13
 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ajaran akhlak dalam Islam berumber dari wahyu Illahi yang termasuk da lam Al-qu ra n dan su nn ah . Akhlak dalam Isla m bukanlah moral yang kondisional dan situasional, tetapi akhlak yang benar-benar memiliki nilai yang mutlak untuk memperoleh kebahagian di dunia ini dan di akhirat kelak. Dalam keseluruhan ajaran Islam, akhlak menempati kedudukan yang istimewa dan sangat  penting. Di dalam Al qur an saja ban ya k ayat-ayat yang mem bic arak an masalah akhlak.Belum lagi dengan hadits-hadits Nabi, baik perkataan maupun perbuatan, ya ng me mberi kan pedo man ak hl ak ya ng mulia dalam ke seluru han as pek kehidupan. Akhlak dalam Islam bukanlah moral yang harus disesuaikan dengan suatu kondisi dan situasi, tetapi akhlak yang benar-benar memiliki nilai yang mutlak, nilai-nilai baik dan buruk, terpuji dan tercela berlaku kapan saja, dimana saja dalam segala aspek kehidupan tidak di batasi oleh ruang dan waktu. Ajaran akhlak dalam Islam sesuai dengan itrah manusia. !anusia akan mendapatkan kebahagiaan hakiki bukan semu bila mengikuti nilai-nilai kebaikan yang di ajarkan oleh Alquran dan "unnah, dua sumber akhlak dalam Islam. Akh lak Isl am ben ar- ben ar memelikhara eksistensi man usi a seb aga i mak hlu k terhormay sesuai dengan itrahnya itu. #ati nurani $ itrah dalam bahasa Alquran memang dapat menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia diciptakan oleh Allah "%& memiliki itrah bertauhid, mengakui keesaanNya. '(" Ar-)um *+ arena itrah itulah manusia kepada kesucian dan selalu cenderung kepada kebenaran. #ati nuraninya selalu mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin meng ikuti ajaran-ajaran &u han, karena kebesaran itu tidak akan di dapat kecuali dengan Allah sebagai sumber kebenaran mutlak. Namun itrah manusia tidak selalu terjamin dapat berun gsi dengan baik karena pengaru h dari luar, misalny a  pengaruh pendidikan dan lingkungan. /itrah hanyalah merupakan potensi dasar yang perlu dipelihara dan dikembangkan. Banyak manusia yang itrahnya tertutup sehingga hati nuraninya tidak dapat lagi melihat kebenaran, oleh sebab itu ukuran baik dan buruk tidak di serahkan sepenuhnya hanya kepada hati nurani $ itrah manusia semata, harus dikembalikan kepada penilaian syara0 yaitu Alquran dan #adits. "emua keputusan syara0 tidak akan bertentangan dengan hati nurani manusia, karena kudua-duanya berasal dari sumber yang sama yauti Allah "%&. Demikian juga halnya dengan akal pikiran. Ia hanya lah salah satu kekuatan yang dimilki manusia untuk mencari kebaikan $ keburukan . Dan keputusannya

tugas raffil

Embed Size (px)

