Upload
rani-purwati
View
433
Download
122
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Uji kelayakan Apotek
Citation preview
TUGAS KHUSUS
STUDI KELAYAKAN APOTEK
DI KAWASAN VILLA MELATI MAS SERPONG
TANGERANG SELATAN
Oleh:
Eka Putri Septiyanti, S.Farm 3351141154
Novia Kurniasih, S.Farm 2014000108
Rani Purwati, S.Farm 2014000121
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI DAN UNIVERSITAS PANCASILA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan
pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan disebut sarana kesehatan.
sarana kesehatan meliputi pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), rumah
sakit, balai pengobatan, praktik dokter, praktik dokter gigi, apotek, pabrik
farmasi, laboratorium kesehatan, dan lain-lain. Salah satu dari sarana
kesehatan tersebut adalah apotek.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51
Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian definisi apotek adalah sarana
pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker.
Apotek merupakan suatu jenis bisnis eceran (retail) yang komoditasnya
(barang yang diperdagangkan) terdiri dari perbekalan farmasi (obat dan bahan
obat) dan perbekalan kesehatan (alat kesehatan). Sebagai perantara, apotek
dapat mendistribusikan perbekalan farmasi dan perbekalan kesehatan dari
supplier kepada konsumen, memiliki beberapa fungsi kegiatan yaitu
pembelian, gudang, pelayanan dan penjualan, keuangan, dan pembukuan. Agar
dapat di kelola dengan baik, seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA)
disamping menguasai ilmu kefarmasian juga perlu menguasai ilmu lainnya
seperti ilmu pemasaran (marketing) dan ilmu akuntansi (accounting). Apotek
bukanlah suatu badan usaha yang semata-mata hanya mengejar keuntungan
saja tetapi apotek mempunyai fungsi sosial yang menyediakan, menyimpan dan
menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan terjamin
keabsahannya.
Apotek dengan fungsinya yang tidak hanya sebatas tempat penyediaan
obat sebagai komoditi melainkan tempat pelayanan kefarmasian yang
komprehensif, memerlukan pengelolaan yang professional yang dilaksanakan
oleh apoteker yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan perilaku untuk
dapat berinteraksi langsung dengan pasien. Oleh karena itu, kemampuan dari
segi teknis kefarmasian saja tidaklah cukup untuk memberikan pelayanan yang
optimal, melainkan perlu dilengkapi dengan penguasaan manajerial meliput i
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi kinerja yang
diselenggarakan untuk mengelola setiap investasi dan sumber daya yang ada.
Sedangkan kemampuan berkomunikasi diperlukan dalam upaya memberikan
pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada kualitas hidup pasien.
Studi kelayakan perlu dilakukan sebelum menjalankan suatu usaha,
karena studi kelayakan dapat dijadikan acuan dalam proses pengambilan
keputusan yang mengandung resiko yang belum jelas untuk menghindari
kegagalan dan kerugian.
Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota berkembang di
Indonesia, disamping ibukota Jakarta. Kota ini memiliki jumlah penduduk
yang padat yaitu sebesar 1.443.403 jiwa dengan luas wilayah 17,84 km2 dan
kepadatan penduduk 9.806 jiwa per km2. Kota Tangerang Selatan dibagi
menjadi 7 kecamatan yaitu: Setu, Serpong, Pamulang, Ciputat, Ciputat
Timur, Pondok Aren, dan Serpong Utara. Salah satu lokasi yang memiliki
penduduk padat adalah Kecamatan Serpong Utara dengan Jumlah penduduk
142.328 jiwa (2013, BPS Kota Tangerang Selatan).
Apotek yang akan didirikan berlokasi di Kecamatan Serpong Utara,
tepatnya di Jalan Villa Melati Mas Blok B, Kelurahan Jelupang. Daerah ini
berada dipinggir jalan raya dengan lalu lintas yang padat dan dilalui oleh
angkutan umum maupun kendaraan pribadi. Jumlah pusat pelayanan kesehatan
di sekitar apotek yang akan didirikan juga memiliki potensi untuk mendukung
berkembangnya apotek. Beberapa dokter praktek seperti dokter gigi, dokter
spesialis anak, dan dokter kecantikan serta bidan sekitar memberikan peluang
masuknya resep sehingga diharapkan menambah omzet apotek. Jika
memungkinkan apotek dapat menjalin ikatan kerja sama dengan dokter praktek
maupun bidan praktek sekitar dalam menyediakan obat-obat yang diresepkan,
sehingga lebih banyak pasien yang mengambil obatnya di apotek yang akan
didirikan. Selain itu, fasilitas pelayanan lain seperti klinik dan rumah sakit juga
berpeluang untuk memberikan omzet. Dari hal tersebut diatas, maka pendirian
apotek di. Jalan Villa Melati Mas Blok B, Kelurahan Jelupang, Kecamatan
Serpong Utara, Tangerang Selatan dapat dipertimbangkan.
1.2 Tujuan Pendirian Apotek
Studi kelayakan ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan suatu
apotek yang akan didirikan di Jl. Villa Melati Mas, Kelurahan Jelupang,
Kecamatan Serpong Utara, Tangerang Selatan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Apotek
2.1.1. Definisi
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 51 Tahun 2009. Apotek
didefinisikan sebagai sarana pelayanan kesehatan tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh apoteker.(1)
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.1332/MENKES/ SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No.922/MENKES/PER/X/1993, Apotek adalah
tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan
farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Menurut Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, perbekalan kesehatan
adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan.(2)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian, yang dimaksud dengan pekerjaan kefarmasian adalah
pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan
obat atas dasar resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat,
bahan obat, dan obat tradisional. Sediaan farmasi meliputi obat, bahan obat,obat
tradisional dan kosmetika.(1)
2.1.2 Tugas dan Fungsi (1)
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian, tugas dan fungsi apotek adalah :
i) Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah
jabatan.
ii) Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.
iii) Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi,
antara lain obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.
iv) Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan, pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan
obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, bahan obat dan
obat tradisional.
2.2 Studi Kelayakan
2.2.1 Definisi
Studi kelayakan (Feasibility Study) apotek adalah suatu rancangan secara
komprehensif mengenai rencana pendirian apotek baru untuk melihat kelayakan
usaha baik dari pengabdian profesi maupun sisi bisnis ekonominya.(3)
2.2.2. Tujuan (3)
Tujuannya adalah untuk menghindari penanaman modal yang tidak efektif dan
berguna untuk mengetahui apakah apotek yang akan didirikan cukup layak atau
dapat bertahan dan memberi keuntungan secara bisnis. Dalam studi kelayakan
diperlukan perhitungan yang matang sehingga apotek yang akan didirikan nanti tidak
mengalami kerugian.
Sebelum melakukan pendirian dan pengelolaan apotek, perlu dilakukan perencanaan
terlebih dahulu, maka setelah melakukan survei mengenai lokasi dan banyaknya
sarana penunjang (dokter, rumah sakit, poliklinik, dan lain-lain termasuk banyaknya
penduduk dengan kemampuan berbeda-beda) harus dilakukan studi kelayakan.
2.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi (4)
Beberapa faktor yang harus diperhatikan sebelum mendirikan apotek ialah:
a. Lokasi
Banyak faktor yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan
lokasi suatu usaha. Sebagai faktor yang digunakan sebagai dasar pertimbangan
pada umumnya Pasar, sebab merupakan masalah yang tidak boleh diabaikan,
selain itu faktor pembeli harus diperitungkan dahulu. Oleh karenanya hendaknya
diperhitungkan lebih dulu :
1) Ada tidaknya apotek lain
2) Letak apotek yang akan didirikan, mudah tidaknya pasien untuk parkir
kendaraannya
3) Jumlah penduduk
4) Jumlah Dokter
5) Keadaan sosial ekonomi rakyat setempat untuk diketahui
6) Selain keadaan tersebut perlu dipertimbangkan ada tidaknya fasilitas
kesehatan lain seperti : rumah sakit, puskesmas, poliklinik. Sebab tempat-
tempat tersebut juga memberi obat langsung pada pasien.
b. Perundang-undangan farmasi dan ketentuan lainnya.
c. Pembelian.
d. Penyimpanan barang/pergudangan.
e. Penjualan, yang terpenting ialah kalkulasi harga atas resep Dokter.
f. Administrasi, menyangkut pula laporan-laporan.
g. Evaluasi apotek pada akhir tahun.
