31
TUGAS PROYEK KECERDASAN BUATAN SISTEM PAKAR PEMBAGIAN HARTA WARIS MENURUT HUKUM ISLAM oleh: 1. Lutfiana Suffah 08018198 2. Dian Permatasari 08018231 3. Septi Nur Chasanah 08018256 4. Rahmat Rian Hidayat 08018278 5. Rizki Amanah 08018373 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

Tugas Proyek Kecerdasan Buatan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Proyek Kecerdasan Buatan

TUGAS PROYEK KECERDASAN BUATAN

SISTEM PAKAR PEMBAGIAN HARTA WARIS

MENURUT HUKUM ISLAM

oleh:

1. Lutfiana Suffah 08018198

2. Dian Permatasari 08018231

3. Septi Nur Chasanah 08018256

4. Rahmat Rian Hidayat 08018278

5. Rizki Amanah 08018373

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2011

Page 2: Tugas Proyek Kecerdasan Buatan

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi telah memungkinkan memecahkan masalah dilakukan

dengan lebih cepat dan cermat. Penggunaan komputer telah berkembang dari pengolahan data

ataupun penyajian informasi, menjadi mampu untuk menyediakan pilihan-pilihan dalam

memecahkan masalah.

System pakar (expert system ) merupakan paket perangkat lunak atau paket program

komputer yang ditujukan sebagai penyedia nasehat dan sarana bantu dalam memecahkan

masalah di bidang-bidang spesialisasi tertentu seperti sains, perekayasaan, matematika,

kedokteran, pendidikan dan sebagainya. Expert system merupakan subset dari Artificial

Intelegence.

Seorang pakar/ahli (human expert) adalah seorang individu yang memiliki kemampuan

pemahaman yang superior dari suatu masalah. Misalnya: seorang dokter, penasehat keuangan,

pakar mesin mobil, dll. Sistem Pakar tidak untuk menggantikan kedudukan seorang pakar tetapi

untuk memasyaratkan pengetahuan dan pengalaman pakar tersebut.

Ketika suatu sistem pakar akan dibangun, maka seorang pengembang software (software

developer) bekerja bersama dengan seorang pakar, pengembang ini akan melakukan serangkaian

tanya-jawab (knowledge acquisition) untuk mengumpulkan dasar-dasar pengetahuan (knowledge

base) sang pakar.

Dasar-dasar pengetahuan ini kemudian dialihkan menjadi basis-pengetahuan sistem pakar

dalam bentuk fakta dan aturan. Kemudian pengembang membangun suatu mesin inferensi

(inference engine) yang merupakan pembuat keputusan dalam sistem pakar, mengumpulkan

informasi dari user melalui tanya jawab, dan membandingkan informasi ini dengan basis-

pengetahuan, kemudian memutuskan apa yang harus di-informasikan ke pengguna berdasarkan

data/informasi yang diberikannya.

Penggunaan teknologi informasi berbasis computer dapat membantu dalam memecahkan

masalah kehidupan sehari-hari. Dalam praktek sehari-hari, persoalan waris sering kali memicu

pertikaian dan menimbulkan keretakan hubungan keluarga. Penyebab utamanya adalah

keserakahan dan ketamakan manusia dan berkurangnya pengetahuan mengenai hukum

pembagian waris yang dapat memberikan solusi mengenai pembagian warisan.

Page 3: Tugas Proyek Kecerdasan Buatan

B. Tujuan

1. Memberikan kemudahan bagi masyarakat melakukan pembagian harta waris dengan

menggunakan cara pembagian islam secara cepat dan tepat

2. Menerapkan sistem pakar dalam pembagian harta waris menurut hokum islam

Page 4: Tugas Proyek Kecerdasan Buatan

LANDASAN TEORI

A. Sistem Pakar

Sistem pakar (Expert System) merupakan sistem yang menggunakan pengetahuan

manusiayang dipresentasikan dalam computer yang dapat digunakan untuk memecahkan

masalah yang biasanya menggunakan pakar.

