Tugas Pengganti Mid Ias, Ifrs, Dan Ifric - Copy

Embed Size (px)

DESCRIPTION

akuntansi internasional laporan keuangan apple dan samsung

Citation preview

STANDAR-STANDAR IAS, IFRS, DAN IFRIC

AKUNTANSI INTERNATIONAL[STANDAR-STANDAR IAS, IFRS, DAN IFRIC]

AKUNTANSI INTERNATIONAL

STANDAR-STANDAR IAS,IFRS, DAN IFRIC

OLEH : KELOMPOK 14

1. ANDREW GUSTY LEONARDO (0913089)2. QUINTA NOVITA (0913102)

AKUNTANSI A

UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR2012

IAS 1 - Presentation of Financial Statement

Dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapatdibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain.Pernyataan ini mengatur:

persyaratan bagi penyajian laporan keuangan

struktur laporan keuangan

persyaratan minimum isi laporan keuangan.Entitas menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bertujuan umum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.Pernyataan ini tidak berlaku bagi penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah.

Tujuan Laporan KeuanganLaporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.

Tujuan laporan keuangan memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

Laporan keuangan menunjukkan hasil pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan menyajikan informasi :

aset;

liabilitas; ekuitas;

pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;

kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;dan

arus kas.

Komponen Laporan Keuangan Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari :

Laporan Posisi Keuangan (neraca pada akhir periode);

Laporan Laba Rugi Komprehensif selama periode;

Laporan Perubahan Ekuitas selama periode;

Laporan Arus Kas selama periode;

Catatan atas Laporan Keuangan berisi informasi ringkasan kebikakan akuntansi penting dan informsi penjelasan lain.

Laporan Posisi Keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansisecara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

Entitas menyajikan semua komponen laporan keuangan lengkap dengan keutamaan yang sama

Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan,Karakteristik Umum1. Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK

Menyebutkan secara explisit kepatuhan terhadap SAK

Kepatuhan terhadap PSAK memberikan pemahaman yang salah

(kondisi jarang terjadi)

2. Kelangsungan usaha

Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, mengungkapkan fakta jika terjadi pelanggaran asumsi

3. Dasar akrual

4. Material dan agregasi

5. Saling hapus > Tidak boleh kecuali disyaratkan atau diizinkan suatu PSAK

6. Frekuensi pelaporan>tahunan

7. Informasi komparatif>periode sebelumnya

8. Konsistensi penyajian>penyajian dan klasifikasi

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Nama menjadi Laporan Posisi Keuangan (Neraca), tambahan neraca untuk sinkronisasi dengan regulasi di Indonesia

Perubahan definisi-definisi seperti Kewajiban menjadi Liabilitas dan hak minoritas menjadi kepentingan nonpengendali (non-controlling interest)

Penyajan kepentingan non pengendali sebagai bagian ekuitas dan bagian laba bukan sebagai pengurang laba>LK konsolidasian

Urutan penyajian laporan keuangan dalam ilustrasi menurut PSAK 1 berbeda dengan IAS 1 (Aset tidak lancar di atas)

Laporan Posisi Keuangan Informasi minimal yang disajikan dalam laporan keuangan dapat ditambahkan jika penambahan tersebut relevan

Pembedaan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang

Pajak tangguhan tidak boleh diklasifikasikan sebagai jangka Pendek

Pos dalam Laporan Penyajian aset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah.

Kecuali penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan maka digunakan urutan likuiditas.

Perusahaan keuangan berdasarkan likuiditas

Pemisahan jumlah yang diharapkan dapat dipulihkan atau diselesaikan setelah lebih dari dua belas bulan untuk setiap pos aset dan liabilitas, jika nilainya digabung.

Aset lancar Klasifikasi aset lancar, jika: mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal;

memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan; mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah pelaporan; atau

kas atau setara kas (PSAK 2: Laporan Arus Kas) kecuali aset tersebut dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk menyelesaikan laibilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

Entitas mengklasifikasikan aset yang tidaktermasuk kategori tersebut sebagai aset tidak lancar.

Liabilitas lancarKlasifikasi liabilitas lancar, jika:

mengharapkan akan menyelesaikan laibilitas tersebut dalam siklus operasi normalnya;

memiliki laibilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;

laibilitastersebutjatuh tempo untuk diselesaikan dalamjangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan; atau

tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian laibilitas selama sekurangkurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

Entitas mengklasifikasi laibilitas yang tidak termasuk kategori tersebutsebagai laibilitasjangka panjang.

Liabilitas1. Liabilitas keuangan yang dibiayai kembali yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan setelah periode pelaporan diklasifikasikan sebagai laibilitas jangka pendek, jika entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk membiayai kembali.

2. Pelanggaran perjanjian utang yang mengakibatkan kreditur meminta percepatan pembayaran, maka laibilitas tersebut disajikan sebagai laibilitas jangka pendek, meskipun kreditur mengijinkan penundaan pembayaran selama 12 bulan setelah tanggal pelaporan tetapi persetujuan tersebut diperoleh setelah tanggal pelaporanLaporan Laba Rugi Komprehensif Laporan Laba rugi>Laporan Laba Rugi Komprehensif.

Penyajian laporan laba rugi dengan memasukkan unsur laba komprehensif

Laba dialokasikan untuk pemegang saham minoritas dan mayoritas

Ketentuan minimum item dalam laporan laba rugi.

Klasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat, jika disajikan berdasarkan fungsi ada pengungkapan berdasarkan sifat

Penyajian pos luar biasa / extraordinary item tidak diperkenankan lagi

Minimum line item :

Pendapatan

Biaya keuangan

Beban pajak

Pendapatan komprehensif

DllLaporan laba komprehensif1. Laba komprehensif: Perubahan aset atau laibilitas yang tidak mempengaruhi laba pada periode rugi

Selisih revaluasi aset tetap

Perubahan nilai investasi available for sales

Dampak translasi laporan keuangan

2. Dalam dua laporan :

Laba sebelum laba komprehensif

Laporan laba komprehensif dimulai dari laba/rugi bersih

Minimum Line Item L/R Komprehensif pendapatan;

biaya keuangan;

bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat denganmenggunakan metode ekuitas;

beban pajak; suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari:

laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan; dan

keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan;

laba rugi;

setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain jumlah dalam huruf (h));

bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas;Informasi dalam L/R Komprehensif Ketika pospos pendapatan atau beban bernilai material, maka entitas mengungkapkan sifat dan jumlahnya secara terpisah. Penyebab pengungkapan terpisah:

penurunan nilai persediaan /aset tetap dan pemulihannya

restrukturisasi atas aktivitasaktivitas suatu entitas dan untuk setiap laibilitas diestimasi atas biaya restrukturisasi;

pelepasan aset tetap;

pelepasan investasi;

operasi yang dihentikan;

penyelesaian litigasi; dan

pembalikan laibilitas diestimasi lain.

Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, mana yang dapat menyediakan informasi yang lebih andal dan relevan.

Klasifikasi Beban > Sifat Pemilihan klasifikasi berdasarkan faktor historis dan industri

Klasifikasi berdasarkan sifat lebih mudah karena tidak perlu alokasi beban menurutfungsi

Klasifikasi Beban > Fungsi Minimal biaya penjualan berdasarkan metode fungsi secara terpisah dari beban lain.

Jika klasifikasi berdasarkan fungsi maka harus mengungkapkan informasi tambahan tentang sifat beban, termasuk beban penyusutadan & amortisasi dan imbalan kerja

Laporan Perubahan Ekuitas Menunjukkan total laba rugi komprehensif selama suatu periode yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan pihak non pengendali

Untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif.

Rekonsiliasi antara saldo awal dan akhir periode yang timbul dari laba, pos pendapatan komprehensif dan transaksi dengan pemilik

Jumlah dividen yang diatribusikan kepada pemilik dan nilai dividen per saham, diungkapkan dalam catatan atas laporankeuangan

Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan

Menyajikan informasi dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi > dasar pengukuran, kebijakan yang relevan, asumsi dalam estimasi;

Mengungkapkan informasi yang disyaratkan SAL yang tidak disajikan dibagian mana pun dalam laporan keuangan;

Memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan > (pengelolaan modal)

Sepanjang praktis, penyajian catatan atas laporan keuangan dilakukan secara sistematis

Membuat referensi silang atas setiap pos untuk informasi yag berhubungan dalam catatan atas laporan keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan Pengungkapan lain

Jumlah dividen diumumkan atau diumumkan sebelum penyelesaian laporan keuangan.

Jumlah dividen preferen yang tidak diakui.

Pengungkapan berikut jika tidak diungkapkan di bagiian manapun dalam informasi yang dipublikasi bersama LK:

Domisili dan bentuk hukum, negara pendirian, alamat kantor dan lokasi utama kantor

Keternagan mengenai sifat operasi dan kegiatan utama

Nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam kelompok usaha

Bagi entitas yang mempunyai umur terbatas, informasi tentang umur entitas

IAS 2 INVENTORIESAkuntansi Persediaandalam kaitannya dengan IFRS1. Akuntansi persediaan menjadi perhatian utama pada sebagian besar perusahaan, terutama perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur, karena pengaruhnya yang cukup signifikan atas laporan rugi laba, yaitu dalam bentukbeban penjualan, dan juga atas laporan posisi keuangan (neraca).

2. Sesuai International Financial Reporting Standard (IFRS) yang secara spesifik diatur dalam International Accounting Standard (IAS)2, persediaan didefinisikan sebagai berikut:Inventoriesare assets:(a) held for sale in the ordinary course of business; (b) in the process of production for such sale; or (c) in the form of materials or supplies to be consumed in the production process or in the rendering of services.3. Definisi persediaan menurut IAS 2 tersebut tidak berbeda dengan definisi persediaan menurut US GAAP, sebagaimana dikutip oleh Kieso (2007) sebagai berikut:"Inventories are asset items held for sale in the ordinary course of business or goods that will be used or consumed in the production of goods to be sold."Secara umum dalam merumuskan standar akuntansi, IFRS dikatakan menggunakanprinciple-based. Sebelum tahun 2005 IAS memperkenankan penggunaan tiga alternatif pengukuranbiaya persediaan, yaitu metode FIFO(First in First out)dan Rata-rata Tertimbang yang oleh IAS disebut sebagaibenchmark treatments,serta satu lagi metode yang oleh IAS disebut sebagaiallowed alternative treatments,yaitu metode LIFO(Last in First out).

Namun efektif mulai1 Januari 2005 IFRS tidak membolehkan penggunaan metode LIFO, sehingga metode pengukuranbiayapersediaan yang berlaku hanya menggunakan metode FIFO dan metode Rata-rata Tertimbang.Sebagai contoh di Indonesia, beberapa entitas menggunakanmetodeLIFOuntuk memenuhi kepentingan pemenuhan pajak, yaitu karena pengalaman yang cukup panjang terjadinya kecenderungan kenaikan harga, sehingga untuk kepentingan pajak metode LIFO dipilihuntuk digunakan agar menghasilkan pelaporan laba dan pembayaran pajak yang lebih kecil. Akan tetapi hal tersebut tidak menguntungkan pajak.