2.2.4. Tahapan Pembuatan Studi Kelayakan (5)
Studi kelayakan pendirian apotek terdiri dari 5 tahapan yaitu:
1) Penemuan gagasan (idea)
2) Penelitian lapangan
3) Evaluasi data
4) Pembuatan rencana, dan
5) Pelaksanaan rencana kerja.
Gambar 2.1 Proses pembuatan studi kelayakan
a) Tahap 1 : Penemuan Suatu Gagasan
Gagasan (idea) adalah sebuah pemikiran terhadap sesuatu yang ingin sekali untuk
dilaksanakan. Gagasan ini biasanya muncul dari sebuah pemikiran seseorang
dalam suatu organisasi yang mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu.
Gagasan yang baik untuk didiskusikan dan dianalisis, sebelum dilaksanakan
adalah gagasan yang memenuhi beberapa kriteria diantaranya yaitu bahwa
gagasan harus:
i) Sesuai dengan visi dan misi organisasi
ii) Dapat menguntungkan organisasi
iii) Sesuai dengan kemampuan sumber daya yang dimiliki organisasi
iv) Tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku
v) Aman untuk jangka panjang
b) Tahap 2 : Penelitian Lapangan
Setelah gagasan dianalisis dapat memberikan perspektif yang baik bagi
perusahaan dimasa yang akan datang, maka gagasan tersebut disetujui untuk
ditindak-lanjuti dengan penelitian di lapangan (on the spot). Dalam melakukan
penelitian di lapangan, data-data yang dibutuhkan antara lain yaitu data:
i) Ilmiah yaitu : melalui analisis data-data bisnis mengenai kondisi lingkungan
External yang ada disekitar lokasi yang menjadi target pendirian Apotek,
seperti:
a. Nilai strategis sebuah lokasi.
b. Data kelas konsumen.
c. Peraturan yang berlaku di wilayah/daerah tersebut.
d. Tingkat persaingan atau jumlah apotek yang sudah ada saat ini.
ii) Non ilmiah, yaitu : melalui intuisi (intuition) atau feeling yang diperoleh
setelah melihat kondisi dan situasi lokasi lingkungan disekitarnya.
c) Tahap 3 : Evaluasi Data Lapangan
Evaluasi data hasil penelitian dilapangan, dapat dilakukan dengan cara yaitu:
i) Memperhatikan beberapa faktor yang berpengaruh, yang terdiri dari:
a. Data lingkungan disekitar lokasi (External faktor), seperti: kelas konsumen
yang akan dilayani (pemukiman, perkantoran), jumlah konsumen dan
income per kapita per tahun, peraturan tentang pengembangan tata kota di
lokasi yang dipilih, jarak lokasi yang dipilih dengan supplier, kondisi
keamanan disekitar lokasi yang ditetapkan.
b. Data kemampuan sumber daya yang dimiliki, seperti: kemampuan
keuangan, ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan barang dagangan,
kemampuan pengelolaan (manajemen).
ii) Membuat usulan proyek (Prospect appraisal), yang terdiri dari:
a. Pendahuluan, yang meliputi:
- Latar belakang, munculnya gagasan
- Menetapkan tujuan, misalnya untuk melakukan ekspansi ke pasar ke
wilayah lain yang baru guna memperoleh penjualan dan laba yang besar.
b. Analisis teknis, yang meliputi:
- Kebutuhan tenaga Apoteker dan Asisten Apoteker
- Kebutuhan biaya untuk sarana perlengkapan Apotek, yang meliputi
sarana di ruang peracikan (rak obat, timbangan, alat tulis, label, klip
plastik, dsb), rak penjualan bebas, ruangan dan perlengkapan praktek
dokter, sistem informasi, billboard, dsb.
- Kebutuhan biaya sarana transportasi (sepeda motor)
- Kebutuhan biaya pembuatan surat izin Apotek
- Kebutuhan biaya persediaan barang, kebutuhan jumlah departemen/kelas
terapi, jumlah kategori dan merek serta jumlah SKU dari setiap mereknya
harus disesuaikan dengan target pasar yang dipilih, agar tidak mubazir.
c. Analisis pasar, yang meliputi:
- Bentuk pasar yang ada saat ini, seperti pasar monopoli, oligopoli atau
persaingan bebas.
- Prospek potensi pasar dimasa mendatang, seperti perkembangan jumlah
perkantoran (bank, hotel, sekolah), pusat perbelanjaan (shopping center),
jumlah pemukiman baru dan data income per capita, dll.
- Tingkat persaingan (misalnya, jumlah apotek pesaing yang ada)
- Tingkat keamanan (security) disekitar lokasi pendirian Apotek
- Jumlah target konsumen yang menjadi sasaran.
Gambar 2.2 Evaluasi studi kelayakan
d. Analisis manajemen, yang meliputi:
- Bentuk badan usaha yang dipilih, seperti perusahaan terbatas/PT atau
koperasi
Analisis
Teknis
Analisis
Keuangan
Analisis
Manajemen
Analisis
Pasar
Pendahuluan
Studi Kelayakan
- Bentuk usaha Apoteknya, seperti Apotek berdiri sendiri atau menjadi
bagian usaha Apotek yang sudah dimiliki (Apotek jaringan-menambah
Apotek baru)
- Fungsi kegiatan yang akan dikerjakan, seperti mengerjakan seluruh
fungsi kegiatan (untuk Apotek yang berdiri sendiri) atau hanya sebagian
fungsi kegiatan saja (untuk Apotek jaringan, karena supply barang dari
kantor pusat)
- Jumlah dan kualifikasi kebutuhan tenaga kerja, seperti jumlah Apoteker,
AA atau D3 farmasi, harus disesuaikan dengan proyeksi laba-rugi
Apotek pada tahun pertama, kedua, dan seterusnya selama 5 tahun yang
akan datang.
- Program kerja, yang berisi mengenai langkah-langkah penting yang
menjadi prioritas yang harus dikerjakan untuk mencapai sasaran pada
tahun pertama.
- Uraian pekerjaan, petugas, target waktu, target angka.
e. Analisis keuangan, yang meliputi:
- Jumlah biaya investasi dan modal kerja yang dibutuhkan dan digunakan
untuk keperluan pendirian Apotek baru, seperti biaya membeli gedung,
biaya renovasi, biaya perlengkapan peralatan operasional (rak dan lemari
obat, timbangan obat, kulkas, meja, dan kursi kerja, kursi konsumen,
sistem informasi, dsb), jumlah biaya modal kerja, besarnya Return On
Investment (ROI), lamanya waktu pengembalian (payback periode), serta
besarnya tingkat pengembalian internal yang aman (IRR).
- Sumber pendanaan, dapat diperoleh seperti dari Bank atau dari lembaga
lain atau dari modal sendiri, serta perbandingan tingkat efisiensi dari
bank, lembaga lain atau modal sendiri.
- Aliran kas untuk mengetahui gambaran rencana aliran kas selama periode
investasi dan upaya yang harus dilakukan untuk menjaga aliran kasnya
selama periode investasi sesuai dengan rencananya.
d) Tahap 4 : Rencana Pelaksanaan
Setelah usulan proyek disetujui, kemudian menetapkan waktu (Time schedule)
yang berupa waktu (tanggal dan bulan), anggaran biaya dan pelaksanaannya untuk
memulai pekerjaan sesuai dengan skala prioritas:
1. Menyediakan dana biaya investasi dan modal kerja.
2. Mengurus izin
3. Membangun, merehabilitasi gedung
4. Merekrut karyawan
5. Menyiapkan barang dagangan, sarana perlengkapan Apotek
6. Memulai operasional
e) Tahap 5 : Pelaksanaan Pekerjaan
Untuk melaksanakan pekerjaan, harus ada format yang berisi mengenai jadwal
pelaksanaan setiap jenis pekerjaan, mencatat setiap penyimpanan yang terjadi,
membuat evaluasi dan solusi penyelesaiannya.
2.2.4 Aspek Penilaian (4)
Secara umum studi kelayakan dari suatu usaha mencakup 4 aspek penilaian, yaitu:
1) Aspek Manajemen
Apotek perlu mendapat dukungan tenaga manajemen yang ahli dan berpengalaman,
serta memiliki motivasi dan dedikasi yang tinggi untuk mengembangkan apotek.
