Upload
guntur-permanaputra
View
225
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Mata Kuliah Bioteknologi Pertanian II
Citation preview
Guntur Permanaputra150510130255
PERTANYAAN (Slide 7)
1. Jelaskan dengan singkat mengapa mikroba pelarut P sangat diperlukan pada tanah-tanah pertanian di Indonesia
Karena Fospor merupakan unsur hara esensial makro yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, dan tanaman menyerap unsur P dalam senyawa organik dan organik dalam bentuk teroksidasi. Lalu mengenai ketersediaannya, keberadaan P-organik di dalam tanah sangat tergantung pada aktivitas mikrobia untuk memineralisasikannya sehingga keberadaan mikrobia pelarut fosfat terutama dalam zona rhizosphere tanaman sangat diperlukan karena memberikan dua manfaat utama, yaitu mampu meningkatkan kelarutan P-anorganik dan dapat menekan fiksasi P dengan menonaktifkan Al3+ dan Fe2+ tanah.
2. Jelaskan mekanisme kerja mikroba pelarut P
- P organik akan dilarutkan oleh enzim fosfatase dan fitase menjadi H2PO4-
- P anorganik dilarutkan sebagai hasil reaksi pelepasan oleh asam-asam organik hasil metabolisme mikroorganisme
3. Bagaimana cara mengetahui (menguji kemampuan) mikroba dalam melarutkan P
Pengujian dapat dilakukan dengan membuat isolat atau biakan murni mikroba pelarut fosfat yang diambil dari sampel tanah dan kemaudia diisolasi dengan metode tuang dengan PDA sebagai medianya, sehingga dapat diamati jika terjadi pertumbuhan populasi dan pembentukan zona bening maka mikroba tersebut adalah mikroba pelarut fosfat
4. Jelaskan dengan singkat kontribusi pupuk hayati pelarut P dalam mensuplai kebutuhan P tanaman
Keberadaan mikrobia pelarut fosfat dalam zona rhizosphere tanaman memberikan kontribusi terhadap tanaman dalam mensuplai unsur P, yaitu:
(1) mampu meningkatkan kelarutan P anorganik agar diserap oleh tanaman
(2) menekan fiksasi P dengan menonaktifkan Al3+ dan Fe2+ tanah agar tanaman tidak mengalami keracunan logam
PERTANYAAN (Slide 17)
1. Uraikan dengan singkat pengelompokan mikoriza dan sebutkan contoh jenis (genus) jamur dari kelompok tersebut.
Ektomikoriza
Ektomikoriza menginfeksi permukaan luar tanaman dan di antara sel-sel ujung akar. Akibat serangannya, terlihat jalinan miselia berwarna putih pada bagian rambut-rambut akar, dikenal sebagai jala Hartig. Akar-akar memendek, membengkak, bercabang dikotom, dan dapat
Guntur Permanaputra150510130255
membentuk pigmen. Infektivitas tergantung isolat dan kultivar tumbuhan inang. Tumbuhan inangnya biasanya tumbuhan tahunan atau pohon.
Filum termasuk dalamektomikoriza adalah filum Basidiomycota dan Ascomycota. Ada sedikit anggota Zygomycota yang juga menjadi cendawan ektomikoriza.
Endomikoriza
Endomikoriza menginfeksi bagian dalam akar, di dalam dan di antara sel-sel ujung akar (root tip). Hifa masuk ke dalam sel atau mengisi ruang-ruang antarsel. Infeksi ini tidak menyebabkan perubahan morfologi akar, tetapi mengubah penampilan sel dan jaringan akar.
Berdasarkan tipe infeksinya, dikenal tiga kelompok endomikoriza:
- Ericaceous (Ericales dengan sejumlah Ascomycota)- Orchidaceous (Orchidaceae dengan sekelompok Basidiomycota)- Vesikular arbuskular (sejumlah tumbuhan berpembuluh dengan Endogonales, membentuk
struktur vesikula (gelembung) dan arbuskula dalam korteks akar) disingkat MVA
2. Sebutkan jelaskan peranan mikoriza dalam meningkatkan ketersediaan hara dan produktivitas tanaman
Mikoriza dapat meningkatkan penyerapan unsur hara terutama P dan hara lainnya (N, K, Ca, Mg, Cu, Mn dan Zn) karena adanya selubung hifa yang tebal, peningkatan metabolisme akar akibat peningkatan konsumsi oksigen, dan enzim phospatase. Mikoriza dapat mengeluarkan suatu enzim phospatase yang dapat mengurai hara dari keadaan tidak tersedia menjadi tersedia bagi tanaman dan menyerap hara khususnya fosfat yang konsentasinya rendah dalam larutan tanah (Fakuara, 1988)
3. Uraikan dengan singkat teknik produksi inokulan mikoriza
Teknik produksi inokulan ektomikoriza yaitu :
1. Penularan Secara Alama. Menggunakan inokulum tanah yang bermikoriza sebagai media tanam bibit.
Caranya dengan memanfaatkan media tanah dari inang bermikoriza sedalam 0-20 cm dari permukaan tanah. Untuk lebih menjamin kehidupan bibit, media tanah (topsoil) yang bermikoriza masih perlu ditambah dengan pupuk dasar NPK dosis 0,5 g/kg tanah bisa dalam bentuk larutan (1 %) setiap satu minggu.