DESCRIPTION

berisikan tugas kuliah raffi

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN1.1.Latar BelakangAjaran akhlak dalam Islam berumber dari wahyu Illahi yang termasuk dalam Al-quran dan sunnah. Akhlak dalam Islam bukanlah moral yang kondisional dan situasional, tetapi akhlak yang benar-benar memiliki nilai yang mutlak untuk memperoleh kebahagian di dunia ini dan di akhirat kelak. Dalam keseluruhan ajaran Islam, akhlak menempati kedudukan yang istimewa dan sangat penting.Di dalam Alquran saja banyak ayat-ayat yang membicarakan masalah akhlak.Belum lagi dengan hadits-hadits Nabi, baik perkataan maupun perbuatan, yang memberikan pedoman akhlak yang mulia dalam keseluruhan aspek kehidupan. Akhlak dalam Islam bukanlah moral yang harus disesuaikan dengan suatu kondisi dan situasi, tetapi akhlak yang benar-benar memiliki nilai yang mutlak, nilai-nilai baik dan buruk, terpuji dan tercela berlaku kapan saja, dimana saja dalam segala aspek kehidupan tidak di batasi oleh ruang dan waktu.Ajaran akhlak dalam Islam sesuai dengan fitrah manusia. Manusia akan mendapatkan kebahagiaan hakiki bukan semu bila mengikuti nilai-nilai kebaikan yang di ajarkan oleh Alquran dan Sunnah, dua sumber akhlak dalam Islam. Akhlak Islam benar-benar memelikhara eksistensi manusia sebagai makhluk terhormay sesuai dengan fitrahnya itu. Hati nurani / fitrah dalam bahasa Alquran memang dapat menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia diciptakan oleh Allah SWT memiliki fitrah bertauhid, mengakui keesaanNya. (QS Ar-Rum :30)Karena fitrah itulah manusia kepada kesucian dan selalu cenderung kepada kebenaran. Hati nuraninya selalu mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin mengikuti ajaran-ajaran Tuhan, karena kebesaran itu tidak akan di dapat kecuali dengan Allah sebagai sumber kebenaran mutlak. Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik karena pengaruh dari luar, misalnya pengaruh pendidikan dan lingkungan. Fitrah hanyalah merupakan potensi dasar yang perlu dipelihara dan dikembangkan.Banyak manusia yang fitrahnya tertutup sehingga hati nuraninya tidak dapat lagi melihat kebenaran, oleh sebab itu ukuran baik dan buruk tidak di serahkan sepenuhnya hanya kepada hati nurani / fitrah manusia semata, harus dikembalikan kepada penilaian syara yaitu Alquran dan Hadits. Semua keputusan syara tidak akan bertentangan dengan hati nurani manusia, karena kudua-duanya berasal dari sumber yang sama yauti Allah SWT.Demikian juga halnya dengan akal pikiran. Ia hanya lah salah satu kekuatan yang dimilki manusia untuk mencari kebaikan / keburukan . Dan keputusannya bermula dari pengalaman empiris kemudian diolah menurut kemampuan pengetahuannya, oleh karena itu keputusan yang diberikan akal hanya bersifat spekulatif dan subjektif. Demikanlah tentang hati nurani dan akal pikiran.Di samping istilah akhlak juga di kenal istilah etika dan moral. Ketiga istilah itu sama-sama menentukan nilai baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia. Perbedaanya terletak pada standar masing-masing. Bagi akhlak standarnya adalah Alquran dan Sunnah, bagi etika standarnya pertimbangan akal pikiran, dan bagi moral standarnya adalah adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat.1.2.Rumusan MasalahDalam penulisan makalah ini rumusan masalah yang akan d kaji diantaranya:

a. Bagaimana pengertian akhlak?

b.Bagaimanakah hubungan akhlak dan tingkah laku?

c.Apa saja dan bagaimana pembagian akhlak?

d.Bagaimanakah kedudukan Akhlakul Karimah?

1.3.Tujuan dan KegunaanTujuan dari penulisan makalah ini diantaranya:

1.Untuk mendiskripsikan pengertian akhlak.

2.Untuk menjelaskan hubungan akhlakdan tingkah laku.

3.Untuk lebih mengetahui tentang pembagian akhlak.

4.Untuk lebih memahami kedudukan Akhlakul Karimah.

Adapun kegunaannya adalah:

1.Menambah wawasan dan sebagai bahan bacaan.

