Tugas Kosmetik Yang Berbe

Embed Size (px)

Citation preview

1006773345

UNIVERSITAS INDONESIA

TUGAS AKHIR MATA KULIAHTEKNOLOGI OBAT DAN KOSMETIK

DAY CREAM (KRIM SIANG)

OLEH:ANNISA YULIAN1006806132

UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK2013

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI2RINGKASAN4BAB 15PENDAHULUAN51.1Latar Belakang Masalah51.2Perumusan Masalah61.3Tujuan6BAB 26TINJAUAN PUSTAKA62.1 Definisi obat topikal72.2Sedian Obat Topical72.3 Farmakokinetik Obat Topikal122.4 Absorpsi sediaan topikal secara umum132.5 Mekanisme kerja sediaan topical132.7 Definisi Krim142.8 Penggolongan Krim142.9 Definisi Krim Pelembab142.9 EVALUASI MUTU SEDIAAN KRIM152.10 Sediaan Tabir Surya152.11 EFEKTIVITAS TABIR SURYA182.12 FORMULASI SEDIAAN TABIR SURYA182.13Definisi dan Tujuan Krim Siang192.14Bahan Baku Herbal dan Bahan Baku Farmasi yang Digunakan.192.15Komposisi Krim Siang di Pasaran202.16 Syarat dan Bentuk Krim Siang (Tabir Surya)212.17Kelebihan dan Kekurangan Sediaan Krim212.18 Komponen Sediaan Krim siang222.19Metode Pembuatan Krim232.20Cara Pemakaian Krim Siang242.21Kestabilan Krim Siang242.22 Kemasan Produk Krim Siang252.23Tkita Kerusakan Kemasan Kosmetik25BAB 327Kesimpulan27DAFTAR PUSTAKA29

RINGKASAN

Merawat wajah tidak sebatas pada pagi hari saja, malam hari pun kulit membutuhkan perawatan. Kondisi wajah pada siang dan malam hari berbeda. Untuk itu menggunakan krim yang sesuai dengan kebutuhan sangat penting.Meski sama-sama berbentuk krim, namun bahan aktif dan konsentrasi krim siang dan malam memiliki perbedaan. Tapi pada dasarnya, senyawa yang terkandung dalam krim harus mampu menembus ke dalam kulit, agar memberikan manfaat pada kulit. Siang hari kulit wajah akan lebih banyak terpapar sinar matahari. Meskipun berada di dalam ruangan bukan berarti Kita terbebas dari efek buruk sinar UV yang dapat menyebabkan kulit rusak dan timbul flek hitam. Sehingga krim siang umumnya telah mengandung SPF. Ahli kulit, dr. Murad mengatakan, krim siang juga mengandung antioksidan untuk melindungi kulit dari bahaya radikal bebas yang berakibat penuaan dini.

Kata kunci : Krim Siang, SPF, Kulit, Anti Oksidan.

BAB 1PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang MasalahSinar matahari di satu pihak , sangat diperlukan oleh makhluk hidup sebagai sumber energi dan penyehat kulit dan tulang, misalnya dalam pembentukan vitamin D dan pro vitamin D yang mencegah penyakit polio atau riketsia, tetapi dilain pihak sinar matahari mengandung sinar ultraviolet yang membahayakan kulit. Sinar ultraviolet ini dapat menimbulkan berbagai kelainan pada kulit mulai dari kemerahan, noda hitam, penuaan dini, kekeringan , keriput, sampai kanker kulit.Kulit adalah organ tubuh yang terletak yang paling luar yang mempunyai fungsi sangat penting yaitu menutupi dan melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan serta merupakan pembungkus tubuh yang sangat elastis. Pada kondisi kulit tertentu, pelembaban diperlukan oleh kulit untuk mempertahankan struktur dan fungsinya. Pengaruh berbagai faktor baik dari luar maupun dalam tubuh, misalnya: udara kering, terik sinar matahari, bertambahnya usia, ras, serta penyakit kulit dapat menyebabkan kulit menjadi lebih kering akibat kehilangan air oleh penguapan yang tidak kita rasakan. Secara alamiah kulit telah berusaha untuk melindungi diri dari kemungkinan ini yaitu dengan adanya tabir lemak di atas kulit yang didapat dari kelenjar lemak dan sedikit kelenjar keringat dari kulit serta adanya lapisan kulit luar yang berfungsi sebagai sawar kulit. Namun dalam kondisi tertentu, faktor perlindungan alamiah tersebut tidak mencukupi dan karena itu dibutuhkan perlindungan tambahan nonalamiah yaitu dengan memberikan kosmetika pelembab kulit. Dasar pelembaban kulit yang didapat adalah efek emolien, yaitu mencegah kekeringan dan kerusakan kulit akibat sinar matahari atau penuaan kulit, sekaligus membuat kulit terlihat bersinar.Bentuk sediaan kosmetika pelembab biasanya emulsi minyak dalam air (M/A) namun dapat pula berbentuk emulsi air dalam minyak (A/M). Krim siang berbentuk emulsi minyak dalam air yang lebih encer sehingga terasa lebih dingin dan tidak lengket, berisi minyak mineral, propilen glikol dalam air (Wasitaatmadja, 1997).Krim merupakan cairan kental atau emulsi setengah padat baik bertipe air dalam minyak atau minyak dalam air (Ansel, 1999). Nanoteknologi diciptakan dan digunakan dari material pada ukuran yang sangat kecil. Alat atau bahan ini berukuran sekitar 1 sampai 100 nanometer (nm). Satu nm sama dengan 1:109 meter (10-9 m) (Sartono, 2006). Aplikasi nanoteknologi sangat luas sekali termasuk aplikasi dalam bidang kesehatan dan farmasi yang mencakup penghantaran obat, implant medis, serta dalam bidang kosmetik (Soebandrio, 2007). Di kosmetik contoh aplikasi nanoteknologi adalah penggunaan tabir surya berbasis nanopartikel TiO2 dan ZnO (Merkle, 2007). TiO2 dan ZnO merupakan perlindungan kulit secara fisik yang bekerja dengan cara memantulkan kembali sinar yang mengenai kulit (Tranggono & Latifah, 2007).anita sangat peduli tentang kulit dan kecantikan. Mereka ingin tampak segar dan keinginan kulit bersinar dan sehat. Untuk tujuan ini mereka menggunakan berbagai produk kecantikan. Produk kecantikan dari wanita secara umum dikenal sebagai kosmetik. Produk-produk kecantikan tersedia dalam berbagai macam dan berbagai. Wanita menggunakan kosmetik untuk mempercantik diri dan juga untuk membuat fitur mereka menarik.Selain itu, produk kecantikan juga digunakan untuk membuat kulit tampak berseri-seri dan tanpa cela. Faktor setiap wanita harus diingat ketika memilih produk kecantikan adalah kesempurnaan. Ya! Hal ini berguna jika orang membeli produk kecantikan yang tidak memberi manfaat apapun. Itu hanya buang uang dan waktu juga. Oleh karena itu, Kita harus selalu membeli produk kecantikan yang memberikan manfaat besar bagi kulit Kita dan memberikan efek bercahaya.Kosmetik adalah dari berbagai jenis dan kualitas. Banyak produk kecantikan yang dimaksudkan untuk memberikan bersinar dan perlindungan pada kulit. Produk-produk ini umumnya diterapkan pada kulit untuk mendapatkan hasil abadi. Termasuk masker wajah masker lumpur, masker mineral, masker pemutih dll adalah di antara contoh dari produk ini.Setelah Kita menerapkan produk pada kulit, Kita harus menunggu beberapa menit untuk mendapatkan hasil terbaik. Setelah beberapa waktu kita harus melepas topeng tersebut atau harus bilas wajah secara menyeluruh dengan air.Kita bisa merasakan perbedaan besar dalam warna kulit Kita ketika menggunakan masker wajah. Banyak susu pembersih dan scrub juga tersedia di pasar. Mereka juga jatuh di bawah kategori produk perawatan kulit. Susu pembersih digunakan untuk tujuan pembersihan. Memijat wajah dengan susu pembersih membersihkan semua debu dan kotoran dari kulit dan sebagai hasilnya daun kulit segar dan bersih.Lulur juga bekerja dengan cara yang sama, tetapi perbedaan antara scrub dan susu pembersih adalah bahwa susu pembersih hanya membersihkan kulit, di sisi lain scrub tidak hanya membersihkan kulit tetapi juga menghilangkan kulit yang rusak dari bagian dari tubuh dimana ia diterapkan.Sekarang, ada juga beberapa produk kecantikan yang terutama digunakan ketika melakukan mk-up. Produk ini termasuk bedak, basis / dasar, lipstik, warna mata, blush n dll lkitasan A dianggap sebagai produk yang paling penting dari mk-up seperti memanjakan kulit dengan efek bersinar dan juga hilang tempat dan tkita hadir pada kulit, karena yang kulit terlihat menarik dan rapi.Lipstik, blush n dan eye nuansa dll adalah produk sekunder ketika melakukan mk-up tetapi mereka juga memiliki kepentingan besar sebagai mk-up yang mengatakan tidak lengkap tanpa produk-produk kecantikan.Produk kecantikan yang efektif dan baik mengandung mineral dan vitamin yang memberikan manfaat besar bagi kulit. Kita harus selalu menggunakan produk kecantikan yang mengandung vitamin A, vitamin B, vitamin E dan mineral. Produk seperti memelihara kulit secara alami. Kita harus selalu membeli produk-produk yang sesuai kulit Kita. Perlu disebutkan di sini bahwa produk kecantikan yang dirancang sesuai dengan jenis kulit.Biasanya ada empat jenis kulit termasuk kering, berminyak, dan normal dan kulit jerawat. Kita dapat menemukan formula yang sempurna dan terbaik yang memberikan keuntungan maksimal kepada kulit Kita. Kosmetik tersedia di semua rentang. Kita dapat membeli produk kecantikan yang sesuai dengan anggaran Kita. Oleh karena itu, ada banyak manfaat dan keuntungan menggunakan kosmetik, hanya pemilihan produk yang tepat adalah penting untuk mendapatkan hasil terbaik dan kekal.Kecantikan wanita memang menjadi modal utama bagi setiap wanita. Jika kita terlihat cantik, maka banyak orang tertarik untuk melihat kita. Kosmetik memiliki peran yang penting bagi wanita. Tanpa kosmetik mungkin wanita tidak akan terlihat lebih menraik. Namun ada baiknya pemakain kosmetik digunakan dalam pemakaian yang sewajarnya atau tidak berlebihan.

1.2Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Krim siang yang beredar dipasaran kurang mengandung pelembab sehingga terkadang menyebabkan kulit agak kering dan terpapar sinar matahari lebih banyak.1.3TujuanAdapun tujuan dari penelitian ini adalah:1. Mengetahui Kandungan krim siang yang ideal dan nyaman untuk digunakan sehari-hari.2. Mengetahui metode pembuatan krim siang yang tepat dan efektif.

