5
NAMA :KEVIN GIOVANNO NIM :10.2011.208 KELAS :B4 EMAIL :[email protected] LAPORAN KUNJUNGAN KE PANTI TRESNA WERDHA BUDIMULIA 2 Pada hari sabtu tanggal 21/9/2011 kami melakukan kunjungan sosial ke Panti Tresna Werdha Budimulia 2 yang terdapat di daerah Cengkareng. Kunjungan ini merupakan bentuk aplikasi dari Skill- lab Empati yang telah kami laksanakan sebelumnya dimana kami diajarkan untuk berkomunikasi dan berempati dengan lebih lagi terhadap sesama, dalam hal ini kami mencoba untuk berempati terhadap orang yang lebih tua atau berusia lanjut dan membuat laporan tertulis. Menurut pandangan kami kondisi panti sudah lumayan bagus untuk ditempati. Dari segi luas wilayah sudah mencukupi untuk menampung banyak orang, bahkan terdapat beberapa ruangan isolasi yang diperuntukan bagi pasien dengan gangguan mental dan kejiwaan. Namun masih ada sejumlah perbaikan yang perlu dilakukan seperti: memperbaiki beberapa infrastruktur, gedung dan sarana yang ada di dalamnya. Beberapa fasilitas ada yang sudah bobrok bahkan tidak layak pakai lagi, beberapa kasur sudah rusak serta atap gedung ada yang beberapa sudah bobrok, serta perlu dilakukan penambahan beberapa kamar lagi karena masih ada beberapa penghuninya yang harus menempati tenda-tenda sosial yang ada di

Tugas Laporan Kunjunga Ke Panti Werdha

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas kunjungan

Citation preview

NAMA:KEVIN GIOVANNONIM:10.2011.208KELAS:B4EMAIL:[email protected]