Namun demikian untuk persediaan yang memiliki sifat dan fungsi yang berbedadimungkinkan untuk menggunakan metode pengukuran biaya persediaan yang berbeda, tetapi jika sifat dan fungsinya sama, meskipun lokasi geografisnya berbeda, pengukuran biaya persediaan tetap harus menggunakan metode yang sama.

Untuk persediaan yang perputarannya rendah, serta disediakan dan dipisahkan untuk proyek-proyek tertentu, dimungkinkan untuk menggunakan metode identifikasi khusus dalam pengukuran biayanya.

Dalam hal penilaian persediaan, IFRS (IAS2) menetapkan bahwathe lower of cost and net realizable valueharus digunakan sebagai basis penilaian persediaan.

Metode pengukuran biaya dan penilaian persediaan sebagaimana diatur dan ditetapkan dalam IFRS adalah metode-metode yang selama ini sudah dikenal.IFRS lebih membatasi penggunakan alternatif metode akuntansi yang boleh digunakan.

Kepemilikan PersediaanSecara umum, perusahaan harus mencatat adanya pembelian atau penjualan persediaan pada saat secara legal telah terjadi perpindahan kepemilikan persediaan.

IFRS menyatakan pentingnya ketepatancut-offtransaksi persediaan pada akhir periode akuntansi untuk menjamin ketepatan pengukuran kinerja operasional perusahaan selama satu periode, sehingga untuk kepentingan pelaporan persediaan dan beban penjualan dalam laporan keuangan,diperlukan ketepatan penentuan transfer kepemilikan atas persediaan.

Kesalahan umum yang banyak terjadi, yang sama-sama menjadi topik utama kajian akuntansi persediaan, baik pada akuntansi persediaan berdasarkan IFRS adalah adanya anggapan atau pemahaman bahwa yang dimaksud dengan persediaan adalah seluruh persediaan yang ada di tangan, sementara secara legal persediaan yang ada ditangan belum tentu milik perusahaan dan sebaliknya persediaan yang tidak ditangan tidak selalu berarti tidak dimiliki oleh perusahaan, misalnya dalam kasus barang konsinyasi atau barang komisi.

Baik kajian akuntansi berdasarkan IFRS menyadari adanya empat hal yang bisa menimbulkan ketidaktepatan pelaporan persediaan, yaitu:

a. persediaan dalam perjalanan dengan syaratFOB destinationatauFOB shipping point,

b. penjualan konsinyasi,

c. pembelian persediaan dengan skema pendanaan tertentu(product financing arrangements),dan

d. penjualan dengan hak istimewa untuk pengembalian barang(sales with generous or unusual right of return).Tidak ada perbedaan standar akuntansiantara IFRS dan US GAAP untuk akuntansi atas empat kemungkinan kasus pembelian dan penjualan persediaan seperti tersebut di atas.

Dalam halproduct financing arrangements,IAS 18 dan FAS 49(accounting for product financing)sama-sama menyatakan bahwa substansi transaksi sama dengan peminjaman uang.

Untuk kasussales with generous or unusual right of return,baik IAS 18 maupun FAS 48(revenue recognition when right of return exists)sama-sama menyatakan bahwa pendapatan akan diakui pada saat jumlah retur penjualan dapat diestimasi dengan memadai.

Dapat disimpulkan bahwa ketentuan standard akuntansi untuk kepemilikan persediaan, IFRS menekankan pada kejelasan aturan akuntansi dengan mengacu pada substansi transaksi, sehingga bisa dikatakan bahwa standard sama-sama menggunakan basis aturan ataurule-based,atau jika sudut pandangnya ditekankan pada substansi transaksi, dapat dikatakan bahwa IFRS menggunakan basis prinsip atauprinciple-based.Penilaian PersediaanIAS 2 mendiskripsikan bahwa basis utama akuntansi persediaan adalah Biaya Persediaan, dan biaya tersebut didefinisikan sebagai jumlah biaya pembelian atau biaya konversi, termasuk biaya lain untuk membuat persediaan ada di lokasi perusahaan dan dalam kondisi seperti pada saat pelaporan persediaan.

Dikatakan bahwa kos atas pembelian persediaan mencakup harga beli, biaya angkut, asuransi, dan biaya penanganan persediaan(handling costs).Potongan tunai, rabat, dan jenis-jenis potongan pembelian lain jika ada harus dikurangkan ke kos persediaan.

Untuk kasuspersediaan yang memerlukan proses produksi cukup lama, IAS 23 mengatur bahwa bagian dari biaya pendanaan(borrowing costs)harus diperlakukan sebagai bagian daribiayapersediaan.

Semestinya jika konsisten menggunakanprinciple-based, financing costsuntuk keperluan proses produksi yang panjang semacam ini tetap diperlakukan sebagaiperiod costsdan bukannya diperlakukan sebagaiproduction costs,karena jika manajemen memutuskan untuk tidak menggunakan dana luar dalam proses produksinya, makafinancing coststidak akan pernah terjadi.

Dalam IAS 23 selanjutnya dikatakan bahwa biaya pendanaan, biasanyatidak dikapitalisasi sebagai kos persediaan untuk kasus persediaan yang diperoleh dalam keadaan siap untuk dijual.

Biayaproduksi selain bahan baku dan biaya konversi (biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead) hanya akan dibebankan sebagai bagian dari kos persediaan pada saat biaya tersebut dipandang sangat diperlukan untuk membuat persediaan dalam kondisi siap untuk dijual atau dilaporkan dalam laporan keuangan.

Pengukuran Kos Persediaan Dengan Metode Identifikasi KhususBasis teoritis penilaian persediaan dan kos penjualan adalah berdasarkan kos produksi atau biaya perolehan yang melekat pada barang yang masih ada dalam persediaan atau barang yang sudah terjual, dan jika teori ini benar-benar diterapkan maka dikatakan bahwa penilaian persediaan menggunakan metode identifikasi khusus.

Namun demikian, secara umum praktik penilaian persediaan semcam ini dipandang tidak praktis, bahkan tidak bisa diterapkan dalam praktik, karena biasanya setiap produk akan kehilangan identitas spesifiknya pada saat produk tersebut telah melewati proses produksi dan proses penjualan, kecuali untuk persediaan-persediaan yang memiliki nilai sangat tinggi dan perputarannya sangat rendah.

IAS 2 menetapkan bahwa metode identifikasi khusus harus diterapkan atas persediaan yang tidak saling menggantikan(interchangeable)serta atas barangyang dibuat dan dipisahkan untuk memenuhi proyek tertentu. Untuk persediaan yang memenuhi kreteria semacam ini penggunaan metode identifikasi khusus menjadi keharusan(mandatory)dan alternatif metode penilaian persediaan yang lain tidak diperkenankan untuk diterapkan.

First-In, First-Out(FIFO) danWeighted-Average CostMetode penilaian persediaan lainyang diperkenankan oleh IFRS adalah metode FIFO dan metode rata-rata tertimbang(weighted-average method).Dalam metode FIFO diasumsikan bahwa barang yang pertama dibeli akan menjadi barang yang pertama digunakan atau barang yang pertama dijual, tanpa memperhatikan aliran fisik persediaan yang sesungguhnya.

Metode ini dipandang paralel atau paling tidak lebih dekat dengan aliran fisik persediaan pada perusahaan-perusahaan yang memiliki persediaan dengan tingkat perputaran persediaan sedang hingga tinggi.

Kekuatan metode ini adalah pada pelaporan persediaan dalam laporan posisi keuangan (neraca), karena persediaan yang pertama dibeli diasumsikan sebagai persediaan yang pertama dijual, maka saldo persediaan akan terdiri dari persediaan yang terakhir dibeli, sehingga pelaporan persediaan menjadi semakin dekat dengan tujuan pelaporan aset sebesar nilai wajarnya.

Dalam metode rata-rata tertimbang, kos persediaan akhir ditentukan sebesar rata-rata kos persediaan selama satu periode. Meskipun dalam metode rata-rata kos persediaan bisa terdistorsi oleh perubahan tingkat harga persediaan, tetapi metode persediaan ini dalam kasus-kasus tertentu cukup praktis untuk diterapkan.

Net Realizable ValueIAS 2 mendefinisikanNet Realizable Valuesebagai berikut:

Net realizable value is the estimated selling price in the ordinary course of business less the estimated costs of completion and the estimated costs necessary to make the sale. Definisi tersebut sama definisi batas bawah(floor)pada penilaian persediaan dengan metode COMWIL CostorMarket Whichever is Lower(COMWIL)atau Lower Costor Market(LCM)yang ditawarkan pada akuntansi persediaan berbasis US GAAP.

Ketentuan ini didasarkan pada dua basis pertimbangan, yaitu pertamapersediaan tidak boleh dilaporkan di atas nilai bersih yang dapat direalisasi(net realizable value),dan kedua penurunan nilai persediaan harus dilaporkan pada periode terjadinya penurunan nilai persediaan untuk ketepatan penandingan dengan pendapatan pada periode yang bersangkutan.

Persediaan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap laporan keuangan, karena esensi dari kegiatan bisnis, terutama perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur, adalah melakukan jual beli persediaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa volume transaksi dan volume saldo persediaan secara umum jumlahnya akan signifikan terhadap laporan keuangan.Kesalahan akuntansi atas persediaan secara otomatis akan berakibat ganda, yaitu mempengaruhi laporan posisi keuangan (neraca) dan sekaligus mempengaruhi laporan rugi-laba, karena jumlah persediaan dalam neraca akan menentukan jumlah kos penjualan pada laporan rugi-laba.IFRSmerupakanstandar akuntansi yang mempengaruhi praktik akuntansi secara internasional, yang dalam banyak hal memiliki perbedaan standard akuntansi yang cukup signifikan, yang secara umum dikatakan bahwa standard akuntansi IFRS bersifatprinciples-basedbukan Ruled basedPrinciples-basedmengandung makna bahwa standard akuntansi tidak bersifat ketat ataurigid,melainkan hanya memberikan prinsip-prinsip umum standard akuntansi yang harus diikuti untuk memastikan pencapaian kualitas informasi tertentu, misalnya relevan, dapat diperbandingkan, dan objektif.Sedangkanrules-basedmengandung makna bahwa untuk mencapai kualitas informasi tertentu, misalnya relevan, dapat diperbandingkan, dan objektif, standard akuntansi harus bersifat ketat ataurigid.

IAS 7 STATEMENT OF CASH FLOWTujuan Standar ini adalah untuk mensyaratkan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas dari suatu entitas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas selama periode operasi, investasi dan pendanaan.

Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas.Kas terdiri dari kas ditangan dan permintaan deposito.Setara kas jangka pendek adalah investasiyang sangat likuid yang dapat segera dikonversikan untuk diketahui jumlah kas dan tunduk pada risiko signifikan dari perubahan nilai.