2.Memenuhi tugas terstruktur mata kuliahPendidikan Agama Islam.BAB IIPEMBAHASANA.Pengertian AkhlakSecara etimologi akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Sinonim kta akhlak adalah budi pekerti, tata krama, sopan santun, moral dan etic.[1]Sedangkan akhlak menurut istilah sebagaimana di ungkapkan oleh Imam Al-Ghazali adalah sebagai berikut : aklhlak adalah suatu bentuk (naluri asli) dalam jiwa seorang manusiayang dapat melahirkan suatu tindakan dan kelakuan dengan mudah dan sopan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Apabila naluri tersebut melahirkan suatu tindakan dan kelakuan yang baik dan terpuji menurut akal dan agama, maka disebut budi pekerti yang baik. Namun sebaliknya bila melahirkan tindakan dan kelakuan yang jahat maka disebut budi pekerti yang buruk.Yang di maksud melahirkan tindakan dan kelakuanialah suatu yang dijelmakan anggota lahir manusia, misalnya tangan, mulut, demikian juga yang dilahirkan oleh anggota bathin yakni hati yang tidak dibuat-buat. Kalau kebiasaan yang tidak dibuat-buat itu baik disebut akhlak yang baik dan kalau kebiasaan yang buruk disebut akhlak yang buruk.Jadi dapat kita simpulkan awal perbuatan yang itu lahir malalui kebiasaan yang mudah tanpa adanya pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu . contohnya jika seseorang memaksakan dirinya untuk mendermakan katanya / menahan amarahnya dengan terpaksa , maka orang yang semacam ini belum disebut dermawan / orang yang sabar. Seseorang yang memberikan pertolongan kepada orang lain belumlah dapat dikatakan ia seorang yang berakhlak baik.Apabila ia melakukan hal tersebut karena dorongan oleh hati yang tulus, akhlas, dari rasa kebaikannya / kasihannya sesama manusia maka ia dapat dikatakan berakhlak dan berbudi pekerti yang baik. Jadi akhlak adalah masalah kejiwaan, bukan masalah perbuatan, sedangkan yang tampak berupa perbuatan itu sudah tanda / gejala akhlak.Sedangkan akhlak menurut Ibrahim Anis adalah sifat yang tertanam di dalam jiwa yang dengannya malahirkan macam-macam perbuatan baik / buruk tampa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. Dan menurut Abdul Karim Zaidan akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatan baik / burk untuk kemudian memilih melakukan / meninggalkannya.Dari beberapa pengertian tersebut bisa kita ambil kesimpulan bahwa akhlak / khuluq itu adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran / pertimbangan terlebih dahulu serta tidak memerlukan dorongan dari luar.Sifat spontanitas dari akhlak tersebut ccontohnya adalah apabila ada seseorang yang menyumbang dalam jumlah besar untuk pembangunan mesjid setelah mendapat dorongan dari seorang dai (yang mengemukakan ayat-ayat dan hadist-hadist tentang keutamaan membangun mesjid di dunia), maka orang tadi belum bisa dikatakan mempunyai sifat pemurah, karena kemurahannya itu lahir setelah mendapat dorongan dari luar dan belum tentu muncul lagi pada kesempatan yang lain.Boleh jadi tanpa dorongan seperti itu, dia tida akan menyumbang. Dari keterangan di atas jelaslah bagi kita bahwa akhlak itu brsifat spontan dan tidak memerlukan pemikiran dan pertimbangan serta dorongan dari luar.Menurut terminologi, filosofis akhlak Islam yang terpengaruh oleh filsafat Yunani ia memberikan defenisi akhlak yaitu suatu keadaan bagi jiwa yang mendorong ia melakukan tindakan. Dari keadaan itu tanpa melalui pemikiran dan pertimbangan. Keadaan ini terbagi 2 ada yang berasal dari tabiat aslinyaada pula yang diperoleh dari kebiasaan yang berulang-ulang. Boleh jadi tindakan itu pda mulanya hanya melalui pemikiran dan pertimbangan, kemudian dilakukan terus menerus maka jadilah suatu bakat dan akhlak.Di samping istilah akhlak juga dikenal istilah etika dan moral. Ketiga istilah itu sama-sama menentukan nilai baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia. Akhlak itu ada yang bersifat tabrat / alami, maksudnya bersifat fitrah sebagai pembawaan sejak lahir, misalnya sabar, penyayang, malu, sebagaimana di dalam hadist Abdil Qais disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW berkata kepadaku sesungguhnya pada diri kamu ada dua tabiat yang di sukai Allah, Aku berkata Apa yang dua itu ya Rasulullah?, rasulullah SAW menjawab Sabar dan malu.Kata akhlak dipakai untuk perbuatan terpuji dan perbuatan tercela. Oleh karena itu akhlak memerlukan batasan agar bisa dikatakan akhlak terpuji / akhlak tercela.B.Hubungan Akhlak dan Tingkah LakuJika akhlak merupakan sifat diri secara bathiniahyang bisa diketahui oleh mata hati, tingkah laku merupakan gambara diri secara lahiriah yang bisa diketahui oleh mata atau dapat kita katakan bahwa hubungan akhlak dan tingkah laku itu seperti hubungan antara yang menunjukkan dan yang ditunjukkan.