b. Penanaman pohon induk bermikoriza (mother trees).Sebelum bibit ditanam terlebih dahulu ditanam pohon induk yang telah terkolonisasi ektomikoriza. Kemudian baru dilakukan penanaman bibit di bedeng semai di antara pohon induk bermikoriza
2. Penularan Secara Buatan (Menggunaan Spora dan Miselia)a. Penggunaan suspensi spora
Dengan cara suspensi yaitu jumlah 5 g spora dicampur per 10 liter air dan diaduk sampai merata maka suspensi spora dapat digunakan untuk menginokulasi bibit sebanyak 5.000 bibit. Untuk menghindari spora terbawa air dan menempel di akar
Guntur Permanaputra150510130255
maka perlu ditambah dengan bahan perekat berupa larutan tween 20 yang mirip seperti bahan deterjen 2-3 tetes.
b. Penggunaan spora ektomikoriza pada sistem irigasiInokulasi dilakukan dengan menaburkan spora ektomikoriza pada bak penampungan air sentral setelah benih disapih pada kontainer polytube. Kemudian kegiatan ini dilakukan sekali lagi pada minggu ke-4 untuk menghasilkan tingkat kolonisasi ektomikoriza yang lebih baik.
3. Tablet spora
Tahapan kerja dari teknik inokulasi dengan menggunakan tablet spora, sebagai berikut :
- Tablet dapat diinokulasi pada saat penyapihan (over spin) bibit. Letak tablet sebaiknya dekat dengan sistem perakaran.
- Tablet spora dapat diinokulasi dengan menggunakan molen dalam skala operasional. Molen diputar bersamaan dengan masuknya media tanam, tablet spora, dan pupuk dasar dengan dosis tertentu.
4. Kapsul Spora
Penggunaan kapsul spora sama dengan penggunaan tablet spora. Biaya produksi kapsul spora lebih banyak digunakan pada penyediaan gelatin (selongsong kapsul).
5. Penularan dengan menggunakan Miselia
Miselia ektomikoriza yang telah diperbanyak disaring dan dihancurkan dengan menggunakan blender. Potongan-potongan miselia dicampur dengan aquadest. Inokulasi dilakukan dengan menggunakan pipet ke masingmasing polybag yang telah berisi satu benih berkecambah yang baru disapih. Biakan murni miselia cair dapat dilakukan dengan cara suspensi atau dengan cara miselia dikapsulkan terlebih dahulu ke dalam bahan gel (calcium alginate).
Teknik produksi inokulan endomikoriza yaitu :
1. Pembibitan Vegetatif CMA. CMA sebanyak 2-5 gr dimasukkan ke dalam lubang penanaman bibit. Untuk produksi bibit dalam skala besar aplikasi pemberian CMA ini dapat dicampur secara merata ke media bibit.
2. Pembibitan generatif. Pemberian CMA dapat diberikan dalam tiga cara tergantung kepada besar kecilnya benih dan kuantitas produksi bibit :
a. Sistem lapisan. Pada bak perkecambahan, pada lapisan paling bawah diisi dengan media perkecambahan setebal 10 cm, kemudian dilapisi dengan inokulan CMA setebal 0,5-1,0 cm dan dilapisi lagi dengan media perkecambahan setebal 0,5 cm.
b. Sistem campur (molen). Cara ini sangat cocok untuk produksi bibit dalam skala besar seperti hutan tanaman Acacia mangium atau Acacia crassicarpa yang ada di Sumatera dan Kalimantan.
PERTANYAAN (Slide 22)
1. Uraikan dengan singkatkan tentang PGPR (Definisi, Mekanisme kerja , Kelompok mikroba)
Guntur Permanaputra150510130255
PGPR adalah Sejumlah bakteri yang hidup pada rhizosfir akar (rhizobakteri) yang berperan sebagai pemacu pertumbuh tanaman. Mekanisme kerjanya, secara langsung dapat meningkatkan ketersediaan hara antara melalui fiksasi nitrogen bebas, pelarutan fosfor, dan produksi siderophore yang meng-khelat besi (Fe); Meningkatkan penyerapan hara; Menghasilkan atau mensintesis Fitohormon (auksin dan sitokinin),maupun secara tidak langsung dengan menekan patogen tanah.
2. Sebutkan beberapa contoh Mikroba (bakteri dan jamur) yang termasuk kelompok PGPR dan apa peranannya
- Rhizobium : memfiksasi atau menambatkan Nitrogen bebas (N2)- Bakteri pelarut fosfat (BPF) : melarutkan fosfat hingga konsentrasinya dapat diserap
tanaman.- Bakteri pelarut kalium (BPK) : melarutkan kalium hingga konsentrasinya dapat
diserap tanaman.