Pakar merupakan seorang ahli dibidangnya yang mempunyai pengetahuan yang

didapatkan dari pelatihan, membaca dan pengalaman. Pengetahuannya terdiri dari beberapa

tipe antara lain :

1. Pengetahuan tentang kenyataan dalam area permasalahan tertentu

2. Pengetahuan tentang teori sebuah permasalahan tertentu

3. Pengetahuan tentang aturan dan procedure untuk area sebuah permasalahan secara umum

4. Pengetahuan tentang aturan dalam situasi khusus

5. Pengetahuan tentang strategi global untuk memecahkan semua permasalahan

6. Pengetahuan tentang ilmu pengetahuan

1. Struktur Sistem Pakar

Komponen utama pada struktur sistem pakar menurut Hu et al (1987) meliputi :

1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)

Basis pengetahuan merupakan inti dari suatu sistem pakar, yaitu berupa

representasi pengetahuan dari pakar. Basis pengetahuan tersusun atas fakta dan

kaidah. Fakta adalah informasi tentang objek, peristiwa, atau situasi. Kaidah adalah

cara untuk membangkitkan suatu fakta baru dari fakta yang sudah diketahui.

2. Mesin Inferensi (Inference Engine)

Mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar. Mesin inferensi

berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi, berdasarkan pada

basis pengetahuan yang tersedia. Di dalam mesin inferensi terjadi proses untuk

memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang disimpan dalam basis

pengetahuan dalam rangka mencapai solusi atau kesimpulan.

Dalam prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi penalaran dan

strategi pengendalian. Strategi penalaran terdiri dari strategi penalaran pasti (Exact

Page 5: Tugas Proyek Kecerdasan Buatan

Reasoning) dan strategi penalaran tak pasti (Inexact Reasoning). Exact reasoning

akan dilakukan jika semua data yang dibutuhkan untuk menarik suatu kesimpulan

tersedia, sedangkan inexact reasoning dilakukan pada keadaan sebaliknya.Strategi

pengendalian berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan prose penalaran.

Terdapat tiga tehnik pengendalian yang sering digunakan, yaitu forward chaining,

backward chaining, dan gabungan dari kedua teknik pengendalian tersebut.

3. Basis Data (Data Base)

Basis data terdiri atas semua fakta yang diperlukan, dimana fakta fakta

tersebut digunakan untuk memenuhi kondisi dari kaidah-kaidah dalam sistem. Basis

data menyimpan semua fakta, baik fakta awal pada saat sistem mulai beroperasi,

maupun fakta-fakta yang diperoleh pada saat proses penarikan kesimpulan sedang

dilaksanakan. Basis data digunakan untuk menyimpan data hasil observasi dan data

lain yang dibutuhkan selama pemrosesan.

4. Antarmuka Pemakai (User Interface)

Fasilitas ini digunakan sebagai perantara komunikasi antara pemakai.dengan

komputer.

2. Teknik Representasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan adalah suatu teknik untuk merepresentasikan basis

pengetahuan yang diperoleh ke dalam suatu skema/diagram tertentu sehingga dapat

diketahui relasi/keterhubungan antara suatu data dengan data yang lain. Teknik ini

membantu knowledge engineer dalam memahami struktur pengetahuan yang akan dibuat

sistem pakarnya. Terdapat beberapa teknik representasi pengetahuan yang biasa

digunakan dalam pengembangan suatu sistem pakar, yaitu

a. Rule-Based Knowledge

Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk fakta (facts) dan aturan (rules).

Bentuk representasi ini terdiri atas premise dan kesimpulan.

b. Frame-Based Knowledge

Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk hirarki atau jaringan frame.

c. Object-Based Knowledge

Pengetahuan direpresentasikan sebagai jaringan dari obyek-obyek. Obyek adalah

elemen data yang terdiri dari data dan metoda (proses).

Page 6: Tugas Proyek Kecerdasan Buatan

d. Case-Base Reasoning

Pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk kesimpulan kasus (cases).

3. Teknik Inferensi

Perlu dipertimbnagkan bagaimana sistem memberi alasan (reason) berhubungan

dengan pengetahuan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Reasoning di dalam

sistem pakar dilakukan dengan menggunakan teknik inferensi (inference techiniques) dan

strategi kendali (contol strategies). Teknik inferensi memandu sistem agar dapat

mengkombinasikan pengetahuan yang ada dalam basis pengetahuan dengan fakta

permasalahan yang ada dalam memori kerja (working memory).

a. Reasoning

Reasoning adalah proses kerja untuk menggambarkan suatu kesimpulan dangan

strategi-strategi untuk menyelesaikan masalah, fakta-fakta dan pengetahuan.

b. Inference

Inference digunakan dalam sitem pakar untuk memperoleh informasi terbaru dari

informasi informasi yang sudah ada. Sistem pakar dalammenjalankan inference

(pemrosesan) menggunakan modul yang disebut dengan inference engine.

