88
TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Disusun Oleh : Niken Laras Utami Fakultas Ekonomi Program Sarjana Manajemen Bisnis i

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun Oleh :

Niken Laras Utami

Fakultas Ekonomi

Program Sarjana Manajemen Bisnis

Universitas Gunadarma

2013

i

Page 2: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Kata pengantar

Segala puji kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang senantiasa mencurahkan segala

nikmat dan kerunianya kepada saya, yang senantiasa diberi kekuatan untuk menyelesaikan

tugas saya. Salah satunya adalah saya bisa menyelesaikan tugas membuat tulisan dalam mata

kuliah Pendidikan Kewarganegaraan ini selesai pada tepat waktunya.

Tak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu saya

dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Khususnya saya ucapkan kepada guru saya Bpk. Sri

waluyo selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, yang telah memberi tugas

ini sehingga memberi saya pelajaran akan hal-hal yang baru buat saya dalam penyusunan

sebuah tulisan. Juga saya ucapkan kepada Orang tua dan teman-teman saya yang senantiasa

mendukung dan memotivasi saya, serta memberi masukan-masukan yang sangat berguna

dalam penyelesaian tugas makalah ini.

Tulisan ini dirangkum dari Bab I sampai Bab IV .Maka dari tulisan ini saya susun sebagai

tugas kuliah saya.

Oleh karena itu saya berharap dari pembaca mampu mengambil pelajaran yang bermanfaat,

dan mau melakukan akan hal-hal positif yang mampu kita lakukan yang disampaikan di

dalam tulisan saya ini. Adapun bila didalam tulisan saya ini ada kekurangan dalam penulisan

ataupun ada kata-kata yang tidak patut disampaikan, mohon diberi maaf. Melihat ini adalah

suatu pembelajaran dari saya, dan harap pembaca memakluminya. Dan saya sangat

mengharapkan saran dan pendapat dari pembaca sekalian yang mungkin akan saya perbaiki

pada tugas-tugas saya kemudian..

Bekasi , 20 Mei 2013

Niken Laras Utami

Page 3: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DAFTAR ISI

Hal.

Kata Pengantar ………………….…………………………………………...……..…………ii

Daftar Isi ……………………………………………………………………………………..iii

BAB 1. Indonesia

Latar Belakang……………...…………...…………………………………………………….1

Etomologi Indonesia…………………………………………………………………………..2

Sejarah Awal…………………………………………...……………………………………...2

Indonesia Merdeka…………………………………………...………………………………..3

Politik Dan Pemerintahan…………………………………………..…………………………5

Pembagian Adminitrasi…………………………………………...…………………………...5

Geografis………………………………………………………...…………………………….7

Sumber Alam…………………………………………………………..……………………...8

Pendidikan…………………………………………………………………………………......8

Ekonomi……………………………………………………………...…………………..........8

Demografi…………………………………………………………..……………………........9

Kebudayaan………………………………………………………...………………………...10

Seni Musik…………………………………………………………………………………....11

BAB II. Konsep Kebudayaan

Latar Belakang…………………………………………………………………...…………..12

Unsure Unsure Kebudayaan………………………………………………………..………...14

Hub. Antara Unsure Kebudayaan…………………………………………………………….14

System Kepercayaan……………………………………………………………....................15

System Ilmu Dan Pengetahuan…………………………………………………………….....15

Perubahan Social Budaya…………………………………………………………….............16

Penetrasi Kebudayaan……………………………………………………………..................16

Cara Pandang Terhadap Kebudayaan………………………………………………………..17

BAB III. KETAHANAN NASIONAL

Latar Belakang…………………………………………………………….............................19

Pokok-Pokok Pikiran……………………………………………………………....................20

Pengertian Ketahanan Nasional……………………………………………………………....21

3

Page 4: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pengertian Konsepsi Ketahanan Nasional……………………………………………………22

Hakikat Ketahanan Nasional dan Konsepsi Nasional…………………………….………….22

Asas asas Ketahanan Nasional……………………………………………………………….23

Sifat sifat Ketahanan Nasional……………………………………………………………….24

BAB IV. POLTRANAS

Latar Belakang…………….…………………………………………………………………41

Dasar Pemikiran Penyusunan Politik dan Strategi Nasional…………………………………42

Stratifikasi Politik Nasional…………………………………………………………………..44

Politik Pembangunan Nasional dan Manajemen Nasional…………………………………...45

PENUTUP…………………………………………………………………………………..52

Daftar Pusaka……………………………………………………………………………….53

4

Page 5: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I

INDONESIA

Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang

dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra

Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauanterbesar di dunia yang terdiri dari

13.487 pulau,[5][6] oleh karena itu ia disebut juga sebagai Nusantara.[7] Dengan populasi sebesar 237

juta jiwa pada tahun 2010,[8] Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan

negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, meskipun secara resmi bukanlah negara Islam.

Bentuk pemerintahan Indonesia adalahrepublik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah dan Presiden yang dipilih langsung.

Ibu kota negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan darat dengan Malaysia di Pulau Kalimantan,

dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor. Negara tetangga

lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan

Nikobar di India.

Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah

perdagangan penting setidaknya sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan

Sriwijaya di Palembang menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan Tiongkok dan India.

Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha telah tumbuh pada awal abad Masehi, diikuti para pedagang

yang membawa agama Islam, serta berbagai kekuatan Eropa yang saling bertempur untuk

memonopoli perdagangan rempah-rempahMaluku semasa era penjelajahan samudra. Setelah berada

di bawah penjajahan Belanda, Indonesia yang saat itu bernamaHindia-Belanda menyatakan

kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II. Selanjutnya Indonesia mendapat berbagai hambatan,

ancaman dan tantangan dari bencana alam, korupsi, separatisme, proses demokratisasi dan periode

perubahan ekonomi yang pesat.

Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa dan agama yang

berbeda. Suku Jawa adalah suku terbesar dengan populasi mencapai 41,7% dari seluruh penduduk

Indonesia.[9] Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda tetapi tetap satu"),

berarti keberagaman yang membentuk negara. Selain memiliki populasi padat dan wilayah yang luas,

Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar kedua di

dunia.

Indonesia juga anggota dari PBB dan satu-satunya anggota yang pernah keluar dari PBB, yaitu pada

tanggal 7 Januari 1965, dan bergabung kembali pada tanggal 28 September 1966 dan Indonesia tetap

dinyatakan sebagai anggota yang ke-60, keanggotaan yang sama sejak bergabungnya Indonesia pada

1

Page 6: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

tanggal 28 September 1950. Selain PBB, Indonesia juga merupakan anggota

dari ASEAN, APEC, OKI, G-20 dan akan menjadi anggota dari OECD.

ETIMOLOGI INDONESIA

Kata "Indonesia" berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu Indus yang berarti "Hindia" dan kata

dalam bahasa Yunani nesosyang berarti "pulau".[10] Jadi, kata Indonesia berarti wilayah Hindia

kepulauan, atau kepulauan yang berada di Hindia, yang menunjukkan bahwa nama ini terbentuk jauh

sebelum Indonesia menjadi negara berdaulat.[11] Pada tahun 1850, George Earl,

seorang etnolog berkebangsaan Inggris, awalnya mengusulkan

istilah Indunesia dan Malayunesia untuk penduduk "Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu".[12] Murid dari Earl, James Richardson Logan, menggunakan kata Indonesia sebagai sinonim

dari Kepulauan India.[13] Namun, penulisan akademik Belanda di media Hindia-Belanda tidak

menggunakan kata Indonesia, tetapi istilah Kepulauan Melayu (Maleische Archipel); Hindia Timur

Belanda (Nederlandsch Oost Indië), atau Hindia (Indië); Timur(de Oost); dan

bahkan Insulinde (istilah ini diperkenalkan tahun 1860 dalam novel Max Havelaar (1859), ditulis

oleh Multatuli, mengenai kritik terhadap kolonialisme Belanda).[7]

Sejak tahun 1900, nama Indonesia menjadi lebih umum pada lingkungan akademik di luar Belanda,

dan golongan nasionalis Indonesia menggunakannya untuk ekspresi politik.[7]Adolf

Bastian dari Universitas Berlin memasyarakatkan nama ini melalui buku Indonesien oder die Inseln

des Malayischen Archipels, 1884–1894. Pelajar Indonesia pertama yang menggunakannya

ialah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), yaitu ketika ia mendirikan kantor berita di Belanda

yang bernama Indonesisch Pers Bureau pada tahun 1913.

SEJARAH AWAL

Peninggalan fosil-fosil Homo erectus, yang oleh antropolog juga dijuluki "Manusia Jawa",

menimbulkan dugaan bahwa kepulauan Indonesia telah mulai berpenghuni pada antara dua juta

sampai 500.000 tahun yang lalu.[14] Bangsa Austronesia, yang membentuk mayoritas penduduk pada

saat ini, bermigrasi ke Asia Tenggara dari Taiwan. Mereka tiba di sekitar 2000 SM, dan

menyebabkan bangsa Melanesia yang telah ada lebih dahulu di sana terdesak ke wilayah-wilayah

yang jauh di timur kepulauan. Kondisi tempat yang ideal bagi pertanian, dan penguasaan atas

cara bercocok tanam padi setidaknya sejak abad ke-8 SM, menyebabkan banyak perkampungan, kota,

dan kerajaan-kerajaan kecil tumbuh berkembang dengan baik pada abad pertama masehi. Selain itu,

Indonesia yang terletak di jalur perdagangan laut internasional dan antar pulau, telah menjadi jalur

pelayaran antara India dan Cina selama beberapa abad. Sejarah Indonesia selanjutnya mengalami

banyak sekali pengaruh dari kegiatan perdagangan tersebut.

2

Page 7: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Di bawah pengaruh agama Hindu dan Buddha, beberapa kerajaan terbentuk di

pulau Kalimantan, Sumatera, dan Jawa sejak abad ke-4 hingga abad ke-14. Kutai, merupakan kerajaan

tertua di Nusantara yang berdiri pada abad ke-4 di hulu sungai Mahakam,Kalimantan Timur. Di

wilayah barat pulau Jawa, pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M berdiri kerajaan Tarumanegara.

Pemerintahan Tarumanagara dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda dari tahun 669 M sampai 1579 M. Pada

abad ke-7 muncul kerajaan Malayu yang berpusat di Jambi, Sumatera. Sriwijaya mengalahkan

Malayu dan muncul sebagai kerajaan maritim yang paling perkasa di Nusantara. Wilayah

kekuasaannya meliputi Sumatera, Jawa, semenanjung Melayu, sekaligus mengontrol perdagangan di

Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Cina Selatan.[19] Di bawah pengaruh Sriwijaya, antara abad ke-8

dan ke-10 wangsa Syailendra danSanjaya berhasil mengembangkan kerajaan-kerajaan berbasis

agrikultur di Jawa, dengan peninggalan bersejarahnya seperti candiBorobudur dan candi Prambanan.

Di akhir abad ke-13, Majapahit berdiri di bagian timur pulau Jawa. Di bawah pimpinan

mahapatihGajah Mada, kekuasaannya meluas sampai hampir meliputi wilayah Indonesia kini; dan

sering disebut "Zaman Keemasan" dalam sejarah Indonesia.[20]

Kedatangan pedagang-pedagang Arab dan Persia melalui Gujarat, India, kemudian membawa

agama Islam. Selain itu pelaut-pelautTiongkok yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho (Zheng He)

yang beragama Islam, juga pernah menyinggahi wilayah ini pada awal abad ke-15.[21] Para pedagang-

pedagang ini juga menyebarkan agama Islam di beberapa wilayah Nusantara. Samudera Pasaiyang

berdiri pada tahun 1267, merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia.

INDONESIA MERDEKA

Pada Maret 1945 Jepang membentuk sebuah komite untuk kemerdekaan Indonesia. Setelah perang

Pasifik berakhir pada tahun 1945, di bawah tekanan organisasi pemuda, Soekarno-

Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 yang pada saat itu

sedang bulan Ramadhan. Setelah kemerdekaan, tiga pendiri bangsa yakni Soekarno, Mohammad

Hatta, danSutan Sjahrir masing-masing menjabat sebagai presiden, wakil presiden, danperdana

menteri. Dalam usaha untuk menguasai kembali Indonesia, Belanda mengirimkan pasukan mereka.

Usaha-usaha berdarah untuk meredam pergerakan kemerdekaan ini kemudian dikenal oleh orang

Belanda sebagai 'aksi kepolisian' (Politionele Actie), atau dikenal oleh orang Indonesia sebagai Agresi

Militer.[24]Belanda akhirnya menerima hak Indonesia untuk merdeka pada 27 Desember 1949 sebagai

negara federal yang disebut Republik Indonesia Serikat setelah mendapat tekanan yang kuat dari

kalangan internasional, terutama Amerika Serikat. Mosi Integral Natsirpada tanggal 17 Agustus 1950,

menyerukan kembalinya negara kesatuan Republik Indonesia dan membubarkan Republik Indonesia

Serikat. Soekarno kembali menjadi presiden dengan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden dan

Mohammad Natsir sebagai perdana menteri.

3

Page 8: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pada tahun 1950-an dan 1960-an, pemerintahan Soekarno mulai mengikuti sekaligus merintis gerakan

non-blok pada awalnya, kemudian menjadi lebih dekat dengan blok sosialis, misalnya Republik

Rakyat Cina dan Yugoslavia. Tahun 1960-an menjadi saksi terjadinya konfrontasi militer terhadap

negara tetangga, Malaysia ("Konfrontasi"),[25] dan ketidakpuasan terhadap kesulitan ekonomi yang

semakin besar. Selanjutnya pada tahun 1965 meletus kejadian G30S yang menyebabkan kematian 6

orang jenderal dan sejumlah perwira menengah lainnya. Muncul kekuatan baru yang menyebut

dirinya Orde Baru yang segera menuduh Partai Komunis Indonesia sebagai otak di belakang kejadian

ini dan bermaksud menggulingkan pemerintahan yang sah serta mengganti ideologi nasional menjadi

berdasarkan paham sosialis-komunis. Tuduhan ini sekaligus dijadikan alasan untuk menggantikan

pemerintahan lama di bawah Presiden Soekarno.

Jenderal Soeharto menjadi presiden pada tahun 1967 dengan alasan untuk mengamankan negara dari

ancaman komunisme. Sementara itu kondisi fisik Soekarno sendiri semakin melemah. Setelah

Soeharto berkuasa, ratusan ribu warga Indonesia yang dicurigai terlibat pihak komunis dibunuh,

sementara masih banyak lagi warga Indonesia yang sedang berada di luar negeri, tidak berani kembali

ke tanah air, dan akhirnya dicabut kewarganegaraannya. Tiga puluh dua tahun masa kekuasaan

Soeharto dinamakan Orde Baru, sementara masa pemerintahan Soekarno disebut Orde Lama.

Soeharto menerapkan ekonomi neoliberal dan berhasil mendatangkan investasi luar negeri yang besar

untuk masuk ke Indonesia dan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar, meski tidak merata.

Pada awal rezim Orde Baru kebijakan ekomomi Indonesia disusun oleh sekelompok ekonom lulusan

Departemen Ekonomi Universitas California, Berkeley, yang dipanggil "Mafia Berkeley".[26] Namun,

Soeharto menambah kekayaannya dan keluarganya melalui praktik korupsi, kolusi,

dan nepotisme yang meluas dan dia akhirnya dipaksa turun dari jabatannya setelah

aksi demonstrasi besar-besaran dan kondisi ekonomi negara yang memburuk pada tahun 1998.

