14
PANDUAN PRAKTIK KLINIS RSD dr. SOEBANDI JEMBER 2015 KASUS SIROSIS HATI 1 Pengertia n (Definisi ) Sirosis hati adalah fase lanjut penyakit hati kronis yang ditandai proses keradangan, nekrosis sel hati, usaha regenerasi, dan penambahan jaringan ikat difus (fibrosis) dengan terbentuknya nodul yang mengganggu susunan lobulus hati. 2 Anamnesis Lesu dan berat badan menurun, anoreksia, nyeri perut, ikterus (BAK coklat dan mata kekuningan), perdarahan gusi, perut membuncit, libido menurun, riwayat konsumsi alcohol, riwayat kesehatan yang lalu (sakit kuning, dll), riwayat muntah darah dan feses kehitaman. 3 Kriteria diagnosis Kriteria klinis dari sirosis hepatis berdasarkan kriteria Soeharjono dan Soebandiri yaitu ditemukannya 5 dari 7 kelainan: a. Eritema Palmaris b. Spider naevi c. Hepato-splenomegali d. Hematemesis dan melena e. Sirkulasi kolateral dan varises esophagus f. Edema tungkai atau ascites g. Ratio albumin dan globulin terbalik 4 Diagnosis

tugas PPK.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: tugas PPK.docx

PANDUAN PRAKTIK KLINIS RSD dr. SOEBANDI JEMBER

2015KASUS SIROSIS HATI

1 Pengertian (Definisi)

Sirosis hati adalah fase lanjut penyakit hati kronis yang ditandai

proses keradangan, nekrosis sel hati, usaha regenerasi, dan

penambahan jaringan ikat difus (fibrosis) dengan terbentuknya

nodul yang mengganggu susunan lobulus hati.

2 Anamnesis Lesu dan berat badan menurun, anoreksia, nyeri perut, ikterus (BAK coklat dan mata kekuningan), perdarahan gusi, perut membuncit, libido menurun, riwayat konsumsi alcohol, riwayat kesehatan yang lalu (sakit kuning, dll), riwayat muntah darah dan feses kehitaman.

3 Kriteria diagnosis

Kriteria klinis dari sirosis hepatis berdasarkan kriteria Soeharjono

dan Soebandiri yaitu ditemukannya 5 dari 7 kelainan:

a. Eritema Palmaris

b. Spider naevi

c. Hepato-splenomegali

d. Hematemesis dan melena

e. Sirkulasi kolateral dan varises esophagus

f. Edema tungkai atau ascites

g. Ratio albumin dan globulin terbalik

4 Diagnosis kerja

5 Diagnosis banding

6 Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium:

- Darah tepi/haematologi: anemia, leucopenia,

trombositopenia, PPT

- Kimia darah

- Serologi

Endoskopi saluran cerna bagian atas: varises, gastropati

USG/CT scan: ukuran hati, kondisi V. Porta, splenomegali, ascites

Page 2: tugas PPK.docx

Laparoskopi: gambaran makroskopi visualisasi langsung hati

Biopsi hati: bila koagulasi memungkinkan dan diagnosis masih

belum pasti

7 Terapi 1. Istirahat dan kurangi aktvitas fisik

2. Diet dengan protein 1 g/kgBB dan kalori sebanyak 2000-3000

kkal/hari(bila tidak ada koma hepatic)

3. SIrosis hati kompensata:

- Hepatitis autoimun: steroid atau imonusupresif

- Hepatitis B: interferon alfa 3 MIU (S.C) 3x/minggu selama 4-6

bulan dan lamivudin 100 mg/hari secara oral selama 1 tahun

- Hepatitis C kronik: kombinasi interferon 5 MIU (S.C) 3x/minggu

dan ribavirin 800-1000 mg/hari selama 6 bulan.

4. Sirosis hati dekompensata:

- Ascites: tirah baring, diet rendah garam <0,5 g/hari,

spironolakton 100-200 mg/hari,furosemid 20-40 mg.hari,

parasentesis bila ascites sangat besar.

- Ensefalopati hepatic: laktulosa, neomisin, diet protein dikurangi

sampai 0,5 gr/kgBB/hari.

- Varises esophagus: obat penyekat beta (propranolol), preparat

somatostatin saat perdarahan akut, dilanjutkan dengan

skleroterapi atau ligasi endoskopi.

- Transplantasi hati: terapi definitive pada pasien sirosis

dekompensata.

