3
TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAB IV NEGARA HUKUM DEMOKRATIS Caspar / 2013-012-003 / Seksi L 1. Menguraikan prinsip-prinsip negara demokratis 2. Menguraikan prinsip-prinsip negara hukum 3. Memberikan kritik tentang pelaksanaan demokrasi di Indonesia Jawab 1. Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus mengetahui terlebih dahulu mengenai makna negara dan demokratis itu sendiri. Demokratis pada intinya merupakan sesuatu yang bersifat demokrasi/mengandung unsur demokrasi. Unsur demokrasi tersebut tercermin melalui segala sesuatu yang berasal dari, oleh, dan untuk rakyat. Rakyat memiliki kekuasaan/legitimasi tertinggi untuk mengatur penyelenggaraan negara. Namun, kekuasaan yang dimaksud disini bukanlah kekuasaan oleh seluruh warga negara, mengingat jumlah warga negara yang sudah sangat banyak. Oelh karena itulah, maka muncul suatu sistem demokrasi representatif (perwakilan), dimana penyelenggaraan pemerintahan/negara diserahkan oleh perwakilan masyarakat/rakyat yang terpilih. Hal ini tercermin melalui penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) untuk memilih anggota legislatif dan eksekutif. Lalu melalui pemilu ini akan muncul para perwakilan yang bertugas untuk menjalankan pemerintahan secara demokrasi (sesuai hukum, benar, baik, adil, terbuka). Kinerja yang dilakukan para perwakilan ini dikontrol oleh masyarakat (dalam hal ini masyarakat mempunyai kekuasaan melakukan pengawasan, ataupun menolak/mendukung kebijakan) agar penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan hukum yang berlaku. Hal ini membuktikan bahwa demokrasi representatif memberi kontrol nyata atas kinerja pemerintahan (walau ada batasan tertentu yang tidak boleh dilanggar) dan adanya transparansi atas proses pembuatan kebijakan. Lalu, pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara pada hakikatnya adalah kumpulan orang dengan latar belakang yang sama yang berkumpul secara terorganisir di suatu wilayah dan membentuk sistem pemerintahan yang berdaulat, dimana orang (dalam hal ini mereka sebagai warga negara) memiliki kebebasan untuk menjalankan negara, namun dalm batasan hukum yang ada. Dari penjelasan itu, kita dapat menarik kesimpulan bahwa baik negara maupun demokrasi memiliki kesamaan, yaitu sama sama dijalankan oleh rakyat (rakyat berdaulat atas sebuah tindakan dalam suatu sistem pemerintahan) dan adanya suatu sistem yang terorganisir.

Tugas Kwn Bab IV

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KWN BAB IV

Citation preview

Page 1: Tugas Kwn Bab IV

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAANBAB IV NEGARA HUKUM DEMOKRATISCaspar / 2013-012-003 / Seksi L

1. Menguraikan prinsip-prinsip negara demokratis2. Menguraikan prinsip-prinsip negara hukum3. Memberikan kritik tentang pelaksanaan demokrasi di Indonesia

Jawab1. Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus mengetahui terlebih dahulu mengenai makna

negara dan demokratis itu sendiri. Demokratis pada intinya merupakan sesuatu yang bersifat demokrasi/mengandung unsur demokrasi. Unsur demokrasi tersebut tercermin melalui segala sesuatu yang berasal dari, oleh, dan untuk rakyat. Rakyat memiliki kekuasaan/legitimasi tertinggi untuk mengatur penyelenggaraan negara. Namun, kekuasaan yang dimaksud disini bukanlah kekuasaan oleh seluruh warga negara, mengingat jumlah warga negara yang sudah sangat banyak. Oelh karena itulah, maka muncul suatu sistem demokrasi representatif (perwakilan), dimana penyelenggaraan pemerintahan/negara diserahkan oleh perwakilan masyarakat/rakyat yang terpilih. Hal ini tercermin melalui penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) untuk memilih anggota legislatif dan eksekutif. Lalu melalui pemilu ini akan muncul para perwakilan yang bertugas untuk menjalankan pemerintahan secara demokrasi (sesuai hukum, benar, baik, adil, terbuka). Kinerja yang dilakukan para perwakilan ini dikontrol oleh masyarakat (dalam hal ini masyarakat mempunyai kekuasaan melakukan pengawasan, ataupun menolak/mendukung kebijakan) agar penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan hukum yang berlaku. Hal ini membuktikan bahwa demokrasi representatif memberi kontrol nyata atas kinerja pemerintahan (walau ada batasan tertentu yang tidak boleh dilanggar) dan adanya transparansi atas proses pembuatan kebijakan.

Lalu, pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara pada hakikatnya adalah kumpulan orang dengan latar belakang yang sama yang berkumpul secara terorganisir di suatu wilayah dan membentuk sistem pemerintahan yang berdaulat, dimana orang (dalam hal ini mereka sebagai warga negara) memiliki kebebasan untuk menjalankan negara, namun dalm batasan hukum yang ada.