[2]Jka tingkah laku manusia itu baik serta terpuji, akhlaknya terpuji, sedangkan jika tingkah lakunya buruk maka serta tercela maka akhlaknya pun tercela. Inipun terjadi bila tak ada faktor luar yang mempengaruhi tingkah laku itu, kemudian menyebabkan tidak mengarakan akhlak secara benar. Contohnya orang yang bersedekah karena ingin dilihat orang-orang disampingnya.Rasulullah juga pernah bersabda Manusia yang paling banyak dimasukkan ke dalam surga adalah manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT dan akhlak yang baik. Akhlak itu merupakan suatu keadaan dalam diri, maksudnya ia merupakan suatu sifat dimilki aspek jiwa manusia, sebagaimana tindakan merupakan suatu sifatbagi aspek tubuh manusia.C.Pembagian AkhlakAkhlak dibagi menjadi dua macam :1.Akhlakul KarimahAkhlakul karimah adalah akhlak yang mulia atau terpuji. Akhlak yanh baik itu dilahirkan oleh sifat-sifat yang baik pula yaitu sesuai dengan ajaran Allah SWT dan rasil-rasulNya[3]Misalnya :a.Bertaqwa kepada Allah SWTDan bertaqwalahkepada Ku, hai orang-orang yang berakal. (QS Al-Baqarah : 197)Rasulullah juga telah bersabda yang mana artinya adalah sebagai berikut :Bertqwalah kepada Allah dimana saja kamu berada dan ikutilah suatu keburukan dengan kebaikan, niscaya akan menghapuskannya dan bergaullah dengan sesma manusia dengan akhlak yang baik(H.R Tirmidzi dari Abu Dzar dan Muadz bin Jabal)b.Berbuat baik kepada kedua orang tua.Allah SWT telah berfirman yang mana artinya adalah sebagai berikut :Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu tidak menyembah selain Dia.dan hendaklah kamu berbuat baik kepad ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia(QS Al-Isra : 23)Rasulullah juga telah bersabdaRidha Allah SWT itu terletak pada ridha kedua orang tua, dan murka Allah itu terletak pada murkanya kedua orang tua(H.R Tirmidzi dari Abdullah bin Amr).c.Suka Menolonh Orang yang LemahAllah SWT telah berfirman dalamsuratAl-Maidah : 2 yang mana artinya adalah sebagai berikutDan tolong menolonglah kamudalam mengerjakan kebaikan dan taqwa. Dan jangan tolong menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaran.Rasulullah juga telah bersabda :Dan Allah akan menolong hambaNya, selama hambaNya itu suka menolong saudaranya(H.R Muslim dari Abu Hurairah)2.Akhlakul MadzmumahAkhlakul madzmumah adalah akhlah tercela / akhlak yang tidak terpuji. Akhlakul madzmumah (tercela) ialah akhlak yang lahirdari sifat-sifat yang tidak sesuai dengan ajaran Allah SWT dan RasulNya.[4]Misalnya :a.Musryik (menyekutukan Allah)Sebagaiman firman Allah SWT yang artinya :Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata sesungguhnya Allah ialah Al Masih putra Maryam padahal Al Masih sendiri berkata Hai Bani Israil, sembahlan AllahTuhanku dan Tuhanmu!. Sesungguhnya orang-orang yang mempersekutukan(sesuatu dengan) Allah, maka pastilah Allah mengharamkam surga kepadanya dan tempatnya adalah neraka. Orang-orang zalim itu tidaklah mendapat seorang penolong pun(QS Al Maidah : 72).Rasulullah SWA juga bersabda yang artinya sebagai berikut :Tidaklah kalian mau kuberi tahukah sebesar-besarnya dosa besar? (beliau mengatakan demikian demikian sampai 3 kali). Para sahabat menjawab,Tentu ya Rasulullah . Rasulullah SAW bersabda yang demikian itu adalah musryik (menyekutukan Allah).(H.R Bukhari dan Muslim)b.Pergaulan Bebas (zina)Allah berfirmanDan janganlah kamu mendekati zina , sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan keji dan jalan yang buruk(QS Al-Isra : 32)Rasulullah telah bersabda yang artinya :tidak ada suatu dosa pun setelah musryik (menyekutukan Allah) yang lebih besar di sisi Allah dari pada seseorang yang meletakkan spermanya kepada kamaluan perempuan yang tidak halal baginya(H.R Ahmad dan Thabari dari Abdullah bin Al-Harits)c.Meminum Minuman Keras (narkoba)Dalam hal ini Allah SWT telah berfirman dalam surat Al-Maidah : 90, yang artinya :Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji yang termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan(QS Al-Maidah : 90)Rasulullah dalam hal ini telah bersabda :Jauhilah minum minuman keras, karena dia merupakan kunci segala keburukan(H.R Al-Hakam dari Ibnu Abbas r.a)D.Kedudukan Akhlakul KarimahAkhlakul karimah merupakan barometer tinggi rendahnya derajat seseorang sekalipun orang itu pandai setinggi langit, namun jika ia suka melanggar norma-norma agama maka ia tidak bisa dikatakan orang yang mulia.Akhlakul karimah tidak hanya menentukan tinngi rendahnya derajat seseorang akan tetapi mencakup pula derajat suatu bangsa. Suatu bangsa dapat dikatakan mulia karena kemuliaan dan kebesarannya, kalau mereka berakhlak jahat dan hinakarena yang akan tinggal itu bukan kemewahan dan kebesarannya melainkan akhlaknya.Oleh karena itu akhlak menjadi peninggalan kekal yang akan terhapus selama dunia di