Tugas Produksi Fix

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/22/2018 Tugas Produksi Fix

    1/21

    TUGAS PRODUKSI

    KELOMPOK III

    UBAYA

    UNIVERSITAS SURABAYA

    Disusun oleh:

    KELOMPOK 3

    Resti Pratiwi 91387043

    Ratna Kurniasari 91387044

    Ayu Angger P 91387050

    Vitriyanti S.U 91387046

    Melisa Shu 91387028

    PROGRAM PROFESI APOTEKER

    FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SURABAYA

    2014

  • 5/22/2018 Tugas Produksi Fix

    2/21

    SOAL :

    1. Nama sediaan yang di produksi

    a. Komposisi sediaan

    b. Tabel penimbangan

    c. Cara pembuatan

    d. Quality control

    e. Evaluasi

    f. Pembahasan

    g. Hitung farmakoekonomi

    2. Sebutkan nama sediaan yang digunakan sebagai pengawet jaringan, bagaimana

    perhitungan dan cara pembuatannya

    3. Uraikan alur permintaan produk

    4. Uraikan alur distribusi produk

    5. Bagaimana langkah mencuci tangan

    6. Sebutkan cara sterilisasi dari

    a. Ruang steril

    b. Botol vial

    c. Karet penutup vial

    d. Aluminium voil

    e. Pakaian steril

    f. Pengaduk kaca

    g. LAFC

    h. Timbangan analitik

    7. Uraikan langkah melepas APD

    8. Uraikan langkah pengelolaan limbah sitostatika

    9. Sediaan cyclophosfamid 800mg direkonstitusi ke dalam NaCl 0,9% 250ml

    a. Bagaimana penyimpanannya

    b. Bagaimana stabilitasnya

    10.Uraikan langkah menangani tumpahan obat sitostatika di LAFC

  • 5/22/2018 Tugas Produksi Fix

    3/21

    1a. Nama Sediaan yang Diproduksi : Unguentum LCD

    a. Komposisi Sediaan

    R/ LCD 50 cc

    Vaselin album ad 1000 gr

    Monografi:

    1. LCD ( Liquor Carbonis Detergent)

    Zat hidrat arang dan zat fenol. Dibuat melalui pemanasan dengan kayu atau

    batu bara dengan suhu tinggi. Khasiatnya antara lain sebagai antiradang,

    antigatal, antibakteri, anti jamur.

    2. Vaselin album

    Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, putih; sifat ini tetap setelah zat

    dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk.

    Berflouresensi lemah, juga jika dicairkan; tidak berbau; hampir

    tidak berasa (FI IV).

    Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam

    kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P, larutan

    kadang-kadang beropalesensi lemah (FI IV).

    Khasiat : Zat tambahan, sebagai dasar salep hidrokarbon (FI III)

    b. Tabel Penimbangan

    BAHAN BERAT YANG DITIMBANG

    LCD 50 cc

    Vaselin album ad 1000 gr

    c. Cara Pembuatan

    1. Timbang semua bahan sesuai

    2. Timbang vaselin album

    3. Tambahkan Lcd sedikit demi sedikit gerus ad homogen

    4. Masukkan ke dalam wadah

    5. Beri etiket biru

    d. Quality Control1. Organoleptis (Bentuk, bau, warna)

    2.

    pH sediaan3. Viskositas Sediaan

  • 5/22/2018 Tugas Produksi Fix

    4/21

    4. Ukuran Partikel

    5. Uji Kadar

    e. Evaluasia. Organoleptis

    Bentuk : salep

    Bau : bau khas

    Warna : oranye muda

    b. pH sediaan

    Alat : pH meter

    Cara kerja:

    a. Kaliberasi pH meter

    1. Siapkan larutan buffer pH 4,0 dan 7,0

    2. Pasang elektrode kombinasi

    3. Tombol ditekan untuk menyalakan alat

    4. Elektrode dimasukkan pada buffer pH 4,0 kemudiaan diatur tombol

    sebelah kanan alat sampai digital menunjukkan angka 4,0

    5. Elektrode dikeluarkan dari buffer 4,0 dicuci dengan aquadem dan

    keringkan

    6. Elektrode dimasukkan pada buffer pH 7,0 kemudian diatur tombol sebelah

    kanan alat sampai digital menunjukkan angka 7,0

    7. Elektrode dikeluarkan dari buffer 7,0 dicuci dengan aquadem dan

    keringkan, pH meter siap dipakai

    b. Pengukuran pH sediaan

    1. Sediaan dimasukkan dalam beaker glass secukupnya

    2. Elektrode dimasukkan dalam sediaan

    3. Angka yang muncul pada digital di catat

    4. Diulang sebanyak 3 kali, sebelumnya elektode dibilas dulu

    c. Viskositas Sediaan

    Pengukuran parameter Rheologi dengan Viskometer Brookfield

    Alat : viskometer Brookfield, beaker glass, pengaduk, stopwatch

    Bahan : gliserin p.a, aquadem, sediaan uji

    Cara kerja:

    a. Menentukan viskositas dan sifat alir sediaan

  • 5/22/2018 Tugas Produksi Fix

    5/21

    Letakkan viskometer pada posisi yang benar dengan mengatur letak

    gelembung udara tepat di tengah lingkaran

    Pilihlah spindel yang kira-kira sesuai dengan viskositas bahan yang

    diperiksa Masukkan spindel ke dalam sediaan, hubungkan dengan rotor dengan cara

    mengencangkan aliran

    Turunkan posisi spindel beserta rotornya sampai batas tanda tercelup pada

    spindel

    Siapkan rpm yang dikehendaki, mulailah dari rpm paling rendah

    Tekan rem dan nyalakan putaran rotor, lepaskan rem perlahan-lahan,

    biarkan sampai mencapai 3-5 kali putaran Tekan rem, pada saat penunjuk tampak pada piringan matikan rotor dengan

    rem tetap ditekan, baca skala pada piringan, catat dan lepaskan rem.

    Lakukan hal yang sama dengan menaikkan besarnya rpm

    f. Pembahasan

    Berdasarkan proses dan hasil kerja pembuatan salep dari kelompok kami

    sudah memenuhi standard SOP yang telah disediakan tetapi pada saatpencampuran di dalam mortar kami mengalami kesulitan karena kecepatan

    pengadukan berbeda. Sehingga pencampuran antara larutan LCD dengan

    vaselin album sedikit agak susah dan mortar terasa licin.

    g. Farmakoekonomi

    No. Nama Bahan Harga satuan Harga 33 pot

    (utk 1000 gr)

    Harga (per

    pot/30 g))

    1. LCD 50ml 1870000/ liter 93500 Rp 2833,-

    2. Vaselin album

    1000gr

    40000/ kg 40000 Rp 1212,-

    3. Kemasan pot

    50 cc

    675/ pot 22275 Rp 675,-

    4. Upah tenaga

    kerja

    25000/orang 25000 Rp 758,-

    Total Biaya Rp. 180775,- Rp 5478,-

    Harga jual = Rp 5.478,-(kemasan 30 gr)

    Harga 1 gr = Rp 183

  • 5/22/2018 Tugas Produksi Fix

    6/21

    Harga di salep LCD di pasaran: Rp 7.000,-/30 gr

    Harga 1 gr = Rp 233,-

    Kesimpulan: Harga unguentum LCD yang diproduksi di RSAL Ramelan

    memiliki nilai farmakoekonomi dibandingkan dengan harga produk di

    pasaran.

    1b. Nama Sediaan yang Diproduksi : Unguentum AAV

    a. R/ Asam salisilat 1 gr

    Acid benzoikum 3 gr

    Lanolin 12 gr

    Vaselin flavum ad 100 gr

    Monografi:

    1. Asam salisilat

    Khasiat : Keratolitikum, Anti fungi

    Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih; hampir

    tidak berbau; rasa agak manis dan tajam (FI IV)

    Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) p;

    mudah larut dalam klorofom P; larut dalam larutan amonium aselat,

    dinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat P, dan natrium sitrat P (FI

    IV)

    2. Asam Benzoat

    Pemerian : Hablur, serbuk hablur putih atau sisik mengkilap, tidak berwarna, kasar,

    tidak berbau, rasa agak asam dan pahit kemudian manis (FI IV).

    Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air , dalam 3 bagian air mendidih , dalam 16 bagian

    etanol (95 %) P dan dalam 5 bagian gliserol P (FI IV).

    Khasiat : Antiseptikum ekstern (FI III)

    3. Adeps lanae

    Pemerian : Zat serupa lemak, liat, kuning muda atau kuning pucat, agak tembus

    cahaya bau lemah dan khas (FI IV).

  • 5/22/2018 Tugas Produksi Fix

    7/21

    Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar air dalam etanol (95%) P

    Khasiat : Zat tambahan (FI III)

    4. Vaselin kuning

    Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, kuning muda sampai kuning; sifat ini

    tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa

    diaduk. Berflourensi lemah, juga jika dicairkan; tidak berbau; hampir

    tidk berasa (FI IV).

    Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam

    kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P, larutan

    kadang-kadang beropalesensi lemah (FI IV).

