Upload
chiir-doang
View
237
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
rsmr
Citation preview
1. Gambarkan dan sebutkan bagian dari penampang sagital bola mata !
Sklera Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya bola mata
Otot-otota. Muskulus rektus superior : menggerakan mata-elevasi terutama bila mata melihat ke lateral: aduksi, terutama
bila tidak melihat ke lateral, insiklotorsib. Muskulus rektus inferior : menggerakkan mata depresi (gerak primer), eksoklotorsi (gerak sekunder), aduksi
(gerak sekunder)c. Muskulus rektus lateral : menggerakkan mata terutama abduksid. Muskulus rektus medial : menggerakkan mata untuk aduksi (primer)e. Muskulus oblique superior : menggerakkan mata untuk depresi (primer) terutama bila melihat ke nasal,
abduksi, dan insiklotorsif. Muskulus oblique inferior : menggerakkan mata ke atas, abduksi dan eksiklotorsi
Kornea Merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata dari kerusakan mekanis
Badan Siliaris Menyokong lensa dan mengandung otot yang memungkinkan lensa untuk berakomodasi, kemudian berfungsi juga untuk mensekresikan aqueus humor
Iris Mengendalikan cahaya yang masuk ke mata melalui pupil, mengandung pigmen.
Lensa Memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa
Bintik kuning (Fovea) Bagian retina yang mengandung sel kerucut
1
Bintik buta Daerah syaraf optik meninggalkan bagian dalam bola mata
Vitreous humor Menyokong lensa dan menjaga bentuk bola mata
Aquous humor Menjaga bentuk kantong bola mata
2. Gambarkan dan jelaskan lintasan penglihatan(visual pathway)?
a. Setiap bidang visual dibagi menjadi temporal dan setengah nasal.b. Setelah melewati lensa, cahaya dari masing-masing setengah dari proyek bidang visual ke sisi berlawanan dari
retina.c. Sebuah saraf optik terdiri dari akson yang membentang dari retina ke kiasma optikd. Pada kiasma optik, akson dari bagian hidung menyilang retina dan proyek untuk sisi berlawanan dari otak. Akson
dari bagian temporal retina tidak menyebrange. Sebuah optik terdiri dari akson yang telah melewati kiasma optik (dengan atau tanpa crossing) ke talamusf. Akson sinaps dalam inti geniculate lateral talamus. Cabang kolateral dari akson di saluran optik sinaps di colliculi
superior.g. Sebuah radiasi optik terdiri dari akson dari neuron talamus yang memproyeksikan ke korteks visualh. (b) bagian kanan dari setiap bidang visual (hijau gelap dan biru terang) proyek ke sisi kiri otak, dan bagian kiri dari
setiap bidang visual proyek ke sisi kanan otak (hijau terang dan biru gelap). Saraf optik (II) meninggalkan mata dan keluar orbit melalui foramen optik untuk memasuki rongga
tengkorak. Di anterior hipofisis saraf optik saling berhubungan satu sama lain pada kiasama optik. Akson sel ganglion retina dari hidung (bagian medial dari retina) melintasi kiasma optik dan proyek untuk sisi berlawanan dari otak. Akson sel ganglion retina dari temporal (bagian lateral retina) melewati saraf optik dan proyek untuk otak di sisi yang sama dari tubuh tanpa persimpangan. Diluar kiasma optik, rute dari akson ganglio disebut saluran optik. Sebagian besar akson saluran optik berakhir dalam geniculate nukleus lateral talamus. Beberapa akson tidak berhenti di talamus tetapi terpisah dari saluran optik dan berakhir di superior colliculi, pusat untuk refleks visual. Neuron dari ganglion genikulata lateral yang membentuk serat-serat radiasi optik, yang proyek ke korteks visual di lobus oksipital. Neuron korteks visual mengintegrasikan pesan yang datang dari retina ke dalam pesan tunggal, menerjemahkan pesan yang menjadi gambar mental, dan kemudian mentransfer gambar ke bagian lain dari otak, dimana itu di evaluasi dan diabaikan atau di tindak lanjuti.