Informasi tentang arus kas suatu entitas berguna dalam memberikan informasi kepada pengguna laporan keuangan dengan dasar dalam menilai kemampuan entitas untuk menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas untuk memanfaatkan arus kas.Keputusan-keputusan ekonomi yang diambil oleh pengguna laporan keuangan memerlukan evaluasi kemampuan entitas untuk menghasilkan kas dan setara kas serta waktu dan tingkat kepastian penghasilan.

Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.Aktivitas operasiAktivitas operasi adalah kegiatan menghasilkan pendapatan utama entitas dan kegiatan lainnya yang tidak termasuk investasi atau pendanaan.Arus kas dari aktivitas operasi terutama berasal dari aktivitas menghasilkan pendapatan entitas.Oleh karena itu, aktivitas ini umumnya dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya yang masuk ke dalam penentuan laba atau rugi.

Jumlah arus kas yang timbul dari aktivitas operasi merupakan indikator utama dari sejauh mana operasi entitas telah menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa syarat kepada sumber-sumber pembiayaan eksternal.

Entitas harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari berikut ini:

a. metode langsung, dimana kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan; atau

b. metode tidak langsung, dimana laba atau rugi disesuaikan dengan dampak dari transaksi yang bersifat non-kas, setiap penangguhan atau akrual dari penerimaan tunai atau pembayaran operasi masa lalu atau masa depan, dan item pendapatan atau biaya yang terkait dengan investasi atau pendanaan arus kas.

Aktivitas investasiAktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang dan investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas.Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas investasi adalah penting karena arus kas menunjukkan sejauh mana pengeluaran telah dibuat untuk sumber daya yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas dimasa depan.

Arus kas agregat timbul dari mendapatkan dan kehilangan kontrol atas anak perusahaan atau bisnis lain harus disajikan secara terpisah dan diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi.Aktivitas pendanaanAktivitas pendanaan adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan dalam ukuran dan komposisi kontribusi modal dan pinjaman dari entitas.Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan adalah penting karena berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh penyedia modal untuk entitas.

Entitas harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang timbul dari investasi dan pendanaan.Transaksi non tunaiTransaksi investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan penggunaan kas atau setara kas harus dikecualikan dari laporan arus kas.Transaksi tersebut harus diungkapkan di tempat lain di laporan keuangan dengan cara memberikan semua informasi yang relevan tentang investasi dan pendanaan.Arus Kas dalam Mata Uang AsingArus kas yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam mata uang fungsional suatu entitas dengan menerapkan nilai tukar antara mata uang fungsional dengan mata uang asing pada tanggal arus kas.

Arus kas dari anak perusahaan asing harus dijabarkan dengan kurs antara mata uang fungsional dan mata uang asing pada tanggal arus kas.

Keuntungan yang belum direalisasi dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai tukar mata uang asing tidak dimasukkan dalam arus kas. Namun, efek dari perubahan kurs terhadap kas dan setara kas yang dimiliki atau telah jatuh tempo dalam mata uang asing dilaporkan dalam laporan arus kas dalam rangka untuk merekonsiliasi kas dan setara kas pada awal dan akhir periode.Kas dan setara kasEntitas harus mengungkapkan komponen kas dan setara kas dan harus menyajikan rekonsiliasi jumlahnya dalam laporan arus kas dengan item yang sama dengan yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan.

Entitas harus mengungkapkan, bersama dengan komentar oleh manajemen, jumlah saldo kas dan setara kas yang signifikan yang dimiliki oleh entitas yang tidak tersedia untuk digunakan oleh grup entitas.

IAS 8 ACCOUNTING POLICIES, CHANGES IN ACCOUNTING ESTIMATES AND ERRORSTujuan Standar ini adalah untuk mengatur kriteria pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan dan koreksi kesalahan estimasi akuntansi.Standar ini dimaksudkan untuk meningkatkan relevansi dan keandalan dari entitas laporan keuangan, dan daya banding laporan keuangan tersebut dari waktu ke waktu dan dengan laporan keuangan entitas lain.

Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, peraturan dan praktik khusus yang diterapkan oleh entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Dengan tidak adanya Standar atau Interpretasi yang secara khusus berlaku untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya, manajemen harus menggunakan penilaiannya dalam mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi sehingga menghasilkan informasi yang relevan dan dapat diandalkan.Dalam membuat penilaian, manajemen mengacu dan mempertimbangkan penerapan pada sumber-sumber berikut ini:

a. persyaratan dan petunjuk dalam SAK berhubungan dengan masalah yang sama dan terkait, dan

b. definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran untuk aset, kewajiban, pendapatan dan biaya dalam KerangkaKonseptual.Suatu entitas harus memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk transaksi yang sama, peristiwa dan kondisi lain, kecuali sebuah peraturan secara khusus memerlukan atau memperbolehkan kategorisasi item dimana kebijakan yang berbeda lebih tepat untuk diterapkan.

Entitas harus mengubah kebijakan akuntansi hanya jika perubahan:

a. diperlukan oleh aturan; atau

b. hasil dalam laporan keuangan menyediakan informasi yang dapat diandalkan dan lebih relevan tentang efek transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya terhadap posisi keuangan entitas, kinerja keuangan atau arus kas.

Entitas harus memperhitungkan perubahan dalam kebijakan akuntansi yang dihasilkan dari penerapan awal dari IAS sesuai dengan ketentuan transisi yang spesifik, jika ada, dalam IAS.Ketika entitas merubah suatu kebijakan akuntansi atas penerapan awal dari IAS yang tidak termasuk ketentuan peralihan tertentu berlaku untuk perubahan itu, atau perubahan kebijakan akuntansi secara sukarela, maka berlaku perubahan secara retrospektif. Namun, perubahan kebijakan akuntansi harus diterapkan secara retrospektif kecuali sejauh perubahan tersebut tidak praktis untuk menentukan baik dampak pada periode tertentu atau dampak perubahan kumulatif.

Perubahan estimasi akuntansi

Penggunaan estimasi yang wajar adalah bagian penting dari penyusunan laporan keuangan dan tidak melemahkan kehandalan laporan keuangan.Perubahanestimasi akuntansiadalah penyesuaian nilai tercatat suatu aktiva atau kewajiban, atau jumlah konsumsi periodik aset, yang hasil dari penilaian status sekarang, dan manfaat masa depan yang diharapkan, dan kewajiban yang berhubungan dengan, aset dan kewajiban. Perubahan estimasi akuntansi dari informasi atau perkembangan baru dan, karenanya, bukanlah merupakan koreksi kesalahan.Pengaruh perubahan estimasi akuntansi, harus diakui secara prospektif dengan memasukkannya ke dalam laporan laba rugi pada:

a. periode perubahan, jika perubahan tersebut mempengaruhi periode itu saja; atau

b. periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan tersebut mempengaruhi keduanya.Sebelum periode kesalahan

Kesalahan periode sebelumnya adalah kelalaian dari, dan salah saji dalam, laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih pada periode sebelumnya yang timbul dari kegagalan untuk menggunakan, atau penyalahgunaan, informasi yang reliabel, pada saat:

a. tersedia ketika laporan keuangan untuk periode tersebut telah disetujui untuk diterbitkan, dan

b. cukup dapat diharapkan telah diperoleh dan diperhitungkan dalam persiapan dan penyajian laporan keuangan tersebut.

Kesalahan tersebut mencakup dampak dari kesalahan matematika, kesalahan dalam penerapan kebijakan akuntansi, kelalaian atau salah tafsir fakta, dan penipuan.

Kecuali apabila tidak praktis untuk menentukan baik efek pada periode tertentu atau akumulasi efek kesalahan, suatu entitas harus memperbaiki kesalahan material periode sebelumnya retrospektif dalam laporan keuangan yang diijinkan untuk diterbitkan setelah ditemukan:

a. penegasan kembali jumlah komparatif pada periode sebelumnya disajikan dimana kesalahan terjadi, atau

b. jika kesalahan terjadi sebelum periode yang lalu disajikan, mengemukakan kembali saldo awal aset, kewajiban dan ekuitas untuk periode awal.

Kelalaian atau salah saji material jika kesalahan tersebut bisa, secara individual maupun kolektif, mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan.Materialitas tergantung pada ukuran dan sifat kelalaian atau salah saji yang dinilai berdasarkan keadaan sekitarnya.Ukuran atau sifat item, atau kombinasi keduanya, bisa menjadi faktor yang menentukan.

IAS 10 EVENTS AFTER THE REPORTING PERIODTujuan Standar ini adalah untuk menentukan:

a. kapan entitas menyesuaikan laporan keuangannya untuk peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan, dan

b. pengungkapan yang harus diberikan oleh entitas mengenai tanggal kapan laporan keuangan disetujui untuk diterbitkan dan tentang peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan.

Standar ini juga mensyaratkan bahwa entitas tidak boleh menyusun laporan keuangan atas dasar kelangsungan usaha jika peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan menunjukkan bahwa asumsi kelangsungan usaha tidak tepat.

Peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan adalah peristiwa, menguntungkan dan tidak menguntungkan, yang terjadi antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan dimana laporan disetujui untuk diterbitkan.Dua jenis peristiwa dapat diidentifikasi seperti dibawah ini:

a. peristiwa yang memberikan bukti kondisi yang ada pada akhir periode pelaporan (peristiwa penyesuaian setelah periode pelaporan), dan

b. peristiwa yang menunjukkan kondisi yang muncul setelah periode pelaporan (peristiwa yang tidak disesuaikan setelah periode pelaporan).

Entitas menyesuaikan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan untuk mencerminkan peristiwa penyesuaian setelah periode pelaporan.

Suatu entitas tidak boleh menyesuaikan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan untuk mencerminkan peristiwa yang tidak disesuaikan setelah periode pelaporan.Jika peristiwa yang tidak disesuaikan setelah periode pelaporan bersifat material, tidak adanya pengungkapan bisa mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan yang diambil atas dasar laporan keuangan.Dengan demikian, suatu entitas harus mengungkapkan hal berikut untuk setiap kategori material dari peristiwa yang tidak disesuaikan setelah periode pelaporan:

a. sifat dari peristiwa, dan

b. estimasi dampak keuangan, atau pernyataan bahwa estimasi tidak dapat dibuat.

Jika entitas menerima informasi setelah periode pelaporan tentang kondisi yang ada pada akhir periode laporan, maka entitas harus memperbarui pengungkapan yang berhubungan dengan kondisi tersebut.IAS 11 CONSTRUCTION CONTRACTTujuan Standar ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi terhadap pendapatan dan biaya yang terkait dengan kontrak konstruksi.Karena sifat dari aktivitas yang dilakukan pada kontrak konstruksi, tanggal dimana aktivitas kontrak ditandatangani dan tanggal saat aktivitas tersebut diselesaikan biasanya terbagi dalam periode akuntansi yang berbeda-beda.Oleh karena itu, isu pokok dalam akuntansi kontrak konstruksi adalah alokasi pendapatan kontrak dan biaya kontrak dengan periode akuntansi dimana pekerjaan konstruksi dilakukan.

