar

ultraviolet, panas, kelembaban udara, oksigen, benturan,

kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang dapat merusak dan

menurunkan mutu produk.

c. Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan

sebagai alat komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui

label yang terdapat pada kemasan.

d. Meningkatkan efisiensi, misalnya: memudahkan penghitungan (satu

kemasan berisi 10, 1 lusin, 1 gross dan seterusnya), memudahkan

pengiriman dan penyimpanan. Hal ini penting dalam dunia

perdagangan.

e. Melindungi pengaruh buruk dari produk di dalamnya, misalnya jika

produk yang dikemas berupa produk yang berbau tajam, atau

produk berbahaya seperti air keras, gas beracun dan produk yang

dapat menularkan warna, maka dengan mengemas produk dapat

melindungi produkproduk lain di sekitarnya.

f. Memperluas pemakaian dan pemasaran produk, misalnya penjualan

kecap dan sirup yang semula dikemas dalam botol gelas, namun

sekarang berkembang dengan menggunakan kemasan botol plastik.

g. Menambah daya tarik calon pembeli

h. Sebagai sarana informasi dan iklan

i. Memberi kenyamanan bagi konsumen.

Page 5: TUGAS I THP

Fungsi f, g dan h merupakan fungsi tambahan dari kemasan, akan tetapi

dengan semakin meningkatnya persaingan dalam industri pangan, fungsi

tambahan ini justru lebih ditonjolkan, sehingga penampilan kemasan harus

betul-betul menarik bagi calon pembeli. Beberapa cara untuk meningkatkan

penampilan kemasan:

a. Kemasan dibuat dengan beberapa warna dan mengkilat sehingga

menarik dan berkesan mewah

b. Kemasan dibuat sedemikian rupa sehingga memberi kesan produk

yang dikemas bermutu dan mahal

c. Desain kemasan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan

bagi konsumen

d. Desain teknik wadahnya selalu mengikuti teknik mutahir sehingga

produk yang dikemas terkesan mengikuti perkembangan terakhir.

Di samping fungsi-fungsi di atas, kemasan juga mempunyai peranan

penting dalam industri pangan, yaitu :

a. sebagai identitas produk

b. media promosi

c. media penyuluhan, seperti memberikan informasi tentang petunjuk

cara penggunaan dan manfaat produk yang ada di dalamnya

d. bagi pemerintah kemasan dapat digunakan sebagai, usaha

perlindungan konsumen

e. bagi konsumen kemasan dapat digunakan sebagai sumber informasi

tentang isi/produk, sebagai dasar dalam mengambil keputusan untuk

membeli produk tersebut atau tidak.

Kemasan juga mempunyai beberapa kelemahan, seperti:

a. Pengemasan bisa disalahgunakan oleh produsen karena digunakan

untuk menutupi kekurangan mutu atau kerusakan produk,

mempropagandakan produk secara tidak proporsional atau

menyesatkan sehingga menjurus kepada penipuan atau pemalsuan.

Sehingga sering disalahgunakan oleh produsen

b. Pengemasan bahan pangan akan meningkatkan biaya produksi

Page 6: TUGAS I THP

2.2 Klasifikasi Pengemasan

Menurut Syarief, dkk (1989), kamasan dapat digolongkan

berdasarkan: frekuensi pemakaian, struktur sistem kemasan, sifat kekakuan

bahan kemasan, sifat perlindungan terhadap lingkungan dan tingkat

kesiapan pakai. Berdasarkan frekuensi pemakaian, maka kemasan

digolongkan menjadi tiga, yaitu:

a. kemasan sekali pakai (disposable), merupakan kemasan yang

langsung dibuang setelah digunakan. Contoh: daun pisang, daun

waru, untuk membungkus tempe, daun jati untuk membungkus

daging segar, kantong plastik untuk es.

b. kemasan yang dapat digunakan beberapa kali (multi trip), seperti

botol kecap, botol bir, botol teh dalam kemasan, peti telur, peti

kemas dll.

c. kemasan yang tidak dibuang atau digunakan kembali oleh

konsumen (semi disposal). Wadah atau kemasan produk biasanya

tidak dikembalikan ke produsen melainkan digunakan untuk wadah

sesuatu oleh konsumen atau dibuang begitu saja. Contoh: kaleng

susu bubuk dan beberapa jenis botol yang menarik bagi konsumen.