huni manusia, sedang kemewahan dan kebesaran itu akaj lenyap bila bangsa itu hancur dan binasa. Lenyapnya kemuliaan suatu bangsa karena kehilangan akhlak yang baik dan utama dari mereka, demikian pula sebaliknya kekalnya suatu bangsa karena kekalnya akhlak-akhlak dari mereka.Seorang pujangga Mesir bernama Ahmad Syauqi dalam salah satu qubahannya: Sesungguhnya suatu bangsa akan menjadi jaya dan terhormat selama bangsa itu memiliki akhlak yang luhur, apabila bangsa itu telah kehilangan akhlak yang luhur, maka bangsa itu akan musnah dan hancur lembur.Oleh karena itu masalah akhlak itu tidak bisa dianggap sepele, karena mencakup masyarakat luas, yang akan mengangkat drajat manusia ke tingkat yang semulia-mulianya, namun bila salah jalan justru akan membawa mareka kepada derajat yang serendah-rendahnya. Masalah akhlak pada masa sekarang ini pada umumnya kejahatan mengatasi kebaikan,kebatilan mengatasi kebenaran, pencemaran menjadi perbuatan yang lumrah dilakukan orang.Pada masa sekarang orang tua sangat mengkhawatirkan moral anaknya, karena rusaknya pergaulan dikalangan manusia, khususnya pada masa remaja. Masa yang menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dipengaruhi oleh hawa nafsu dan bujukan setan. Namun manusia tidak bisa semata-mata mengandalkan teknologi dan ilmu pengetahuan ini untuk membimbingnya ke jalan kebajikan dan mengesampingkan ajaran dan tuntutan agama.Kaum muslim sebaiknya mempraktekkan akhlakul karimah ini, karenakedatangan Nabi Muhammad SAW adalah sebagai penyempurna akhlak yang baik dan utama. Sebagaimana diterangkan dalam sabdanya yang artinya:Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia(H.R Al-Hakim dari Abu Hurairah)Sebagai anjuran bagi umatnya supaya berakhlak baik, bliau bersabda, yang artinya adalah :Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya(H.R Tirmidzi dari Abu Hurairah)Dan Nabipun telah mendorong orang tua agar mengajarkan tata krama dan sopan santun kepada anak-anaknya tersebut dalam sebuah hadits yang artinyaMuliakanlah anak-anakmu dan baguskanlah budi pekerti mereka(H.R Ibnu Majah dari Anas bin Malik)Nabi Muhammad tidak hanya menganjurkan umatnya supaya berakhlak baik dan mulia, tetapi lebih dahulu beliau berakhlak mulia, bersopan santun dan berperangai terpuji, sehingga Allah SWT memberikan pujian kepada beliau yang belum pernah diberikannya kepada orang lain, sebagaimana diterangkan dalam firmannya :Sesungguhnya engkau (Muhammad) berbudi pekerti agung(QS Al-qalam : 4)Oleh karena itusetiap muslim berkewajiban mendidik dirinya sendiri dan ank-anaknya supaya berakhlak baik. Dan di perguruan tinggi masalah akhlak ini perlu mendapat perhatian. Janganlah mereka hanya mementingkan ilmu pngetahuan dan teknologi saja, sedangkan akhlak tidak diperhatikan.Ilmu pengetahuan dan teknologi serta penghidupan yang serba mewah itu, tidaklah memiliki arti apa-apa kalau mereka dan anak-anak mereka berakhlak jahat dan hina, karena ketiadaan akhlak yang baik itu bisa membawa mereka kepada kerusakan dan kerendahan.Dalam keseluruhan agama Islam akhlak menempati kedudukan istimewa dan sangat penting, karena Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai misi pokok risalah Islam, beliau bersabda yang artinya :Sesungguhnya aku di utus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia(H.RBaihaqi)Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam sebagai Rasulullah Saw pernah mendefenisikan agama itu dengan akhlak yang baik.Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki bertanya pada Rasulullah SAW:Ya Rasulullah, apakah agama itu? Beliau menjawab Agama itu adalah akhlak yang baik. Pendefisian agama (Islam) dengan akhlak yang baikitu sebanding dengan pendefenisian ibadah haji dengan wuquf di Arafah. Rasulullah menyebutkan haji adalah wuquf di Arafah. Artinya tidak sah haji seseorang tanpa wuquf di Arafah.Akhlak yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nantipada hari kiamat. Rasulullah bersabda yang mana artinya :Tidak ada satupun yang akan lebih memberatkan timbangan (kebaikan) seorang hamba mukmin nanti pada hari kiamat selain dari akhlak yang baik(H.R Tirmidzi)Dan orang yang paling dicintai serta dekat dengan Rasulllah SAW nanti pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya. Rasulullah menjadikan baik buruknya akhlak seseorang sebagai ukuran klulitas imannya. Hal ini bisa kita lihat pada sabda rasulullah yang artinya adalah :Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, misalnya shalat, puasa, zkat, dan haji. Sebagaiman firman Allah yang artinya :Dan dirikan lah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.