Standar ini harus diterapkan dalam akuntansi untuk kontrak konstruksi dalam laporan keuangan kontraktor.

Kontrak konstruksi adalah suatu kontrak yang dirundingkan secara khusus untuk konstruksi sebuah aset atau kombinasi dari aset yang secara erat berhubungan atau saling bergantung dalam hal rancangan, teknologi dan fungsi atau tujuan utama atau penggunaan utama aset tersebut.

Persyaratan Standar ini biasanya diterapkan secara terpisah pada setiap kontrak konstruksi.Namun, dalam keadaan tertentu, perlu untuk menerapkan Standar ini pada komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari kontrak tunggal atau kontrak grup bersama-sama dalam rangka untuk mencerminkan substansi kontrak atau sekelompok kontrak.

Pendapatan Kontrak terdiri dari:

a. jumlah awal pendapatan yang disepakati dalam kontrak, dan

b. variasi dalam kontrak kerja, klaim dan pembayaran insentif:

i. sejauh terdapat kemungkinan bahwa variasi tersebut akan menghasilkan pendapatan, dan

ii. variasi tersebut dapat secara andal diukur

Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan atau piutang yang diterima.

Biaya kontrak terdiri atas:

a. biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tersebut;

b. biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak secara umum dan dapat dialokasikan ke kontrak, dan

c. biaya lain yang secara khusus dapat ditagihkan ke pelanggan di bawah persyaratan kontrak.

Apabila hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, pendapatan kontrak dan biaya kontrak terkait dengan kontrak konstruksi harus diakui sebagai pendapatan dan beban masing-masing dengan mengacu ke tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada akhir periode pelaporan.

Apabila hasil kontrak konstruksi tidak dapat diestimasi secara andal:

a. pendapatan diakui hanya sebatas biaya kontrak yang terjadi yang mungkin akan dikembalikan, dan

b. biaya kontrak harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya.

Bila besar kemungkinan bahwa total biaya kontrak akan melebihi total pendapatan kontrak, perkiraan kerugian harus segera diakui sebagai beban.IAS 12 INCOME TAXESTujuan Standar ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi bagi pajak penghasilan.Untuk tujuan Standar ini, pajak penghasilan termasuk semua pajak dalam negeri dan luar negeri yang didasarkan pada laba kena pajak.Pendapatan pajak juga termasuk pajak, seperti pajak penghasilan, yang dibayarkan oleh anak perusahaan, asosiasi atau joint venture yang berhubungan dengan entitas pelapor.

Masalah utama dalam akuntansi untuk pajak penghasilan adalah bagaimana menjelaskan pajak kini dan masa depan, terdiri dari:

a. pemulihan di masa depan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (kewajiban) yang diakui dalam laporan posisi keuangan entitas, dan

b. transaksi dan peristiwa lain pada periode saat ini yang diakui dalam laporan keuangan entitas.PengakuanPajak kini untuk periode saat ini dan sebelumnya wajib, sejauh yang belum dibayar, diakui sebagai kewajiban.Jika jumlah yang telah dibayar sehubungan dengan periode saat ini dan sebelumnya melebihi jumlah yang jatuh tempo untuk periode tersebut, kelebihan wajib diakui sebagai aset.Kewajiban pajak kini (aset) untuk periode saat ini dan sebelumnya harus diukur pada jumlah yang diharapkan akan dibayarkan kepada otoritas perpajakan, dengan menggunakan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang telah berlaku atau secara substansial berlaku pada akhir periode pelaporan.

Hal ini melekat dalam pengakuan aset atau kewajiban bahwa entitas pelapor berharap untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat dari aset atau kewajiban.Jika ada kemungkinan bahwa pemulihan atau penyelesaian pada nilai tercatat tersebut akan membuat pembayaran pajak masa depan yang lebih besar (lebih kecil) daripada yang akan dibayarkan jika pemulihan atau penyelesaian agar tidak ada konsekuensi pajak, Standar ini mensyaratkan entitas untuk mengakui kewajiban pajak tangguhan (aset pajak tangguhan), dengan pengecualian tertentu.

Sebuah aktiva pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi fiskal dan kredit pajak yang tidak terpakai sepanjang terdapat kemungkinan jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan tersedia untuk dikompensasi dengan kerugian fiskal dan kredit pajak yang belum digunakan.PengukuranAset dan kewajiban pajak tangguhan harus diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode saat aktiva tersebut direalisasikan atau kewajiban dilunasi, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang telah berlaku atau secara substansial berlaku pada akhir periode pelaporan.

Pengukuran kewajiban pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan harus mencerminkan konsekuensi pajak yang akan terjadi sesuai dengan harapan entitas, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan nilai tercatat aset dan kewajiban.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan tidak boleh diabaikan.

Jumlah tercatat aktiva pajak tangguhan harus ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan.Entitas harus mengurangi nilai tercatat aktiva pajak tangguhan apabila tidak ada lagi kemungkinan yang cukup bahwa laba fiskal akan tersedia untuk memungkinkan manfaat dari sebagian atau seluruh aktiva pajak tangguhan.Semua pengurangan tersebut harus dibalik (reversed) sejauh terdapat kemungkinan bahwa laba kena pajak yang memadai akan tersedia.

AlokasiStandar ini mensyaratkan entitas untuk memperhitungkan konsekuensi pajak dari transaksi dan peristiwa lain dalam cara yang sama dengan akun untuk transaksi dan peristiwa lainnya.Dengan demikian, untuk transaksi dan peristiwa lainnya yang diakui dalam laporan laba rugi, efek pajak yang berhubungan juga diakui dalam laporan laba rugi.Untuk transaksi dan peristiwa lainnya yang diakui diluar laporan laba rugi (baik dalam pendapatan komprehensif lain atau langsung di ekuitas), efek pajak yang terkait juga diakui diluar laporan laba rugi (baik dalam pendapatan komprehensif lain atau langsung dalam ekuitas).Demikian pula, pengakuan aktiva dan kewajiban pajak tangguhan dalam penggabungan usaha mempengaruhi jumlah goodwill yang timbul dalam penggabungan usaha atau jumlah pembelian yang diakui.

IAS 16 : Property, Plant, and Equipment

Tujuan

Tujuan standar ini adalah mengatur perlakuan akuntansi untuk bangunan, tanah dan peralatan sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas di bangunan, tanah dan peralatan dan perubahan dalam investasi tersebut.

Cakupan

Standar ini harus diterapkan dalam akuntansi untuk bangunan, tanah dan peralatan kecuali bila standar lain membutuhkan atau memungkinkan perlakuan akuntansi yang berbeda.

Pengakuan

Biaya sebuah bangunan, tanah, dan peralatan harus diakui sebagai aset jika, dan hanya jika :

1. kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan yang berkenaan dengan aset tersebut akan memberikan arus kas ke entitas, dan

2. biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Pengukuran pada pengakuan

Pengakuan biaya dalam jumlah tercatat dari bangunan, tanah dan peralatan dihentikan pada saat item dalam lokasi dan kondisi yang diinginkan mampu beroperasi dengan cara yang dimaksudkan oleh manajemen.

Pengukuran biaya

Biaya suatu bangunan, tanah, dan peralatan setara dengan harga tunai pada tanggal pengakuan. Jika pembayaran ditangguhkan melampaui jangka waktu kredit normal, perbedaan antara harga tunai dan total pembayaran diakui sebagai bunga selama periode kredit kecuali bunga tersebut dikapitalisasi sesuai dengan IAS 23.

Pengukuran setelah pengakuan

Suatu entitas harus memilih antara model biaya dalam ayat 30 atau model revaluasi dalam ayat 31 sebagai kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh kelas bangunan, tanah dan peralatan. Pengungkapan

Laporan keuangan harus mengungkapkan, untuk setiap kelas bangunan, tanah, dan peralatan:

1. dasar pengukuran yang digunakan untuk menentukan jumlah bruto tercatat;

2. metode penyusutan yang digunakan;

3. masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;

4. jumlah bruto tercatat dan akumulasi pada awal dan akhir periode, dan

5. suatu rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode

IAS 17 : LEASES

Tujuan

Tujuan Standar ini adalah mengatur kebijakan akuntansi dan pengungkapan yang sesuai untuk diterapkan dalam hubungannya dengan sewa.

Cakupan

Standar ini harus diterapkan dalam akuntansi untuk semua sewa selain :

1. sewa untuk mengeksplorasi atau menggunakan mineral, minyak, gas alam dan sumber daya non-regeneratif sejenisnya, dan

2. perjanjian lisensi untuk barang-barang seperti film, rekaman video, drama, naskah, paten dan hak cipta.

Sewa dalam laporan keuangan lessee

Sewa pembiayaan

Pengakuan awal

Pada awal masa sewa, lessee harus mengakui sewa pembiayaan sebagai aktiva dan kewajiban dalam laporan keuangan mereka pada jumlah yang sama dengan nilai wajar aset sewaan.

Pengukuran berikutnya

Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara beban keuangan dan pengurangan dari kewajiban sewa.

Pengungkapan

Lessee wajib, selain untuk memenuhi persyaratan IFRS 7 Instrumen Keuangan : Pengungkapan.

Sewa Operasi

Pembayaran sewa pada sewa operasi diakui sebagai beban dengan dengan metode garis lurus selama masa sewa kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari pengguna.

Pengungkapan

Lessee wajib, selain untuk memenuhi persyaratan IFRS 7.

Sewa dalam laporan keuangan lessor

Sewa pembiayaan

Pengakuan awal

Lessor harus mengakui aset berupa sewa pembiayaan dalam laporan keuangan dan menyajikannya sebagai piutang sebesar jumlah yang sama dengan investasi bersih dalam sewa.

Pengukuran berikutnya

Pengakuan dari penghasilan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan dari investasi bersih lessor pada sewa pembiayaan.

Pengungkapan

Lessor wajib, selain untuk memenuhi persyaratan dalam IFRS 7.

Sewa operasi

Lessor menyajikan subjek aset sewa operasi dalam laporan keuangan sesuai sifat aset tersebut.

Pendapatan sewa dari sewa operasi akan diakui sebagai pendapatan dengan metode garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu di mana manfaat penggunaan berasal dari sewa aset.

Pengungkapan

Lessor wajib, selain untuk memenuhi persyaratan IFRS 7.

IAS 18 : REVENUE

Tujuan

Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dalam rangka kegiatan normal entitas dan disebut dengan berbagai nama yang berbeda termasuk penjualan, biaya, bunga, dividen, dan royalti. Tujuan Standar ini adalah mengatur perlakuan akuntansi pendapatan dari beberapa jenis transaksi dan peristiwa.