Dari 1998 hingga 2001, Indonesia mempunyai tiga presiden: Bacharuddin Jusuf (BJ)

Habibie, Abdurrahman Wahid dan Megawati Sukarnoputri. Pada tahun 2004 pemilu satu hari terbesar

di dunia[27] diadakan dan dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono.

Indonesia kini sedang mengalami masalah-masalah ekonomi, politik dan pertikaian bernuansa agama

di dalam negeri, dan beberapa daerah berusaha untuk mendapatkan kemerdekaan,

terutama Papua. Timor Timur akhirnya resmi memisahkan diri pada tahun 1999 setelah 24 tahun

bersatu dengan Indonesia dan 3 tahun di bawah administrasi PBBmenjadi negara Timor Leste.

Pada Desember 2004 dan Maret 2005, Aceh dan Nias dilanda dua gempa bumi besar yang totalnya

menewaskan ratusan ribu jiwa. (Lihat Gempa bumi Samudra Hindia 2004 danGempa bumi Sumatra

Maret 2005.) Kejadian ini disusul oleh gempa bumi di Yogyakarta dan tsunami yang

4

Page 9: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

menghantam Pantai Pangandaran dan sekitarnya, serta banjir lumpur diSidoarjo pada 2006 yang tidak

kunjung terpecahkan.

POLITIK DAN PEMERINTAH

Indonesia menjalankan pemerintahan republik presidensial multipartai yangdemokratis.

Seperti juga di negara-negara demokrasi lainnya, sistem politik di Indonesia didasarkan pada Trias

Politika yaitu kekuasaan legislatif, eksekutif danyudikatif. Kekuasaan legislatif dipegang oleh sebuah

lembaga bernama Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

MPR pernah menjadi lembaga tertinggi negara unikameral, namun setelahamandemen ke-4 MPR

bukanlah lembaga tertinggi lagi, dan komposisi keanggotaannya juga berubah. MPR setelah

amandemen UUD 1945, yaitu sejak 2004 menjelma menjadi lembaga bikameral yang terdiri dari 560

anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang merupakan wakil rakyat melalui Partai Politik,

ditambah dengan 132 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang merupakan wakil provinsi dari

jalur independen. Anggota DPR dan DPD dipilih melaluipemilu dan dilantik untuk masa jabatan lima

tahun. Sebelumnya, anggota MPR adalah seluruh anggota DPR ditambah utusan

golongan dan TNI/Polri. MPR saat ini diketuai oleh Taufiq Kiemas. DPR saat ini diketuai

oleh Marzuki Alie, sedangkan DPD saat ini diketuai oleh Irman Gusman.

Lembaga eksekutif berpusat pada presiden, wakil presiden, dan kabinet. Kabinet di Indonesia

adalah Kabinet Presidensial sehingga para menteri bertanggung jawab kepada presiden dan tidak

mewakili partai politik yang ada di parlemen. Meskipun demikian, Presiden saat ini yakni  Susilo

Bambang Yudhoyono yang diusung oleh Partai Demokrat juga menunjuk sejumlah pemimpin Partai

Politik untuk duduk di kabinetnya. Tujuannya untuk menjaga stabilitas pemerintahan mengingat

kuatnya posisi lembaga legislatif di Indonesia. Namun pos-pos penting dan strategis umumnya diisi

oleh menteri tanpa portofolio partai (berasal dari seseorang yang dianggap ahli dalam bidangnya).

Lembaga Yudikatif sejak masa reformasi dan adanya amandemen UUD 1945 dijalankan

oleh Mahkamah Agung, Komisi Yudisial, dan Mahkamah Konstitusi, termasuk pengaturan

administrasi para hakim. Meskipun demikian keberadaan Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia tetap dipertahankan.

PEMBAGIAN ADMINISTRATIF

Indonesia saat ini terdiri dari 34 provinsi, lima di antaranya memiliki status yang berbeda. Provinsi

dibagi menjadi 403 kabupaten dan 98 kota yang dibagi lagi menjadi kecamatandan lagi

menjadi kelurahan, desa, gampong, kampung, nagari, pekon, atau istilah lain yang diakomodasi oleh

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah. Tiap

provinsi memiliki DPRD Provinsi dan gubernur; sementara kabupaten memiliki DPRD

5

Page 10: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Kabupaten dan bupati; kemudian kota memiliki DPRD Kota danwali kota; semuanya dipilih langsung

oleh rakyat melalui Pemilu dan Pilkada. Bagaimanapun di Jakarta tidak terdapat DPR Kabupaten atau

Kota, karena Kabupaten Administrasi dan Kota Administrasi di Jakarta bukanlah daerah otonom.

Provinsi Aceh, Daerah Istimewa Yogyakarta, Papua Barat, dan Papua memiliki hak istimewa

legislatur yang lebih besar dan tingkat otonomi yang lebih tinggi dibandingkan provinsi lainnya.

Contohnya, Aceh berhak membentuk sistem legal sendiri; pada tahun 2003, Aceh mulai menetapkan

hukum Syariah. Yogyakarta mendapatkan status Daerah Istimewa sebagai pengakuan terhadap peran

penting Yogyakarta dalam mendukung Indonesia selama Revolusi. Provinsi Papua, sebelumnya

disebut Irian Jaya, mendapat status otonomi khusus tahun 2001. DKI Jakarta, adalah daerah khusus

ibukota negara. Timor Portugis digabungkan ke dalam wilayah Indonesia dan menjadi provinsi Timor

Timur pada 1979–1999, yang kemudian memisahkan diri melalui referendum menjadi Negara Timor

Leste.

Provinsi di Indonesia dan ibukotanya

Sumatera

Aceh  - Banda Aceh

Sumatera Utara  - Medan

Sumatera Barat  - Padang

Riau  - Pekanbaru

Kepulauan Riau  - Tanjungpinang

Jambi  - Jambi

Sumatera Selatan  - Palembang

Kepulauan Bangka Belitung  - Pangkal Pinang

Bengkulu  - Bengkulu

Lampung  - Bandar Lampung

Jawa

Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Banten  - Serang

Kalimantan

Kalimantan Barat  - Pontianak

Kalimantan Tengah  - Palangka Raya

Kalimantan Selatan  - Banjarmasin

Kalimantan Timur  - Samarinda

Kalimantan Utara  - Tanjung Selor

Sulawesi

Sulawesi Utara  - Manado

Gorontalo  - Gorontalo

Sulawesi Tengah  - Palu

Sulawesi Barat  - Mamuju

Sulawesi Selatan  - Makassar

Sulawesi Tenggara  - Kendari

Kepulauan Maluku

6

Page 11: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Jawa Barat  - Bandung

Jawa Tengah  - Semarang

Daerah Istimewa Yogyakarta  - Yogyakarta

Jawa Timur  - Surabaya

Kepulauan Nusa Tenggara

Bali  - Denpasar

Nusa Tenggara Barat  - Mataram

Nusa Tenggara Timur  - Kupang

Maluku  - Ambon

Maluku Utara  - Sofifi

Papua

Papua Barat  - Manokwari

Papua  - Jayapura

GEOGRAFIS

Indonesia adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki 13.487 pulau besar dan

kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni, yang menyebar disekitar khatulistiwa, yang

memberikan cuaca tropis. Posisi Indonesia terletak pada koordinat 6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BT -

141°45'BT serta terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia/Oseania.

Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.

Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km². Pulau terpadat

penduduknya adalah pulau Jawa, dimana setengah populasi Indonesia bermukim. Indonesia terdiri

dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa dengan luas 132.107 km², Sumatera dengan luas 473.606

km², Kalimantan dengan luas 539.460 km², Sulawesidengan luas 189.216 km², dan Papua dengan luas

421.981 km². Batas wilayah Indonesia diukur dari kepulauan dengan menggunakan territorial laut:

12 mil laut serta zona ekonomi eksklusif: 200 mil laut, searah penjuru mata angin, yaitu:

UtaraNegara Malaysia dengan perbatasan sepanjang 1.782 km, Singapura, Filipina, dan Laut Cina

Selatan

Selatan Negara Australia, Timor Leste, dan Samudra Indonesia

Barat Samudra Indonesia

7

Page 13: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

SUMBER ALAM

Sumber daya alam Indonesia berupa minyak bumi, timah, gas alam, nikel, kayu, bauksit, tanah

subur, batu bara, emas, dan perak dengan pembagian lahan terdiri dari tanah pertanian sebesar

10%, perkebunan sebesar 7%, padang rumput sebesar 7%, hutan dan daerah berhutan sebesar 62%,

dan lainnya sebesar 14% dengan lahan irigasi seluas 45.970 km[

PENDIDIKAN

Sesuai dengan konstitusi yang berlaku, yaitu berdasarkan UUD 1945 pasal 31 ayat 4

dan Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, bahwa pemerintah

Indonesia baik pusat maupun daerah mesti mengalokasikan anggaran untuk pendidikan sebesar 20%

dari APBN dan APBD diluar gaji pendidik dan biaya kedinasan. Namun pada tahun 2007 alokasi

yang disediakan tersebut baru sekitar 17.2 %, jauh lebih rendah dibandingkan dengan

negara Malaysia, Thailand dan Filipina yang telah mengalokasikan anggaran untuk pendidikan lebih

dari 28 %

EKONOMI

Sistem ekonomi Indonesia awalnya didukung dengan diluncurkannya Oeang Repoeblik

Indonesia (ORI) yang menjadi mata uang pertama Republik Indonesia, yang selanjutnya berganti

menjadiRupiah.

Pada masa pemerintahan Orde Lama, Indonesia tidak seutuhnya mengadaptasi sistem ekonomi

kapitalis, namun juga memadukannya dengan nasionalisme ekonomi. Pemerintah yang belum

berpengalaman, masih ikut campur tangan ke dalam beberapa kegiatan produksi yang berpengaruh

bagi masyarakat banyak. Hal tersebut, ditambah pula kemelut politik, mengakibatkan terjadinya

ketidakstabilan pada ekonomi negara.

Pemerintahaan Orde Baru segera menerapkan disiplin ekonomi yang bertujuan menekan inflasi,

menstabilkan mata uang, penjadualan ulang hutang luar negeri, dan berusaha menarik bantuan dan

investasi asing. Pada era tahun 1970-an harga minyak bumi yang meningkat menyebabkan

melonjaknya nilai ekspor, dan memicu tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata yang tinggi sebesar 7%

antara tahun 1968 sampai 1981. Reformasi ekonomi lebih lanjut menjelang akhir tahun 1980-an,

antara lain berupa deregulasi sektor keuangan dan pelemahan nilai rupiah yang terkendali, selanjutnya

mengalirkan investasi asing ke Indonesia khususnya pada industri-industri berorientasi ekspor pada

antara tahun 1989 sampai 1997  Ekonomi Indonesia mengalami kemunduran pada akhir tahun 1990-

an akibat krisis ekonomi yang melanda sebagian besar Asia pada saat itu, yang disertai pula

berakhirnya masa Orde Baru dengan pengunduran diri Presiden Soeharto tanggal 21 Mei 1998.

9

Page 14: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Saat ini ekonomi Indonesia telah cukup stabil. Pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2004 dan 2005

melebihi 5% dan diperkirakan akan terus berlanjut. Namun demikian, dampak pertumbuhan itu belum

cukup besar dalam memengaruhi tingkat pengangguran, yaitu sebesar 9,75%. Perkiraan tahun 2006,

sebanyak 17,8% masyarakat hidup di bawahgaris kemiskinan, dan terdapat 49,0% masyarakat yang

hidup dengan penghasilan kurang dari AS$ 2 per hari.

Indonesia mempunyai sumber daya alam yang besar di luar Jawa, termasuk minyak mentah, gas

alam, timah, tembaga, dan emas. Indonesia pengekspor gas alam terbesar kedua di dunia, meski akhir-

akhir ini ia telah mulai menjadi pengimpor bersih minyak mentah. Hasil pertanian yang utama

termasuk beras, teh, kopi, rempah-rempah, dan karet. Sektor jasa adalah penyumbang terbesar PDB,

yang mencapai 45,3% untuk PDB 2005. Sedangkan sektor industri menyumbang 40,7%, dan sektor

pertanian menyumbang 14,0%. Meskipun demikian, sektor pertanian mempekerjakan lebih banyak

orang daripada sektor-sektor lainnya, yaitu 44,3% dari 95 juta orang tenaga kerja. Sektor jasa

mempekerjakan 36,9%, dan sisanya sektor industri sebesar 18,8%.

Rekan perdagangan terbesar Indonesia adalah Jepang, Amerika Serikat, dan negara-negara jirannya

yaitu Malaysia, Singapura dan Australia.

Meski kaya akan sumber daya alam dan manusia, Indonesia masih menghadapi masalah besar dalam

bidang kemiskinan yang sebagian besar disebabkan oleh korupsi yang merajalela dalam

pemerintahan. Lembaga Transparency International menempatkan Indonesia sebagai peringkat ke-143

dari 180 negara dalam Indeks Persepsi Korupsi, yang dikeluarkannya pada tahun 2007.

DEMOGRAFI

Menurut sensus penduduk 2000, Indonesia memiliki populasi sekitar 206 juta, dan

diperkirakan pada tahun 2006 berpenduduk 222 juta. 130 juta (lebih dari 50%) tinggal di Pulau

Jawa yang merupakan pulau berpenduduk terbanyak sekaligus pulau dimana

ibukota Jakarta berada. Sebagian besar (95%) penduduk Indonesia adalah Bangsa Austronesia, dan

terdapat juga kelompok-kelompok suku Melanesia, Polinesia, dan Mikronesia terutama di Indonesia

bagian Timur. Banyak penduduk Indonesia yang menyatakan dirinya sebagai bagian dari kelompok

suku yang lebih spesifik, yang dibagi menurut bahasa dan asal daerah,

misalnyaJawa, Sunda, Madura, Batak, dan Minangkabau.

Selain itu juga ada penduduk pendatang yang jumlahnya minoritas di antaranya adalah

etnis Tionghoa, India, dan Arab. Mereka sudah lama datang ke Nusantara melalui perdagangan sejak

abad ke 8 M dan menetap menjadi bagian dari Nusantara. Di Indonesia terdapat sekitar 4 juta populasi

etnis Tionghoa. Angka ini berbeda-beda karena hanya pada tahun 1930 dan 2000 pemerintah

melakukan sensus dengan menggolong-golongkan masyarakat Indonesia ke dalam suku bangsa dan

keturunannya.

10

Page 15: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Islam adalah agama mayoritas yang dipeluk oleh sekitar 85,2% penduduk Indonesia, yang menjadikan

Indonesia negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia.[45] Sisanya

beragama Protestan (8,9%), Katolik (3%), Hindu (1,8%), Buddha (0,8%), dan lain-lain (0,3%). Selain

agama-agama tersebut, pemerintah Indonesia juga secara resmi mengakuiKonghucu.[59]

Kebanyakan penduduk Indonesia bertutur dalam bahasa daerah sebagai bahasa ibu, namun bahasa

resmi negara, yaitu bahasa Indonesia, diajarkan di seluruh sekolah-sekolah di negara ini dan dikuasai

oleh hampir seluruh penduduk Indonesia.