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

Kosmetik pelindung adalah kosmetik yang dikenakan pada kulit yang sudah bersih dengan tujuan untuk mempertahankan kondisi kulit sebaik-baiknya dan untuk melindungi kulit dari berbagai pengaruh lingkungan yang dapat merugikan kulit, terutama melindungi kulit dari radiasi sinar ultra violet matahari (tabir surya). Syarat-syarat preparat kosmetik tabir surya (sunscreen) adalah mudah dipakai, jumlah preparat yang menempel mencukupi kebutuhan, bahan dasar dan bahan aktif dalam preparat ini mudah tercampur serta bahan dasarnya mampu mempertahankan kelembutan dan kelembaban kulit.Bentuk-bentuk preparat tabir surya (sunscreen) dapat berupa preparat anhidrous, emulsi (non-greasy O/W, semi greasy dual emulsion dan fatty W/O), preparat tanpa lemak (greaseless preparation). Preparat jenis anhidrous tahan terhadap air sehingga tidak terganggu oleh perspirasi dan air kolam renang atau air laut. Preparat jenis emulsi umumnya kandungan lemaknya tinggi sehingga tampak mirip minyak, penampakannya menarik serta konsistensinya yang menyenangkan hingga memudahkan pemakaian. Bahan bahan tabir surya emulsi O/W larut dalam air dan emulsi W/O larut dalam minyak.Kosmetik Pelindung biasa digunakan untuk menjaga dan merawat kulit kering. Untuk memudahkan dalam penggunaan kosmetik pelindung berikut ini beberapa tips yang dapat membantu.Menjaga dan Merawat Kulit Kering1. Hindari mencuci muka terlalu sering atau mencuci muka dengan menggunakan air panas. Air panas menyebabkan kulit menjadi kering. Terlalu sering membersihkan wajah juga menyebabkan kulit kehilangan banyak minyak yang berguna dalam menjaga kelembabannya. Pilihlah sabun pencuci muka atau sabun mandi yang cocok untuk jenis kulit kering, gosok lembut melalui ujung jari dengan gerakan memutar. Keringkan dengan ditepuk-tepuk dan biarkan kulit sedikit lembab dengan air.2. Hindari mencuci muka terlalu sering atau mencuci muka dengan menggunakan air panas. Air panas menyebabkan kulit menjadi kering. Terlalu sering membersihkan wajah juga menyebabkan kulit kehilangan banyak minyak yang berguna dalam menjaga kelembabannya. Pilihlah sabun pencuci muka atau sabun mandi yang cocok untuk jenis kulit kering, gosok lembut melalui ujung jari dengan gerakan memutar. Keringkan dengan ditepuk-tepuk dan biarkan kulit sedikit lembab dengan air.3. Gunakan pelembab wajah atau lotion badan yang mengandung emollients setiap harinya. Oleskan setiap kali selesai mandi atau sehabis mencuci tangan dan pada setiap aktifitas apapun yang membuat Anda harus bersentuhan dengan air. Pakai juga di bagian wajah dan leher, juga sebelum Anda hendak tidur. Gunakan pada saat tubuh masih dalam keadaan lembab bukan pada saat sudah kering.4. Memakai tabir surya / sunscreen yang memiliki setidaknya SPF 15. Bubuhkan secara berkala agar kulit senantiasa terlindung dari sinar matahari agar sinar matahari tidak membuat kulit kering menjadi semakin kering.5. Kebiasaan merokok berpengaruh sebagai penyebab kulit kering. Kandungan nikotin pada rokok dapat mempersempit pembuluh darah yang membuat kulit menjadi semakin sulit memperoleh nutrisi yang diperlukan.6. Perawatan masker wajah atau facial setidaknya sekali dalam seminggu akan merawat kulit kering Anda. Masker membantu mengangkat sel-sel kulit mati, mengurangi kulit kering / mati yang telah berakumulasi pada wajah. Hal ini biasa disebut dengan exfoliasi. Pada wajah dilakukan dengan menggunakan scrub sedangkan pada badan dilakukan dengan melakukan lulur.7. Kurangi penggunaan bahan yang mengandung alkohol pada produk perawatan wajah maupun kulit Anda. Alkohol membuat kulit menjadi semakin kering dan bersisik. Alkohol juga bertanggung jawab akan hilangnya kelembaban kulit karena meangangkat minyak yg berfungsi sebagai pelembab alami.

2.1 Definisi obat topikal

Topikal adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes mata, salep mata, tetes telinga dan lain-lain. Pemberian obat pada kulit merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat pada telinga cara memberikan obat pada telinga dengan tetes telinga atau salep. Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga khususnya pada telinga tengah (otitis media), dapat berupa obat antibiotik. Pemberian obat pada mata cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata. Obat tetes mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa, kemudian juga dapat digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.

2.2Sedian Obat Topical

1. CairanCairan adalah bahan pembawa dengan komposisi air. Jika bahan pelarutnya murni air disebut sebagai solusio. Jika bahan pelarutnya alkohol, eter, atau kloroform disebut tingtura. Cairan digunakan sebagai kompres dan antiseptik. Bahan aktif yang dipakai dalam kompres biasanya bersifat astringen dan antimikroba. Indikasi cairanPenggunaan kompres terutama kompres terbuka dilakukan pada:a) Dermatitis eksudatif; pada dermatitis akut atau kronik yang mengalami eksaserbasi.b) Infeksi kulit akut dengan eritema yang mencolok. Efek kompres terbuka ditujukan untuk vasokontriksi yang berarti mengurangi eritema seperti eritema pada erisipelas. Ulkus yang kotor: ditujukan untuk mengangkat pus atau krusta sehingga ulkus menjadi bersih.

Gambar 2.1. Sediaan Topikal Cairan

2. Bedak

Merupakan sediaan topikal berbentuk padat terdiri atas talcum venetum dan oxydum zincicum dalam komposisi yang sama. Bedak memberikan efek sangat superfi sial karena tidak melekat erat sehingga hampir tidak mempunyai daya penetrasi. Oxydum zincicum merupakan suatu bubuk halus berwarna putih bersifat hidrofob. Talcum venetum merupakan suatu magnesium polisilikat murni, sangat ringan. Dua bahan ini dipakai sebagai komponen bedak, bedak kocok dan pasta.

Indikasi bedaka) Bedak dipakai pada daerah yang luas, pada daerah lipatan.

Gambar 2.2 Sediaan topikal bedak

3. Salep

Salep merupakan sediaan semisolid berbahan dasar lemak ditujukan untuk kulit dan mukosa. Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok yaitu: dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang bisa dicuci dengan air dan dasar salep yang larut dalam air. Setiap bahan salep menggunakan salah satu dasar salep tersebut.1) Dasar salep hidrokarbon. Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak seperti vaselin album (petrolatum), parafi n liquidum. Vaselin album adalah golongan lemak mineral diperoleh dari minyak bumi. titik cair sekitar 10-50C, mengikat 30% air, tidak berbau, transparan, konsistensi lunak. Hanya sejumlah kecil komponen air dapat dicampurkan ke dalamnya. Sifat dasar salep hidrokarbon sukar dicuci, tidak mongering dan tidak berubah dalam waktu lama. Salep ini ditujukan untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai penutup. Dasar salep hidrokarbon terutama digunakan sebagai bahan emolien.

2) Dasar salep serap. Dasar salep serap dibagi dalam 2 tipe, yaitu bentuk anhidrat (parafi n hidrofi lik dan lanolin anhidrat [adeps lanae]) dan bentuk emulsi (lanolin dan cold cream) yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan tambahan. Adeps lanae ialah lemak murni dari lemak bulu domba, keras dan melekat sehingga sukar dioleskan, mudah mengikat air. Adeps lanae hydrosue atau lanolin ialah adeps lanae dengan akua 25-27%. Salep ini dapat dicuci namun kemungkinan bahan sediaan yang tersisa masih ada walaupun telah dicuci dengan air, sehingga tidak cocok untuk sediaan kosmetik. Dasar salep serap juga bermanfaat sebagai emolien.3) Dasar salep yang dapat dicuci dengan air. Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air misalnya salep hidrofi lik. Dasar ini dinyatakan dapat dicuci dengan air karena mudah dicuci dari kulit, sehingga lebih dapat diterima untuk dasar kosmetik. Dasar salep ini tampilannya menyerupai krim karena fase terluarnya adalah air. Keuntungan lain dari dasar salep ini adalah dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan yang terjadi pada kelainan dermatologi.4) Dasar salep larut dalam air. Kelompok ini disebut juga dasar salep tak berlemak terdiri dari komponen cair. Dasar salep jenis ini memberikan banyak keuntungan seperti halnya dasar salep yang dapat dicuci dengan air karena tidak mengandung bahan tak larut dalam air seperti parafi n, lanolin anhidrat. Contoh dasar salep ini ialah polietilen glikol. Pemilihan dasar salep untuk dipakai dalam formulasi salep bergantung pada beberapa faktor, seperti kecepatan pelepasan bahan obat dari dasar salep, absorpsi obat, kemampuan mempertahankan kelembaban kulit oleh dasar salep, waktu obat stabil dalam dasar salep, pengaruh obat terhadap dasar salep. Pada dasarnya tidak ada dasar salep yang ideal. Namun, dengan pertimbangan faktor di atas diharapkan dapat diperoleh bentuk sediaan yang paling baik.

Indikasi salepa. Salep dipakai untuk dermatosis yang kering dan tebal (proses kronik), termasuk likenifi kasi, hiperkeratosis. b. Dermatosis dengan skuama berlapis, pada ulkus yang telah bersih. Kontraindikasi salepSalep tidak dipakai pada radang akut, terutama dermatosis eksudatif karena tidak dapat melekat, juga pada daerah berambut dan lipatan karena menyebabkan perlekatan.

Gambar 2.3 Sediaan Topikal Salep 4. Krim

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Formulasi krim ada dua, yaitu sebagai emulsi air dalam minyak (W/O), misalnya cold cream, dan minyak dalam air (O/W), misalnya vanishing cream. Contoh krim W/O: R/ Cerae alba 5 Cetacei10 Olei olivarum60 Aquae ad100Contoh krim O/W: R/ Cerae lanett N Olei sesami aa15 Aquae ad100Dalam praktik, umumnya apotek tidak bersedia membuat krim karena tidak tersedia emulgator dan pembuatannya lebih sulit dari salep. Jadi, jika hendak menulis resep krim dan dibubuhi bahan aktif, dapat dipakai krim yang sudah jadi, misalnya biocream. Krim ini bersifat ambifi lik artinya berkhasiat sebagai W/O atau O/W. Krim dipakai pada kelainan yang kering, superfi sial. Krim memiliki kelebihan dibandingkan salep karena nyaman, dapat dipakai di daerah lipatan dan kulit berambut.Contoh emulsi O/W: R/ Acid salicyl5% Liq carb deterg5% Biocream20 Aqua40Contoh emulsi W/O16: R/ Acid salicyl5% Liq carb deterg5% Biocream20 Ol. Oliv20 Indikasi krimKrim dipakai pada lesi kering dan superfi sial, lesi pada rambut, daerah intertriginosa.

