29
Tugas Kelompok OBSERVASI PENCEMARAN SUARA (Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan) Dosen : Aghnesna Rahmatika Kesuma, S.Pd Disusun Oleh : 1. Darwisah (1211060200) 2. Dewi Setiawati (1211060082) 3. Fitri Mulyana (1211060062) 4. Irawansyah (1211060179) 5. Lailatus Sofa (1211060046) 6. M. Dwi Kurniawan H (1211060193) 7. Wiwit Nurhasanah (1211060033) Kelas Biologi B /6 PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN 1

Tugas kelompok pencemaran suara

  • Upload
    google

  • View
    57

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas kelompok pencemaran suara

Tugas Kelompok

OBSERVASI PENCEMARAN SUARA

(Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pencemaran

Lingkungan)

Dosen :

Aghnesna Rahmatika Kesuma, S.Pd

Disusun Oleh :

1. Darwisah (1211060200)

2. Dewi Setiawati (1211060082)

3. Fitri Mulyana (1211060062)

4. Irawansyah (1211060179)

5. Lailatus Sofa (1211060046)

6. M. Dwi Kurniawan H (1211060193)

7. Wiwit Nurhasanah (1211060033)

Kelas Biologi B /6

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

1

Page 2: Tugas kelompok pencemaran suara

2015

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji hanyalah milik Allah, Rabb yang menguasai

perbendaharaan di alam semesta ini dan mengaruniakan kepada

setiap makhluk yang ia kehendaki. Dan atas Rahmat-Nya pula

penulis dapat menyelesaikan tugas makalah hasil observasi

tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga senantiasa

tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, juga kepada

segenap keluarga, para sahabat, serta umat beliau hingga akhir

zaman. Amin

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari

sempurna, oleh karna itu penulis sangat mengharapkan kritik

dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan isi.

Penulis mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi kita, khusnya bagi penulis dan juga bagi

pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandar Lampung, 05 Juni 2015

Penulis

2

Page 3: Tugas kelompok pencemaran suara

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meningkatnya populasi manusia dan seiring dengan kemajuan zaman

tingkat kebisingan atau hirup-pikuk dalam lingkungan meningkat misalnya dapat

kita rasakan ketika kita berada di jalan, kita mendengar keriuhan lain proyek

pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan

orang lain. Pencemaran suara yang terjadi di lingkungan sangat berdampak pada

kehidupan salah satunya berdasarkan survei yang dilakukan Kementerian

Kesehatan bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

terhadap 20.000 orang di tujuh provinsi itu mencatat bahwa sekitar 38 juta

penduduk Indonesia terganggu pendengarannya. Dan sekitar 16,8% dari total

penduduk Indonesia mengalami gangguan pendengaran pada 1996. Dan jumlah

ini terus meningkat seiring perubahan gaya hidup yang semakin modern.

Dengan melihat dan merasakan dampak dalam kehidupan sehari-hari

tentang dampak pencemaran suara seharusnya diambil langkah-langkah yang

tepat untuk menanggulangi dan menanggulangi pencemaran tersebut. Dengan

makalah ini, kami berusaha untuk mencari kajian-kajian materi tentang

penemaran udara dan suara, untuk dibahas dan dipresentasikan dengan sebaik

mungkin agar menjadi bahasan yang bermanfaat, baik bagi kelompok kami

maupun pembaca.

1.2 Tujuan Penelitian

Dalam laporan penelitian ini, tujuan yang ingin diperoleh sebagai berikut :

1. Mengetahui definisi dari polusi suara.

2. Mengetahui sebab-sebab terjadinya polusi suara.

3

Page 4: Tugas kelompok pencemaran suara

3. Mengetahui dampak dari polusi suara.

4. Mengetahui cara penanggulangan dampak polusi suara.

5. Mengetahui karakteristik tempat terjadinya polusi suara.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Suara

Suara bisa didefinisikan sebagai gelombang yang bergerak di udara atau

media elastis (stimulus) atau sesuatu yang merangsang mekanisme pendengaran

kemudian menghasilkan persepsi suara. Ada berbagai macam suara yang dapat

kita dengar di sekitar kita seperti musik, suara percakapan, noise, dan lain-lain.

Suara dapat didengar karena adanya medium yaitu udara, partikel udara berpindah

dari kedudukan semula, karena adanya gaya elastis udara maka partikel udara

tersebut kembali lagi ke kedudukan semula. Partikel udara yang bergerak ini

menggerakkan partikel yang berada disebelahnya kemudian partikel yang berada

di sebelah tadi menggerakkan yang disebelahnya lagi dan seterusnya.

