Upload
puspitasarililik
View
16
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
manajemen akuakultur tawar
Citation preview
TUGAS INDIVIDU
MANAJEMAN AKUAKULTUR TAWAR
PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN LOBSTER AIR TAWAR
CAPIT MERAH (Cherax quadricarinatus)
Oleh :
Lilik Puspitasari
Budidaya Perikanan
12/331615/PN/12713
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
LOBSTER AIR TAWAR CAPIT MERAH (Cherax quadricarinatus)
Dalam usaha budidaya lobster air tawar ada 3 spesies dari genus Cherax
yang dapat dikembangbiakkan secara ekonomis, baik ditinjau dari penyediaan
spesies udang hias air tawar maupun udang konsumsi yakni lobster air tawar capit
merah atau redclaw (Cherax quadricarinatus), yabbie (Cherax destructor) dan
marron (Cherax tenuimatus). Salah satu lobster air tawar yang mudah
dibudidayakan dan menguntungkan adalah redclaw karena spesies ini ukuran
tubuh yang lebih besar, lebih tahan terhadap penyakit dan sifat kanibalnya lebih
rendah dibanding jenis yang lain. Menurut Wahyuni (2005) sifat kanibalisme
selalu terjadi meskipun diberi makanan yang cukup.
Pembenihan
Pembenihan merupakan salah satu bagian dari kegiatan budidaya yang
mengarah pada peningkatan hasil produksi benih sesuai dengan standar
permintaan pasar. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pembenihan adalah
pengelolaan induk, teknik pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva,
pemeliharaan benih, dan teknik pemanenan. Aspek lain yang terlibat yaitu
identifikasi dan pengendalian kualitas lingkungan, pakan, serta hama dan penyakit
a. Teknik pengelolaaan induk
Kriteria yang diperhatikan dalam pengelolaan induk meliputi bentuk dan
ukuran wadah, tingkat kepadatan awal saat penebaran, standar kualitas air
dalam wadah, serta pengendalian hama dan penyakit. Misalnya digunakan
wadah fiberglass berdiameter 1 m dan akuarium berukuran 40 x 30 x 30 cm
yang dilengkapi aerator dan PVC 0,5 inci sebagai alat pemasukan dan
pengeluaran air.
b. Teknik pemijahan alami
Ada 2 teknik yang dapat dilakukan untuk melakukan pemijahan alami
lobster air tawar yakni pemijahan masal dan pemijahan secara pasangan
individu. Dalam pemijahan masal, persiapan yang perlu dilakukan adalah
menyediakan wadah perkawinan berupa bak atau fiberglass yang dilengkapi
dengan instalasi, seperti plastic hitam, aerator, PVC untuk pemasukan dan
pengeluaran air dan PVC pelindung. Sementara itu wadah untuk pemijahan
individu adalah akuarium. Setelah persiapan, tahap berikutnya adalah
pengisian air jernih ke dalam wadah dengan ketinggian permukaan air
tertentu, pemasukan udara yang berasal dari aerator dan penyeleksian induk.
Berdasarkan jenis dan ukuran, wadah yang digunakan untuk pemijahan secara
masal adalah bak permanen berukuran 6 x 2 x 1 m dan 2 x 1 x 1 m dan wadah
untuk pemijahan secara individu adalah akuarium berukuran 0,5 x 0,4 x 0,3 m.
Standar ukuran induk jantan dan betina terseleksi dalam pemijahan masal
antara 20-22 cm dengan perbandingan jantan : betina adalah 3 : 1 per 4 m2
bak. Sedangkan induk untuk pemijahan secara individu berukuran 16-18 cm
dengan perbandingan jantan dan betina yaitu 1 : 1 per akuarium.
c. Teknik pengeraman dan penetasan telur
Pengeraman telur lobster air tawar dilakukan secara individu dan masal.
Wadah yang digunakan untuk pengeraman individu adalah akuarium
berukuran 40 x 30 x 30 cm dan kotak fiberglass berukuran 30 x 30 x 30 cm
yang dilengkapi aerator, plastik hitam, dan air jernih. Sedangkan untuk
pengeraman dan penetasan secara masal digunakan fiberglass berdiameter 1 m
dengan kedalaman air 30 cm yang dilengkapi aerator, plastik hitam, serta pipa
pengeluaran dan pompa pemasukan air.
d. Teknik pemeliharaan benih
Setelah berumur 8-15 hari, rata-rata juvenile memiliki bentuk yang sama
dengan induknya, aktif mencari perlindungan diri, aktif mencari makan dan
mulai mengalami molting dalam pertumbuhannya.
Wadah pemeliharaan benih yang digunakan adalah akuarium berukuran
40 x 30 x 30 cm dengan kepadatan penebaran 25 ekor per akuarium dan
kedalaman 25 cm. Pakan yang diberikan berupa cacahan udang segar, pellet
udang komersial dengan kandungan protein kasar 40% dan cacing sutera.
Frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari yakni pagi dan malam hari.
Pertumbuhan
Untuk dapat mengetahui pertumbuhan panjan harian benih lobster maka
benih diukur (dapat dilakukan setiap minggunya selama beberapa bulan yang
dikehendaki). Benih lobster air tawar mengalami molting beberapa kali sampai
ciri morfologi dan perubahan warna menyerupai induk. Perkembangan dan ciri
morfologi perlu diketahui untuk memantau pertumbuhan dan menyesuaikan pakan
yang akan diberikan. Saat benih mengalami molting maka aktivitas benih terhenti
sementara, benih tidak makan dan tidak banyak bergerak sebelum kulit yang baru
mengeras. Menurut Widha (2003) dalam Sari, dkk (2011) frekuensi pergantian
kulit (moulting) pada lobster merupakan salah satu indikasi terjadinya
pertumbuhan karena dapat mengubah ukuran berat dan panjang tubuh, sehingga
semakin sering moulting maka laju pertumbuhan akan semakin tinggi.
