Tugas Posyandu Bag Isi

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Jumlah penduduk Indonesia menurut hasil sementara Sensus

    Penduduk tahun 2000 diperkirakan adalah 203.456.005, dengan laju

    pertumbuhan penduduk 1990-2000 adalah 1,35 (BPS, 2001). Dari total

    penduduk tersebut, diperkirakan proporsi balita adalah 8.88%, usia

    reproduktif 15-49 tahun: 55,28% (perempuan), dan 54,86% (laki-laki).

    Uraian berikut ini dikaitkan dengan analisis situasi, issue serta kebijakan

    tentang kesehatan dan gizi. Informasi dari Sensus Penduduk ini menjadi

    penting dalam upaya pemerintah, khususnya kesehatan dan gizi, dalam

    mentargetkan kelompok rawan pada penduduk yang memerlukan

    intervensi.

    Dalam kenyataan yang ada, derajat kesehatan masyarakat di

    Indonesia masih rendah. Salah satu penyebabnya adalah belum

    dimanfaatkannya sarana pelayanan kesehatan secara optimal oleh

    masyarakat, termasuk Pos Pelayanan Terpadu atau

    Posyandu. Posyandu merupakan salah satu wujud pemberdayaan

    masyarakat yang strategis dalam pembangunan kesehatan dengan tujuan

    mewujudkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi permasalahan

    kesehatan.

    Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu adalah pusat kegiatan yang

    diselenggarakan oleh masyarakat yang disebut Kader untuk masyarakat,

    dan dibantu oleh petugas Puskesmas dan Penyuluh Lapangan Keluarga

    Berencana. Posyandu merupakan kegiatan rutin bulanan, dimana kegiatan

    pokok Posyandu mencakup Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),

    Keluarga Berencana (KB), Imunisasi, Gizi dan Penanggulangan Diare.

    Posyandu setiap bulan dapat dipantau pertumbuhan, perkembangan dan

    kesehatan anak Balita setempat.

  • 2

    Posyandu lahir melalui suatu Surat Keputusan Bersama antara

    Menteri Dalam Negeri RI (Mendagri), Menteri Kesehatan (Menkes) RI,

    Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan

    Ketua Tim Penggerak (TP) Pembinaan

    Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan dicanangkan pada sekitar tahun

    1986. Legitimasi keberadaan Posyandu ini diperkuat kembali melalui

    Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah tertanggal 13

    Juni 2001 yang berisi mengenai Revitalisasi Posyandu. Penerbitan Surat

    Edaran ini dilatarbelakangi oleh perubahan lingkungan strategis yang

    terjadi demikian cepat bersamaan dengan krisis moneter yang

    berkepanjangan.

    Dalam perjalanannya, Posyandu terbagi menjadi beberapa

    klasifikasi disesuaikan dengan berbagai indicator dan penerapan Posyandu

    tersebut di masyarakat.

    Sebagai calon tenaga kesehatan dan pelaksana program-program

    kesehatan, tentunya mahasiswa kebidanan perlu mengetahui tentang

    Posyandu sehingga diharapkan pada saat di masyarakat nanti dapat

    menerapkan program Posyandu dengan baik dan benar.

    B. Tujuan Penulisan

    1. Tujuan Umum

    Mengetahui tentang teknik pelaksanaan Posyandu di masyarakat

    2. Tujuan Khusus

    a. Mengetahui tentang stratifikasi Posyandu di Indonesia

    b. Mengetahui tentang indicator keberhasilan Posyandu di

    Indonesia

  • 3

    C. Manfaat Penulisan

    Manfaat penulisan makalah ini antara lain:

    1. Bagi Institusi Pendidikan

    Makalah ini diharapkan dapat menjadi acuan guna meningkatkan

    pengetahuan mahasiswa maupun pengajar kebidanan mengenai

    indicator keberhasilan dan stratifikasi Posyandu

    2. Bagi Mahasiswa Kebidanan

    Bagi bidan diharapkan dapat menjadi salah satu acuan

    pembelajaran guna meningkatkan kompetensi dalam melakukan

    asuhan kebidanan terutama di komunitas

    3. Bagi Penulis

    Bagi penulis diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang

    indicator keberhasilan dan stratifikasi Posyandu.