Suara dapat dirambatkan melalui medium gas, cair, dan padat seperti udara,

air, baja, beton dan sebagainya. Kecepatan perambatan suara melalui benda padat

lebih besar dari pada melalui udara, misalkan kita berada di pinggir jalan kereta

api, kita bisa mendengar suara injakan ban kereta api dengan rail melalui rel yang

berada dekat kita walaupun kereta api masih jauh dan mungkin belum terlihat oleh

kita. Tanpa medium kita tidak bisa mendengar suara, luar angkasa merupakan

contoh ruang yang vakum dan tak ada suara yang dapat dirambatkan.

a. Noise

Menurut Mc-Graw Hill Dictionary of Scientific  and Technical Terms

(Parker, 1994), noise adalah sound which is unwanted (bunyi yang tidak

dikehendaki). Sesungguhnya, gangguan yang ditimbulkan noise tidak harus

berupa bunyi yang keras. Bagi mereka yang sedajng sakit gigi dan snagat

membutuhkan istirahat, bahkan bunyi tetesan air pun dapat menjadi gangguan.

4

Page 5: Tugas kelompok pencemaran suara

Noise senantiasa dihubungkan dengan ketidaknyamanan yang diakibatkan

olehnya. Belum banyak orang yang menyadari bahwa munculnya noise juga dapat

mengakibatkan penurunan kesehatan.

Sebagai contoh, orang yang sulit beristirahat karena di sekitar rumahnya

selalau ramai dengan bunyi yang tidak dikehendaki, lambat laun dapat menurun

tingkat kesehatannya. Selanjutnya, masalah psikologi pun dapat muncul akibat

dari istirahat yang kurang mencukupi, seperi cepat lelah dan mudah marah

(Nilson, 1991). Noise yang berasal dari bunyi yang keras bahklan dapat secara

langsung menurunkan kemampuan organ pendengarabn, meskipun hal itu secara

bertahap. Noise bersifat subjektif, sehingga batasan noise bagi orang yang satu

bisa saja berbeda dengan batasan noise bagi orang yang lain. Subjektivitas noise

bergantung pada:

1. Lingkungan dan Keadaan

Jangankan bunyi yang keras, bunyi yang cukup pelan pun dapat

mengganggu mereka yang sedang sakit, istirahat, atau harus memusatkan

pikiran untuk menghadapi tugas. Sementar itu, bagi ortang yang sedang

sehat, bunyi dengan tingkat kekerasan yang sama mungkin tidak

menimbulkan gangguan yang berarti. Toleransi manusia terhadap noise

juga berbeda bergantung pada lokasi dan kegiatannya. Sebagaimana

contoh, meski sama – sama membaca, seseortang yang sedang berada di

bengkel kendaraan bermotor masih bisa memusatkan perhatiannya meski

berada di tempat yang bising. Namun, tidak demikian halnya ketika dia

berpindah ke ruang baca perpustakaan, tingkat kebisingan yang sama tentu

dirasakannya sangat mengganggu.

2. Sosial budaya

Setiap orang memiliki gaya hidup tersendiri. Belum lagi lingkungan

budaya asalnya pun berbeda-beda. Hal-hal tersebut akan menyebabkan

masing-masing orang memiliki toleransi berbeda terthadap noise.

Misalnya, mereka yang dilahirkan dari keluarga yang berbudeaya halus

tutur katanya, mungkin akan merasa kurang nyaman bila bercakap-cakap

5

Page 6: Tugas kelompok pencemaran suara

dengan mereka yang diahirkan dari keliuarga yang biasa berbnicarta keras.

Gaya bicara individu pada kelompok kedua bisa dianggap noise bagi

kelompok pertama.

3. Kegemaran atau hobi

Kegemaran sekelompok orang akan jenis musik tertentu dapat

menjadi noise bagi kelompok leinnya yang kebetulan amat tidak menyukai

jenis musik tersebut. Contoh lain, mereka yang memiliki hobi otomotif

dan senang mengutak-atik serta mencoba mesin kendaraan, tidak akan

merasa terganggu dengan bunyi raungan mesin dibandingkan orang lain

yang tidak mengenal hobi tersebut.