Berdasarkan struktur sistem kemas, maka bahan kemasan dapat dibedakan

menjadi tiga, yaitu:

a. kemasan primer, merupakan bahan kemasan yang digunakan untuk

mengemas langsung produk makanan, seperti bungkus tempe, botol

atau kaleng minuman, kantong keripik dll.

b. kemasan sekunder, merupakan kemasan yang berfungsi melindungi

produk yang sudah dikemas menggunakan kemasan primer.

Kemasan ini akan membantu memudahkan kegiatan pengangkutan

dan penyimpanan. Contoh: kardus untuk mengemas minunan dalam

kaleng/botol/kardus, kaleng untuk mengemas permen dll.

c. kemasan tersier, merupakan kemasan yang digunakan untuk

mengemas produk setelah dikemas dalam kemasan primer dan

sekunder. Kemasan ini memudahkan kegiatan pengangkutan,

terutama untuk jarak jauh. Contoh: peti kemas.

Page 7: TUGAS I THP

Berdasarkan kekakuan bahan kemas, maka bahan kemasan dapat dibedakan

menjadi tiga, yaitu:

a. kemasan fleksibel, bahan jenis ini mudah dilenturkan atau dibentuk

sesuai keinginan, contoh plastik, kertas, aluminium foil.

b. kemasan kaku, kemasan ini tidak dapat ditekuk-tekuk atau tidak

dapat dilenturkan, contoh bahan kemasan dari bahan gelas, kayu

dan logam.

c. kemasan semi kaku atau semi fleksibel, contoh botol plastik.

2.3 Sejarah Alumunium foil

Awal abad ke-19, aluminium menghiasi mahkota raja Denmark.

Napoleon III menggunakannya sebagai peralatan makan. Sejak akhir abad

ke-19 aluminium digunakan sebagai kemasan karena harganya lebih murah

dibanding tin foil (foil dari timah). Penggunaan logam sebagai bahan

pengemas diperkenalkan oleh Nicholas Appert pada zaman perang

Napoleon Bonaparte. Nicholas Appert membuktikan makanan yang

dikemas dalam kaleng, disegel dan disterilisasi dengan merebusnya dapat

disimpan untuk jangka waktu lama. Produsen kemasan kaleng membuat

kemasan seringan dan semurah mungkin dengan mengurangi ketebalan

logam. Banyak digunakan pada minuman kaleng dengan penutup yang

mudah dibuka tanpa alat. Agar kemasan lebih ringan, produsen mengurangi

ketebalan dinding kaleng. Produk minuman cola menggunakan logam tipis,

namun bentuknya masih dapat dipertahankan dengan baik. Hal itu

disebabkan oleh tekanan karbon-dioksida dari dalam. Produk minuman ini

menggunakan tiga material berbeda pada varian produknya, yaitu logam,

gelas, dan plastik (Astawan, 2008).

Teknik pengalengan makanan sebagai upaya pengawetan bahan

pangan pertama sekali dikembangkan pada tahun 1809 yaitu pada zaman

pemerintahan Napoleon Bonaparte yaitu dari hasil penemuan Nicholas

Appert. Aspek legislasi pengalengan makanan ditetapkan tahun 1810 yang

dikenal dengan ”l’art de conserver”. Tahun 1810 Peter Duran dari Ingris

menciptakan kaleng. Tahun 1817 William Underwood (imigran asal

Page 8: TUGAS I THP

Inggris) mendirikan industri pengalengan makanan yang pertama di

Amerika Serikat. Kapten Edward Perry yang melakukan ekspedisi ke kutub

utara pada tahun 1819, 1824 dan 1826 telah menggunakan makanan kaleng

sebagai logistik mereka (Julianti, 2007).

Alumunium foil (alufo) diproduksi secara komersial pertama kali

pada tahun 1910. Kaleng aluminium untuk kemasan bir digunakan pertama

sekali tahun 1965. Awalnya pembuatan kaleng dilakukan secara manual

yaitu hanya dihasilkan 5-6 kaleng per jam. Akhir tahun 1900 ditemukan

cara pembuatan kaleng termasuk cara pengisian dan penutupannya yang

lebih maju dan bersih. Kaleng alumunium awalnya diperkenalkan sebagai

wadah pelumas. Tahun 1866 ditemukan alat pembuka kaleng yang berupa

kunci pemutar untuk menggantikan paku atau pahat. Tahun 1875

ditemukan alat pembuka kaleng dengan prinsip ungkit. Tahun 1889

ditemukan kaleng-kaleng aerosol, tetapi saat ini kaleng aerosol banyak

ditentang karena dapat merusak lapisan ozon (Julianti, 2007).

