Upload
alul-pengembara
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………... i
Daftar Isi …………………………………………... 1
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………... 2
A. Latar Belakang …………………………………………... 2
B. Topik Pembahasan …………………………………………... 2
C. Tujuan Penulisan …………………………………………... 2
D. Manfaat Penulisan …………………………………………... 2
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………... 3
A. Sistem Konstitusi …………………………………………... 3
B. Pengetahuan Politik dan Sistem Politik …………………………………………... 5
C. Demokrasi Indonesia …………………………………………... 8
BAB III PENUTUP …………………………………………... 13
A. Kesimpulan …………………………………………... 13
B. Saran …………………………………………... 13
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………... ?
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar negara merupakan pondasi awal dari terbentuknya suatu sistem politik
konstitusi di Negara Indonesia. Tatanan kehidupan politik yang beradab dan demokratis harus
dimulai dan dikonstruksikan dalam konstitusi. Dalam kehidupan ekonomi yang sehat dan
mendorong kearah terciptanya kepastian hukum keadilan dan kemakmuran rakyat harus dimulai
pula dari konstitusi. Kehidupan sosial budaya yang harmoni dan pembentukan masyarakat
madani harus termaktub dalam setiap huruf perubahan konstitusi. Dengan tujuan untuk
melindungi dan memberi rasa aman terhadap seluruh masyarakat Indonesia.
B. Topik Pembahasan
Makalah ini akan membahas tentang Politik di Indonesia menurut Pancasila;
1. Sistem Konstitusi
2. Pengetahuan Politik dan Sistem Politik
3. Demokrasi Indonesia
4. Pemilihan Umum di Indonesia
C. Tujuan Penulisan Makalah
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Muhammad Haikal juga
menjelaskan tentang Politik di Indonesia menurut Pancasila.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dibuatnya makalah ini diharapkan bisa menjadi bahan masukan dan pembelajaran bagi
para pembaca tentang apa dan bagaimana Politik di Indonesia menurut Pancasila.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Konstitusi
Kata”Konstitusi” berarti “pembentukan”, berasal dari kata kerja yaitu “constituer” (Perancis) atau
membentuk. Yang dibentuk adalah negara, dengan demikian konstitusi mengandung makna awal
(permulaan) dari segala peraturan perundang-undangan tentang negara. Belanda menggunakan
istilah “Grondwet” yaitu berarti suatu undang-undang yang menjadi dasar (grond) dari segala
hukum. Indonesia menggunakan istilah Grondwet menjadi Undang Undang Dasar.
Menurut Brian Thompson, secara sederhana pertanyatan: what is aconstitution dapat dijawab
bahwa “…a constitution is a document which contains the rules for the the operation of an
organization”. Organisasi dimaksud beragam bentuk dan kompleksitas strukturnya. Negara
sebagai salah satu bentuk organisasi, pada umumnya selalu memiliki naskah yang disebut sebagai
konstitusi atau Undang Undang Dasar.
Konstitusi (bahasa latin: constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum
bentukan pada pemerintahan Negara, biasanyadikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Dalam
kasus bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum,
istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip
dasar politik. Prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur, prosedur,
wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya, konstitusi merujuk pada
penjaminan hak kepada warga masyarakat. Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh
hukum yang mendefinisikan fungsi pemerintahan negara.
Bila di lihat berdasarkan bentuknya konstitusi dibagi menjadi 2, yaitu Konstitusi tertulis dan
Konstitusi tidak tertulis. Konstitusi Tertulis biasanya termaktub dalam satu dokument. Namun
ada juga beberapa dokument disusun oleh majelis terpilih dengan sengaja bertujuan untuk
kemaslahatan atau mungkin juga bekerja tetap sebagai badan legislative dan bisa juga
menyebarluaskan keputusan raja atau diktator. Sedangkan Konstitusi Tidak Tertulis biasanya
muncul dari adat dan kebiasaan masyarakat dan itu masih di pertahankan dan masih dianggap
sebagai dasar atau kerangka utama dalam menciptakan suatu undang undang.Menurut sebagian
ahli mengatakan bahwa masih lebih bagus konstitusi tidak tertulis ketimbang konstitusi tertulis,
karena konstitusi tidak tertulis ini merupakan suatu adat atau kebiasaan manusia itu sendiri secara
turun temurun. Sehingga sangat sulit dihilangkan karena sudah mendarah daging dan di pegang
teguh oleh masyarakat.
