Upload
fia-noviyanti
View
26
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS MAKALAH UTSTEKNIK PENANGANAN LIMBAH
“Penanganan Limbah Gas”
Oleh:
Fia Noviyanti
240110100053
JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN2013
1.1 Limbah Gas, Keberadaan, dan Dampaknya Terhadap LingkunganIndustri selalu dikaitkan sebagai sumber pencemar karena aktivitas industri
merupakan kegiatan yang sangat tampak dalam pembebasan berbagai senyawa
kimia ke lingkungan. Asap tebal merupakan limbah gas yang dikeluarkan pabrik
ke lingkungan. Sebagian jenis gas dapat dipandang sebagai pencemar udara
terutama apabila konsentrasi gas tersebut melebihi tingkat konsentrasi normal
dan dapat berasal dari sumber alami (seperti gunung api) serta juga gas yang
berasal dari kegiatan manusia (anthropogenic sources). Senyawa pencemar
udara itu sendiri digolongkan menjadi (a) senyawa pencemar primer, dan (b)
senyawa pencemar sekunder.
Gambar 1. Asap Tebal Hasil Aktivitas Industri
Senyawa pencemar primer adalah senyawa pencemar yang langsung
dibebaskan dari sumber sedangkan senyawa pencemar sekunder ialah senyawa
pencemar yang baru terbentuk akibat antar-aksi dua atau lebih senyawa primer
selama berada di atmosfer. Dari sekian banyak senyawa pencemar yang ada,
lima senyawa yang paling sering dikaitkan dengan pencemaran udara ialah:
karbon monoksida (CO), oksida nitrogen (NOx), oksida sulfur (SOx), hidrokarbon
(HC), dan partikulat (debu).
Definisi dari pencemaran udara itu sendiri ialah peristiwa pemasukan
dan/atau penambahan senyawa, bahan, atau energi ke dalam lingkungan udara
akibar kegiatan alam dan manusia sehingga temperatur dan karakteristik udara
tidak sesuai lagi untuk tujuan pemanfaatan yang paling baik. Atau dengan
singkat dapat dikatakan bahwa nilai lingkungan udara tersebut telah menurun.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh aktivitas manusia dapat ditimbulkan
dari 6 (enam) sumber utama, yaitu:
1. Pengangkutan dan transportasi;
2. Kegiatan rumah tangga;
3. Pembangkitan daya yang menggunakan bahan bakar fosil;
4. Pembakaran sampah;
5. Pembakaran sisa pertanian dan kebakaran hutan; dan
6. Pembakaran bahan bakar dan emisi proses
Ross (1972) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pengangkutan
merupakan sumber yang memberikan iuran terbesar dalam emisi pencemar per
tahun dan hal ini terus meningkat karena adanya penambahan kendaraan dalam
lalu lintas di jalan raya pada lima tahun terakhir. Di Amerika Serikat, industri
memberikan bagian yang relatif kecil pada pencemaran atmosferik jika
dibandingkan dengan pengangkutan. Namun, karena kegiatan industri
merupakan aktivitas yang mudah diamati dan merupakan golongan sumber
pencemaran titik (point source of pollution), masyarakat pada umumnya lebih
menganggap industri sebagai sumber utama polutan yang menyebabkan udara
tercemar.
1.2 Teknik Penanganan LimbahMengolah limbah gas secara teknis dilakukan dengan menambahkan alat
bantu yang dapat mengurangi pencemaran udara. Pencemaran udara
sebenarnya dapat berasal dari limbah berupa gas atau materi partikulat yang
terbawah bersama gas tersebut. Berikut akan dijelaskan beberapa cara
menangani pencemaran udara oleh limbah gas dan materi partikulat yang
terbawah bersamanya:
1.2.1 Mengontrol Emisi Gas Buang
· Gas-gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida, dan
hidrokarbon dapat dikontrol pengeluarannya melalui beberapa metode. Gas
sulfur oksida dapat dihilangkan dari udara hasil pembakaran bahan bakar
dengan cara desulfurisasi menggunakan filter basah (wet scrubber).