2.4 Pengertian Alumunium foil

Foil adalah bahan tipis dari logam yang digulung dengan ketebalan

kurang dari 0,15 mm dan memiliki lebar 1,52 meter hingga 4,06 meter.

Umumnya foil tidak murni berbasis logam. Karakteristik aluminum foil

dikagumi karena kuat, ringan, tahan panas, dan hampir kedap udara, tidak

mengandung magnet, sehingga membantu memisahkan aluminium dari

kaleng saat daur ulang. Kekedapan terhadap oksigen membuat aluminum

foil merupakan kemasan ideal untuk ekspor karena sering mengalami

kendala korosi. Selain itu, mudah dibentuk, sekalipun mudah berkerut.

Aluminum foil sering digunakan sebagai lapisan dalam dari kontainer

untuk melindungi produk dari kerusakan, seperti melapisi bagian dalam

kotak jus. Meskipun dapat menahan lemak, ketahanannya terhadap asam

dan basa masih kurang, sehingga memerlukan tambahan lapisan dari lilin

atau lapisan kimia lain. Ketahanannya terhadap panas matahari membuat

aluminum foil banyak digunakan juga pada bahan-bahan kesehatan.

Ketahanan aluminum foil terhadap panas dapat mencapai suhu 550 derajat

Page 9: TUGAS I THP

Celsius, sehingga alat-alat kedokteran dapat disterilkan dengan dibungkus

bahan ini (Astawan, 2008).

Alumunium foil lebih ringan daripada baja, mudah dibentuk, tidak

berasa, tidak berbau, tidak beracun, dapat menahan masuknya gas,

mempunyai konduktivitas panas yang baik dan dapat didaur ulang.

Alumunium Foil adalah bahan kemasan berupa lembaran logam aluminum

yang padat dan tipis dengan ketebalan <0.15 mm. Kemasan ini mempunyai

tingkat kekerasan dari 0 yaitu sangat lunak, hingga H-n yang berarti keras.

Semakin tinggi bilangan H-, maka Alumunium Foil tersebut semakin keras.

Ketebalan dari Alumunium Foil menentukan sifat protektifnya. Jika kurang

tebal, maka foil tersebut dapat dilalui oleh gas dan uap. Pada ketebalan

0.0375 mm, maka permeabilitasnya terhadap uap air = 0, artinya foil

tersebut tidak dapat dilalui oleh uap air. Foil dengan ukuran 0.009 mm

biasanya digunakan untuk permen dan susu, sedangkan foil dengan ukuran

0.05 mm digunakan sebagai tutup botol multitrip (Julianti, 2007).

2.5 Sifat-sifat Alumunium foil

Sifat-sifat dari Alumunium Foil adalah hermetis, fleksibel, tidak

tembus cahaya sehingga dapat digunakan untuk mengemas bahan-bahan

yang berlemak dan bahan-bahan yang peka terhadap cahaya seperti

margarin dan yoghurt. Alumunium Foil banyak digunakan sebagai bahan

pelapis atau laminan. Kombinasi Alumunium Foil dengan bahan kemasan

lain dapat menghasilkan jenis kemasan baru yang disebut dengan retort

pouch. Syarat-syarat retort pouch adalah harus mempunyai daya simpan

yang tinggi, teknik penutupan mudah, tidak mudah sobek bila tertusuk dan

tahan terhadap suhu sterilisasi yang tinggi (Julianti, 2007).

Alumunium foil memiliki sifat-sifat yaitu tidak terpengaruh sinar

matahari, tidak dapat terbakar, tidak bersifat menyerap bahan atau zat lain,

tidak menunjukkan perubahan ukuran dengan berubah-ubah RH. Apabila

secra ritmis kontak dengan air, biasanya tidak akan terpengaruh atau bila

berpengaruh sangat kecil. Sifat-sifat mekanis alumunium foil yang sangat

Page 10: TUGAS I THP

penting adalah ”tensile strength”, elastisitas dan daya tahannya terhadap

sobekan dan lipatan (Suyitno, 1990).