Cakupan

Standar ini dapat diterapkan dalam akuntansi untuk pendapatan yang timbul dari berdasarkan transaksi dan peristiwa berikut :

1. penjualan barang;

2. pemberian jasa, dan

3. penggunaan aset entitas yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen oleh pihak lain.

Pengukuran pendapatan

Pendapatan harus diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau piutang.

Pengungkapan

Suatu entitas harus mengungkapkan :

1. kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk metode yang diadopsi untuk menentukan tahap penyelesaian transaksi yang melibatkan pemberian jasa;

2. jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode, termasuk pendapatan yang timbul dari:

a. penjualan barang;

b. pemberian jasa;

c. bunga;

d. royalti;

e. dividen, dan

3. jumlah pendapatan yang timbul dari pertukaran barang atau jasa termasuk dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan.

Entitas mengungkapkan setiap kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi sesuai dengan IAS 37 Provisi, Kewajiban Kontijensi dan Aset Kontijensi. Kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi mungkin timbul dari barang-barang seperti biaya garansi, klaim, denda atau kerugian.

IAS 19 : EMPLOYEE BENEFITS Tujuan

Tujuan Standar ini adalah mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja yang mengharuskan perusahaan untuk mengakui :

1. kewajiban ketika pekerja telah memberikan layanan dalam pertukaran untuk imbalan kerja yang akan dibayarkan di masa depan, dan

2. beban ketika entitas mengkonsumsi manfaat ekonomi yang timbul dari layanan yang disediakan oleh seorang karyawan dalam pertukaran untuk manfaat karyawan.

Cakupan

Standar diterapkan oleh pemimpin dalam akuntansi untuk imbalan kerja, kecuali IFRS 2 Share-based Payment.

Pengakuan dan pengukuran

Semua Imbalan kerja jangka pendek

Ketika seorang karyawan telah memberikan jasanya kepada entitas dalam suatu periode akuntansi, entitas harus mengakui jumlah tak terdiskonto manfaat jangka pendek karyawan yang diharapkan akan dibayar dalam pertukaran untuk layanan itu.

Jangka pendek absen dibayar

Suatu entitas harus mengakui biaya yang diharapkan dari manfaat jangka pendek karyawan.

Suatu entitas dapat membayar karyawan untuk ketidakhadiran karena berbagai alasan termasuk hari libur, penyakit dan cacat jangka pendek, bersalin, layanan juri dan dinas militer.

Bagi hasil dan bonus rencana

-Suatu entitas harus mengakui biaya yang diharapkan dari bagi hasil dan bonus pembayaran.

-Suatu entitas dapat membuat estimasi yang andal dari kewajiban hukum atau konstruktif di bawah rencana pembagian keuntungan atau bonus

-Suatu kewajiban di bawah pembagian keuntungan dan bonus berencana hasil dari kerja karyawan dan bukan dari transaksi dengan pemilik entitas.

Pasca-kerja: program iuran pasti

Pengakuan dan pengukuran

Ketika seorang karyawan telah memberikan jasanya kepada entitas selama periode, entitas harus mengakui hutang iuran untuk program pensiun iuran pasti.

Pengungkapan

Entitas mengungkapkan jumlah yang diakui sebagai beban untuk mendefinisikan kontribusi rencana. Apabila diperlukan oleh IAS 24 entitas mengungkapkan informasi tentang kontribusi iuran pasti untuk karyawan kunci.

Pasca-kerja: program manfaat pasti

Pengakuan dan pengukuran

Pembayaran manfaat yang didanai saat jatuh tempo tidak hanya bergantung pada posisi keuangan dan kinerja investasi dana tetapi juga pada kemampuan suatu entitas, dan kemauan, untuk membuat baik setiap kekurangan aktiva dana. Oleh karena itu, entitas ini, pada dasarnya, underwriting yang aktuaria dan investasi risiko yang terkait dengan rencana tersebut. Akibatnya, beban yang diakui untuk program pensiun manfaat pasti belum tentu jumlah kontribusi selama proses.

Pengakuan dan pengukuran: program aktiva

Ketika, dan hanya jika, maka hampir dipastikan bahwa pihak lain akan mengganti beberapa atau semua pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban imbalan pasti.

Pengungkapan

Entitas harus mengungkapkan informasi bahwa:

1. menjelaskan karakteristik rencana iuran pasti manfaat dan risiko terkait dengan mereka.

2. mengidentifikasi dan menjelaskan jumlah dalam laporan keuangannya yang muncul dari rencana iuran pasti manfaat.

3. menjelaskan bagaimana rencana iuran pasti manfaat dapat mempengaruhi jumlah, waktu dan ketidakpastian arus masa depan entitas kas.

IAS 20 : ACCOUNTING FOR GOVERNMENT GRANTS AND DISCLOSURE OF GOVERNMENT ASSISTANCE

Cakupan

Standar ini harus diterapkan untuk akuntansi, pengungkapan, hibah pemerintah dan pengungkapan atas bentuk lain bantuan pemerintah.

Pengakuan dan Pengukuran

Hibah pemerintah harus diakui dalam laporan laba rugi secara sistematis selama periode di mana entitas mengakui sebagai beban biaya yang berkaitan dengan hibah yang dimaksudkan untuk mengimbangi.

Dana bantuan pemerintah yang dibayar akan dicatat sebagai perubahan dalam estimasi akuntansi.

Pengungkapan

Hal-hal berikut harus diungkapkan:

1. kebijakan akuntansi yang digunakan untuk hibah pemerintah, termasuk metode presentasi digunakan dalam laporan keuangan;

2. sifat dan tingkat hibah pemerintah diakui dalam keuangan pernyataan dan indikasi bentuk lain dari bantuan pemerintah dari entitas yang telah diuntungkan secara langsung, dan

3. kondisi terpenuhi dan kontinjensi lain yang melekat pada pemerintah bantuan yang telah diakui.

IAS 21 The Effects of Changes in Foreign Exchange RatesTujuan Pernyataan ini adalah mengatur bagaimana memasukkan transaksi mata uang asing dan asing operasi dalam laporan keuangan suatu entitas dan bagaimana menjabarkan laporan keuangan.

Fungsional Mata Uang

Mata uang fungsional adalah mata uang dari lingkungan ekonomi utama di mana entitas beroperasi. Entitas mempertimbangkan faktor-faktor berikut dalam menentukan mata uang fungsional:

1. mata uang:

yang terutama mempengaruhi harga penjualan untuk barang dan jasa, dan

dari negara yang kompetitif dan peraturan terutama menentukan harga penjualan barang dan jasa.

2. mata uang yang terutama mempengaruhi biaya tenaga kerja, material dan lainnya menyediakan barang atau jasa.

Pelaporan transaksi mata uang asing dalam mata uang fungsional

Mata uang asing adalah mata uang selain mata uang fungsional dari entitas. Spot nilai tukar adalah nilai tukar untuk pengiriman. Selisih kurs adalah selisih menerjemahkan sejumlah tertentu unit dari satu mata uang ke mata uang lain dengan kurs yang berbeda. Sebuah transaksi valuta asing harus dicatat, pada pengakuan awal dalam mata uang fungsional, dengan menerapkan dengan jumlah mata uang asing pertukaran kurs spot antara mata uang fungsional dan asing mata uang pada tanggal transaksi.Selisih kurs yang timbul harus diakui dalam laporan laba rugi pada periode di mana mereka muncul. Namun, Dalam keuangan laporan yang mencakup kegiatan usaha luar negeri dan entitas pelaporan (misalnya laporan keuangan konsolidasi ketika kegiatan usaha luar negeri anak perusahaan), selisih nilai tukar tersebut diakui pada awalnya di lain pendapatan komprehensif dan direklasifikasi dari ekuitas ke laporan laba rugi atas pelepasan investasi neto.Ketika keuntungan atau kerugian pada item non-moneter tersebut diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya, setiap pertukaran komponen yang laba atau rugi harus diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya. Sebaliknya, ketika keuntungan atau kerugian pada item non-moneter tersebut diakui dalam laporan laba rugi, komponen pertukaran itu Laba atau rugi harus diakui dalam laporan laba rugi.IAS 23 BORROWING COSTSBiaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasi merupakan bagian dari biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban.

Biaya pinjaman merupakan bunga dan biaya lain yang ditanggung entitas sehubungan dengan peminjaman dana.Pengakuan

Entitas harus mengakui biaya pinjaman lainnya sebagai beban dalam periode yang menimbulkan mereka. Tingkat kapitalisasi harus dirata-ratakan tertimbang dari pinjaman terkait pinjaman dari entitas yang beredar pada periode biaya, selain pinjaman yang secara khusus untuk tujuan memperoleh suatu aset tertentu.

bahwa entitas mengkapitalisasi selama periode tidak boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang terjadi selama periode. Tanggal dimulainya untuk kapitalisasi adalah tanggal ketika entitas pertama kali memenuhi semua kondisi berikut:

menimbulkan pengeluaran untuk aset tersebut;

itu menimbulkan biaya pinjaman, dan

melakukan kegiatan yang diperlukan untuk mempersiapkan aset untuk digunakan atau dijual.Penyingkapan

Entitas harus mengungkapkan:

jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi selama periode, dan

tingkat kapitalisasi yang digunakan untuk menentukan jumlah biaya pinjaman yang memenuhi syarat untuk kapitalisasi.IAS 24 RELATED PARTY DISCLOSURETujuan Pernyataan ini adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan entitas berisi pengungkapan diperlukan untuk menarik perhatian terhadap kemungkinan bahwa posisi keuangan dan laba atau rugi mungkin telah dipengaruhi oleh keberadaan pihak terkait dan oleh transaksi dan saldo, termasuk komitmen, dengan pihak-pihak tersebut. Pihak terkait adalah orang atau badan yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangan (dalam hal ini disebut sebagai 'pelapor').

a. Orang atau anggota keluarga dekat orang itu berhubungan dengan entitas pelaporan jika orang tersebut:

memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;

memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau adalah anggota dari personil manajemen kunci entitas pelapor atau orang tua dari pelapor entitas.

b. Entitas terkait dengan entitas pelaporan jika salah satu kondisi berikut berlaku:

Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok yang sama (yang berarti bahwa setiap orang tua, anak perusahaan dan anak perusahaan sesama berhubungan dengan orang lain).

Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota kelompok yang lain adalah entitas anggota).

Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.

Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.

entitas adalah pasca-kerja manfaat pasti untuk kepentingan karyawan baik entitas pelaporan pengusaha juga terkait dengan entitas pelapor.

Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam (a).

Orang yang diidentifikasi dalam (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau anggota dari kunci manajemen personalia entitas (atau entitas induk dari entitas tersebut).

Sebuah transaksi pihak terkait adalah transfer sumber daya, jasa atau kewajiban antara entitas pelaporan dan pihak hubungan istimewa, terlepas dari apakah harga dibebankan.

