8
TUGAS KEWIRAUSAHAAN LAPORAN USAHA KELUARGA “DEPOT MIE AYAM & BAKSO CV. SUBUR GROUP” OLEH : MUHAMMAD RIDHANY RIZKI C1C112125 PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

Tugas Kewirausahaan Laporan Usaha Subur Group

Embed Size (px)

DESCRIPTION

untuk memberikan anda pengetahuan tentang membuka usaha seperti CV. Subur Group

Citation preview

TUGAS KEWIRAUSAHAANLAPORAN USAHA KELUARGADEPOT MIE AYAM & BAKSOCV. SUBUR GROUP

OLEH :

MUHAMMAD RIDHANY RIZKI C1C112125

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARMASIN2015SUBUR GROUP adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa boga atau kuliner yang menyediakan berbagai macam menu makanan dan minuman. Perusahaan ini termasuk dalam golongan perusahaan menengah ( UKM ) karena masih berbentuk CV. Subur Group tersebar di berbagai daerah di Kalimantan selatan, antara lain : di Banjarbaru, Banjarmasin, Martapura, dan Tanah Laut. Subur Group terdiri dari 3 golongan atau bentuk menurut besar kecilnya Outlet. Bentuk yang pertama adalah Rumah Makan yang termasuk type Golongan Besar ada 3 tempat ( di seberang Bandara Syamsudin Noor, jalan Rahayu samping STM YPK Banjarbaru dan di jalan A. Yani KM 20 Loktabat. Sedangkan bentuk yang ketiga adalah type depot / warung mie ayam dan bakso saja ada 15 cabang yang tersebar di Banjarbaru, Banjarmasin, Martapura, dan Tanah Laut.

Awal Sejarah :

Subur Group berdiri pada mula akhir tahun 1995, ada seorang lakilaki yang berasal dari kabupaten Grobogan Jawa Tengah yang merantau ke negeri Kalimantan yaitu di Banjarbaru. Saat itu hanya berawal dari warung kaki lima yang dikasih terpal yang mangkal di sebelah timur bundaran simpang empat Banjarbaru. Pada saat itu aktivitas warga dan kondisi lingkungan belum terlalu ramai seperti sekarang ini. Awalnya hanya berjualan mie ayam saja tanpa ada baksonya dan hanya ada 4 orang saja yang mengelola warung tersebut termasuk pemilik Subur Group. Dalam perjalanannya sering terhambat berbagai masalah mulai dari transportasi yang kurang memadai, sarana dan prasarana yang kurang mendukung hingga sampai omset yang masih sedikit. Namun hal itu tidak membuat pemilik Subur Group patah arang dan putus asa. Dengan semangat pantang menyerah dan senantiasa bekerja keras lama kelamaan warung Subur Group berkembang. Selang setahun kemudian tepatnya tahun 1996, Subur Group membuka cabang di samping Polsek Banjarbaru Kota dan setahun kemudian membuka cabang lagi di simpang lampu merah sekumpul Martapura. Dalam perkembangannya masih saja ada masalah yang membelitnya sepeti masalah di atas tadi, namun hal itu tidak menyurutkan niat dan prinsip untuk berwirausaha. Kemudian pada tahun 1997 krisis moneter menghantam Indonesia, akan tetapi hal itu tidak begitu berdampak di Kalimantan Selatan sehingga tidak menimbulkan masalah yang begitu berarti bagi Subur Group. Kemudian pada tahun 1998 dan 1999 Subur Group kembali melebarkan sayap bisnisnya dengan membuka cabang di Simpang 3 Guntung manggis (yang sekarang menjadi Rumah Makan Subur Group Lesehan berlantai 2) dan di samping pom bensin Loktabat. Kemudian pada tahun 2000 datanglah seorang teman yang berasal dari Kabupaten Grobogan juga yang kebetulan memiliki keahlian di bidang pembuatan pentol bakso. Dari ide kreatif itulah muncul gagasan untuk ditambahkan menu bakso di setiap warung atau outlet yang sudah ada. Lama kelamaan omset semakin bertambah dan pada tahun 2000. Seiring berkembangnya outlet dan warung Subur Group, penambahan tenaga kerja / karyawan mutlak harus dilakukan agar bisa mengoptimalkan aktivitas Subur Group. Kemudian pemilik Subur Group mengajak beberapa saudaranya dari jawa untuk membantu aktivitas di warung- warung atau outletnya. 2 tahun kemudian Subur Group membuka cabang di Bundaran Bandara Syamsudin Noor Landasan Ulin dan di jalan A. Tani KM 7,5 Manaraf. Dari semua warung atau outlet tersebut hanya masih menyediakan menu mie ayam dan bakso saja. Seiring berkembangnya usaha, maka pemilik Subur Group mencoba menambah modal dari pinjaman ke Bank meskipun hanya berskala kecil. Lambat laun usaha tersebut berkembang dan menambah cabang di wilayah Gambut tepatnya di seberang Pasar Gambut dan di samping terminal liang anggang. Tidak terasa sudah 9 cabang yang berhasil didirikan, hal itu pemilik Subur Group semakin menambah semangat dan totalitas dalam berwirausaha meskipun ada saja masalah yang selalu menghampiri. 2 tahun kemudian Subur Group kembali menambah cabang di daerah Banyu Hirang (Kabupaten Tanah Laut), di Pesayangan, Cempaka, Pasar Ulin, dan Pasar Martapura. Pada tahun 2004 muncul ide untuk merubah konsep dari yang hanya menyediakan menu mie ayam dan bakso saja, kemudian ditambahkan menu Nasi Goreng, Mie Goreng, Mie Kuah, Capcay, Lalapan, dan lain-lain.