2
Bidang visual dari mata sebagian tumpang tindih. Wilayah tumpang tindih adalah daerah penglihatan binokular, melihat dengan dua mata pada saat yang sama, dan ia bertanggung jawab utnuk persepsi kedalaman, kemampuan untuk membedakan antara objek dekat dan jauh dan untuk menilai jarak mereka. Karena manusia melihat objek yang sama dengan kedua mata, gambar obyek mencapai retina pada satu mata disudut yang sedikit berbeda dari yang lain. Dengan pengalaman, otak dapat menafsirkan perbedaan-perbedaan dalam sudut sehingga jarak yang dapat dinilai cukup akurat.
3. Gambaran produksi dan sirkulasi humor aquous!
Cairan akuos diproduksi oleh badan silier, yaitu pada corpus siliaris. Humor aquos berjalan dari Kamera Okuli Posterior ke Kamera Okuli Anterior, kemudian melewati trabekulum untuk menuju ke kanal Schlemm. Setelah dari kanal Schlemm kemudian ke kanal kolektor akhirnya ke sistem vena episklera untuk kembali ke jantung.
4. Sebutkan pembagian klinis katarak beserta gejala dan tandanya pada tiap stadium!Katarak Senilis
Merupakan semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti. Secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu:
Katarak InsipienKekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan posterior (katarak
kortikal). Vakuol mulai terlihat di dalam korteks. Katarak subkapsular posterior, kekeruhan mulai terlihat pada anterior subkapsular posterior, celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degenerative (benda Morgagni) pada katarak insipient. Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu yang lama.
Katarak Intumesen
3
Kekeruhan lensa disertai dengan pembengkakan lensa akibat lensa yang degeneratif menyerap air. Masuknya air ke dalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi bengkak dan besar yang mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding dengan keadaan normal. Pencembungan lensa ini akan dapat memberikan penyulit glaucoma. Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan mengakibatkan myopia lentikular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa akan mencembung dan daya biasnya akan bertambah, yang mengakibatkan miopisasi. Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan jarak lamel serat lensa.
Katarak ImaturSebagian lensa keruh. Katarak yang belum mengenai seluruh lapis lensa. Pada katarak imatur akan dapat
bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotic bahan lensa yang degenerative. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi glaucoma sekunder.
Katarak MaturPada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat
deposisi ion kalsium yang menyeluruh. Bila katarak imatur atau intumesen tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar, sehingga lensa kembali pada ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan mengakibatkan kalsifikasi lensa. Kedalaman bilik mata depan akan normal kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris negative.
Katarak HipermaturMerupakan katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras atau lembek dan
mencair. Masa lensa berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa mengecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul lensa. Kadang-kadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan zonula Zinn menjadi kendor. Bila proses katarak berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantung susu disertai dengan nucleus yang terbenam di dalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut sebagai katarak Morgagni.
Perbedaan Stadium Katarak SenilKeterangan Insipien Imatur Matur Hipermatur Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh MasifCairan Lensa Normal Bertambah (air
masuk)Normal Berkurang (air dan
masa lensa keluar)Iris Normal Terdorong Normal TremulansBilik Mata Depan Normal Dangkal Normal DalamSudut Bilik Mata Normal Sempit Normal TerbukaShadow Test Negatif Positif Negatif PseudoposPenyulit - Glaucoma - Uveitis + glaucoma
5. Sebutkan pembagian klinis glaucoma beserta tanda dan gejalanya!Pembagian Glaukoma Menurut Martin Doyle
Keterangan Glaucoma Sudut Tertutup Glaucoma Simpleks (Glaukoma Sudut Terbuka)
Glaucoma Infantil
Serangan Decade ke 5 Decade ke 6 Bayi Tipe Penderita Emosional Arteriosklerotik Laki-laki > perempuanB.M.D Dangkal Normal Dalam sekaliSudut BMD Sempit Biasa terbuka Kelainan kongenitalHalo + serangan - -Papil Ekskavasi bila lanjut + dini Dalam sekaliTekanan Naik bila diprovokasi Variasi diurnal tinggi Tinggi Kampus + bila lanjut Bjerrum, konstriksi -Pengobatan Dini, iridektomi Obat, bila gagal,
trabekulektomiGoniotomi
Prognosis Dini, baik Sedang/buruk Buruk
4
6. Sebutkan pembagian secara klinis uveitis berdasarkan letak anatomis beserta gejala dan tandanya!Uveitis Anterior
Uveitis anterior disebut juga iritis bila inflamasi mengenai bagian iris dan iridosiklitis jika inflamasi mengenai iris dan bagian anterior badan silier.