4. Inferencing dengan Rule : Forward dan Backward Chaining

Inferensi dengan rules merupakan implementasi dari modus ponen, yang

direfleksikan dalam mekanisme search (pencarian). Dapat pula mengecek semua rule

pada knowledge base dalam arah forward maupun backward. Proses pencarian berlanjut

sampai tidak ada rule yang dapat digunakan atau sampai sebuah tujuan (goal) tercapai.

Ada dua metode inferencing dengan rules, yaitu forward chaining atau data-driven dan

backward chaining atau goal-driven.

a. Backward chaining

1) Menggunakan pendekatan goal-driven, dimulai dari ekspektasi apa yang

diinginkan terjadi (hipotesis), kemudian mengecek pada sebab-sebab yang

mendukung (ataupun kontradiktif) dari ekspektasi tersebut.

2) Jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang sempit dan cukup dalam, maka

gunakan backward chaining.

Page 7: Tugas Proyek Kecerdasan Buatan

b. Forward chaining

1) Forward chaining merupakan grup dari multiple inferensi yang melakukan

pencarian dari suatu masalah kepada solusinya.

2) Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai TRUE), maka proses akan

meng-assert konklusi.

3) Forward chaining adalah data-driven karena inferensi dimulai dengan informasi

yang tersedia dan baru konklusi diperoleh.

4) Jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam, maka gunakan

forward chaining

5. Skema Penerapan Dalam Suatu Organisasi

a. Case-based reasoning (CBR) yang merupakan representasi pengetahuan berdasarkan

pengalaman termasuk kasus dan solusinya

b. Rule-base reasoning (RBR) mengandalkan serangkaian aturan-aturan yang

merupakan representasi dari pengetahuan dan pengalaman karyawan (manusia) dalam

memecahkan kasus yang rumit.

c. Model-based reasoning (MBR) melalui representasi pengetahuan dalam bentuk

atribut, perilaku antar hubungan maupun simulasi proses terbentuknya pengetahuan.

d. Constraint-Satisfaction Reasoning yang merupakan perpaduan antara RBR & MBR.

6. Kategori Problema Sistem Pakar

1. Interpretasi - pengambilan keputusan dari hasil observasi, termasuk pengenalan

ucapan, analisis citra, interpretasi sinyal, dl

2. Prediksi - memproyeksikan akibat-akibat yang dimungkinkan dari situasi-situasi

tertentu. Contoh : rediksi demografi, prediksi ekonomi, dll.

3. Diagnosis- menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks yang didasarkan

pada gejala-gejala yang teramati. Contoh : diagnosis medis, elektronis, mekanis, dll.

4. Perancangan- perancangan layout sirkuit, bangunan.

5. Perencanaan- perencanaan keuangan, militer, dll

6. Monitoring - membandingkan hasil pengamatan dengan kondisi yang diharapkan.

Computer aided monitoring system

7. Debugging- memberikan resep obat terhadap kegagalan

8. Instruksi- melakukan instruksi untuk diagnosis, debugging dan perbaikan kinerja

Page 8: Tugas Proyek Kecerdasan Buatan

9. Kontrol - melakukan control terhadap interpretasi, prediksi, perbaikan dan monitoring

kelakukan sistem.

10. Pengendalian - mengatur tingkah laku suatu environment yang kompleks

11. Selection - mengidentifikasi pilihan terbaik dari sekumpulan (list) kemungkinan

12. Simulation - pemodelan interaksi antara komponen-komponen sistem

7. User interface

User interface (antar muka) merupakan bagian dari program yang berinterakasi

dengan pengguna. Prompt bagi pengguna digunakan untuk informasi yang diperlukan

untuk memecahkan masalah, menampilkan kesimpulan dan menjelaskan alasannya.

Fasilitas dari user interface yaitu:

1. Tidak menanyakan pertanyaan yang bersifat basa basi

2. Menjelaskan alas an atas pertanyaan yang diajukan

3. Menyediakan dokumentasi dan referensi

4. Mendefinisikan istilah-istilah yang bersifat teknik

5. Laporan rekomendasi yang detail

6. Pembenaran rekomendasi

B. Hukum Waris

Berasal dari bahasa arab Al-miirats yang berarti berpindahnya sesuatu dari seseorang

kapeda orang lain. Pemgertian tersebut tidak terbatas hanya pada hal-hal yang berkaitan

dengan harta, tetapi juga mencakup non harta benda.