Alumunium Foil menempati posisi yang penting dalam produk

kemas fleksibel karena memiliki barriers yang memuaskan dan penampilan

yang baik. Foil yang biasa digunakan dengan ketebalan antara 6 mikron

sampai dengan 150 mikron baik soft temper maupun hard temper. Soft

maupun hard temper, tergantung dari komposisi dari alloy dan treatment

terhadap foil tersebut. Umumnya untuk kepentingan kemas fleksibel foil

yang digunakan tebalnya kurang dari 25 mikron. Namun demikian untuk

keperluan tertentu dengan contoh yang lebih tebal Alumunium Foil yang

soft temper akan mudah membentuk dead-fold, dan tidak mudah kembali,

dan bisa dibentuk menurut keinginan (Departemen perindustrian, 2007).

Alumunium foil memiliki sifat tidak berbau, tidak ada rasa, tidak

berbahaya dan hygienis, tidak mudah membuat pertumbuhan bakteri dan

jamur. Karena harganya yang cukup mahal, maka aplikasi dari Alumunium

Foil sekarang ini banyak disaingi oleh metalized aluminium film. Coating

yang sangat tipis dari aluminium, yang dilaksanakan di ruang vacuum,

hasilnya adalah suatu produk yang ekonomis dan kadang-kadang fungsinya

dapat menyaingi Alumunium Foil, dalam aplikasi kemas fleksibel dan

memiliki proteksi yang cukup baik terhadap cahaya, moisture dan oksigen

(Departemen perindustrian, 2007).

Sifat kekerasan alumunium foil menurut Suyitno (1990) adalah

sebagai berikut:

a. “O” temper dihasilkan dengan membiarkan foil dikenakan

pemanasan terkontrol, disusul oleh pendinginan terkendali. Foil

dengan “O” temper berarti paling empuk dan memiliki sifat-sifat

fisik fisik terendah.

b. “H” temper : dihasilkan dengan mengeraskan metal dibawah

tegangan dengan rolling sampai keras.

H 18 : keras penuh, dikeraskan dengan rolling

H 19 : “foil superhard”

Page 11: TUGAS I THP

2.6 Penggunaan Alumunium foil untuk Kemasan Bahan Pangan

Berbagai jenis produk makanan yangdikemas dengan menggunakan

bahan pengemas alumunium foil menunjukkan makanan tersebut cukup

baik dan tahan terhadap alumuniu dengan resiko pengkaratan kecil. Teknik

pengemasan dengan cara mengkombinasikan berbagai jenis bahan kemas

bentuk (fleksibel) telah menghasilkan suatu bentuk yang disebut “retort

pouch”. Bahan kemasan yang berbentuk “retort pouch” memiliki beberapa

keunggulan diantaranya yaitu:

- Daya simpan tinggi

- Teknik penutupan mudah, dengan panas, kuat, tidak mudah sobek

tertusuk,

- Tahan thd proses pemanasan sterilisasi

- Resisten terhadap penetrasi lemak, minyak atau komponen makanan

lainnya

- Tahan terhadap UV

Menurut Julianti (2007) aluminium dapat digunakan untuk

mengemas produk buah-buahan dan sayuran, produk daging, ikan dan

kernag-kerangan, produk susu dan minuman. Penggunaan kemasan

aluminium untuk bahan-bahan ini harus memperhatikan beberapa kondisi

sebagai berikut:

a. Produk Buah-buahan dan Sayuran

Aluminium yang digunakan untuk mengemasan produk buah-buah

harus dilapisi dengan enamel untuk mencegah terjadinya akumulasi gas

hidrogen yang dapat menyebabkan terbentuknya gelembung gas dan karat.

Penyimpangan warna pada saus apel yang dikemas dengan aluminium,

dapat dicegah dengan menambahkan asam askorbat.

Gambar 1. Produk buah yang dikemas menggunakan alumunium foil

Page 12: TUGAS I THP

b. Produk daging

Pengemasan daging dengan wadah aluminium tidak menyebabkan

terjadinya perubahan warna sebagaimana yang terjadi pada logam lain.

Produk yang mengandung asam amino dengan sulfur seperti daging dan

ikan dapat bereaksi dengan besi dan membentuk noda hitam. Penambahan

aluminium yang dipatri pada kaleng tin plate dapat mencegah pembentukan

noda karat. Pada produk daging yang berkadar garam tinggi dan

mengandung bumbu yang mudah berkarat, maka penambahan gelatin dapat

mengurangi sernagan karat pada logam.