KEBUDAYAAN

Indonesia memiliki sekitar 300 kelompok etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya yang

berkembang selama berabad-abad, dipengaruhi oleh kebudayaan India, Arab, Cina, Eropa, dan

termasuk kebudayaan sendiri yaitu Melayu. Contohnya tarian Jawa danBali tradisional memiliki

aspek budaya dan mitologi Hindu, seperti wayang kulit yang menampilkan kisah-kisah tentang

kejadian mitologis Hindu Ramayana dan Baratayuda. Banyak juga seni tari yang berisikan nilai-

nilai Islam. Beberapa di antaranya dapat ditemukan di daerah Sumatera seperti tari Ratéb

Meuseukat dan tari Seudati dari Aceh.

Seni pantun, gurindam, dan sebagainya dari pelbagai daerah seperti pantun Melayu, dan pantun-

pantun lainnya acapkali dipergunakan dalam acara-acara tertentu yaitu perhelatan, pentas seni, dan

lain-lain.

11

Page 16: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

SENI MUSIK

Seni musik di Indonesia, baik tradisional maupun modern sangat banyak terbentang

dari Sabang hingga Merauke. Setiap provinsi di Indonesia memiliki musik tradisional dengan ciri

khasnya tersendiri. Musik tradisional termasuk juga keroncong yang berasal dari

keturunan Portugis di daerah Tugu, Jakarta, yang dikenal oleh semua rakyat Indonesia bahkan hingga

ke mancanegara. Ada juga musik yang merakyat di Indonesia yang dikenal dengan

nama dangdut yaitu musik beraliran Melayu modern yang dipengaruhi oleh musik India sehingga

musik dangdut ini sangat berbeda dengan musik tradisional Melayu yang sebenarnya, seperti musik

Melayu Deli, Melayu Riau, dan sebagainya.

Alat musik tradisional yang merupakan alat musik khas Indonesia memiliki banyak ragam dari

pelbagai daerah di Indonesia, namun banyak pula dari alat musik tradisional Indonesia 'dicuri' oleh

negara lain untuk kepentingan penambahan budaya dan seni musiknya sendiri dengan mematenkan

hak cipta seni budaya dari Indonesia. Alat musik tradisional Indonesia antara lain meliputi:

Angklung

Bende

Calung

Dermenan

Gamelan

Gandang Tabuik

Gendang Bali

Gondang Batak

Gong Kemada

Gong Lambus

Jidor

Kecapi Suling

Kulcapi Batak

Kendang Jawa

Kenong

Kulintang

Rebab

Rebana

Saluang

Saron

Sasando

Serunai

Seurune Kale

Suling Lembang

Sulim Batak

Suling Sunda

Talempong

Tanggetong

Tifa, dan

sebagainya

12

Page 17: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB II

KONSEP KEBUDAYAAN

Kebudayaan adalah hasil karya manusia dalam usahanya mempertahankan hidup,

mengembangkan keturunan dan meningkatkan taraf kesejahteraan dengan segala keterbatasan

kelengkapan jasmaninya serta sumber- sumber alam yang ada disekitarnya. Kebudayaan boleh

dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi dalam

proses penyesuaian diri mereka dengan lingkungan. Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan

manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi

lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi kerangka landasan bagi mewujudkan dan mendorong

terwujudnya kelakuan. Dalam definisi ini, kebudayaan dilhat sebagai "mekanisme kontrol" bagi

kelakuan dan tindakan-tindakan manusia (Geertz, 1973a), atau sebagai "pola-pola bagi kelakuan

manusia" (Keesing & Keesing, 1971). Dengan demikian kebudayaan merupakan serangkaian aturan-

aturan, petunjuk-petunjuk, resep-resep, rencana-rencana, dan strategi-strategi, yang terdiri atas

serangkaian model-model kognitif yang digunakan secara kolektif oleh manusia yang memilikinya

sesuai dengan lingkungan yang dihadapinya (Spradley, 1972).

Kebudayaan merupakan pengetahuan manusia yang diyakini akan kebenarannya oleh yang

bersangkutan dan yang diselimuti serta menyelimuti perasaan-perasaan dan emosi-emosi manusia

serta menjadi sumber bagi sistem penilaian sesuatu yang baik dan yang buruk, sesuatu yang berharga

atau tidak, sesuatu yang bersih atau kotor, dan sebagainya. Hal ini bisa terjadi karena kebudayaan itu

diselimuti oleh nilai-nilai moral, yang sumber dari nilai-nilai moral tersebut adalah pada pandangan

hidup dan pada etos atau sistem etika yang dipunyai oleh setiap manusia (Geertz, 1973b).

Kebudayaan yang telah menjadi sistem pengetahuannya, secara terus menerus dan setiap saat

bila ada rangsangan, digunakan untuk dapat memahami dan menginterpretasi berbagai gejala,

peristiwa, dan benda-benda yang ada dalam lingkungannya sehingga kebudayaan yang dipunyainya

itu juga dipunyai oleh para warga masyarakat di mana dia hidup. Karena, dalam kehidupan sosialnya

dan dalam kehidupan sosial warga masyarakat tersebut, selalu mewujudkan berbagai kelakuan dan

hasil kelakuan yang harus saling mereka pahami agar keteraturan sosial dan kelangsungan hidup

mereka sebagai makhluk sosial dapat tetap mereka pertahankan.

Pemahaman ini dimungkinkan oleh adanya kesanggupan manusia untuk membaca dan memahami

serta menginterpretasi secara tepat berbagai gejala dan peristiwa yang ada dalam lingkungan

kehidupan mereka. Kesanggupan ini dimungkinkan oleh adanya kebudayaan yang berisikan model-

model kognitif yang mempunyai peranan sebagai kerangka pegangan untuk pemahaman. Dan dengan

13

Page 18: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

kebudayaan ini, manusia mempunyai kesanggupan untuk mewujudkan kelakuan tertentu sesuai

dengan rangsangan-rangsangan yang ada atau yang sedang dihadapinya.

Sebagai sebuah resep, kebudayaan menghasilkan kelakuan dan benda-benda kebudayaan tertentu,

sebagaimana yang diperlukan sesuai dengan motivasi yang dipunyai ataupun rangsangan yang

dihadapi. Resep-resep yang ada dalam setiap kebudayaan terdiri atas serangkaian petunjuk-petunjuk

untuk mengatur, menyeleksi, dan merangkaikan simbol-simbol yang diperlukan, sehingga simbol-

simbol yang telah terseleksi itu secara bersama-sama dan diatur sedemikian rupa diwujudkan dalam

bentuk kelakuan atau benda-benda kebudayaan sebageimana diinginkan oleh pelakunya. Di samping

itu, dalam setiap kebudayaan juga terdapat resep-resep yang antara lain berisikan pengetahuan untuk

mengidentifikasi tujuan-tujuan dan cara-cara untuk mencapai sesuatu dengan sebaik-baiknya,

berbagai ukuran untuk menilai berbagai tujuan hidup dan menentukan mana yang terlebih penting,

berbagai cara untuk mengidentifikasi adanya bahaya-bahaya yang mengancam dan asalnya, serta

bagaimana mengatasinya (Spradley, 1972).

 

Dalam pengalaman dan proses belajar manusia, sesungguhnya dia memperoleh serangkaian

pengetahuan mengenai simbol-simbol. Simbol adalah segala sesuatu (benda, peristiwa, kelakuan atau

tindakan manusia, ucapan) yang telah ditempeli sesuatu arti tertentu menurut kebudayaan yang

bersangkutan. Simbol adalah komponen utama perwujudan kebudayaan karena setiap hal yang dilihat

dan dialami oleh manusia itu sebenarnya diolah menjadi serangkaian simbol-simbol yang dimengerti

oleh manusia. Sehingga Geertz (1966) menyatakan bahwa kebudayaan sebenarnya adalah suatu

sistem pengetahuan yang mengorganisasi simbol-simbol. Dengan adanya simbol-simbol ini

kebudayaan dapat dikembangkan karena sesuatu peristiwa atau benda dapat dipahami oleh sesama

warga masyarakat hanya dengan menggunakan satu istilah saja.

 

Dalam setiap kebudayaan, simbol-simbol yang ada itu cenderung untuk dibuat atau

dimengerti oleh para warganya berdasarkan atas konsep-konsep yang mempunyai arti yang tetap

dalam suatu jangka waktu tertentu. Dalam menggunakan simbol-simbol, seseorang biasanya selalu

melakukannya berdasarkan aturan-aturan untuk membentuk, mengkombinasikan bermacam-macam

simbol, dan menginterpretasikan simbol-simbol yang dihadapi atau yang merangsangnya. Kalau

serangkaian simbol-simbol itu dilihat sebagai bahasa, maka pengetahuan ini adalah tata bahasanya.

Dalam antropologi budaya, pengetahuan ini dinamakan kode kebudayaan

14

Page 19: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

UNSUR-UNSUR

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan,

antara lain sebagai berikut:

1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:

alat-alat teknologi

sistem ekonomi

keluarga

kekuasaan politik

2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:

sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat

untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya

organisasi ekonomi

alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah

lembaga pendidikan utama)

organisasi kekuatan (politik)

HUBUNGAN ANTARA UNSURE-UNSUR KEBUDAYAAN

Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:

Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi) 

Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala

peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan

masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil

kesenian.

Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling

sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur

kebudayaan fisik), yaitu:

alat-alat produktif

senjata

15

Page 20: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

wadah

alat-alat menyalakan api

makanan

pakaian

tempat berlindung dan perumahan

alat-alat transportasi

Sistem mata pencaharian 

Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata

pencaharian tradisional saja, di antaranya:

Berburu  dan meramu

Beternak

Bercocok tanam di ladang

Menangkap ikan

SISTEM KEPERCAYAAN

Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dan

mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya

penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu

bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat,

manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta.

Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama (bahasa

Inggris: Religion, yang berasar daribahasa Latin religare, yang berarti "menambatkan"), adalah

sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia.Dictionary of Philosophy and

Religion (Kamus Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:

... sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah,

dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus

diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.

16

Page 21: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen atau "5 rukun

Islam" dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti

misalnya dalam sistem teokrasi. Agama juga memengaruhi kesenian.

SISTEM ILMU DAN PENGETAHUAN

Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda,

sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka

memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau

percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and error).

Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi:

pengetahuan tentang alam

pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya

pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia

pengetahuan tentang ruang dan waktu

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya

dalam suatu masyarakat.

Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap

masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin

mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan

penyebab dari perubahan.

Ada tiga faktor yang dapat memengaruhi perubahan sosial:

1. tekanan kerja dalam masyarakat

2. keefektifan komunikasi

3. perubahan lingkungan alam.

Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan

baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman es berujung pada

ditemukannya sistem pertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam

kebudayaan.

PENETRASI KEBUDAYAAN

17

Page 22: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan

ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:

Penetrasi damai (penetration pasifique)

Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh

kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak

mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua

kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat. Penyebaran

kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis.

Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa

menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang

merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah

bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah

bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang

sangat berbeda dengan kebudayaan asli.

Penetrasi kekerasan (penetration violante)

Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya

kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga

menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat

Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun

lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan

Indonesia.

CARA PANDANG TERHADAP KEBUDAYAAN

Kebudayaan sebagai peradaban 

Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di Eropa pada

abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini merefleksikan adanya

ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya.

Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari "alam". Menurut cara

pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan

pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.

Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang "elit" seperti

misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik, sementara

kata berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil

bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas.

18

Page 23: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang "berkelas",

elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan

ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan".

Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan lain yang

eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di

seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan

mereka yang "berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak berkebudayaan"; bukan sebagai

orang "dari kebudayaan yang lain." Orang yang "tidak berkebudayaan" dikatakan lebih "alam," dan

para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture)

untuk menekan pemikiran "manusia alami" (human nature)

Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara berkebudayaan dan

tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu -berkebudayaan dan tidak berkebudayaan- dapat

menekan interpretasi perbaikan dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang merusak dan

"tidak alami" yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar manusia.

Dalam hal ini, musik tradisional (yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja) dianggap

mengekspresikan "jalan hidup yang alami" (natural way of life), dan musik klasik sebagai suatu

kemunduran dan kemerosotan.

Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara kebudayaan dengan alam

dan konsep monadik yang pernah berlaku. Mereka menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya

dianggap "tidak elit" dan "kebudayaan elit" adalah sama - masing-masing masyarakat memiliki

kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan.

Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan sebagai kultur populer (popular culture) atau pop

kultur, yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak orang.

Kebudayaan sebagai "sudut pandang umum" 

Selama Era Romantis, para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap

gerakan nasionalisme - seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukanJerman, dan

perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria - mengembangkan

sebuah gagasan kebudayaan dalam "sudut pandang umum".

Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan

masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih

mengakui adanya pemisahan antara "berkebudayaan" dengan "tidak berkebudayaan" atau kebudayaan

"primitif."

19

Page 24: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan dengan definisi yang

lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan

berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.

Pada tahun 50-an, subkebudayaan - kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda dari kebudayaan

induknya - mulai dijadikan subyek penelitian oleh para ahli sosiologi. Pada abad ini pula, terjadi

popularisasi ide kebudayaan perusahaan - perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja organisasi atau

tempat bekerja.

Kebudayaan sebagai mekanisme stabilisasi 

Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah produk dari

stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran bersama dalam

suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme.

BAB III

KETHANAN NASIONAL

A. LATAR BELAKANG

Sejak proklamasi 17 Agustus 1945, kehidupan bangsa Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman

baik dari dalam maupun dari luar negeri yang dapat membahayakan eksistensi Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI), seperti :

Agresi Militer Belanda.

Gerakan Separatis : PKI, DI/TII dan lain-lain.

Ditinjau dari geopolitik dan geostrategis dengan posisi geografis, potensi Sumber Daya Alam serta

jumlah dan kemampuan penduduk, telah menempatkan bangsa Indonesia menjadi ajang persaingan

dan perebutan negara-negara besar, sehingga menimbulkan dampak negatif yang dapat

membahayakan kelangsungan dan eksistensi negara Indonesia.

Meskipun dihadapkan terhadap tantangan tersebut, NKRI tetap tegak berdiri sebagai suatu bangsa

yang merdeka, bersatu dan berdaulat, hal itu menunjukan bangsa Indonesia mempunyai keuletan dan

kemampuan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, sehingga dapat

menghadapi Ancaman, Gangguan , Hambatan dan Tantangan (AGHT).

Negara Indonesia adalah negara hukum bukan berdasarkan kekuasaan belaka, dan kesemuannya

ditunjukan untuk menjaga ketertiban seluruh masyarakat Indonesia.

20

Page 25: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Negara Indonesia adalah negara yang mempunyai UUD 1945 sebagai konsutitusinya, dimana system

pemerintahan negara tertuang di dalamnya.

Sehingga kondisi kehidupan nasional merupakan pencerminan ketahanan Nasional yang didasari

oleh :

Pancasila sebagai landasan idiil.

UUD 1945 sebagai landasan konstitusionil.

Wawasan Nusantara sebagai landasan visional.

B. POKOK POKOK PIKIRAN 

Manusia Berbudaya.

Sebagai salah satu makhluk Tuhan, dikatakan manusia merupakan makhluk yang paling sempurna,

karena, mempunyai naluri, kemampuan berfikir, mempunyai akal dan keterampilan, senantiasa

berjuang mempertahankan eksistensi, pertumbuhan dan kelangsungan hidup baik materil dan spirituil.