(QS Al-Ankabut : 29:45)Rasulullah juga pernah bersabda bahwa puasa itu bukan hanya menahan makan dan minum saja, tapi puasa itu menahan diri dari perbuatan kotor dan keji. Jika seoarng mencaci, menjahili kamu maka katakan sesungguhnya aku sedang puasa.Firman Allah SWT dalam surat At-Taubah 9:103 : Ambilah zakat dari sebagaian harta mereka, demgan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.Firman allah dalam surat Al-Baqarah : 197Musim haji adalah beberapa bulan dimaklumi. Barabg siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats (mengeluarkan perkataan yang menimbulakan birahi yang tidak senonoh / bersetubuh dalam masa mengerjakan haji.Dan beberpa arti dari ayat di atas kita dapat melihat adanya kaitan langsung antara shalat, puasa, haji dan zakat dengan akhlak. Seseorang yang mendirikan shalat tentu tidak akan mengerjakan segala perbuatan yang tergolong keji dan mungkar. Sebab apalah arti shalat kalau dia tetap saja mengerjakan kekejian dan kemungkaran. Seseorang yang benar-benar puasa demi mencariridha Allah, di samping menahan keinginannya untuk makan dan minum, tentu saja akan menahan dirinya dari segala kata-kata yang kotor dan perbuatan yang tercela. Sebab tanpa meninggalkanperbuatan yang tercela itu dia tidak akan mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar dan haus semata.Begitu juga dengan ibadh, zakat dan haji, di kaitkan oleh Allah SWT hikmahnya dengan aspek akhlak. Jadi kesimpulannya, akhlak yang baik dan diterima oleh Allah adalah buah dari ibadahyang baik atau ibadah yang baik dan diterima oleh Allah SWTtentu akan melahirkan akhlak yang baik dan terpuji. Nabi Muhammad Saw selalu berdoa agar Allah SWT membaikkan akhlak beliau.Salah satu doa beliau adalah :Ya Allah tunjukilah aku jalan menuju akhlak yang baik, karena sesungguhnya tidak ada yang dapat memberi petunjuk menuju jalan yang lebih baik selain engkau. Hindarilah aku dari akhlak yang buruk karena sesungguhnya tidak ada yang dapat menghindarkan aku dari akhlak yang buruk kecuali engku.Di dalam Alquran banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan akhlak,baik berupa perintah untuk berakhlak yang baik serta pujian dan pahala yang diberikan kepada orang-orang yang mematuhi perintah itu, maupn larangan berakhlak yang buruk serta celaan dan dosa bagi orang-orang yang melanggar.BAB IIIPENUTUP3.1. KESIMPULANKata akhlak berasal dari bahasa Arab, jamak dari kata khuluq yang artinya budi pekerti. Pengertian akhlak menurut istilah di ungkapkan oleh Imam Al-Ghazali , Ibrahim Anis, dan Abdul Karim Zaidan. Menurut Al-Ghazali akhlak adalah suatu bentuk (naluri asli) dalam jiwa seseorang manusia yang dapat melahirkansuatu indakan dan kelakuan dengan mudah dan spontan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.Sedangkan menurut Ibrahim Anis akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah macam-macamperbuatan baik / buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. Dan menurut Abdul Karim Zaidan adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengan sorotan dan pertimbangan seseorang dapat menilai perbuatannya baik / buruk untuk kemudian memilih melakukan / meninggalkannnya.Ketiga defenisi di atas kita bisa menyatakan bahwa akhlak / khuluq itu adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia. Sehingga dia muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran /pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar. Berarti akhlak itu haruslah bersifat konstan dan spontan tidak memerlukan pertimbangan serta dorongan dari luar.Sedangkan pembagian akhlak terbagi menjadi dua macam yaitu akhlakul karimah yaitu akhlak yang terpuji (yang mulia). Akhlak yang baik itu dilahirkan oleh sifat-sifat yang baik pula yaitu sesuai dengan ajaran Allah SWT dan RasulNya, misalnya bertaqwa kepada Allah, berbuat baik kepada kedua orang tua, suka menolong orang yang lemah. Karena akhlak yang baikakan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti pada hari kiamat. Rasulullah juga bersabda bahwa tidak ada satu pun yang akan lebih memberatkan timbangan (kebaikan) seorang hamba mukmin nanti pada hari kiamat selain dari akhlak yang baik.Selain akhlakul karimah juga ada akhlakul madzmumah yaitu akhlak yang tercela / akhlak yang tidak terpuji. Akhlakul madzmumah ialah akhlak yang lahir dari sifat-sifat yang tidak sesuai dengan ajaran Allah SWT dan rasulNya, seperti musryik, pergaulan bebas (zina) dan minum minuman keras.3.2. SARANDalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahw apenulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran kepada para pembaca.Nabi Muhammad SAW.Adalah uswatun hasanah ( teladan yang baik ) bagi semua manusia .Firman allah : Sesungguhnya telah ada pada ( diri ) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu ( yaitu ) bagi orang yang mengharap ( rahmat ) allah dan ( kedatangan ) hari kiamat dan dia banyak menyebut allah . ( Q.S. Al-Ahzab [ 33 ] : 21 )