3
Tujuan dari konstitusi
Konstitusi merupakan sumber dari segalah sumber hukum, karena disinilah sumber yang
menjadi ketentuan dasar untuk membuat suatu perundang-undangan atau peraturan-peraturan
lain. Entah dari peraturan Presiden, Perda, dan lain-lainnya tidak boleh bertentangan dengan
undang udang atau konstitusi tersebut. Apabila pembuatan peraturan tersebut bertentangan,
maka dianggap bertentangan dengan konstitusi atau inkonstitusional.
Lalu pertanyaan selanjutnya tentang siapa yang berhak mengatakan bahwa peraturan tersebut
tidak sesuai dengan konstitusi atau inkonstitusional adalah Mahkamah Konstitusi (MK).
Sudah dituliskan dalam undang undang bahwa salah satu kewenang Mahkamah Konstitusi
adalah mengkaji undang undang terhadap Undang Undang Dasar (UUD), mengatur tentang
wewenang dan tanggung jawab tiap-tiap lembaga negara, juga mengatur tentang pemetaan
kekuasan yang biasa disebut dengan trias politica yaitu:
Kekuasaan Legislative
Kekuasaan Executive
Kekuasaan Judikative
Sehingga tidak terjadi penyalahgunaan wewenang dari suatu lembaga. Mengingat jika suatu
negara tidak mempunyai pembagian kekuasaan, menurut kami negara tersebut akan
mengalami kekacauan. Maka dari itu “apa saja yang di atur dalam konstitusi?”, yaitu sebagai
berikut:
Wewenang dan cara kerja dari suatu lembaga.
Hubungan antara lembaga lembaga negara tersebut.
Hubungan antara lembaga negara dengan warga negara.
Adanya jaminan hak atau pengakuan tentang Hak-hak Asasi Manusia.
Ketentuan-ketentuan lain yang diatur oleh Undang Undang.
Dengan demikian konstitusi itu sendiri dibuat sebenarnya untuk membatasi ruang gerak dari
lembaga-lembaga negara sehingga tercipta pemerintahan yang kondusif dan selalu bekerja
sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya masing-masing. Namun lagi-lagi ini menjadi
tanda tanya yang besar bagi kita semua khususnya sebagai mahasiswa, “apakah implementasi
dari Konstutisi kita sudah sesuai dengan kenyataan di lapangan ?”.
4
B. Pengetahuan Politik dan Sistem Politik
Pengetahuan Politik
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional
maupun nonkonstitusional. Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang
berbeda, yaitu antara lain :
Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama
(teori klasik Aristoteles).
Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan Negara.
Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan
kekuasaan di masyarakat.
Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaankebijakan publik.
Sistem Politik
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan
terorganisasi. Sedangkan Politik berasal dari bahasa yunani yaitu “polis” yang artinya Negara
Kota. Pada awalnya politik berhubungan dengan berbagai macam kegiatan dalam Negara/
kehidupan Negara.
Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain: kekuasaan
politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik dan juga
tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik. Namun yang
akan kita bahas kali ini yaitu system politik.
Menurut Samuel H. Bear dalam bukunya Pattern of Goverment, bahwa sistem politik
memiliki empat variabel atau elemen penting, meliputi:
Kekuasaan : Sebagai cara cara untuk mencapai hakl yang di inginkan antara lain membagi
sumbe-sumber diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Kepentingan : Sebagai tujuan-tujuan yang di kejar oleh pelaku-pelaku atau kelompok
politik.
Kebijakan (Policy) : Sebagai hasil dari intiraksi antara kekuasaan dan
kepentingan, biasanya dalam bentuk peraturan perundang-undangan.
Budaya politik (politycal culture) : Sebagai orientasi subyektif dari individu terhadap
sisitem politik yang menyangkut nilai-nilai politik, sistem kepercayaan dan sikap
emosional.
