Upload
dwiiilestari
View
246
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kad
Citation preview
Nama : Dwi Indah Lestari (0614 4042 0821)
Kelas : 1 K.I A (Teknologi Kimia Industry)
Kimia Analisis
1. A ) Jelaskan pembagian metode analisis kuantitatifB ) Analisis Kualitatif dapat dilakukan dengan cara reaksi basa dan kering . Jelaskan perbedaannya.
2. Jelaskan Klasifikasi anion dan kation berdasarkan golongannya.3. A ) Tuliskan persamaan seimbang untuk reaksi asam basa berikut :
a. CaF2
b. Zn(NO3)2
c. Na2SO4
d. PbSO4
B ) 40,00 ml 0,0900 M NaOH diencerkan sampai 100mL dan dititrasi dengan HCL 0,1000 M. Hitung pH setelah penambahan volume (mL) berikut :
a. 0,00b. 10,00c. 18,00d. 30,00e. 35,95f. 36,00g. 38,00h. 40,00
Gambarkan kurva titrasi, pilihlah indikator yang sesuai.
4. A ) jelaskan tentang titrasi asam basa dan bagaimanan penerapannyaB ) Tuliskan rumus struktur dan rumus bangun indikator yang sering digunakan pada titrasi asam basa.
5. A ) Jelaskan titrasi kompleksometri dan berikan 2 contoh titrasi kompleksometriB ) Jelaskan perbedaan antara titrasi pengendapan dan titrasi redoks.
Pada titrasi pengendapan dikenal 3 metode, jelaskan ketiga metode tersebut.
Jawaban :
1. A ) metode analisis kuantitatif terbagi menjadi dua :
- Metode instrumental yaitu metode analisis bahan-bahan kimia
menggunakan alat-alat instrumen
- Metode Konvensional yang terbagi menjadi :
a. Gravimetri merupakan proses isolasi serta penimbangan suatu
unsur atau senyawa tertentu dari unsur tersebut, dalam bentuk
yang semurni mungkin
b. Volumetri merupakan teknik penetapan jumlah sampel melalui
perhitungan volume
B ) Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat. Dan melalui beberapa uji
sebagai berikut :
- Pemanasan
- Uji Pipa tiup
- Uji Nyala
- Uji spektroskopi
- Uji Manik Boraks
- Uji manik fosfat
- Uji Manik natrium karbonat
Reaksi Basah dapat digunakan pada zat cair. Dan melalui uji sebagai berikut :
o Terbetuknya endapan
o Pembebasan gas
o Perubahan warna
2. Kation berdasarkan golongan :
1. Golongan I
Kation golongan I : Timbal (II), Merekurium (I), dan Perak (I)
Pereaksi golongan : Asam klorida encer(2M)
Reaksi golongan : Endapan putih timbal klorida (PbCl2), Merkurium(I)
klorida (Hg2Cl2), dan perak klorida (AgCl)
2. Golongan II
Kation golongan II : Merkuri (II), timbal (II), bismuth (III), tembaga (II),
kadmium (II), arsen (III) dan (V), stibium (III), dan timah (II)
Reagensia golongan : hydrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh)
Reaksi golongan : endapan-endapan dengan berbagai warna HgS (hitam),
PbS (hitam), Bi2S3(coklat), AS2S3 (kuning), Sb2S3 (jingga), SnS2 (coklat) dan SnS2
(kuning).
3. Golongan III
Kation golongan III : Fe2+, Fe3+, Al3+, Cr3+, Cr6+, Ni2+, Cu2+, Mn2+, dan Mn7+,
Zn2+.
Reagensia golongan : H2S (gas/larutan air jenuh) dengan adanya ammonia dan
ammonium klorida atau larutan ammonium sulfida
Reaksi golongan : endapan dengan berbagai warna FeS (hitam), Al(OH)3
(putih), Cr(OH)3 (hijau), NiS (Hitam), CoS (hitam), MnS (merah jambu), dan
Zink sulfat (putih).
4. Golongan IV
Kation golongan IV : Barium, Stronsium, dan Kalsium
Reagensia golongan : terbentuk endapan putih
Reaksi golongan : terbentuk endapan putih
5. Golongan V
Kation golongan V : Magnesium, Natrium, Kalium dan Amonium
Reagensia golongan : tidak ada reagen yang umum untuk ketiga golongan V ini.