Anggota keluarga dekat dari seseorang adalah anggota keluarga mereka yang mungkin diharapkan mempengaruhi atau menjadi dipengaruhi oleh, orang dalam hubungan mereka dengan entitas dan meliputi:

1. anak-anak yang orang dan pasangan atau pasangan dalam negeri;

2. anak dari pasangan orang itu atau mitra dalam negeri, dan

3. tanggungan dari orang itu atau pasangan orang itu atau pasangan dalam negeri.

Hubungan antara orangtua dan anak perusahaan akan diungkapkan terlepas dari apakah ada transaksi antara mereka. Entitas harus mengungkapkan nama orang tua dan, jika berbeda, yang paling mengendalikan partai. Jika tidak orang tua entitas maupun pihak pengendali utama menghasilkan konsolidasi Laporan keuangan tersedia untuk keperluan umum, nama orang tua paling senior berikutnya yang melakukannya juga harus diungkapkan.

Entitas harus mengungkapkan personel kompensasi manajemen kunci secara total dan untuk masing-masing berikut

kategori:

jangka pendek imbalan kerja;

imbalan pasca kerja;

jangka panjang lainnya manfaat;

pemutusan manfaat, dan

pembayaran berbasis saham.

Jika entitas memiliki transaksi dengan pihak terkait selama periode yang dicakup oleh laporan keuangan, Komisi wajib mengungkapkan sifat hubungan istimewa serta informasi mengenai transaksi tersebut dan Saldo, termasuk komitmen, yang diperlukan bagi pengguna untuk memahami dampak potensial dari Hubungan terhadap laporan keuangan. Ini persyaratan pengungkapan yang selain mereka dalam ayat 17. Minimal, pengungkapan meliputi:

jumlah transaksi;

jumlah saldo, termasuk komitmen, dan:

syarat dan kondisi, termasuk apakah mereka dijamin, dan sifat dari pertimbangan untuk menjadi disediakan dalam penyelesaian, dan

rincian jaminan yang diberikan atau diterima;

ketentuan untuk piutang tidak tertagih terkait dengan jumlah saldo, dan

biaya diakui selama periode sehubungan dengan kredit macet atau ragu-ragu karena dari pihak terkait [ayat 18]

Pengungkapan yang disyaratkan oleh paragraf 18 harus dibuat secara terpisah untuk masing-masing kategori berikut:

orang tua;

entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan atas entitas;

anak perusahaan;

asosiasi;

usaha patungan di mana entitas merupakan venturer;

karyawan kunci dari entitas atau induknya, dan

pihak terkait lainnya.

Item yang sifatnya serupa dapat diungkapkan secara agregat kecuali jika pengungkapan terpisah diperlukan untuk pemahaman efek dari transaksi dengan pihak terkait terhadap laporan keuangan entitas.

Sebuah entitas pelaporan dikecualikan dari persyaratan pengungkapan ayat 18 dalam kaitannya dengan pihak terkait transaksi dan saldo, termasuk komitmen, dengan:

pemerintah yang memiliki kontrol, pengendalian bersama atau pengaruh signifikan atas entitas pelapor; dan

entitas lain yang memiliki hubungan istimewa karena pemerintah memiliki kontrol yang sama, pengendalian bersama atau signifikan berpengaruh atas kedua entitas pelaporan dan entitas lainnya. [ayat 25]

Jika entitas pelapor menerapkan pengecualian dalam paragraf 25, harus mengungkapkan hal berikut mengenai transaksi dan saldo terkait sebagaimana dimaksud pada ayat 25:

nama pemerintah dan sifat hubungannya dengan entitas pelapor (yaitu kontrol, bersama kontrol atau pengaruh signifikan);

informasi berikut secara rinci cukup untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan entitas untuk memahami dampak transaksi dengan pihak terkait terhadap laporan keuangan:

1. sifat dan jumlah setiap transaksi individual signifikan; dan

2. untuk transaksi lain yang secara kolektif, tetapi tidak secara individual, signifikan, kualitatif atau kuantitatif indikasi sejauh mereka. Jenis transaksi termasuk yang tercantum dalam ayat 21.

IAS 26 ACCOUNTING AND REPORTING BY RETIREMENT BENEFIT PLANSProgram imbalan pensiun adalah pengaturan dimana entitas memberikan imbalan kepada karyawan pada atau setelah penghentian layanan (baik dalam bentuk pendapatan tahunan atau sebagai lump sum) ketika seperti manfaat, atau kontribusi terhadap mereka, dapat ditentukan atau diperkirakan sebelum pensiun dari ketentuan dokumen atau dari praktik kebiasaan entitas. Program pensiun manfaat beberapa memiliki sponsor selain pengusaha, Standar ini juga berlaku untuk laporan keuangan rencana tersebut.

Manfaat rencana ditetapkan

Manfaat program rencana tunjangan pensiun di mana jumlah yang harus dibayar sebagai manfaat pensiun yang ditentukan dengan mengacu pada formula biasanya didasarkan pada pendapatan karyawan dan / atau masa kerja.Tujuan pelaporan oleh program manfaat pensiun adalah secara berkala untuk memberikan informasi tentang keuangan sumber daya dan kegiatan dari rencana yang berguna dalam menilai hubungan antara akumulasi sumber daya dan manfaat rencana dari waktu ke waktu. Laporan keuangan dari program pensiun manfaat pasti memuat baik:

pernyataan yang menunjukkan:

aset bersih yang tersedia untuk manfaat;

nilai tunai aktuaria manfaat pensiun yang dijanjikan, membedakan antara manfaat vested dan Manfaat non-vested, dan

kelebihan yang dihasilkan atau defisit; atau

pernyataan dari aktiva bersih yang tersedia untuk manfaat termasuk baik:

catatan mengungkapkan nilai sekarang aktuaria manfaat pensiun yang dijanjikan, membedakan antara vested manfaat dan non-vested manfaat; atau referensi untuk informasi ini dalam laporan aktuaria yang menyertainya.

Investasi manfaat pensiun rencana dilaksanakan pada nilai wajar. Dalam kasus nilai wajar surat berharga adalah nilai pasar. Dimana investasi rencana diadakan dimana perkiraan nilai wajarnya tidak mungkin pengungkapan harus terbuat dari alasan mengapa nilai wajar tidak digunakan.

IAS 27 SEPERATE FINANCIAL STATEMENTSIAS 27 paragraf 10 menyatakan bahwa entintas induk dapat tidak menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai laporan keuangannya untuk tujuan umum (general purpose financial statment).

IAS 27 paragraf 6 mengatur bahwa laporan keuangan tersendiri tidak perlu dilampirkan pada laporan keuangan konsolidasi

Dalam praktik, laporan keuangan tersendiri tidak disajikan secara lengkap, tetapi hanya menyajikan beberapa komponen laporan keuangan.

IFRS menyajikan investor dalam entitas asosiasi,venturerdalam ventura bersama (joint venture), dan entitas induk untuk menyajikan laporan keuangan tersendiri. Dalam laporan keuangan tersendiri, investasi pada entitas asosiasi, ventura bersama dan entitas anak diukur pada nilai wajar atau biaya (cost).IAS 28 Investments in Associates and Joint VenturesStandar Akuntansi Internasional 28 Investasi pada Perusahaan Asosiasi dan Joint Ventures (IAS 28) mengatur akuntansi investasi pada perusahaan asosiasi dan menetapkan persyaratan untuk penerapan metode ekuitas ketika akuntansi untuk investasi pada perusahaan asosiasi dan joint venture.

Standar ini menyediakan pembebasan dari penerapan metode ekuitas mirip dengan yang disediakan di IFRS 10 Laporan Keuangan Konsolidasi bagi orangtua untuk tidak mempersiapkan laporan keuangan konsolidasi.

Standar ini juga menyediakan pembebasan dari penerapan metode ekuitas saat investasi dalam asosiasi atau ventura bersama yang diselenggarakan oleh, atau dipegang langsung melalui, organisasi modal ventura, atau reksadana, unit trust dan serupa entitas termasuk investasi-linked dana asuransi. Mereka investasi di asosiasi dan joint venture dapat diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi sesuai dengan IFRS 9 Instrumen Keuangan. Persyaratan pengungkapan untuk entitas dengan pengendalian bersama, atau signifikan berpengaruh atas, perusahaan asosiasi yang ditentukan dalam IFRS 12 Pengungkapan Bagian Partisipasi dalam Entitas lain.

Berdasarkan metode ekuitas, pada awal investasi pengakuan dalam asosiasi atau perusahaan patungan diakui pada biaya, dan nilai tercatat ditambahkan atau dikurangi untuk mengakui bagian investor atas laba atau rugi investee setelah tanggal akuisisi. Bagian investor dari laba perusahaan asosiasi atau kerugian yang diakui pada laba atau rugi investor. Distribusi yang diterima dari investee mengurangi nilai tercatat investasi. Penyesuaian tersebut membawa jumlah mungkin juga diperlukan untuk perubahan dalam kepentingan proporsional investor perusahaan asosiasi yang timbul dari perubahan dalam perusahaan asosiasi komprehensif lain penghasilan. Perubahan tersebut termasuk yang timbul dari penilaian kembali aktiva, tetap dan dari selisih kurs penjabaran. Bagian investor dari perubahan-perubahan tersebut diakui di lain investor Pendapatan komprehensif (lihat PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan).

Pengakuan pendapatan atas dasar distribusi yang diterima tidak mungkin menjadi ukuran yang cukup besar penghasilan yang diperoleh oleh investor pada investasi di rekan atau perusahaan patungan karena distribusi yang diterima dapat menanggung sedikit kaitannya dengan kinerja asosiasi atau ventura bersama. Karena investor memiliki pengendalian bersama, atau pengaruh signifikan atas, asosiasi, investor memiliki kepentingan dalam asosiasi atau kinerja usaha patungan dan, sebagai hasilnya, kembali pada investasi. Rekening investor untuk kepentingan ini dengan memperpanjang lingkup laporan keuangan untuk mencakup pangsa laba atau rugi seperti asosiasi yang. Akibatnya, penerapan metode ekuitas menyediakan lebih informatif pelaporan aset bersih investor dan laba atau rugi

Nilai wajar dari bunga ditahan dianggap sebagai nilai wajar pada awal pengakuan sebagai aset keuangan sesuai dengan IFRS 9. Entitas harus mengakui dalam laporan laba rugi perbedaan antara: (I) nilai wajar dari bunga yang dipertahankan dan setiap hasil dari membuang bunga bagian dalam asosiasi atau ventura bersama, dan (Ii) nilai tercatat investasi pada tanggal metode ekuitas dihentikan.