Peninggalan adalah segala sesuatu yang ditinggalkan pewaris, baik berupa harta atau

lainnya. Segala sesuatu yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal dinyatakan sebagai

peninggalan. Termasuk didalamnya hutang piutang, baik hutang piutang itu berkaitan dengan

pokok hartanya atau hutang piutang yang berkaitan dengan kewajiban pribadi yang harus

ditunaikan.

1. Derajat ahli waris

Antara ahli waris yang satu dengan yang lainnya mempunyai perbedaan derajat

dan ukuran. Ahli waris berdasarkan urutan dan derajatnya adalah :

Page 9: Tugas Proyek Kecerdasan Buatan

1. Ashhabul furudh

Golongan ini ynag pertama diberi bagian harta warisan. Mereka adalah orang-orang

yang telah ditentukan bagiannya dalam Al-Qur’an, As-Sunnah dan ijma’.

2. Ashabah nasabiyah

Yaitu setiap kerabat (nasab) pewaris yang menerima sisa harta warisan yang telah

dibagikan. Bahkan jika ternyata tidak ada ahli waris lainnya, ia berhak mengambil

seluruh harta peninggalan

3. Penambahan bagi ashhabul furudh sesuai bagian (kecuali suami istri)

Apabila harta warisan yang tersisa telah dibagikan kepada semua ahli warisnya masih

juga tersisa, maka hendaknya diberikan kepada ashhabul furudh masing-masing

sesuai dengan bagian yang telah ditentukan. Adapun suami atau istri tidak berhak

menerima tambahan bagian dari sisa harta yang ada. Sebab hak waris bagi suami atau

istri disebabkan adanya ikaytan pernikahan, sedangkan kekerabatan karena nasab

lebih utama mendapatkan tambahan dibandingkan yang lainnya.

4. Mewariskankepada kerabat

Yang dimaksudkankerabat adalah kerabat pewaris yang masih memiliki kaitan rahim

tidak termasuk ashhabul furudh juga ‘ashabah. Misalnya paman (saudara ibu), bibi

(saudara ibu), bibi (saudara ayah), cucu laki-laki dari anak perempuan, dan cucu

perempuan dari anak perempuan. Maka bila pewaris tidak mempunyai kerabat

sebagai ashhabul furudh, tidak pula’ashabah, para kerabat yang masih mempunyai

ikatan rahim dengannya berhak untuk mendapat warisan

5. Tambahan hak waris bagi suami atau istri

Bila pewaris tidak mempunyai ahli waris yang termasuk ashhabul furudh dan

‘ashabah, juga tidak ada kerabat yang memiliki ikatan rahim, maka harta warisan

tersebut seluruhnya menjadi milik suami atau istri. Misalnya seorang suami

meninggal tanpa memiliki kerabat yang berhak untuk mewarisinya, maka istri

mendapat bagian seperempat dari harta warisan yang ditinggalkannya, sedangkan

sisanya merupakan tambahan hak warisnya.dengan demikian istri memiliki seluruh

harta warisan peninggalan suaminya. Begitu juga sebaliknya suami terhadap harta

peninggalan yang meninggal.

Page 10: Tugas Proyek Kecerdasan Buatan

6. Ashabah karena sebab

Merupakan rang-orang yang memerdekakan budak (baik budak laki-laki maupun

budak perempuan). Misalnya seorang bekas budak meninggal dan mempunyai harta

warisan, maka orang yang pernah memerdekakannya termasuk salah satu ahli

warisnya, dan sebagai ‘ashabah. Tetapi pada masa kini tidak ada lagi.

7. Orang yang diberi wasiat lebih dari sepertiga harta pewaris

Yang dimaksud adalah orang lain, bukan salah seorang dari ahli waris. Misalnya

seseorang meninggal dan mempunyai sepuluh anak. Sebelum meninggal ia member

wasiat kepada semua atau sebagian anaknya agar memberikan sejumlah hartanya

kepada seseorang yang bukan termasuk salah satu ahli warisnya. Bahkan mazhab

Hanafi dan Hambali boleh berpendapat boleh memberikan seluruh harta pewaris bila

memang wasiatnya demikian.