5
Sedangkan menurut Dr.Yanuarius Koli Bau,Msi meyatakan bahwa elemen-elemen dalam
sistem politik meliputi:
Inputs (Masukan) : yang terdiri dari kebutuhan (Demands), tuntutan, dukungan (suport)
dan bahkan sikap masa bodoh (apathy). Inputs atau masukan selalu bekenaan dengan hal-
hal yang membuat sistem politik itu berjalan, seperti yang berhubungan dengan kegiatan
mengidentifikasi kepentingan dan melakukan seleksi kepemimpinan dengan substansinya
berupa tuntutan, dukungan, atau sikap masa bodoh. Dukungan dapat berupa pajak,
ketenagakerjaan, undang-undang atau peraturan, kesediaan memilih atau dipilih dan
keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan politik pada umumnya. Semua inputs dapat di
lakukan secara individu, organisasi massa, partai politik, maupun media komunikasi
massa dengan cara penyampaian yang bermacam-macam sesuai dengan situasi kondusi
dan kebutuhan, seperti melalui demonstrasi, debat politik, diskusi atau seminar politik,
serta cara-cara lainnya. Fungsi inputs terdiri dari : sosialisasi politik, rekrutmen politik,
artikulasi (menyatakan kepentingan), agresi (memadukan), kepentingan, dan komunikasi
politik. Dalam sistem politik, inputs ini diolah dan diubah menjadi outputs, berupa
keputusan-keputusan dan kebijakan-kebijakan yang mengikat dari pemerintah sehingga
menimbulkan pengaruh terhadap sistem itu sendiri maupun terhadap linkungan di mana
sistem itu berada.
Authoritative decision making activities or agencies (kegiatan–kegiatan atau lembaga-
lembaga pembuat keputusan politik yang bersifat sah dan mengikat ) : elemen ini
merupakan pusat proses politik (mesin politik formal), karena elemen inilah yang
melakukan sejumlah kegiatan pembuatan keputusan-keputusan yang sah mengikat.
Menurut teori Trias Polityca dari Montesquieu, lembaga yang terlibat dalam sistem politik
ini meliputi lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif. Sedangkan menurut Gabriel
Almond, lembaga itu meliputi lemabga yang membuat keputusan pilitik dan lembaga
yang membuat keputusan politik dan lembaga yang menjalankan keputusan.
Outputs (Keluaran) : yang berupa ganjaran (rewardes) dan deprivasi (deprivationa) yang
berupa pembatasan, pengingkaran, pengurangan, pengikatan dan pelarangan, serta berupa
kebijakan atau keputusan politik. Fungsi Outputs adalah pembuatan peraturan
(rule making), pelaksaan peraturan (rule application) dan penyelesaian koflik (settlement
of diputes). Ganjaran dan deprivasi dapat menimbulkan inputs baru, baik berupa
dukungan atau penerangan, karena tidak semua ganjaran atau deprivasi dapat memuaskan
semua pihak.
6
Feedbeck (Umpan Balik) : merupakan satu elemen-elemen dalam sebuah sistem politik,
sekaligus juga antara sistem politik dengan sistem yang lain yang berada diluar sistem
politik. Dukungan, pengaruh, tekanan, serta protes dari rakyat merupakan masukan yang
sangat dibutuhkan bagi proses politik lebih lanjut dalam sebuah sistem politik, terutama
oleh pihak eksekutif.
Environment (Lingkungan) : yang terdiri dari berbagai sistem lain yang mempengaruhi
sistem politik dan sekaligus juga dipengaruhi oleh sistem politik. Hubungan saling
mempengaruhi ini sangat relatif dan dinamis baik berupa lingkungan fisik maupun non
fisik. Dan dapat dipastikan bahwa tidak ada satu sistem politikpun yang terlepas dari
hubungan saling mempengaruhi ini.
Istilah politik dalam ketatanegaraan berkaitan dengan tata cara pemerintahan, dasar-dasar
pemerintahan, ataupun dalam hal kekuasaan Negara. Politik pada dasarnya menyangkut
tujuan-tujuan masyarakat, bukan tujuan pribadi. Politik biasanya menyangkut kegiatan partai
politik, tentara dan organisasi kemasyarakatan. Dapat disimpulkan bahwa politik adalah
interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan kebijakan dan
keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu
wilayah tertentu.