· Gas nitrogen oksida dapat dikurangi dari hasil pembakaran kendaraan
bermotor dengan cara menurunkan suhu pembakaran. Produksi gas karbon
monoksida dan hidrokarbon dari hasil pembakaran kendaraan bermotor dapat
dikurangi dengan cara memasang alat pengubah katalitik (catalytic converter)
untuk menyempurnakan pembakaran.
1.2.2 Menghilangkan Materi Partikulat dari Udara Pembuangan
a. Filter Udara
Filter udara dimaksudkan untuk yang ikut keluar pada cerobong atau stack,
agar tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih yang saja
yang keluar dari cerobong. Filter udara yang dipasang ini harus secara tetap
diamati (dikontrol), kalau sudah jenuh (sudah penuh dengan abu/ debu) harus
segera diganti dengan yang baru. Jenis filter udara yang digunakan tergantung
pada sifat gas buangan yang keluar dari proses industri, apakah berdebu
banyak, apakah bersifat asam, atau bersifat alkalis dan lain sebagainya
b. Pengendap Siklon
Pengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah pengedap debu/abu yang
ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu. Prinsip
kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara/gas
buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon sehingga
partikel yang relatif “berat” akan jatuh ke bawah. Ukuran partikel/debu/abu yang
bisa diendapkan oleh siklon adalah antara 5μ-40μ. Makin besar ukuran debu
makin cepat partikel tersebut diendapkan.
c. Filter Basah
Nama lain dari filter basah adalah Scrubbers atau Wet Collectors. Prinsip
kerja filter basah adalah membersihkan udara yang kotor dengan cara
menyemprotkan air dari bagian atas alt, sedangkan udara yang kotor dari bagian
bawah alat. Pada saat udara yang berdebu kontak dengan air, maka debu akan
ikut semprotkan air turun ke bawah. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
dapat juga prinsip kerja pengendap siklon dan filter basah digabungkan menjadi
satu. Penggabungan kedua macam prinsip kerja tersebut menghasilkan suatu
alat penangkap debu yang dinamakan.
d. Pegendap Sistem Gravitasi
Alat pengendap ini hanya digunakan untuk membersihkan udara kotor yang
ukuran partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50μ atau lebih. Cara kerja alat ini
sederhana sekali, yaitu dengan mengalirkan udara yang kotor ke dalam alat yang
dibuat sedemikian rupa sehingga pada waktu terjadi perubahan kecepatan
secara tiba-tiba (speed drop), zarah akan jatuh terkumpul di bawah akibat gaya
beratnya sendiri (gravitasi). Kecepatan pengendapan tergantung pada dimensi
alatnya.
e. Pengendap Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara yang
kotor dalam jumlah (volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya adalah
aerosol atau uap air. Alat ini dapat membersihkan udara secara cepat dan udara
yang keluar dari alat ini sudah relatif bersih. Alat pengendap elektrostatik ini
menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai tegangan antara 25-100 kV.
Alat pengendap ini berupa tabung silinder di mana dindingnya diberi muatan
positif, sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat silinder,
sejajar dinding tabung, dan diberi muatan negatif. Adanya perbedaan tegangan
menimbulkan corona discharge di daerah sekitar pusat silinder yang
menyebabkan udara kotor seolah-olah mengalami ionisasi. Kotoran yang
menjadi ion negatif akan ditarik oleh dinding tabung sedangkan udara bersih
akan berada di tengah-tengah silinder dan kemudian terhembus keluar.
1.3 Pengendalian Pencemaran
Pengendalian pencemaran akan membawa dampak positif bagi lingkungan
karena hal tersebut akan menyebabkan kesehatan masyarakat yang lebih baik,
kenyamanan hidup lingkungan sekitar yang lebih tinggi, resiko yang lebih rendah,
kerusakan materi yang rendah, dan yang paling penting ialah kerusakan
lingkungan yang rendah. Faktor utama yang harus diperhatikan dalam
pengendalian pencemaran ialah karakteristik dari pencemar dan hal tersebut
bergantung pada jenis dan konsentrasi senyawa yang dibebaskan ke lingkungan,
kondisi geografik sumber pencemar, dan kondisi meteorologis lingkungan.