Dalam noise dikenal istilah beckgrond noise (noise latar belakang), noise,

dan ambient noise. Background noise adalah bunyi di sekitar kita yang muncul

secara tetapa dan stabil pada tingkat tertentu. Background noise yang nyaman

berada pada tingkat kekerasan tidak melebihi 40 dB. Yang termasuk dalam

kategori noise adalah bunyi yang muncul secara tidak tetap atau seketika dengan

tingkat kekerasan melebihi background noise pada daerah tersebut. Sementara

noise ambien adalah tingkat kebisingan di sekitar kita, yang merupakan gabungan

antara background noise dan noise.

Selain ditentukan oleh tingkat kebisingan (dB), tingkat gangguan

background noise juga ditentukan oleh frekuensi bunyi yang muncul. Hal ini

menunjukkan bahwa telinga manusia lebih nyaman (tidak merasa nyeri atau sakit)

mendengar bunyi berfrekuensi rendah ketimbang mendengar bunyi berfrekuensi

tinggi. Spektrum bunyi yang dikeluarkan oleh objek yang menghasilkan

background noise, untuk mencegah munculnya ketidaknyamanan. Sebagai contoh,

jika sebuah ruang idelanyua memiliki NC 30, maka bunyi multifrekuensi yang

terdiri dari frekuensi 63 Hz-memiliki SPL tertinggi pada 50 dB,  frekuensi 125

Hz-SPL 42 dB, frekuensi 250 Hz SPL 35 dB, dan seterusnya. NC 30 masih dapat

terjadi ketika pada frekuensi 63 Hz SPL 53 dB dan pada frekuensi 250 Hz SPL

38dB, asal setidaknya pada dua frekuensi yang lain nilai SPLnya 3dB lebih

rendah dari yang tergambar.

6

Page 7: Tugas kelompok pencemaran suara

Kebisingan dapat dikateorikan menjadi dua, yaitu: kebisingan tunggal dan

kebisingan majemuk. Kebisingan tunggal dihasilkan oleh sumber bunyi berbentuk

titik dan kebisingan majemuk dihasilkan oleh sumber berbentuk garis. Tingkat

gangguan kebisingan dapat diukur menggunakan skala berdasarkan apa yang

dirasakan manusia, seperti: merasakan adanya kebisingan, merasa terusik, merasa

terganggu, samapai merasa sangat terganggu atau tidak tahan.

b. Mengukur Kebisingan

Seperti yang kita ketahui bahwa untuk mengukur tingkat kekerasan bunyi,

digunakan alat bernama pengukur tingkat bunyi (Sound Level Meter), maka untuk

mengukur tingkat kebisingan pada suatu area juga digunkaan alat yang sama.

Untuk mengetahui secara jelas pola kebisingan pada suatu area yang berdekatan

dengan objek yang menghasilkan kebisingan, pengukuran dengan SLM tidak

dapat sekedar dilakuakan sesaat dalam waktu tertentu. Idealnya pengukuran

dilakuakan selama beberapa saat dalam suatu periode ternetu. Cara ini penting

untuk mendapatkan gambaran pasti terhadap pola kebisingan sesungguhnya,

terutama kebisingan yang muncul secara fluktuatif, seperti kebisingan di jalan

raya akibat lalu lalangnya kendaraan bermotor.

Pengukuarn kebisingan di jalan raya idealnya dilakuakan 24 jam selama

beberapa hari, dibedakan antara hariu kerja dan hari libur (weekdays dan

weekend) serta antara jam sibuk (peak hour) dan jam tidak sibuk. Pengukuran

yang dilakukan sedikitnya tiga minggu berturut-turut akan menunjukkan pola

yang lebih pasti terhdap hari yang berbeda (setiap hari yang berbeda diukur

selama tiga kali).

Namun, apabila karena keterbatasan peralatan, pengukuran selama 24 jam

tidak dapat dilakuakan secara terus menerus selama tigas minggu, maka

pengukuran dapat dilakukan selama 18 jam per hari. Lama pengukuran ini akan

memungkinakan alat untuk beristirahat. Pengukuran selama 18 jam per hari dapat

dilakukan dengan menggunakan asumsi bahwa pada setiap area, umumnya

7

Page 8: Tugas kelompok pencemaran suara

terdapat enam jam tenang dalam satu harinya. Pada saat itu, hanya kebisingan

latar belakang saja yang ada. Keadaan ini umumnya terjadi pada malam hari.