Menurut Drs. Sukarno, sistem politik adalah sekumpulan pendapat dan prinsip yang
membentuk satu kesatuan yang berhubungan satu sama lain untuk mengatur pemerintahan
serta melaksanakan dan mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur individu atau
kelompok individu satu sama lain atau dengan Negara dan hubungan Negara dengan Negara.
Namun, sistem politik menurutRusadi Kartaprawira adalah Mekanisme atau cara kerja
seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik yang berhubungan satu sama lain dan
menunjukkan suatu proses yang langggeng.
Adapun beberapa contoh sistem politik yang diambil dari berbagai negara, sebagai berikut:
a) Sistem Politik Di Negara Komunis
Bercirikan pemerintahan yang sentralistik, peniadaan hak milik pribadi, peniadaan hak-
hak sipil dan politik, tidak adanya mekanisme pemilu yang terbuka, tidak adanya oposisi,
serta terdapat pembatasan terhadap arus informasi dan kebebasan berpendapat.
b) Sistem Politik Di Negara Liberal
Bercirikan adanya kebebasan berpikir bagi tiap individu atau kelompok; pembatasan
kekuasaan; khususnya dari pemerintah dan agama; penegakan hukum; pertukaran gagasan
7
yang bebas; sistem pemerintahan yang transparan yang didalamnya terdapat jaminan hak-
hak kaum minoritas.
c) Sistem Politik Demokrasi Di Indonesia
Sistem Politik yang didasarkan pada nilai, prinsip, prosedur dan kelembagaan yang
demokratis. Adapun sendi-sendi pokok dari sistem politik demokrasi di Indonesia adalah :
1) Ide kedaulatan rakyat.
2) Negara berdasarkan atas hukum.
3) Bentuk Republik.
4) Pemerintahan berdasarkan konstitusi.
5) Pemerintahan yang bertanggung jawab.
6) Sistem Perwakilan.
7) Sistem pemerintahan presidentil.
Peran serta masyarakat dalam politik juga ternyata sangatlah penting yaitu terciptanya
masyarakat politik yang Kritis Partisipatif, yaitu dengan meningkatnya respon masyarakat
terhadap kebijakan pemerintah, adanya partisipasi rakyat dalam mendukung atau menolak
suatu kebijakan politik dan meningkatnya partisipasi rakyat dalam berbagai kegiatan
organisasi politik, organisasi kemasyarakatan dan kelompok-kelompok penekan.
C. Demokrasi Indonesia
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintah politik yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari
rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi
perwakilan). Demokrasi berasal dari bahasa Yunani (dēmokratía) “kekuasaan rakyat”, yang
dibentuk dari kata (dêmos) “rakyat” dan (Kratos) “kekuasaan”.
Sistem pemerintahan Demokrasi adalah sistem pemerintahan suatu negara yang kekuasaannya
mutlak di tentukan oleh rakyat atau melalui perwakilan rakyat. Istilah demokrasi diperkenalkan
pertama kali oleh Aristoteles sebagai suatu bentuk pemerintahan, yaitu pemerintahan yang
menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan orang banyak (rakyat). Abraham Lincoln dalam
pidato Gettysburgnya mendefinisikan demokrasi sebagai “pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat
dan untuk rakyat”. Hal ini berarti kekuasaan tertinggi dalam sistem demokrasi ada di tangan
rakyat dan rakyat mempunyai hak, kesempatan dan suara yang sama di dalam mengatur
8
kebijakan pemerintahan. Melalui demokrasi, keputusan yang diambil berdasarkan suara
terbanyak.
Dengan adanya sistem demokrasi, kekuasaan absolut satu pihak melalui tirani, kediktatoran dan
pemerintahan otoriter lainnya dapat dihindari. Demokrasi memberikan kebebasan berpendapat
bagi rakyat, namun pada masa awal terbentuknya belum semua orang dapat mengemukakan
pendapat mereka melainkan hanya laki-laki saja. Sementara itu, wanita, budak, orang asing dan
penduduk yang orang tuanya bukan orang setempat tidak memiliki hak untuk itu.