8. Baitul (Kas Negara)

Apabila seseorang yang meninggal tidak mempunyai ahli waris ataupun kerabat maka

seluruh harta peninggalannya diserahkan ke baitul untuk kemlasahatan umum.

2. Syarat warisa. Meninggalnya pewaris secara hakiki maupun secara hukum. Pewaris telah meninggal

dan diketahui oleh seluruh ahli warisnya atau vonis yang ditetapkan terhadap

seseorang yang tidak diketahui lagi secara pasti, sehingga hakim memvonisnya

sebagai orang yang telah meninggal.

b. Adanya ahli waris yang hidup secara hakiki pada waktu pewaris meninggal dunia.

c. Seluruh ahli waris diketahui secara pasti, termasuk bagian masing-masing

3. Penggugur hak waris

a. Budak. Seseorang yang berstatus sebagai budak tidak mempunyai hak untuk

mewarisi sekalipun dari saudaranya.

b. Pembunuhan. Apabila seorang ahli waris membunuh pewaris, maka ia tidak berhak

mendapatkan warisan

c. Perbedaan Agama. Seorang muslim tidak dapat mewarisi ataupun diwarisi oleh orang

non muslim

Page 11: Tugas Proyek Kecerdasan Buatan

4. Ahli waris

a. Ahli waris dari golongan laki-laki

1. Anak laki-laki

2. Cucu laki-laki (dari anak laki-laki)

3. Bapak

4. Kakek (dari pihak bapak),

5. Saudara kandung laki-laki

6. Saudara laki-laki seayah

7. Saudara laki-laki seibu

8. Anak laki-laki dari saudara kandung laki-laki

9. Anak laki-laki dari saudara laki-laki seibu

10. Paman (saudara kandung ayah)

11. Paman (saudara bapak seayah)

12. Anak laki-laki dari paman (saudara kandung ayah)

13. Anak laki-laki paman seayah

14. Suami

15. Laki-laki yang memerdekakan budak

b. Ahli waris golongan wanita

1. Anak perempuan

2. Ibu

3. Anak perempuan (dari keturunan laki-laki)

4. Nenek (ibu dari ibu)

5. Nenek (ibu dari bapak)

6. Saudara kandung perempuan

7. Saudara perempuan seayah

8. Saudara perempuan seibu

9. Istri

10. Perempuan yang memerdekakan budak

Page 12: Tugas Proyek Kecerdasan Buatan

5. Pembagian warisan menurut Al-Qur’an

Jumlah bagian yang telah ditentukan ada enam macam, yaitu setengah (1/2),

seperempat(1/4), seperdelapan (1/8), dua pertiga (2/3), sepertiga (1/3), dan seperenam

(1/6). Pembagiannya secara rinci :

1. Ashhabul furudh yang berhak mendapat setengah

a. Suami dengan syarat pewaris tidak mempunyai keturunan, baik lkai-laki atau

perempuan, baik anak keturunan dari suami ataupun bukan.

b. Anak perempuan (kandung) dengan syarat pewaris tidak mempunyai anak laki-

laki dan anak perempuan itu adalah anak tunggal.