Gambar 2.4 Sediaan Topikal Krim

5. Pasta

Pasta ialah campuran salep dan bedak sehingga komponen pasta terdiri dari bahan untuk salep misalnya vaselin dan bahan bedak seperti talcum, oxydum zincicum. Pasta merupakan salep padat, kaku yang tidak meleleh pada suhu tubuh dan berfungsi sebagai lapisan pelindung pada bagian yang diolesi. Efek pasta lebih melekat dibandingkan salep, mempunyai daya penetrasi dan daya maserasi lebih rendah dari salep. Indikasi pastaPasta digunakan untuk lesi akut dan superfi sial.

Gambar 2.5 Sediaan topikal Pasta

6. Bedak kocokBedak kocok adalah suatu campuran air yang di dalamnya ditambahkan komponen bedak dengan bahan perekat seperti gliserin. Bedak kocok ini ditujukan agar zat aktif dapat diaplikasikan secara luas di atas permukaan kulit dan berkontak lebih lama dari pada bentuk sediaan bedak serta berpenetrasi kelapisan kulit. Indikasi bedak kocokBedak kocok dipakai pada lesi yang kering, luas dan superfi sial seperti miliaria.Beberapa contoh komposisi bedak kocok11: R/ Oxidi zincici Talci aa20 Glycerini15 Aguae ad100 R/ Oxidi zincici Talci aa 20 Gliserini15 Aquae Spirit dil. Aa ad 100Keuntungan penambahan spritus dilitus ialah memberikan efek pendingin karena akan menguap, dapat melarutkan bahan aktif yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alkohol, misalnya mentholium dan camphora. Kedua zat tersebut bersifat antipruritik. Jika hendak menambahkan bahan padat berupa bubuk hendaknya diperhitungkan sehingga berat bahan padat tetap 40%. Misalnya, jika ditambahkan sulfur precipitatum 20 gram, maka berat oxydum zincicum dan talcum harus dikurangi. R/ Sulfuris precipitatum 20 Oxidi zincici Talci aa 10 Glycerini15 Aquae Spiritus dil aa ad 100

Gambar 2.6 Sediaan Topikal Bedak Kocok

7. GelGel merupakan sediaan setengah padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel organik dan anorganik. Gel dikelompokkan ke dalam gel fase tunggal dan fase gkita.9 Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organic yang tersebar dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul besar yang terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik (misalnya karbomer) atau dari gom alam (seperti tragakan). Karbomer membuat gel menjadi sangat jernih dan halus. Gel fase gkita yaitu gel yang terdiri dari jaringan partikel yang terpisah misalnya gel alumunium hidroksida. Gel ini merupakan suatu suspensi yang terdiri dari alumunium hidroksida yang tidak larut dan alumunium oksida hidrat. Sediaan ini berbentuk kental, berwarna putih, yang efektif untuk menetralkan asam klorida dalam lambung. Gel segera mencair jika berkontak dengan kulit dan membentuk satu lapisan. Absorpsi pada kulit lebih baik daripada krim. Gel juga baik dipakai pada lesi di kulit yang berambut. Berdasarkan sifat dan komposisinya, sediaan gel memilliki keistimewaan:b) Mampu berpenetrasi lebih jauh dari krim.c) Sangat baik dipakai untuk area berambut.d) Disukai secara kosmetika.

Gambar 2.7 Sediaan Topikal Gel

8. JellyJelly merupakan dasar sediaan yang larut dalam air, terbuat dari getah alami seperti tragakan, pektin, alginate, borak gliserin.

Gambar 2.8 Sediaan Topikal Jelly

9. LosionLosion merupakan sediaan yang terdiri dari komponen obat tidak dapat larut terdispersi dalam cairan dengan konsentrasi mencapai 20%. Komponen yang tidak tergabung ini menyebabkan dalam pemakaian losion dikocok terlebih dahulu. Pemakaian losion meninggalkan rasa dingin oleh karena evaporasi komponen air. Beberapa keistimewaan losion, yaitu mudah diaplikasikan, tersebar rata, favorit pada anak. Contoh losion yang tersedia seperti losion calamin, losion steroid, losion faberi.

Gambar 2.9 Sedian Topikal Losion10. Foam aerosolAerosol merupakan sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan. Sediaan ini digunakan untuk pemakaian lokal pada kulit, hidung, mulut, paru. Komponen dasar aerosol adalah wadah, propelen, konsentrat zat aktif, katup dan penyemprot. Foam aerosol merupakan emulsi yang mengandung satu atau lebih zat aktif menggunakan propelen untuk mengeluarkan sediaan obat dari wadah. Foam aerosol merupakan sediaan baru obat topikal. Foam dapat berisi zat aktif dalam formulasi emulsi dan surfaktan serta pelarut. Sediaan foam yang pernah dilaporkan antara lain ketokonazol foam dan betametasone foam. Keistimewaan foam:1. Foam saat diaplikasikan cepat mengalami evaporasi, sehingga zat aktif tersisa cepat berpenetrasi.2. Sediaan foam memberikan efek iritasi yang minimal.

Gambar 2.10 Sediaan Topikal Aerosol

2.3 Farmakokinetik Obat TopikalFarmakokinetik sediaan topikal secara umum menggambarkan perjalanan bahan aktif dalam konsentrasi tertentu yang diaplikasikan pada kulit dan kemudian diserap ke lapisan kulit, selanjutnya didistribusikan secara sistemik. Mekanisme ini penting dipahami untuk membantu memilih sediaan topikal yang akan digunakan dalam terapi.

Secara umum perjalanan sediaan topikal setelah diaplikasikan melewati tiga kompartemen yaitu: permukaan kulit, stratum korneum, dan jaringan sehat. Stratum korneum dapat berperan sebagai reservoir bagi vehikulum tempat sejumlah unsur pada obat masih berkontak dengan permukaan kulit namun belum berpenetrasi tetapi tidak dapat dihilangkan dengan cara digosok atau terhapus oleh pakaian.Unsur vehikulum sediaan topikal dapat mengalami evaporasi, selanjutnya zat aktif berikatan pada lapisan yang dilewati seperti pada epidermis, dermis. Pada kondisi tertentu sediaan obat dapat membawa bahan aktif menembus hipodermis. Sementara itu, zat aktif pada sediaan topikal akan diserap oleh vaskular kulit pada dermis dan hipodermis.

Saat sediaan topikal diaplikasikan pada kulit, terjadi 3 interaksi:1. Solute vehicle interaction: interaksi bahan aktif terlarut dalam vehikulum.Idealnya zat aktif terlarut dalam vehikulum tetap stabil dan mudah dilepaskan. Interaksi ini telah ada dalam sediaan.2. Vehicle skin interaction: merupakan interaksi vehikulum dengan kulit. Saat awal aplikasi fungsi reservoir kulit terhadap vehikulum.3. Solute Skin interaction: interaksi bahan aktif terlarut dengan kulit (lag phase, rising phase, falling phase).

a. Penetrasi secara transepidermalPenetrasi transepidermal dapat secara interseluler dan intraseluler. Penetrasi interseluler merupakan jalur yang dominan, obat akan menembus stratum korneum melalui ruang antar sel pada lapisan lipid yang mengelilingi sel korneosit. Difusi dapat berlangsung pada matriks lipid protein dari stratum korneum. Setelah berhasil menembus stratum korneum obat akan menembus lapisan epidermis sehat di bawahnya, hingga akhirnya berdifusi ke pembuluh kapiler.Penetrasi secara intraseluler terjadi melalui difusi obat menembus dinding stratum korneum sel korneosit yang mati dan juga melintasi matriks lipid protein startum korneum, kemudian melewatinya menuju sel yang berada di lapisan bawah sampai pada kapiler di bawah stratum basal epidermis dan berdifusi ke kapiler.b. Penetrasi secara transfolikularAnalisis penetrasi secara folikular muncul setelah percobaan in vivo. Percobaan tersebut memperlihatkan bahwa molekul kecil seperti kafein dapat berpenetrasi tidak hanya melewati sel-sel korneum, tetapi juga melalui rute folikular. Obat berdifusi melalui celah folikel rambut dan juga kelenjar sebasea untuk kemudian berdifusi ke kapiler.

2.4 Absorpsi sediaan topikal secara umum Saat suatu sediaan dioleskan ke kulit, absorpsinya akan melalui beberapa fase:a. Lag phasePeriode ini merupakan saat sediaan dioleskan dan belum melewati stratum korneum, sehingga pada saat ini belum ditemukan bahan aktif obat dalam pembuluh darah.b. Rising phaseFase ini dimulai saat sebagian sediaan menembus stratum korneum, kemudian memasuki kapiler dermis, sehingga dapat ditemukan dalam pembuluh darah.c. Falling phaseFase ini merupakan fase pelepasan bahan aktif obat dari permukaan kulit dan dapat dibawa ke kapiler dermis.

Penyerapan sediaan topikal secara umum dipengaruhi oleh berbagai factor :1. Bahan aktif yang dicampurkan dalam pembawa tertentu harus menyatu pada permukaan kulit dalam konsentrasi yang cukup.2. Konsentrasi bahan aktif merupakan factor penting, jumlah obat yang diabsorpsi secara perkutan perunit luas permukaan setiap periode waktu, bertambah sebanding dengan bertambahnya konsentrasi obat dalam suatu pembawa.3. Penggunaan bahan obat pada permukaan yang lebih luas akan menambah jumlah obat yang diabsorpsi.4. Absorpsi bahan aktif akan meningkat jika pembawa mudah menyebar ke permukaan kulit.5. Ada tidaknya pembungkus dan sejenisnya saat sediaan diaplikasikan.6. Pada umumnya, menggosokkan sediaan akan meningkatkan jumlah bahan aktif yang diabsorpsi.7. Absorpsi perkutan akan lebih besar bila sediaan topikal dipakai pada kulit yang lapisan tanduknya tipis.8. Pada umumnya, makin lama sediaan menempel pada kulit, makin banyak kemungkinan diabsorpsi. Pada kulit utuh, cara utama penetrasi sediaan melalui lapisan epidermis, lebih baik daripada melalui folikel rambut atau kelenjar keringat, karena luas permukaan folikel dan kelenjar keringat lebih kecil dibandingkan dengan daerah kulit yang tidak mengandung elemen anatomi ini. Stratum korneum sebagai jaringan keratin akan berlaku sebagai membrane semi permeabel, dan molekul obat berpenetrasi dengan cara difusi pasif.