    Khasiat : Zat tambahan, sebagai dasar salep hidrokarbon (FI III)

    b. Tabel penimbangan

    Komposisi Sediaan Jumlah (1 L)

    Asam salisilat 10 g

    Acid benzoicum 30 g

    Adeps lanae 120 g

    Vaselin flavum 840 g

    c. Cara Pembuatan

    a. Timbang semua bahan

    b. Buat unguentum lanolin pindahkan dalam wadah lain

    c. Masukkan acid salisilat + alcohol 70% qs gerus ad larut

    d. Masukkan acid benzoikum gerus ad halus dan homogen

    e. Tambahkan unguentum lanolin gerus ad homogeny

    f. Masukkan ke dalam wadah

    g. Beri etiket biru

    d. Quality Control

    1. Organoleptis (Bentuk, bau, warna)

    2. pH sediaan

    3. Viskositas Sediaan

  • 5/22/2018 Tugas Produksi Fix

    8/21

    4. Ukuran Partikel

    5. Uji Kadar

    e. Evaluasi

    a. Organoleptis

    Bentuk : salep

    Bau : bau khas

    Warna : Kuning muda

    b. pH sediaan

    Alat : pH meter

    Cara kerja: Kaliberasi pH meter

    1. Siapkan larutan buffer pH 4,0 dan 7,0

    2. Pasang elektrode kombinasi

    3.Tombol ditekan untuk menyalakan alat

    4.Elektrode dimasukkan pada buffer pH 4,0 kemudiaan diatur tombol

    sebelah kanan alat sampai digital menunjukkan angka 4,0

    5.Elektrode dikeluarkan dari buffer 4,0 dicuci dengan aquadem dan

    keringkan

    6.Elektrode dimasukkan pada buffer pH 7,0 kemudian diatur tombol

    sebelah kanan alat sampai digital menunjukkan angka 7,0

    7.Elektrode dikeluarkan dari buffer 7,0 dicuci dengan aquadem dan

    keringkan, pH meter siap dipakai

    Pengukuran pH sediaan

    1. Sediaan dimasukkan dalam beaker glass secukupnya

    2. Elektrode dimasukkan dalam sediaan

    3. Angka yang muncul pada digital di catat

    4. Diulang sebanyak 3 kali, sebelumnya elektode dibilas dulu

    c. Viskositas Sediaan

    Pengukuran parameter Rheologi dengan Viskometer Brookfield

    Alat : viskometer Brookfield, beaker glass, pengaduk, stopwatch

    Bahan : gliserin p.a, aquadem, sediaan uji

    Cara kerja:

    1.Menentukan viskositas dan sifat alir sediaan

  • 5/22/2018 Tugas Produksi Fix

    9/21

    Letakkan viskometer pada posisi yang benar dengan mengatur letak

    gelembung udara tepat di tengah lingkaran

    Pilihlah spindel yang kira-kira sesuai dengan viskositas bahan yang

    diperiksa Masukkan spindel ke dalam sediaan, hubungkan dengan rotor dengan cara

    mengencangkan aliran

    Turunkan posisi spindel beserta rotornya sampai batas tanda tercelup pada

    spindel

    Siapkan rpm yang dikehendaki, mulailah dari rpm paling rendah

    Tekan rem dan nyalakan putaran rotor, lepaskan rem perlahan-lahan,

    biarkan sampai mencapai 3-5 kali putaran Tekan rem, pada saat penunjuk tampak pada piringan matikan rotor dengan

    rem tetap ditekan, baca skala pada piringan, catat dan lepaskan rem

    Lakukan hal yang sama dengan menaikkan besarnya rpm

    2.Menentukan pengaruh lamanya pengadukan terhadap viskositas sediaan

    Berdasarkan data percobaan diatas dipilih satu harga rpm yang hasil

    pembacaan skalanya mendekati 100, kemudian dengan macam dan nomer

    spindel yang sama dan rpm yang sesuai dengan kriteria tersebut dilakukan

    pengamatan pengaruh lamanya pengadukan terhadap viskositas dengan lama

    pengadukan yang berbeda-beda. Penghitungan lamanya pengadukan sejak

    awal percobaan dilakukan secara kumulatif.

    3. Menentukan pengaruh temperatur terhadap viskositas sediaan

    Lakukan percobaan seperti cara kerja nomer 2 diatas tetapi dilakukan dengan

    mengamati sediaan yang temperaturnya telah berubah sebagai akibat

    pemanasan sesuai temperatur yang dikehendaki. Lama pengadukan untuk

    masing-masing pengamatan pada saat viskometer dijalankan dibuat konstan

    berkisar 3-5 putaran spindel.