  • 4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Definisi Posyandu

    Posyandu adalah pos pelayanan KB Kesehatan yang dikelola dan

    diselenggarakan oleh, dari, untuk dan berasama masyarakat dengan

    dukungan teknis dari petugas dalam rangka mempercepat penurunan

    angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Posyandu

    merupakan salah satu wujud pemberdayaan masyarakat yang strategis

    dalam pembangunan kesehatan dengan tujuan mewujudkan kemandirian

    masyarakat dalam mengatasi permasalahan kesehatan. Pos Pelayanan

    Terpadu atau Posyandu adalah pusat kegiatan yang diselenggarakan oleh

    masyarakat yang disebut Kader untuk masyarakat, dan dibantu oleh

    petugas Puskesmas dan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana.

    Posyandu merupakan kegiatan rutin bulanan, dimana kegiatan pokok

    Posyandu mencakup Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga

    Berencana (KB), Imunisasi, Gizi dan Penanggulangan Diare. Posyandu

    setiap bulan dapat dipantau pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan

    anak Balita setempat.

    B. Dasar Hukum Pelaksanaan Posyandu

    Posyandu merupakan salah satu program kesehatan yang

    dicanangkan oleh pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama:

    Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-masing No.23tahun 1985.

    21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985, 1I2/HK-011/ A/1985 tentang

    penyelenggaraan Posyandu yaitu :

    1. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk

    menyelenggarakan Posyandu dalam lingkup LKMD dan PKK.

    2. Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan

    fungsi Posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat

    dalam program program pembangunan masyarakat desa

  • 5

    3. Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD PKK dan

    mengutamakan peranan kader pembangunan.

    4. Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah/di daerah

    masing-masing dari melaksanakan pelayanan paripurna sesuai

    petunjuk Depkes dan BKKBN.

    5. Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66 , dana sehat sebagai

    cara penyelenggaraan dan pengelolaan pemeliharaan kesehatan

    secara paripurna.

    C. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu

    Tujuan utama penyelenggaraan Posyandu antara lain:

    1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu

    ( ibu Hamil, melahirkan dan nifas)

    2. Membudayakan NKKBS.

    3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk

    mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan

    lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat

    sejahtera.

    4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga

    Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi

    Keluarga Sejahtera.

    D. Pengelolaan Posyandu

    1. Pengelola Umum

    Sesuai Inmendagri Nomor 9 Tahun 1990 tentang

    Peningkatan Pembinaan mutu Posyandu ditingkat desa kelurahan

    sebagai berikut :

    a. Penanggungjawab umum : Ketua Umum LKMD

    (Kades/Lurah).

    b. Penggungjawab operasional, Ketua I LKMD (Tokoh

    Masyarakat)

  • 6

    c. Ketua Pelaksana : Ketua II LKMD/Ketua Seksi 10

    LKMD ( Ketua Tim Penggerak PKK).

    d. Sekretaris : Ketua Seksi 7 LKMD

    e. Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes.

    2. Pokjanal Posyandu

    Pokjanal posyandu yang dibentuk disemua tingkatan

    pemerintahan terdiri dari unsur Instansi dan Lembaga terkait

    secara langsung dalam pembinaan Posyandu yaitu :

    a. Tingkat Propinsi :

    1) BKKBN

    2) PMD (Pembinaan Masyarkat Desa)

    3) Bappeda

    4) Tim Penggerak PKK

    b. Tingkat Kab/Kodya :

    1) Kantor Depkes/Kantor Dinkes

    2) BKKBN

    3) PMD

    4) Bappeda

    c. Tingkat Kecamatan :

    Tingkat Pembina LKMD Kec ( puskesmas,

    Pembina petugas lapangan, KB, Kaur Bang (Kepala

    Urusan Pembangunan) KPD (Kader Pembangunan Desa)

    Pokjanal Posyandu bertugas: menyiapkan data dan

    kelompok sasaran serta cakupan program. Menyiapkan

    kader. menganalisis masalah dan menetapkan aIternatif

    pemecahan masalah. menyusunan rencana. melakukan

    pemantauan dan bimbingan. Menginformasikan masalah

    kepada instansi/lembaga terkait. melaporkan kegiatan

    kepada Ketua Harian Tim Pembina LKMD.

  • 7

    E. Kegiatan Pokok Posyandu

    Kegiatan pokok Posyandu antara lain :

    1. KIA

    2. KB

    3. lmunisasi.