Oleh karena itu manusia berbudaya akan selalu mengadakan hubungan-hubungan dengan :

Tuhan = Dinamakan Agama.

Cita-cita = Dinamakan Idiologi.

Kekuasaan/kekuatan = Dinamakan Politik.

Pemenuhan Kebutuhan = Dinamakan Ekonomi.

Manusia = Dinamakan Sosial.

Rasa Keindahan = Dinamakan Seni/Budaya.

Pemanfaatan Alam = Dinamakan IPTEK.

Rasa Alam = Dinamakan Pertahanan dan Keamanan.

Tujuan Nasional, Falsafah Bangsa Dan Idiologi Negara.

21

Page 26: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Tujuan Nasional menjadi pokok pikiran Ketahanan Nasional karena :

Suatu organisasi apapun bentuknya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan akan selalu

berhadapan dengan masalah-masalah internal maupun eksternal, demikian pula negara.

Falsafah Bangsa dan Idiologi Negara menjadi pokok pikiran Ketahanan Nasional karena :

Seperti dalam tujuan nasional pasti akan ada masalah yang dihadapi demikian pula pada falsafa

bangsa dan idiologi negara, dapat dibaca dalam Pembukaan UUD 1945 sbb :

a. Alinea pertama menyebutkan: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu hak segala bangsa dan oleh

sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan

perikemanusiaan dan perikeadilan.” Maknanya: Kemerdekaan adalah hak asasi manusia.

b. Alinea kedua menyebutkan: “… dan perjuangan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada

saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang

kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.” Maknanya: adanya masa

depan yang harus diraih (cita-cita).

c. Alinea ketiga menyebutkan: “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong

oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia menyatakan

dengan ini Kemerdekaannya.” Maknanya: bila Negara ingin mencapai cita-cita maka kehidupan

berbangsa dan bernegara harus mendapat ridlo Allah yang merupakan dorongan spiritual.

d. Alinea keempat menyebutkan: “Kemerdekaan dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan

Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan social, maka

disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam susunan Negara Republik Indonesia yang

berkedaulatan rakyat dan berdasarkan: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan

beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh bagi seluruh

rakyat Indonesia.” Alinea ini mempertegas cita-cita yang harus dicapai oleh bangsa Indonesia melalui

wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

C. PENGERTIAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA.

Ketahanan Nasional Indonesia Adalah :

Kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi

berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional

dalam menghadapi dan megatasi Ancaman, Gangguan, Hambatan, Tantangan (AGHT) baik yang

22

Page 27: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

datang dari dalam maupun dari luar negeri untuk menjamin identitas, integritas dan kelangsungan

hidup bangsa dan negara dalam mencapi tujuan nasionalnya.

Dalam Pengertian Tersebut

Ketahanan nasional adalah konsisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan, dengan pembinaan

sejak dini, sinergik dan kontinue, secara pribadi, keluarga, daerah dan nasional.

Dengan Bermodalkan 

Keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional,

berdasarkan pemikiran geostrategis berupa : konsepsi yang dirancang dan dirumuskan dengan

memperhatikan kondisi dan konstelasi geografis Indonesia.

Konsepsi tersebut dinamakan

Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia

D. PENGERTIAN KONSEPSI KETAHANAN NASIONAL INDONESIA

Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia Adalah :

Konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan peyelenggaraan kesejahteraan dan

keamanan yang seimbang, seeasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan

menyeluruh dan terpadu berdasarkan pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara.

Dengan Kata Lain:

Konsepsi Ketahanan Nasional Merupakan :

Pedoman (sarana) unuk meningkatkan (metode) keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung

kemampuan mengembangkan kekuatang nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.

Kesejahteraab Digambarkan Sebagai:

Kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai

Nasionalnya demi kemakmuran yang adil dan merata, rohaniah dan jasmaniah.

Keamanan Digambarkan Sebagai:

Kemampuan bangsa dalam melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman

baik dari dalam maupun dari luar bnegeri.

23

Page 28: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

E. HAKIKAT KETAHANAN NASIONAL & KONSEPSI KETAHANAN  NASIONAL

INDONESIA 

Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia Adalah:

Keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan

nasional, untuk dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan

nasionalnya.

Hakikat Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia Adalah:

Pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraabb dan keamanan secara seimbang, serasim selaras

dalam seluruh aspek kehidupan nasional.

24

Page 29: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

F. ASAS-ASAS KETAHANAN NASIONAL INDONESIA

1. Asas Kesejahteraan Dan Keamanan.

Kesejahteraan dan keamanan merupakan kebutuhan yang mendasarkan dan esensial bagi manusia,

sehingga ini merupan asas dalam system Ketahanan Nasional Indonesia sebab tanpa kesejahteraan

dan keamanan kehidupan nasional tidak dapat berlangsung (merupakan nilai intrinsik).

Realisasinya, baik kesejahteraan maupun keamanan harus selalu ada. berdampingan dalam kondisi

apapun.

Dalan kehidupan nasional tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional yang dicapai merupakan tolak

ukur Ketahanan Nasional.

2. Asas Komprehensif Atau Menyeluruh Terpadu.

Perwujudannya dalam persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras dari seluruh aspek

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian Ketahanan Nasional mencakup

ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh menyeluruh terpadu (Konprehensif Integral).

3. Asas Mawas Ke Dalam Dan Ke Luar.

Ke Dalam Mawas.

Tujuan : Menumbuhkan hakikat, sifat dan kondisi kehidupan nasional itu sendiri, berdasarkan nilai-

nilai kemandirian yang proporsional untuk meningkatkan derajad kemandirian bangsa yang ulet dan

tangguh (Bukan berati Ketahanan Nasional mengandung sikap isolasi atau nasionalisme yang sempit).

Mawas Ke Luar.

Tujuan : Dapat mengantipasi dan ikut berperan serta menghadapi dan mengatasi dampak lingkungan

strategis luar negeri serta menerima kenyataan adanya saling interaksi dan ketergantungan dengan

dunia internasional.

Untuk dapan menjamin kepentingan nasional harus mampu mengembangkan kekuatan nasional agar

dapat memberikan dampak keluar dalam bentuk : Daya Tangkal dan Daya Tawar.

Namun interaksi dengan pihaklain dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan tetap

diutamakan.

25

Page 30: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

F. SIFAT-SIFAT KETAHANAN NASIONAL INDONESIA

Mandiri, Percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang

mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integrasi dan kepribadian

bangsa.

Dinamis, Ketahanan Nasional tidaklah tetap melainkan dapat meningkatkan maupun menurun

tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara serta konsi lingkungan strategisnya.

Wibawa, Keberhasilan pembinaan Ketahanan Nasional Indonesia secara berlanjut dan

berkesinambungan akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa yang dapat menjadi faktor

yang diperhatikan pihak lain.

Makin tinggi tingkat Ketahanan Nasional Indonesia makin tinggi pula nilai kewibawaan nasional

yang berarti makin tinggi tingkat daya tangkal yang dimiliki bangsa dan negar Indonesia.

Konsultasi Dan Kerjasama, Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap

konfrontatif dan antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih

pada sikap konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan

norma dan kepribadian bangsa.

·         Mandiri

Percaya kepada kemampuan dan kekuatan diri sendiri, keuletan dan ketangguhan yang mengandung

prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas dan kepribadian bangsa.

Kemandirian merupakan syarat untuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dalam

perkembangan global.

·         Dinamis

Ketahanan nasional dapat meningkat atau menurun tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan

negara serta lingkungan strateginya. Hal ini sesuai dengan hakekat dan pengertian bahwa yang ada di

dunia ini selalu berubah dan perubahan itu sendiri senantiasa berubah pula. Upaya peningkatan

ketahanan nasional harus senantiasa diorientasikan kemasa depan dan dinamikanya diarahkan untuk

pencapaian kondisi kehidupan nasional yang baik.

·         Wibawa

26

Page 31: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Keberhasilan pembinaan nasional secara berlanjut dan berkesinambungan akan meningkatkan

kemampuan dan kekuatan bangsa. Makin tinggi tingkat ketahanan nasional Indonesia berarti makin

tinggi daya tangkap yAng dimiliki bangsa dan Negara Indonesia.

·         Konsultasi dan kerjasama

Konsultasi dan kerjasama berarti tidak mengutamakan sifat konfrontatif dan antagonis, tidak

mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih bersikap konsultatif dan kerjasama

serta saling menghargai dan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.

pengaruh aspek ketahanan nasional terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara

Berdasarkan rumusan pengertian ketahanan nasional dan kondisi kehidupan nasional Indonesia

sesungguhnya ketahanan nasional merupakan gambaran dari kondisi sistem (tata) kehidupan nasional

dalam berbagai aspek pada saat tertentu. Tiap aspek didalam tata kehidupan nasional relatif berubah

menurut waktu, ruang dan lingkungan terutama pada aspek-aspek dinamis sehingga interaksinya

menciptakan kondisi umum yang amat sulit dipantau, karena sangat kompleks. Dalam rangka

pemahaman dan pembinaan tata kehidupan nasional itu diperlukan penyederhanaan tertentu dari

berbagai aspek kehidupan nasional dalam bentuk model yang merupakan hasil pemetaan dari keadaan

nyata, melalui suatu kesepakatan dari hasil analisa mendalam yang dilandasi teori hubungan antara

manusia dengan Tuhan, dengan manusia/masyarakat dan dengan lingkungan.

Berdasarkan pemahaman tentang hubungan tersebut diperoleh gambaran bahwa konsepsi ketahanan

nasional akan menyangkut hubungan antar aspek yang mendukung kehidupan yaitu :

1. aspek yang berkaitan dengan alamiah bersifat statis meliputi aspek geografi, kependudukan,

dan sumber daya alam

2.  aspek yang berkaitan dengan sosial bersifat dinamis meliputi aspek ideologi,

politik,ekonomi, sosial budaya dan hankam.

1. Pengaruh Aspek Ideologi

Ideologi adalah suatu sistem nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang memberikan motivasi.

Dalam ideologi juga terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu

bangsa. Keampuhan suatu ideologi tergantung kepada rangkaian nilai yang dikandungnya yang dapat

memenuhi serta menjamin segala aspirasi hidup dan kehidupan manusia baik sebagai perseorangan

maupun sebagai anggota masyarakat. Secara teori suatu ideologi bersumber dari suatu aliran

pikiran/falsafah dan merupakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri.

Ideologi besar yang ada di dunia adalah :

a. Liberalisme

27

Page 32: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Aliran pikiran perseorangan atau individualistik. Aliran pikiran ini mengajarkan bahwa negara adalah

masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak semua orang (individu) dalam

masyarakat itu (kontrak sosial). Menurut aliran ini, kepentingan harkat dan martabat manusia

(individu) dijunjung tinggi sehingga masyarakat tiada lebih dari jumlah para anggotanya saja tanpa

ikatan nilai tersendiri. Hak dan kebebasan orang seorang dibatasi hanya oleh hak yang sama yang

dimiliki orang lain bukan oleh kepentingan mastarakat seluruhnya. Liberalisme bertitik tolak dari hak

asasi yang melekat pada manusia sejak lahir dan tdak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk

penguasa, terkecuali atas persetujuan yang bersangkutan. Faham ini mempunyai nilai-nilai dasar

(intrinsik) yaitu kebebasan dan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak

yaitu kebebasan mengejar kebahagiaan hidup ditengah-tangah kekayaan materiil yang melimpah dan

dicapai dengan bebas. Faham ini juga selalu mengaitkan aliran pikirannya dengan hak asasi manusia

yang menarik minat/daya tarik yang kuat untuk kalangan masyarakat tertentu. Aliran ini diajarkan

oleh Thomas Hobbes, John Locke, Jean Jaques Rousseau, Herbert Spencer dan Harold J.Laski.

b. Komunisme

Aliran pikiran teori golongan (class theory) yang diajarkan oleh Karl Marx, Engels, Lenin. Bermula

merupakan kritikan Marx terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat pada awal revolusi industri.

Aliran ini beranggapan bahwa negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain.

Kelas atau golongan ekonomi kuat menidas ekonomi lemah. Golongan borjuis menindas golongan

proletar (kaum buruh). Oleh karena itu, Marx menganjurkan agar kaum buruh mengadakan revolusi

politik untuk merebut kekuasaan negara dari kaum golongan kaya kapitalis dan borjuis agar kaum

buruh dapat ganti berkuasa dan mengatur negara. Aliran ini erat hubungannya dengan aliran material

dialiktis atau materialistik. Aliran ini juga menonjolkan adanya kelas/penggolongan, pertentangan

amtar golongan, konflik dan jalan kekerasan/revolusi dan perebutan kekuasaan negara.

Pikiran-pikiran Karl Marx tentang sosial, ekonomi, politik yang kemudian disistematisasikan oleh

Frederick Engels ditambah dengan pikiran Lenin terutama dalam pengorganisasian, dan

operasionalisasinya menjadi landasan dari paham komunisme. Sesuai dengan aliran pikiran yang

melandasi komunisme maka dalam upaya merebut kekuasaan ataupun mempertahankan

kekuasaannya maka komunisme akan :

1. menciptakan situasi konflik untuk mengadu golongan-golongan tertentu serta menghalalkan

segala cara untuk mencapai tujuan

2. ajaran komunisme adalah atheis dan didasarkan pada kebendaan (materialistis) dan tidak

percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa, bahkan agama dinyatakan sebagai racun bagi

kehidupan masyarakat.

28

Page 33: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

3. Masyarakat komunis bercorak internasional. Masyarakat yang dicita-citakan komunis adalah

masyarakat komunis dunia yang tidak dibatasi oleh kesadaran nasional. Hal ini tercermin

dalam seruan Marx yang terkenal “kaum buruh di seluruh dunia bersatulah !”. Komunisme

menghendaki masyarakat tanpa nasionalisme.

4. Masyarakat komunis yang dicita-citakan adalah masyarakat tanpa kelas. Masyarakat tanpa

kelas dianggap masyarakat yang dapat memberikan suasana hidup yang aman dan tenteram,

tidak ada pertentangan, tidak adanya hak milik pribadi atas alat produksi dan hapusnya

pembagian kerja. Perombakan masyarakat hanya dapat dilaksanakan melalui jalan revolusi.

Setelah revolusi berhasil maka kaum proletar akan memegang tampuk pimpinan kekuasaan

negara dan menjalankan pemerintahan secara ditaktur mutlak (diktator proletariat).

c. Faham Agama

Ideologi bersumber pada falsafah agama yang termuat dalam kitab suci agama. Negara membina

kehidupan keagamaan umat dengan sifat spiritual religius. Dalam bentuk lain negara melaksanakan

hukum/ketentuan agama dalam kehidupan dunia, negara berdasarkan agama.

Ideologi Pancasila

Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali/dikristalisasikan dari nilai-nilai dasar budaya bangsa

Indonesia yang sudah sejak ratusan tahun lalu tumbuh berkembang dalam masyarakat di Indonesia.

Kelima sila Pancasila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga pemahaman dan

pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung didalamnya.

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung arti spiritual, memberikan kesempatan yang seluas-

luasnya kepada semua pemeluk agama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

untuk berkembang di Indonesia. Nilai ini berfungsi sebagai kekuatan mental spiritual dan landasan

etik dalam ketahanan nasional, dengan demikian atheisme tidak berhak hidup di bumi Indonesia

dalam kerukunan dan kedamaian hidup beragama.

Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, mengandung nilai sama derajat, sama kewajiban dan hak,

cinta-mencintai, hormat-menghormati, keberanian membela kebenaran dan keadilan, toleransi dan

nilai gotong royong.

Sila Persatuan Indonesia, mengandung arti bahwa pluralisme masyarakat Indonesia memiliki nilai

persatuan bangsa dan kesatuan wilayah yang merupakan faktor pengikat, dan menjamin keutuhan

nasional atas dasar Bhineka Tunggal Ika. Nilai ini menempatkan kepentingan dan keselamatan bangsa

29

Page 34: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan, sebaliknya kepentingan pribadi dan golongan

diserasikan dalam rangka kepentingan bangsa dan negara.

Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan,

mengandung nilai kedaulatan berada di tangan rakyat (demokrasi) yang dijelmakan oleh persatuan

nasional yang riil dan wajar. Nilai ini mengutamakan kepentingan negara dan bangsa dengan tetap

menghargai kepentingan pribadi dan golongan, musyawarah untuk mufakat dan menjunjung tunggi

harkat dan martabat serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengandung nilai sikap adil, menjaga

keseimbangan antara hak dan kewajiban, menghormati hak orang dan sikap gotong royong,dalam

suasana kekeluargaan, suka memberi pertolongan kepada orang, suka bekerja keras dan bersama-sama

mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Ketahanan Pada Aspek Ideologi

Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi bangsa Indonesia yang

berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan kekuatan nasional dalam menghadapi

dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan dari luar negeri maupun dari

dalam negeri, yang langsung maupun tidak langsung dalam rangka menjamin kelangsungan

kehidupan ideologi bangsa dan negara Republik Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan kondisi

mental bangsa yang berlandaskan pada keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi

bangsa dan negara serta pengamalannya yang konsisten dan berlanjut.

Pancasila merupakan ideologi nasional, dasar negara, sumber hukum dan pandangan hidup bangsa

Indonesia. Oleh karena itu, untuk mencapai ketahanan ideologi maka diperlukan aplikasi nyata

Pancasila secara murni dan konsekuen baik objektif maupun subjektif. Pelaksanaan objektif adalah

bagaimana pelaksanaan nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi tersurat atau paling tidak tersirat

dalam UUD 1945 dan segala peraturan perundang-undangan dubawahnya, serta segala kegiatan

penyelenggaraan negara. Pelaksanaan subjektif adalah bagaimana nilai-nilai tersebut dilaksanakan

oleh pribadi masing-masing dalam kehidupan sehari-hari secara pribadi, anggota masyarakat dan

negara.

Pancasila mengandung sifat idealistik, realistik dan fleksibilitas sehingga terbuka terhadap

perkembangan yang terjadi sesuai realitas perkembangan kehidupan tetapi sesuai dengan idealisme

yang terkandung didalamnya. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia terdapat dalam

Alinea IV Pembukaan UUD 1945, Pancasila sebagai ideologi nasional diatur dalam Ketetapan MPR

30

Page 35: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

RI No.:XVIII/MPR/1998. Pancasila sebagai pandangan hidup dan sumber hukum diatur dalam Tap.

MPRS RI No.: XX/MPRS1966 jo. Tap. MPR RI No.:IX/MPR/1976.

Pembinaan Ketahanan Ideologi

Untuk memperkuat ketahanan ideologi diperlukan langkah pembinaan sebagai berikut :

a. Pengamalan Pancasila secara objektif dan subjektif ditumbuhkembangkan secara konsisten.

b. Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu teru direlevansikan dan diaktualisasikan nilai

instrumentalnya agar tetap mampu membimbing dan mengarahkan kehidupan dalam bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara, selaras dengan peradaban dunia yang berubah dengan cepat tanpa

kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia.

c. Sesanti Bhineka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara bersumber dari Pancasila harus terus

dikembangkan dan ditanamkan di masyarakat yang majemuk sebagai upaya untuk selalu menjaga

persatuan bangsa dan kesatuan wilayah serta moralitas yang loyal utuh dan bangga terhadap bangsa

dan negara. Di samping itu perlu dituntut sikap yang wajar dari anggota masyarakat dan pemerintah

terhadap adanya keanekaragaman. Untuk itu setiap anggota masyarakat dan pemerintah memberikan

penghormatan dan penghargaan yang wajar terhadap kebhinekaan.

d. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia harus dihayati dan

diamalkan secara nyata untuk menjaga kelestarian dan keampuhannya demi terwujudnya tujuan

nasional serta cita-cita bangsa Indonesia, khususnya oleh setiap penyelenggara negara serta setiap

lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan serta setiap warga negara Indonesia. Dalam hal ini

teladan para pemimpin penyelenggara negara dan tokoh-tokoh masyarakat merupakan hal yang sangat

mendasar.

e. Pembangunan sebagai pengamalan Pancasila harus menunjukkan keseimbangan fisik material

dengan pembangunan mental spiritual untuk menghindari tumbuhnya materialisme dan sekulerisme.

Dengan memperhatikan kondisi geografi Indonesia, maka strategi pembangunan harus adil dan

merata di seluruh wilayah untuk memupuk rasa persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.

f. Pendidikan Moral Pancasila ditanamkan pada diri anak didik dengan cara mengintegrasikannya

dalam mata pelajaran lain, juga diberikan kepada masyarakat.

2. Pengaruh Aspek Politik

31

Page 36: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Politik berasal dari kata politics dan atau policy artinya berbicara politik akan mengandung makna

kekuasaan (pemerintahan) atau juga kebijaksanaan. Pemahaman itu berlaku di Indonesia dengan tidak

memisahkan antara politics dan policy sehingga kita menganut satu paham yaitu politik. Hubungan

tersebut tercermin dalam fungsi pemerintahan negara sebagai penentu kebijaksanaan serta aspirasi dan

tuntutan masyarakat sebagai tujuan yang ingin diwujudkan sehingga kebijaksanaan pemerintahan

negara itu haruslah serasi dan selaras dengan keinginan dan aspirasi masyarakat. Politics di Indonesia

harus dapat dilihat dalam konteks Ketahanan Nasional ini yang meliputi dua bagian utama yaitu

politik dalam negeri dan politik luar negeri.

1. Politik Dalam Negeri

Politik dalam negeri adalah kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

yang mampu menyerap aspirasi dan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam satu sistem, yang

unsur-unsurnya terdiri dari :

a. Struktur Politik. Merupakan wadah penyaluran pengambilan berupa kepentingan masyarakat dan

sekaligus wadah dalam menjaring/pengkaderan pimpinan nasional.

b. Proses Politik. Merupakan suatu rangkaian pengambilan keputusan tentang berbagai kepentingan

politik maupun kepentingan umum yang bersifat nasional dan penentuan dalam pemilihan

kepemimpinan, yang puncaknya terselenggara dalam pemilu.

c. Budaya Politik. Merupakan pencerminan dari aktualisasi hak dan kewajiban rakyat dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang dilaksanakan secara sadar dan rasional baik

melalui pendidikan politik maupun kegiatan-kegiatan politik yang sesuai dengan disiplin nasional.

d. Komunikasi Politik. Merupakan suatu hubungan timbal balik antar berbagai kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara baik rakyat sebagai sumber aspirasi maupun sumber

pimpinan-pimpinan nasional.

2. Politik Luar Negeri

Politik luar negeri adalah salah satu sarana pencapaian kepentingan nasional dalam pergaulan antar

bangsa. Politik luar negeri Indonesia berlandaskan pada Pembukaan UUD 1945 yakni melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial serta anti

penjajahan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.

Politik luar negari merupakan proyeksi kepentingan nasional kedalam kehidupan antar bangsa.

Dijiwai oleh falsafah negara Pancasila sebagai tuntutan moral dan etika, politik luar negeri Indonesia

diabadikan kepada kepentingan nasional terutama untuk pembangunan nasional. Dengan demikian

politik luar negeri merupakan bagian intergral dari strategi nasional dan secara keseluruhan

32

Page 37: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

merupakan salah satu sarana pencapaian tujuan nasional.

Politik luar negeri Indonesia adalah bebas dan aktif. Bebas dalam pengertian bahwa Indonesia tidak

memeihak kepada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.

Aktif dalam pengertian tidak bersifat reaktif dan tidak menjadi objek percaturan internasional, tetapi

berperan serta atas dasar cita-cita bangsa yang tercermin dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.

heterogenitas kepentingan bangsa-bangsa di dunia maka politik luar negeri harus bersifat kenyal

dalam arti bersikap moderat dalam hal yang kurang prinsipil maupun tetap berpegang pada prinsip-

prinsip dasar seperti yang ditentukan dalam Pembukaan UUD 1945. Dinamika perubahan-perubahan

hubungan antar bangsa yang cepat dan tidak menentu di dunia maka dibutuhkan kelincahan dalam arti

kemampuan penyesuaian yang tinggi dan cepat untuk menanggapi dan menghadapinya demi

kepentingan nasional.

Ketahanan Pada Aspek Politik

Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan politik bangsa yang berisi

keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam

menghadapi dan mengatasi tantangan, gangguan, ancaman dan hambatan yang datang dari luar

maupun dari dalam negeri yang langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan

hidup politik bangsa dan negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Pembukaan UUD

1945.

a. Ketahanan Pada Aspek Politik Dalam Negeri

1. Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan yang bersifat

absolut, kedaulatan ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR sebagai penjelmaan

seluruh rakyat.

2. Mekanisme politik yang memungkikan adanya perbedaan pendapat, namun perbedaaan itu

tidak menyangkut nilai dasar sehingga tidak antagonistis yang dapat menjurus pada konflik

fisik. Disamping itu harus dicegah timbulnya diktator mayoritas dan tirani minoritas.

3.  Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat,

dengan tetap dalam lingkup Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara.

4. Terjalin komunikasi dua arah antara pemerintah dengan masyarakat dan antar

kelompok/golongan dalam masyarakat dalam rangka mencapai tujuan nasional dan

kepentingan nasional.

b. Ketahanan Pada Aspek Politik Luar Negeri

33

Page 38: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1. Hubungan luar negeri ditujukan untuk lebih meningkatkan kerjasama internasional di

berbagai bidang atas dasar saling menguntungkan, meningkatkan citra positif Indonesia di

luar negeri, memantapkan persatuan bangsa dan keutuhan NKRI.

2. Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka meningkatkan

persahabatan dan kerjasama antar negara berkembang dan atau dengan negara maju sesuai

dengan kemampuan dan demi kepentingan nasional. Peranan Indonesia dalam membina dan

mempererat persahabatan dan kerjasama antar bangsa yang saling menguntungkan perlu terus

diperluas dan ditingkatkan.

3. Citra positif Indonesia terus ditingkatkan dan diperluas antara lain melalui promosi,

peningkatan diplomasi dan lobi internasional, pertukaran pemuda, pelajar dan mahasiswa

serta kegiatan olah raga.

4. Perkembangan, perubahan dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji denga seksama agar

secara dini dapat diperkirakan terjadinya dampak negatif yang dapat mempengaruhi stabitlitas

nasional serta menghambat kelancaran pembangunan dan pencapaian tujuan nasional.

5. Langkah bersama negara berkembang untuk memperkecil ketimpangan dan ketidakadilan

dengan negara industri maju perlu ditingkatkan dengan melaksanakan perjanjian perdagangan

internasioal serta kerjasama dengan lembaga-lembaga keuangan internasional.

6. Perjuangan mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial melalui penggalangan dan pemupukan

solidaritas dan kesamaan sikap serta kerjasama internasional dengan memanfaatkan berbagai

forum regional dan global.

7. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia perlu dilaksanakan dengan pembenahan secara

menyeluruh terhadap sistem pendidikan, pelatihan dan penyuluhan calon diplomat agar dapat

menjawab tantangan tugas yang dihada[inya. Disamping itu, perlu ditingkatkan aspek-aspek

kelembagaan dan sarana penunjang lainnya

8.  Perjuangan bangsa Indoesia di dunia yang menyangkut kepentingan nasionan seperti

melindung kepentingan Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif negara lain dan hak-hak

warga negara Indonesi di luar negeri perlu ditingkakan.

3. Pengaruh Pada Aspek Ekonomi

Perekonomian adalah salah satu aspek kehidupan nasional yang berkaitan dengan pemenuhan

kebutuhan bagi masyarakat , meliputi produksi, distribusi serta konsumsi barang dan jasa. Usaha-

34

Page 39: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara individu maupun kelompok serta cara-cara

yang dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi kebutuhan.

Sistem perekonomian yang dianut oleh suatu negara akan memberi corak dan warna terhadap

kehidupan perekonomian dari negara itu. Sistem perekonomian liberal dengan orientasi pasar secara

murni akan sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Di sisi lain, sistem

perekonomian sosialis dengan sifat perencanaan dan pengendalian penuh oleh pemerintah, kurang

peka terhadap pengaruh dari luar. Kini tidak ada lagi sistem perekonomian liberal murni dan atau

sistem perekonomian sosialis murni karena keduanya sudah saling melengkapi dengan beberapa

modifikasi didalamnya. Sistem perekonomian yang dianut oleh bangsa Indonesia mengacu kepada

pasal 33 UUD 1945. Didalamnya menjelaskan bahwa sistem perekonomian adalah usaha bersama

berarti setiap warga negara mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam menjalankan roda

perekonomian dengan tujuan untuk mensejahterakan bangsa. Dengan demikian, perekonomian tidak

hanya dijalankan oleh pemerintah yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan badan-badan usaha

negara, namun masyarakat dapat turut serta dalam kegiatan perekonomian dalam bentuk usaha-usaha

swasta yang sangat luas bidang usahanya. Koperasi adalah salah satu bentuk usaha yang mungkin

untuk dikembangkan yaitu suatu bentuk usaha yang dilaksanakan atas dasar kekeluargaan. Di dalam

perekonomian Indonesia tidak dikenal adanya usaha monopoli dan monopsoni baik yang dilakukan

oleh pemerintah maupun swasta.

Secara makro sistem perkonomian Indonesia dengan menggunakan terminologi nasional dapat disebut

sebagai sistem perekonian kerakyatan. Merujuk pasal 33 UUD 1945 maka kemakmuran yang dituju

adalah kemakmuran rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk mereka yang ada di pulau-pulau terpencil

dan puncak-puncak gunung melalu pemanfaatan sumber-sumber kekayaan alam yang ada.

Era globalisasi menuntut negara untuk senantiasa mewaspadai dan tidak mungkin menutup diri dari

perkembangan dan perubahan sistem ekonomi yang mengglobal pula. Oleh karena itu, negara harus

mampu mengintegrasi ekonomi nasional dengan ekonomi global secara adaptif dan dinamis sehingga

diperoleh hasil optimal bagi kepentingan nasional dan tujuan nasional.

Ketahanan Pada Aspek Ekonomi

Ketahanan ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan perekonomian bangsa yang berisi

keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional

dalam menghadapi serta mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang datang

dari luar maupun dari dalam negeri baik yang langsung maupun tidak langsung untuk menjamin

kelangsungan hidup pereokonomian bangsa dan negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan

UUD 1945.