Ayat ini turun ketika terjadi perang khandaq , waktu itu , Rasulullah dan para sahabatnya menggali parit di sebelah utara kota madinah sebagai benteng pertahanan dalam menghadapi musuh gabungan antara kaum jahiliyah mekah dengan bala bantuan yahudi dan nasrani madinah . Parit yang digali itu cukup panjang , lebar dan dalam . Perbekalan yang tersedia sangat menipis , sehingga para sahabat terpaksa mengganjal perutnya dengan batu sebagai penahan rasa lapar . Beberapa sahabat datang kepada rasulullah mengadukan keadaan mereka yang kelaparan , sambil memperlihatkanperutnya yang diganjal batu , maka rasulullah pun membukakan bagian perutnya , dan nampaklah dua buah batu mengganjal perut beliau , maka turunlah surat al-ahzab ayat 21 di atas .

Rasulullah memberiteladan yang baik kalau para sahabat hanya diganjal dengan satu buah batu , beliau malah diganjal dengan dua buah batu , disini jelas bahwa rasulullah lebih merasakan lapar dari pada sahabat sahabatnya , ini memberi contoh bahwa pemimpin tidak boleh hanya mengutamakan diri sendiri , tetapi harus memperhatikan nasib rakyatnya .

Kita sebagai ummat rasulullah harus mencontoh beliau dengan jalan meningkatkan ketaqwaan kepada allah , karakter taqwa yang harus kita tempuh telah banyak disampaikan allah dalam al Quran , misalnya dalam surat al-Baqarah disebutkan : ( yaitu )mereka yang beriman kepada yang ghaib , yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka . ( Q.S. Al- Baqarah [ 2 ] : 3 )