Gambar 2. Produk daging yang dikemas menggunakan alumunium foil

c. Ikan dan Kerang-kerangan

Pengemasan ikan sarden dalam minyak atau saus tomat dan saus

mustard degan kemasan aluminium yang berlapis enamel, maka pH nya

tidak boleh lebih dari 3.0, karena jika lebih besar enamel tidak dapat

melindungi produk. Pengemasan lobster dengan kaleng aluminium tidak

memerlukan kertas perkamen yang biasanya digunakan untuk mencegah

perubahan warna pada kaleng tinplate.

Gambar 3. Produk ikan yang dikemas menggunakan alumunium foil

d. Produk-produk susu

Kemasan aluminium untuk produk susu memerlukan lapisan

pelindung, terutama pada susu kental yang tidak manis. Penggunaan

aluminium untuk produk-produk susu seperti margarine dan mentega,

Page 13: TUGAS I THP

berperan untuk memberikan sifat opaq sehingga menjadi sekat lintasan bagi

cahaya dan O2.

Gambar 4. Produk susu yang dikemas menggunakan alumunium foil

e. Minuman

Pengemasan minuman dengan wadah aluminium harus diberi

pelapis, yaitu epoksivinil atau epoksi jernih untuk bir dan epoksivinil atau

vinil organosol untuk minuman ringan atau minuman berkarbonasi.

Pengemasan teh dengan aluminium yang tidak diberi lapis dapat

menyebabkan terjadinya perubahan warna dan flavor.

Gambar 5. Produk minuman yang dikemas menggunakan alumunium foil

Metode Penutupan Container dari Alufo

- Standard Seal : penutupan standar menggunakan alufo atau PVC di

seluruh pemukaan container

- Serrated Seal: Seperti standard seal, tapi terdapat cekungan yang

berfungsi untuk meningkatkan kekuatan

Page 14: TUGAS I THP

Metoda Penutupan Container dari Alufo

- Hooded Seal: foil tutupkan ke seluruh permukaan kontainer sampai

bagian bawah kontainer yang melengkung

- Coverlok: Penutupan dilakukan dengan cara ditekuk 90 derajat.

- Heat Sealing: Foil dilapisi bahan sealer atay film plastik, kemudian

diberi perlakuan panas untuk merekatkannya.

2.5 Mesin Untuk Kemasan Alumunium Foil.

Gambar 6. Mesin utuk kemasan alumunium foil (Hand sealer)

Page 15: TUGAS I THP

Hand sealer adalah mesin pengemas yang pengoperasiannya

menggunakan tangan. Mesin ini bisa digunakan untuk mem-packing aneka

produk dalam kemasan plastik, bahkan untuk mengemas dengan

alumunium foil mesin ini cukup efektif. Mesin ini biasanya dipakai oleh

home industri dengan beragam produk (produk makanan, obat, dll) yang

dikemas dalam kantong plastik maupun alumunium foil. Selain itu juga

terdapat mesin foot sealer. Mesin foot sealer adalah mesin pengemas/

sealer alumunium foil dan plastik yang pengoperasiannya menggunakan

kaki. hasil press atau sealer mesin ini sangat maksimal. mesin sealer ini

sangat cocok untuk semua usaha yang produknya dikemas dalam kemasan

alumunium foil dan plastik cocok untuk usaha menengah ke atas (Inkuiri,

2011).

Mesin Continuous Sealer adalah Mesin sealer plastik dan

alumunium foil yang continue atau bersambung terus dan kecepatannya

juga bisa diatur sehingga dalam produksi akan lebih cepat dari mesin yang

lain. Panjang sealer mesin ini tidak terbatas jadi anda bisa mengemas

plastik sepanjang apapun ( tidak terbatas ). Kelebihan mesin ini selain bisa

continue juga bisa digunakan untuk memberi cetakan tanggal kadaluarsa &

kode produksi (Inkuiri, 2011).

Mesin Blower Sealer adalah mesin pengemas dan langsung

otomatis ditiup atau dimasukan udara didalam kemasannya, dan udaranya

bisa diseting sesuai dengan kebutuhan. Biasa dipakai untuk mengemas

makan ringan yang renyah seperti snack snack, keripik, roti, dan lain lain.

supaya makanan di dalam kemasan tidak mudah rusak atau patah. Mesin

Vacuum Sealer (Dz-300a) adalah mesin pengemas dan langsung otomatis

di vacuum atau dihilangkan udaranya (tidak ada udara lagi). Biasa dipakai

untuk mengemas makan supaya tidak cepat rusak atau lebih awet dan bisa

juga mengemas benda atau product anda biar kelihatan rapi (Inkuiri, 2011).