35

Page 40: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan perekonomian bangsa, yang

mengandung kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta kemampuan

menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan daya saing tinggi dan mewujudkan kemakmuran

rakyat yang adil dan merata. Dengan demikian, pembangunan ekonomi diarahkan kepada mantapnya

ketahanan ekonomi melalui terciptanya iklim usaha yang sehat serta pemanfaatan ilmu pengetahuan

dan teknologi, tersedianya barang dan jasa, terpeliharanya fungsi lingkungan hidup serta

meningkatkan daya saing dalam lingkup persaingan global.

Usaha untuk mencapai ketahanan ekonomi yang diinginkan perlu upaya pembinaan terhadap berbagai

hal yang dapat menunjangnya antara lain yaitu :a. Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat

mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah nusantara

melalui ekonomi kerakyatan untuk menjamin kesinambungan pembangunan nasional kelangsungan

hidup bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

b. Ekonomi kerakyatan harus menghindarkan :

1. Sistem free fight liberalism yang hanya menguntungkan pelaku ekonomi kuat dan tidak

memungkinkan ekonomi kerakyatan berkembang.

2.  Sistem etatisme dalam arti bahwa negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan

serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi diluar sektor

negara.

3. Pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk monopoli yang merugikan

masuarakat dan bertentangan dengan cita-cita keadilan sosial.

c. Strukttur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling menguntungkan dalam keselarasan dan

keterpaduan antar sektor pertanian dengan perindustrian dan jasa.

d. Pembangunan ekonomi dilaksanakan sebagai usaha bersama atas dasar asas kekeluargaan dibawah

pengawasan anggota masyarakat, serta memotivasi dan mendorong peran serta masyarakat secara

aktif. Harus diusahakan keterkaitan dan kemitraan antara para pelaku dalam wadah kegiatan ekonomi

yaitu Pemerintah, BUMN, Koperasi, Badan Usaha Swasta, dan sektor informal untuk mewujudkan

pertumbuhan, pemerataan, dan stabilitas ekonomi.

e. Pemerataan pembangunan dan pemfaatan hasil-hasilnya senantiasa dilaksanakan melalui

keseimbangan dan keserasian pembangunan antar wilayah dan antar sektor.

f. Kemampuan bersaing harus ditumbuhkan secara sehat dan dinamis dalam mempertahankan serta

meningkatkan eksistensi kemandirian perekonomian nasional, dengam memanfaatkan sumber daya

nasional secara optimal dengan sarana iptek tepat guna dalam menghadapi setiap permasalahan serta

dengan tetap memperhatikan kesempatan kerja.

4. Pengaruh Pada aspek Sosial Budaya

36

Page 41: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Istilah sosial budaya mencakup dua segi utama kehidupan bersama manusia yaitu segi sosial dimana

manusia demi kelangsungan hidupnya harus mengadakan kerjasama dengan manusia lainnya.

Sementara itu, segi budaya merupakan keseluruhan tata nilai dan cara hidup yang manifestasinya

tampak dalam tingkah laku dan hasil tingkah laku yang terlembagakan.

Pengertian sosial pada hakekatnya adalah pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang

mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib, sepenanggungan dan solidaritas yang merupakan unsur

pemersatu. Adapun hakekat budaya adalah sistem nilai yang merupakan hasil hubungan manusia

dengan cipta, rasa dan karsa yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta merupakan kekuatan

pendukung penggerak kehidupan. Dengan demikian, kebudayaan merupakan seluruh cara hidup suatu

masyarakat yang manifestasinya dalam tingkah laku dan hasil dari tingkah laku yang dipelajari dari

berbagai sumber. Kebudayaan diciptakan oleh faktor organobiologis manusia, lingkungan alam,

lingkungan psikologis dan lingkungan sejarah.

Masyarakat budaya membentuk pola budaya sekitar satu atau beberapa fokus budaya. Fokus budaya

dapat berupa nilai dan norma religius, ekonomis atau nilai sosial kultural lain, seperti misalnya

ideologi modern, ilmu pengetahuan dan teknologi.

a.Struktur Sosial di Indonesia

Dalam masyarakat, manusia hidup secara berkelompok sesuai dengan fungsi, peran dan profesinya

dengan maksud untuk memudahkan kegiatan menjalankan tugas dalam keterkaitan, dengan kata lain,

kehidupan masyarakat terstruktur berdasarkan peran dan fungsi masing-masing anggota masyarakat.

Pembangunan nasional di Indonesia selama ini menghasilkan struktur sosial masyarakat yang cukup

beragam. Sejalan dengan modernisasi dan perkembangan iptek maka fragmentasi kelompok dalam

masyarakat semakin berkembang baik secara horisontal sesuai bidang pekerjaan dan keahlian maupun

vertikal sesuai dengan tingkat pekerjaan dan keahlian.

Kehidupan masyarakat berdasarkan struktur peran dan profesi melahirkan bentuk hubungan dan

ikatan antar manusia yang dapat mengagantikan hubungan keluarga. Hubungan antar teman satu

profesi terkadang lebih erat dibanding hubungan antar saudara sekandung. Di sisi lain, melebarnya

struktur sosial secara horisontal menimbulkan keanekaragaman aspirasi yang tidak mudah untuk

diakomodasikan bersama.

b.Kondisi Sosial di Indonesia

- Kebudayaan Daerah

Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan sub-etnis, yang masing-masing memiliki

kebudayaannya sendiri karena mereka biasanya hidup di daerah/wilayah tertentu sehingga disebut

kebudayaan daerah. Dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan daerah sebagai suatu sistem nilai yang

menuntun sikap, perilaku dan gaya hidup, merupakan identitas dan menjadi kebanggan dari suku

bangsa yang bersangkutan. Local genius adalah nilai-nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh

37

Page 42: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

budaya asing. Oleh karena itu, local genius biasanya menjadi titik pangkal kemampuan budaya daerah

untuk menangkal dan atau menetralisir pengaruh negatif budaya asing.

Kebudayaan yang ada di nusantara telah lama saling berkomunikasi dan berintegrasi dalam

kesetaraan. Dalam kehidupan bernegara saat ini, dapat dikatakan bahwa kebudayaan daerah

merupakan kerangka dari kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia. Dengan demikian,

perkembangan kehidupan sosial budaya bangsa tidak akan terlepas dari perkembangan sosial budaya

daerah.

- Kebudayaan Nasional

Kebudayaan bangsa Indonesia (kebudayaan nasional) merupakan hasil (resultante) interaksi dari

budaya daerah yang kemudian diterima sebagai nilai bersama seluruh bangsa. Kebudyaan nasional

juga bisa merupakan interaksi antara budaya yang ada dengan budaya asing yang diterima bersama

seluruh bangsa. Hal yang penting dari interaksi itu adalah inetraksi budaya harus berjalan wajar dan

alamiah tanpa paksaan dan dominasi budaya satu daerah terhadap budaya lainnya.

Kebudayaan nasional merupakan identitas dan menjadi kebanggaan Indonesia. Pancasila adalah

falsafah bangsa Indonesia maka nilai-nilai yang terkandung didalamnya menjadi tuntunan dasar dari

segenap sikap, perilaku dan gaya hidup bangsa Indonesia. Secara umum, gambaran masyarakat

Indonesia adalah sebagai berikut :

1. bersifat religius

2.  bersifat kekeluargaan

3. bersifat hidup serba selaras

4. bersifat kerakyatan

- Integrasi Nasional

Komunikasi dan interaksi yang dilakukan oleh suku-suku bangsa yang mendiami bumi nusantara ini,

pada tahun 1928 menghasilkan aspirasi bersama untuk hidup bersama sebagai satu bangsa satu tanah

air yang menjunjung bahasa persatuan. Secara yuridis, aspirasi itu terwujud pada 17 Agustus 1945

yaitu dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Kenyataan tersebut diatas menjadi faktor-faktor perekat persatuan dan integrasi suku-suku bangsa

yang ada di nusantara menjadi satu bangsa Indonesia. Di masa depan, upaya melestarikan sebagai satu

bangsa harus dijadikan semangat untuk keinginan hidup bersama guna meraih cita-cita nasional.

- Kebudayaan dan Alam Lingkungan

38

Page 43: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Bangsa Indonesia sebagian besar sebenarnya terbiasa hidup dekat dan dengan alam, yaitu sebagai

petani, pelaut dan pedagang antar pulau. Namun demikian, kedekatan itu baru sebatas pemanfaatan

sumber daya alam yang tidak dibarengi dengan budaya untuk melestarikan alam demi kepentingan

masa depan. Oleh karena itu, sudah seharusnya diwajibkan dengan sejumlah sangsi hukum kepada

para pengusaha eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam untuk senantiasa menjaga kelestarian

dan keseimbangan ekosistem yang ada.

Ketahanan Pada Aspek Sosial Budaya

Ketahanan di bidang sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamik yang berisi keuletan dan

ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional didalam menghadapi

dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik yang datang dari dalam

maupun dari luar yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan

sosial budaya bangsa dan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Wujud ketahanan sosial budaya nasional tercermin dalam kehidupan sosial budaya bangsa yang

dijiwai kepribadian nasional berdasarkan Pancasila, yang mengandung kemampuan membentuk dan

mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia. Esensi pengaturan dan

penyelenggaran kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia adalah pengembangan kondisi sosial

budaya dimana setiap warga masyarakat dapat merealisasikan pribadi dan segenap potensi

manusiawinya yang dilandasi nilai-nilai Pancasila

5. Pengaruh Pada Aspek Pertahanan dan Keamanan

Pertahanan dan keamanan Indonesia adalah kesemestaan daya upaya seluruh rakyat Indonesia sebagai

satu sistem pertahanan dan keamanan dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi

kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pertahanan dan keamanan dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan dan mengerakkan seluruh

potensi nasional termasuk kekuatan masyarakat di seluruh bidang kehidupan nasional secara

terintegasi dan terkoordinasi, yang diadakan oleh pemerintah dan negara Indonesia dengan TNI dan

Polri sebagai inti pelaksana.

Ketahanan pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan pertahanan dan

keamanan bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan

mengembangkan kekuatan nasional didalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan

tantangan yang datang dari luar maupun dari dalam baik langsung maupun tidak langsung yang

membahayakan identitas, integritas dan kelangsungan hidup bangsa dan Negara Kesatuan Republik

Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Wujud ketahanan pertahanan dan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang

dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas

39

Page 44: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

pertahanan dan keamanan yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta

kemampuan mempertahankan kedaulatan negara. Dengan kata lain, adalah keuletan dan ketangguhan

bangsa dalam mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela negara, suatu perjuangan rakyat semesta,

dalam mana seluruh potensi dan kekuatan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, militer dan

kepolisian disusun dan dikerahkan secara terpimpin , terintegrasi dan terkoordinasi, untuk menjamin

kelangsungan sistem keamanan nasional (dulu dikenal dengan sishankamrata) yang ditandai dengan :

a. Pandangan Bangsa Indonesia Tentang Perang dan Damai.

Bangsa Indonesia cinta damai dan ingin bersahabat dengan semua bangsa di dunia serta tidak

menghendaki terjadinya sengketa bersenjata ataupun perang. Oleh karena itu, bangsa Indonesia

berhasrat dalam setiap penyelesaian pertikaian baik nasional mauoun internasional selalu

mengutamakan cara-cara damai. Walaupun cinta damai, namun lebih cinta kemerdekaan dan

kedaulatannya. Bagi bangsa Indonesia, perang adalah jalan terakhir yang terpaksa harus ditempuh

untuk mempertahankan ideologi dan dasar negara Pancasila, kemerdekaan dan kedaulatan negara

Republik Indonesia serta keutuhan bangsa.

b. Penyelenggaraan Pertahanan dan Keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Landasan idiilnya adalah Pancasila, landasan konstitusionalnya adalah UUD 1945, dan landasan

visionalnya adalah wawasan nusantara. Pertahanan dan keamanan adalah hak dan kewajiban bangsa

untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan bangsa dan wilayah,

terpeliharanya keamanan nasional dan tercapainya tujuan nasional.

c. Petahanan dan Keamanan Negara Merupakan Upaya Nasional Terpadu.

Hal itu berarti melibatkan seluruh potensi dan kekuatan nasional. Setiap warga negara berhak dan

wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan

tanggung jawab, kerelaan berjuang dan berkorban dalam pengabdian kepada bangsa dan negara tanpa

mengenal menyerah. Upaya itu dirumuskan dalam doktrin yang disebut Doktrin Pertahanan dan

Kemanan Negara Republik Indonesia.

d. Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia Diselenggarakan dengan Sistem Keamanan

Nasional (sishankamrata).

Hal itu berarti bersifat total, kerakyatan dan kewilayahan. Pendayagunaan potensi nasional dalam

pengelolaan pertahanan dan keamanan nagara dilakukan secara optimal dan terkoordinasi untuk

mewujudkan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan negara dalam keseimbangan dan

keserasian antara kepentingan kesejahteraan dan keamanan.

40

Page 45: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

e. Segenap Kekuatan dan Kemampuan Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta. Diorganisasikan

kedalam satu wadah tunggal yang dinamakan TNI dan Polri.

Postur kekuatan hankam mencakup struktur kekuatan, tingkat kemampuan dan gelar kekuatan. Untuk

membangun postur kekuatan terdapat empat pendekatan yang digunakan yaitu ancaman, misi,

kewilayahan, dan politik. Dalam konteks itu perlu ada pembagian tugas dan fungsi yang jelas antara

masalah pertahanan dan masalah keamanan.

Pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari luarnegeri dan menjadi tanggung jawab TNI.

Keamanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari dalam negeri dan menjadi tanggung jawab

Polri dengan kemungkinan TNI dilibatkan apabila eskalasi ancaman meningkat ke keadaan darurat.

Konsepsi pembangunan kekuatan hankam perlu mengacu kepada konsep wawasan nusantara, dimana

hankam diarahkan kepada upaya pertahanan seluruh wilayah kedaulatan NKRI. Di samping itu,

kekuatan hankam perlu antisipasif terhadap prediksi ancaman dari luar sejalan dengan pesatnya

perkembangan iptek militer yang telah menghasilkan daya gempur yang tinggi dan jarak jangkau yang

jauh.

Hakekat ancaman akan mempengaruhi kebijaksanaan dan strategi pembangunan kekuatan hankam.

Kekeliruan dalam merumuskan hakekat ancaman akan mengakibatkan postur kekuatan hankam yang

kurang efektif dalam menghadapi berbagai gejolak dalam negeri, bahkan tidak akan mampu untuk

melakukan perang konvensional. Untuk itu perlu dipertimbangkan pula konstelasi geografi Indonesia

dan kemajuan iptek. Kedaulatan NKRI yang dua pertiga wilayahnya terdiri dari laut, menempatkan

laut dan udara diatasnya sebagai mandala perang yang pertama kali akan terancam karena digunakan

sebagai ”initial point” untuk memasuki kedaulatan Indonesia di darat. Ancaman dari luar senantiasa

akan menggunakan media laut dan udara diatasnya karena kondisi geografi Indonesia sebagai negara

kepulauan.

Dengan demikian, pembangunan postur kekuatan hankam secara proporsional dan seimbang antar

unsur utama kekuatan pertahanan yaitu, TNI AD, TNI AL dan TNI AU serta unsur utama keamanan

yaitu POLRI. Pesatnya kemajuan iptek membawa implikasi meningkatnya kemampuan tempur

termasuk daya hancur dan jarak jangkau. Oleh karena itu, ancaman masa depan yang perlu

diwaspadai adalah serangan langsung lewat udara dan laut oleh kekuatan asing yang memiliki

kepentingan terhadap Indonesia.