Karena itu hendaknya disusun tugas-tugas pokok yang harus dijalankan agar apotek
dapat berjalan dengan baik. Tugas-tugas tersebut kemudian dituangkan dalam
jabatan-jabatan tertentu dan disusun dalam satu organisasi, dengan tersusunnya
struktur organisasi lebih mudah untuk menentukan apa yang harus dipenuhi oleh
calon pegawai apotek. Aspek manajemen, meliputi :
a. Strategi manajemen (Visi, Misi, Strategi, Program Kerja, SOP )
b. Bentuk badan usaha
c. Struktur organisasi
d. Jenis pekerjaan
e. Kebutuhan tenaga kerja
f. Program kerja
2) Aspek Teknis
Aspek teknis yang dimaksud di sini adalah kondisi fisik dan peralatan yang
dibutuhkan untuk menunjang pelayanan kefarmasian di apotek. Aspek teknis,
meliputi:
a. Peta lokasi dan lingkungan (posisi apotek terhadap sarana pelayanan kesehatan
lain)
b. Tata letak bangunan
c. Interior dan peralatan teknis
3) Aspek Pasar
Dalam pendirian apotek, aspek pemasaran mendapat prioritas utama agar laju
perkembangan apotek sesuai dengan yang diharapkan Aspek ini diantaranya
menyangkut jumlah praktek dokter yang ada di sekitar apotek dan jumlah apotek
pesaing di lokasi tersebut. Aspek pasar meliputi:
a. Jenis produk yang akan dijual
b. Cara (dari mana, bagaimana) mendapatkan produk yang akan dijual
c. Bentuk pasar(Persaingan Sempurna, Monopoli, Oligopoli, Monopsoni)
d. Potensi pasar (Q = N.P)
e. Target pasar (Individu, Korporasi, Reseller)
f. Target konsumen
4) Aspek Keuangan
Aspek finansial ditujukan untuk memperkirakan berapa jumlah dana yang
dibutuhkan untuk membangun dan kemudian untuk mengoperasikan apotek. Sumber
pembiayaan apotek dapat menggunakan dua sumber, yaitu : pertama modal sendiri,
dapat satu orang pribadi atau beberapa orang dengan pembagian saham. Kedua dapat
dengan pinjaman dengan melalui bank atau lembaga non bank. Aspek keuangan,
meliputi:
a. Investasi dan modal kerja
b. Penilaian analisis keuangan (PBP, ROI, NPV, IRR, BEP)
Yaitu analisa yang berkenaan dengan biaya operasional dan biaya investasi.
Penilaian analisis keuangan tersebut dapat menggunakan analisis PBP, ROI, NPV,
IRR, BEP
PBP : Pay Back Periode
ROI : Return On Investment
NPV : Net Present Value
IRR : Internal Rate of Return
BEP : Break Even Point
c. Cash Flow Analysis
Di bawah ini akan dijelaskan mengenai aspek keuangan dilihat dari analisis Break
Even Point, Return on Investment dan Payback Periode dalam studi kelayakan.
a) Break Even Point (BEP)
Untuk mempertahankan kontinuitas usaha, apotek harus menjaga tingkat
keseimbangan antara hasil penjualan (total revenue) atau laba yang diperoleh
dengan biaya total. Analisa pendekatan yang digunakan ialah metode break even
point :
BEP = [1/(1-Biaya Variabel/Volume Penjualan)] x biaya tetap
Analisa BEP menunjukkan suatu keadaan kinerja suatu usaha pada posisi tidak
memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian karena pada posisi
tersebut pada omset tertentu laba yang diperoleh sama dengan biaya tetap yang
dikeluarkan. Sehingga dengan harga yang ada, omzet yang didapatkan, serta biaya
yang dikeluarkan itu tidak akan menderita kerugian. Dengan adanya BEP ini
menjadi alat untuk menetapkan perkiraan omzet yang harus didapatkan agar suatu
usaha tidak merugi.(4)
Analisa BEP berguna untuk :
1. Digunakan untuk perencanaan laba(Profit Planning)
2. Sebagai alat pengendalian (Controlling)
3. Sebagai alat pertimbangan dalam menentukan harga jual
4. Sebagai alat pertimbangan dalam mengambil keputusan perlu diketahui
berapakah BEP-nya.
b) ROI (Return on Investment)
Return on Investment (ROI) atau rentabilitas atau earning power merupakan
perbandingan antara pendapatan bersih dengan aktiva bersih rata-rata yang
digunakan. Hal ini penting untuk mengetahui kemampuan perusahaan
menghasilkan pendapatan. ROI dapat dihitung dengan rumus :
ROI = (Laba Bersih/Total Investasi) x 100%
ROI dapat dinaikkan dengan cara:
a. Menaikkan margin
1) Hasil penjualan (total sales) dinaikkan lebih besar dibanding biaya.
2) Biaya diturunkan lebih besar dibanding penjualannya.
b. Menaikkan perputaran
1) Menaikkan hasil penjualan (laba) dibanding aktivanya (modal lancarnya).
2) Menurunkan aktivanya lebih besar dibanding hasil penjualan (laba).
ROI merupakan analisa hasil usaha. Hal ini tergantung dari tujuan perusahaan, tapi
secara umum dapat dikatakan ROI yang baik adalah lebih besar daripada jasa
pinjaman rata-rata. Besarnya ROI yang diperoleh merupakan tingkat pengembangan
usaha suatu perusahaan.(4)
c) Payback Periode
Pay Back Period merupakan suatu analisa untuk mengetahui berapa lama modal
yang kita investasi akan kembali (balik modal). PBP merupakan rasio dari total
investasi dibandingkan dengan laba bersih. Pay Back Period dapat dihitung dengan
rumus:
PBP (thn) = Total Investasi/Laba Bersih
Semakin kecil waktu pengembalian modal maka semakin prospektif pendirian apotek
yang menandakan semakin besar tingkat pengembalian modal dan keuntungan bersih
rata-rata juga akan semakin besar. Pay back period tergantung dari jumlah investasi
dan modal tetap yang dikeluarkan. Investasi juga berasal dari modal operasional dan
modal cadangan. (4)
d) Internal Rate of Return
Internal Rate of Return disingkat IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari
suatu investasi. Suatu proyek/investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya
(rate of return) lebih besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan investasi
di tempat lain.
IRR dapat di hitung dengan rumus:
IRR digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak, untuk
itu biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi dari
Minimum acceptable rate of return atau Minimum atractive rate of return. Minimum
acceptable rate of return adalah laju pengembalian minimum dari suatu investasi
yang berani dilakukan oleh seorang investor .
BAB III
STUDI KELAYAKAN
3.1 Aspek Pasar dan Pemasaran
3.1.1 Potensi Pasar
Apotek akan didirikan di Jalan Villa Melati Mas Blok B, Kelurahan
Jelupang Kecamatan Serpong Utara. Lokasi apotek yang akan didirikan berada
dipinggir jalan raya dengan lalu lintas yang cukup padat dan dilalui oleh
kendaraan pribadi.
Lokasi ini cukup strategis dalam menjaring konsumen karena berada
dekat dengan sarana pelayanan kesehatan seperti praktek dokter, klinik,
puskesmas dan rumah sakit serta berada di tengah-tengah perumahan yang padat
penduduk sehingga menjadi potensi pasar yang potensial.
Lokasi apotek berada di jalur menuju perumahan villa melati mas, alam
sutera, Graha Raya, Royal Serpong Village, dan jalan raya Serpong, sehingga
diprediksi akan ramai pada pagi, siang, sore maupun malam hari. Jalan raya di
depan apotek merupakan jalur dua arah dengan pembatas jalan namun dekat
dengan fasilitas putaran balik sehingga bagi konsumen yang datang dari arah
seberang memiliki kemudahan untuk memutar arah menuju apotek.