Di Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan pembentukan negara demokrasi yang
berwatak anti-feodalisme dan anti-imperialisme, dengan tujuan membentuk masyarakat sosialis.
Bagi Gus Dur, landasan demokrasi adalah keadilan, dalam arti terbukanya peluang kepada semua
orang dan berarti juga otonomi atau kemandirian dari orang yang bersangkutan untuk mengatur
hidupnya sesuai dengan apa yang dia inginkan. Masalah keadilan menjadi penting, dalam arti
setiap orang mempunyai hak untuk menentukan sendiri jalan hidupnya, tetapi hak tersebut harus
dihormati dan diberikan peluang serta pertolongan untuk mencapai hal tersebut.
Secara umum terdapat dua bentuk demokrasi, yaitu demokrasi langsung dan demokrasi
perwakilan. Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi dimana setiap rakyat
memberikan suara atau pendapat dalam menentukan suatu keputusan. Dalam sistem ini setiap
rakyat mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan sehingga mereka memiliki
pengaruh langsung terhadap keadaan politik yang terjadi. Sistem demokrasi langsung digunakan
pada masa awal terbentuknya demokrasi di Athena dimana ketika terdapat suatu permasalahan
yang harus diselesaikan, seluruh rakyat berkumpul untuk membahasnya. Di era modern sistem ini
menjadi tidak praktis karena umumnya populasi suatu negara cukup besar dan mengumpulkan
seluruh rakyat dalam satu forum merupakan hal yang sulit. Selain itu, sistem ini menuntut
partisipasi yang tinggi dari rakyat sedangkan rakyat modern cenderung tidak memiliki waktu
untuk mempelajari semua permasalahan politik negara.
Dalam demokrasi perwakilan, seluruh rakyat memilih perwakilan melalui pemilihan umum untuk
menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka.
Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia
9
Bangsa indonesia pernah menerapkan tiga model demokrasi, yaitu demokrasi parlementer,
demokrasi terpimpin dan demokrasi pancasila. Setiap fase tentunya memiliki karakteristik
yang merupakan ciri khas dari pelaksanaan tiap-tiap tiap fase demokrasi.
Demokrasi yang kita kenal sekarang ini dipelopori oleh organisasi-ohrganisasi modern pada
masa pergerakan nasional sebagai wacana penyadaran. Diantara organisasi modern tersebut,
misalnya Budi Utomo (BU), Sarekat Islam dan Perserikatan Nasional Indonesia.
Bangsa Indonesia mengenal BU sebagai organisasi modern pertama yang didirikan di Jakarta
tanggal 20 Mei 1908. Anggota BU terdiri dari kaum priyayi ningrat atau aristokrasi dan
kaum intelektual. Kelompok pertama bersifat konservatif, sedangkan kelompok kedua
bersifat progresif. Dari sini tampak bahwa BU masih bersifat elitis. Didalam organisasi BU
anggotanya belajar berdemokrasi dengan mengenalkan dan menyalurkan ide, gagasan dan
harapan adanya intregasi nasional. Organisasi BU dijadikan wahana pendidikan politik bagi
kaum priyayi dan kaum intelektual antara lain memupuk kesadaran politik, berpatisipasi
dalam aksi kolektif dan menghayati identitas diri mereka. (Sartono Kartodirdjo, 1992 : 105).
Gerakan nasionalis Indonesia dengan cepat meningkat dalam tahun 1927 dengan
didirikannya Perserikatan Nasional Indonesia (PNI). Para pemimpin PNI terdiri dari kaum
muda yang memperoleh pendidikan di negeri Belanda pada permulaan tahun 1920-an. Salah
satu peristiwa penting dalam gerakan nasional adalah kongres pemuda indonesia ke-II yang
melahirkan sumpah pemuda. Dalam forum ini kaum muda yang berasal dari berbagi daerah
menghilangkan semangat kedaerahan mereka dan menggantikan dengan semangat persatuan
dan kesatuan bangsa serta bekerja sama untuk menciptakan suatu negara Indionesia yang
merdeka.