    d. Ukuran Partikel

    Alat : mikroskop optik, mikrometer okuler dan obyektif, gelas obyek dan gelas

    penutup

    Bahan : sediaan uji

    Cara kerja:

    a. Kaliberasi mikrometer okuler terhadap obyektif

  • 5/22/2018 Tugas Produksi Fix

    10/21

    Mikrometer okuler yang akan dikaliberasi dipasang di dalam lensa okuler

    Mikrometer obyektif di pasang di bawah lensa obyektif

    Skala 0,0 pada mikrometer obyektif dihimpitkan hungga segaris dengan

    salah satu skala pada skala okuler Sejumlah skala pada skala obyektif yang segaris dengan sejumlah skala

    pada skala okuler dicatat, lakukan 3 replikasi

    Mikrometer obyektif dilepas

    b. Pembuatan Preparat

    Ambil sediaan uji

    Teteskan pada obyek glass

    c. Amati ukuran partikel sebanyak 50 kali, catatd. Catat ukuran partikel terbesar dan terkecil untuk membuat interval kelas

    e. Hitung diameter tengahannya yang berupa dln, dsn, dvn, dsl, dvs, dan dwm

    e. Uji Homogenitas

    Alat : Mikroskop

    Bahan : sediaan uji

    Cara Kerja:

    a. Kocok sediaan yang akan diuji

    b.Teteskan sediaan di atas object glasslalu tutup dengan cover glass

    c. Tarik secara perlahan dan amati sebarannya di mikroskop

    d.Beri kesimpulan dari pengamatan tersebut

    e. Cara tersebut juga dapat dilakukan dengan menggunakan alas berwarna gelap

    (tanpa mikroskop).

    f. Uji Kadar

    Timbang saksama tidak kurang dari 580 mg dan tidak lebih dari 620 mg di dalam

    krus platina yang telah ditara, tambahkan 10 gram natrium karbonat anhidrat P,

    campur dengan memutar krus. Lebur di atas api besar hingga leburan jernih,

    lanjutkan pemanasan selama 30 menit. Dinginkan, letakkan krus dalam gelas

    piala 400 mL, tambahkan 250 mL air, aduk dengan batang pengaduk kaca,

    panaskan hingga leburan melepas. Angkat krus dari gelas piala, cuci dengan air,

    kumpulkan cairan cucian di dalam gelas piala. Bilas bagian dalam krus dengan 2

  • 5/22/2018 Tugas Produksi Fix

    11/21

    ml asam asetat 6 N kemudian dengan air, kumpulkan cairan cucian di dalam gelas

    piala, lanjutkan pemanasan dan pengadukan hingga leburan hancur. Dinginkan

    gelas piala dalam tangas es hingga endapan mengendap, tuangkan beningan hati-

    hati melalui kertas Whatman nomor 40 atau yang setara, jaga sesedikit mungkin

    adanya endapan masuk ke dalam kertas saring. Cuci endapan dua kali dengan

    cara enaptuang sebagai berikut. Cuci bagian dalam gelas piala dengan lebih

    kurang 10 mL larutan natrium karbonat P (1 dalam 50) dingin sambil digoyang,

    biarkan endapan mengenap, tuang bening melalui kertas saring yang sama,

    dengan sesedikit mungkin adanya endapan masuk ke dalam kertas saring.

    Letakkan gelas piala berisi endapan barium karbonat di bawah corong, cuci kertas

    saring lima kali, tiap kali dengan 1 ml asam klorida 3N, kemudian cuci dengan

    air. Tambahkan 100 ml air, 5,0 ml asam klorida P, 10,0 ml larutan ammonium

    asetat P (2 dalam 5), 25 ml larutan kalium bikromat P (1 dalam 10) dan 10,0 g

    ureum P. Tutup gelas piala dengan kaca arloji, digesti pada suhu 800sampai 850

    selama tidak kurang dari 16 jam. Saring selagi panas melalui krus penyaring kaca

    masir berpori halus yang telah ditara dan pindahkan semua endapan dengan

    pertolongan pengaduk brujung karet. Cuci endapan dengan larutan kalium

    bikromat P (1 dalam 200) dan akhirnya dengan lebih kurang 20 ml air. Keringkan

    pada suhu 1050 selama 2 jam, dinginkan, timbang bobot barium kromat yang

    diperoleh dikalikan dengan 0,9213 menunjukkan bobot barium sulfat (FI IV,

    124).

    f. PembahasanPada proses produksi unguentum AAV membutuhkan peleburan adeps lanae

    menggunakan waterbath selama 15 menit. Konsistensi salep dapat terbentuk dengan

    baik maka diperlukan pengadukan yang konstan. Hasil dari produksi salep tersebut

    masih terasa kasar, hal ini dimungkinkan karena asam benzoate yang belum

    tercampur dengan sempurna.

    g. Hitungan farmakoekonomiSatu kali produksi 1000 gr, kemasannya tiap pot 30 gram, maka dihasilkan 33,33

    pot= 33 pot

    No. Nama Bahan Harga satuan Harga 100pot

    Harga (perbotol/100 pot)

  • 5/22/2018 Tugas Produksi Fix

    12/21

    (utk 1000 gr)