3.1.2 Peluang Pasar
Besar kecilnya peluang pasar dapat dilihat dari faktor pendukung lain
seperti kepadatan lalu-lintas yang melewati lokasi dan keberadaan sarana
kesehatan (praktek dokter, puskesmas dan klinik) radius 2 km di sekitar lokasi
Apotek yang akan didirikan.
a. Data kepadatan lalu-lintas
Data kepadatan lalu-lintas tiap jam di sekitar lokasi Apotek Kimia Farma
Villa Melati Mas dapat dilihat dalam tabel berikut:
Data kepadatan lalu lintas di sekitar lokasi Apotek Kimia Farma Villa Melati Mas
No. Jenis Kendaraan Bermotor Jumlah/jam
1 Motor 2869
2 Mobil 2017
b. Data praktek dokter, klinik dan rumah sakit
Data praktek dokter dan klinik dapat dilihat pada tabel dibawah ini
No. Nama Dokter Jarak dari
apotek Waktu Praktek
1. drg. R. Yulianti Wijaya 400 m
Senin,Rabu,Jumat
17.00 20.00
2. Praktek Dokter Besama 300 m Senin-Sabtu
08.00-20.00
3. dr. Monica Sampurna 400 m Setiap hari
08.00 16.00
4. dr. Andreas Liando 400 m Senin,Rabu,Jumat
15.30 18.00
5 dr. Weny Tjiali 400 m Senin-sabtu 17.00-21.00
6 dr. Anita Tasik 400 m
Setiap hari kerja
08.00 21.00
7 drg. Joe Wisnu Brata 400 m
Senin, rabu, kamis, jumat
17.00 21.00
8 dr. Juanda Tjong 400 m Senin-sabtu
09.00 20.00
9 drg. Theresia nita 450 m Setiap Hari kerja
15.00 18.00
10 Dr. Huardy Theodore 450 m Setiap Hari kerja
15.00 18.00
11
drg. L.L Winata
drg. Andy Winata drg. Windy Rosalia
500 m Setiap hari kerja
08.00 21.00
12
dr. Indawati Kamil
dr. Vany Lusian
( Spesialis kulit & kelamin)
450 m Senin - sabtu
10.00 17.00
13 drg. Jenny Suhardi 750 m Senin sabtu
08.00 10.00 17.00 19.00
14
dr. Albert Susanto
( Spesialis kulit & kelamin)
700 m Senin sabtu 14.00 18.00
15 drg. Sonia 700 m Senin,rabu,jumat
18.00 21.00
16 Eka Hospital
4.2 km Setiap hari
(24 jam)
17 RS Omni Internasional 3,6 km Setiap hari 24 jam
18 RS Islam Assobirin 1,3 km Setiap hari
24 jam
19
RS Medika BSD
3,8 km Setiap hari
24 jam
a. Data Apotek Pesaing
Apotek Kompetitor
No Nama Apotek Jarak dari
Apotek
Praktek Dokter
1 Apotek Anakku Sayang 150 m ada
2 Apotek Sehat 200 m ada
3 Apotek Allie 500 m ada
4 Apotek Guardian 15 m Tidak ada
5 Apotek Melati 20 m ada
6 Apotek Harkat 30 m ada
7 Apotek Selaras 2 km ada
8 Apotek Century 2 km Tidak ada
3.2 Aspek lingkungan
3.2.1 Peta Lokasi
Keterangan : Apotek Kimia Farma Villa Melati Mas
3.2.2 Aspek Demografi
a. Apotek yang ingin didirikan berada di kecamatan Serpong Utara yang
memiliki luas wilayah 2243 Hektar dengan jumlah penduduk total
142.328 jiwa dan kepadatan penduduk 7978 orang per km2. Jumlah
keluarga 38.738 jiwa dan laju pertumbuhan 5,26 %.
a. Lokasi
Apotek ini rencana akan dibuka di Kelurahan Jelupang. Tepatnya lokasi
yang akan dipakai adalah Jalan Villa Melati Mas Blok B ,Serpong,
Tangerang Selatan. Adapun daerah sekitar antara lain:
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Serpong
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kelapa Dua
Sebelah Utara Berbatasan dengan Kota Tangerang
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pondok Aren
Pemantauan lokasi pembuatan apotek dilakukan 2 km sekitar lokasi
pendirian apotek.
3.2.3 Aspek Pelayanan Dan Teknologi
a. Aspek Pelayanan
Bentuk pelayanan yang akan dilakukan oleh Apotek meliputi
pelayanan dengan resep, non resep (swamedikasi dan swalayan farmasi),
pelayanan KIE, Delivery Service, dan telefarmasi.
b. Operasional Apotek
Tabel 2.6. Waktu operasional Apotek Kimia Farma Villa Melati Mas
No Operasional Apotek Waktu
1 Jam operasional apotek 07.00 23.00
2 Jam kerja APA 08.00 15.00
3 Jam kerja Apoteker pendamping 15.00 23.00
4 Jam kerja AA (sistem shift) 07.00 15.00
15.00 23.00
No Jenis kelamin Jumlah (Jiwa)
1 Laki-laki 70915
2 Perempuan 71413
3 Total 142.328
5 Jam kerja dokter praktek (hari kerja) 09.00 12.00
18.00 22.00
6 Layanan obat via telepon (telefarmasi) 08.00 22.00
c. Jenis Pelayanan
Pelayanan obat di Apotek Kimia Farma Villa Melati Mas dibedakan menjadi
pelayanan resep dan pelayanan tanpa resep (swamedikasi)
1. Pelayanan dengan Resep
1. Penerimaan Resep
1. Apoteker menerima resep pasien
2. Dilakukan skrining resep meliputi adsministrasi, farmasetik dan klinik
a. Persyaratan administratif :
- Nama dokter, SIP dan alamat dokter
- Tanggal penulisan resep
- Tanda tangan/paraf dokter penulis resep
- Nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien
- Cara pemakaian yang jelas
- Informasi lainnya
b. Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas,
inkompatibilitas, cara pemakaian dan lama pemberian.
c. Pertimbangan klinis: adanya alergi, efek samping, interaksi,
kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain lain). Jika ada
keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter
penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif bila
perlu menggunakan persetujuan.
3. Dihitung harga dan diminta persetujuan pasien terhadap nominal harga
obat dalam resep.
4. Pasien diberikan nomor antrean resep dan dipersilahkan menunggu di
ruang tunggu apotek.
5. Ditulis nomor struk (print out) pada resep dan satukan resep dengan print
out.
6. Dicocokkan nama, jumlah dan kekuatan obat dalam resep dengan print
out.
2. Peracikan Obat
a. Dilakukan pengecekan ketepatan jumlah obat yang diperlukan sesuai
dengan yang tertera pada resep.
b. Apoteker/Asisten Apoteker membuat etiket sesuai permintaan pada resep.
c. Dilakukan penyiapan obat sesuai jumlah yang diminta pada resep.
d. Obat diracik sesuai dengan yang tertulis pada resep.
e. Proses pencampuran dan penyiapan obat racikan dilakukan oleh Juru
Resep di bawah pengawasan Apoteker/Asisten Apoteker dan atau Asisten
Apoteker maupun Apoteker.
f. Setelah pengerjaan obat selesai, obat diberi etiket dan diperiksa kembali
oleh Apoteker/AA dan dikemas dalam klip obat.
g. Untuk obat yang belum diambil seluruhnya atau pasien meminta copy
resep, wajib dibuatkan copy resep yang ditandatangani oleh
Apoteker/Asisten Apoteker.
h. Bagi pasien yang meminta kuitansi maka dibuatkan kuitansi.
3. Penyerahan Obat
1. Sebelum diserahkan, Apoteker wajib melakukan pengecekan obat dengan
resep.
2. Pasien dipanggil menurut nomor resep.
3. Obat diserahkan kepada pasien dengan mengecek nama pasien dengan
nama yang tertulis pada resep.
4. Memberi penjelasan kepada pasien mengenai jenis obat, kegunaan, cara
pakai dan cara penyimpanan obat, efek samping atau akibat yang
mungkin timbul dan cara mengatasinya serta pantangan yang harus
dilakukan. Untuk resep yang diambil sebagian, dianjurkan segera diambil
sebelum obat habis, terutama untuk Antibiotika.
5. Mengucapkan terima kasih dan semoga lekas sembuh
4. Dokumentasi Resep
Resep yang masuk pada akhir shift dikumpulkan, dilakukan pencatatan
pada kartu stok dan buku pencatatan resep.Penyimpanan resep dilakukan
berurutan berdasarkan hari.Untuk resep narkotik dan non narkotik disimpan
pada tempat berbeda.Hal ini dilakukan untuk memudahkan pengecekan
pelaporan resep seperti pada resep narkotik.
