3
Bugis Bugis adalah suku yang berasal dari Sulawesi Selatan. Ciri-ciri dari suku ini adalah bahasa dan adat-istiadat, sehingga pada abad ke-15 perantau yang berasal dari Melayu dan Minangkabau termasuk suku Bugis. Sekarang orang Bugis banyak menyebar ke berbagai provinsi di Indonesia, seperti Sulawesi Tenggara, Selawesi Tengah, Papua, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Dan ada juga yang merantau ke luar negeri. - Awal Mula Suku Bugis termasuk ke dalam golongan suku-suku Melayu Deutro. Masuk ke Indonesia sesudah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Kata “Bugis” berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Kata “Ugi” tidak memiliki makna tetapi merupakan kependekkan dari La Satumpugi, nama seorang raja yang pada masa jayanya hampir menguasai wilayah Sulawesi Selatan. La Satumpugi terkenal baik dan dekat dengan rakyatnya, sehingga rakyatnya pun menyebut diri mereka dengan To Ugi seperti yang dijelaskan di atas. - Perkembangan Suku bugis berkembang dan membentul beberapa kerajaan, kemudian mengembangkan kebudayaan, bahasa, aksara dan pemerintahan. Walau pun tersebar dan membentuk suku Bugis, tapi proses pernikahan menyebabkan adanya pertalian darah dengan Makassar dan Mandar. Sekarang orang Bugis tersebar dalam beberapa kabupaten yaitu Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Sidrap, Pinrang, Barru. Daerah peralihan antara Bugis dengan Makassar adalah Bulukumba, Sinjai, Maros, Kepulauan Pangkajene. Daerah peralihan Bugis dengan Mandar adalah kabupaten Polmas dan Pinrang. Kerajaan yang dianggap tertua adalah kerajaan Luwu, Mario, dan Siang. - Penyebaran Islam Pada awal abad ke-17, datang penyiar agama Islam dari Minangkabau atas perintah Sultan Iskandar Muda dari Aceh. Mereka adalah Abdul Makmur (Datuk ri Bandang) yang mengislamkan Gowa dan Tallo, Suleiman (Datuk Patimang) menyebarkan Islam di Luwu, dan Nurdin Ariyani (Datuk ri Trio) yang menyiarkan Islam di Bulukumba. - Kebudayaan Suku Bugis

Tugas Ilmu Sosial Dasar 1.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Ilmu Sosial Dasar 1.docx

Bugis

Bugis adalah suku yang berasal dari Sulawesi Selatan. Ciri-ciri dari suku ini adalah bahasa dan adat-

istiadat, sehingga pada abad ke-15 perantau yang berasal dari Melayu dan Minangkabau termasuk suku

Bugis. Sekarang orang Bugis banyak menyebar ke berbagai provinsi di Indonesia, seperti Sulawesi

Tenggara, Selawesi Tengah, Papua, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Dan ada juga yang

merantau ke luar negeri.

- Awal Mula

Suku Bugis termasuk ke dalam golongan suku-suku Melayu Deutro. Masuk ke Indonesia sesudah

gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Kata “Bugis” berasal dari kata To Ugi,

yang berarti orang Bugis. Kata “Ugi” tidak memiliki makna tetapi merupakan kependekkan dari La

Satumpugi, nama seorang raja yang pada masa jayanya hampir menguasai wilayah Sulawesi Selatan. La

Satumpugi terkenal baik dan dekat dengan rakyatnya, sehingga rakyatnya pun menyebut diri mereka

dengan To Ugi seperti yang dijelaskan di atas.

- Perkembangan

Suku bugis berkembang dan membentul beberapa kerajaan, kemudian mengembangkan kebudayaan,

bahasa, aksara dan pemerintahan. Walau pun tersebar dan membentuk suku Bugis, tapi proses pernikahan

menyebabkan adanya pertalian darah dengan Makassar dan Mandar. Sekarang orang Bugis tersebar

dalam beberapa kabupaten yaitu Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Sidrap, Pinrang, Barru. Daerah peralihan

antara Bugis dengan Makassar adalah Bulukumba, Sinjai, Maros, Kepulauan Pangkajene. Daerah

peralihan Bugis dengan Mandar adalah kabupaten Polmas dan Pinrang. Kerajaan yang dianggap tertua

adalah kerajaan Luwu, Mario, dan Siang.