Sesuatu yang ghaib itu tidak kasat mata dan tidak bisa diraba , tetapi keberadaannya tidak bisa disangkal , Allah , Malaikat , dan hari akhirat merupakan suatu yang ghaib , ini harus benar benar diyakini , orang yang bertaqwa juga senantiasa mendirikan shalat lima waktu , rasulullah telah memberikan contoh , bagaimana mendirikan shalat yang baik , memang benar bahwa al Quran tidak diterangkan secara rinci tata cara shalat , tetapi karena al- Quran juga memerintahkan taat kepada rasulullah , maka kita harus mengikuti tata cara shalat yang dilakukan rasulullah .

Jadi kalau ada orang yang menamakan islam tetapi tidak mengakui kenabian Muhammad SAW, maka ia sangat keliru , mengakui kesucian al Quran tetapi tidak mengakui hadits nabi , kalau kita ibaratkan seperti orang yang mencuci muka dan tangan , menyapu rambut dan kepala dan telinga , serta mencuci kaki , tetapi ia sama sekali tidak berniat wudlu , maka wudlu nya tidak sah , demikian juga orang yang berjunub membasahi seluruh badan , tetapi tidak niat mandi junub , maka junubnya tidak hilang ,.

Selanjutnya , orang yang bertaqwa itu senantiasa membagi rezeki kepada orang lain , baik shadaqah wajib seperti zakat atau shadaqah sunnah , seseorang kalau mau menghitung soal kekurangan materi , mungkin tidak akan nada habis habisnya , Rasulullah mengisyaratkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Ahmad dan Anas : Seandainya manusia memilliki dua lembah berisi emas , maka akan mencari lembah yang ketiga , mereka akan berhenti saat ditimbun tanah di kuburan .

Di dunia , allah menciptakan beragam keadaan manusia , ada yang kaya ada yang miskin , ada yang tinggi ada yang rendah , ada yang berkedudukan dan tidak , semua itu untuk tolong menolong , seandainya semua manusia itu kaya raya , maka tentu tidak akan merasakan kesenangan , karena tidak ada orangyang mau membantu menyelesaikan kebutuhan hidupnya , kehidupan ini mau tidak mau , pasti memerlukan orang lain , maka teladanilah Rasulullah dalam kehidupan ini , sehingga kita diliputi barokah dan ibadah kita diterima oleh nya .

[ Dirangkum dari khutbah jumat Masjid Raya Bandung , Maret 2011 ]