Gejala : fotofobia, nyeri, mata merah, penurunan tajam penglihatan dan lakrimasi. Tanda : injeksi perikorneal, presipitat keratik, nodul iris, sel-sel aquous, flare, sinekia posterior, dan sel-sel vitreus anterior.
Uveitis IntermediaUveitis intermedia jika peradangan mengenai bagian posterior badan silier dan bagian perifer retina.
Uveitis intermedia disebut juga pars planitis. Gejala : floaters (benda apung), penurunan tajam penglihatan yang disebabkan oleh edema macular
kistik kronik.Tanda : terdapat infiltrasi sel ke vitreus (vitritis) dengan sedikit sel pada ruang anterior dan tidak ada
lesi inflamasi fokal pada fundus.
Uveitis PosteriorUveitis posterior jika peradangan mengenai uvea di belakang vitreus. Gejala : floaters dan penurunan tajam penglihatan, pandangan sedikit kabur pada pasien dengan lesi di
perifer, pada koroiditis aktif dengan keterlibatan fovea atau macula, penglihatan sentral bisa hilang. Tanda :
- Perubahan vitreus meliputi sel, flare, opasitas, dan yang tersering adalah lepasnya bagian posterior vitreus.- Koroiditis, ditandai dengan bercak kuning atau keabu-abuan dengan garis demarkasi yang jelas.- Retinitis, menyebabkan gambaran retina menjadi putih berawan. Garis demarkasi antara retina yang sehat dan
yang mengalami inflamasi susah dibedakan.- Vaskulitis, merupakan inflamasi pada pembuluh darah retina. Bila terkena vena disebut periflebitis. Bila
terkena arteriola disebut periarteritis. Periflebitis lebih sering ditemukan daripada periarteritis. Periflebitis aktif ditandai dengan adanya gambaran seperti bulu berwarna putih yang mengelilingi pembuluh darah. Ada 3 bentuk uveitis posterior, yaitu tipe unifokal yang biasa terjadi pada toxoplasma uveitis. Tipe multifocal
yang biasa terjadi pada histoplasmosis ocular. Tipe geografis yang biasa terjadi pada retinitis sitomegalovirus.
7. Sebutkan pembagian ablation retina secara klinis berdasarkan penyebabnya!Ablasi Retina Eksudatif (Serosa dan Hemoragik)Ablasi retina jenis ini disebabkan karena tertimbunnya cairan di bawah daerah retina sensoris tanpa
robekan retina atau tarikan vitreoretina. Terjadi terutama karena kelainan pada RPE dan koroid. Pada koroiditis, transudat dan eksudat aka terkumpul did alam celah potensial sehingga menyebabkan ablasi retina tanpa didahului oleh adanya robekan retina. Tindakan bedah jarang diperlukan, penanganan ditujukan pada penyakit yang menyebabkan keadaan tersebut.
Ablasi Retina RhegmatogenAblasi retina jenis ini merupakan tipe yang paling sering ditemukan, yang disebabkan karena robekan
pada retina. Robekan retina adalah defek dari seluruh ketebalan neurosensori retina. Sub retinal fluid yang berasal dari synchytic vitreous dapat masuk ke dalam celah potensial dan melepas retina dari dalam.
Gejala yang dialami penderita ablasi retina dapat berupa- Metamorfopsia yaitu distorsi bentuk, dapat disertai makropsia dan mikropsia.- Fotopsia yaitu melihat adanya kilatan-kilatan cahaya beberapa hari sampai beberapa minggu sebelum ablasi.- Melihat suatu tirai yang bergerak menutupi pandangan ke arah tertentu, di mana hal ini disebabkan caira
ablasi yang bergerak ke tempat yang lebih rendah.- Bila terjadi di bagian temporal di mana terletak macula lutea, penglihatan sentral lenyap. Sedangkan bila di
bagian nasal, penglihatan sentral lebih lambat terganggu.Lambat laun tirai makin turun dan menutupi sama sekali penglihatan (karena ablasi retina total),
sehingga hanya dapat melihat persepsi cahaya.
