Tugas Mekatronika - Rem Abs

Embed Size (px)

Citation preview

TUGAS MATA KULIAH MEKATRONIKA

ABS (ANTI-BLOCKING SYSTEM)

Disusun Oleh: NAMA: RYAN ADITYA RAPIH PRIMARDHANI REDI RAMLI YUSUF MARGOWADI Dosen Pengampu: Ilona Usuman S.Si., M.Kom ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2010 NIM: : 06/194874/PA/11074 : 06/196277/PA/11188 : 06/198231/PA/11274 : 07/255046/PA/11766

1. PENDAHULUAN 1.1 KEUNTUNGAN ABS

Anti-lock Brake Systems dirancang untuk mencegah terjadinya penguncian roda (wheel lockup) saat pengeman mendadak di segala medan jalan. Hasil saat pengeraman adalah: Mobil tetap stabil, Arah kemudi stabil (Vehicle Stability), Mengerem lebih cepat (jarak pengereman lebih dekat, kecuali jalan tanah, bersalju), Penguasaan kontrol kendaraan menjadi maksimal (tinggat kestabilan),

Gambar1 : 1 Jika roda depan terkuci, mobil tidak mungkin bisa di arahkan 2 Jika roda belakang terkunci, mobil bisa tidak stabil dan tergelincir ke salah satu sisi

Gambar 2: sudut pengereman Jika permukaan jalan saat pengereman tidak rata, roda2 yang mengalami selip akan mudah terkunci dan mobil akan berputar putar . namun dengan sistem ABS mobil akan tetap stabil sampai mobil tersebut berhenti.

Gambar 3: pengereman jalan lurus

1.2 JENIS ABS (Anti-Lock Brake Types) A. 4-Sensor 4-Channel ( Independent control ) Jenis ABAS ini mempunyai empat wheel sensor dan 4 hydraulic control channel dan masingmasing mengontrol secara tersendiri. Sistem ini mempunyai tingkat keamanan dan jarakpemberhentian yang lebih pendek di berbagai macam kondisi jalan. Namun apabila permukaan jalannya licin, besar gaya rem antara kanan dan kiri yang tidak rata akan mengakibatkan terjadi gerakan Yawing pada bodi kendaraan sehingga bisa mengurangi kestabilan. Karena itulah,kebanyakan mobil yang dilengkapi dengan tipe 4 channel ABS memasukkan satu select low logic pada roda belakang agar mobil tetap stabil, di berbagai macam kondisi jalan.

Gambar 4: Independent control

B. 4-Sensor 3-Channel (Roda depan: independent, Roda belakang : Select low ) Dipakai untuk mobil FF (Front engine Front driving), kebanyakan berat kendaraan terpusat di rodadepan dan berat titik tengah kendaraan saat direm juga berpindah ke depan hampir 70%, gayapengereman ini dikontol oleh roda depan. Artinya adalah kebanyakan tenaga pengeremandibangkitkan oleh roda depan, sehingga agar ABS bisa efektif, maka diperlukan pengaturantersendiri (independent control) pada roda depan.Namun demikian, roda belakang yang gaya pengeremannya lebih sedikit, juga sangat pentinguntuk memastikan kendaraan aman saat dilakukan pengereman. Karena itulah apabila saat ABSroda belakang bekerja di permukaan jalan yang licin, maka independent control pada rodabelakang mengatur agar gaya pengereman roda2 belakang tidak merata sehingga mobilmengalami yawing. Untuk menhindari gerakan yawing ini dan untuk menjaga agar mobil tetapaman saat ABS bekerja di berbagai kondisi jalan, maka tekanan rem roda belakang diaturberdasarkan kecenderungan roda mana yang mengalami lock-up. Konsep pengaturan ini dikenaldengan Select-low control. C. 4-Sensor 3-Channel (Roda depan;indendent control,Roda belakang ; Select control ) Mobil yang dilengkapi dengan H-bake line system mempunyai sistem kontrol ABS jenis ini. 2channel untuk roda depan dan satunya lagi untuk roda belakang. Roda belakang dikontrolbersama dengan select low control logic. Untuk X-brake line system, diperlukan

2 channels (2brake port di dalam unit ABS) untuk mengatur roda belakang dikarenakan masing-masing rodabelakang mempunyai jalur rem yang berbeda.

Gambar 5: Select Control D. 1-Sensor 1-Channel ( Roda belakang: Select low control ) Dipakai Untuk mobil yang dilengkapi dengan H-bake line system, hanya untuk mengontrol tekanan roda belakang. Pada rear diffirential dipasang satu wheel speed sensor yang berfungsi untuk mendeteksi kecepan roda. Cara kerjanya adalah saat dilaukan pengeraman mendadak rodadepan akan terkunci, sehingga kestabilan kemudi mobil akan hilang dan jarak henti padapermukaan jalan yang mempunyai daya gesek rendah (low- ) juga akan bertambah jauh. Sistemini hanya akan membantu untuk penghentian lurus.