Kualitas Air
Pengelolaan kualitas air ditujukan supaya air media selalu sesuai antara
kebutuhan benih terhadap faktor lingkungan dan perkembangan biologisnya.
Pengelolaan air meliputi penyiponan, pergantian air, aerasi, dan filterisasi.
Penyiponan dilakukan apabila air terlihat sangat kotor oleh pakan dan kotoran,
sedangkan pergantian air rutin dilakukan setiap 4 hari sekali sebanyak 50%. Suhu
air 24-300C, pH 6-8,5.kandungan oksigen terlarut sebanyak 3 ppm dan ammonia 1
ppm.
Parasit dan Penyakit
Parasit yang selama ini menyerang lobster adalah saprolegnia, achlya,
Dactylogyrus sp., dan girodactylus. Sedangkan faktor yang menyebabkan
munculnya penyakit adalah kualitas air seperti suhu, pH, oksigen terlarut, kadar
ammonia dan kotoran yang mengendap. Tindakan pencegahan dengan cara
menjaga kualitas air, menjaga kebersihan pakan dan pemberian naungan.
Pemanenan
Prinsip dasar pemanenan adalah mendapatkan hasil panen dengan tingkat
mortalitas rendah. Ada 2 kegiatan pemanenan yakni pemanenan induk dan
pemanenan benih. Dalam pemanenan induk ada 2 kegiatan yakni pemanenan
induk dengan tujuan pemijahan alami dan pemanenan induk bertelur dengan
tujuan pengeraman hingga penetasan.
a. Teknik pemanenan induk pemijah
Pemanenan induk pemijah meliputi kegiatan penangkapan,
penampungan, pemeriksaan, dan pengadaptasian. Peralatan yang digunakan
dalam persiapan pemanenan adalah scoopnet halus berukuran 20 x 30 cm dan
ember plastik berdiameter 50 cm. Pemanenan dimulai dengan mengisi ember
dengan air jernih hingga kedalaman mencapai 20 cm dan menurunkan air di
dalam bak atau akuarium hingga permukaannya menjadi 15-20 cm.
Selanjutnya menangkap lobster secara langsung, terutama induk lobster yang
terdapat dalam PVC dengan cara menutup lubang bagian kiri dan kanan,
kemudian mengangkatnya secara perlahan. Induk yang telah tertangkap
dimasukkan ke dalam wadah dengan cara membuka salah satu lubang PVC di
dalam air. Induk lobster yang ada di luar PVC ditangkap menggunakan
scoopnet dengan cara meletakkan scoopnet di bagian ekor dan menggiringnya
menggunakan tangan di bagian kepala.
b. Teknik pemanenan induk yang sedang bertelur
Penangkapan induk yang sedang bertelur tidak boleh menggunakan alat
tangkap, melainkan hanya menggunakan tangan. Hal ini untuk menghindari
lobster terkejut karena akan menyebabkan gerakan lobster menjadi tidak
beraturan dan telur di antara kaki renang akan berhamburan ke luar. Cara
menangkap induk yang sedang bertelur dimulai dengan mengeluarkan induk
dari pelindung secara perlahan kemudian menangkapnya secara langsung
dengan posisi tangan kiri ada di depan kepala dan tangan kanan di bagian
ekor. Selanjutnya tangan kanan memegang bagian antara kepala dan badan.
c. Pemanenan benih
Pemanenan benih ukuran 1-2 cm menggunakan alat yaitu ember plastik
20 liter, scoopnet berukuran 20 x 10 cm dan daun pisang atau cabikan plastik
ikan. Saat yang baik untuk pemanenan adalah sebelum jam 9 pagi, berada di
lingkungan terbuka dan hasil panen ditempatkan dalam wadah dengan jumlah
maksimum 20 ekor per wadah. Cara memanen dimulai dengan menurunkan
air di dalam wadah hingga kedalaman air 15-20 cm. jika yang digunakan
adalah akuarium maka cara mengeluarkan air dengan menyifon, jika wadah
berupa bak atau kolam tanah maka tinggal membuka lubang pengeluaran.
Setelah itu benih ditangkap menggunakan scoopnet secara perlahan dan hasil
tangkapan dimasukkan ke dalam ember yang telah berisi air jernih dan alat
lain.
Referensi :
Sari, L.K., Iskandar dan Sri A. 2011. Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Ikan
Rainbow Merah (Glossolepis incises Weber) dan Lobster Air Tawar
(Cherax quadricarinatus) dengan Penebaran yang Berbeda pada Polikultur
Sistem Resirkulasi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad. Jurnal
Perikanan dan Kelautan Vol. 3 No 1. 49-57.
Sukmajaya, Y. dan I. Suharjo. 2003. Lobster Air Tawar : Komoditas Perikanan
Prospektif. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Wahyuni, I. 2005. Pengaruh Pemberian Pakan Tubifex sp. dan Pelet terhadap
Pertumbuhan Benih Lobster Air Tawar (Cherax albertisii). Skripsi.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri
Jakarta.