Meskipun demikian, setiap daerah memiliki enam jam tenang pada waktu-waktu

yang berbeda. Sebagai contoh, di lingkungan perumahan, enam jam tenang

berawal pada pukul 23.00 dan berakhir pukul 05.00, sementara pada daerah yang

berdekatan dengan pasar sayur mayur, enam jam tenang adalah dari pukul 18.00

hinghga 24.00.

c. Pengukuran Tingkat Kebisingan dengan Angka Petunjuk

Pengukuran memakai angka penunjuk (indeks) dengan Sound Level Meter

(SLM) yang dipasang pada posisi angka penunjuk dapat memudahkan pengguna

dalam memahami pola kebisingan pada area tersebut. Meskipun SLM dipasang

cukup lama untuk terus mencatat tingkat kebisingan yang muncul secara

fluktuatif, bila dipasang dengan sistem angka penunjuk, maka hanya akan

memunculkan hasil angka tunggal pada SLM pada akhir pengukuran. Tanpa

sistem angka penunjuk, pada pengukuran selama 18 jam misalnya, akan muncul

beribu0ribu angka. Data ini tentu menyulitkan orang awam untuk memahaminya,

seingga pemakaian angka penunjuk lebih disukai. Di negara maju, bakuan yang

ditetapkan umumnya menggunakan sistem angka penunjuk dari hasil pengukuran

selama beberapa saat, bukan sesaat.

Sistem angka penunjuk dilambangkan dengan Lx, dimana L menunjukkan

tingkat kebisingan yang tercatat dan x menunjukkan karakteristik pengukuran.

Sebelum kita mempelajari lebih jauh pengukuran dengan sistem angka petunjuk

ini, perlu kiranya kita pahami beberapa istlah berikut:

1. Kebisingan Ambien: total kebisingan yang terjadi pada suatu area, yakni

hasil kompilasi kebisingan yang sumbernya dekat maupun jauh.

2. Kebisingan atar belakang (bisa disebut juga noise latar belakang): tingkat

kebisingan pada suatu area, tanpa adanya sumber noise yang muncul

secara menonjol. Kebisingan latar belakang yang dapat diterima tanpa

8

Page 9: Tugas kelompok pencemaran suara

menimbulkan gangguan berarti umumnya berada pada tingkat maksimum

40 dB

3. Kebisingan tetap: tingkat kebisngan berfluktuasi 6 dB dalam kondisi SLM

yang dipasang slow response. Rata-rata pengukurannya dapat terbaca pada

SLM yang dipasang pada posisi slow response setelah pengukuran selama

10 detik.

d. Sumber Kebisingan Potensial

Kebisingan yang terjadi di sekitar kita dapat beasal dari bebagai sumber.

Sumber ini dibedakan menjadi sumber yang diam dan sumber yang bergerak.

Contoh dari sumber yang diam adalah industri/pabrik dan mesin-mesin

konstruksi. Sedangkan contoh dari sumber yang bergerak misalnya kendaraan

bermotor, kereta api, dan pesawat terbang.

1) Kebisingan Industri/Pabrik

Industri modern yang telah menggunakan peralatanperalatan bermesin

merupakan sumber kebisingan diam yang sangat potesial. Kebisingan yang

dihasilkan oleh mesin-mesin di dalam pabrik juga dapat merambat ke luar

bangunan pabrik, sehingga selain dirasakan secara langsung oleh pekerja pabrik,

kebisingan itu juga dirasaan oleh amsayarakat yang tinggal di seitar pabrik.

Mesin-mesin pabrik umumnya menghasilkan bunyi berfrekuensi rendah, sehingga

selain menghasilkan bunyi bising, mesin-mesin tersebut juga menghasilkan

getaran. Oleh karena itu, idelanya bangunan pabrik dirancang sebagai bangunan

yang mampu meredam getaran agar tidak merambat ke luar, sehingga bangunan di

sekitar pabrik cukup dideain untuk menahan kebisingan saja. Sementara itu, para

pekerja pabrik selalu berdekatan dengan mesinmesin berbunyi keras, sebaknya

menggunakan ear protection saat bekerja.

2) Kebisingan Kereta Api

9

Page 10: Tugas kelompok pencemaran suara

Kebisingan dari kereta api juga memiliki wujud ganda berupa bunyi dan

getaran akibat adanya gesekan roda kereta api dari bahan keras dengan rel kereta

api yang juga terbuat dari bahan keras. Kebisingan yang muncul datang dari emsin

kereta pai, klakson, dan gesekan antara roda dan rel yang seringkali menghasilkan

bunyi berdesit. Kebisingan dari kereta api dirsakan oleh mereka yang berada

dalam stasiun kereta api dan banunan yang dibangun di sekitar jalur kereta api.

Oleh karen itu, idelanya, bangunan di sepanjang jalur kereta api didesain dengan

redaman yang baik untuk mengurangi masuknya getaran ke dalam ruangan.