Gambar 6: select low control 1.3 ABSCM ABS terdiri dari wheel speed sensor yang berfungsi untuk mendeteksi kecenderungan suatu roda mengalami penguncian, HCU (Hydraulic Control Unit) mensuplai tekanan rem ke setiap roda berdasarkan output signal dari ABSCM (control module). 1.3.1 ABSCM (CONTROL MODULE)

Dari sinyal wheel speed sensor, ABSCM akan menghitung dan memperkirakan akselerasi, deselerasi dan slip rasio, pengaturan solenoid valve dan return pump, gunanya adalah adalah untuk mencegah terjadinya wheel lock-up. ABSCM dapat mengatur sistem monitoring pada sirkuit dan mematikan dirinya sendiri apabila sistem mengalami kegagalan. Pengemudi dapat mengetahui adanya kegagalan sistem pada ABS apabila lampu peringatan ABS menyala. 1) Komposisi dasar ABSCM Apabila ABS mengalami kegagalan, ABSCM akan mematikan kerja sistem untuk memastikan keselamatannya. Karena apabila kerja dari solenoid valve tidak normal, dapat mempengaruhi tekanan rem terhadap roda. Karena alasan inilah ABSCM dapat menganalisa dan mengantisipasi semua kemungkinan kegagalan pada sistem. Untuk memasang ABSCM secara langsung pada HCU (Hydraulic Control Unit), semiconductor yang ada di dalam ABSCM harus tahan pada suhu antara - 40 s/d 125 derajat celsius. Berkatpengembangan teknologi semiconductor dan ukurannya yang kecill, sekarang ini yang popular banyak dipakai adalah tipe (ABSCM + HCU). Misalnya Bosch ABS versi 5.0 atau yang lebih tinggi,versi MK-20i atau yang lebih tinggi keluaran TEVES dan EBC 325 Kelsey Hayes mewakiliintegrated ABS.Semua masukan merupakan double-monitored dan double-calculated. Input-nya juga doublemonitored.Untuk menghindari kesalahan pengoperasian pada ECU, maka dipasang dua microprocessor yang embandingkan dan memonitor hasilnya, dan ECU sebagai tambahan dimonitor oleh SAS (Safety Assurance System) atau intelligent Watch-Dog untuk mencegah kesalahan pengoperasian pada ECU. Satu IC mengatur solenoid2 untuk setiap channel-nya dan Power MOSFET dengan proteksi sirkuit yang bisa diandalkan sebagai pengganti relay yang mengatur kerja solenoid dan arus besar saat motor bekerja. Selanjutnya untuk mengurangi pumping dan pengaruh kick-back yang berlebihan, maka dipakai motor speed control dengan mircopocessor 16 bit agar perhitungan kecepatan roda dan performa ABS menjadi lebih baik, dengan kemampuan 5 millidetik per siklus kerja. 4 komponen utama yang terdapat pada sistem ABS : a) Sirkuit penguat input Wheel Speed Sensor Dari setiap wheel speed sensor yand dipasang pada roda, di dalam sirkuitnya dipasang bentuk gelombang arus. Bentuk gelombang tersebut dikuatkan dan dirubah menjadi bentuk gelombang persegi, dan dikirim ke Microcontroller. Sesuai dengan jenis ABS, jumlah wheel speed sensor akan berubah dan jumlah sirkuit penguatnya juga akan berubah. b) Microcontroller

Acuan kecepatan, rasio selip, rata2 akslerasi/deselerasi dan kerja solenoid dan motor dihitungberdasarkan informasi dari setiap rodanya. Sirkuit ini mendeteksi gelombang sensor kecepatanroda setiap detiknya. Microcontroller menghitung acuan kecepatan berdasarkan kecepatanrodanya, kemudian membandingkan kecepatan referensi dan momen kecepatan roda untukmemperkirakan rasio selip dan rata2 akselerasi dan deselerasinya. Solenoid valve mengaktifkanoutput sirkuit untuk pressure dump, hold, menaikkan sinyal ke solenoid pada roda yang terkuncisesuai dengan perkiraan sinyal pengaturan seperti slip ratio, akselerasi/deselerasi. c) Sirkuit menagaktifkan Solenoid Valve Sirkuit ini gunanya adalah untuk mengatur arus solenoid valve dan menghidupkan atau mematikanpressure dump, hold, menaikkan sinyal Microcontroller. d) Voltage Regulator, Motor Relay & Failsafe Relay Driver circuit, Lamp Driver circuit,Communication circuit Memonitor tegangan suplai (5V, 12V) yang sedang dipakai untuk ABSCM dalam keadaan stabilberdasarkan batasan tegangannya. Alat ini dapat mendeteksi adanya kegagalan sistem danmengaktifkan valve relay, motor relay. Apabila ada kerusakan pada sistem ABS, maka sistemakan dihentikan dikarenakan valve/motor relay menjadi off dan lampu peringan ABS akan menyala untuk memberitahukan kepada si pengemudi bahwa ada kerusakan pada sistem ABS. Bila adakerusakan pada ABS, maka rem yang bekerja adalah normal, seperti pada rem biasanya.