8 Edukasi

9 Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/malamAd sanationam : dubia ad bonam/malamAd fungsionam : dubia ad bonam/malam

10 Tingkat evidens

I/II/III/IV

11 Tingkat rekomendasi

A/B/C

12 Penelaah kritis

13 Indikator media

Page 3: tugas PPK.docx

14 Kepustakaan 1. Siti Nurdjanah. Sirosis Hepatis. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alvi

I, Simadibrata MK, Setiati S (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam, 5th ed. Jakarta; Departemen Ilmu Penyakit Dalam

Fakultas Kedokteran Indonesia. 2009. Page 668-673.

2. Setiawan, Poernomo Budi. Sirosis hati. In: Askandar

Tjokroprawiro, Poernomo Boedi Setiawan, et al. Buku Ajar

Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

2007. Page 129-136

3. Don C. Rockey, Scott L. Friedman. 2006. Hepatic Fibrosis And

Cirrhosis.

http://www.eu.elsevierhealth.com/media/us/samplechapters/9

781416032588/978 1416032588.pdf .Diakses pada tanggal 22

April 2015

Jember …………………. 2015

Ketua Komite Medik Ketua SMF

dr. Dandy Hari Hartono SpJP-FIHA dr. Hudoyo, Sp.PD

Direktur RSD dr. Soebandi Jember

dr. Moch. Dwi Koryanto SpBS

Page 4: tugas PPK.docx

PANDUAN PRAKTIK KLINIS RSD dr. SOEBANDI JEMBER

2015KASUS PEMBERIAN ALBUMIN PADA SIROSIS HATI

1 Pengertian (Definisi) Albumin merupakan protein plasma terbanyak dalam

tubuh manusia. Kadarnya berkisar antara 3,5-5,5 g/dL

dan merupakan 60% dari seluruh protein plasma.

2 Penyebab hipoalbumin Hipoalbuminemia pada pasien sirosis hati, disebabkan

oleh:

a.Sintesis hati yang menurun

b.Katabolisme albumin yang meningkat

c.Kebocoran ke ruang ketiga akibat meningkatnya

permeabilitas kapiler

d. Kebocoran kapiler

3 Indikasi pemberian albumin

Infus albumin diberikan pada keadaan:

a. Spontaneous Bacterial Peritonitis (SBP) yang berat.

b. Sindrom hepatorenal tipe 1

c. Sebagai pengembang plasma sesudah

parasentesis volume besar (> 5 liter)

d. Kadar albumin < 2,5 g/dL pada sirosis hati dengan

penyulit sehingga tecapai kadar albumin 3 g/dL.

4 Cara pemberian 1. Kecepatan infus

a. Pada infuse albumin 20% kecepatan

maksimal adalah 1 ml/menit

b. Pada infuse 5% kecepatan maksimal adalah 2-

4 ml/menit

2. Pada tindakan total parasentesis > 5 l

a. Dosis albumin uang diberikan adalah 6-8 g

per liter cairan ascites yang dikeluarkan.

b. Cairan pemberian adalah 50% albumin

diberikan dalam 1 jam pertama (maksimum

Page 5: tugas PPK.docx

170 ml./jam)dan sisanya diberikan dalam

waktu 6 jam berikutnya

3. Sindrom hepatorenal tipe 1

Pada keadaan ini, albumin diberikan bersama-

sama dengan obat vasoaktif seperti noradrenalin,

okreotid, terlipressin, atau omnipressin.

Cara pemberian:

- Hari pertama: 1 g albumin/kgBB

- Hari kedua dan seterusnya: 20-40 g/hari

kemudian diberhentikan bila CVP (Central

Venous Pressure) > 18 cm H2O

4. Peritonitis bacterial spontan

Infus albumin diberikan pada dosis 1,5 g/kgBB

dengan disertai pemberian antibiotic yang

memadai. Cara pemberian: infuse albumin

diberikan pada saat diagnosis SBP dibuat dan

diberikan dalam waktu 6 jam. Pada hari ke-3

diberikan dengan dosis 1 g/kgBB.

5. Sirosis hati dengan penyulit

Infus albumin diberikan dengan dosis=selisih

kadar albumin x kgBB.

5 Efek samping - Dekompensasi jantung

- Edema paru

- Risiko perdarahan berupa pecahnya varises

esophagus

- Penumpukan nitrogen bodies

- Akumulasi obat, metal/logam, dan hormone di

ruang interstitial

6 Pemantauan 1. Status hemodinamik

-tanda vital seperti tekanan darah, frekuensi nadi,

Page 6: tugas PPK.docx

frekuensi pernapasan dan CVP

-Irama jantung

-foto thoraks

2. status koagulasi

-PT (Prothrombin Time)

-APTT (Activated Partial Thromboplastin Time)

3. Status ginjal

-Produksi urin

-Kadar ureum dan kreatinin darah

-Bersihan kreatinin (creatinine clearance)

4.Kadar albumin serum

Evaluasi kadar albumin serum diperiksa setelah 24-

48 jam.