Ablasi Retina Traksional
5
Ablasi retina jenis ini disebabkan oleh tarikan retina ke dalam badan kaca. Keadaan ini ditemukan pada retinopati diabetic proliferative, vitreoretinopati proliferative, retinopati prematuritas. Pada keadaan ini diperlukan tindakan bedah vitrektomi dan sclera buckle jika diperlukan.
8. Sebutkan gejala dan tanda ulkus kornea yang disebabkan oleh jamur dan bakteri!Ulkus Kornea BakterialAda 2 jenis yaitu:Ulkus Sentral
Etiologi: Staphylococcus aureus, streptokokus, pneumokokus, pseudomonas, dan moraxellaApabila disebabkan oleh pneumokokus, maka ulkusnya tampak menggaung (berbatas tegas berwarna
abu-abu) disertai hipopion (adanya pus pada kamera okuli anterior). Apabila penyebabnya pseudomonas, nekrosis cepat terjadi karena bakeri ini menghasilkan enzim proteolitik, dengan eksudat mukopurulen berwarna hijau kebiruan (patognemonik) disertai nyeri hebat.
Ulkus Marginal Biasanya karena stafilokokus, ada kemungkinan karena reaksi hipersensitivitas antara antigen produk
bakteri dengan antibodi dari vasa limbal. Pada pemeriksaan kerokan kornea tidak ditemukan bakteri penyebabnya.
Ulkus Kornea JamurDiagnosis ulkus kornea karena jamur lebih banyak sebagai diagnosis ex juvantibus, didukung oleh
proses progesivitas yang lambat, serta adanya riwayat trauma tumbuh-tumbuhan.
9. Gejala dan tanda konjungtivitis (bakteri,alergi, virus)!Temuan Klinis & Sitologis
Virus Bakteri Klamidia Alergi
Rasa Gatal Minimal Minimal Minimal Berat Hyperemia Generalisata Generalisata Generalisata Generalisata Lakrimasi Banyak Sedang Sedang Sedang Eksudasi Minimal Banyak Banyak Minimal Adenopati & Preaurikular
Lazim Tak lazim Lazim hanya pada konjungtivitis inklusi
Tidak ada
Pewarnaan Kerokan & Eksudat
Monosit Bacteria, PMN PMN, badan inklusi sel plasma
Eosinofil
Radang Tenggorok & Demam
Kadang-kadang Kadang-kadang Tidak pernah Tidak pernah
10. Differential diagnosis dari mata merah, serta gejala dan tandanya!Keterangan Konjungtivitis Akut Iritis Akut Glaucoma Akut Trauma atau
Infeksi KorneaInsidensi Sangat sering Sering Jarang Sering Sekret Sedang sampai
banyak sekaliTidak ada Tidak ada Encer atau purulen
Ketajaman Penglihatan
Tidak ada efek pada penglihatan
Sedikit kabur Sangat kabur Biasanya kabur
Nyeri Tidak ada Sedang Berat Sedang sampai beratInjeksi Konjungtiva Difus, lebih ke arah
fornicesTerutama sirkumkorneal
Terutama sirkumkorneal
Terutama sirkumkorneal
Kornea Jernih Biasanya jernih Berkabut Perubahan kejernihan sesuai dengan penyebabnya
Ukuran Pupil Normal Kecil Dilatasi sedang dan terfiksasi
Normal atau kecil
Respon Cahaya Pupil
Normal Buruk Tidak ada Normal
6
Tekanan Intraokular
Normal Normal Meningkat Normal
Sediaan Apus Organisme penyebab Tidak ada organisme Tidak ada organisme Organisme hanya ditemukan pada ulkus kornea akibat infeksi
11. Fungsi dari obat-obatan berikut:a. Mydriasil
- Melebarkan pupil - Melumpuhkan otot sfingter iris sehingga terjadi dilatasi pupil dan mengakibatkan paralisis otot siliar
sehingga melumpuhkan akomodasi.b. Pantocain
- Sebagai anastesi lokalc. Timolol
- Anti glaukoma- Menurunkan tekanan bola mata- Tidak mempengaruhi pupil sehingga tidak mempengaruhi akomodasi
d. Pylocarpin- Melawan efek obat midriatika- Untuk mengobati glaucoma sudut terbuka dan tertutup- Menurunkan tekanan intraocular.- Mengecilkan pupil pasca bedah lensa
e. Asetazolamid- Menurunkan sekresi cairan mata (karena menghambat enzim karbonik anhidrase sehingga terjadi
dieresis).- Menurunkan tekanan bola mata.