Oleh karena itu, jika laba atau rugi yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya oleh asosiasi akan direklasifikasi ke laporan laba rugi pada pelepasan terkait aktiva atau kewajiban, entitas mereklasifikasi keuntungan atau kerugian dari ekuitas ke laporan laba Kerugian (sebagai penyesuaian reklasifikasi) ketika metode ekuitas dihentikan.IAS 29: Financial Reporting in Hyperinflationary EconomiesIAS 29 ini berkaitan dengan penyajian kembali laporan keuangan ketika terjadi ekonomi hiperinflasi dalam mata uang pelaporan entitas. Dalam kondisi semacam ini, laporan keuangan entitas disajikan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan. Selain itu, pos-pos terkait di periode sebelumnya disajikan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan, dan laba rugi atau posisi moneter neto diakui dalam laporan laba rugi dan diungkapkan terpisah.Standar ini harus diterapkan terhadap laporan keuangan, termasuk konsolidasi laporan keuangan, dari setiap entitas yang mata uang fungsionalnya adalah mata uang dari ekonomi hyperinflationary. Berarti dalam IAS 29 menjelaskan mengenai laporan keuangan dalam entitas dalam kondisi perekonomian Hyperinflasi.IAS 32: Financial Instruments: PresentationDewan Standar Akuntansi Internasional dikembangkan ini revisi IAS 32 sebagai bagian dari proyek untuk meningkatkan IAS 32 dan IAS 39 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Tujuan dari proyek ini adalah untuk mengurangi kompleksitas dengan mengklarifikasi dan menambahkan pedoman, menghilangkan inkonsistensi internal dan menggabungkan ke dalam unsur-unsur Standar Komite Interpretasi Tetap (SIC) Interpretasi dan IAS 39 petunjuk pelaksanaan yang diterbitkan oleh Pelaksanaan Bimbingan Committee (IGC).

Klasifikasi kontrak derivatif dan non-derivatif diindeks, atau menetap dalam, instrumen sendiri suatu entitas ekuitas telah diklarifikasi konsisten dengan Prinsip dalam ayat IN6. Secara khusus, ketika entitas menggunakan sendiri ekuitas instrumen 'sebagai mata uang' dalam kontrak untuk menerima atau memberikan variabel jumlah saham yang nilainya sama dengan jumlah yang tetap atau suatu jumlah yang didasarkan pada perubahan variabel yang mendasari (misalnya harga komoditas), kontrak bukanlah ekuitas instrumen, tapi merupakan aset keuangan atau kewajiban keuangan.IAS 32 menggabungkan bimbingan sebelumnya di SIC-17 Biaya Ekuitas-dari ekuitas Transaksi. Transaksi biaya yang dikeluarkan sebagai bagian penting dari menyelesaikan Transaksi saham dicatat sebagai bagian dari transaksi itu dan dikurangi dari ekuitas. Standar ini harus diterapkan kepada mereka kontrak untuk membeli atau menjual non-keuangan item yang dapat diselesaikan bersih tunai atau instrumen lain keuangan, atau dengan bertukar instrumen keuangan, seolah-olah kontrak adalah instrumen keuangan, dengan pengecualian kontrak yang masuk ke dalam dan terus diadakan untuk tujuan dari penerimaan atau pengiriman item non-keuangan sesuai dengan diharapkan entitas pembelian, penjualan atau penggunaan persyaratan.

IAS 33 Earnings per Share

Entitas bisnis diwajibkan menghitung dan mengungkapkan laba per lembar dasar atas laba atau rugi berdasarkan jumlah lembar saham yang berhak atas laba atu rugi tersebut di laporan laba komprehensif. Untuk laporan konsolidasi, laba atau rugi dibagi terhadap jumlah lembar saham perusahaan induk yang berhak atas laba atau rugi tersebut. Untuk tujuan menghitung laba per lembar saham, jumlah saham yang dijadikan pembagi adalah jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar.

Entitas bisnis diwajibkan menghitung laba per lembar saham dilusi. Untuk tujuan menghitung laba per lembar saham dilusi, jumlah saham yang dijadikan pembagi adalah jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar jika adanya konversi saham dilusi menjadi saham biasa.

Entitas yang melaporkan operasi yang tidak berjalan wajib melaporkan jumlah dasar dan dilusi per lembar saham di laporan laba komprehensif dan atau di catatan atas laporan keuangan.

IAS 34 Interim Financial Reporting

Penyajian Laopran Keuangan Interim merupakan pelaporan keuangan apakah itu laporan keuangan yang lengkap atau laporan keuangan dengan format ringkas (condensed) dalam periode interim. Periode interim adalah periode pelaporan keuangan yang lebih pendek dari satu tahun.

Pelaporan keuangan interim harus mencakup:

condensed statement of financial position;

condensed statement of comprehensive income, presented as either;

a condensed single statement; or

a condensed separate income statement and a condensed statement of comprehensive income; condensed statement of changes in equity;

condensed statement of cash flows; and

selected explanatory notes.

Dalam memilih bagaimana mengakui, mengukur, mengklasifikasikan, atau mengungkapkan item untuk tujuan pelaporan keuangan interim, materialitas harus dinilai pada periode laporan keuangan interim. Dalam melakukan pengukuran harus memiliki estimasi yang lebih luas dari pada laporan keuangan tahunan.

Kebijakan akuntansi dalam laporan keuangan interim haruslah sama dengan laporan keuangan tahunan kecuali ada perubahan setelah tanggal laporan keuangan tahunan yang terakhir.

IAS 36 Impairment of Assets

Tujuan Pernyataan ini adalah mengatur prosedur yang berlaku untuk suatu entitas agar aset yang dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan (recoverable amount). Jika nilai yang tercatat melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset maka hal ini disebut sebagai penurunan nilai.

Entitas menilai pada setiap akhir periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa aset mungkin mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi, entitas harus mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.

Penurunan nilai aktiva yang dilakukan tidak boleh melampaui nilai tercatatnya.

Jika ada kemungkinan suatu aset mengalami penurunan nilai, entitas harus mengestimasi jumlah terpulihkan aset. Jika estimasi tidak dapat dilakukan dengan baik maka entitas harus menentukannya dari kemampuan suatu aset dalam menghasilkan kas bagi perusahaan.

Jumlah terpulihkan dari kemampuan suatu aset menghasilkan kas bagi perusahaan adalah nilai tertinggi dari nilai wajar aset dikurangi biaya pelepasan aset atau nilai kegunaan suatu aset.

Pengembalian atas penurunan nilai yang telah terjadi Entitas menilai pada setiap akhir periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa kerugian penurunan nilai yang diakui pada periode sebelumnya untuk aset selain goodwill mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika terdapat indikasi, entitas harus mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Hal ini disebut dengan pengembalian atas penurunan nilai yang telah terjadi (reversing an impairment loss.

Kerugian penurunan nilai pada goodwill tidak dapat tidak dapat dikembalikan pada periode selanjutnya.

IAS 37 Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets

Provisions (Kewajiban Diestimasi)

Kewajiban diestimasi adalah kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum pasti. Kewajiban diestimasi diakui sebagai kewajiban dan diakrualkan (dengan asumsi dapat dibuat estimasi andal) karena kewajiban diestimasi tersebut merupakan kewajiban masa kini dan kemungkinan besar (probable) mengakibatkan arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban tersebut. Jadi, Entitas mengakui kewajiban diestimasi jika:a. entitas memiliki kewajiban kini sebagai hasil dari peristiwa masa lalu. Kewajiban kini adalah kewajiban yang timbul saat ini karena adanya peristiwa masa lalu yang mungkin dapat menyebabkan timbulnya kewajiban.

b. kemungkinan besar (probable) terjadi bahwa entitas akan disyaratkan untuk mentransfer manfaat ekonomis pada saat penyelesaian; dan

c. jumlah kewajiban dapat diestimasi dengan andal.Entitas mengakui kewajiban diestimasi tersebut sebagai kewajiban dalam neraca dan mengakui jumlah dari kewajiban diestimasi tersebut sebagai beban dalam laporan laba rugi.

Kontinjensi

Kontinjensi adalah kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai keuntungan atau kerugian untuk perusahaan yang pada akhirnya akan diselesaikan apabila satu atau lebih kejadian di masa depan terjadi atau tidak terjadi. Kewajiban kontinjensi tidak diakui sebagai kewajiban dan hanya akan diungkapkan karena kewajiban kontinjensi tersebut merupakan salah satu dari berikut ini: kewajiban potensial atau cukup mungkin terjadi (reasonably possible) karena belum pasti apakah perusahaan memiliki kewajiban kini yang akan menimbulkan arus keluar sumber daya; atau

kewajiban kini yang tidak memenuhi kriteria pengakuan. Maksudnya karena tidak besar kemungkinan bahwa penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya atau karena estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tidak dapat dibuat

Secara umum, semua kewajiban diestimasi bersifat kontinjensi karena tidak pasti dalam jumlah atau waktu. Tetapi, dalam Pernyataan ini istilah "kontinjensi" digunakan untuk kewajiban dan aktiva yang tidak diakui karena keberadaannya baru dapat dipastikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih yang tidak pasti hanya pada saat masa datang dan tidak sepenuhnya berada dalam kendali perusahaan.

Aktiva kontinjensi tidak diakui, hanya diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan apabila arus kas masuk sumber daya sangat mungkin terjadi.

IAS 38 : INTANGIBLE ASSETS

Aset tidak berwujud merupakan salah satu aset non-moneter yang dapat diidentifikasi tanpa substansi fisik dari aset tersebut.

Pengakuan dan Pengukuran dari aset tidak berwujud :Pengakuan Aset tidak berwujud sebagai berikut:

(a) Terdapat manfaat ekonomis yang berhubungan langsung dengan entitas aset tidak berwujud; dan

(b) biaya perolehan aset tidak berwujud dapat diukur secara andal.

IFRS 3 mengenai Penggabungan Usaha, aset tidak berwujud yang diperoleh dalam penggabungan usaha, biaya untuk memperoleh aset tidak berwujud dilihat berdasarkan nilai wajarnya pada tanggal akuisisi usaha.

Pengukuran Aset Tidak Berwujud

Suatu entitas aset tidak berwujud harus memilih antara cost model atau revaluation model sebagai kebijakan akuntansi.

COST MODEL : Setelah awal pengakuan dari aset tidak berwujud, aset tidak berwujud harus dicatat sebesar biaya yang dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi penurunan nilai dari aset tidak berwujud.

Revaluation Model: Setelah awal pengakuan dari aset tidak berwujud harus dilakukan pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan nilai revaluasi ini, Standard wajar, harus diukur dengan mengacu pada pasar yang aktif. Revaluasi harus dilakukan dengan teratur sehingga pada akhir periode pelaporan, nilai aset tercatat tidak berbeda secara material dari nilai wajarnya. Jika jumlah aset tidak berwujud yang tercatat meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut harus diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya dan terakumulasi dalam ekuitas dari surplus revaluasi. Namun, kenaikan tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi. Jika jumlah aset tidak berwujud yang tercatat menurun sebagai akibat revaluasi, penurunan tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi. Namun, penurunan tersebut harusdiakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya sampai sebatas saldo kredit dalam surplus revaluasi sehubungan aset tersebut.