Dari penjelasan itu, kita dapat menarik kesimpulan bahwa baik negara maupun demokrasi memiliki kesamaan, yaitu sama sama dijalankan oleh rakyat (rakyat berdaulat atas sebuah tindakan dalam suatu sistem pemerintahan) dan adanya suatu sistem yang terorganisir. Lalu, kesamaan diatas bisa dijadikan dasar untuk menjelaskan prinsip prinsip negara demokrasi, yaitu kekuasaan yang berasal dari, oleh, untuk rakyat (kedaulatan tertinggi oleh rakyat), adanya hukum yang menjadi pengatur jalannya demokrasi tersebut, adanya sistem yang terorganisir dalam pelaksanaan (pengawasan, pergantian kekuasaan, dsb.), dan adanya keseimbangan (kesamaan hak untuk mengawasi dan diawasi, dipilih dan memilih, dsb).

2. Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai hukum itu sendiri secara umum. Hukum pada intinya merupakan norma-norma obyektif (yang sudah disetujui oleh anggota masyarakat) yang mengatur kehidupan masyarakat ataupun kelompok sosial agar berjalan dengan baik dan tertib. Disebut obyektif karena netral, tidak memihak, tegas sifatnya (kuat mengikat), dan disetujui oleh semua pihak. Hukum pada intinya harus bisa menjadi alat mengatur dan pedoman dalam kehidupan masyarakat.

Jika dikaitkan dengan negara, maka jelas hukum harus ada di suatu negara. Tujuannya jelas untuk mengatur kehidupan bernegara tersebut. Kehidupan disini adalah

Page 2: Tugas Kwn Bab IV

mengenai proses pemerintahan, penyelesaian permasalahan, dsb. Hukum menjadi pedoman dan panduan untuk menjalankan suatu negara.

Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa prinsip-prinsip negara hukum adalah memiliki hukum (norma objektif yang disepakati bersama) yang mengatur/menjadi pedoman kehidupan bersama, setiap warga negara berhak atas perlakuan yang sama di hadapan hukum, adanya pembagian kekuasaan (legislatif, eksekutif, yudikatif), dan setiap tindakan harus berdasarkan hukum yang berlaku (undang-undang).

3. Bentuk pelaksanaan demokrasi di Indonesia sangat beraneka ragam, mulai dari pengawasan kinerja pemerintah, adanya forum diskusi tentang kinerja pemerintah, dsb. Namun, untuk kali ini kita akan membahas mengenai bentuk pelaksanaan demokrasi yang bisa dilakukan oleh semua yang sudah memenuhi syarat menurut undang-undang, yaitu partisipasi dalam Pemilu. UU no 8 tahun 2012 dan Peraturan KPU no 23. Thn 2013 tentang partisipasi dalam pemilu merupakan beberapa peraturan perundangan yang mengatur tentang partisipasi masyarakat dan aturan-aturan yang berkenaan dengan hal ini.

Tingkat partisipasi pemilu di Indonesia dalam dua tahun terakhir mengalami penurunan. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya angka golput di beberapa Pilkada Provinsi maupun kabupaten. Bahkan pada tahun 2012, saat Pilkada Gubernur Jawa Barat, jumlah suara yang golput melebihi jumlah suara pasangan pemenang Pilkada saat itu (Ahmad Heriawan-Dedy Mizwar). Dengan kata lain, pemenang pilkada itu adalah para masyarakt yang memilih golput, bukan Ahmad Heriawan dan Dedy Mizwar. Hal ini jelas menjadi masalah yang serius. Disebut sebagai masalah karena seharusnya masyarakat yang menggunakan hak pilihnya, justru memilih golput. Hal ini bisa terjadi karena masyarakat jenuh dan kecewa melihat kinerja pemerintah yang tidak baik, tidak adanya perubahan yang dilakukan oleh para pelaksana kebijakan tersebut.

Padahal, jika melihat lebih dalam, fungsi pemilu adalah untuk memilih para wakil yang sesuai dengan keinginan kita (walaupun pada akhirnya harus mengikuti mayoritas suara). Namun, dengan golput justru membuat keadaan lebih parah, karena justru akan melahirkan wakil yang tidak benar. Bahkan yang lebih parah adalah masyarakat tidak ingin lagi diatur dan demokrasi yang berjalan saat ini berubah menjadi totaliter masyarakat (kesewenangan masyarakat).

Oleh karena itu, diperlukan usaha baik dari pemerintah untuk memperbaiki kinerja mereka agar lebih baik dan mampu serta mau menjawab aspirasi masyarakat yang selama ini sudah disampaika. Usaha pemerintah ini jika berhasil akan membuat masyarakat menjadi antusias kembali untuk memilih wakil-wakil yang berkinerja baik dan bisa mengubah persepsi masyarakat akan kinerja yang buruk menjadi lebih baik. Hal ini juga dapat meningkatkan kembali partisipasi masyarakat dalam pemilu sehingga angka golput bisa ditekan.