2. Pelayanan Tanpa Resep (Swamedikasi)
Pelayanan obat tanpa resep adalah pelayanan perbekalan farmasi yang
dapat dilayani tanpa resep dokter antara lain obat bebas, obat bebas terbatas, obat
wajib apotek (OWA), kosmetika, obat tradisional, PKRT (Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga), dan alat kesehatan. Pelayanan tanpa resep ditujukan untuk
swamedikasi (self medication) untuk meringankan/menghilangkan gejala
penyakit tertentu seperti batuk, pilek atau diare. Adapun tahap pelayanan non
resep di Apotek Kimia Farma Pasar Baru sebagai berikut :
1. SOP Pelayanan OTC (Over The Counter Drug)
a. Pasien datang.
b. Menyapa pasien dengan ramah (selamat pagi,siang atau sore) disertai
dengan mencakupkan tangan pada dada dan menanyakan kepada pasien
obat apa yang dibutuhkan.
c. Ditanyakan lebih dahulu keluhan atau penyakit yang diderita pasien,
kemudian membantu pasien untuk mendapatkan obat yang tepat.
d. Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga.
e. Memberikan uang kembalian dan obat diserahkan kepada pasien disertai
dengan informasi tentang obat meliputi dosis, frekuensi pemakaian
sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan dan efek samping obat
yang mungkin timbul setelah penggunaan obat, dan jika diperlukan
pengatasan pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan.
f. Mengucapkan terima kasih dan semoga lekas sembuh.
2. SOP Pelayanan OWA (Obat Wajib Apotek)
1. Pasien datang,
2. Menyapa pasien dengan ramah selamat pagi,siang atau sore) disertai
dengan mencakupkan tangan pada dada dan menanyakan kepada pasien
obat apa yang dibutuhkan,
3. Ditanyakan pada pasien apa keluhan yang dialaminya dan gejala
penyakitnya,
4. Ditanyakan pada pasien apakah sebelumnya pernah menggunakan obat
tertentu dan bagaimana hasilnya (kondisi membaik atau bertambah
parah),
5. Bila pasien telah menggunakan obat sebelumnya dan hasilnya tidak
memuaskan maka pilihkan obat lain yang sesuai dengan kondisi pasien,
begitu juga untuk pasien yang sama sekali belum pernah minum obat,
6. Menghitung harga dan minta persetujuan terhada nominal harga
7. Setelah pasien setuju dengan harga obat, diserahkan obat kepada pasien
disertai dengan informasi tentang obat meliputi : dosis, frekuensi
pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan dan efek
samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan obat dan dan jika
diperlukan pengatasan pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan,
8. Melakukan pencatatan nama pasien, alamat, dan no telepon pasien serta
obat-obat yang diterima sebagai suatu medical record.
9. Mengucapkan terima kasih dan mengucapkan semoga lekas sembuh.
3. Swalayan
Apotek Kimia Farma Villa Melati Mas juga menyediakan swalayan farmasi
yang ditujukan untuk pasien yang ingin melakukan upaya pengobatan sendiri
(UPDS) atau swamedikasi. Jenis obat-obatan yang terletak pada swalayan
farmasi di Apotek Kimia Farma Melati Mas merupakan obat bebas, alat
kesahatan, alat kontrasepsi, kosmetik, vitamin dan suplemen makanan.
4. Pelayanan KIE
Pelayanan KIE di Apotek Kimia Farma Villa Melati Mas dilakukan oleh
Apoteker/AA (dengan persetujuan Apoteker) untuk memberikan informasi pada
pasien. Pelayanan ini bisa dilakukan secara langsung, lewat telepon atau
membuat janji terlebih dahulu.
Pelayanan KIE sangat diperlukan agar pasien dapat memperoleh informasi
tentang obat dengan benar. Pelayanan KIE diberikan pada pasien resep dan non
resep. Pemberian
Informasi yang harus diberikan kepada pasien meliputi :
A. Nama generik dan nama dagang beserta deskripsi fisik dan kekuatan obat.
B. Aksi obat yang diharapkan dan interaksi yang mungkin terjadi.
C. Bagaimana dan kapan menggunakan obat.
D. Penggunaan khusus dan teknik monitoring yang dapat dilakukan sendiri.
E. Efek samping yang biasa terjadi dan cara mengatasinya.
F. Apabila obat dihentikan, bagaimana cara menghentikannya dan
hubungannya dengan obat yang baru.
G. Cara penyimpanan obat.
H. Lama penggunaan dan bagaimana cara mengatasi bila lupa meminum
obat.
Pemberian informasi yang benar kepada pasien sangat perlu untuk
menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan penggunaan obat dan diharapkan
tujuan pengobatannya tercapai. Untuk penderita penyakit tertentu seperti
kardiovaskular, hipertensi, diabetes, TBC, asma dan penyakit kronis lainnya,
apoteker diharapkan dapat memberikan konseling secara berkelanjutan. Pada
proses penyampaian KIE, perlu diperhatikan tingkat pendidikan pasien, karena
hal tersebut akan mempengaruhi bahasa yang digunakan selama melakukan
konseling agar mudah dipahami sehingga informasi yang diberikan dapat
mencapai sasaran.
d. Aspek Teknologi
Dalam perencanaan pendirian apotek di daerah Jl.Villa Melati Mas Blok
B juga diperlukan suatu teknologi penunjang layanan untuk mempermudah
sistem pelayanan baik terhadap konsumen maupun mempermudah karyawan
dalam pengecekan stok obat. Adapun teknologi yang diperlukan antara lain :
Komputer sebanyak 6 unit
Software apotek untuk membantu karyawan dalam mengelola penjualan obat
di apotek sehingga memudahkan dalam melakukan transaksi.
AC
Televisi pada ruang tunggu
Layanan internet
Telepon 3
Lemari pendingin 3
Printer
Scanner
Apotek ini akan menggunakan sistem billing antara komputer kasir dengan
komputer yang digunakan memasukkan stok sehingga setiap penjualan dapat
dipantau dan dengan cepat diketahui stok obat mana yang habis. Dengan sistem ini
pengadaan obat dapat segera dilakukan. Pada kasir juga dilengkapi alat sensor
optik untuk dapat mendeteksi no.barcode obat-obat HV/OTC sehingga
pelayanannya menjadi lebih cepat.
3.3 Aspek SDM
Sumber daya manusia merupakan salah satu hal yang penting dikelola dalam
manjalankan suatu apotek. Kerjasama antar para karyawan sangat diperlukan
sehingga mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif dan kenyamanan pada
pasien. Dalam menjalankan usaha apotek ini, diperlukan beberapa pegawai yaitu 1
orang Apoteker Pengelola Apotek (APA), 1 orang apoteker pendamping, dan 5 orang
asisten apoteker (AA). Apotek buka setiap hari, kecuali hari libur nasional dengan
jam buka dari jam 07.00 23.00. Adapun pembagian shift kerja adalah shift pagi dari
pukul 07.00 15.00 WIB dan shift siang dari pukul 15.00 23.00 WIB.
Berikut ini merupakan struktur organisasi dari apotek yaitu :
Adapun tugas dari masing masing personel apotek yaitu :
1. Apoteker pengelola apotek (APA)
APA memiliki tugas mengelola seluruh kegiatan apotek meliputi pengelolaan
perbekalan kesehatan dan mengontrol persediaan barang, mengawasi seluruh
kegiatan apotek baik yang bersifat kefarmasian meliputi pelayanan resep dan non
resep, administrasi keuangan, mengawasi dan mengontrol kinerja semua karyawan
apotek, memberikan layanan kefarmasian kepada masyarakat berupa komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE) mengenai obat dan perbekalan farmasi kepada pasien.
2. Asisten Apoteker
Asisten apoteker memiliki tugas yaitu membantu APA dan Apoteker pendamping
dalam hal sebagai berikut :
a. Melayani penjualan obat, baik dengan ataupun tanpa resep dokter.
b. Meracik, menyiapkan obat, menulis etiket, membuat salinan resep.
c. Melakukan pencatatan penjualan harian.
d. Mendata kebutuhan obat yang habis atau tinggal sedikit setiap hari pada
buku defecta.
- Mencatat laporan penggunaan obat dan perbekalan farmasi
- Menerima barang pesanan, memeriksa dan menandatangani faktur, mencatat
ke dalam buku pembelian (komputer)
- memelihara kebersihan dan kerapihan ruang pelayanan dan peracikan obat
serta mengelompokkan dan menata obat secara alfabetis.