    1. Asam Salisilat

    10 gram

    Rp.110.000,-/Kg Rp. 1.100,- Rp 11,-

    2. Asam Benzoat

    30 gram

    Rp. 19.000,-/Kg Rp. 570,- Rp 6,-

    3. Adeps lanae/Lanolin

    anhidrad 120 gr

    Rp. 247.500,-/Kg Rp. 29700,- Rp 297,-

    4. Vaselin flavum

    840 gr

    Rp. 50.000,-/kg Rp. 42000,- Rp 420,-

    5 Kemasan pot

    50 cc

    675/ pot Rp. 22275 Rp 223,-

    6 Upah tenaga

    kerja

    25000/orang Rp. 25000 Rp 250,-

    Total Biaya Rp. 120645,- Rp 1207,-

    Harga jual = Rp 1.207,- (kemasan 10 g)Harga 1 g= Rp 122

    Harga di pasaran: Rp 2.500,-/10 gr

    Harga 1 ml = Rp 397,-

    Kesimpulan Farmakoekonomi:

    Harga unguentum AAV yang diproduksi di RSAL Ramelan memiliki nilai

    farmakoekonomi dibandingkan dengan harga produk di pasaran. Membandingkan 2

    sediaan yang memiliki khasiat yang sama dengan memfokuskan pada penentuan

    biaya sediaan mana yang paling rendah. Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat

    disimpulkan bahwa biaya produksi unguentum aav lebih murah dibandingkan dengan

    produk yang beredar di pasaran dengan khasiat yang sama (ekuivalen).

    2.Sebutkan nama sediaan yang digunakan sebagai pengawet jaringan, bagaimana

    perhitungan dan cara pembuatan

    Formalin:

    Komposisi

    Sodium hidrogen fosfat 40 gram

    Disodium hydrogen fosfat 55 gram

    Formalin 40% atau 38% 1000/ 2800 mL

    Aquadest 10000 mL

    Perhitungan:

  • 5/22/2018 Tugas Produksi Fix

    13/21

    Formalin 10%:

    V1x N1= V2x N2

    x ml x 40% = 10000 ml x 10%

    x = 2500 ml

    Jadi volume formalin 40% yang dibutuhkan 2500 ml untuk membuat 10000 ml larutan

    formalin 10%.

    Cara pembuatan:

    1. Timbang semua bahan

    2. Mengukur Aquadest

    3. Larutkan sodium hydrogen fosfat ad larut

    4. Larutkan disodium hydrogen fosfat ad larut

    5. Tambahkan formalin aduk ad homogen

    6. Tambahkan aqua aduk ad homogen

    7. Masukkan ke dalam wadah

    8. Beri etiket biru

    3. Uraikan alur permintaan produk

    Permintaan produksi

    (tertulis) dari ruangan

    menggunakan resep

    Tanda tangan oleh

    Kepala Ruangan

    Bagian produksi

    Permintaan produksi

    (tertulis) dari apotek

    menggunakan copy resep

    Tanda tangan oleh

    Apoteker Pengelola

    Apotek

  • 5/22/2018 Tugas Produksi Fix

    14/21

    4. Uraikan alur distribusi produk

    5. PROSEDUR TETAP CARA MENCUCI TANGAN

    1. Basahilah tangan Anda dengan air bersih yang mengalir setinggi pergelangan

    tangan atau boleh dilebihkan. Berilah sabun pada telapak tangan Anda.Dianjurkan untuk tidak menggunakan sabun batang, karena kuman akan

    Permintaan sediaan jadi dari apotek atau

    ruangan dibuat rangkap 3 ditandatangani:

    Memberi perintah kepada produksi untuk

    mengeluarkan barang

    Tugas farmasi:

    Membuat BK (bukti Keluar) barang

    di tanda tangani oleh penerima barang

    Mencatat BK ke dalam buku besar

    barang keluar Mendokumentasikan BK

    Mendistribusikan ke apotek/ ruangan

    sesuai BK

    Ruangan/ apotek

    Permintaan

    apotek atau

    ruangan (tertulis)

    Kade Farmasi

    Produksi

    1. Kepala ruangan

    2.

    Dokter ruangan3. KaDep Wat

    4. Apotek

  • 5/22/2018 Tugas Produksi Fix

    15/21

    menumpuk pada sabun batang. Lebih baik pula menggunakan sabun yang

    mengandung antiseptik.

    2. Gosokanlah kedua telapak tangan Anda yang sudah dibasahi dan diberi sabun.

    Gosok sampai tangan berlumuran dengan busa selama kurang lebih 15 20 detik.

    3. Gosoklah punggung tangan dengan telapak tangan yang lainnya secara bergantian

    serta gosoklah sela-sela jarinya.

    4. Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling mengunci.

    5. Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan berputar.

    Lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.

    6. Gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan

    kedepan, kebelakang dan berputar. Lakukan sebaliknya. Pegang pergelangan

    tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan gerakan memutar. Lakukan pula

    untuk tangan kiri.

