Upload
ekofnugroho
View
212
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
STELA M 4
Citation preview
Nama : Vidia Nourma Sari
NIM : 135040207111058
Kelas : F
1. Meneruskan pengayaan bahan kajian seperti yang dituliskan pada minggu kedua
Istilah-istilah :
a. Interpretasi foto udara adalah suatu kegiatan menganalisis foto udara atau citra yang
bertujuan untuk mengidentifikasi objek dan petingnya masing-masing objek tersebut
pagi seorang pemeta tanah.
b. Foto udara adalah foto permukaan bumi yang diperoleh dengan menggunakan
pesawat terbang
c. Citra satelit adalah foto permukaan bumi yang bisa menjadi alternatif jika tidak ada
foto udara
d. Landform adalah bentuk lahan hasil dari interpretasi foto udara
e. Delineasi adalah garis batas antar unit lahan yang setiap masing-masingnya memiliki
karakteristik yang berbeda
f. Pendekatan sintetik adalah pengamatan yang dilakukan saat di lapangan kemudian
dikelompokkan sesuai dengan karakteristik masing-masing(tidak tersedia peta foto
udara)
g. Pendekatan analitik adalah pengelompokkan karakteristik dari masing-masing satuan
tanah kemudian baru dilakukan pengamatan( tersedia peta foto udara)
h. Transek adalah satu jalur yang melewati banyak lahan yang berbeda.
i. Ortofoto adalah foto udara yang diambil dari pesawat terbang kemudian
diproyeksikan dalam bidang datar
Resum materi kuliah minggu ketiga
Materi kuliah minggu ketiga yang disampaikan adalah tentang penentuan batas tanah
dengan 3 metode diantaranya grid kaku, grid bebas, dan fisiografik. Metode grid kaku adalah
metode pengamatan dengan menggunakan titik-titik interval jarak yang sama. Metode ini
dilakukan ketika kekurangan data spasial foto udara. Metode grid bebas adalah metode
pengamatan yang dengan menggunakan titik-titik interval tetapi dengan jarak yang tidak
harus sama. Metode ini merupakan metode perpaduan antara metode grid-kaku dan metode
fisiografik. Metode fisiografik adalah metode pengamatan yang dilakukan dengan
menginterpretasi foto udara terlebih dahulu. Setelah membahas mengenai metode survei
tanah, dilanjutkan dengan pelaksanaan survei tanah yang terdiri dari pra survei, pelaksanaan,
pasca survei tanah. Pra survei menentukan keakurasian data yang nantinya diinterpretasikan.
Dibutuhkan data, peta dan citra. Data terdiri dari data-data survei terdahulu, informasi
batuan,iklim dan laporan sosekbud. Peta terdiri dari peta dasar dan peta geologi. Satuan peta
tanah terbagi emnjadi dua yaitu sederhana dan majemuk. SPT sederhana terdiri dari satu
taksa tanah, SPT majemuk yaitu terdiri dari lebih dari 1 taksa tanah yaitu asosiasi dan
kompleks. Yang membedakan antara asosiasi dan kompleks adalah keteraturan dan skala.
2. Kerjakan bahan diskusi pada slide no.4 di bahan kuliah minggu 3
Bagaimana orang melakukan survei tanah?
Orang melakukan survei tanah dengan diiringi beberapa kegiatan diantaranya penyiapan peta
kerja, deskripsi dan pencirian tanah, klasifikasi tanah, pemetaan tanah atau penentuan batas
SPT, interpretasi data survei tanah. Penyiapan peta kerja meliputi foto udara yang digunakan,
peta dasar, interpretasi foto udara dan plotting. Deksripsi dan pencirian tanah meliputi bahan
yang bisa diamati diantaranya bia menggunakan bor, bisa mengamati minipit atau profil.
Klasifikasi tanah yaitu mengklasifikasikan tanah berdasarkan pencirian serta data-data hasil
analisis laboratourium. Pemetaan tanah meliputi penentuan satuan peta tanah. interpretasi
data survei tanah berupa laporan. Minimal dibutuhkan 3 pengamatan pada bentuk lahan. Jika
terdapat 8 jenis tanah maka diambil 3 jenis tanah yang paling dominan dan dimasukkan ke
dalam peta.
1. Mengapa perlu ditentukan luasan SPT terkecil 0.4 cm2
Luasan SPT terkecil 0,4 cm2 memudahkan untuk penghitungan dan perbesaran keadaan yang
sebenarnya di lapang yang sudah dibandingkan dengan skala peta. Nilai 0,4 ini merupakan
batas terkecil yang telah ditentukan, bila ukuran SPT dibawah 0,4 maka luasan SPT terlalu
kecil untuk didelineasi.