Macam-macam demokrasi di Indonesia :
Demokrasi Kerakyatan Pada Masa Revolusi
Pada masa revolusi 1945 – 1950 banyak kendala yang dihadapi bangsa indonesia,
misalnya perbedaan-perbedaan antara kekuatan-kekuatan perjuangan bersenjata dengan
kekuatan diplomasi, antara mereka yang mendukung revolusi sosial dan mereka yang
menentangnya dan antara kekuatan islam dalam kekutan sekuler
Demokratisasi Dalam Demokrasi Parlementer
Pada periode tahun 1950-an muncul kaum nasionalis perkotaan dari partai sekuler dan
partai-partai islam yang memegang kendali pemerintahan. Ada sesuatu kesepakatan
10
umum bahwa kedua kelompok inilah yang akan menciptakan kehidupan sebuah negara
demokrasi di Indonesia. Undang – Undang dasar 1950 menetapkan berlakunya sistem
parlementer dimana badan eksekutif terdiri dari presiden sebagai kepala negara
konstitusional beserta para menteri yang mempunyai tanggung jawab politik. Setiap
kabinet terbentuk berdasarkan koalisi pada satu atau dua partai besar dengan beberapa
partai kecil. Kualisi ternyata kurang mantap dan partai-partai kualisi kurang dewasa dalam
menghadapi tanggung jawab mengenai permasalahan pemerintahan. Di lain pihak partai-
partai dalam barisan oposisi tidak mampu berperan sebagi oposisi kontruktif yang
menyusun program-program alternatif, tetapi hanya menonjolkan segi-segi negatif dari
tugas oposisi (Miriam Budiardjo, 70). Pemilu tahun 1955 tidak membawa stabilitas yang
diharapkan, malah perpecahan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah tidak
dapat dihindarkan. Faktor-faktor tersebut mendorong presiden Ir. Soekarno mengeluarkan
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang menentukan berlakunya kembali UUD 1945. Dengan
demikian masa demokrasi berdasarkan sistem parlementer berakhir.
Demokratisasi Dalam Demokrasi Terpimpin
Ini merupakan suatu sistem yang didominasi oleh kepribadian Soekarno yang prakarsa
untuk pelaksanaan demokrasi terpimpin diambil bersama-sama dengan pimpinan ABRI
(Hatta, 1966 : 7). Pada masa ini terdapat beberapa penyimpangan terhadap ketentuan
UUD 1945, misalnya partai-partai politik dikebiri dan pemilu ditiadakan. Kekuatan-
kekuatan politik yang ada berusaha berpaling kepada pribadi Soekarno untuk
mendapatkan legitimasi, bimbingan atau perlindungan. Pada tahun 1960, presiden
Soekarno membubarkan DPR hasil pemilu 1955 dan menggantikanya dengan DPRGR,
padahal dalam penjelasn UUD 1945 secara ekspilisit ditentukan bahwa presiden tidak
berwenang membubarkan DPR. Pemberontakan G 30 S/PKI tahun 1965 telah mengakhiri
periode demokrasi terpimpin dan membuka peluang bagi dilaksanakannya demokrasi
Pancasila.
Demokratisasi Dalam Demokrasi Pancasila
Pada tahun 1966 pemerintahan Soeharto yang lebih dikenal dengan pemerintahan Orde
Baru bangkit sebagai reaksi atas pemerintahan Soekarno. Pada awal pemerintahan orde
baru hampir seluruh kekuatan demokrasi mendukungnya karena Orde Baru diharapkan
melenyapkan rezim lama. Soeharto kemudian melakukan eksperimen dengan menerapkan
11
demokrasi Pancasila. Inti demokrasi pancasila adalah menegakkan kembali azas negara
hukum dirasakan oleh segenap warga negara, hak azasi manusia baik dalam aspek kolektif
maupun aspek perseorangan dijamin dan penyalahgunaan kekuasaan dapat dihindarkan
secara institusional.
Sekitar 3 sampai 4 tahun setelah berdirinya Orde Baru menunjukkan gejala-gejala yang
menyimpang dari cita-citanya semula. Kekuatan-kekuatan sosial-politik yang bebas dan
benar-benar memperjuangkan demokrasi disingkirkan. Kekuatan politik dijinakkan
sehingga menjadi kekuatan yang tidak lagi mempunyai komitmen sebagai kontrol sosial.