    7. Bilas kembali tangan Anda dengan air bersih yang mengalir sampai betul-betul

    bersih. Keringkanlah tangan Anda. Dianjurkan untuk menggeringkan dengan

    tissue atau handuk bersih. Hindari menggunakan mesin pengering yang biasa

    terdapat di toilet mall. Karena, tentunya sudah banyak kuman yang terdapat pada

    mesin pengering tersebut.

    5. Cara sterilisasi dari:

    a. Ruang Steril

    Kegiatan Desinfeksi dan sterilisasi ruang dengan menggunakan sinar UV. Sinar ini

    mempunyai kemampuan membunuh mikroba seperti bakteri, jamur, dan mikroorganisme

    lain. intensitas sinar ultra violet juga dipengaruhi oleh jarak jangkauannya.semakin jauh

    jarak suatu obyek dengan lampu ultraviolet maka intensitas sinar ultraviolet yang diterima

    pun semakin kecil. Berikut cara sterilisasinya:

    Ruang steril Bersihkan seluruh bagian ruangan dari sisa bahan produksi dan

    kotoran

    Sapu bersih lantai dan dinding ruang transfer dengan sapu yang telah di

    siapkan

    Pel lantai dengan larutan desinfektan lisol, alcohol atau laruatan desinfektan

    lainnya yang tersedia,

    Lantai dibersihkan sehari sekali dengan di pel bila tidak ada produksi yang

    berjalan

    Sinari ruangan dengan sinar uv minimal 30 menit

  • 5/22/2018 Tugas Produksi Fix

    16/21

    Ruangan ditutup dan dijaga dari masuknya udara luar dengan cara dialirkan

    udara steril yang bebas mikroorganisme ke dalam ruangan,

    Menurut Pedoman Dasar Dispensing Sediaan Steril. Ruang steril (Clean room) harus

    memenuhi syarat sebagai berikut :1) Jumlah partikel berukuran 0,5 mikron tidak lebih dari 350.000partikel

    2) Jumlah jasad renik tidak lebih dari 100 per meter kubik udara.

    3) Suhu 1822C

    4) Kelembaban 3550%

    5) Di lengkapi High Efficiency Particulate Air (HEPA) Filter

    b. Botol Vial

    1. Cuci vial dengan aquadest

    2. Buat pengenceran HCl dalam suatu wadah

    3. Rendam vial selama 2 hari

    4. Buat larutan sama banyak tepol 1% dan natrium bikarbonat 1%

    5. Rendam vial dalam larutan tersebut selama 1 hari

    6. Bilas botol vial dengan aquadest

    7. Bungkus satu per satu botol vial menggunakan aluminium foil sebelum

    dimasukkan ke dalam oven untuk menghindari kontaminasi secara langsung pada

    saat pada saat botol vial tersebut dikeluarkan

    8. Susun dengan rapi vial diatas loyang yang sudah tersedia

    9. Oven pada suhu 200oC selama 1 jam

    Pada saat melakukan sterilisasi, botol vial yang di sterilisasi sebaiknya di sterilkan

    sampai benar benar steril. Hal ini dimaksudkan agar botol vial tersebut tidak

    mencemari bahan obat yang akan dimasukan kedalamnya. Larutan HCl berguna untuk

    melarutkan kotoran kotoran yang ada pada bahan yang akan disterilkan. Sedangkan

    botol direndam selama 2 hari dalam larutan HCl adalah agar kotoran-kotoran yang

    menempel dapat hilang dengan sempurna. Selain itu juga untuk membunuh bakteri-

    bakteri yang tidak tahan terhadap asam. Tepol yang digunakan dalam sterilisasi kali ini

    berguna sebagai desinfektan. Sedangkan Natrium bikarbonat digunakan sebagai

    penjernih. Pada saat dipanaskan dalam oven, penempatan botol vial yang akan

  • 5/22/2018 Tugas Produksi Fix

    17/21

    disterilisasi harus diberi jarak/renggang. Hal ini bertujuan agar pada saat pemanasan,

    bahan tidak pecah atau retak karena bahan tersebut akan memuai pada pemanasan.

    c. Karet penutup vial

    1. Ambil tutup karet

    2. Cuci bersih dengan aquadest

    3. Buat pengenceran HCl dalam sebuah wadah

    4. Rendam tutup karet dalam larutan HCl selama 2 hari

    5. Buat larutan sama banyak tepol 1% dan natrium bikarbonat 1%

    6. Rendam tutup karet dalam larutan tersebut salama 1 hari, kemudian didihkan

    7. Bilas tutup karet dengan aquadest

    8. Tutup karet di autoklaf dengan suhu 121oC selama 20 menit

    Pada saat melakukan sterilisasi, tutup karet yang di sterilisasi sebaiknya di sterilkan

    sampai benar benar steril. Hal ini dimaksudkan agar tutup karet tersebut tidak

    mencemari bahan obat yang akan dimasukan kedalamnya. Sterilisasi juga menggunakan