2.5 Mekanisme kerja sediaan topicalSecara umum, sediaan topikal bekerja melalui 3 jalur di atas (Gambar 3). Beberapa perbedaan mekanisme kerja disebabkan komponen sediaan yang larut dalam lemak dan larut dalam air.1. CairanPada saat diaplikasikan di permukaan kulit, efek dominan cairan akan berperan melunakkan karena difusi cairan tersebut ke masa asing yang terdapat di atas permukaan kulit; sebagian kecil akan mengalami evaporasi. Dibandingkan dengan solusio, penetrasi tingtura jauh lebih kuat. Namun sediaan tingtura telah jarang dipakai karena efeknya mengiritasi kulit. Bentuk sediaan yang pernah ada antara lain tingtura iodi dan tingtura spiritosa.2. BedakOxydum zincicum sebagai komponen bedak bekerja menyerap air, sehingga memberi efek mendinginkan. Komponen talcum mempunyai daya lekat dan daya slip yang cukup besar. Bedak tidak dapat berpenetrasi ke lapisan kulit karena komposisinya yang terdiri dari partikel padat, sehingga digunakan sebagai penutup permukaan kulit, mencegah dan mengurangi pergeseran pada daerah intertriginosa.3. SalepSalep dengan bahan dasar hidrokarbon seperti vaselin, berada lama di atas permukaan kulit dan kemudian berpenetrasi. Oleh karena itu salep berbahan dasar hidrokarbon digunakan sebagai penutup. Salep berbahan dasar salep serap (salep absorpsi) kerjanya terutama untuk mempercepat penetrasi karen Dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan dasar salep larut dalam air mampu berpenetrasi jauh ke hipodermis sehingga banyak dipakai pada kondisi yang memerlukan penetrasi yang dalam.4. KrimPenetrasi krim jenis W/O jauh lebih kuat dibandingkan dengan O/W karena komponen minyak menjadikan bentuk sediaan bertahan lama di atas permukaan kulit dan mampu menembus lapisan kulit lebih jauh. Namun krim W/O kurang disukai secara kosmetik karena komponen minyak yang lama tertinggal di atas permukaan kulit. Krim O/W memiliki daya pendingin lebih baik dari krim W/O, sementara daya emolien W/O lebih besar dari O/W.5. PastaSediaan berbentuk pasta berpenetrasi ke lapisan kulit. Bentuk sediaan ini lebih dominan sebagai pelindung karena sifatnya yang tidak meleleh pada suhu tubuh. Pasta berlemak saat diaplikasikan di atas lesi mampu menyerap lesi yang basah seperti serum.6. Bedak kocokMekanisme kerja bedak kocok ini lebih utama pada permukaan kulit. Penambahan komponen cairan dan gliserin bertujuan agar komponen bedak melekat lama di atas permukaan kulit dan efek zat aktif dapat maksimal.7. Pasta pendinginSedikit berbeda dengan pasta, penambahan komponen cairan membuat sediaan ini lebiha komponen airnya yang besar. mudah berpenetrasi ke dalam lapisan kulit, namun bentuknya yang lengket menjadikan sediaan ini tidak nyaman digunakan dan telah jarang dipakai.8. GelPenetrasi gel mampu menembus lapisan hipodermis sehingga banyak digunakan padakondisi yang memerlukan penetrasi seperti sediaan gel analgetik. Rute difusi jalur transfolikuler gel juga baik, disebabkan kemampuan gel membentuk lapisan absorpsi.

2.7 Definisi Krim

Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. (FI III) Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. (FI IV hal. 6) Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. (Formularium Nasional) Krim adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (mengandung air tidak kurang dari 60%).

2.8 Penggolongan KrimKrim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau disperse mikrokristal asamasam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk pemakain kosmetika dan estetika. Krim dapat juga digunakan untuk pemberian obat melalui vaginal. Ada 2 tipe krim yaitu krim tipe minyak dalam air (M/A) dan krim tipe air dalam minyak (A/M). Pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikehendaki. Untuk krim tipe A/M digunakan sabun polivalen, span, adeps lanae, kolsterol dan cera. Sedangkan untuk krim tipe M/A digunakan sabun monovalen, seperti trietanolamin, natrium stearat, kalium stearat dan ammonium stearat. Selain itu juga dipakai tween, natrium lauryl sulfat, kuning telur, gelatinum, caseinum, cmc dan emulygidum.Kestabilan krim akan terganggu/ rusak jika sistem campurannya terganggu, terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi yang disebabkan perubahan salah satu fase secara berlebihan atau zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain.Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencernya yang cocok dan dilakukan dengan teknik aseptic. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam jangka waktu 1 bulan. Sebagai pengawet pada krim umumnya digunakan metil paraben (nipagin) dengan kadar 0,12% hingga 0,18% atau propil paraben (nipasol) dengan kadar 0,02% hingga 0,05%. Penyimpanan krim dilakukan dalam wadah tertutup baik atau tube ditempat sejuk, penkitaan pada etiket harus juga tertera obat luar.

2.9 Definisi Krim Pelembab

Kosmetik pelembab (moisturizers) merupakan kosmetik perawatan yang bertujuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari berbagai pengaruh seperti udara kering, sinar matahari terik, angina keras, umur lanjut, berbagai penyakit kulit maupun penyakit dalam tubuh yang mempercepat penguapan air sehingga kulit menjadi lebih kering.Secara alamiah kulit telah berusaha untuk melindungi diri dari kekeringan dengan adanya tabir lemak di atas kulit yang diperoleh dari kelenjar lemak dan sedikit kelenjar keringat dari kulit serta adanya lapisan kulit luar yang berfungsi sebagai sawar kulit. Namun dalam kondisi tertentu faktor perlindungan alamiah(natural moisturizing factor/ NMF) tersebut tidak mencukupi. Oleh karena itu, dibutuhkan perlindungan tambahan non alamiah yaitu dengan cara memberikan kosmetik pelembab kulit.Cara mencegah penguapan air dari sel kulit adalah:1. Menutup permukaan kulit dengan minyak (oklusif), seperti minyak hidrokarbon, waxes, minyak tumbuhan dan hewan, asam lemak, lanolin, asam stearat, fatty alcohols, setil alcohols, lauril alcohol, propilen glikol, wax esters lanolin, beeswax, steril stearat, carnauba, candelilla, lesitin, kolesterol.2. Memberikan humektan yaitu zat yang mengikat air dari udara dan dalam kulit. Misalnya: gliserin, propilenglikol, sorbitol, gelatin, asam hialuronat, dan beberapa vitamin.3. Membentuk sawar terhadap kehilangan air dengan memberikan zat hidrofilik yang menyerap air. Misalnya: hyaluronic acid. 4. Memberikan tabir surya agar terhindar dari pengaruh buruk sinar matahari yang mengeringkan kulit.Bahan utama dalam krim pelembab adalah lemak,(lanolin, lemak wool, fatty alcohol, gliserol monostearat dan lain-lain). Campuran minyak seperti minyak tumbuhan lebih baik daripada mineral oil karena lebih mudah bercampur dengan lemak kulit, lebih mampu menembus sel-sel stratum corneum dan memiliki daya adhesi yang lebih kuat.Berbagai jenis krim seperti krim malam, massage krim, dan krim dengan kandungan minyak yang tinggi, semuanya bisa dikategorikan moisturizing dan emmolient dengan komposisi dan karateristik basis yang digunakan berupa vanishing atau foundation cream. Vanishing cream merupakan emulsi asam stearat yang terkesan menghilang setelah dioleskan dipermukaan kulit.Preparat tipe emulsi O/W merupakan yang paling cocok untuk krim pelembab. Krim O/W kaya akan minyak dan selalu berisi humektan(gliserol, sorbitol dan lainnya). Tetapi, krim dengan tipe W/O juga ada, contohnya krim malam yang terasa lebih hangat, lebih lengket dan lebih kental. Karena kandungan minyak tumbuhannya tinggi preparat ini mudah menjadi tengik, maka perlu penambahan antioksidan. Kosmetik ini juga perlu dilindungi dari mikroorganisme dengan penambahan bahan pengawet. Parfum juga tidak lupa ditambahkan untuk memperbaiki bau sehingga enak dicium.

2.9 EVALUASI MUTU SEDIAAN KRIMAgar system pengawasan mutu dapat berfungsi dengan efektif, harus dibuatkan kebijaksanaan dan peraturan yang mendasari dan ini harus selalu ditaati. Pertama, tujuan pemeriksaan semata-mata adalah demi mutu obat yang baik. Kedua, setia pelaksanaan harus berpegang teguh pada stkitar atau spesifikasi dan harus berupaya meningkatkan stkitard an spesifikasi yang telah ada.1. OrganoleptisEvalusai organoleptis menggunakan panca indra, mulai dari bau, warna, tekstur sedian, konsistensi pelaksanaan menggunakan subyek responden ( dengan kriteria tertentu ) dengan menetapkan kriterianya pengujianya ( macam dan item ), menghitung prosentase masing- masing kriteria yang di peroleh, pengambilan keputusan dengan analisa statistik.2. Evaluasi pHEvaluasi pH menggunakan alat pH meter, dengan cara perbandingan 60 g : 200 ml air yang di gunakan untuk mengencerkan , kemudian aduk hingga homogen, dan diamkan agar mengendap, dan airnya yang di ukur dengan pH meter, catat hasil yang tertera pada alat pH meter.3. Evaluasi daya sebarDengan cara sejumlah zat tertentu di letakkan di atas kaca yang berskala. Kemudian bagian atasnya di beri kaca yang sama, dan di tingkatkan bebanya, dan di beri rentang waktu 1 2 menit. kemudian diameter penyebaran diukur pada setiap penambahan beban, saat sediaan berhenti menyebar ( dengan waktu tertentu secara teratur ).4. Evaluasi penentuan ukuran dropletUntuk menentukan ukuran droplet suatu sediaan krim ataupun sediaan emulgel, dengan cara menggunakan mikroskop sediaan diletakkan pada objek glass, kemudian diperiksa adanya tetesan tetesan fase dalam ukuran dan penyebarannya.5. Uji aseptabilitas sediaan.Dilakukan pada kulit, dengan berbagai orang yang di kasih suatu quisioner di buat suatu kriteria , kemudahan dioleskan, kelembutan, sensasi yang di timbulkan, kemudahan pencucian. Kemudian dari data tersebut di buat skoring untuk masing- masing kriteria. Misal untuk kelembutan agak lembut, lembut, sangat lembut2.10 Sediaan Tabir Surya