Mesin Vacuum Sealer Portable (DZ-280A) adalah sama fungsinya

seperti mesin vacuum type DZ-300A di atas yaitu mesin pengemas dan

langsung otomatic di vacuum atau dihilangkan udaranya (tidak ada udara

lagi) tapi bedanya mesin ini type portable. cocok untuk ibu rumah tangga.

Page 16: TUGAS I THP

Biasa dipakai untuk mengemas makan supaya tidak cepat rusak atau lebih

awet dan bisa juga mengemas benda atau product anda biar kelihatan rapi

(Inkuiri, 2011).

2.6 Ketahanan Kemasan

Kemasan yang baik harus dapat melindungi produk dari bahaya

yang ditimbulkan oleh berbagai pengeruh luar. Oleh karena itu, bahaya-

bahaya iklim akan ditentukan yang tidak hanya oleh tujuan barang jadi

tetapi rute dan cara pengangkutannya itu. Menurut Departemen

perindustrian (2007) bahaya-bahaya iklim dapat semakin mudah untuk

dipertimbangkan berdasarkan empat pokok masalah :

1. Perubahan temperature.

2.Bahan cairan yang berbahaya yakni air hujan, air laut atau

kondensasi.

3. Uap air yang berbahaya (kelembaban tinggi).

4. Sinar atau radiasi solar langsung yang berbahaya.

1. Perlindungan atas Temperatur.

Meskipun perubahan-perubahan barang disebabkan oleh temperature

tinggi atau rendah, perlu mempertimbangkan pengaruh perubahan-

perubahan suhu bahkan khususnya untuk suhu dramatis yang tidak

berbahaya. Dengan demikian, pendinginan air panas, pendinginan

moisture, pendinginan udara akan menyebabkan pengumpulan moisture

akibat kondensasi dan air cairan ini dapat menyebabkan kekaratan baja

sebahagian atau pengotoran air yang sensitive pada bahan makanan, kimia

dan lain sebagainya. Pengaruh suhu atau umumnya, perubahan-perubahan

suhu bervariasi secara besar-besaran dari satu barang ke barang, biasanya

lebih sulit untuk suhu tinggi daripada suhu rendah. Misalnya, pengaruh-

pengaruh keasaman disesuaikan oleh peningkatan suhu, yakni perubahan-

perubahan kimia dan biologi dalam bahan makanan atau pharmasi. Oleh

karenanya, ada ambang batas tertinggi terhadap perubahan-perubahan

biologi dengan dengan temperatur-temperatur tinggi biasanya akan

membunuh bakteri, binatang-binatang kecil, dan jamur.

Page 17: TUGAS I THP

Suhu-suhu yang lebih tinggi daripada perlawanan selama distribusi dan

penyimpanan normal. Meskipun ada peningkatan dalam resiko korosi atau

degradasi bakteri barang, karena ada perubahan-perubahan bagi barang itu

sendiri yang disebabkan oleh peningkatan suhu udara. Contoh barang-

barang berbahaya yang dipengaruhi oleh peningkatan suhu adalah :

(a) Coklat. Bahaya disini adalah salah satu dari kelunakan dan melelehnya

barang mengakibatkan kerugian penjualan. Pendinginan selama

distribusi tidaklah layak dan pemeliharaan secara ekonomi

untuk merumuskan coklat dalam tingkat tidak basah tinggi, jika

jarak ekspor coklat ke Negara-negara dimana rata-rata suhunya

dikenal sekital 350 – 400.

(b) Ikan. Perubahan-perubahan biologi yang terjadi sesudah ikan

dipancing, dan menyebabkan sifat off-odour ikan secara besar-

besaran kurang baik yang disesuaikan oleh peningkatan suhu.

Oleh karena itu, biasanya ikan dikemas pendingin es agar

tersimpan dalam suhu rendah. Juga ada kecenderungan terhadap

penggunaan boks-boks yang berasal daro polystryrene kasar

yang mana insulator-insulator panas baik dan selanjutnya

tercapai penghematan pemakaian es.

(c) Daging. Peningkatan temperature juga menyesuaikan degradasi biologi

daging, meskipun ini tidaklah secepat seperti halnya ikan.