3) Kebisingan Pesawat Terbang

Bunyi-bunyi yang muncul pada pesawat terbang memiliki bobot yang

berbeda dengan bunyi mesin-mesin lain yaitu pada boot D, sebagaimana yang

telah dijelaskan sebelumnya. Kebsiingan yang terjadi dari pesawat terbang

umumnya diderita oleh bangunan yang berlokasi dekat dengan pelabunhan udara

dan beberapa ratsu meter dari pelabuhan udara tersebut (ketika peswat tinggal

landas dan mendarat, serta saat pesawat terbang pada ketinggina yang rendah).

Ketika pesawat telah mencapai posisinya pada ketinggian tertentu, maka

kebisingan yang dihasilkan sepanjang jalur perjalanannya tidak akan mengganggu

bangunan di bawhanya karena jaraaknya snagat jauh. Redaman kebisingan

melalui dinding dan atap bangunan yang dibuat sedemikian rupa dapat

mengurangi kebisingan pesawat saat tinggal landas, mendarat, dan terbang

rendah.

4) Kebisingan Jalan Raya

Kebisingan jalan raya disebabkan oleh pemakaina kendaraan bertor, baik

yang beroda dua, yang broda empat, maupun yang beroda lebih dari empat.

Dengan begitu banyaknya sumber kebisingan di atas permukaan jalan raya, maka

jalan raya pun ditetapkan sebagai sumber kebisingan utama dewasa ini. Setiap

jenis kendaraan bermotor  memiliki frkeuensi terntentu. Menurut White dan

Walker (1982) kendaraan bermotor umunya memiliki tingkat kebisingan

10

Page 11: Tugas kelompok pencemaran suara

maksimum pada frekuensi antara 100 Hz sampai 7000 Hz. Sumebr kebisingan

kendaraan bermotor berasal dari emsin, transmisi rem, kalkson, knalpot, dan

gesekan ban dengan jalan (White dan Walker 1982). Karena gesekan yang terjdi

antara ban dengan jalan adalah gesekan antara benda lunak dan keras, dan berat

kendaraan pada umunya jauh di bawah berat kereta api dan peswat terbang, maka

kebsiingan dari jalan umunya berupa bunyi an hanya sedikit yang berupa bunyi

dan getaran. Oleh karena itu, idelanya, bangunan di tepi jalan cukup didesain

untuk meredam masuknya bunyi ke dalam bangunan.

a. Kebisingan dari Kendaraan Bermotor

Menurut sistem pengoperasiannya, kendaraan dibedakan menjadi kendaraan

bermotor beroda dua, empat, dan lebih dari empat. Kendaraan beroda empat dan

lebih dari empat, masih dapat dikategorikan sebagai kendaraan komersial berat,

komersial ringan, angkutan umum, mobil dengan kapasitas atau cc (sentimeter

kubik, volume ruang bakar dalam mesin kendaraan) kecil, kapasitas besar dan

mobil mewah (White dan Walker, 1982). Pada kelompok kendaraan kendaraan

tidak bermotor, kita membedakannya menjadi yang beroda dua, seperti sepeda

dan yang beroda lebih dari dua, seperti becak, dokar, sado dan sejenisnya.

Kendaraan tidak bermotor dapat dipastikan tidak menghasilkan kebisingan secara

langsung, namun sangat mungkin bahwa, penggunaan kendaraan tidak bermotor

yang cenderung berjalan lebih lambat dapat meningkatkan kebisingan secara tidak

langsung.

b. Faktor Penentu Tingkat Kebisingan Kendaraan Bermotor

Karakteristik kebisingan suatu jalan berbeda dengan karakteristik

kebisingan di jalan yang lain. Perbedaan ini terjaid karena tingkat kebisingan di

jalan raya ditentukan oleh banyak faktor. Faktor yang pertama adalah kendaraan

bermotor yang melewatinya, meliputi: jumlah kendaraan total per jam, rasio dari

jenis-jenis kendaraan bermotor yang melewati, dan kecepatan rata-rata kendaraan.