Pada masa orde baru budaya feodalistik dan paternalistik tumbuh sangat subur.
Rekonstruksi Demokrasi Dalam Orde Reformasi
Melalui gerakan reformasi, mahasiswa dan rakyat Indonesia berjuang menumbangkan
rezim Soeharto. Pemerintahan Soeharto digantikan pemerintahan transisi presiden Habibie
yang didukung sepenuhnya oleh TNI. Orde Baru juga meninggalkan warisan berupa krisis
nasional yang meliputi krisis ekonomi, sosial dan politik. Agaknya pemerintahan “Orde
Reformasi” Habibie mecoba mengoreksi pelaksanaan demokrasi yang selama ini dikebiri
oleh pemerintahan Orde baru. Pemerintahan habibie menyuburkan kembali alam
demokrasi di Indonesia dengan jalan kebebasan pers (freedom of press) dan kebebasan
berbicara (freedom of speech).
Keduanya dapat berfungsi sebagai check and balances serta memberikan kritik supaya
kekuasaan yang dijalankan tidak menyeleweng terlalu jauh. Dalam perkembanganya
Demokrasi di Indonesia setelah rezim Habibie diteruskan oleh Presiden Abdurahman
Wahid sampai dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sangat signifikan sekali
dampaknya, dimana aspirasi-aspirasi rakyat dapat bebas diutarakan dan disampaikan ke
pemerintahan pusat. Ada satu hal yang membuat indonesia dianggap negara demokrasi
oleh dunia Internasional walaupun negara ini masih jauh dikatakan lebih baik dari negara
maju lainnya adalah Pemilihan Langsung Presiden maupun Kepala Daerah yang
dilakukan secara langsung.
Demokrasi harus ditegakkan dalam berbagai bidang, yakni demokrasi politik, demokrasi
ekonomi, demokrasi hukum dan demokrasi pendidikan. Sedang inti demokrasi itu sendiri
adalah keadilan. Demokrasi yang sesungguhnya adalah demokrasi tanpa embel-embel
dibelakangnya, karena tiga macam demokrasi yang diterapkan di Indonesia ternyata
gagal. Dengan demikian, demokrasi dalam arti universal dan komprehensif dapat
12
diciptakan melalui tegaknya keadilan politik, keadilan ekonomi, keadilan sosial dan
keadilan hukum.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolute (kekuasaan
tidak terbatas). Sistem ini memberikan penegasan bahwa cara pengendalian pemerintahan
dibatasi oleh ketentuan-ketentuan hukum lain merupakan produk kostitusional, ketetapan MPR,
Undang-Undang dan sebagainya. Dengan landasan sistem negara hukum dan sitem konstitusional
di ciptakan syitem mekanisme hubungan dan hukum antar lembaga negara, yang sekiranya dapat
menjamin terlaksananya sistem itu sendiri dan dengan sendirinya juga dapat memperlancar
pelaksana pencapaian cita-cita nasional.
Hubungannya sistem konstitusi dengan sistem politik dan ketatanegaraan itu sendiri adalah
dimana pengertian sistem politik yaitu sekumpulan pendapat, prinsip, yang membentuk satu
kesatuan yang berhubungan satu sama lain untuk mengatur pemerintahan serta melaksanakan dan
mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur individu atau kelompok individu satu sama
lain atau dengan Negara dan hubungan Negara dengan Negara yang terikat akan suatu sistem
konstitusi itu sendiri yaitu suatu peraturan perundang-undangan yang di atur oleh suatu negara itu
sendiri untuk segala unsur yang ada dalam sitem politik dan ketatanegaraan tersebut.
B. Saran
Sebagai Rakyat Indonesia yang menjunjung tinggi Pancasila, seharusnya kita mengerti dan
memahami akan poin-poin yang terkandung dalam Pancasila tersebut. Dan khususnya sebagai
mahasiswa, dalam hal ini penerus bangsa, alangkah lebih baiknya kita dapat menyadari dan
mendapatkan solusi terbaik agar dapat menjunjung tinggi isi dari Sistem Pancasila Indonesia.
Sampai manakah kita sudah menjalaninya? Apa yang harus kita lakukan untuk memajukan
negara tercinta ini.
13