Daging dengan penyimpanan yang dingin selama distribusi dan

daging-daging pra pengepakan ditawarkan untuk dijual dalam

cabinet pendingin.

(d) Buah-buahan dan sayur mayor. Peningkatan suhu menyebabkan

peningkatan tingkat pengembangan buah-buahan dan akhirnya

akan menjadi pokok pengembangan off-odours dan racun.

Kebanyakan buah-buahan dan sayur mayor seperti tomat dan

minuman dingin, akan ada penyusutan jumlah panas sehingga

pak ventilasi perlu agar mencegah pengembangan panas. Ini

adalah salah satu alasan dalam pembentukan boks tomat

Page 18: TUGAS I THP

konvensional, dengan ventilasi di empat sudut pack untuk

mencapai bebasnya udara selama pengisian.

(e) Makanan dalam kaleng. Jelaslah dapat dihindarkan atas peningkatan

suhu dalam pengepakan-pengepakan disini yang didistribusikan

dan diproses berdasarkan kondisi cukup dingin.

Turunnya suhu tidaklah begitu penting dalam hal kebanyakan makanan

membantu untuk menyimpannya dan semakin meningkat daur hidupnya.

Produk penting yang dipengaruhi oleh temperature rendah adalah nilai

penguapan. Nilai penguapan meliputi pemisahan pigmen dengan resin

sintetis dalam air. Penting untuk mencegah unsure air yang berasal dari

pendinginan dengan kelambatan emulsi. Jika nilai yang dikeluarkan pada

cuaca dingin maka timah-timah tersebut harus ditempatkan diluar

pengepakan guna memberikan panas berikutnya.

2. Perlindungan Atas Cairan Air

Perlindungan atas cairan air biasanya dimaksudkan untuk pengaturan

bagian luar pak pipa air yakni film plastic atau serat fiber atau karton. Jika

pak yang dibawah pada dek kargo, perlindungan atas air khususnya penting

karena kandungan garam air laut. Ini bahkan menjadi lebih korosif.

Meskipun atas perlindungan cairan air senantiasa harus diingat bahwa

moisture dapat menurunkan ke dalam pak sampai dengan fluktuasi suhu.

Salah satu cara pencegahan untuk menempatkan bahan kimia seperti gel

silica ke dalam pengepakan. Bahan-bahan kimia itu dikenal desiccant dan

merupakan alat pengurai moisture dari atmosphere. Bahan desiccant, ini

biasanya ditempatkan pada kain atau jenis kantong yang sama untuk

mencegah hubungan diantara dessicant dengan barang yang dipak.

3. Perlindungan atas uap air

Penelitian pertanyaan perlindungan atas uap air, terlebih dahulu

membatasai pengertian apa yang dimaksud kapan akan membicarakan

masalah kelembaban. Atmosphere jarang seluruhnya kering dan bahkan

menyerap udara yang biasanya berisi sejumlah uap air yang dapat dinilai

yakni air dalam bentuk gas. Masa air dinyatakan dalam meter kubik udara,

diukur berdasar kondisi yang ada, dengan istilah kelembaban absolute

Page 19: TUGAS I THP

atmosphere. Jumlah uap air dapat diambil oleh sejumlah udara secara

langsung bervariasi dengan atmosphere yakni udara panas, lebih banyak

uap air yang dapat diangkat. Rasion sesungguhnya jumlah air ada yang

diperlukan untuk mengisi air pada suhu yang sama dikenal dengan istilah

kelembaban relative atmosphere (lihat pelajaran 2). Bilamana uap udara

adalah suhu dingin yang akhirnya akan tercapai jika jumlah moisture yang

adacukup untuk mengisi udara pada suhu tersebut dengan pendinginan

kapanpun menyebabkan adanya gelembung-gelembung uap tersimpan

disekeliling objek dalam bentuk pendek. Suhu ini disebut nilai pendek

dengan kelembaban relative adalah 100 persen. Pada pelajaran kedua

dijelaskan, dalam bagian barang-barang mati, yakni moisture dapat

menguraikan moisture sampai dengan produk dan/atau pengepakan bahan.

Pada pengepakan tertutup, air bergerak dari atmosphere ke produk dan

sebaliknya, sampai dengan jumlah yang sama dicapai.