7 Edukasi

8 Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/malamAd sanationam : dubia ad bonam/malamAd fungsionam : dubia ad bonam/malam

9 Tingkat evidens I/II/III/IV

10 Tingkat rekomendasi A/B/C

11 Penelaah kritis

12 Indikator media

13 Kepustakaan 1. Konsensus FKUI-PPHI.Pemberian album pada sirosis

hati.Unit PPKB/CME FKUI, 2003, p.1-6

2. Lee, June Sung. Albumin for End-Stage Liver

Disease. Korean J Intern Med 2012;27:13-19

Jember …………………. 2015

Page 7: tugas PPK.docx

Ketua Komite Medik Ketua SMF

dr. Dandy Hari Hartono SpJP-FIHA dr. Hudoyo, Sp.PD

Direktur RSD dr. Soebandi Jember

dr. Moch. Dwi Koryanto SpBS

Page 8: tugas PPK.docx

PANDUAN PRAKTIK KLINIS RSD dr. SOEBANDI JEMBER

2015KASUS HEPATITIS

1 Pengertian (Definisi) Hepatitis adalah proses peradangan jaringan hati

yang dapat disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri,

parasit) dan non infeksi ( obat-obatan, bahan

hepatotoksik, alcohol, akibat penyakit lain).

2 Anamnesis Gambaran klinis dapat dibagi menjadi 4 tahap:

Masa tunas (inkubasi): tergantung dari jenis virus

Masa prodromal/preikterik: 3-10 hari, rasa

lesu/badan lemah, panas, mual, sampai muntah,

anoreksia, dan perut kanan terasa nyeri.

Masa Ikterik: didahului urin berwarna coklat,

sclera kuning kemudian seluruh badan, puncak

ikterus dalam 1-2 minggu, hepatomegali ringan

yang disertai nyeri tekan.

Masa penyembuhan: Ikterus berangsung kurang

dan hilang dalam 2-6 minggu, demikian pula

anoreksia, lemah badan, dan hepatomegali.

Penyembuhan sempurna dalam 3-4 hulan.

3 Kriteria diagnosis Diagnosis berdasarkan gejala dan gambaran

laboratorium. Diagnosis virologis (sebagai

penyebab) dengan petanda serologi virus hepatitis:

Hepatitis A: IgM anti HAV +

Hepatitis B: HbsAg +, IgM anti HbC +

Hepatitis C: IgM anti HCV +

Hepatitis D: IgM anti HDV +, HbsAg +

Hepatitis E: IgM anti HEV +

4 Diagnosis kerja

5 Diagnosis banding Kerusakan hati akibat alcohol

Page 9: tugas PPK.docx

Gagal jantung

Kolesistitis akut

Obstruksi bilier

6 Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan kadar alanin aminotransferase

(ALT=SGPT) dan aspartate aminotransferase

(AST=SGOT) bisa mencapai 100 kali dari harga

normal,kadar SGPT umumnya lebih tinggi dari

SGOT

Pemeriksaan bilirubin serum

Pemeriksaan darah lengkap

7 Terapi Tirah baring

Diet tinggi kalori

Obat-obatan prokinetik (metoklopramid,

domperidon, cisapride) diberikan apabila ada

keluhan mual dan muntah

Alkohol dan obat-obatan yang dimetabolisir di

hepar harus dihindari

Apabila terdapat gatal-gatal diberikan

antihistamin dan bile acid chelators

(cholestyramine, cholestipol)

8 Edukasi

9 Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/malamAd sanationam : dubia ad bonam/malamAd fungsionam : dubia ad bonam/malam

10 Tingkat evidens I/II/III/IV

11 Tingkat rekomendasi A/B/C

12 Penelaah kritis

13 Indikator media

14 Kepustakaan 1. Andri Sanityoso. Hepatitis virus akut. In: Sudoyo

AW, Setiyohadi B, Alvi I, Simadibrata MK, Setiati

S (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 5th ed.

Jakarta; Departemen Ilmu Penyakit Dalam

Page 10: tugas PPK.docx

Fakultas Kedokteran Indonesia. 2009. Page 644-

652.

2. Setiawan, Poernomo Budi. Sirosis hati. In:

Askandar Tjokroprawiro, Poernomo Boedi

Setiawan, et al. Buku Ajar Penyakit Dalam,

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. 2007.

Page 119-124

Jember …………………. 2015

Ketua Komite Medik Ketua SMF

dr. Dandy Hari Hartono SpJP-FIHA dr. Hudoyo, Sp.PD

Direktur RSD dr. Soebandi Jember

dr. Moch. Dwi Koryanto SpBS