c. Cucu perempuan keturunan laki-laki dengan syarat tidak mempunyai saudara

laki-laki, merupakan cucu tunggal dan jika pewaris tidak memiliki anak

perempuan ataupun laki-laki

d. Saudara kandung perempuan dengan syarat tidak mempunyai saudara laki-laki,

hanya seorang diri (tidak mempunyai saudara perempuan) dan pewaris tidak

mempunyai ayah atau kakek, dan tidak mempunyai keturunan

e. Saudara perempuan seayah dengan syarat tidak mempunyai saudara laki-laki,

hanya seorang diri, pewaris tidak mempunyai saudara kandung perempuan,

pewaris tidak mempunyai ayah atau kakak, dan tidak mempunyai anak

2. Ashhabul furudh yang berhak mendapat seperempat

a. Suami dengan syarat bila sang istri mempunyai anak atau cucu laki-laki dari

keturunan anak laki-lakinya

b. Istri dengan syarat apabila suaminya tidak mempunyai anak/cucu

3. Ashhabul furudh yang berhak mendapat seperdelapan

Istri, baik seorang atau lebih bila suaminya mempunyai anak atau cucu

4. Ashhabul furudh yang berhak mendapat dua pertiga

a. Dua anak perempuan (kandung) atau lebih tidak mempunyai saudara laki-lkai

b. Dua cucu perempuan dari keturunan laki-laki, dengan syarat pewaris tidak

mempunyai anak kandung, pewaris tidak mempunyai dua anak kandung

perempuan dan dua cucu tersebut tidak mempunyai saudara laki-laki

c. Dua saudara kandung perempuan (atau lebih) dengan syarat pewaris tidak

mempunyai anak , ayah atau kakek, dua saudar perempuan tidak memiliki saudara

Page 13: Tugas Proyek Kecerdasan Buatan

laki-laki, dan pewaris tidak mempunyai anak/cucu perempuan dari keturunan laki-

laki

d. Dua saudara perempuan seayah (atau lebih) dengan syarat pewaris tidak

mempunyai anak, ayah atau kakek, kedua saudara perempuan seayah tidak

mempunyai saudara laki-laki, dan pewaris tidak mempunyai anak/cucu

perempuan dari keturunan anak laki-laki atau saudara kandung

5. Ashhabul furudh yang berhak mendapat bagian sepertiga

a. Ibu dengan syarat pewaris tidak mempunyai anak/cucu laki-laki dari keturunan

laki-laki dan pewaris tidak mempunyai dua orang saudara atau lebih, baik saudara

sekandung seayah ataupun seibu

b. Dua saudara yang seibu

6. Ashhabul furudh yang berhak mendapat bagian seperenam

a. Ayah dengan syarat jika pewaris mempunyai anak

b. Kakek dengan syarat bila pewaris mempunyai anak laki-laki atau perempuan atau

cucu laki-laki dari keturunan anak dan pewari tidak mempunyai ayah

c. Ibu dengan syarat pewaris mempunyai anak laki-laki atau perempuan atau cucu

laki-laki keturunan anak laki-laki, dan pewaris mempunyai dua saudara atau lebih

d. Cucu perempuan dari keturunan anak laki-laki seorang atau lebih dengan syarat

pewaris mempunyai satu anak perempuan. Anak perempuan mendapat bagian

setengah dan cucu perempuan dari keturunan laki-laki mendapat seperenam,

sebagai pelengkap dua per tiga

e. Saudara perempuan seayah satu orang atau lebih dengan syarat pewaris

mempunyai seorang saudara kandung perempuan.

f. Saudara laki-laki atau perempuan seibu dengan syarat mewarisi sendirian

g. Nenek asli dengan syarat pewaris tidak lagi mempunyai ibu

Page 14: Tugas Proyek Kecerdasan Buatan

ANALISIS

Pembagian waris dilakukan apabila seseorang telah meninggal dunia atau telah

dinyatakan meninggal dunia. Pembagian waris dilakukan dengan menggunakan aturan yang

berlaku dalam hukum Islam yang bersumber pada Al-Qur’an.

Pada dasarnya permasalahan yang dihadapi oleh setiap orang yang akan melakukan

pembagian harta waris berdasarkan aturan Islam adalah kurangnya pengetahuan mengenai cara

pembagian menurut Islam, khususnya bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama

Islam, namun sebagian besar tidak menerapkan aturan menerapkan aturan Islam dalam

kehidupan sehari-hari.

A. Hasil Analisis pengetahuan

Dari hasil analisis pengetahuan yang akan digunakan dalam pengembangan basis

pengetahuan ini terdapat beberapa goal yang harus terpenuhi dalam sistem pakar. Goal

tersebut merupakan besarnya bagian dari tiap ahli waris yang berhak mendapat harta waris,

yaitu :

1.12

a. Suami

b. Anak perempuan

c. Anak perempuan dari anak laki-laki

d. Saudara perempuan seibu-seayah

e. Saudara perempuan sebapak

2.14

a. Suami

b. Istri

3.18

a. Istri

4.16

a. Bapak

Page 15: Tugas Proyek Kecerdasan Buatan

b. Kakek dari pihak bapak

c. Ibu

d. Anak perempuan dari anak laki-laki

e. Saudara perempuan sebapak (1 orang)

f. Saudara laki-laki seibu (1 orang)

g. Saudara perempuan seibu (1 orang)

h. Nenek dari pihak bapak

5.13

a. Ibu

b. Saudara laki-laki seibu (lebih dari 1)

c. Saudara perempuan seibu (lebih dari 1)