Pengepakan kelembaban relative dengan nilai disebut Persamaan

Kelembaban Relatif (ERH). Konsep ini bermanfaat, jika barang yang

ditempatkan di atmosphere mencapai kelembaban relative besar daripada

Persamaan Kelembaban Relatif (ERH), ini akan menghilangkan moisture.

Jika ditempatkan pada kelembaban relative kurang dari Persamaan

Kelembaban Relatif (ERH) yang menambah moisture. Persamaan

Kelembaban Relatif (ERH) barang dapat ditentukan kurang tepat dengan

penempatan beban sample-sampel dalam serangkaian pipa tertutup berisi

atmosphere dari perbedaan kelembaban-kelembaban relative. Sampel yang

dibebankan pada interval sampai dengan tidak ada perubahan beban

selanjutnya yang terjadi. Perubahan sample sekurang-kurangnya pada

beban yang jelas ada pada atmosphere yang mempunyai kelembaban

relative sampai ke Persamaan Kelembaban Relatif (ERH). Kelembaban

relative atmosphere tetap yang dapat dipersiapkan oleh penempatan

pengisian solusi asam bejana tertutup. Kerangka kelembaban relative dapat

dikembangkan dengan penggunaan perbedaan bahan yakni sodium nitrate,

potassium nitrate, sodium klorida dsb.

Page 20: TUGAS I THP

Perlindungan atas uap air atmosphere adalah salah satu factor pengaruh

daur hidup pengepakan barang yang kembali tergantung kepada :

1. Sifat barang.

2. Bidang daerah pada volume rasio pengepakan (Besarnya rasio,

besarnya perlindungan yang dibutuhkan).

3. Kondisi atmosphere.

4. Sisa uap moisture paking.

5. Isi moisture kritis barang – lihat pelajaran 2.

Dalam hal barang mati, maka perlindungan atas pengaruh

kelembaban, seperti makanan dihasilkan oleh bidang bejana moisture

antara barang dengan atmosphere. Bejana itu dapat dalam bentuk kaca atau

plat timah (yakni 100 persen bejana), atau plastic (yakni bahan-bahan

tertentu). Bahan alumunium adalah bahan bejana lainnya, biasanya 100%

efektif tetapi biasanya ada beberapa lubang minyak (tebal dibawah 25

micron). Kertas biasanya terlalu mudah sobek untuk menggerakan bejana

uap moisture, tetapi dapat memelihara untuk mengembangkan peralatan

tersebut. Namun, yang perlu dicatat, yakni container hanyalah barang yang

cukup berbahaya.

4. Perlindungan atas Sinar dan Radiasi Solar Langsung

Kebanyakan barang sudah dipengaruhi oleh sinar, pengaruh itu dapat

berubah atau menurun warna atau sinar yang dapat bergerak sebagai katalis

beberapa reaksi kimia. Dengan demikian, sinar akan mengkataliskan

gerakan oksigen pada beberapa lemak, meskipun ada radiasinya (dan

dampaknya off-odour atau sifat). Kebanyakan bahan-bahan pharmasi yang

dipengaruhi oleh sinar ultra violet, dan oleh karenannya akan dipakkan

dalam botol-botol berwarna. Jika dalam bejana yang cukup bening

dibutuhkan, maka pemilihan timah, tube alumunium atau bejana-bejana

figmentasi yang tersedia. Pada contoh yang ada dari kebutuhan barang

dibutuhkan perlindungan absolute dari sinar film foto

Page 21: TUGAS I THP

DAFTAR PUSTAKA

Astawan, M, Prof. Dr. 2008. Keunggulan Alumunium Foil & Logam. http://portal.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Nutrition&y=cybershopping|0|0|6|474. Diakses tanggal 4 Maret 2011.

Departemen Perindustrian (Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah). 2007. Kemasan Flexibel. Jakarta.

Julianti, E dan Mimi, N. 2007. Tehnologi Pengemasan. http://www.usu.ac.id/elearning/Teknologi%20Pengemasan/Textbook/thp-407-textbook-teknologi-pengemasan.pdf. Diakses tanggal 4 Maret 2011.

Suyitno. 1990. Bahan-bahan Pengemas. Yogyakarta: UGM.

Syarief. R., S. Santausa dan Isyana. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan, Teknologi Pangan. Penerbit PT. Media. Jakarta.

Inkuiri. 2011. Mesin sealer plastik & alumunium foil. www. suryayan-mesin-sealer-plastik-alumunium-foil.htm. Diakses tanggal 4 Maret 2011.