Aset tidak berwujud dengan masa manfaat terbatasJumlah yang dapat disusutkan dari aset tidak berwujud dengan umur manfaat yang terbatas harus dialokasikan secara sistematis selama masa manfaatnya. Jumlah yang dapat disusutkan adalah biaya perolehan aset. Amortisasi harus dimulai ketika aset tersebut tersedia untuk digunakan, yaitu ketika di lokasi dan kondisi yang diperlukan untuk itu harus mampu beroperasi dengan cara yang dimaksudkan oleh manajemen. Amortisasi akan berhenti pada awal dari tanggal aset tersebut diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual. Metode amortisasi yang digunakan harus mencerminkan pola di mana manfaat masa depan aset ekonomi diharapkan akan digunakan oleh entitas. Jika pola yang tidak dapat ditentukan dengan andal, metode garis lurus harus digunakan. Biaya amortisasi untuk setiap periode harus diakui dalam laporan laba rugi.

Aset tidak berwujud dengan masa manfaat tak terbatasSesuai dengan IAS 36 Penurunan Nilai Aset, suatu entitas diperlukan untuk menguji aset tidak berwujud. Masa manfaat aset tidak berwujud yang tidak diamortisasi akan ditinjau setiap periode untuk menentukan apakah peristiwa mendukung penilaian terhadap penggunaan aset tersebut.

IAS 39 : FINANCIAL INSTRUMENTS : RECOGNITION AND MEASUREMENT

Impairment and uncollectibility of financial assets measured at amortised costPada setiap akhir periode, ada pelaporan mengenai nilai dari suatu entitas apakah ada bukti yang obyektif bahwa aset keuangan yang diukur sebesar biaya perolehan yang sudah diamortisasi mengalami penurunan nilai.Jika terdapat bukti obyektif bahwa ada kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang diukur sebesar biaya perolehan yang sudah diamortisasi telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai aset yang tercatat dengan estimasi nilai sekarang/arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) didiskonto menggunakan suku bunga efektif dari aset keuangan tersebut (yaitu suku bunga efektif yang dihitung di awal pengakuan aset). Jumlah tercatat aset akan berkurang baik secara langsung atau melalui penggunaan akun penyisihan. Jumlah kerugian tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi.

HedgingHedging relationships are of three types:(a) Hedging atas nilai wajar: instrumen hedging terhadap risiko perubahan disebabkan oleh risiko tertentu dan dapat mempengaruhi laba atau rugi.

(b) Hedging arus kas: instrumen hedging terhadap eksposur variabilitas arus kas yang (i) disebabkan risiko yang terkait dengan aset atau kewajiban yang diakui (seperti seluruh atau sebagian pembayaran bunga masa depan pada utang) (ii) dapat mempengaruhi laba atau rugi.

(c) Hedging atas investasi bersih dalam kegiatan operasi luar negeri sebagaimana didefinisikan dalam IAS 21.

IAS 40 Investment Property

Tujuan Pernyataan ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk properti investasi dan pengungkapan yang terkait. Properti investasi diakui sebagai aset jika, dan hanya jika: Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan properti investasi akan diperoleh entitas.

biaya dari properti investasi dapat diukur secara andal.

Standar ini memungkinkan entitas untuk memilih:1. model nilai wajar, di mana properti investasi diukur, setelah pengukuran awal, nilai wajar dengan perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi, atau

2. model biaya. Model biaya ditentukan dalam IAS 16 dan membutuhkan properti investasi yang akan diukur setelah pengukuran awal dengan biaya disusutkan (dikurangi akumulasi penurunan nilai). Sebuah entitas yang memilih model biaya mengungkapkan nilai wajar properti investasi.

IAS 41 Agriculture

Tujuan Pernyataan ini adalah mengatur perlakuan akuntansi dan pengungkapan yang berhubungan dengan aktivitas pertanian. Aktiva Biologis (biological asset) adalah binatang dan tumbuhan hidup. Perusahaan mengakui aktiva biologi dan produk pertanian apabila perusahaan tersebut: Mengendalikan aktiva tersebut sebagai hasil peristiwa masa lalu

Memperoleh manfaat ekonomi yang kemungkinan terjadi

Nilai Wajar aktiva tersebut dapat diukur dengan andal

Pengakuan dan Pengukuran- Aset biologik harus diukur:

Pada tanggal pelaporan sebesar nilai wajar dikurangi biaya point-of-sale.

Kecuali nilai wajar tidak dapat diukur dengan andal.

- Produk Agrikultural harus diukur:

Pada saat panen sebesar nilai wajar dikurangi biaya point-of-sale.

Tidak ada pengecualian nilai wajar tidak dapat diukur dengan andal, karena nilai wajar produk agrikultural selalu dapat diukur dengan andal.

Biaya point-of-sale tidak termasuk biaya transportasi dan biaya lain yang diperlukan untuk membawa aset ke pasar.

Pengukuran Nilai Wajar Diperbolehkan menggabungkan aset-aset yang sejenis. Contohnya, sejenis umur atau kualitasnya.

Jika entitas memiliki akses ke berbagai pasar aktif, maka entitas memilih harga paling relevan dan andal yang paling mendekati harga jika aset dijual.

Jika entitas menggunakan kontrak dalam menjual aset biologik di masa depan. Nilai dalam kontrak ini tidak selalu mencerminkan nilai wajar.

Jika tersedia pasar untuk aset yang dijual atau diproduksi, maka harga di pasar ini adalah penentu nilai wajar terbaik.

Jika tidak terdapat pasar aktif, maka metode berikut ini dipilih untuk menentukan harga pasar:

a. Harga transaksi pasar paling kini

b. Harga pasar untuk aset sejenis setelah penyesuaian dilakukan untuk mencerminkan perbedaan pada aset tersebut

c. Perbandingan dalam suatu sektor, sebagai contoh nilai ternak per kilogram

Jika pada kondisi terkini harga pasar tidak tersedia, entitas dapat menggunakan nilai kini dari aliran kas harapan dari aset diskonto pada tingkat harga pasar sebelum pajak.

Untung Rugi Untung rugi pada awal pengakuanaset biologiksebesar nilai wajar dikurangi estimasi biaya point-of-sale dan segala perubahan dalam nilai wajar dikurangi estimasi biaya point-of-sale selama periode pelaporan, dicantumkan dalam laporan laba rugi periode tersebut.

Untung rugi pada awal pengakuanproduk agrikulturalsebesar nilai wajar dikurangi estimasi biaya point-of-sale diakui pada laporan laba-rugi periode yang terkait.

Semua biaya terkaitaset biologikyang diukur pada nilai wajar diakui pada laporan laba rugi saat munculnya, kecuali untuk biaya pembelian aset biologik.

Keterandalan Nilai WajarJika pada awal pengakuan, suatu aset biologik tidak memiliki harga pasar kuotasian di pasar aktif dan metode penilaian lainnya tidak tepat atau tidak dapat dilakukan, maka:

Aset diukur sebesar biaya dikurangi akumulasi depresiasi dan rugi penurunan nilai.

Aset biologik lainnya tetap harus diukur menggunakan nilai wajar.

Jika keadaan berubah dan nilai wajar menjadi dapat diandalkan, entitas harus mengubah metode penilaian menggunakan nilai wajar dikurangi biaya point-of-sale.PengungkapanEntitas mengungkapkan hal-hal berikut :Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk hibah pemerintah,termasuk metode penyajian yang digunakan dalam laporan keuangan. Sifat dan luas hibah pemerintah yang diakui dalam laporan keuangan dan indikasi dari bentuk lain bantuan pemerintah yang mana entitas memperoleh manfaat langsungdari bantuan tersebut. Kondisi yang belum terepenuhi dan kontinjensi lain yang melekat atas bantuan pemerintah yang telah diakui.

IFRS 1 First-time Adoption of International Financial StandardsPengukuran

Prinsip pengukuran umum - ada pengecualian signifikan beberapa tertera di bawah ini - adalah untuk menerapkan SAK efektif dalam mengukur semua aset dan kewajiban diakui. [IFRS 1.10 (d)].

Bagaimana mengenali penyesuaian yang diperlukan untuk berpindah dari GAAP sebelumnya ke SAK.Penyesuaian yang diperlukan untuk berpindah dari GAAP sebelumnya ke SAK pada saat pertama kali adopsi harus diakui langsung dalam laba ditahan atau, jika sesuai, kategori lain dari ekuitas pada tanggal transisi ke SAK. [IFRS 1,11].Pengungkapan dalam laporan keuangan yang pertama kali

IFRS 1 mensyaratkan pengungkapan yang menjelaskan bagaimana transisi dari GAAP sebelumnya ke IFRS mempengaruhi posisi pelaporan keuangan entitas, kinerja keuangan dan arus kas. [IFRS 1,23] Ini meliputi:

Rekonsiliasi ekuitas dilaporkan dalam GAAP sebelumnya untuk ekuitas berdasarkan IFRS baik (a) pada tanggal lembar neraca pembukaan IFRS dan (b) akhir periode tahunan terakhir yang dilaporkan di bawah GAAP sebelumnya. [IFRS 1,24 (a)] (Untuk SAK entitas mengadopsi untuk pertama kalinya dalam laporan 31 Desember 2009 keuangan, yang akan rekonsiliasi tanggal 1 Januari 2008 dan 31 Desember 2008.)

Rekonsiliasi dari pendapatan komprehensif total untuk periode tahunan terakhir dilaporkan di bawah GAAP sebelumnya terhadap total pendapatan komprehensif di bawah SAK untuk periode yang sama [IFRS 1,24 (b)]

Penjelasan penyesuaian materi yang dibuat, dalam mengadopsi SAK untuk pertama kalinya, pernyataan neraca, laba rugi dan laporan arus kas [IFRS 1,25]

Jika kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya GAAP ditemukan dalam proses transisi ke SAK, mereka harus diungkapkan secara terpisah [IFRS 1,26]

Jika entitas mengakui atau membalikkan kerugian penurunan nilai dalam mempersiapkan pembukaan neraca IFRS, ini harus diungkapkan [IFRS 1,24 (c)]

Sesuai penjelasan jika entitas telah memilih untuk menerapkan salah satu pengakuan khusus dan pengecualian pengukuran diizinkan berdasarkan IFRS 1 - misalnya, jika digunakan nilai wajar yang dianggap biaya.

Pengungkapan dalam laporan keuangan interimJika entitas akan mengadopsi SAK untuk pertama kalinya dalam laporan tahunan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009, pengungkapan tertentu yang diperlukan dalam laporan interim keuangan sebelum laporan 31 Desember 2009, tetapi hanya jika mereka laporan keuangan interim pemaknaan untuk mematuhi IAS 34 Laporan Keuangan Interim. Informasi jelas dan rekonsiliasi yang diperlukan dalam laporan sementara yang segera mendahului set pertama laporan keuangan tahunan IFRS. Informasi meliputi Rekonsiliasi antara IFRS dan GAAP sebelumnya. [IFRS 1,32].

Pengecualian untuk penerapan retrospektif SAK lainnya Sebelu