    4. Gizi.

    5. Penggulangan Diare.

    F. Pembentukan Posyandu

    1. Langkah langkah pembentukan :

    a. Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat

    kecamatan.

    b. Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di

    bawah bimbingan teknis unsur kesehatan dan KB .

    c. Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey

    mawas diri, sarana dan prasarana posyandu, biaya posyandu

    d. Pemilihan kader Posyandu.

    e. Pelatihan kader Posyandu.

    f. Pembinaan.

    2. Kriteria pembentukan Pos syandu.

    Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan

    Puskesmas agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap

    masyarakat lebih tercapai sedangkan satu Posyandu melayani 100

    balita.

    3. Kriteria kader Posyandu :

    a. Dapat membaca dan menulis.

    b. Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan.

    c. Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat.

    d. Mempunyai waktu yang cukup.

    e. Bertempat tinggal di wilayah Posyandu.

    f. Berpenampilan ramah dan simpatik.

  • 8

    g. Diterima masyarakat setempat.

    G. Pelaksanaan Posyandu

    Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh

    LKMD, Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas

    kesehatan dari KB. Pada hari buka Posyandu dilakukan pelayanan

    masyarakat dengan sistem 5 (lima) meja yaitu :

    1. Meja I : Pendaftaran.

    2. Meja II : Penimbangan

    3. Meja III: Pengisian KMS

    4. Meja IV: Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.

    5. Meja V: Pelayanan Kesehatan :

    a. Imunisasi Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat

    tetes ke mulut tiap Februari dan Agustus

    b. Pembagian pil atau kondom

    c. Pengobatan ringan.

    d. Konsultasi KB-Kes.

    Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK

    sedangkan Meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim,

    Bindes, perawat dan petugas KB).

    Sasaran Posyandu adalah bayi/balita, ibu hamil/menyusui, wanita

    usia subur (WUS) dan pria usia subur (PUS).

    Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :

    1. Kesehatan ibu dan anak :

    a. Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)

    b. Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada

    bulan Februari dan Agustus)

    c. PMT

    d. lmunisasi.

  • 9

    e. Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau

    kesehatan balita melalui pertambahan berat badan setiap

    bulan. Keberhasilan program terlihat melalui grafik pada

    kartu KMS setiap bulan.

    2. Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.

    3. Pemberian Oralit dan pengobatan.

    4. Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi

    sesuai permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK

    melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS Balita dan

    ibu hamil.

    H. Indikator Keberhasilan Posyandu

    1. Grafik SKDN

    Indikator keberhasilan Posyandu dapat diukur dari grafik

    SKDN yang memperlihatkan cakupan pelayanan Posyandu

    terhadap tumbuh kembang bayi/balita. SKDN sendiri merupakan

    rumus yang dapat diartikan sebagai berikut:

    a. S : Semua, mencerminkan data jumlah balita yang menjadi

    sasaran Posyandu

    b. K : Kartu, mencerminkan data jumlah balita terdaftar di

    Posyandu ditandai dengan kepemilikan Kartu Menuju

    Sehat

    c. D : Datang, mencerminkan data jumlah balita yang secara

    aktif datang ke Posyandu

    d. N : Naik mencerminkan data jumlah balita yang naik

    timbangan berat badannya.

    Pengertian utama dari rumus SKDN dapat diartikan

    bahwa semua balita yang menjadi sasaran Posyandu memiliki

    Kartu Menuju Sehat (KMS) aktif datang ke Posyandu untuk

    mendapatkan pelayanan dan berat badannya naik sesuai umur

  • 10

    balita. Pengurus dan kader Posyandu harus memahami dalam

    membaca dan menganalisa grafik SKDN.

    2. Cakupan Pelayanan

    Cakupan pelayanan utama berkaitan dengan

    penyelenggaraan imunisasi, pemberian makanan tambahan dan

    perbaikan gizi untuk bayi/ balita, ibu hamil dan pelayanan KB

    bagi pasangan usia subur. Cakupan tersebut berkaitan erat dalam

    penentuan stratifikasi Posyandu dimana semakin banyak keluarga

    sasaran yang memanfaatkan pelayanan di Posyandu menunjukkan

    semakin baik cakupan pelayanannya. Secara sederhana pelayanan

    untuk semua jensi pelayanan adalah lebih dari 50 %

    3. Partisipasi Masyarakat

    Partisipasi masyarakat terlihat dari kepedulian dan peran

    serta masyarakat dalam penyelenggaraan Posyandu. Partisipasi

    masyarakat ini tidak semata-mata diukur dari seberapa banyak

    keluarga dan masyarakat memanfaatkan pelayanan Posyandu,

    tetapi juga dapat dilihat dalam bentuk pengumpulan dana sehat

    dimana semakin banyak keluarga dan masyarakat aktif dalam

    pengumpulan dana sehat maka semakin bagus partisipasi

    masyarakatnya.