LAPORAN KUNJUNGAN KE PANTI TRESNA WERDHA BUDIMULIA 2Pada hari sabtu tanggal 21/9/2011 kami melakukan kunjungan sosial ke Panti Tresna Werdha Budimulia 2 yang terdapat di daerah Cengkareng. Kunjungan ini merupakan bentuk aplikasi dari Skill-lab Empati yang telah kami laksanakan sebelumnya dimana kami diajarkan untuk berkomunikasi dan berempati dengan lebih lagi terhadap sesama, dalam hal ini kami mencoba untuk berempati terhadap orang yang lebih tua atau berusia lanjut dan membuat laporan tertulis.Menurut pandangan kami kondisi panti sudah lumayan bagus untuk ditempati. Dari segi luas wilayah sudah mencukupi untuk menampung banyak orang, bahkan terdapat beberapa ruangan isolasi yang diperuntukan bagi pasien dengan gangguan mental dan kejiwaan. Namun masih ada sejumlah perbaikan yang perlu dilakukan seperti: memperbaiki beberapa infrastruktur, gedung dan sarana yang ada di dalamnya. Beberapa fasilitas ada yang sudah bobrok bahkan tidak layak pakai lagi, beberapa kasur sudah rusak serta atap gedung ada yang beberapa sudah bobrok, serta perlu dilakukan penambahan beberapa kamar lagi karena masih ada beberapa penghuninya yang harus menempati tenda-tenda sosial yang ada di halaman tengah panti werdha tersebut. Dengan adanya perbaikan-perbaikan diatas kami pun berharap para penghuninya akan lebih betah dan nyaman lagi dalam menghadapi masa tua mereka di panti werdha tersebut.Berikut dibawah ini adalah laporan wawancara dengan beberapa penghuni dari Panti Tresna Werdha Budimulia 2:Penghuni pertama adalah Ibu Mutya yang berusia 75 tahun. Beliau berasal dari Semarang dan telah menempati panti tersebut selama setahun. Beliau telah memiliki 3 orang anak sekaligus 3 orang cucu yang semuanya berdomisili di Semarang juga. Kegiatan sehari-hari yang dilakukan Ibu Mutya hanya berdiam diri dalam kamar yang kebetulan dihuni oleh 3 orang wanita berusia lanjut juga, berinteraksi dan berbincang-bincang dengan mereka terkadang. Ibu Mutya tidak dapat berjalan-jalan dengan leluasa lagi karena dalam usia lanjutnya, kaki Beliau sudah tidak kuat lagi jika harus menmpuh jarak jauh lagi jika berjalan. Ibu Mutya pun bercerita kepada kami bahwa Beliau tidak terlalu betah berada didalam panti Werdha tersebut karena Beliau lebih rindu pulang ke kampung halamannya dan berkumpul kembali bersama anak-anaknya di Semarang. Walaupun demikian, Beliau sudah puas dengan menu makanan sehari-hari yang diberikan yaitu: nasi, kangkung, dan udangPenguni kedua yang kami temui adalah Ibu Wakiyah yang berusia 70 tahun. Ibu Wakiyah berasal dari kampung Beji. Beliau sudah menempati panti werdha ini selama kurang lebih 2 tahun. Beliau juga sudah tak dapat lagi berjalan karena menderita rematik yang parah hingga jika ingin bergerak atau berjalan harus menggunakan alat bantu kursi. Ibu Wakiyah telah memiliki anak 2 orang yang sekarang telah almarhum keduanya dan dulu bersuami seorang tentara. Beliau juga dulunya berwiraswasta usaha dagangan kecil-kecilan, namun karena memiliki masalah internal dengan suaminya soal modal usahanya, maka ia pun diusir suaminya hingga harus meninggalkan rumah hingga kemudian diasuh dalam panti werdha ini. Ibu Wakiyah pun terkadang tidak betah dalam panti werdha ini namun karena ia sudah tidak lagi memiliki sanak keluarga lagi maka ia pun tetap berusaha menikmati dan menjalani hidupnya dengan tenang di panti werdha ini.Penghuni ketiga adalah Pak Amin yang asli berasal dari Jakarta. Beliau berusia 67 tahun dan telah menempati panti werdha ini selama kurang lebih 5 tahun. Beliau juga masih berkeluarga dan memiliki anak di Solo yang terkadang masih rutin mengunjungi Beliau. Pak Amin dulunya adalah seorang mantan buruh yang kemudian beralih profesi menjadi seorang pengrajin keset dan masih aktif hingga sekarang. Kegiatan sehari-harinya di panti pun dihabiskannya dengan menghasilkan kerajinan keset yang dalam seminggu Beliau dapat menghasilkan 3 buah keset yang dijual Rp. 30.000,- per lembar. Bahan serta peralatan yang dipakainya dibelikan oleh anaknya yang terkadang mengunjunginya. Pak amin pun lumayan betah disini dan menikmati kesehariannya dalam menghabiskan masa tua di panti werdha ini.Penghuni keempat adalah Pak Sudirman yang berasal dari Sidrap, Sulawesi Selatan. Beliau telah berusia 61 tahun. Pak Sudirman dulunya berprofesi sebagai nelayan di Sidrap dan pergi ke Makassar untuk sekolah. Selain itu, Beliau juga memiliki seorang istri yang sekarang menganggur dan 2 orang anak yang semuanya adalah TKI. Anak pertama sudah bekerja 11 tahun di Arab Saudi dan anak kedua di Malaysia. Keduanya sampai sekarang belum pulang. Pak Sudirman lumayan betah tinggal di panti werdha ini namun terkadang masih merindukan kampung halamannya serta kedua anaknya yang masih belum pulang.Penghuni terakhir yang kami wawancarai adalah Ibu Ani yang berasal dari Jakarta. Beliau telah berusia 90 tahun dan telah menempati panti werdha ini selama 9 tahun dan merasa cukup nyaman dengan kehidupan masa senjanya sekarang. Beliau memliki 6 orang anak (4 laki-laki dan 2 perempuan). Pada waktu masih kecil Beliau hidup pada masa penjajahan jepang di Indonesia dan bekerja di pabrik kulit sebagai tenaga buruh. Beliau menceritakan bahwa kehidupan pada zaman jepang begitu sulit dimana semua bahan sandang, pangan dan papan sangat sulit diperoleh hingga kelaparan pun merajalela di masyarakat. Ibu Ani juga memiliki pengalaman berharga dimana Beliau berkesempatan untuk bertemu dan berbicara langsung dengan Bung Karno, dimana Bung Karno memberikan beberapa petuah berharga untuk Beliau. Beliau juga berpesan kepada kami semua agar belajar dengan baik hingga dapat menjadi generasi yang baik kedepannya.