2. PERANCANGAN 2.1 Skema ABS Sebuah sistem rem anti penguncian dirancang untuk aplikasi kendaraan tertentu. Sebuah truk yang tidak menarik sebuah trailer, seperti mixer semen, akan memiliki ABS sedikit berbeda dari sebuah traktor truk yang menarik satu atau lebih trailer. Demikian juga, sebuah sistem rem anti penguncian untuk trailer akan memiliki desain yang berbeda.ABS untuk mobil mungkin bahkan lebih spesifik dan dapat dirancang tertentu

Gambar 7: skema ABS

Gambar 8 : Skema ABS 2

Terlepas dari produsen atau jenis kendaraan, sistem rem anti penguncian semua beroperasi dalam cara yang sama. sensor kecepatan roda ditempatkan pada setiap roda yang akan dikontrol. Setiap sensor kecepatan biasanya memiliki roda bergigi yang berputar pada kecepatan yang sama dengan roda kendaraan atau poros. Jika rem diterapkan dan satu atau lebih roda dipantau tiba-tiba mulai mengurangi kecepatan pada tingkat yang lebih tinggi dari yang lain, controller akan mengaktifkan sistem anti penguncian.

Nama merek dan model mobil. Sejak ABS komponen harus sesuai dan fungsi bersama dengan komponen kendaraan yang ada di setiap model, proses desain dan pembuatan sistem rem anti penguncian baru, dilakukan dalam kemitraan antara produsen mobil dan pemasok ABS.

2.2 Raw Materials Roda bergigi atau gigi di sensor kecepatan terbuat dari besi lunak, biasanya cor. Besi dipilih karena memiliki permeabilitas magnet yang tinggi dan reluctance magnetik rendah. reluctance Magnetik secara kasar setara dengan hambatan listrik, dan kadang-kadang roda bergigi disebut sebagai reluctor. Fungsi roda bergigi adalah untuk memungkinkan medan magnet permanen untuk mudah melewati setiap gigi menyebabkan konsentrasi sesaat kekuatan medan yang menginduksi arus di kumparan pick-up. Koil pick-up memiliki magnet permanen di inti, dibungkus dengan gulungan kawat tembaga. Controller biasanya menggunakan transistor dikenal sebagai hot-side drivers yang mengendalikan tenaga pada sirkuit dan bukan pada pentanahan. Transistor ini menghasilkan panas lebih dari biasanya dalam sirkuit elektronik. Daripada ditempatkan dalam plastik atau rumah baja tersegel, mereka melekat pada rumah aluminium cor dengan heat sink bersirip untuk mengusir panas. Solenoida tekanan hidrolik rem yang digunakan dalam mobil memiliki standar konstruksi elemen koil tembaga dengan katup baja dan tubuh. Mereka ditempatkan dalam casing yang sama dengan sistem master silinder rem yang biasanya cast dari aluminium. Kabel listrik adalah tembaga, sering dengan isolasi polyethylene cross-linked. Untuk mencegah interferensi frekuensi radio (RFI), di mana daya tinggi sinyal radio mungkin akan diterima melalui kabel dan menyebabkan sistem untuk aktif, semua kabel baik terlindung atau kabel dijalankan sebagai pasangan dipelintir untuk membatalkan efek dari gelombang radio . Konektor plastik dengan kontak tembaga didalamnya. 2.3 TheManufacturingProcess Proses manufaktur untuk anti-lock brake system terdiri dari Pembuatan bagian komponen dan kemudian memasangnya pada kendaraan.a)

Pembuatan Master Rem Silinder Master silinder mencakup badan solenoid sebagai unit tunggal. piston Primer dan sekunder, kumparan selenoid, reservoir caps dan seals, akumulator tekanan, dan banyak katup yang dipasang. Badan solenoid memiliki penutup yang menempel pada master silinder dengan empat atau lebih sekrup. Membuat Sensor Kecepatan Roda berupa Roda Bergigi dilapisi besi. Koil diletakkan disekitar inti magnet permanen didalam mesin. Seluruh bagiannya dibungkus dalam plastic dengan dilengkapi konektor elektronik.