Sangat disarankan menggunakan tabir surya (sunscreen) terutama bagi yang sering melakukan perjalanan. Alasannya adalah, karena matahari memiliki 3 jenis sinar ultraviolet, yaitu UVA, UVB dan UVC. UVC sendiri tidak pernah sampai ke permukaan bumi karena sudah terserap di lapisan ozon. Jadi tinggal UVA dan UVB saja yang kita perhatikan. UV adalah singkatan dari Ultra Violet, A dan B itu berbeda di panjang gelombang dan pengaruhnya terhadap kulit. Mari kita lihat apa perbedaan pengaruhnya. UVA A untuk agingInilah yang sering tidak disadari oleh banyak orang. Saat cuaca berawan sehingga tampak mendung maka sering tidak merasa memerlukan tabir surya. Padahal, UVA ini memiliki karakter dapat menembus awan, ataupun kaca baik mobil dan bagunan. Efeknya bisa sampai menyebabkan kerusakan bukan hanya di permukaan kulit. UVA ini yang menyebabkan munculnya gejala penuaan dini hingga kanker dan lebih sukar untuk recovery. UVB- B untuk burnEfek sinar UVB itu membuat kulit kemerahan atau terbakar. Kadang hal ini yang lebih sering dikhawatirkan banyak orang, padahal sesungguhnya ini hanya terjadi di permukaan kulit terluar dan mudah recoverynya. Seperti saat berada di pantai yang cerah, sinar UV tersebut mengenai butir pasir dan memantul kembali. Butir2an pasir yang banyak itu yang membuat semakin banyak pantulan dan membuat kulit terasa lebih cepat terbakar.Memilih tabir suryaTabir surya itu dikenal ada 2 jenis. Yaitu physical sunscreen dan chemical sunscreen. Physical sunscreen bekerja dengan cara membuat lapisan pelindung, bahan yang dapat digunakan itu titanium dioxide ataupun zinc oxide. Sedangkan chemical sunscreen, umm mekanismenya saya belum mengerti bagaimana menjelaskan secara mudah. Bahan yang umum digunakan yaitu octyl methoxy cinnamate, dan turunan benzophenon. Benzophenon 3 sudah mulai ditinggalkan. Saat ini Avobenzone lebih menjadi pilihan karena labih aman, dengan daya proteksi lebih luas, meskipun secara formulasi lebih tidak stabil tapi biarkan saja. Itu urusan formulator-formulator di industri kosmetik. Chemical sunscreen ini, bagi yang memiliki masalah kulit sensitif biasanya muncul rasa gatal atau sedikit celekit-celekit tergantung konsentrasi chemical sunscreennya. Untuk yang kulitnya sensitif, disarankan memilih produk dengan kandungan physical sunscreen saja, seperti titanium dioxide.Berapa SPF yang perlu dipilihOke, produk sunscreen atau tabir surya atau kosmetik yang memiliki fungsi perlindungan dari efek buruk sinar matahari ditandai dengan SPF. SPF itu sun protect factor. Sebagai contoh, normalnya ras seperti orang indonesia kulitnya terbakar saat terpapar sinar matahari 10-15 menit. Anggaplah 10 menit. Jika menggunakan SPF 25 maka kulitnya akan terbakar saat 10X250=250 menit, kurang lebih 4 jam. Kemampuan kulit tiap orang akan terbakar atau tidak itu tergantung jenis kulit, bagi yang memiliki pigmen melanin lebih banyak yang ditandai dengan warna kulit lebih gelap biasanya lebih tahan dibandingkan yang melaninnya sedikit seperti wanita eropa, makanya di Eropa tingkat kanker kulit itu tinggi dan sunscreen menjadi kosmetik wajib.Aturan dari FDA sendiri menyatakan bahwa sunscreen itu perlu dilakukan reaplikasi atau digunakan kembali setiap 2 jam sekali karena tidak ada produk yang water atau sweat resistent.Dari hasil penelitian efek sunscreen itu terlihat sebagai kurva yang naik dari angka 5-45, sedangkan dari 45 ke 50 itu hampir mendatar. Jika saya ditanya perlukah memakai sunscreen dengan SPF yang tinggi (40 atau 45) maka hitung saja sendiri biasanya kulit terbakar setelah paparan berapa lama dan kegiatan apa yang dilakukan. Jika di kendaraan saya sarankan itu tetap dihitung terkena paparan matahari karena seperti yang sudah dijelaskan sinar UVA dapat menembus kaca. Tetapi perlu diingat, saran penggunaan sunscreen itu adalah digunakan kembali tiap 2 jam. Semakin tinggi nilai SPF maka konsentrasi bahan aktif (chemical sunscreen) akan semakin tinggi atau jenisnya semakin banyak sehingga resiko iritasi pun semakin tinggi.Sebagai tambahan, nilai SPF yang dicantumkan, menurut regulasi Badan POM harus melalui uji in vivo. Dulu memang boleh hanya melalui uji ex vivo. Uji in vivo itu dilakukan ke manusia yang dipapari sinar UVB (karena tidak manusiawi bila memapari manusia denga UVA melihat efek buruknya). Lalu di kemasan sunscreen suka ada tulisan PA++ atau broad spectrum atau tulisan UVA dalam lingkaran, itu artinya sunscreen tersebut bisa melindungi dari UVA dan UVB. Bagaimana menentukan produk tersebut broad spectrum sedangkan tidak noleh menguji ke manusia untuk UVA. Pengujiannya adalah dengan cara ex vivo, diukur melalui instrumen. Dinyatakan sebagai broad spectrum bila pemeriksaan nilai UVA minimal 1/3 dari UVB nya.Efek Radiasi sinar ultraviolet (UVR) dari matahari dibagi atas UVA (UVA1 340-400 nm dan UVA2 320-340 nm), UVB (290-320 nm) dan UVC (270-290 nm). UVC di saring oleh ozon pada lapisan stratosfer, sehingga hanya UVA dan UVB yang dapat mencapai permukaan bumi. UVA lebih mudah untuk berpenetrasi ke dalam lapisan kulit terdalam dibandingkan dengan UVB, UVA tidak dapat tersaring oleh gelas dan diperkirakan sekitar 50% dari pemaparan UVA timbul dalam tempat teduh. Pemaparan akut terhadap UVB dapat menimbulkan efek seperti eritema, udema, tanning, penipisan lapisan epidermis dan dermis, dan sintesis vitamin D. Pemaparan kronis terhadap UVB dapat menghasilkan photoaging (efek penuaan kulit oleh cahaya), imunosupresi, dan fotokarsinogenesis. Pemaparan terhadap UVA lebih efektif dalam menginduksi tanning dan kurang menyebabkan eritema, tetapi juga menyebabkan photoaging serta fotodermatosis akut dan kronik. Keduanya berhubungan dengan imunosupresi dan karsinogenesis; sehingga diperlukan perlindungan terhadap keduanya. Energi dari Sinar UV diabsorbsi oleh kulit dapat menghasilkan senyawa kimia baru seperti 6,4-DNA fotoproduk, radikal bebas dan lain sebagainya., atau penghamburan kelebihan energi sebagai panas atau fosforesensi. Absorbsi ini dan diikuti oleh konversienergi yang berperan pada proses pembentukan etiologi kanker kulit dan photoaging (2,3,4).Tabir surya (sunscreen atau sunblock) atau UV filter, memiliki 2 mekanisme utama yaitu : (i) menghamburkan dan memantulkan energy sinar UV dan (ii) mengabsorbsi energy sinar UV. Sangat banyak tabir surya mengandung bahan-bahan yang bekerja dengan kedua mekanisme ini yang dikenal dengan istilah UV protection. Pada awalnya tabir surya didesain untuk melindungi pemakainya pada saat ke pantai. Saat ini, produk yang sama digunkan pula oleh mereka yang melakukan olahraga salju, sejak sinar matahari menunjukkan efek terhadap kulit yang dapat dilihat pada pantulan dipermukaan salju. Sekarang ini UV filter digunakan bersama dengan produk yang digunakan sehari-hari, seperti krim pelembab dan produk perawatan rambut, produk aftershave, lipstik atau produk make-up (3,5).

Gambar 2.11 Tabir SuryaUV filter dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok berdasarkan asalnya. Anorganik UV filter, atau yang juga disebut UV filter fisik, terutama bekerja dengan memantulkan dan menghamburkan radiasi UV, organic UV filter, yang juga disebut UV filter kimia atau sunblock, bekerja dengan mengabsorbsi radiasi (5).Jenis tabir surya yang paling penting adalah yang bekerja dengan mengabsorbsi radiasi eritemal UV. Karakteristik yang penting dalam tabir surya adalah (4) :1. Tidak toksik dan tidak mempengaruhi metabolisme tubuh2. Tidak berbahaya secara dermatologis seperti bebas dari efek iritan dan efek sensitasi yang berbahaya3. Efektif mengabsorbsi radiasi eritemogenik4. Tidak bersifat fotolabil, yaitu mampu mengabsorbsi radiasi eritemogenik, tidak mengalami perubahan kimia yang dapat mengurangi kemampuannya sebagai tabir surya, sehingga mampu mengubah senyawa lain yang berbahaya yang mungkin terdapat seperti pada bagian 1) dan 2) diatas5. Tidak menguap dan memiliki karakteristik kelarutan yang sesuai6. Tidak terdekomposisi dengan adanya lembab, keringat dan lain sebagainya7. Harus memiliki (dalam pengenceran dan pembawa yang akan digunakan untuk tabir surya) karakter fisik yang dapat diterima oleh konsumen, sebagai contoh, tabir surya haruslah tidak menimbulkan bau yang tidak sedap8. Harus dapat terabsorbsi melalui kulit.UV filter fisik secara umum adalah oksida logam, meskipun silikat dan talk juga biasa digunakan. Bahan ini menunjukkan perlindungan yang lebih tinggi dibandingkan bahan kimia dan juga merupakan bahan yang tidak larut dalam air. Sebagai pembanding, bahan ini kurang diterima oleh kebanyakan orang karena bahan ini biasanya membentuk lapisan film penghalang pada kulit yang menimbulkan rasa yang kurang nyaman. Selain itu, formulasi dengan menggunakan bahan ini sangatlah sulit karena bahan ini dapat memecahkan emulsi. Zink oksida merupakan UV filter fisik yang lebih efektif dibandingkan titanium oksida. Sediaan dengan bahan yang mampu memantulkan cahaya dapat lebih efektif bagi mereka yang terpapar radiasi UV yang berlebihan, misalnya para pendaki gunung dan tentara. Popularitas bahan-bahan ini meningkat belakangan ini karena toksisitasnya yang rendah. Bahan ini juga stabil terhadap cahaya dan tidak menunjukkan induksi reaksi fototoksik atau fotoalergik. Juga digunakan untuk perlindungan terhadap UVA dan UVB. Namun penggunaan zink oksida sebagai tabir surya yang dimasukkan dalam formulasi kosmetik di beberapa negara tidak perkenankan, seperti di Eropa dan Jepang, kecuali di Amerika Serikat. Umumnya UV filter fisik yang secara luas digunakan saat ini adalah titanium dioksida. (3,5).