Fakor kedua adalah karakteristik jalan, yaitu kelas jalan (yang umumnya meliputi

11

Page 12: Tugas kelompok pencemaran suara

lebar da panjang jalan), jumlah jalur (kapasitas), serta kualitas permukaan jalan),

kemiringan jalan, penataan arus lalu lintas jalan dimaksud (misalnya jalan searah

dengan tanpa jalur lambat, jalan dua arah dengan tanpa jalur lambat, berdekatan

dengan zebra-cross, berdekatan traffic-light, dan sebagainya). Faktor ketiga adalah

kondisi-kondisi lain di sekitar jalan, seperti bangunan di sisi jalan dan kesibukan

informal di sepanjang tepi jalan, misalnya pedagang kaki lima, tempat parkir, dan

sebagainya.

c. Karakteristik Kebisingan dari Kendaraan Bermotor

Dengan metode sound wighting, karakteristik kebisingan bermotor masuk

dalam bobot A, sehingga ketika mendata tingkat kebisingan di jalan raya

menggunakan Sound Level Meter (SLM) maka alat tersebut di setting pada bobot

A. hasil yang termuat dibaca sebagai dBA. Oleh karena kebisingan yang terjadi di

jalan raya umumnya muncul dalam rentang waktu tertentu, misalnya dari pukul

06.00 sampai dengan 24.00, maka pengukuran tingkat kebisingan suatu jalan

perlu dilakukan selama periode sibuk tersebut. Guna menyajikan hasil akhir yang

lebih mudah dipahami dari hasil pengukuran tingkat kebisingan di jalan yang

umumnya sangat fluktuatif, disarankan penggunaan metode pendataan dengan

metode penunjuk atau indekz ekuivalen (Leq). Melalui penunjuk ekuivalen, tingkat

kebisingan yang muncul terdata semua, namun penyajian akhirnya cukup terdiri

satu angka yang mudah dipahami. Penentuan batas penunjuk kebisingan lalu

lintas yang dapat diterima masyarakat ternyata setara dengan tingkat polusi

kebisingan, yaitu 74 dB.

2.2 Pencemaran Suara

Pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh

bunyi atau suara yang mengakibatkan tidak tentramannya makhluk hidup di

sekitar sumber suara. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi

yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan.

Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampui 70 desibel (dB). Bunyi

yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar.

12

Page 13: Tugas kelompok pencemaran suara

Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul molekul udara di

sekitarnya, sehingga molekul molekul udara tersebut ikut bergetar. Getaran

sumber ini menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam

medium udara menurut pola rambatan longitudinal. (Mada, 2013).

Jadi, pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang

diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk

hidup di sekitarnya. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi

yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan.

Tempat-tempat yang memiliki tingkat kebisingan yang tinggi ialah tempat-

tempat yang banyak terjadi aktivitas manusia, seperti:

1. Tempat umum yang ramai

2. Banyak dikunjungi orang

3. Aktivitas manusia yang beragam

4. Dekat dengan pabrik atau bandara penerbangan

Standar Pemaparan Kebisingan atau Polusi Suara yang Disarankan

Pendengaran akan terganggu apabila tenaga kerja terpapar terus menerus

terhadap bising diatas 70 dB, dibanding dengan pemaparan secara intermitten

yang kurang berbahaya. Oleh karena itu, Nilai Ambang Batas pendengaran

manusia adalah 70 dBA selama 8 jam sehari dan 40 jam seminggu.

Berikut ini adalah pedoman pemaparan terhadap kebisingan (nilai ambang

kebisingan) berdasarkan lampiran II Kepmenaker :No.Kep 51/Men/1999

Waktu Pemaparan perhari dBA

8 jam 70 dBA

4 jam 88 dBA

2 jam 104 dBA

1 jam 120 dBA

13

Page 14: Tugas kelompok pencemaran suara

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Tempat dan Waktu pelaksaanan Observasi

Observasi pencemaran suara dilakukan dijalan Soekarno ( Baypass) depan

hotel Nusantara. Pada hari minggu tanggal 31 Mei 2015.

3.2 Metedologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian polusi suara adalah dengan

metode observasi langsung ke wilayah yang ingin di teliti yaitu dijalan Soekarno

(Baypass) depan hotel Nusantara. Tujuan dari metode observasi adalah untuk

mengamati langsung lokasi-lokasi yang menjadi tempat kebisingan atau polusi

suara dan menganalisis tingkat kebisingannya. Selain dengan metode observasi,

penyusunan laporan ini juga menggunakan metode studi pustaka karena mencari

materi-materi yang berkaitan dengan polusi suara di berbagai referensi baik dari

buku maupun internet. Tujuan dari metode studi pustaka adalah untuk

membandingkan hasil pengamatan secara langsung dengan teori yang ada.