f. Manitol- Mengakibatkan cairan ekstraseluler hiperosmotik sehingga terjadi dehidrasi sel dan diuresis.- Mengatur tekanan bola mata dengan mengatur tekanan osmotik cairan mata.
g. GentamicinEfek broadspectrum untuk kuman gram positif dan negatif
h. Chloramphenicolantibiotik spektrum luas
i. Efrisel (tetes)- Menambah pengaliran keluar cairan mata.- Menghambat produksi cairan mata pada badan silkier- Dilatasi pupil tanpa menghambat akomodasi- Mata menjadi putih akibat konstriksi pembuluh darah konjungtiva yang melebarj. Atropine (tetes)- Melebarkan pupil - Melumpuhkan otot sfingter iris sehingga terjadi dilatasi pupil dan mengakibatkan paralisis otot siliar sehingga
melumpuhkan akomodasi.
12. Apakah yang dimaksud dengan:a. Hipopion: penimbunan sel radang di kamera okuli bagian depanb. Hifema: adanya darah dalam aqueous humor yang dapat terjadi akibat trauma tumpul.c. Sinekia anterior: perlekatan antara kornea dengan iris.d. Sinekia posterior: perlekatan antara permukaan anterior lensa dengan iris.e. Keratik presipitat: timbunan sel di atas endotel kornea.f. Infiltrate: penetrasi interstitium jaringan atau bahan.g. Pterigyum: pertumbuhan jaringan fibrovaskular pada konjungtiva dan tumbuh menginfiltrasi permukaan
kornea.h. Trikiasis: penggesekan bulu mata pada korneai. Entropion: pelipatan palpebra kearah dalam, dapat involusional (spastic, senilis), sikatrikal, atau kongenital.
13. Sebutkan trias akomodasi!- Kemampuan lensa untuk akomodasi(pencembungan lensa)- Kemampuan mengkonvergensi cahaya
7
- Kemampuan miosis pupil
14. Sebutkan cara koreksi pada penderita miopi!Myopia bisa dikoreksi dengan lensa sferis negative terkecil yang memberikan visus 6/6. Variasi koreksi yang
dapat diberikan adalah:- Untuk myopia ringan-sedang, diberikan koreksi penuh yang harus dipakai terus menerus baik untuk
penglihatan jauh maupun dekat. Untuk orang dewasa, di mana kekuatan miopianya kira-kira sama dengan derajat presbiopianya mungkin dapat membaca dengan menanggalkan kacamatanya.
- Pada myopia tinggi, mungkin untuk penglihatan jauh diberikan pengurangan sedikit dari koreksi penuh (2/3 dari koreksi penuh) untuk mengurangi efek prisma dari lensa yang tebal. Untuk penderita > 40 tahun, harus dipikirkan derajat presbiopianya, sehingga diberikan kacamata dengan koreksi penuh untuk jauh, untuk dekatnya dikurangi dengan derajat presbiopianya.
15. Sebutkan kelainan refraksi dan definisinya!a. Hipermetropia: kelainan refraksi dimana terjadi gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh
tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina. Pada hipermetropia sinar sejajar difokuskan di belakang macula lutea.
b. Myopia: kelainan refraksi mata, di mana panjang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar atau kekuatan pembiasan media refraksi terlalu kuat sehingga titik fokusnya terletak di depan retina.
c. Astigmatisma: kelainan refraksi mata, dimana berkas sinar tidak difokuskan pada satu titik dengan tajam pada retina akan tetapi pada 2 garis titik api yang saling tegak lurus yang terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea.
d. Presbiopia: kelainan refraksi mata yang dapat terjadi karena adanya kelemahan otot akomodasi ataupun adanya lensa mata yang tidak kenyal atau berkurang elsatisitasnya akibat sclerosis lensa. Hal ini menyebabkan adanya keluhan setelah membaca seperti mata lelah, berair dan sering terasa pedas.