Kemudian pada tahun 2006 Subur Group mencoba bekerja sama dengan Angkasa Pura I dengan system KONSESI. Angkasa Pura I menyediakan lahan yang disewa yang kemudian bayar sewa dan royalty dengan besaran angka sudah disepakati oleh Subur Group dan Angkasa Pura I dan dibangunlah Rumah Makan Wisata Bandara yang terletak di seberang Bandara Syamsudin Noor Landasan Ulin yang menyediakan bebagai macam menu makanan dan minuman hingga jumlahnya sekitar seratusan menu karena untuk memenuhi tuntuan konsumen. Kemudian pada tahun 2010 Subur Group kembali membuka cabang di depan RS. SARI MULIA Banjarmasin. Faktor-faktor yang membuat Subur Group mampu sukses :

1. Semangat yang optimis bahwa usaha yang akan didirikan akan sukses.2. Ada beberapa ciri khusus dari menu yang ditawarkan. Seperti, dengan penambahan pangsit pada mie, penambahan jamur pada pelengkapnya atau menggantikan lauknya dengan daging sapi, daging ikan maupun mengubah tampilan mie dengan memvariasikan pembuatan mie dengan berbagai sayuran.3. Peningkatan mutu. Seperti, kehalalan menu, standarisasi mutu, higienitas menu yang ditawarkan, dan lain-lain.4. Pemilihan tempat yang strategis.5. Kenyamanan bagi pengunjung diutamakan.6. Pelayanan yang memuaskan7. Lakukan promosi di awal usaha dengan mengenalkan menu yang anda sajikan.

Pengelolaan Keuangannya :

1. Menentukan porsi keuanganBerapa jumlah uang yang akan digunakan untuk membayar gaji, operasional perusahaan, serta berapa keuntungan yang akan digunakan mengembangkan usaha dan untuk ditabung.Untuk langkah awal, CV. Subur Group mencoba membagi porsi 30:30:30:10. Porsi 30 persen untuk gaji, 30 persen lagi untuk operasional perusahaan, seperti sewa warung, biaya listrik, transportasi, dan lain sebagainya. Lalu 30 persen lainnya untuk mengembangkan usaha, dan sisa 10 persen untuk tabungan pribadi.Pemasukan sebesar Rp 20 juta, Rp 6 juta (30 persen) langsung dipotong di awal untuk disishkan sebagai gaji, Rp 6 juta untuk biaya operasional, Rp 6 juta untuk biaya pengembangan usaha, dan Rp 2 juta untuk tabungan pribadi.2. Memisahkan rekening pribadi dan usaha

Setelah porsi keuangan ditentukan, langkah berikutnya melakukan pencatatan keuangan usaha. Uang yang diterima dalam usaha dan uang untuk kepentingan pribadi.

CV. Subur Group tidak mengingnkan keuangan usaha dan keuangan pribadi digabung, karena akan kesulitan dalam melakukan monitoring pendapatan atau pun pengeluaran yang telah dilakukan. Dengan melakukan pemisahan pencatatan antara keuangan usaha dengan keuangan pribadi, maka akan lebih mudah untuk membedakan antara arus dana dari usaha dengan penggunaan uang untuk kepentingan pribadi.

3. Tidak mudah tergoda

Inilah poin yang utama sebagai bentuk usaha mendisiplinkan diri. Dan, memang kunci utama mengatur keuangan usaha adalah disiplin dalam mematuhi porsi persentase yang kita atur untuk keuangan usaha dan pribadi.

Godaan biasanya sering datang saat sedang banyak order. Barang-barang tadinya belum terlalu penting jadi seperti "minta dibeli". Ada kalanya, saat uang masuk dalam jumlah besar, tiba-tiba kita merasa butuh ini dan itu.

CV. Subur Group membedakan kebutuhan dan keinginan. Sebelum membeli sesuatu dengan alasan usaha, tanyakan dulu, apakah itu merupakan kebutuhan mendesak atau keinginan yang bisa ditunda.