3.3 Pembahasan

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan dijalan raya Baypass depan

hotel Nusantara. Dapat disimpulkan pada jalan raya tersebut termasuk kedalam

kategori tempat pencemaran suara sebab jalan tersebut merupakan jalur lintas

yang sering dilalui truk-truk besar serta bus-bus pariwisata yang mampu

menghasilkan kebisingan yang cukup tinggi. Menurut penelitian kebisingan yang

cukup tinggi berdampak dramatik pada psikologi. Selain berakibat merusak

gendang pendengaran. Menurut Dr. Luther Terry, mantan peneliti di Badan Bedah

AS yang melakukan penelitian adanya akibat negatif terkait suara yang bising,

proses pendengaran melibatkan: kontruksi jantung, peredaran darah,

14

Page 15: Tugas kelompok pencemaran suara

meningkatkan kerja hati, pernafasan yang meningkat, menghambat penyerapan

kulit dan tekanan kerangka otot, sistem pencernaan berubah, aktivitas yang

berhubungan dengan kelenjar yang memberi pertanda pada zat-zat kimia dalam

tubuh termasuk darah dan air seni, efek keseimbangan organ. Juga keseimbangan

efek perasa dan perubahan kimia di otak. Itu semua merupakan sebagian dari efek

suara bising pada manusia.

Penelitian menemukan jika setelah terpapar suara berkekuatan tinggi,

seperti suara pesawat yang tinggal landas atau tempat kerja yang sangat ramai,

tekanan darah meningkat hingga 30%. Pengaruh negatif bertambah dengan

adanya kenyataan tekanan darah meningkat dalam tingkat yang tinggi, bahkan

saat paparan suara bising berakhir. Sebuah penelitian di Jerman menemukan,

bahwa tinggal di daerah yang bising dan jalanan yang sibuk memungkinkan

mengakibatkan serangan jantung sebesar 20%, lebih tinggi dari pada orang-orang

yang tinggal di daerah tenang.

Studi tersebut menghubungkan permasalahan dalam mendengarkan, juga

dipengaruhi oleh kebisingan. Selain itu, suara gaduh juga dapat berpengaruh pada

anak-anak dalam belajar bicara, membaca, dan dalam menangkap pelajaran di

sekolah. Pengaruh yang sama juga telah didokumentasikan pada orang-orang yang

tinggal di dekat bandara, dekat rel kereta api dan jalan besar. Ketidakmampuan

untuk mendengar dan memahami segala yang diajarkan guru dapat diartikan

sebagai kwalitas yang menyedihkan, dan bahkan dapat meningkatkan tingkat

ketidaklulusan di sekolah.

Polusi suara juga membawa dampak pada tingkah laku anak-anak dan

orang dewasa. Sebuah studi mengamati respon seorang pejalan kaki saat

seseorang meminta bantuan di tempat yang gaduh. Sementara ditengah kebisingan

suara mesin pemotong rumput yang meraung di sekitar, ada seseorang wanita

yang patah tulang menjatuhkan bukunya, tak seorangpun datang untuk

memberikan bantuan. Namun pada saat mesin pemotong rumput yang bersuara

ribut dimatikan, dan kejadian yang sama diulang, beberapa pejalan kaki berhenti

guna memberi bantuan pada wanita ini (Hikmat, 2014).

15

Page 16: Tugas kelompok pencemaran suara

Dari uraian diatas, dampak pencemaran suara biasanya hanya

menyebabkan gangguan-gangguan kecil yang tidak begitu dirasakan oleh

makhluk yang tercemari. Pencemaran suara yang bersifat terus-menerus dengan

tingkat kebisingan di atas 70 dB itulah yang dapat mengakibatkan efek atau

dampak yang merugikan kesehatan manusia dan juga menimbulkan kerugian

secara materi karena dengan kesehatan yang terganggu maka produktivitas kerja

akan menurun. Adapun cara penanggulangan pencemaran suara di jalanan antara

lain; dengan cara mengurangi penjualan kendaraan bermotor, karena hal ini

merupakan salah satu pemacu terjadinya kebisingan di jalanan. Karena melihat

kenyataan sekarang ini, setiap individu tidak lepas dari kendaraan bermotor.

Secara terus menerus program ini terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam

upayanya mengurangi polusi suara.

Kebijakan yang sudah diambil oleh pemerintah dalam menanggulangi

polusi suara adalah mengendarai mobil dengan sistem 3 in 1 yaitu dalam satu

mobil minimal harus diisi dengan 3 orang, agar keributan yang terjadi akibat

kemacetan, asap dan desing suara mesin tidak terlalu memadati jalan raya. Selain

itu yang perlu dilakukan pemerintah adalah mengurangi penjualan kendaraan

bermotor, karena hal ini merupakan salah satu pemacu terjadinya kebisingan di

jalanan. Karena melihat kenyataan sekarang ini, setiap individu tidak lepas dari

kendaraan bermotor.