    metode perebusan terutama untuk bahan yang terbuat dari karet. Tujuan utama dari

    proses ini adalah untuk membuat spora jamur yang masih ada menjadi bentuk aktif

    (vegetatif) sehingga bahan desinfektan dapat membunuh spora jamur tersebut. Perebusan

    digunakan pada tutup karet karena tutup karet tidak tahan terhadap panas dari oven,

    sehingga cukup dipanaskan dengan cara direbus. Larutan HCl berguna untuk

    melarutkan kotoran-kotoran yang ada pada bahan yang akan disterilkan. Sedangkan

    bahan direndam selama 2 hari dalam larutan HCl adalah agar kotoran-kotoran yang

    menempel dapat hilang dengan sempurna. Selain itu juga untuk membunuh bakteri-

    bakteri yang tidak tahan terhadap asam. Tepol yang digunakan dalam sterilisasi kali ini

    berguna sebagai desinfektan. Sedangkan Natrium bikarbonat digunakan sebagai

    penjernih.

    d. Aluminium Foil

    Aluminium foil yang sudah dipotong sesuai kebutuhan dan dibersihkan dibungkus

    dengan kertas rangkap dua kemudian dimasukkan kedalam oven dengan suhu 180C

    selama 30 menit. Adapun tahap-tahap sterilisasi adalah sebagai berikut:

    Waktu pemanasan pendahuluan: waktu dari mulainya pemasukan panas secara

    kontinu sampai tercapainya suhu sterilisasi yang dipersyaratkan (tampak pada

    termometer)

  • 5/22/2018 Tugas Produksi Fix

    18/21

    Waktu kesetimbangan: waktu antara suhu sterilisasi yang ditunjukkan pada

    termometer penunjuk menjadi sama dengan suhu bahan yang di sterilkan.

    Waktu pembinasaan: waktu yang dibutuhkan sampai seluruh mikroorganisme dalam

    seluruh bentuk di bunuh pada suhu sterilisasi. Waktu tambahan jaminan sterilitas: tambahan jaminan untuk waktu pembinasaan

    untuk mengkompensasikan waktu kesetimbangan yang kurang.

    Waktu pendinginan: waktu dari berakhirnya pemasukan energi sampai kepada

    turunnya suhu menjadi 80C pada termometer penunjuk (Voigt, 1994).

    e. Pakaian

    Pakaian yang sudah dibersihkan dan dibungkus dengan linen rangkap 2 kemudian

    dimasukkan ke dalam otoklaf dengan suhu 115C selama 30 menit. Tahap-tahap sterilisasi

    pemanasan basah (otoklaf):

    Waktu pemanasan pendahuluan: waktu dari mulainya pemasukan panas secara

    continue sampai tercapainya suatu suhu uap yang sesuai dengan titik didih air pada

    tekanan atm yang diberikan.

    Waktu pengeluaran udara: waktu untuk mengusir udara dari ruang yang digunakan

    Waktu menaik: waktu yang dibutuhkan sampai tercapainya suhu atau tekanan yang di

    syaratkan (tampak pada termometer penunjuk).

    Waktu kesetimbangan: waktu antara suhu sterilisasi yang ditunjukkan pada

    termometer penunjuk menjadi sama dengan suhu bahan yang disterilkan.

    f. Pengaduk Kaca

    Dilakukan sterilisasi dengan menggunakan oven, karena dapat digunakan untuk

    sterilisasi alat yang terbuat dari kaca dan kertas yang tahan terhadap suhu tinggi.

    Sebelum dimasukkan ke oven, pengaduk kaca dibungkus terlebih dulu dengan kertas

    perkamen agar dapat mencegah keretakan dan kontaminasi pada saat dikeluarkan dari

    oven. Setelah itu masukkan pengaduk kaca ke dalam oven suhu 170-180C selama 1-2

    jam. Setelah pemanasan selesai matikan oven lalu tunggu sampai suhu didalam oven

    turun menjadi seperti suhu kamar, karena untuk menghindari keretakan pengaduk kaca

    atau masuknya udara yang mengandung partikel debu. Memakai suhu 170-180C

    selama 1-2 jam karena bila digunakan panas kering dengan waktu yang sama seperti

    pada pemanasan basah yaitu 121C selama 15 menit menjadi kurang efektif untuk

  • 5/22/2018 Tugas Produksi Fix

    19/21

    membunuh mikroba sehingga membutuhkan temperature yang lebih tinggi dan waktu

    yang lebih panjang.

    g.Laminar Air Flow

    Sterilisasi LAF dilakkan dengan menyalakan lampu UV selama 30 menit, sebelum

    Laminar Air Fl owdigunakan. Hindarkan sinarnya dari badan dan mata.

    h.Timbangan analitik

    Sterilisasi LAF dilakkan dengan menyalakan lampu UV selama 30 menit, sebelum

    timbangan analitik digunakan.