1. Apakah dibenarkan kita membesarkan peta analog ( misalnya peta tanah cetak)
dengan scanner /fotocopy skala 1:250.000 menjadi 1 : 50.000? Jelaskan
1. Membesarkan peta analog dari skala 1:250.000 menjadi 1:50.000 dibenarkan
karena dengan perubahan skala ini maka wilayah pengamatan menjadi lebih
detail sehingga macam pengamatan yang dilakukan semakin sedikit untuk
luasan tertentu. Tetapi sebaliknya jika skala dari 1: 50.000 diubah menjadi 1:
250.000 maka luasan kenampakaan permukaan bumi menjadi lebih luas,
sehingga detail pengamatan akan lebih sulit untuk diinterpretasikan per satuan
luasan tertentu. Peta analog merupakan peta dalam bentuk cetakan. Peta
analog dibuat dengan cetakan teknik kartografi, sehingga mempunyai data
spesial diantaranya koordinat, skala, arah mata angin, dll. Peta analog diubah
menjadi peta digital dengan proses digitasi atau scan. Proses digitasi
menghasilkan data vektor sedangkan scan menghasilkan data raster. Peta
analog dapat dikonversi menjadi peta digital dapat dilakukan dengan proses
digitasi atau scan. Digitasi akan menghasilkan data vector sedangkan scan
akan menghasilkan data berupa raster.
2. Skala peta
1.Berapa luas di lapangan untuk suatu SPT berukuran 0.8 cm² pada peta berbagai skala
seperti pada butir-butir di bawah?
Diketahui : misal skala 1:10.000
Luas SPT = 0,8 cm²
Luas sebenarnya = 0,8 cm²x(10.000)² = 8x cm² = 8x ha
Eksplorasi 1: 1.000.000
Luas sebenarnya = 0,8 cm²x(1.000.000)² = 8x cm² = 8x ha
Tinjau 1: 250.000
Luas sebenarnya = 0,8 cm²x(250.000)² = 500 x cm² = 500 ha
Semi detil 1: 50.000
Luas sebenarnya = 0,8 cm²x(50.000)² = 500 x cm² = 5 ha
Sangat detil 1:5.000
Luas sebenarnya = 0,8 cm²x(5.000)² = 20 x cm² = 0.2 ha
2.Berapa intensitas pengamatan untuk peta berbagai skala seperti pada butir-butir di bawah?
- Eksplorasi (1: 1000.000)
Skala yang digunakan pada peta eksplorasi adalah antara 1: 500.000 sampai 1: 1.000.000 Peta
tanah eksplorasi menyajikan informasi mengenai kadaan tanah dari suatu daerah. Peta ini
dibuat dengan survey dengan batuan udara (helikopter) pada tempat-tempat tertentu dengan
jenis tanah yang berbeda yang ditunjukkan pada bentang alam yang berbeda. Survei ini
dilakukan dengan bantuan interpretasi foto udara atau citra satelit, dengan intensitas
pengamatan yang sangat rendah.
- Tinjau ( 1:250.000)
Peta tanah tinjau, dibuat pada skala 1:250.000. Satuan peta didasarkan atas satuan tanah-
bentuk lahan atau sistem lahan yang didelineasi melalui interpretasi foto udara dan atau citra
satelit. Pengamatan di lapangan kurang lebih 1 untuk 12,5 km2.
- Semi detil (1: 50.000)
Peta tanah semi-detil, dibuat pada skala 1:50.000, dengan intensitas pengamatan sekitar 1
untuk setiap 50 hektar, tergantung dari kerumitan bentang lahan. Semi detil menggunakan
sistem grid yang dibantu oleh hasil interpretasi foto udara dan citra satelit. Peta ini memberi
gambaran tentang potensi daerah secara lebih terperinci serta dapat menunjukkan lokasi
proyek yang akan dilaksanakan.
- Detil (1:25.000)
Peta tanah detil, dibuat pada skala 1:25.000 dan 1:10.000. peta ini bertujuan untuk persiapan
pelaksanaan proyek konservasi tanah. hasil dari proyek konservasi tanah yaitu informasi dari
sifat dan ciri tanah sedetail mungkin. Jangkauan pengamatan tanah sekitar 1 untuk setiap 2-
12,5 ha.
- Sangat Detil (1: 5.000)
Peta tanah sangat detil, dibuat pada skala > 1:10.000. Dilakukan 2 pengamatan atau lebih
untuk setiap hektarnya. Peta ini difokuskan untuk kegiatan penelitian khusus misalnya
rancangan percobaan respon tanaman terhadap pupuk organik pada satuan luas tanah.