    I. Stratifikasi Posyandu

    Stratifikikais Posyandu merupakan anlisis yang dilakukan untuk

    menentukan tingkat perkembangan Posyandu menjadi empat tingkatan

    atas dasar penilaian dari delapan indicator utama Posyandu. Stratifikasi

    Posyandu dapat digolongkan menjadi empat, antara lain;

    1. Posyandu Pratama

    Posyandu Pratama memiliki kriteria antara lain:

    a. Jumlah penimbangan pertahun paling banyak 8 kali

    b. Jumlah kader paling banyak 5 orang

    c. Cakupan bayi ditimbang 50% dari jumlah bayi yang ada

  • 11

    d. Cakupan peserta KB 50 % dari PUS yang ada

    e. Cakupan KIA 50 % dari jumlah bayi yang ada

    f. Cakupan imunisasi 50 % dari jumlah bayi yang ada

    g. Program tambahan belum ada

    h. Cakupan dana sehat paling banyak 50 %

    2. Posyandu Madya

    Posyandu madya memiliki kriteria antara lain:

    a. Jumlah penimbangan pertahun lebih dari 8 kali

    b. lumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih

    c. Cakupan bayi ditimbang 50% dari jumlah bayi yang ada

    d. Cakupan peserta KB 50 % dari jumlah PUS yang ada

    e. Cakupan KIA 50 % dari jumlah bayi yang ada

    f. Cakupan imunisasi 50 % dar i jumlah bayi yang ada

    g. Program tambahan belum ada

    h. Cakupan dana sehat paling banyak 50 %

    3. Posyandu Purnama

    Kriteria Posyandu Purnama antara lain:

    a. Jumlah penimbangan pertahun lebih dari 8 kali

    b. lumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih

    c. Cakupan bayi ditimbang lebih dari 50 %

    d. Cakupan peserta KB lebih dari 50 %

    e. Cakupan KIA lebih dari 50 %

    f. Cakupan imunisasi lebih dari 50 %

    g. Program tambahan sudah ada

    h. Cakupan dana sehat paling banyak 50 %

    4. Posyandu Mandiri

    Kriteria Posyandu Mandiri antara lain;

    a. Jumlah penimbangan pertahun lebih dari 8 kali

    b. Jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih

    c. Cakupan bayi ditimbang lebih dari 50 %

    d. Cakupan peserta KB lebih dari 50 %

  • 12

    e. Cakupan KIA lebih dari 50 %

    f. Cakupan imunisasi lebih dari 50 %

    g. Program tambahan sudah ada

    h. Cakupan dana sehat sudah diatas 50 %

  • 13

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    1. Posyandu adalah pos pelayanan KB Kesehatan yang dikelola dan

    diselenggarakan oleh, dari, untuk dan berasama masyarakat dengan

    dukungan teknis dari petugas dalam rangka mempercepat penurunan

    angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).

    2. Dasar hukum pembentukan Posyandu adalah Surat Keputusan

    Bersama: Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-masing No.23 tahun

    1985. 21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985, 1I2/HK-011/ A/1985

    3. Indikator keberhasilan Posyandu dapat dilihat melalui berbagai cara

    antara lain dengan grafik SKDN, cakupan pelayanan dan partisipasi

    masyarakat.

    4. Stratifikasi Posyandu dapat digolongkan menjadi empat stratifikasi

    dengan masing-masing indicator. Stratifikasi tersebut antara lain

    Posyandu Pratam, Posyandu Madya, Posyandu Purnama dan

    Posyandu Mandiri.

    B. Saran

    1. Masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam berbagai program

    kesehatan yang dicanangkan pemerintah salah satunya Posyandu,

    sehingga diharapkan derajat kesehatan masyarakat dapat meningkat

    2. Pemerintah diharapkan dapat memberikan dukungan dalam berbagai

    hal terkait pelaksanaan Posyandu, sehingga tujuan utama yang

    diharapkan dari Posyandu dapat tercapai

    3. Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan, diharapkan dapat berperan

    sebagai role model salah satunya dalam pelaksanaan Posyandu,

    sehingga masyarakatpun ikut tergerak untuk berpartispasi didalamnya

    dan tujuan Posyandu dapat tercapai dengan baik