3.4 Aspek Yuridis
Untuk mendapatkan izin apotek, APA atau apoteker pengelola apotek yang
bekerjasama dengan pemilik sarana harus siap dengan tempat, perlengkapan,
termasuk sediaan farmasi dan perbekalan lainnya. Surat izin apotek (SIA) adalah
surat yang diberikan Menteri Kesehatan RI kepada apoteker atau apoteker
bekerjasama dengan pemilik sarana untuk membuka apotek di suatu tempat tertentu.
Wewenang pemberian SIA dilimpahkan oleh Menteri Kesehatan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
wajib melaporkan pelaksanaan pemberian izin, pembekuan izin, pencairan izin, dan
pencabutan izin apotek sekali setahun kepada Menteri Kesehatan dan tembusan
disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi.
Sesuai dengan Keputusan MenKes RI No.1332/MenKes/SK/X/2002 Pasal 7
dan 9 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, yaitu:
a. Permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala Kantor Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
b. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 hari
setelah menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada
Kepala Balai POM untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap
kesiapan apotek untuk melakukan kegiatan.
c. Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambat-
lambatnya 6 hari kerja setelah permintaan bantuan teknis dari Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksaan.
d. Dalam hal pemerikasaan dalam ayat (2) dan (3) tidak dilaksanakan,
apoteker pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan
kegiatan kepada Kepala Kantor Dinas Kesehatan setempat dengan
tembusan kepada Kepala Dinas Propinsi.
e. Dalam jangka 12 hari kerja setelah diterima laporan pemeriksaan
sebagaimana ayat (3) atau persyaratan ayat (4), Kepala Dinas Kesehatan
setempat mengeluarkan surat izin apotek.
f. Dalam hasil pemerikasaan tim Dinas Kesehatan setempat atau Kepala
Balai POM dimaksud (3) masih belum memenuhi syarat Kepala Dinas
Kesehatan setempat dalam waktu 12 hari kerja mengeluarkan surat
penundaan.
g. Terhadap surat penundaan sesuai dengan ayat (6), apoteker diberikan
kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selambat-
lambatnya dalam waktu satu bulan sejak tanggal surat penundaan.
h. Terhadap permohonan izin apotek bila tidak memenuhi persyaratan sesuai
pasal (5) dan atau pasal (6), atau lokasi apotek tidak sesuai dengan
permohonan, maka Kepala Dinas Kesehatan Dinas setempat dalam jangka
waktu selambat-lambatnya 12 hari kerja wajib mengeluarkan surat
penolakan disertai dengan alasan-alasannya.
(Depkes RI, 2002)
Dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian di apotek, harus berlandaskan
hukum diantaranya :
1. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 1189 A/ Menkes/ SK/ X/ 1999
tentang wewenang Penetapan Ijin di bidang Kesehatan.
2. PP No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian
3. Kepmenkes RI No1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan
Farmasi di Apotek
4. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1980 tentang Masa Bhakti dan Ijin Kerja
Apoteker.
5. Permenkes RI No.949/Menkes/Per/VI/2000 tentang Registrasi Obat Jadi.
6. SK MenKes RI No.347/Menkes/SK/VII/1990 tentang Obat Wajib Apotik
No.1
7. KepMenkes RI No.924/Menkes/Per/X/1993 tentang Obat Wajib Apotik No.2
8. KepMenkes RI No.1176/Menkes/SK/X/1999 tentag Daftar Obat Wajib
Apotik No.3
9. Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
10. Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
11. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
12. UU 8/1999, Perlindungan Konsumen
13. Peraturan Pemerintah RI No.72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi dan Alat Kesehatan
3.5 Aspek Finansial
3.5.1 Data apotek
Data dibawah ini merupakan data estimasi jumlah resep yang mungkin
masuk ke Apotek Kimia Farma Villa Melati Mas yang berasal dari dokter
outhouse. Diasumsikan bahwa dalam satu tahun setara dengan 365 hari (2
hari nonaktif untuk lebaran). Diasumsikan pula bahwa harga resep per
lembar yaitu
Dokter outhouse
No. Nama Dokter Jarak
dari
apotek
Waktu
Praktek
Jumla
h
Pasien
Harga Per Resep Jumla
h
Resep
yang
mungk
in
Masuk
ke
Apotek
Jumlah Pemasukan
Resep Per Hari
Jumlah
Pemasukan
Resep Per
Bulan
Jumlah
Pemasukan
Resep Per Tahun
1 drg. R. Yulianti
Wijaya
400 m Senin,Rabu,Jum
at 17.00 - 22.00
7 Rp 100,000 2 Rp 200,000 Rp 2,400,000 Rp 28,800,000
2 Praktek Dokter
Besama
300 m Senin - Sabtu
08.00 - 20.00
50 Rp 50,000 5 Rp 250,000 Rp 6,000,000 Rp 72,000,000
3 dr. Monica
Sampurna
400 m Setiap Hari
08.00 - 16.00
15 Rp 50,000 1 Rp 50,000 Rp 1,400,000 Rp 16,800,000
4 dr. Andreas
Liando
400 m senin ,rabu,
jumat 15.30 -
18.00
5 Rp 50,000 1 Rp 50,000 Rp 600,000 Rp 7,200,000
5 dr. Weny Tjiali 400 m Senin-sabtu
08.00 - 21.00
8 Rp 50,000 1 Rp 50,000 Rp 1,200,000 Rp 14,400,000
6 dr. Anita Tasik 400 m Setiap hari kerja 08.00 - 21.00
25 Rp 50,000 3 Rp 150,000 Rp 3,000,000 Rp 36,000,000
7 drg. Joe Wisnu
Brata
400 m senin,rabu,kami
s, jumat 17.00 -
18.00
7 Rp 100,000 1 Rp 100,000 Rp 1,200,000 Rp 14,400,000
8 dr. Juanda
Tjong
400 m senin - sabtu
09.00 - 20.00
15 Rp 50,000 2 Rp 100,000 Rp 2,400,000 Rp 28,800,000
9 drg. Theresia
nita
450 m setiap hari kerja
15.00 - 18.00
7 Rp 100,000 1 Rp 100,000 Rp 2,000,000 Rp 24,000,000
10 Dr. Huardy
Theodore
450 m setiap hari kerja
15.00 - 18.00
10 Rp 50,000 2 Rp 100,000 Rp 2,000,000 Rp 24,000,000
11 drg. L.L Winata
drg. Andy
Winata drg.
Windy Rosalia
500 m Setiap hari kerja
08.00 - 21.00
15 Rp 10,000 3 Rp 30,000 Rp 600,000 Rp 7,200,000
12 dr. Indawati
Kamil dr. Vany
Lusian (Sp
kulit&kelamin)
450 m senin - sabtu
10.00 - 17.00
30 Rp 100,000 2 Rp 200,000 Rp 4,800,000 Rp 57,600,000
13 drg. Jenny
Suhardi
750 m senin - sabtu
08.00 - 10.00
17.00 - 19.00
10 Rp 100,000 2 Rp 200,000 Rp 4,800,000 Rp 57,600,000
14 dr. Albert
Susanto
(spesialis kulit
& kelamin)
700 m senin-sabtu
14.00 - 18.00
10 Rp 100,000 2 Rp 200,000 Rp 4,800,000 Rp 57,600,000
15 drg. Sonia 700 m senin,rabu,jumat
18.00 - 21.00
5 Rp 100,000 1 Rp 100,000 Rp 1,200,000 Rp 14,400,000
16 RS Omni
Internasional
3,6 km setiap hari (24
jam)
~ Rp 150,000 3 Rp 450,000 Rp 12,600,000 Rp 151,200,000
17 RS Islam
Assobirin
1,3 km setiap hari (24
jam)
~ Rp 100,000 3 Rp 300,000 Rp 8,400,000 Rp 100,800,000
TOTAL Rp 712,800,000
Total perkiraan pemasukan dari resep yaitu = resep dari dokter outhouse
= Rp885,720,000
3.5.1 Perhitungan Neraca Keuangan
1. Biaya Sewa 1 Ruko = Rp. 80.000.000/tahun
2. Pengeluaran belanja untuk kesehatan berdasarkan data pendapatan
perkapita di daerah serpong yaitu :
- Pendapatan perkapita masyarakat Tangerang Selatan per tahun = Rp.