- Penyebaran Islam

Pada awal abad ke-17, datang penyiar agama Islam dari Minangkabau atas perintah Sultan Iskandar Muda

dari Aceh. Mereka adalah Abdul Makmur (Datuk ri Bandang) yang mengislamkan Gowa dan Tallo,

Suleiman (Datuk Patimang) menyebarkan Islam di Luwu, dan Nurdin Ariyani (Datuk ri Trio) yang

menyiarkan Islam di Bulukumba.

- Kebudayaan Suku Bugis

Budaya Bugis yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mengajarkan hal-hal yang berhubungan

dengan akhlaq sesama, seperti mengucapkan tabe’ (permisi) sambil bungkuk setengah badan juka lewat

di depan sekumpulan orang tua, mengucapkan iye’ (dalam bahasa Jawa nggih), jika menjawab pertanyaan

sebelum mengutarakan alasan, ramah, dan menghargai orang yang lebih tua serta menyayangi yang

muda. Itulah di antaranya ajaran suku Bugis yang termuat dalam Lontara’ yang harus direlisasikan dalam

kehidpan nyata orang Bugis.

Suku Bugis juga kental dengan adat yang khas, seperti adat pernikahan, adat bertamu, adat bangun

rumah, adat bertani, prinsip hidup, dan sebagainya. Walau pun telah tercampur dengan ajaran Islam, adat-

istiadat yang dimiliki suku Bugis menandakan suku Bugis pada masanya memiliki peradaban yang luar

biasa hebat. Nenek moyang suku Bugis adalah orang-orang v=cerdas yang bisa menciptakan dan

mewariskan ilmu pengetahuan.

Page 2: Tugas Ilmu Sosial Dasar 1.docx

- Filosofi

Badik menjadi filosofi yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan orang Bugis-Makassar. Filosofi tersebut

dikenal dengan istilah Tellu Cappa’ yang berarti 3 ujung, yang difungsikan jika ingin selamat di

perantauan. Tellu Cappa’ yaitu:

1. Ujung lidah, sebagai alat komunikasi dengan perkataan yang jujur dan sopan.

2. Ujung kelamin, difungsikan untuk mengawini penduduk setempat sebagai bentuk pelanggengan

hubungan kekerabatan dan kekeluargaan.

3. Ujung Badik, badik yang menjadi jalan terakhir ketika semua masalah yang dihadapi tidak bisa lagi

diselesaikan dengan kata-kata yang baik.

- Mata Pencaharian

Orang Bugis tersebar di pesisir dan dataran rendah yang subur. Maka banyak orang Bugis hidup sebagai

nelayan dan petani. Mata pencaharian lain yang diminati orang bugis adalah berdagang. Selain itu orang

Bugis juga ada yg menekuni bidang pendidikan.

- Sistem Kekerabatan

Sistem kekerabatan orang Bugis disebut dengan assiajingeng yang mengikuti sistem bilateral ata sistem

yang mengikuti pergaulan hidup dari ayah maupun ibu. Garis keturunan berdasarkan kedua orangtua

sehingga anaknya tidak hanya menjadi keluarga besar dari ayahnya, tetapi juga dari ibunya.

Sistem kekerabatan ata assiajingeng ini dibagi dua yaitu siajing mareppe (kerabat dekat) yang akan

menjadi tu masiri’ (orang yang malu) jika ada perempuan anggota keluarga mereka yang ri lariang

(dibawa lari oleh orang lain), dan siajing mabella (kerabat jauh).

Page 3: Tugas Ilmu Sosial Dasar 1.docx

Referensi

http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Bugis

http://zulfaworld.wordpress.com/2014/03/19/kebudayaan-suku-bugis/

http://kerabat-balitsereal.blogspot.sg/2013/09/badik-dalam-filosofi-kebudayaan-bugis.html

http://flawless9angels.blogspot.sg/2013/05/tugas-ilmu-budaya-dasar-sejarah-dan.html