    7. LANGKAH MELEPAS APD :

    a. Menanggalkan pakaian pelindung :

    1) Menanggalkan sarung tangan luar

    Tempatkan jari-jari sarung tangan pada bagian luar manset

    Angkat bagian sarung tangan luar dengan menariknya ke arah telapak tangan.

    Jari-jari sarung tangan luar tidak boleh menyentuh sarung tangan dalam

    ataupun kulit

    Ulangi prosedur dengan tangan lainnya

    Angkat sarung tangan luar sehingga ujung-ujung jari berada di bagian dalam

    sarung tangan

    Pegang sarung tangan yang diangkat dari dalam sampai seluruhnya terangkat

    Buang sarung tangan tersebut ke dalam kantong tertutup

  • 5/22/2018 Tugas Produksi Fix

    20/21

    2) Menanggalkan baju pelindung

    Buka ikatan baju pelindung

    Tarik keluar dari bahu dan lipat sehingga bagian luar terletak di dalam

    Tempatkan dalam kantong tertutup

    3) Tanggalkan tutup kepala dan buang dalam kantong tertutup

    4) Tanggalkan sarung tangan dalam, bagian luar sarung tangan tidak boleh

    menyentuh kulit. Buang dalam kantong tertutup

    5) Tempatkan kantong tersebut dalam container buangan sisa

    6) Cuci tangan

    (Depkes RI, 2009.Pedoman Dasar Dispensing Sediaan Steril. Jakarta :)

    8. LANGKAH PENGELOLAAN LIMBAH SITOSTATIKA

    Pengelolaan limbah dari sisa buangan pencampuran sediaan sitoatatika (seperti: bekas

    ampul,vial, spuit, needle,dll) harus dilakukan sedemikian rupa hingga tidak menimbulkan

    bahaya pencemaran terhadap lingkungan.

    Langkahlangkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

    a. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD).

    b. Tempatkan limbah pada wadah buangan tertutup. Untuk bendabenda tajam seperti

    spuit vial, ampul, tempatkan di dalam wadah yang tidak tembus benda tajam, untuk

    limbah lain tempatkan dalam kantong berwarna (standar internasional warna ungu) dan

    berlogo sitostatika

    c. Beri label peringatan pada bagian luar wadah.

    d. Bawa limbah ke tempat pembuangan menggunakan troli tertutup.

    e. Musnahkan limbah dengan incenerator 1000C.

    f. Cuci tangan.

    (Depkes RI, 2009. Pedoman Pencampuran Obat Suntik dan Penanganan sediaan

    Sitostatistika. Jakarta)

    9. Sediaan Cyclophosfamid 800 mg direkonstitusi ke dalam NS 0,9% 250ml :

    a. Penyimpanannya yaitu setelah direkonstitusi yaitu

    - Lacy et al,2009: Trissel, 1998: Suhu kamar ; Lemari pendingin; terlidung cahaya

    - Drug Information Handbook p.426: Suhu kamar, lemari pendingin.

  • 5/22/2018 Tugas Produksi Fix

    21/21

    b. Stabilitas setelah direkonstitusi

    - Lacy et al ,2009: Trissel, 1998: 24 jam dalam suhu kamar, 6 hari dalam lemari

    pendingin .

    - Drug Information Handbook p.426: stabil selama 24 jam pada suhu kamar dan 6

    hari pada lemari pendingin.

    10.Membersihkan tumpahan di dalam Biological Safety Cabinet (BSC)

    Membersihkan tumpahan dalam ruangan steril dapat dilakukan petugas tersebut atau

    meminta pertolongan orang lain dengan menggunakan chemotherapy spill kit:

    a) Serap tumpahan dengan kassa untuk tumpahan cair atau handuk basah untuk tumpahan

    serbuk.

    b) Tanggalkan sarung tangan dan buang, lalu pakai 2 pasang sarung tangan baru.

    c) Angkat hati-hati pecahan tajam dan serpihan kaca sekaligus dengan alas

    kerja/meja/penyerap dan tempatkan dalam wadah buangan.

    d) Cuci permukaan, dinding bagian dalam BSC dengan detergent, bilas dengan aquadestilata

    menggunakan kassa. Buang kassa dalam wadah pada buangan.

    e) Ulangi pencucian 3 x.

    f) Keringkan dengan kassa baru, buang dalam wadah buangan.

    g) Tutup wadah dan buang dalam wadah buangan akhir.

    h) Tanggalkan APD dan buang sarung tangan, masker, dalam wadah buangan akhir untuk

    dimusnahkan dengan inscenerator.

    i) Cuci tangan.

    (Depkes RI, 2009. Pedoman Pencampuran Obat Suntik dan Penanganan sediaan

    Sitostatistika. Jakarta)