Di era globalisasi saat ini dan di masa mendatang tidak menutup kemungkinan akan mengundang

campur tangan asing, dengan alasan menegakkan nilai-nilai HAM, demokrasi, penegakan hukum dan

lingkungan hidup, di balik kepentingan nasional. Situasi seperti ini kemungkinan besar dapat terjadi

41

Page 46: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

apabila unsur-unsur utama kekuatan hankam dan komponen bangsa yang lain tidak mampu mengatasi

permasalahan dalam negeri. Untuk itu ancaman yang paling realistik adalah adanya “link-up” antara

kekuatan dalam negeri dengan luar negeri.

Geopolitik yang berubah kearah geoekonomi mengandung implikasi semakin canggihnya upaya

diplomasi guna mencapai tujuan politik dan ekonomi. Pergeseran ini seolah-olah tidak akan

menimbulkan ancaman dari luar negeri yang serius. Namun bila dikaji secara mendalam, justru

ancaman yang dihasilkan dari aktivitasnya sangat membahayakan integritas bangsa dan NKRI. Para

pihak yang berkepentingan dengan Indonesia akan menggunakan wahana diplomasi dan membangun

opini untuk mencari dukungan internasional agar membenarkan tindakannya. Kemajuan iptek

informasi sangat memungkinkan untuk melakukan itu, terlebih saat dunia internasional sedang dalam

situasi “unbalance of power”.

42

Page 47: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB IV

POLTRANAS

Kata politik berasal dari bahasa Yunani yaitu Polistea, Polis berarti kesatuan masyarakat yang

mengurus diri sendiri/ berdiri sendiri (negara), sedangkan tea berarti urusan. Dari segi penggunaan

kata politik mempunyai arti yang berbeda-beda untuk lebih memberikan pengertian arti politik

disampaikan beberapa arti politik dari segi kepentingan penggunaan, yaitu :

a. Dalam Kepentingan Umum

Suatu rangkaian azas/prinsip, keadaan serta jalan, cara dan alat yang akan digunakan untuk

mencapai tujuan tertentu atau suatu keadaan yang kita kehendaki disertai dengan jalan, cara dan

alat yang akan kita gunakan untuk mencapai keadaan yang kita inginkan

b. Dalam arti Kebijaksanaan

Penggunaan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang yang dianggap lebih menjamin

terlaksananya suatu usaha, cita-cita/keinginan atau keadaan yang kita kehendaki. Dalam arti

kebijaksanaan, titik beratnya adalah adanya :

-Proses.pertimbangan

-Menjamin.terlaksananya.suatu.usaha

- Pencapaian cita-cita/keinginan

Dari beberapa pengertian Politik diatas dapat kita simpulkan bahwa :

“Politik adalah Tindakan dari suatu kelompok individu mengenai suatu masalah dari masyarakat

atau negara”.

Jika kita membicarakan Politk berarti kita juga membicarakan beberapa hal yang berkaitan dengan

Politik itu sendiri,diantaranya :

1.Negara

Adalah Suatu organisasi dalam satu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang ditaati oleh

rakyatnya.

2.Kekuasaan

Adalah Kemampuan seseorang/kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang/kelompok lain

sesuai dengan keinginannya.

3.Pengambilan Keputusan

Dalam mengambil suatu keputusan harus melalui sarana umum dan keputusan tersebut harus

manyangkut kepentingan sektor publik dari suatu negara.

4.Kebijakan Umum

43

Page 48: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Adalah Suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seseorang atau kelompok politik dalam memilih

tujuan dan cara mencapai tujuan itu.

5.Distribusi

Adalah Pembagian dan pengalokasian nilai-nilai (values) dalam masyarakat.

Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu Strategia yang berarti “the art of the general” atau seni

seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan.Seorang tokoh bernama Karl von

Clausewitz berpendapat bahwa “Strategi adalah Pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk

memenangkan peperangan sedangkan perang adalah kelanjutan dari politik”.Maka dapat diambil

kesimpulan dari beberapa pengertian tentang Politik dan Strategi diatas bahwa :

“Politik Nasional adalah Suatu kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk mencapai

suatu cita-cita dan tujuan nasional.” 

“Strategi Nasional adalah Cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan

tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional.”

B. DASAR PEMIKIRAN PENYUSUNAN POLITIK dan STRATEGI NASIONAL

Polstranas disusun dengan memahami pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam sistem

manajemen nasional yang berdasarkan ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara dan

Ketahanan Nasional. Landasan pemikiran dalam manajemen nasional dipergunakan sebagai kerangka

acuan dalam penyusunan politik strategi nasional, karena di dalamnya terkandung dasar negara, cita-

cita nasional dan konsep strategi bangsa Indonesia.

C. Penyusunan Poltranas

Sebelum tahun 2004 Presiden merupakan mandataris MPR. Dipilih dan diangkat oleh MPR, serta

menjadikan GBHN yang dibuat dan ditetapkan oleh MPR sebagai acuan bagi politik dan strategi

nasional. Kebijakan ini kemudian ditiadakan setelah diadakanya pemilihan langsung oleh rakyat

terhadap Presiden dan Wakil Presiden pada tahun 2004. GBHN yang sebelumnya dipergunakan

sebagai acuan penyusunan Polstranas kemudian digantikan oleh pidato visi dan misi Presiden dan

Wakil Presiden yang disampaikan pada saat sidang MPR, pidato visi dan misi ini diperdengarkan

setelah Presiden dan Wakil Presiden secara resmi dilantik, diambil sumpah dan janjinya.

Presiden dan Wakil Presiden terpilih, secara moral bertanggung jawab terhadap apa yang telah ia

janjikan kepada masyarakat dalam kaitannya dengan upaya mendapat simpati dari masyarakat melalui

proses kampanye. Setiap calon Presiden dan Wakil Presiden menjanjikan segala hal yang luar biasa

bagi kehidupan masyarakat jika pada pemilihan umum mendapat suara terbanyak. Tidak jarang para

calon mengumbar janji-janji berlebihan yang tidak masuk akal, sehingga masyarakat terpengaruh

terhadap bujuk rayu sang calon dan kemudian memilihnya dalam pemilihan umum. Janji inilah yang

44

Page 49: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

dipergunakan oleh masyarakat dalam menilai calon-calon yang saling bertarung, walaupun pada

kenyataannya masyarakat memang telah bosan dengan janji palsu para calon Presiden dan Wakil

Presiden. Menjadi kewajiban mutlak bagi Presiden dan Wakil Presiden terpilih untuk memenuhi janji

yang sebelumnya ia sampaikan kepada masyarakat. Janji-janji ini lah yang mereka gunakan sebagai

dasar penyusunan visi dan misi (politik dan strategi nasional) dalam tujuannya untuk membangunan

bangsa dan negara selama satu periode pemerintahan. Apabila dalam berjalannya proses pemerintahan

tidak sesuai dengan apa yang sebelumnya mereka janjikan, masyarakat dapat mempertanyakan hal ini

kepada pemerintah dan wujud pertanggungjawaban terakhir adalah mundurnya Presiden dan Wakil

Presiden dari kursi Kepresidenan. Eksekutif negara menjadikan visi dan misi Presiden sebagai acuan

dalam proses penyusunan Polstranas. Strategi nasional dilaksanakan oleh para manteri dan pimpinan

lembaga-lembaga negara setingkat menteri dengan arahan langsung dari Presiden. Polstranas hasil

penyusunan Presiden harus memuat tujuan-tujuan negara yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia

dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

keadilan sosial.

Meskipun pada saat ini polstranas tidak disusun langsung oleh MPR, lembaga ini tidak bisa lepas

tangan terhadap realisasi politik dan strategi nasional berdasarkan visi dan misi Presiden. MPR dan

DPR adalah pengawal segala kebijakan yang berkaitan dengan hajat hidup masyarakat.

Mengaspirasikan kepentingan masyarakat. Membuat undang-undang yang bertujuan mensejahterakan

masyarakat luas, dan menjaga kestabilan pemerintan. Antara eksekutif, legislatif dan yudikatif tidak

dapat berdiri sendiri. Ketiga unsur ini diharapkan mampu bekerjasama dalam kaitannya dengan

mewujudkan tujuan negara Indonesia. Proses penyusunan politik strategi nasional merupakan sasaran

yang akan dicapai oleh segenap rakyat Indonesia. Penyelenggara negara harus mengambil langkah-

langkah pembinaan terhadap seluruh lapisan masyarakat dengan mencantumkan sasaran polstranas

pada masing-masing bidang. Dalam era ini masyarakat memiliki peranan yang sangat besar dalam

pengawasan politik strategi nasional yang dibuat dan dilaksanakan oleh segenap penyelenggara

negara, guna mewujudkan tujuan luhur negara yang telah ditetapkan sebelumnya pada pembukaan

UUD 1945. Pada awal-awal Republik Indonesia terbentuk, tahun 1945-1965 adalah periode

kepemimpinan Soekarno dengan demokrasi terpimpin. Kedudukan Presiden Soekarno menurut UUD

1945 adalah Kepala Negara sekaligus Kepala Pemerintahan (presidensiil/single executive), namun

pada masa revolusi kemerdekaan (November 1945) berubah menjadi semi-presidensiil/double

executive dengan Sutan Syahrir sebagai Kepala Pemerintahan/Perdana Menteri. Polstranas pada

masa-masa ini sangat kental dengan unsur-unsur kediktatoran, karena politik dan strategi nasional

hanya berpusat pada satu orang, tanpa kontrol yang memadai dari pihak manapun. Efek dari

kediktatoran ini adalah perekonomian menjadi tidak maju, partisipasi masa sangat dibatasi,

45

Page 50: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

penghormatan terhadap HAM rendah dan masuknya militer ke dalam tubuh pemerintahan. Proses

pemerintahan menjadi tidak sehat dan pada akhirnya masyarakat yang merasakan imbas keterpurukan

dari sistem ini. Presiden Soeharto diangkat menjadi Presiden oleh MPRS pada tahun 1966 dan lengser

pada tahun 1998. Pada 32 tahun kekuasaannya, Soeharto menggunakan GBHN sebagai acuan politik

dan strategi nasional yang sebelumnya telah disusun oleh MPR. Sebagian besar anggota MPR pada

masa itu adalah orang-orang pilihan Soeharto sehingga dapat dipastikan bahwa polstranas pada saat

itu adalah polstranas pesanan Soeharto. Pemerintahan yang dipimpinnya memang sukses dalam

memajukan ekonomi makro, namun ekonomi mikro sangat lemah. Pembangunan cenderung berpusat

di pemerintahan pusat. Pada tahun 1998-1999 Presiden B. J. Habibie, tahun 1999-2001 Abdurrahman

Wahid, kemudian tahun 2001-2004 menjabat Megawati Soekarno Putri sebagai Presiden Republik

Indonesia. Masa-masa ini merupakan masa euphoria reformasi. Indonesia seperti dilahirkan kembali,

menjadi sebuah bangsa yang terbebas dari berbagai macam ketidakadilan pemerintah. Reformasi

didengungkan di segala bidang. Selama kurang lebih enam tahun masa reformasi ini polstranas

Indonesia masih mengacu kepada GBHN yang dibuat dan ditetapkan oleh MPR. Pada kurun waktu ini

bangsa Indonesia mengalami perubahan hampir di seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Merupakan masa-masa transisi dari orde baru milik Soeharto menuju pemerintahan yang demokratis

di seluruh aspek kehidupan. Terpilihnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pemilihan umum

secara langsung tahun 2004 menandai pula perubahan dalam perumusan polstranas. Pada masa ini

polstranas disusun berdasarkan visi dan misi langsung Presiden dalam pidato kenegaraan di hadapan

segenap anggota MPR, DPR dan anggota lembaga tinggi negara lainnya. Visi dan misi inilah yang

dipergunakan sebagai politik strategi nasional dalam menjalankan pemerintahan dan melaksanakan

pembangunan selama lima tahun. Sampai pada akhirnya terpilih kembali pada tahun 2009.

D. Stratifikasi Politik Nasional

Stratifikasi politik nasional dalam negara Republik Indonesia adalah sebgai berikut :

1. Tingkat penentu kebijakan puncak

a. Meliputi kebijakan tertinggi yang menyeluruh secara nasional dan mencakup penentuan undang-

undang dasar. Menitik beratkan pada masalah makro politik bangsa dan negara untuk merumuskan

idaman nasional berdasarkan falsafah Pancasila dan UUD 1945. Kebijakan tingkat puncak dilakukan

oleh MPR.

b. Dalam hal dan keadaan yang menyangkut kekuasaan kepala negara seperti tercantum pada pasal 10

sampai 15 UUD 1945, tingkat penentu kebijakan puncak termasuk kewenangan Presiden sebagai

kepala negara. Bentuk hukum dari kebijakan nasional yang ditentukan oleh kepala negara dapat

berupa dekrit, peraturan atau piagam kepala negara.

46

Page 51: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

2. Tingkat kebijakan umum

Merupakan tingkat kebijakan di bawah tingkat kebijakan puncak, yang lingkupnya menyeluruh

nasional dan berisi mengenai masalah-masalah makro strategi guna mencapai idaman nasional dalam

situasi dan kondisi tertentu.

3. Tingkat penentu kebijakan khusus

Merupakan kebijakan terhadap suatu bidang utama pemerintah. Kebijakan ini adalah penjabaran

kebijakan umum guna merumuskan strategi, administrasi, sistem dan prosedur dalam bidang tersebut.

Wewenang kebijakan tingkat di atasnya.

4. Tingkat penentu kebijakan teknis

Kebijakan teknis meliputi kebijakan dalam satu sektor dari biang utama dalam bentuk prosedur serta

teknik untuk mengimplementasikan rencana, program dan kegiatan.

5. Tingkat penentu kebijakan di daerah

a. Wewenang penentuan pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat di daerah terletak pada Gubernur

dalam kedudukannnya sabagai wakil pemerintah pusat di daerahnya masing-masing.

b. Kepala daerah berwenang mengeluarkan kebijakan pemerintah daerah dengan persetujuan DPRD.

Kebijakan tersebut berbentuk Peraturan Daerah (Perda) tinkat I atau II. Menurut kebijakan yang

berlaku sekarang, jabatan Gubernur/Kepala Daerah tingkat I, Bupati/Kepala Daerah tingkat II atau

Walikota/Kepala Daerah tingkat II.

E. POLITIK PEMBANGUNAN NASIONAL DAN MANEJEMN NASIONAL

Politik merupakan cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan

politikbangsa Indonesia telah tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial. Tujuan politik bangsa Indonesia harus dapat dirasakan oleh

rakyat Indonesia. Untuk itu, pembangunan di segala bidang perlu dilakukan. Dengan demikian, politik

pembangunan nasional harus berpedoman pada pembukaan UUD 1945 alinea ke-4.