16. Apa yang dimaksud dengan:a. Enukleasi: tindakan mengangkat seluruh bola mata dan sebagian nervus optikus, sementara konjungtiva bulbi
dan kapsula tenon dipertahankan.b. Eviscerasi: tindakan membuang seluruh isi bola mata dengan tetap mempertahankan sclera, kapsula tenon,
konjungtiva dan nervus optikus. c. Afakia: keadaan dimana tidak adanya lensa pada bola mata yang disebabkan karena dilakukannya tindakan
pengangkatan lensa tersebut.d. Pseudofakos: keadaan dimana lensa yang terdapat pada bola mata merupakan lensa palsu yang ditanamkan di
dalamnya.e. Endopthalmitis: peradangan berat dalam bola mata, biasanya akibat infeksi setelah trauma atau bedah atau
endogen akibat sepsis.f. Exenterasi: pengangkatan seluruh isi orbita.
17. Pembagian secara klinis dari retinopati DM dan gambar funduskop.
Retinopati diabetic dapat digolongkan ke dalam retinopati nonproliferatif, makulopati, dan retinopati proliferatif.
Retinopati Diabetika Non Proliferatif
8
Retinopati nonproliferatif ringan ditandai oleh sedikitnya satu mikroaneurisma. Pada retinopati nonproliferatif sedang, terdapat mikroaneurisma luas, perdarahan intraretina, gambaran manik manik pada vena, dan / atau bercak bercak cotton wool. Retinopati nonproliferatif berat ditandai oleh bercak bercak cotton wool, gambaran manik manik pada vena dan kelainan mikrovaskular intraretina (IRMA). Stadium ini terdiagnosis dengan ditemukannya perdarahan intraretina di empat kuadran, gambaran manik manik vena di dua kuadran, atau kelainan mikrovaskular intraretina berat di satu kuadran
MakulopatiMakulopati diabeteik bermanifestasi sebagai penebalan atau edema retina setempat atau difus, yang
terutama di sebabkan oleh kerusakan sawar darah-retina pada tingkat endotel kapiler retina, yang menyebabkan terjadinya kebocoran cairan dan konstituen plasma ke retina sekitarnya, makulopati lebih sering dijumpai pada pasien diabetes tipe II dan memerlukan penanganan segera setelah kelainannya bermakna secara klibnis, yang ditandai oleh penebalan retina sembarang pada jarak 0500 mikron dari fovea, eksudat keras pada jarak 500 mikron dari fovea yang berkaitan dengan penebalan retina atau penebalan retina yang ukurannya melebihi satu diameter discus dan terletak pada jarak satu diameter discus dari fovea.
Makulopati juga bisa terjadi karena iskemia, yang ditandai oleh edema macula, perdarahan dalam, dan sedikit eksudasi. Angiografi fluoresein menunjukkan hilangnya kapiler kapiler retina disertai pembesaran zona avaskular fovea.
Retinopati Diabetika ProliferatifIskemia retina yang progresif akhirnya merangsang pembentukan pembuluh pembuluh halus baru yang
menyebabkan kebocoram protein protein serum (dan fluoresens) dalam jumlah bear. Retinopati diabetic proliferatif awal ditandai oleh kehadiran pembuluh pembuluh baru pada discus optikus ( NVD ) atau di bagian retina manapun (NVE). Ciri yang beresiko tinggi ditandai oleh pembuluh darah baru pada discus optikus yang meluas lebih dari sepertiga diameter discus, sembarang pembuluh darah baru pada discus optikus yang disertai perdarahan vitreus, atau pembuluh darah baru di bagian retina manapun yang besarnya lebih dari setengah diameter discus dan disertai perdarahan vitreus.
Pembuluh pembuluh baru yang rapuh berproliferasi ke permukaan posterior vitreus dan akan menimbulkan saat vitreus mulai berkontraksi menjauhi retina. Apabila pembuluh tersebut berdarah, perdarahan vitreus yang massif dapat menyebabkan penurunan penglihatan mendadak. Sekali terjadi pelepasan total vitreus posterior, mata beresiko mengalami neovaskularisasi dan perrdarahan vitreus.