Reaksi golongan : tidak bereaksi dengan HCl, H2S, (NH4)2S, atau (NH4)2CO3
Anion Berdasarkan kelas :
1. Golongan I
Anion yang mungkin : Cl- Br- I- SCN-
Menggunakan AgNO3 berwarna putih kuning tak larut dalam asam nitrat 1M, Meggunakan BaNO3 tidak ada endapan
2. Golongan II
Anion yang mungkin : S22- NO2
2-
Menggunakan AgNO3 larut dalam asam nitrat 1M, Meggunakan BaNO3 tidak ada endapan
3. Golongan III
Anion yang mungkin : SO32-
Menggunakan AgNO3 berwarna putih larut dalam asam nitrat 1M, Meggunakan BaNO3 putih larut dalam asam nitrat 1M
4. Golongan IV
Anion yang mungkin : PO42-
Menggunakan AgNO3 cokelat keemasan larut dalam asam nitrat, Meggunakan BaNO3 putih larut dalam asam nitrat 1M
5. Golongan V
Anion yang mungkin : MnO4-
Menggunakan AgNO3 tak ada endapan, Meggunakan BaNO3 tak ada endapan
6. Golongan VI
Anion Yang mungkin : SO42-
Menggunakan AgNO3 tak ada endapan, Meggunakan BaNO3 putih tak larut dalam asam nitrat 1M
3. A ) – CaF2→Ca2+ + 2F-
Ca(OH)2→Ca2+ + 2OH-
HF → H+ + F-
Ca(OH)2 + 2HF ↔ CaF2 + 2H2O
B. ) Zn (NO3)2
Zn(NO3)2 → Zn2+ + NO32-
Zn(OH)2→Zn2+ + 2OH-
HNO3 → H+ + NO3-
Zn(OH)2 + 2HNO3 ↔ Zn (NO3)2 + 4H2O
C. ) Na2SO4
NaSO4 → Na+ + SO42-
NaOH → Na+ + OH-
H2SO4 → 2H+ + SO42-
2NaOH + H2SO4 ↔ Na2SO4 + 2H2O
D. ) PbSO4
PbSO4→ Pb2+ + SO42-
Pb(OH)2 → Pb2+ + 2OH-
H2SO4 → 2H+ + SO42-
Pb(OH)2 + H2SO4 ↔ PbSO4 + 2H2O
B ) diketahui : V1NaOH = 40 ml M1NaOH = 0.09 M V2NaOH = 100 ml
MHCl = 0,1 M
Jawab :
a. VHCl = 0,00 ml [OH−¿¿ = 3,6mmol100ml = 3,6 x 10−2
M
mmolNaOH1 = mmolNaOh2 pOH = - log [OH−¿¿
V1NaOH . M1NaOH = mmolNaOH2 pOH =-log 3,6 x 10−2 = 2-
log 3,6
mmolNaOh2 = 40 ml x 0,09 M = 3,6 mmol PH = 14 – (2 – log 3,6) =
12 + log 3,6
b. mmolHCl = 0,1 M x 10 ml = 1,0 mmol
NaOH + HCl NaCl + H2O
M : 3,6 mmol 1,0 mmol - -
B : 1,0 mmol 1,0 mmol 1,0 mmol 1,0 mmol
S : 2,6 mmol - 1,0 mmol 1,0 mmol
[OH−¿¿ = 2,6mmol110ml = 2,3 x 10−2 M
pOH =-log 2,3 x 10−2 = 2- log 2,3
pH = 14 – (2 – log 2,3) = 12 + log 2,3
c. VHCl = 18,00 ml
mmolHCl = 0,1 M x 18 ml = 1,8 mmol
NaOH + HCl NaCl + H2O
M : 3,6 mmol 1,8 mmol - -
B : 1,8 mmol 1,8 mmol 1,8 mmol 1,8 mmol
S : 1,8 mmol - 1,8 mmol 1,8 mmol
[OH−¿¿ = 1,8mmol118ml = 1,5 x 10−2 M
pOH =-log 1,5 x 10−2 = 2- log 1,5
pH = 14 – (2 – log 1,5) = 12 + log 1,5
d. VHCl = 30,00 ml
mmolHCl = 0,1 M x 30 ml = 3,0 mmol
NaOH + HCl NaCl + H2O
M : 3,6 mmol 3,0 mmol - -
B : 3,0 mmol 3,0 mmol 3,0 mmol 3,0 mmol
S : 0,6 mmol - 3,0 mmol 3,0 mmol
[OH−¿¿ = 0,6mmol130ml = 4,6 x 10−3 M
pOH =-log 4,6 x 10−3 = 3 - log 4,6
pH = 14 – (3 – log 4,6) = 11 + log 4,6
e. VHCl = 35,95 ml
mmolHCl = 0,1 M x 35,95 ml = 3,595 mmol
NaOH + HCl NaCl + H2O
M : 3,6 mmol 3,595 mmol - -
B : 3,595 mmol 3,595 mmol 3,595 mmol 3,595 mmol
S : 0,005 mmol - 3,595 mmol 3,595 mmol
[OH−¿¿ = 0,005mmol135,95ml = 3,6 x 10−5 M
pOH =-log 3,6 x 10−5 = 5 - log 3,6