Politik dan strategi nasional dalam aturan ketatanegaraan selama ini dituangkan dalam bentuk

GBHN yang ditetapkan oleh MPR. Selanjutnya, pelaksanaannya dilaksanakan oleh presiden/

Mandataris MPR. GBHN pada dasarnya merupakan haluan negara tentangpembangunan nasional yang

ditetapkan setiap lima tahun dengan mempertimbangkan perkembangan dan tingkat kemajuan

kehidupan rakyat dan bangsa Indonesia. Pelaksanaannya dituangkan dalam pokok-pokok kebijaksanaan

pelaksanaan pembangunan nasional yang ditentukan oleh presiden sebagai mandataris MPR dengan

47

Page 52: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

mendengarkan dan memperhatikan sungguh-sungguh pendapat dari lembaga tinggi negara lainnya,

terutama DPR. Kebijaksanaan yang telah mendapat persetujuan dari lembaga tinggi negara,

khususnya DPR, merupakan politik pemerintah. Jadi, politik pemerintah tidak menyalahi jiwa

demokrasi dan tetap berpedoman pada ketetapan MPR.

1. Makna Pembangunan Nasional

Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia

secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologiserta

memperhatikan tantangan perkembangan global. Pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa

dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri,

berkeadilan, sejahtera, maju, serta kukuh kekuatan moral dan etikanya. Tujuan pembangunan nasional

itu sendiri adalah sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahreraan seluruh bangsa Indonesia. Dan

pelaksanaannya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan ranggung

jawab seluruh rakyat Indonesia.

Maksudnya adalah setiap warga negara Indonesia harus ikut serta dan berperan dalam melaksanakan

pembangunan sesuai dengan profesi dan kemampuan masing-masing. Keikutsertaan setiap warga

negara dalam pembangunan nasional dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti mengikuti

program wajib belajar, membayar pajak, melestarikan lingkungan hidup, mentaati segala peraturan

dan perundang-undangan yangberlaku, menjaga ketertiban dan keamanan, dan sebagainya.

2. Manajemen Nasional

Manajemen nasional pada dasarnya merupakan sebuah sistem, sehingga lebih tepat jika kita

menggunakan istilah “sistem manajemen nasional”. Layaknya sebuah sistem, pembahasannya bersifat

komprehensif-strategis-integral. Orientasinya adalah pada penemuan dan pengenalan (identifikasi)

faktor-faktor strategis secara menyeluruh dan terpadu. Dengan demikian sistem manajemen nasional

dapat menjadi kerangka dasar, landasan, pedoman dan sarana bagi perkembangan proses

pembelajaran {learning process) maupun penyempurnaan fungsi penyelenggaraan pemerintahan yang

bersifat umum maupun pembangunan. Pada dasarnya sistem manajemen nasional merupakan

perpaduan antara tata nilai, struktur, dan proses untuk mencapai kehematan, daya guna, dan hasil guna

sebesar mungkin dalam menggunakan sumber dana dan daya nasional demi mencapai tujuan nasional.

Proses penyelenggaraan yang serasi dan terpadu meliputisiklus kegiatan perumusan kebijaksanaan

(policy formulation), pelaksanaan kebijaksanaan (policy implementation), dan penilaian hasil

kebijaksanaan (policy evaluation) terhadap berbagai kebijaksanaan nasional.

a. Unsur, Struktur dan Proses

48

Page 53: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Secara sederhana, unsur-unsur utama sistem manajemen nasional dalam bidang ketatanegaraan

meliputi:

1) Negara sebagai “organisasi kekuasaan” mempunyai hak dan peranan atas pemilikan, pengaturan,

dan pelayanan yangdiperlukan dalam mewujudkan cita-cita bangsa, termasuk usaha produksi dan

distribusi barangdan jasa bagi kepentingan masyarakat umum (public goods and services).

2) Bangsa Indonesia sebagai unsur “Pemilik Negara” berperan dalam menentukan sistem nilai dan

arah/haluan/kebijaksanaan negara yangdigunakan sebagai landasan dan pedoman bagi

penyelenggaraan fungsi-fungsi negara.

3) Pemerintah sebagai unsur “Manajer atau Penguasa” berperan dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi

pemerintahan umum dan pembangunan ke arah cita-cita bangsa dan kelangsungan serta pertumbuhan

negara.

4) Masyarakat adalah unsur “Penunjangdan Pemakai” yangberperan sebagai kontributor, penerima,

dan konsumen bagi berbagai hasil kegiatan penyelenggaraan fungsi pemerintahan tersebut.

Otonomi Daerah

Dengan ditetapkannya UU No. 22 tahun 1999, secara legal formal UU itu menggantikan UU No. 5

tahun 1974 tentang Pokok – Pokok Pemerintahan Daerah dan UU No. 5 tahun 1979 tentang

Pemerintahan Desa. Perbedaan antara Undang – Undang yang lama dan yang baru ialah :

1. Undang – undang yang lama, titik pandang kewenangannya dimulai dari pusat.

2. Undang – undang yang baru , titik pandang kewenagannya di mulai dari daerah.

Kewenangan Daerah

1. Berdasarkan UU No. 22 tahun 1999 kewenangan daerah mencakup seluruh kewenangan bidang

pemerintahan, kecuali kewenagan dalam bidang poloitik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan,

moneter dan fiscal, agama, serta kewenangan bidang lain.

2. Kewenagan bidang lain meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian

pembangunan nasional secara makro, dana perimbangan keuangan, system administrasi Negara dan

lembaga perekonomian Negara, pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pendayagunaan

sumber daya alam, teknologi tinggi yang strategis, konservasi, dan standarisasi nasional.

3. Bentuk dan susunan pemerintahan daerah :

a. DPRD sebagai BadanLegislatif Daerah dan pemerintah daerah sebagai eksekutif daerah dibentuk di

daerah.

b. DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat di daerah merupakan wahana untuk melaksanakan

demokrasi berdasarkan Pancasila

49

Page 54: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

H. Implementasi Politik dan Strategi Nasional yang Mencakup Bidang – bidang Pembangunan

Nasional

1) Visi dan Misi GBHN 1999 – 2004

Visi politik dan strategi nasional adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis,

berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk mewujudkan visi bangsa Indonesia perlu menerapkan misi berikut :

1. Pengamalan Pancasila secara konsisten

2. Penekanan kedaulatan rakyat dalam segala aspek

3. Peningkatan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari – hari

4. Penjaminan kondisi aman, damai, tertib dan ketentraman masyarakat.

5. Perwujudan system hokum nasional

2. Implementasi Polstranan di Bidang Hukum

1. Mengembangkan budaya hokum di semua lapisan masyarakat

2. Menata system hokum nasional yang menyeluruh dan terpadu

3. Menegakan hokum secara konsisten

4. Melanjutkan ratifikasi konvensi internasional

5. Meningkatkan integritas moral dan profesionalitas

3. Implementasi Polstranas di Bidang Ekonomi

Perjuangan bangsa indonesia dalam mencapai cita-citanya telah mengalami masa-masa peralihan

sebagai suatu periode transisi, sekarang telah memasuki periode konstruktif. Dalam tahap konstruktif

ini ukuran yang digunakan adalah sejauh mana masyarakat merealisasikan dan menterjemahkan cita-

citanya dalam kehidupan yang nyata berlandaskan pancasila yang sesuai dengan tuntutan ruang dan

waktu. Tugas bangsa indonesia sekarang adalah untuk membanggun suatu mekanisme yang dapat

memgatur dinamika masyarakat yang berbeda-beda sesuai dengan cita-cita bangsa dan nasional.

Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung

dalam sistem manajemen nasional yang berdasarkan ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan

Nusantara dan Ketahanan Nasional. Landasan pemikiran dalam manajemen nasional sangat penting

sebagai kerangka acuan dalam penyususan politik strategi nasional, karena didalamnya terkandung

dasar negara, cita-cita nasional dan konsep strategi bangsa Indonesia.

Perekonomian adalah salah satu aspek kehidupan nasional yang berkaitan dengan pemenuhan

kebutuhan bagi masyarakat , meliputi produksi, distribusi serta konsumsi barang dan jasa. Usaha-

50

Page 55: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara individu maupun kelompok serta cara-cara

yang dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi kebutuhan.

Pembanggunan bidang ekonomi tidak dapat dilakukan secara menyeluruh pada semua sektor dengan

intensitas dan volume yang sama dan waktu yang sama. Pelaksanaan diprioritaskan pada salah satu

bidang, dimana bidang tersebut akan dapat mendorong atau menarik pada bidang-bidang yang lainnya

merupakan pendukung dan penunjang dari bidang yang dipilih atau diprioritaskan, karena

berhubungan dan menjawab bagaimana cara mensejahterakan rakyat .

            Dalam bidang ekonomi dapat di implementasi dalam bentuk:

1.         Mengembangkan  sistem  ekonomi  kerakyatan  yangbertumpu pada mekanisme pasar yang

berkeadilan denganprinsip persaingan sehat dan memperhatikan pertumbuhan ekonomi, nilai–nilai

keadilan, kepentingan sosial, kualitashidup,  pembangunan  berwawasan  lingkungan

danberkelanjutan sehingga terjamin kesempatan yang samadalam  berusaha  dan  bekerja,

perlindungan  hak–hakkonsumen, serta perlakuan yang adil bagi seluruh rakyat.

2.         Mengembangkan persaingan yang sehat dan adil sertamenghindarkan terjadinya struktur pasar

monopolistik dan 

3.         Mengembangkan  hubungan  kemitraan  dalam  bentukketerkaitan  usaha  untuk  yang  saling

menunjang  danmenguntungkan antara koperasi, swasta dan Badan UsahaMilik Negara, serta antar

usaha besar dan kecil dalamrangka memperkuat struktur ekonomi nasional

4.         Mengembangkan  sistem  ketahanan  pangan  yangberbasis  pada  keragaman  budaya  bahan

pangan,kelembagaan dan budaya lokal dalam rangka menjamintersedianya pangan dan nutrisi dalam

jumlah dan mutu yangdibutuhkan pada tingkat harga yang terjangkau denganmemperhatikan

peningkatan pendapatan petani dan nelayanserta peningkatan produksi yang diatur dengan undang–

undang.

5.         Meningkatkan  penyediaan  dan  pemanfaatan  sumber energi dan tenaga listrik yang relatif

murah dan ramahlingkungan dan secara berkelanjutan yang pengelolaannyadiatur dengan undang–

undang.

6.         Mengembangkan  kebijakan  pertanahan  untukmeningkatkan pemanfaatan dan penggunaan

tanah secaraadil, transparan, dan produktif dengan mengutamakan hak–hak rakyat setempat, termasuk

hak ulayat dan masyarakatadat, serta berdasarkan tata ruang wilayah yang serasi danseimbang

7.         Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan saranadan prasarana publik, termasuk

transportasi, telekomunikasi,energi  dan  listrik,  dan  air  bersih  guna  mendorongpemerataan 51

Page 56: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

pembangunan, melayani kebutuhan masyarakatdengan harga terjangkau, serta membuka

keterisolasianwilayah pedalaman dan terpencil.

8.         Mengembangkan  ketenagakerjaan  secara  menyeluruhdan terpadu diarahkan pada

peningkatan kompetensi dankemandirian  tenaga  kerja,  peningkatan  pengupahan,penjamin

kesejahteraan, perlindungan kerja dan kebebasanberserikat.

9.         Meningkatkan kuantitas dan kualitas penempatan tenagakerja ke luar negeri dengan

memperhatikan kompetensi,perlindungan dan pembelaan tenaga yang dikelola secaraterpadu dan

mencegah timbulnya eksploitasi tenaga kerja

10.     Meningkatkan  penguasaan,  pengembangan  danpemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi

bangsa sendiridalam dunia usaha, terutama uasaha kecil, menengah dankoperasi  guna  meningkatkan

daya  saing  produk  yangberbasis sumber daya local.

11.     Melakukan berbagai upaya terpadu untuk mempercepatproses  pengentasan  masyarakat  dari

kemiskinan  danmengurangi pengangguran, yang merupakan dampak krisisekonomi

12.     Mempercepat  penyelamatan  dan  pemulihan  ekonomiguna membangkitkan sektor riil

terutama pengusaha kecil,menengah dan koperasi melalui upaya pengendalian lajuinflasi, stabilitas

kurs rupiah pada tingkat yang realistis, dansuku bunga yang wajar serta didukung oleh

tersedianyalikuiditas sesuai dengan kebutuhan

13.     Menyehatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negaradengan mengurangi defisit anggaran

melalui peningkatandisiplin anggaran, pengurangan susidi dan pinjaman luar negeri  secara  bertahap,

peningkatan  penerimaan  pajakprogresif  yang  adil  dan  jujur  ,  serta  penghematanpengeluaran.

14.     Mempercepat  rekapitulasi  sektor  perbankan  danrestrukturisasi  utang  swasta  secara

transparan  agar perbankan nasional dan perusahaan swasta menjadi sehat,terpercaya, adil,dan efisien

dalam melayani masyarakat dankegiatan perekonomian

15.     Melaksanakan restrukturisasi aset negara, terutama asetyang  berasal  dari  likuidasi  perbankan

dan  perusahaan,dalam  rangka  meningkatkan  efisiensi  dan  produktivitassecara  transparan  dan

pelaksanaannya  dikonsultasikan dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Pengelolaan aset negaradiatur

dengan undang–undang.

52

Page 57: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

16.     Melakukan renegoisasi dan mempercepat restrukturisasiutang luar negeri bersama–sama

dengan Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, Lembaga Keuangan Internasionallainnya,  dan

negara  donor  dengan  memperhatikankemampuan  bangsa  dan  negara,  yang

pelaksanaanyadilakukan secara transparan dan dikonsultasikan denganDewan Perwakilan Rakyat

17.     Melakukan secara proaktif negoisasi dan kerja samaekonomi  bilateral  dan  multilateral  dalam

rangkameningkatkan volume dan nilai ekspor terutama dari sektor industri yang berbasis sumber daya

alam, serta menarikinvestasi  finansial  dan  investasi  asing  langsung  tanpamerugikan pengusaha

nasional.

18.     Menyehatkan Badan Usaha Milik Negara/Badan UsahaMilik  Daerah  terutama  yang  usahanya

tidak  berkaitandengan  kepentingan  umum  didorong  untuk  privatisasimelalui pasar modal.

4. Implementasi Polstranas di Bidang Politik

A. Politik Dalam Negeri

B. Politik Luar Negeri

C. Penyelnggaraan Negara

D. Komunikasi, Informasi, dan Media Massa

E. Agama

F. Pendidikan

5. Implementasi di Bidang Sosial dan Budaya

A. Kesehatan dan Kesejahteraan social

B. Kebudayaan, Kesenian, dan Pariwisata

C. Kedudukan dan Peranan Perempuan

D. Pemuda dan Olahraga

E. Pembangunan Daerah

F. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

6. Implementasi di Bidang Pertahanan dan Keamanan

A. Kaidah Pelaksanaan

B. Keberhasilan Politik dan Strategi Nasional

PENUTUP

53

Page 58: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Tentu, tidaklah mudah untuk menyesuaikan diri dan mengelola perubahan perubahan

mendasar dalam masyarakat Indonesia pada masa mendatang, baik elit politik maupun masyrakat

umumnya. Namun ada pepatah orang optimis adalah bagian dari pemecahan masalah, dan orang yang

pesimis adalah bagian dari permasalahan. Karenanya adalah lebih baik menutup pembicaraan dengan

rasa optimism, bahwa Indonesia adalah Indonesia yang kita cita-citakan bersama.

54

Page 59: TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DAFTAR PUSAKA

1. Ihromi,T.O, 2006. Pokok-pokok Antropologi Budaya,Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

2. Muchji,Achmad, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas Gunadarma.

3. http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia

55