b)

c)

Membuat controller

Komponen kontroler tersolder pada circuit board. board terkoneksi didalam pelindung dan dipasang dalam aluminium dasar. Sambungan listrik luar disediakan untuk kabel input dari masing-masing sensor kecepatan, dan kabel output ke solenoid pada master rem silinder.

d)

Pemasangan ABS

baja pipa saluran rem untuk semua roda dipasang pada rangka bodi. Pada sekat antara ruang mesin dan ruang pengendara. Kabel listrik untuk ABS juga disediakan untuk seneor msing-masing roda. Master rem silinder dipasang didekat pedal rem. Garis rem dilekatkan pada selenoid . sensor roda ditekan keluar secara konstan tetapi tetap didalam roda. Kumparan solenoid dipasang dengan ujungnya didekat sensor kecepatan. Kumparan ini terhubung ke kontroler kontroler dipasang dibawah panel instrument atau dibagian bawah kendaraan. Aliran listrik dari baterai kendaraan.

2.4 Quality Control Gagasan dari suatu sistem elektronik yang mampu mengambil alih operasi rem kendaraan adalah suatu hal yang mengganggu bagi sebagian orang. Untuk alasan ini, pengoperasian sistem ini benar-benar teruji terlebih dahulu, dan kualitas instalasi terus ditinjau. Selain itu, semua ABS dirancang untuk perihal gagal-aman, setiap kegagalan komponen apapun akan menyebabkan sistem gagal sedemikian rupa untuk tetap emungkinkan operasi yang aman secara keseluruhan rem.

3. CARA KERJA Kendaraan dengan ABS dilengkapi dengan pedal-actuated,dual-brake system. Sistem dasar pengereman hidrolik terdiri dari: 1. ABS hydraulic control valves dan electronic control unit (ECU) 2. Anti-lock brake control module 3. Front anti-lock brake sensors / rear anti-lock brake sensors

ABS beroperasi sebagai berikut:

1. Ketika rem digunakan, cairan dipaksa dari port outlet silender master rem ke port inlet HCU. Tekanan ini diteruskan melalui empat katup solenoida biasanya terbuka yang di dalamnya terdapat HCU, kemudian melalui port outlet HCU untuk setiap roda. 2. Sirkuit (belakang) utama dari silinder master menyuplai rem-rem depan. 3. Sirkuit (depan) sekunder dari silinder master menyuplai rem-rem belakang. 4. jika modul kontrol ABS merasakan roda terkunci, berdasarkan data anti-lock brake sensor, akan menutup katup solenoid biasanya terbuka untuk rangkaian itu. Hal ini mencegah lagi cairan yang memasuki sirkuit itu. 5. Modul kontrol anti-lock brake yang melihat kembali dari roda yang terpengaruh sinyal sensor anti-lock brake. 6. Jika roda masih melambat, maka sistem akan membuka katup solenoid untuk sirkuit tersebut. 7. Setelah roda yang dikenai kembali melaju, modul kontrol anti-lock brake mengembalikan katup solenoida ke kondisi normal yang memungkinkan aliran fluida ke rem yang dikenai kerja. 8. Modul kontrol anti-lock brake memonitor komponen elektromekanis dari sistem. 9. Kerusakan dari ABS akan menyebabkan modul kontrol anti-lock brake untuk mematikan atau menghambat sistem. Namun, tetap ada daya-bantu pengereman normal. 10. Kehilangan cairan hidrolik di dalam silinder maste rem akan menonaktifkan sistem anti-lock. Sistem anti-lock brake 4-wheel merupakan pemonitoran diri sendiri. Ketika saklar pengapian berubah ke posisi RUN, modul control anti-lock brake akan melakukan cek awal diri pada sistem listrik anti-lock ditunjukkan dengan indikator cahaya tiga detik ABS. 11. Selama kendaraan beroperasi, dalam keadaan normal dan saat pengereman anti-lock, modul control anti-lock brake memonitor semua sistem anti-lock elektrik dan beberapa operasi hidrolik. 12. Setiap kali kendaraan dijalankan, saat setelah kecepatan kendaraan mencapai sekitar 20 km / h (12 mph), modul kontrol anti-lock brake menyalakan pompa motor untuk sekitar satu-setengah detik. Pada saat ini, suara mekanis dapat didengar. Ini adalah fungsi normal check-diri oleh modul kontrol anti-lock brake. 13. Ketika kecepatan kendaraan berada di bawah 20 km / h (12 mph), ABS dimatikan. 14. Sebagian besar malfungsi ABS dan traction control system, akan menyebabkan indikator kuning peringatan ABS menyala, jika memang dilengkapi ANALISIS SISTEM