6.23

a. Anak perempuan

b. Anak perempuan dari anak laki-laki

c. Saudara perempuan seibu-sebapak

d. Saudara perempuan sebapak

7. Ashabah bi al-nafsi (ABN) yaitu mengambil sisa pembagian karena ia seorang diri saja

a. Anak laki-laki

b. Cucu laki-laki

c. Bapak

d. Kakek

e. Saudara laki-laki kandung

f. Saudara laki-laki sebapak

g. Paman sekandung bapak

h. Paman sebapak bapak

i. Anak laki-laki dari paman sekandung bapak

j. Anak laki-laki dari paman sebapak bapak

8. Ashabah bi al-ghair (ABG) yaitu mengambil sisa pembagian karena ia bersama ahli waris

yang sederajat dan berbeda jenis

a. Anak perempuan jika bersama anak laki-laki

Page 16: Tugas Proyek Kecerdasan Buatan

b. Cucu perempuan jika bersam cucu laki-laki

c. Saudara perempuan kandung, jika ada saudara laki-laki kandung

d. Saudara perempuan sebapak, jika ada saudara laki-laki sebapak

9. Ashabah ma al-ghair (AMG) yaitu mengambil sisa pembagian karena dia bersama ahli

waris yang sederajat dan sejenis

a. Dua saudara perempuan atau lebih yang sekandung

b. Dua saudara perempuan atau lebih yang sebapak

c. Dua saudara perempuan atau lebih yang seibu

B. Analisis sistemPengguna sistem harus menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh sistem.

Jawaban yang diberikan oleh pengguna sistem akan diolah kemudian sistem akan

menampilkan informasi pembagian harta warisan yang diperlukan oleh pengguna. Terdapat

beberapa proses yaitu

1. Proses tanya jawab penentuan ahli waris yang ada

Pengguna akan ditanya untuk ahli waris yang ada dan jumlah dari setiap ahli waris yang

ada. Sistem akan mengumpulkan jawaban yang diberikan pengguna sistem, hasil jawaban

pada proses pertama akan ditampilkan pada proses kedua.

2. Tampilkan ahli waris yang ada

Ditampilkan ahli waris yang ada dan jumlah dari setiap ahli waris yang ada.

3. Menentukan hasil bagian

Dari data jumlah ahli waris yang ada akan digunakan untuk menentukan jumlah bagian

dari masing-masing ahli waris yang berhak. Dan ditampilkan pada proses keempat

4. Tampilkan hasil pembagian

Ditampilkan bagian setiap ahli waris

C. Perancangan Rule

Rule digunakan untuk memperoleh hasil akhir dari data-data yangtelah dimasukkan

oleh pengguna sistem. Perancangan rule ini menggunakan metode forward chaining yang

memulai inferensi dengan data-data yang telah ada dan menggunakan rule inferensi untuk

memperoleh data lebih lanjut dari pengguna sistem sampai goal tercapai. Berikut ini adalah

rule-rule yang digunakan:

1. Rule 1 untuk mencari goal bagian suami

Page 17: Tugas Proyek Kecerdasan Buatan

2. Rule 2 untuk mencari goal bagian istri

3. Rule 3 untuk mencari goal bagian anak laki-laki

4. Rule 4 untuk mencari goal bagian anak perempuan

5. Rule 5 untuk mencari goal bagian bapak

6. Rule 6 untuk mencari goal bagian ibu

7. Rule 7 untuk mencari goal bagian kakek (dari pihak bapak)

8. Rule 8 untuk mencari goal bagian nenek (dari pihak ibu)

9. Rule 9 untuk mencari goal bagian nenek (dari pihak bapak)

10. Rule 10 untuk mencari goal bagian cucu laki-laki (dari anak laki-laki)

11. Rule 11 untuk mencari goal bagian cucu perempuan (dari anak laki-laki)

12. Rule 12 untuk mencari goal bagian saudara laki-laki kandung

13. Rule 13 untuk mencari goal bagian saudara perempuan kandung

14. Rule 14 untuk mencari goal bagian saudara laki-laki sebapak

15. Rule 15 untuk mencari goal bagian saudara perempuan sebapak

16. Rule 16 untuk mencari goal bagian saudara laki-laki seibu

17. Rule 17 untuk mencari goal bagian saudara perempuan seibu

18. Rule 18 untuk mencari goal bagian anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung

19. Rule 19 untuk mencari goal bagian anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak

20. Rule 20 untuk mencari goal bagian paman sekandung bapak

21. Rule 21 untuk mencari goal bagian paman sebapak bapak

22. Rule 22 untuk mencari goal bagian anak laki-laki dari paman sekandung bapak

23. Rule 23 untuk mencari goal bagian anak laki-laki dari paman sebapak bapak

D. Perancangan Interface (Antar Muka)

Perancangan antarmuka menjelaskan rutinitas program yang akan dijalankan oleh

sistem computer untuk menjelaskan interaksi antara pemakai dengan program yang dibuat.

Adapun rancangan antarmukanya adalah sebagai berikut:

Page 18: Tugas Proyek Kecerdasan Buatan

JUDUL SISTEM

MENU BAR

JUDUL FORM

TOMBOL NEXTTOMBOL CLEAR

FORM TANYA JAWAB AHLI WARIS YANG ADA DAN JUMLAH SETIAP AHLI WARIS

a. Desain Tampilan Awal

Pada tampilan ini merupakan halaman awal sistem pakar pembagian waris

menurut harta waris. Untuk memasuki aplikasi ini harus menekan tombol masuk yang

telah disediakan.

b. Desain Form Tanya Jawab Ahli Waris yang Ada

Merupakan form penentuan ahli waris yang ada. Akan dilakukan Tanya jawab

untuk mengetahui ahli waris yang ada dan jumlah setiap ahli waris. Pertama akan ditanya

siapa yang meninggal apakah laki-laki atau perempuan. Selanjutnya akan ditanya apakah

Page 19: Tugas Proyek Kecerdasan Buatan

JUDUL FORM

TOMBOL NEXT

AHLI WARIS YANG ADA DAN JUMLAH SETIAP AHLI WARIS

TOMBOL BACK

pewaris mempunyai istri atau suami, jika mempunyai istri akan ditanya berapakah jumlah

istri yang dimiliki. Kemudian akan ditanya orang tua yang dimiliki antara lain ayah, ibu,

kakek (dari pihak bapak) dan nenek, apakah ada atau tidak ada. Selanjutnya akan ditanya

jumlah anak yang dimiliki, jumlah cucu yang dimiliki dan jumlah saudara yang dimiliki

baik perempuan maupun laki-laki. Kemudian memilih tombol next jika ingin mengetahui

ahli waris yang ada sesuai hasil jawaban pada form tampilan ahli waris yang ada atau

memilih tombol clear jika ada kesalahan dalam memasukkan jawaban.

c. Desain Tampilan Ahli Waris yang Ada

Pada tampilan ini akan ditampilkan ahli waris yang ada antara lain :

1. Suami atau istri

2. Orang tua yang dimiliki

3. Jumlah anak

4. Jumlah cucu

5. Jumlah saudara

baik perempuan ataupun laki-laki. Dan disediakan tombol next untuk menuju form

berikutnya yaitu perhitungan warisan Dan tombol back jika ternyata pengguna salah

menginputkan data pada form sebelumnya.

Page 20: Tugas Proyek Kecerdasan Buatan

JUDUL FORM

TOMBOL NEXT

PERHITUNGAN WARISAN SETIAP AHLI WARIS

TOMBOL BACK

JUDUL FORM

TOMBOL CLOSE

PERHITUNGAN WARISAN SETIAP AHLI WARIS

TOMBOL PRINTTOMBOL CANCEL

d. Desain Tampilan Perhitungan Warisan

Pada form ini ditampilkan perhitungan warisan masing-masing ahli waris yang ada.

Tombol back digunakan untuk kembali ke form sebelumnya jika pengguna mengalami

kesalahan dalam penginputan. Dan tombol next menuju ke form hasil perhitungan.

e. Desain Tampilan Hasil Perhitungan

Page 21: Tugas Proyek Kecerdasan Buatan

Pada tampilan hasil pembagian warisan akan ditampilkan bagian setiap ahli waris yang

ada sesuai dengan pembagian sesuai hukum Islam yang berdasrkan Al-Qur’an. Tombol

print digunakan untuk mencetak hasil perhitungan sedangkan tombol cancel untuk

kembali ke tampilan awal. Dan disediakan tombol close untuk keluar dari aplikasi yang

dibuat.