UV filter kimia ( atau sunscreen )merupakan senyawa organic dengan aktifitas molar yang tinggi terhadap range UV. Senyawa ini biasa terdiri dari struktur aromatik tunggal atau gkita, kadang merupakan konyugasi dari karbon-karbon ikatan gkita dan/atau gugus karbonil. Tabir surya kimia adalah bahan yang dapat melindungi kulit dengan mengabsorbsi energi UV dan mengubahnya menjadi energi panas. Senyawa ini mengabsorbsi radiasi UV dan mengubah energinya menjadi radiasi dengan gelombang yang lebih panjang. Tabir surya kimia cenderung membentuk energy yang lebih tinggi dalam keadaan dasar. Molekul ini akan menuju pada keadaan dasar, energi diemisikan dengan magnitude yang lebih rendah dari energy awal yang diabsorbsi. Energi ini di emisikan dalam bentuk panjang gelombang yang lebih panjang, sebagai radiasi panas ringan yang khas. Derivat sintetis senyawa ini dapat dibagi dalam 2 kategori besar yaitu pengabsorbsi kimia UVB (290-320 nm) dan UVA (320-400 nm) (3,5).Tabir surya kimia yang biasa digunakan adalah oktil metoksisinamat sebagai UVB filter yang paling banyak digunakan. Bahan ini kurang efektif dalam mengabsorbsi UVB dibandingkan para-aminobenzoic acid (PABA) dan pada formulasinya dianjurkan penambahan UVB filter untuk memperoleh nilai SPF yang tinggi. UVA filter termasuk benzofenon, antranilat dan dibenzoilmetan. Oksibenzon adalah benzofenon yang paling luas digunakan, mengabsorbsi UVA dan UVB. Kedua bahan ini memiliki kekurangan yaitu bersifat fotolabil serta mudah terdegradasidan teroksidasi (2). Berikut, adalah beberapa tabir surya dan konsentrasi penggunannya

2.11 EFEKTIVITAS TABIR SURYAParameter yang berbeda digunakan untuk mengevaluasi efikasi produk tabir surya dan memberikan kepada pemakai yang berhubungan dengan informasi pada label produk. Parameter yang biasa digunakan disebut sebagai Sun Protection Factor (SPF) produk tabir surya, dengan hubungan terhadap peningkatan dosis UV pada kulit yang dilindungi dapat dengan tanpa menunjukkan eritema, sebagai perbandingan pada kulit yang tidak terlindungi. SPF adalah perbandingan respon terhadap paparan sinar UV pada kulit yang terlindungi terhadap kulit yang tidak terlindung. Secara khusus, dosis minimum eritema (MED) diuji oleh setiap panelis pada tes SPF. Waktu/dosis pada simulasi cahaya UV dibutuhkan untuk menghasilkan keseragaman, yang hampir tidak menampakkan kemerahan pada kulit. Nilai MED akan berbeda berdasarkan tipe kulit Fitzpatrick. Untuk mengetahui nilai SPF, produk dengan dosis yang cocok dioleskan 2 mg/cm2 pada area 50-100 cm diatas punggung belakang bagian bawah. Lima hingga tujuh titik dipaparkan pada berbagai dosis simulasi cahaya UV. 12-24 jam setelah pemaparan UV, bagian ini dievaluasi . Nilai SPF dikalkulasi dengan menggunkan persamaan : SPF = MED kulit terlindung/MED kulit yang tidak terlindung. SPF dapat ditunjukkan dengan persen transmitan eritemal UV seperti 1/SPF X 100, atau yang dihambat, seperti ( 1-(1/SPF) X 100 ) (3,5).

2.12 FORMULASI SEDIAAN TABIR SURYA

Sediaan Anhidrous. Minyak-minyak cair suntan menduduki tempat yang paling penting. Keuntungan yang spesifik dari sediaan berminyak adalah sifat tahan terhadap air yang timbul saat berkeringat pada saat berjemur atau berenang. Efek lubrikan (perlindungan mekanik) juga dipertimbangkan sebagai hal yang sangat menolong. Minyak nabati digunakan sebagai tabir surya karena mamiliki kemampuan menyerap dalam range UV kritikal. Hal ini ditunjukkan oleh minyak wijen yang paling luas penggunannya. Minyak nabati merupakan pelarut yang lebih baik dibandingkan minyak mineral untuk mebanyakan bahan-bahan tabir surya yang larut minyak (1).Hasil yang baik ditunjukkan dengan mencampur 15% serbuk inert kedalam sediaan minyak. Bahan ini memberikan konsistensi sediaan yang lebih kaku dan mengurangi kelengketan. Beberapa padatan, seperti zink oksida, memiliki efek penapisan terhadap sinar UV yang tidak terbatas hingga sekitar 3000 tetapi memperluas lebih dari range keseluruhan (1).Emulsi. Berbagai jenis emulsi, non lemak m/a, semi lemak , lemak m/a, telah digunakan sebagai tabir surya; dengan kandungan lemak yang tinggi menyerupai minyak; dan non lemak serupa dengan sediaan berair. Keuntungan dari produk emulsi adalah penampilan dan konsistensi yang menyenangkan saat penggunaannya (1). Sediaan Tidak Berlemak. Dibandingkan dengan minyak suntan, sediaan ini memiliki keuntunganyaitu tidak berlemak dan lengket serta nyaman dalam penggunannya. Kelompok ini dibagi atas komposisi alcohol tinggi atau rendah. Kerugian utama dari sediaan berair dan rendah alcohol adalah kelarutannya dalam air : yaitu kehilangan aktivitas pada kondisi berkeringat atau dalam air (1). Secara khusus, umumnya tabir surya aktif terdiri dari beberapa tipe (3):Minyak-minyak polar, cenderung untuk membuat produk terasa berlemak dan berminyak, khususnya dalam konsentrasi yang tinggi.Padatan Kristal yang larut minyak membutuhkan konsentrasi pelarut/emollient berminyak untuk melarutkannya dan menjaga pembentukan kristalisasi pada produk dan juga membuat produk terasa berlemak dan berminyak.Garam-garam yang larut air, cenderung untuk menurunkan kemampuan polimerik dalam larutan berair. Cenderung untuk membentuk tingkat polimer yang tinggi dan polimer tingkat tinggi ini membuat produk terasa lengket dan berat pada kulit.Serbuk atau partikulat yang tidak larut dapat membuat kulit terasa kering dan sering menimbulkan tampilan putih yang tidak diharapkan pada kulit.Penambahan parfum pada sediaan atau formulasi tabir surya dipilih berdasarkan image yang ingin diberikan pada produk. Untuk tabir surya yang digunakan oleh para atlit, harus dipilih tipe aroma segar yang kering seperti lavender atau sitrus. Jika produk digunakan untuk berjemur di pantai, aroma yang lebih keras, lebih sesuai dengan aroma menawan atau menarik. Pada kasus lainnya aroma netral, seperti aroma bunga lebih cocok dengan produk. Parfum dengan aroma yang manis harus dihindari untuk mencegah ketertarikan serangga. Dosis yang tepat tergantung pada tipe produk. Minyak suntan dengan basis minyak nabati biasa dianjurkan penambahan 1% parfum atau lebih, dengan sediaan berair atau rendah alcohol 0,1-0,3 %, untuk formulasi iniTween 20 atau pengsolubilisasi lainnya harus ditambah pada parfum (1). Formulasi tabir surya dengan menggunakan titanium dioksida menggunakan serbuk termikronisasi untuk meningkatkan efektivitasnya sebagai tabir surya. Titanium dioksida dengan ukuran partikel 60 m mampu memantulkan dan membaurkan sinar UV dan sinar tampak, sementara partikel dengan diameter 230 m hanya mampu membaurkan sinar tampak. Ukuran partikel yang lebih kecil memiliki luas permukaan yang lebih luas di bandingkan dengan partikel ukuran besar. Sehingga kemampuan memantulkan dan membaurkan cahaya lebih besar.

2.13Definisi dan Tujuan Krim SiangMenurut Farmakope Indonesia III definisi Cream adalah sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Dan menurut Farmakope Indonesia IV, Cream adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Sedangkan menurut Formularium Nasional Cream adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi kental mengandung air tidak kurang dari 60 % dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.Salah satu bentuk kosmetik yang ada dipasaran adalah krim. Krim merupakan bentuk sediaan padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan pada produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetik estetika, karena tidak lengket, cepat menyebar kepermukaan kulit dan dingin serta juga mudah untuk dibersihkan. Syarat yang harus dipenuhi suatu sediaan krim yang baik adalah memiliki kestabilan fisika yang memadai karena tanpa hal ini emulsi akan segera kembali menjadi dua fase yang terpisah. Kemudian emulsi dibuktikan dengan pembentukan kriming, flokulasi dimana dapat diamati secara visual pemisahan fase, serta perubahan kekentalan emulsi.Krim yang stabil harus menggunakan emulgator yang tepat. Emulgator adalah bahan aktif permukaan yang dapat menurunkan tegangan antar muka antara minyak dan air dan membentuk lapisan yang mengelilingi tetesan terdispersi sehingga mencegah koalesensi dan terpisahnya fase terdispersi, salah satunya adalah surfaktan.Krim siang mempunyai manfaan dan tujuan lebih dibandingkan dengan krim biasa, krim siang ini bertujuan untuk melindungi kulit pada siang hari dari paparan sinar matahari. Sediaan tabir surya adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud membaurkan atau menyerap secara efektif cahaya matahari, terutama daerah emisi gelombang ultraviolet dan inframerah, ssehingga dapat mencegah terjadinya gangguan kulit karena cahaya matahari.

2.14Bahan Baku Herbal dan Bahan Baku Farmasi yang Digunakan.A. Bahan baku HerbalBahan baku herbal yang digunakan berbeda-beda tergantung dengan produk yang ingin di produksi, untuk bahan baku herbal berbahan alga berikut contohnya :1. Hamamelis Virginiana L: tumbuhan perdu yang biji-bijinya dapat menghaluskan kulit dan kandungan zatnya dapat menyembuhkan peradangan.2. Ganoderma Lucidum: sejenis keluarga jamur; sering disebut sebagai Raja Jamur, jamur Lingzhi yang dikenal sebagai nutrisi terbaik untuk memperbaharui sel-sel di dalam tubuh dan dapat mencegah penuaan dini.3. Malaleuca Alternafiola Extrace: tumbuhan yang menyerupai ganggang atau rumput ini adalah tumbuhan yang sangat efektif untuk menggantikan sel-sel kulit mati.4. Mineral Oil: pelembab alami yang membantu melembutkan dan melenturkan kulit, juga sebagai zat yang membuat kulit fresh sepanjang hari.B. Bahan Baku FarmasiBahan tambahan yang digunakan adalah Klasium karbonat, kaolin, magnesium oksida, talek, dan sebagainya.Dari pemeriksaan yang dilakukan terhadap sejumlah bahan pelindung matahari di daerah tropic didapat hasil sebagai berikut :1. Antranilat ( orto aminobenzoat ; benzyl , fenil, feniletil, linalil, metal, mentil, sikloheksil, dan terpenil ester.2. Asam p- aminobenzoat dan derivatnya ( asam p demetilaminobenzoat,etil, gliseril, isobutyl ester. )3. Asam tanat dan derivatnya.4. Aswam urat dan asam violurat.5. Azol (2 asetil 3 bromoindazol, fenil benzoksazol, metil nalfoksazol, berbagai aril benzotiazol.6. Benzalasetofenon, dan dibenzalaseton.7. Dervat asam dihidroksinamat ( umbeliferon, metal umbeliferon, metilaseto umbeliferon ).8. Derivate asam sinamat ( benzyl dan metal ester ; alfafenil sinamonitril, butyl sinamoil piruvat ).9. Derivate asam trihidroksinamat ( eskutin, daftanein, dafnin, glukosida eskutin, dan metileskutin ).10. Derivate kinolin.11. Derivate kumarin.12. Derivate kina ( bisulfate, klorida,oleat, sulfat dan tanat ).13. Hidrokarbon ( difenilbutadien, stilben ).14. Hidrokinon .15. o dan p hidroksibifenildisulfonat.16. Naftol sulfonat ( asam 2-naftol-6,8-disulfonat dan natrium 2-naftol-3,6-disulfonat ).17. Salisil (amil , benzyl, dipropilen gliol, fenil,gliserin, dan mentil ester )

2.15Komposisi Krim Siang di PasaranTabel 2.1 Komposisi Krim SiangFormula 1 (Olay Total White )Formula 2Formula 3 Formula 4