pH = 14 – (5 – log 3,6) = 9 + log 3,6
f. VHCl = 36 ml
mmolHCl = 0,1 M x 36 ml = 3,6 mmol
NaOH + HCl NaCl + H2O
M : 3,6 mmol 3,6 mmol - -
B : 3,6 mmol 3,6 mmol 3,6 mmol 3,6 mmol
S : - - 3,6 mmol 3,6 mmol
pH = 7
g. VHCl = 36,05 ml
mmolHCl = 0,1 M x 36,05 ml = 3,605 mmol
NaOH + HCl NaCl + H2O
M : 3,6 mmol 3,605 mmol - -
B : 3,6 mmol 3,6 mmol 3,6 mmol 3,6 mmol
S : - 0,005 mmol 3,6 mmol 3,6 mmol
[H+¿¿ = 0,005mmol136,05ml = 3,6 x 10−5 M
pH = - log 3,6 x 10−5 = 5 - log 3,6
h. VHCl = 40,00 ml
mmolHCl = 0,1 M x 40,00 ml = 4,0 mmol
NaOH + HCl NaCl + H2O
M : 3,6 mmol 4,0 mmol - -
B : 3,6 mmol 3,6 mmol 3,6 mmol 3,6 mmol
S : - 0,4 mmol 3,6 mmol 3,6 mmol
[H+¿¿ = 0,4mmol
140ml = 2,8 x 10−3 M
pH = - log 2,8 x 10−3 = 3 - log 2,8
Gambar kurva
.
4. A ) Titrasi asam basa adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi asam basa yang
terjadi antara analit dengan titran. Penerapan yang paling banyak dilakukan adalah
penentuan zat-zat anorganik, organic, dan biologis, bersifat asam atau basa yang
dilakukan secara langsung. Secara tak langsung, didahului oleh reaksi pengubahan
zat yang akan dianalisa menjadi asam atau basa, kemudin dititrasi dengan asam
atau basa.
B ) - Rumus Bangun Fenolftalein
- Rumus Struktur : C20H14O4
Rumus Bangun Metil Merah
Rumus Struktur : C14H14N3
- Rumus Bangun Metil Orange
Rumus Struktur : C14H14N3NaO3S
5. A ) Titrasi Kompleksometri merupakan suatu jenis titrasi dimana reaksi antara bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk suatu komplek senyawa
Contoh : Ag+ + 2 CN- →Ag(CN)2
Hg2+ + 2Cl- →HgCl2
B ) Perbedaan antara titrasi redoks dan titrasi pengendapan yaitu titrasi redoks
dilakukan untu menentukan kadar suatu cuplikan yang bertindak sebagai
reduktor atau oksidator berdasarkan reaksi reduksi dan oksidasi. Sedangkan
titrasi pengendapan reaksi yang digunakan berupa reaksi yang membentuk
endapan
Titrasi pengendapan merupakan suatu titrasi yang pada reaksinya membentuk
endapan. Mempunyai 3 metode :
a. Metode Mohr
Pada metode ini akan terbentuk endapan berwarna. Indikator
yang digunakan adalah K2CrO4 dengan AgNO3 sebagai titran.
Titran ini digunakan untuk menentukan garam klorida dengan
titrasi langsung, menentukan garam perak dengan titrasi tak
langsung. Pada titik akhir titrasi akan membentuk endapan
perak kromat yang berwarna merah kecoklatan.
b. Metode Volhard
Pada metode ini akan terbentuk endapan kompleks berwarna.
Metode ini didasarkan apada pengendapan perak tiosianat
dalam larutan menggunakan besi (III) sebagai indikator dan
KSCN sebagai titran.
c. Metode Fazans
Pada metode ini indikator yang digunakan adalah indikator
adsorbsi. Salah satu indikator yang paling terkenal adalah
Fluorescein. Fluoeresceion adalah sebuah asam organik lemah
yang dilambangkan dengan HFI.