11.700.000,-
- Asumsi persentase pengeluaran belanja masyarakat untuk kesehatan
di Daerah Serpong = 10 %
- Rata-rata pengeluaran untuk kesehatan pertahun = 10/100 x Rp.
11.700.000 = Rp. 1.170.000 /jiwa
- Radius layanan resep= 2 Km2, kepadatan penduduk 7978 jiwa/Km2
- Jumlah jiwa = 7978 jiwa/Km2 x 2 Km2 = 15.956 jiwa
- Perkiraan pengeluaran belanja masyarakat untuk kesehatan di sekitar
apotek dengan radius 2 Km2 = 15.956 jiwa x Rp. 1.170.000 /jiwa =
Rp. 18.668.520.000
- Perkiraan pengeluaran masyarakat untuk obat sebesar 50 % x Rp.
18.668.520.000 = Rp. 9.334.260.000
- Asumsi persentase dari pengeluaran masyarakat untuk obat yang
datang ke apotek yang akan di bangun sebesar 5%.
- Perkiraan omzet dari pengeluaran masyarakat sekitar apotek 5% x
Rp. 9.334.260.000 = Rp 466.713.000
3. Dari data kepadatan lalu lintas, dapat dibuat asumsi omzet apotek
pertahun :
Diasumsikan bahwa dari total orang yang lewat, sebanyak 5% berkunjung
ke apotek dengan konsumsi per orang Rp 10.000/hari.
Konsumsi total untuk satu tahun = Rp Rp 2.440.000 x 363 hari
= Rp1,352.433,000
4. Konsumsi total satu tahun = total konsumsi orang yang lewat + total
konsumsi penduduk = Rp1,352.433,000 + Rp. 466.713.000
= Rp1,799,146,000
Asumsi segmentasi biaya:
Biaya UPDS : 50 % x Rp1,799,146,000 = Rp. 899,573,000.00
Biaya HV/OTC : 50 % x Rp1,799,146,000 = Rp. 899,573,000.00
5. Biaya Pada Tahun Pertama
a. Biaya Operasional
Jenis
Kendaraan
Rata-rata
Jumlah
kendaraan
yang
lewat/jam
Jumlah
kunjun
gan ke
apotek/
hari
Konsumsi
per hari
Konsumsi total
Motor 2869 143 Rp 10.000 Rp1,430,000
Mobil 2017 101 Rp 10.000 Rp 1.010.000
Total Rp 2.440.000
Jenis Biaya Jumlah
Gaji
a. APA(Rp. 4.000.000,- x13 bulan x 1) Rp 52.000.000
b. AA (Rp.2.500.000,-x 13 bulan x5) Rp 162.500.000
Total Biaya Gaji Rp 214.500.000
Biaya listrik, air, telepon Rp 20.000.000
Biaya serba-sebi Rp 4.500.000
Biaya UJP Rp 30.000.000
Biaya pemeliharaan Rp. 6.000.000
a. Biaya Inventaris Kantor
- Papan nama dan neon box Rp 10.000.000
- Kursi dan meja Rp 2.000.000
- Lemari,rak,gondola,counter Rp 45.000.000
- Neraca Rp 1.500.000
- Alat Peracikan Rp 3.000.000
- Embalage Rp 1.500.000
- Buku Standar dan stempel Rp 1.000.000
- Lemari pendingin Rp 3.500.000
- Lampu Rp 500.000
- AC Rp 6.000.000
- TV Rp 3.000.000
- Komputer, software dan printer Rp 17.000.000
- Alat pemadam kebakaran Rp 2.500.000
- Alat Kebersihan Rp 100.000
- Jam dinding Rp 100.000
- Kalkulator Rp 100.000
- Timbangan Badan Rp 250.000
- Brankas Rp 3.500.000
- Kendaraan Rp 15.000.000
Total Biaya inventaris Rp. 116.050.000
b. Total Investasi
Biaya pajak Rp 3.500.000
Total biaya operasional Rp 278.500.000
Investasi Jumlah
Biaya Sewa Ruko Rp 80.000.000,-
Biaya Inventaris Rp 116.050.000,-
Biaya Perijinan Rp 10.000.000,-
Biaya Renovasi Rp 80.000.000
Modal (Persediaan) Rp 200.000.000,-
Total Investasi Rp 486.050.000
Dengan asumsi terjadi kenaikan biaya setiap tahunnya, sebagai berikut :
Jenis Biaya Asumsi
kenaikan
Tahun
I II III IV V VI
Biaya gaji 10% Rp 214.500.000 Rp 235950000 Rp 259.545.000 Rp 285.499.500 Rp 314.049.450 Rp 345.454.395
Biaya listrik, air,
telepon
5% Rp 20,000,000 Rp 22,000,000 Rp 24,200,000 Rp 26,620,000 Rp 29,282,000 Rp 32,210,200
Biaya serba-sebi 5% Rp 4,500,000 Rp 4,725,000 Rp 4,961,250 Rp 5,209,313 Rp 5,469,778 Rp 5,743,267
Biaya UJP 5% Rp 30,000,000 Rp 31,500,000 Rp 33,075,000 Rp 34,728,750 Rp 36,465,188 Rp 38,288,447
Biaya pemeliharaan
5% Rp 6,000,000 Rp 6,300,000 Rp 6,615,000 Rp 6,945,750 Rp 7,293,038 Rp 7,657,689
Biaya pajak 5% Rp 3,500,000 Rp 3,675,000 Rp 3,858,750 Rp 4,051,688 Rp 4,254,272 Rp 4,466,985
Total biaya operasional Rp 278,500,000 Rp 304,150,000 Rp 332,255,000 Rp 363,055,000 Rp 396,813,725 Rp 433,820,984
6. HV/ OTC
Berdasarkan data konsumsi kesehatan dan pendapatan perkapita penduduk
maka diperoleh omzet produk HV/OTC = Rp. 899.573.000
7. UPDS
Berdasarkan data konsumsi kesehatan dan pendapatan perkapita penduduk
maka diperoleh omzet produk UPDS = Rp. 899.573.000
8. Resep
Berdasarkan data dokter yang praktek dan asumsi resep yang masuk ke
apotek maka diperoleh total omzet dari dokter sebagai berikut:
Dokter outhouse = Rp 712.800.000
Total Omzet per tahun
Sumber Omzet
HV/ OTC Rp 899,573,000.00
UPDS Rp 899,573,000.00
Resep Rp 712,800,000.00
Total Omzet Rp 2,511,946,000.00
9. Asumsi Pertumbuhan Tahunan
Tahun
Ke
Asumsi
pertumbuhan
pertahun
Omzet
(Rp)
1 0% Rp 2,511,946,000
2 20% Rp 3,014,335,200
3 25% Rp 3,767,919,000
4 25% Rp 4,709,898,750
5 20% Rp 5,651,878,500
6 15% Rp 6,499,660,275
10. Perhitungan HPP
HPP pada tahun pertama sebesar nilai omzet dibagi 1/margin keuntungan.