Gliserin 10 %Niasiamida 2 %Butilen glikol 3 %Polyethylene 3 %Dimeticon 2 %Isopropyl palmitat 2 %Setil alcohol 3 %Benzyl alcohol 1 %TEA 1 %Ethiparaben 1 %Fragrance 0,5 %Sulfonic acid 1 %Metilparaben 1 %Acid stearic 14 %Mentol 0,5 %Aonium polyacrylate 0,5 %Fruit ectract 0,5 %Sodium ascorbat 1 %Bahan pengawet 0,5 %Air ad 100 %

Stearic acid 14 %Niasiamida 2 %Cyclopentasiloxane 1 %Butien glikol 3 %Gliserin 10 %Etilexyil methoxycinnamate 2 %Sorbitan sterat 1 %Potassium hydroxide 1 %Tocopheryl asetat1 %Metilparaben 1 %Dimetikon 1 %Propilparaben 1 %Aluminium hidroksida 0,5 %Lycophen 2 %Benzoic acid 1 %Hidroksipropil selulosa 1 %Zinci oxide 1 %Sodium ascorbat 1 %Bahan pengawet 0,5 %Air ad 100%Cutina MD 5 %

Setil alkohol 1 %

Stearil alkohol 1 %Parafin cair 10 %

Gliserin 10 %

Sterol 5 %

ZinClear-S 3 %

OMC 3 %

Benzofenon 3 %

Pengawet 0,2 %

Pewangi 0,1 %

Viskolam AT100/P 0,5 %

Aquadest ad 100Minyak kelapa 15%Asam stearat 14%Gliserin 10%Borax 0,25%TEA 1%Nipagin 0,1-0,2%Aquades ad 100%

2.16 Syarat dan Bentuk Krim Siang (Tabir Surya) Syarat syarat preparat kosmetik tabir surya (sunscreen ) Enak dan mudah dipakai. Jumlah yang menempel mencukupi kebutuhan. Bahan aktif dan bahan dasar mudah tercampur. Bahan dasar harus dapat mempertahankan kelembutan dan kelembaban kulit.

Syarat syarat bagi bahan aktif untuk preparat tabir surya : Efektif menyerap radiasi UV B tanpa perubahan kimiawi, karena jika tidak demikian akan mengurangi efisiensi, bahkan menjadi toksik atau menimbulkan iritasi. Meneruskan UV A untuk mendapatkan tanning ( di kulit Kaukasia / Eropa ). Stabil , yaitu tahan keringat dan tidak menguap. Mempunyai daya larut yang cukup untuk mempermudah formulasinya. Tidak berbau atau boleh berbau ringan. Tidak toksik , tidak mengiritasi, dan tidak menyebabkan sensitasi.

Bentuk bentuk preparat (sunscreen ) dapat berupa :1. Preparat anhydrous.2. Emulsi ( non greasy O/ W, semi greasy dual emulsion, dan fatty W/O ).3. Preparat tanpa lemak ( greaseless preparation )

1.) Preparat Anhidrous.Minyak Suntan cair menduduki tempat terpenting. Keuntungan khusus dari preparat tabir surya yang berdasar minyak ini adalah daya tahannya terhadap air, sehingga tidak terganggu oleh perspirasi dan air kolam renang atau laut.Minyak tumbuhan ,terutama minyak wijen,paling umum digunakan, hasil terbaik diperoleh bila preparat minyak dicampur 10 15 % bubuk bahan murni penolak sinar matahari, misalnya Zinc oksida.Konsentrasi bahan aktif 2 10 %, tergantung jenis bahan aktif yang digunakan.2.) EmulsiSegala jenis emulsi, non greasy O/ W, semi greasy dual emulsion, dan fatty W/O,digunakan sebagai preparat sunscreen. Yang kandungan lemaknya tinggi tampak mirip minyak, sedangkan yang non greasy mirip preparat yang berdasar air.Keuntungan dar preparat Emulsi adalah penampakannya yang menarik, serta konsistensinya yang menyenangkan sehingga memudahkan pemakaian. Tak ada resiko tumpah dengan membalikkan botolnya ( kecuali liquid emulsi ) dan produk produk itu dapat dikemas di dalam tube yang mudah digenggam. Bahan bahan tabir surya untuk emulsi O/W larut dalam aair, sedangkan untuk emulsi W/O larut dalam minyak. Dalam emulsi gkita ( dual emulsion ) kadang kadang digunakan kombinasi antara keduanya.Polano (1945 ) melakukan pengamatan yang menarik dan menemukan bahwa bahan bahan aktif yang larut dalam air, seperti tannin, altrazeozone dan Cibazol hanya memperlihatkan efek protektif bila dalam emulsi O/W tetapi tidak dalam emulsi W/O.3.) Preparat tanpa lemakDibandingkan tabir surya yang terbuat dari minyak , preparat tanpa minyak ini memiliki keuntungan, yaitu tidak berlemak dan tidak lengket, sehingga lebih menyenangkan untuk dipakai. Kekurangannya adalah preparat ini mudah larut dalam air.Preparat tanpa lemak ini dapat dibagi berdasarkan tinggi rendahnya kandungan alcohol, yaitu ethil alcohol atau isopropyil alcohol yang terutama digunakan dalam aerosol.

2.17Kelebihan dan Kekurangan Sediaan Krim Kelebihan sediaan Cream Mudah udah menyebar rata Praktis Lebih mudah dibersihkan atau dicuci dengan air terutama tipe m/a ( minyak dalam air. Cara kerja langsung pada jaringan setempat Tidak lengket, terutama pada tipe m/a ( minyak dalam air ) Bahan untuk pemakaian topical jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun, sehingga pengaruh aborpsi biasanya tidak diketahui pasien. Memberikan rasa dingin, terutama pada tipe a/m ( air dalam minyak ) Bisa digunakan untuk kosmetik, misalnya mascara, krim mata, krim kuku, dan deodorant. Bisa meningkatkan rasa lembut dan lentur pada kulit, tetapi tidak menyebabkan kulit berminyak.

Kekurangan Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m ( air dalam minyak )karena terganggu system campuran terutama disebabkan karena perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan atau pencampuran 2 tipe crem jika zat pengemulsinya tidak tersatukan. Susah dalam pembuatannya, karena pembuatan cream harus dalam keadaan panas. Mudah lengket, terutama tipe a/m ( air dalam minyak ) Gampang pecah, disebabkan dalam pembuatan formulanya tidak pas. Pembuatannya harus secara aseptic

2.18 Komponen Sediaan Krim sianga) Zat berkhasiatSifat fisika dan kimia dari bahan atau zat berkhasiat dapat menentukan cara pembuatan dan tipe krim yang dapat dibuat, apakah krim tipe minyak dalam air atau tipe air dalam minyak.b) MinyakSalah satu fase cair yang bersifat nonpolarc) Air.Salah satu fase cair yang bersifat polar. Untuk pembuatan digunakan air yang telah dididihkan dan segera digunakan setelah dingin.d) Pengemulsi:Umumnya berupa surfaktan anion, kation atau nonion.pemilihan surfaktan didasarkan atas jenis dan sifat krim yang dikehendaki. Untuk krim tipe minyak air digunakan zat pengemulsi seperti trietanolaminil stearat dan golongan sorbitan, polisorbat, poliglikol, sabun. Untuk membuat krim tipe air-minyak digunakan zat pengemulsi seperti lemak bulu domba, setil alkohol, stearil alkohol, setaseum dan emulgida.e) Bahan tambahan;Untuk sediaan semi solid agar peningkatan penetrasi pada kulit:

- Zat untuk memperbaiki konsistensiKonsistensi sediaan topical diatur untuk mendapatkan bioavabilitas yang maksimal, selain itu juga dimaksudkan untuk mendapatkan formula yang estetis dan acceptable. Konsistensi yang disukai umumnya adalah sediaan yang dioleskan, tidak meninggalkan bekas, tidak terlalu melekat dan berlemak. Hal yang penting lain adalah mudah dikeluarkan dari tube. Perbaikan konsistensi dapat dilakukan dengan mengatur komponen sediaan emulsi diperhatikan ratio perbandingan fasa. Untuk krim adalah jumlah konsentrat campuran zat pengemulsi.- Zat pengawet.Pengawet yang dimaksudkan adalah zat yang ditambahkan dan dimaksudkan untuk meningkatkan stabilitas sediaan dengan mencegah terjadinya kontaminasi mikroorganisme. Karena pada sediaan krim mengandung fase air dan lemak maka pada sediaan ini mudah ditumbuhi bakteri dan jamur. Oleh karena itu perlu penambahan zat yang dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Untuk pembuatan cream dugunakan air yang telah dididihkan dan segera digunakan setelah dingin. Zat pengawet yang digunakan umumnya metil paraben 0.12 % sampai 0,18 % atau propil paraben 0,02% - 0,05 %. PendaparPendapar dimaksudkan untuk mempertahankan pH sediaan untuk menjaga stabilitas sediaan. pH dipilih berdasarkan stabilitas bahan aktif. Pemilihan pendapar harus diperhitungkan ketercampurannya dengan bahan lainnya yang terdapat dalam sediaan, terutama pH efektif untuk pengawet.Perubahan pH sediaan dapat terjadi karena: perubahan kimia zat aktif atau zat tambahan dalam sediaan pada penyimpanan karena mungkin pengaruh pembawa atau lingkungan. Kontaminasi logam pada proses produksi atau wadah (tube) seringkali merupakan katalisator bagi pertumbuhan kimia dari bahan sediaan. PelembabPelembab atau humectan ditambahkan dalam sediaan topical dimaksudkan untuk meningkatkan hidrasi kulit. Hidrasi pada kulit menyebabkan jaringan menjadi lunak, mengembang dan tidak berkeriput sehingga penetrasi zat akan lebih efektif. Contoh zat tambahan ini adalah: gliserol, PEG, sorbitol.

Pengompleks (sequestering)Pengompleks adalah zat yang ditambahkan dengan tujuan zat ini dapat membentuk kompleks dengan logam yang mungkin terdapat dalam sediaan, timbul pada proses pembuatan atau pada penyimpanan karena wadah yang kurang baik. Contoh : Sitrat, EDTA, dsb. Anti Oksidan.Antioksidan dimaksudkan untuk mencegah tejadinya ketengikan akibat oksidasi oleh cahaya pada minyak tidak jenuh yang sifatnya autooksidasi, antioksidan terbagi atas : Anti oksidan sejati (anti oksigen)Kerjanya: mencegah oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas dan mencegah reaksi cincin. Contoh: tokoferol, alkil gallat, BHA, BHT. Anti oksidan sebagai agen produksi.Zat-zat ini mempunyai potensial reduksi lebih tinggi sehingga lebih mudah teroksidasi dibandingkan zat yang lain kadang kadang bekerja dengan cara bereaksi dengan radikal bebas. Contoh; garam Na dan K dari asam sulfit. Anti oksidan sinergis.Yaitu senyawa yang bersifat membentuk kompleks dengan logam, karena adanya sedikit logam dapat merupakan katalisator reaksi oksidasi. Contoh: sitrat, tartrat, EDTA.

Peningkat Penetrasi.Zat tambahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah zat yang terpenetrasi agar dapat digunakan untuk tujuan pengobatan sistemik lewat dermal (kulit).Pada umumnya senyawa peningkat penetrasi akan meningkatkan permeabilitas kulit dengan mengurangi tahanan difusi stratum corneum dengan cara merusaknya secara reversible. Contoh; dimetil sulfida (DMSO), zat ini bersifat dipolar, aprotik dan dapat bercampur dengan air, pelarut organik pada umumnya.