Dari setiap individu pun kesadaran akan pentingnya pengurangan polusi

suara harus lebih digalakkan. Misalnya dengan tidak terlalu banyak memakai alat

elektronik yang menimbulkan suara bising, tidak berteriak dalam berbicara atau

tidak mendengarkan musik dengan earphone dengan sangat keras. Karena secara

tidak langsung hal itu bisa mengurangi kelelahan otak dalam mendengar (Fetty,

2010).

Dari pabrik atau lembaga-lembaga penemuan teknologi baru, seharusnya

memikirkan juga tentang efek samping terhadap mesin yang menimbulkan suara

gaduh. Pihak produsen seharusnya memasang peredam suara dalam setiap

produknya sehingga kebisingan dapat diminimalisir.

16

Page 17: Tugas kelompok pencemaran suara

Cara lain yang dapat dilakukan diantaranya:

a. Kelompokkan ruangan dengan potensi keramaian agar tidak mengganggu

ruangan yang membutuhkan ketenangan.

b. Jauhkan ruangan yang membutuhkan ketenangan dari sumber kebisingan

(terutama jalan).

c. Gunakan material yang padat, tebal, dan masif untuk menyerap suara

(parket, busa dilapis dengan kain, gipsum).

d. Buat ruangan dengan pembatas ganda (dinding, langit2, dan lantai ganda).

e. Kurangi penempatan bukaan pada daerah muka bangunan yang

berhadapan dengan jalan yang ramai.

f. Buat permukaan yang tidak rata untuk menyebarkan suara.

g. Buat pagar atau pembatas jalan yang dapat menyerap atau mencegah noise

masuk ke dalam bangunan (pagar tembok masif, pagar bukit dan

tanaman).

Sampai saat ini, mengatasi kebisingan dengan jalan membatasi atau

meniadakan sumber kebisingan belum dapat diterapkan. Sebagai contoh, aturan

ketat yang membatasi dan menerapkan sanksi kepada mereka yang menghasilkan

kebisingan melebihi bakuan belum diterapkan di Indonesia. Di sisi lain,

membatasi jumlah kendaraan bermotor yang menghasilkan kebisingan, juga tidak

mudah diterapkan, sebab hal ini sangat berkaitan dengan usaha meningkatkan

pertumbuhan ekonomi masyarakat.

17

Page 18: Tugas kelompok pencemaran suara

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil atau data yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa:

1. Pencemaran dapat diartikan sebagai keberadaan suatu substansi dalam

lingkungan yang disebabkan komposisi kimianya atau kuantitas kerusakan

proses fungsi-fungsi alam dan hasil lingkungan yang tidak diinginkan yang

berdampak pada kesehatan.

2. Pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh

bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di

sekitarnya.

3. Keriuhan seperti proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu

dan musik yang dinyalakan orang lain. Di kabin mobil, kapal laut, dan

pesawat terbang menimbulkan suara mesin yang menderu merupakan salah

satu penyebab pencemaran suara.

4. Pencemaran suara mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra

dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain,

mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis.

Menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan.

5. Cara peneanggulangan pencemaran suara adalah dengan melakukan sistem 3

in 1 untuk kendaraan roda empat yaitu dalam satu mobil minimal harus diisi

dengan 3 orang, agar keributan yang terjadi akibat kemacetan, asap dan

desing suara mesin tidak terlalu memadati jalan raya.

18

Page 19: Tugas kelompok pencemaran suara

DAFTAR PUSTAKA

http://www.eprints.undip.ac.id

Fetty. Pencemara suara.http://aboutfetty.blogspot.com/2010/02/pencemaran-

suara.html. 2012. Diakses pada tanggal 4 juni 2015

Hikmat. Penyebab pencemaran suara .

http://hikmat.web.id/biologi-klas-x/penyebab-pencemaran-suara/. 2014.

Diakses pada tanggal 4 juni 2015

Mada.Tingkat Kebisingan. http://madatrueblues.blogspot.com/. 2013. Diakses

pada tanggal 4 juni 2015

Yunirustiani.PencemaranSuara.http://yunirustiani20.wordpress.com/2012/07/03/

pencemaran-suara-3/. 2012. Diakses pada tanggal 2015

19