18. Pembagian secara klinis retinopati hipertensi dan gambar funduskopinya.Klasifikasi Retinopati Hipertensif di bagian mata ilmu penyakit mata RSCM:Tipe 1
9
Fundus hipertensif dengan atau tanpa retinopati, tidak ada sklerose, dan terdapat pada orang muda.Pada funduskopi: arteri menyempit dan pucat, arteri meregang dan percabangan tajam, perdarahan ada
atau tidak ada, eksudat ada atau tidak ada.
Mild Hypertensive Retinopathy. Nicking AV (panah putih) dan penyempitan focal arterioler (panah hitam) (A). Terlihat AV nickhing (panah hitam) dan gambaran copper wiring pada arterioles (panah putih) (B).
Tipe 2Fundus hipertensi dengan atau tanpa retinopati sklerose senile, terdapat pada orang tuaFunduskopi: pembuluh darah tampak mengalami penyempitan, pelebaran dan sheating setempat.
Perdarahan retina ada atau tidak ada. Tidak ada edema papil.
Moderate Hypertensive Retinopathy. AV nicking (panah putih) dan cotton wool spot (panah hitam) (A). Perdarahan retina (panah hitam) dan gambaran cotton wool spot (panah putih) (B).
Tipe 3Fundus dengan retinopati hipertensi dengan arteriosklerosis, terdapat pada orang muda.Funduskopi: penyempitan arteri, kelokan bertambah, fenomena crossing, perdarahan multiple, cotton
wool patches, macula star figures
Multipel cotton wool spot (panah putih) dan perdarahan retina (panah hitam) dan papiledema.
Tipe 4Funduskopi: edema papil, cotton wool patches, hard eksudat, dan star figure exudates yang nyata. Pada
hipertensi yang progresif.
19. Perbedaan injeksi konjungtiva dengan injeksi perikorneal Injeksi Konjungtiva
Melebarnya pembuluh darah arteri konjungtiva posterior atau injeksi konjungtiva ini dapat terjadi akibat pengaruh mekanis, alergi atupun infeksi pada jaringan konjungtiva.Injeksi konjungtiva mempunyai sifat : Mudah digerakkan dari dasarnya. Hal ini disebabkan arteri konjungtiva posterior melekat secara longgar
pada konjungtiva bulbi yang mudah dilepas dari dasarnya sklera.
10
Pada radang konjungtiva pembuluh darah ini terutama didapatkan daerah fornix Ukuran pembuluh darah makin besar ke bagian perifer, karena asalnya dari bagian perifer atau arteri
siliar anterior Berwarna pembuluh darah merah yang segar Dengan tetes adrenalin 1:1000 injeksi akan lenyap sementara Gatal Pupil ukuran normal dengan reakasi normal
Injeksi Siliar (Perikorneal)Melebarnya pembuluh darah perikorneal (a. Siliar anterior) atau injeksi siliar atau injeksi perikornea
terjadi akibat radang kornea, tukak kornea, benda asing pada kornea, radang jaringan uvea, glaukoma, endoftalmitis maupun panoftalmitis.Injeksi siliar/ perikorneal mempunyai sifat : Berwarna merah ungu dibanding dengan pelebaran pembuluh darah konjungtiva. Pembuluh darah tidak tampak Tidak ikut serta dengan pergerakan konjungtiva bila digerakkan, karena menempel erat dengan jaringan
perikornea Ukuran sangat halus terletak disekitar kornea, paling padat sekitar kornea, dan berkurang ke arah fornix Pebuluh darah perikornea tidak menciut bila diberi epinefrin atau adrenalin 1:1000 Hanya lakrimasi Fotofobia Sakit tekan yang dalam sekitar kornea Pupil iregular kecil (iritis) dan lebar (glaukoma)
Perbedaaan injeksi konjungtiva dengan injeksi perikornealInjeksi konjungtiva Injeksi perikorneal (siliar)
Asal a.konjungtiva posterior a.siliarMemperdarahi Konjungtiva bulbi Kornea segmen anteriorLokalisasi Konjungtiva Dasar konjungtivaWarna Merah UnguArah aliran/lebar Ke perifer Ke sentralKonjungtiva digerakkan Ikut bergerak Tidak bergerakDengan epinefrin 1:1000 Menciut Tidak menciutPenyakit Konjungtiva Kornea, iris, glaukomaSekret + -Penglihatan Normal Menurun
11