Zat pengemulsiPemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat cream yang dikehendaki. Sebagai zat pengemulsi dapat digunakan emulgid, lemak bulu domba, setaseum, setil alkohol, stearilalkohol, trietanolaminil stearat dan golongan sorbitan, polisorbat, polietilenglicol, sabun.

2.19Metode Pembuatan Krim1. Metode Pelelehan ( fusion)Zat khasiat maupun pembawa dilelehkan bersama-sama, setelah meleleh diaduk sampai dingin. Yang harus diperhatikan: kestabilan zat khasiat.2. Metode TriturasiZat yang tidak larut dicampur dengan sedikit basis, sisa basis ditambahkan terakhir. Di sini dapat juga digunakan bantuan zat organik untuk melarutkan zat khasiatnya.Pada skala industri dibuat dalam skala batch yang cukup besar dan keberhasilan produksi sangat tergantung dari tahap-tahap pembuatan dan proses pemindahan dari satu tahap pembuatan ke tahap yang lain.Untuk menjaga stabilitas zat berkhasiat pada penyimpanan perlu diperhatikan, antara lain:

Kontaminasi dengan kotoran Kondisi temperatur /suhu Kemungkinan hilangnya komponen yang mudah menguap.

Dasar dasar proses pembuatan sediaan semi solid (termasuk krim) dapat dibagi: Reduksi ukuran partikel, skrining partikel dan penyaringan.Bahan padat dalam suatu sediaan diusahakan mempunyai ukuran yang homogen. Skrining partikel dimaksudkan untuk menghilangkan partikel asing yang dapat terjadi akibat adanya partikel yang terflokulasi dan aglomerisasi selama proses. Pemanasan dan pendinginanProses pemanasan diperlukan pada saat melarutkan bahan berkhasiat, pencampuran bahan- bahan semisolid pada proses pembuatan emulsi. Pembuatan sediaan semi solid dibutuhkan pemanasan, sehingga pada proses homogenisasi bahan- bahan yang digunakan tidak membutuhkan penanganan yang sulit, kecuali apabila didalam sediaan tersebut ada bahan-bahan yang termolabil. PencampuranPencampuran terdiri tiga macam: Pencampuran bahan padat.Pada prinsipnya pencampuran bahan padat adalah menghancurkan aglomerat yang terjadi menjadi partikel dengan ukuran yang serba sama. Pencampuran untuk larutan.Tujuan pencampuran larutan didasarkan pada dua tujuan yaitu: adanya transfer panas dan homogenitas komponen sediaan. Pencampuran semi solida.Untuk pencampuran sediaan semi solid dapat digunakan alat pencampuran dengan bentuk mixer planetary dan bentuk sigma blade. Alat dengan sigma blade dapat membersihkan salep/ krim yang menempel pada dinding wadah dan menjamin homogenitas produk serta proses transfer panas lebih baik. Penghalusan dan Homogenisasi.Proses terakhir dari seluruh rangkaian pembuatan adalah penghalusan dan homogenisasi produk semi solid yang telah tercampur dengan baik.2.20Cara Pemakaian Krim Siang1. Oleskan cream pada wajah sampai merata dan tipis secara teratur.2. Gunakan sesuai atauran pada pagi/siang hari untuk cream siang .

2.21Kestabilan Krim SiangStabilitas obat merupakan faktor penting dalam formulasi sediaan farmasi. Mengingat suatu sediaan biasanya diproduksi dalam jumlah besar dan memerlukan waktu lama untuk sampai pada pasien maka stabilitas obat sangat penting.Obat yang disimpan dalam jangka waktu lama dapat mengalami penguraian dan mengakibatkan dosis yang diberikan oleh pasien berkurang. Kadang kadang hasil uraiannya bersifat toxic, sehingga dapat membahayakan pasien.Cream rusak jika terganggu system campurannya terutama disebabkan perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan atau pencampuran dua tipe cream jika zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain.Pengenceran cream hanya dapat dilakukan jika diketahui pengenceran yang cocok yang harus dilakukan dengan teknik aseptic. Agar lebih stabil zat pengawet ditambahkan zat anti oksidan. Cream yang sudah diencerkan harus digunakan dalam waktu satu bulan.Penentuan kestabilan suatu zat dapat dilakukan dengan cara kinetik kimia, yaitu :1. Kecepatan reaksiFactor factor yang mempengaruhi kecepatan reaksi :SuhuKekuatan ion2. Pengaruh pH3. Tingkat reaksi atau orde reaksi.Orde reaksi adalah banyaknya factor konsentrasi yang ikut berperan dalam kecepatan raeksi.Orde reakasi O adalah terjadi bila kecepatan reaksi tidak bergantung pada konsentrasi pereaksinya. Jadi akan terjadi perubahan konsentrasi yang konstan pada setiap waktu.Orde reaksi 1 adalah terjadi bila kecepatan reaksi bergantung pada konsentrasi satu pereaksi.Orde reaksi 2 adalah terjadi bila pada konsentrasi dua pereaksi.

Tujuan Uji Stabilitas a) Cream yang beredar tersebut stabil dalam jangka waktu yang lama yang disimpan dalam suhu kamar.b) Menentukan umur simpan dari suatu sediaan cream.Tipe pereaksi penguraian kosmetik Reaksi hidrolisis : Reaksi penguraian struktur kimia zat dengan adanya air/ pelarut . Reaksi Oksidasi : Penguraian karena interaksi cream dengan oksigen atau terbentuknya radikal radikal bebas. Reaksi isomerisasi : Penguraian cream yang terbentuknya isomer yang mungkin tidak berkhasiat/ toksis. Reaksi fotolisis : Pengurian cream oleh cahaya. Reaksi polimerisasi : Proses bergabungnya dua atau lebih molekul cream menjadi struktur yang lebih rumit.

Faktor factor yang mempengaruhi stabilitas : Pelarut : mengubah konstanta dielektrik pelarut aslinya Oksigen : karena bersifat oksidan pH larutan : ditentukan oleh konstanta H+ dan OH- Cahaya Larutan penyangga Suhu Kekuatan ion

2.22 Kemasan Produk Krim SiangSebuah wadah kosmetik yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:1. Kemampuan dan daya membungkus yang baik akan memudahkan dalam penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunan ataupun penumpukan agar tidak menimbulkan resiko kerusakan fisik dalam kemasan yg akan mengakibatkan perubahan pada isi dan dalam kemasan.2.Kemampuan memberikan sebuah perlindungan pada komponen isi yg ada didalam dari berbagai risiko dari luar, misalnya perlindungan dari udara panas/dingin, sinar/cahaya matahari, bau asing, benturan/tekanan mekanis, kontaminasi mikroorganisme/bakteri.3. Kemampuan sebagai daya tarik pemikat terhadap konsumen. Dalam hal ini merupakan sebuah penampilan dan bentuk, warna dan keindahan bahan kemasan meruapakan daya tarik untuk calon costumer.4. Kemampuan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan harga pasar yg dapat memberikan sebuah alternatif dan pertimbangan, sasaran masyarakat dan tempat tujuan pemesan. Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau stkitar yang ada, mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak.

Gambar 2.14 Contoh Kemasan Kosmetik2.23Tkita Kerusakan Kemasan Kosmetik1.Kertas pelindung sudah sobek.2.Segel sudah terlepas.3.Botol sudah terbuka.4. Terpapas sinar matahari langsung dalam waktu lama.

Gambar 2.15 Contoh Kemasan rusak

BAB 3KesimpulanKosmetik cream siang merupakan kosmetik perawatan yang bertujuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari berbagai pengaruh seperti udara kering, sinar matahari terik, angin keras, umur lanjut, berbagai penyakit kulit maupun penyakit dalam tubuh yang mempercepat penguapan air sehingga kulit menjadi lebih kering.Bahan tambahan yang kami gunakan dalam formula adalah asam stearat yang berfungsi sebagai pengemulsi, gliserin sebagai emolient, borax dan nipagin yang berfungsi sebagai pengawet atau antimikroba, TEA sebagai pengemulsi, NaOH sebagai larutan penambah sifat alkali sediaan, dan ditambah oleum rosae sebanyak 3 tetes sebagai pengharum untuk memperbaiki bau sediaan dan terakhir ad air 50 gram

DAFTAR PUSTAKA

Wasitaatmadja Sjarif M. Penuntun Ilmu Kosmetika Medik, Penerbit Universitas Indonesia. 1997Ilmu pegangan kosmetik Dr Retno Iswari Tranggono, SpKKAnsel, Howard.1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV. Jakarta : UI press.Wasitaatmadja, S.M. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Universitas Indonesia Press.Panitia Farmakope Indonesia. 1978. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta : Depatemen Kesehatan RI.Reynold, James E F. 1982. Martindale The Extra Pharmacopoeia. Twenty Eight edition. London : The Pharmaseutical Press.Cross, S. E., B. Innes, S. R. Roberts, T. Tsuzuki, T.A. Robertson, and P. McCormick, 2006,Human Skin Penetration of SunscreenNanoparticles: In vitro Assesment of NovelMicronized Zinc Oxide Formulation, SkinPharmacol Physiol 2007:20, 148-154.Davis, C. and R. Reg, 2002, High ValueOpportunitues From The Chicken Egg,Rural Industries Research and DevelopmentCorporation, 30 31.Eccleston, G. M., 2007, Emulsion and Microemulsion in Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, 3rded., InformaHealth Care, NewYork, 1548-1559. Gupta, G. B. and U. B. Kompella, 2006,Nanoparticle Technology for Drug Delivery,Taylor and Francis Group, London.Hayes, A. W., 2001, Principles and Methods ofToxicology, 4th ed., Taylor and Francis,Philadelphia.Lowe, J., Nicholas and N. A. Shaath, 1990,Sunscreens, New York : Marcel Dekker Inc.Mohammed, M. I., 2004, Optimization of Chlorphenesin Emulgel Formulation, The AAPS Journal 4, 6:3 Article 26 (di unduhdari http://www.aapsj.org pada tanggal 2 juni 2014).Murphy, E. G., Regulatory Aspects of Sunscreen in United Stated in N. J. Lowe and N. A.Shaath (Eds.), 1990, SunscreensDevelopment, Evaluation, and Regulatory Aspects, Marcel Dekker Inc., New York.Newmann, M. D., M. Stotland, and J. I. Ellis, 2009, The Safety of Nanosized Particles in Titanium Dioxide and Zinc Oxide-Based Sunscreen, J.Am.Acad. Dermatol, 61:4, 687- 692.Shi, J., 2002, Steric Stabilization, Literature Review, Center for Industrial Sensors and Measurements Department MaterialsScience & Engineering Group Inorganic Materials Science, USA.Sinko, P. J., 2006, Martins Physical Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 5th ed., Lippincot Williams & Wilkins, Philadelphia.Stanfield and W. Joseph, 2003, Sun Protectants; Enhancing Product Functionality with Sunscreen in Multifunctional Cosmetics,Marcell Dekker, Inc. New York, 145-157.459.31