Pengendalian pencemaran udara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
pengendalian pada sumber pencemar dan pengenceran limbah gas.
Pengendalian pada sumber pencemar merupakan metode yang lebih efektif
karena hal tersebut dapat mengurangi keseluruhan limbah gas yang akan
diproses dan yang pada akhirnya dibuang ke lingkungan.
Di industri, terdapat juga beberapa alat yang dapat memisahkan debu dan
gas secara bersamaan (simultan). Alat-alat tersebut memanfaatkan sifat-sifat
fisik debu sekaligus sifat gas yang dapat terlarut dalam cairan. Beberapa metoda
umum yang dapat digunakan untuk pemisahan secara simultan ialah:
a. Menara Percik
Prinsip kerja menara percik ialah mengkontakkan aliran gas yang
berkecepatan rendah dengan aliran air yang bertekanan tinggi dalam bentuk
butiran. Alat ini merupakan alat yang relatif sederhana dengan kemampuan
penghilangan sedang (moderate). Menara percik mampu mengurangi kandungan
debu dengan rentang ukuran diameter 10-20μ dan gas yang larut dalam air.
b. Siklon Basah
Modifikasi dari siklon ini dapat menangani gas yang berputar lewat percikan
air. Butiran air yang mendandung partikel dan gas yang terlarut akan dipisahkan
dengan aliran gas utama atas dasar gaya sentrifugal. Slurry dikumpulkan di
bagian bawah siklon. Siklon jenis ini lebih baik daripada menara percik. Rentang
ukuran debu yang dapat dipisahkan ialah antara 3-5μ.
Gambar 2. Irrigated Cyclone Scrubber
c. Pemisah Venturi
Metode pemisahan venturi didasarkan atas kecepatan gas yang tinggi pada
bagian yang disempitkan dan kemudan gas akan bersentuhan dengan butir air
yang dimasukkan di daerah sempit tersebut. Alat ini dapat memisahakan partikel
hingga ukuran 0,1μ dan gas yang larut di dalam air.
d. Tumbukan Orifice Plate
Alat ini disusun oleh piringan yang berlubang dan gas yang lewat orifis ini
membentur lapisan air hingga membentuk percikan air. Percikan ini akan
bertumbukkan dengan penyekat dan air akan menyerap gas serta mengikat
debu. Ukuran partikel paling kecil yang dapat diserap ialah 1μ.
e. Menara dengan Packing
Prinsip penyerapan gas dilakukan dengan cara mengkontakkan cairan dan
gas di antara packing. Aliran gas dan cairan dapat mengalir secara co-current,
counter-current, ataupun cross-current. Ukuran debu yang dapat diserap ialah
debu yang berdiameter lebih dari 10μ.
f. Pencuci dengan Pengintian
Prinsip yang diterapkan adalah pertumbuhan inti dengan kondensasi dan
partikel yang dapat ditangani ialah partikel yang berdiameter hingga 0,01μ serta
dikumpulkan pada permukaan filamen.
g. Pembentur Turbulen
Pembentur turben pada dasarnya ialah penyerapan partikel dengan cara
mengalirkan aliran gas lewat cairan yang berisi bola-bola pejal. Partikel dapat
dipisahan dari aliran gas karena bertumbukkan dengan bola-bola tersebut.
Efisiensi penyerapan gas bergantung pada jumlah tahap yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Penanganan Limbah Cair dan Gas. Tersedia:http://nebulasblogger.blogspot.com (Dikases pada tanggal 30 Oktober 2013 pukul 23.40 WIB)
Anshari, I. 2011. Penanganan Limbah Gas. Tersedia:http://ans-olahlimbah.blogspot.com (Diakses pada tanggal 30 Oktober 2013 pukul 23.33 WIB)
Pratama, Y. 2011. Penanganan Limbah Gas. Tersedia:http://armada-yozzie.blogspot.com (Diakses pada tanggal 30 Oktober 2013 pukul 23. 36 WIB)
Tallan, Y.W. 2012. Penanganan Limbah Gas. Tersedia:http://www.scribd.com (Dikases pada tanggal 30 Oktober 2013 pukul 23.32 WIB)