Untuk setiap obat HV atau OTC, UPDS dan resep yaitu sebesar 1,25 dari
harga beli maka nilai HPP yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Sumber Omzet HPP
HV/ OTC Rp 899,573,000 Rp 1,124,466,250
UPDS Rp 899,573,000 Rp 1,124,466,250
Resep Rp 712,800,000 Rp 891,000,000
Total Rp 2,511,946,000 Rp 3,139,932,500
Untuk HPP Selama 6 Tahun, dengan asumsi HPP = 80% dari omzet :
Tahun
ke
Asumsi
Pertumbuhan
pertahun
Omset HPP
(Omset x 80%)
1 0% Rp 2,511,946,000 Rp 2,009,556,800
2 15% Rp 3,014,335,200 Rp 2,411,468,160
3 20% Rp 3,767,919,000 Rp 3,014,335,200
4 18% Rp 4,709,898,750 Rp 3,767,919,000
5 16% Rp 5,651,878,500 Rp 4,521,502,800
6 15% Rp 6,499,660,275 Rp 5,199,728,220
LAPORAN LABA/RUGI
Tahun
ke
Total Omzet HPP Biaya
Operasional
Laba
Kotor
Pajak
(10%)
Laba Bersih Setelah
Pajak
1 Rp 2,511,946,000 Rp 2,009,556,800 Rp 278,500,000 Rp 223,889,200 Rp 22,388,920 Rp 201,500,280
2 Rp 3,014,335,200 Rp 2,411,468,160 Rp 304,150,000 Rp 298,717,040 Rp 29,871,704 Rp 268,845,336
3 Rp 3,767,919,000 Rp3,014,335,200 Rp 332,255,000 Rp 421,328,800 Rp 42,132,880 Rp 379,195,920
4 Rp 4,709,898,750 Rp 3,767,919,000 Rp 363,055,000 Rp 578,924,750 Rp 57,892,475 Rp 521,032,275
5 Rp 5,651,878,500 Rp4,521,502,800 Rp 396,813,725 Rp 733,561,975 Rp 73,356,198 Rp 660,205,778
6 Rp 6,499,660,275 Rp 5,199,728,220 Rp433,820,984 Rp 866,111,071 Rp 86,611,107 Rp 779,499,964
1. Analisis IRR
Trial and error pertama dengan df = 15%
Tabel Cash inflow df 15% :
Tahun
ke
cash flow df 15% NPV cash flow
0 Rp 486.050.000 1 Rp 486,050,000
1 Rp 201,500,280 0.8696 Rp 175,224,643
2 Rp 268,845,336 0.7561 Rp 203,273,959
3 Rp 379,195,920 0.6575 Rp 249,321,317
4 Rp 521,032,275 0.5718 Rp 297,926,255
5 Rp 660,205,778 0.4972 Rp 328,254,313
6 Rp 779,499,964 0.4323 Rp 336,977,834
Rp 200,000,000 0.2472 Rp 49,440,000
NPV 1 Rp 2,126,468,321
1 Rp 1,640,418,321
Trial and error pertama dengan df = 28 %
Tabel Cash inflow df 28 % :
Tahun
ke
cash flow df 28% NPV cash flow
0 Rp 486,050,000 1 Rp 486,050,000
1 Rp 201,500,280 0.783 Rp 157,774,719
2 Rp 268,845,336 0.6104 Rp 164,103,193
3 Rp 379,195,920 0.4768 Rp 180,800,615
4 Rp 521,032,275 0.3725 Rp 194,084,522
5 Rp 660,205,778 0.291 Rp 192,119,881
6 Rp 779,499,964 0.2274 Rp 177,258,292
Rp 200,000,000 0.0847 Rp 16,940,000
NPV 2 Rp 1,569,131,223
2 Rp 1,083,081,223
Mencari IRR minimum, syarat NPV 1 NPV 2 = 0
IRR =
= 53.26 %
Interpretasi hasil IRR (Internal Rate of Return)
Dari perhitungan, IRR yang diperoleh 53,26%. Nilai IRR yang
didapatkan lebih besar jika dibandingkan dengan suku bunga bank yaitu
15%, sehingga dapat disimpulkan bahwa proyek tersebut layak
dilaksanakan.
Payback periode (PP)
=
= 2,4 tahun (2 tahun 5 bulan)
Return of Investment
=
x 100%
= 41.46%
Break Even Point (BEP)
=Rp329,506,374
BAB IV
PEMBAHASAN
Apotek Kimia Farma yang akan didirikan terletak di lokasi kelurahan
Jelupang kecamatan Serpong Utara, lokasi ini cukup strategis dan mudah diakses
oleh masyarakat karena terletak di tepi jalan besar dua arah yang cukup ramai,
dengan pembatas jalan namun dekat dengan fasilitas putaran balik, banyak dilalui
oleh kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Selain itu apotek juga berada
diantara beberapa kompleks perumahan yaitu perumahan Taman Melati Mas, Graha
Raya, Royal Serpong Village, Perum Pondok Jagung, Pondok Pakulonan, Regency
Melati Mas, dan Bukit Serpong Mas. Lokasi apotek ini diperjelas dalam keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang sarana dan prasarana
menurut standar pelayanan kefarmasian di apotek, yang menyebutkan bahwa apotek
berlokasi pada daerah yang mudah dikenali dan dapat mudah diakses oleh
masyarakat.
Data yang diperoleh menunjukkan jumlah penduduk di kecamatan Jelupang
yaitu 142.328 jiwa, dengan kepadatan penduduk 13.156 jiwa/km2 merupakan
kecamatan padat penduduk di Tangerang Selatan, hal ini tentunya merupakan
peluang yang sangat baik mengingat keperluan masyarakat terhadap obat dan alat
kesehatan di kota besar saat ini semakin tinggi seiring kesadaran akan kesehatan
yang meningkat. Apoteker juga ditugaskan selama apotek buka untuk melakukan
pelayanan konsultasi tentang obat atau penyakit, swamedikasi serta penyerahan obat
kepada pasien disertai KIE. Hal ini diharapkan dapat memberikan kepuasan
konsumen terhadap informasi terkait obat dan kesehatan.
Dari segi apotek kompetitor, apotek memiliki beberapa kompetitor yaitu
apotek anakku sayang, apotek sehat, apotek allie, apotek melati, apotek harkat,
apotek selaras, apotek guardian dan apotek century. Namun apotek yang akan
didirikan dapat bersaing dengan apotek kompetitor yang terlebih dahulu ada dengan
dengan meningkatkan aspek-aspek pelayanan seperti jasa antar, SDM yang terlatih
dan apoteker yang melakukan interaksi dengan pasien secara maksimal di apotek
untuk melakukan konseling, pemberian informasi dan edukasi tentang berbagai hal
yang perlu diperhatikan oleh pasien sehubungan dengan penggunaan obat-obatan
untuk meningkatkan kesehatan.
Lokasi Apotek Kimia Farma Melati Mas dekat dengan praktek pelayanan
kesehatan seperti RS Omni Internasional, RS Islam Assobirin, dan beberapa praktek
dokter baik dokter umum, dokter gigi, dokter anak dan dokter kecantikan.
Asumsi perhitungan pada aspek finasial menunjukkan dari total investasi
sebesar Rp 486.050.000,- dapat diperoleh omzet pertahun sebesar Rp. 2.511.946.000
Hasil analisis perhitungan menggunakan metode IRR adalah 53,26%, dimana hasil
tersebut lebih besar dari suku bunga bank yaitu 15% sehingga dapat disimpulkan
bahwa apotek telah layak untuk didirikan. Dari nilai Pay back periode didapatkan
nilai 2,4 tahun (2 tahun 5 bulan) yang berarti selama 2,4 tahun jangka waktu
kembalinya investasi yang telah di keluarkan, ROI sebesar 41,46% dan BEP Rp
329.506.374.,- sehingga apotek ini layak didirikan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan studi kelayakan, Apotek Kimia Farma yang akan didirikan di
Ruko Vila Melati Mas yang berada di Jl. Villa Melati Mas Blok B,
kelurahan Jelupang kecamatan Serpong Utara, Tangerang Selatan, layak
untuk didirikan apotek.
B. Saran
1. Apotek sebaiknya memiliki aspek pelayanan yang baik agar dapat
bersaing dengan apotek lainya.
2. Dalam mendirikan sebuah apotek perlu diperhatikan jumlah
penduduk, pesaing, keadaan sosial ekonomi penduduk di daerah
tersebut
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
3. Hartono. 2003. Manajemen Apotek. Jakarta: Depot Informasi Obat.
4. Anief, M. 2001. Manajemen Farmasi Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
5. Umar, M. 2013. Manajemen Apotek Praktis Edisi Revisi ke II. Jakarta: PD Wira Putra Kencana.
6. DepKes RI. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1332/Menkes/SK/IX/2002 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan RI no. 992/Menkes/per/X/1933 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pemberian Izin Apotek. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
7. DepKes RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Keframasian di Apotek.
Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
8. Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan. 2013. Kota Tangerang Selatan Dalam Angka. Tangerang Selatan
LAMPIRAN
1. Daftar pesaing apotik di area catchment
Apotek Anakku Sayang Apotek Sehat
Apotek Allie Apotek Guardian
Apotek Melati Apotek Harkat
Apotek Century Apotek Selaras
2. Toko Alat Kesehatan
Smart Care Medical
3. Sumber perolehan omzet
4. Puskesmas Sekitar
5. Rumah sakit disekitar
6. Lokasi yang akan dibangun Apotek