7
Tugas Resume Teknologi Sediaan Padat Amelia Luthfiah 1206227610 Fakultas Farmasi-Universitas Indonesia Sistem Penghantaran Obat Sediaan digolongkan berdasarkan : Bentuk fisik : Ada sediaan yang bentuknya gas, cairan, setengah padat maupun padatan Jalur kerja obat : o Obat langsung yaitu obat yang langsung masuk ke dalam tubuh, langsung masuk ke peredaran darah. Contohnya sediaan infus dan KB implan o Obat yang masuk ketubuh harus melewati penghalang seperti sediaan tropikal yang melewati kulit. Contohnya krim hidrokortison o Obat yang melalui membran mukosa. Dalam hal ini termasuk jenis sediaan obat yang paling banyak di temukan. Contohnya sediaan oral yang masuk melalui mukosa usus (usus halus), sediaan supositori melewati membran mukosa rektum. Zat aktif harus banyak melewati halangan di memban mukosa. Mekanisme : o Immediate Release (Lepas Segera) Contohnya : tablet konvensional Fast Desintegrating Tablet (FDT) : obat yang lepasnya segera. Parameternya: memiliki waktu hancur 15 menit. Jika disintegrasinya cepat, maka proses disolusi juga berlangsung cepat.Onset obat menjadi lebih pendek dan obat cepat memberikan efek. Orally Desintegrating Tablet (ODT) : Obat hancur secara cepat, sudsh harus hancur sebelum sediaannya di telan.

Tugas Resume Teknologi Sediaan Padat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teknologi sediaan padat

Citation preview

Tugas Resume Teknologi Sediaan PadatAmelia Luthfiah 1206227610Fakultas Farmasi-Universitas Indonesia

Sistem Penghantaran ObatSediaan digolongkan berdasarkan : Bentuk fisik : Ada sediaan yang bentuknya gas, cairan, setengah padat maupun padatan Jalur kerja obat : Obat langsung yaitu obat yang langsung masuk ke dalam tubuh, langsung masuk ke peredaran darah. Contohnya sediaan infus dan KB implan Obat yang masuk ketubuh harus melewati penghalang seperti sediaan tropikal yang melewati kulit. Contohnya krim hidrokortison Obat yang melalui membran mukosa. Dalam hal ini termasuk jenis sediaan obat yang paling banyak di temukan. Contohnya sediaan oral yang masuk melalui mukosa usus (usus halus), sediaan supositori melewati membran mukosa rektum. Zat aktif harus banyak melewati halangan di memban mukosa. Mekanisme : Immediate Release (Lepas Segera)Contohnya : tablet konvensional Fast Desintegrating Tablet (FDT) : obat yang lepasnya segera. Parameternya: memiliki waktu hancur 15 menit. Jika disintegrasinya cepat, maka proses disolusi juga berlangsung cepat.Onset obat menjadi lebih pendek dan obat cepat memberikan efek. Orally Desintegrating Tablet (ODT) : Obat hancur secara cepat, sudsh harus hancur sebelum sediaannya di telan. Syarat dari sediaan obat ini harus sudah hancur dalam waktu kurang dari dua enit. Jenis sediaan ini didesain untuk memudahkan bagi orang yang tidak bisa menelan sediaan tablet Modified Release (Lepasnya obat di modifikasi). Terbagi menjadi dua :Delayed Release (Lepas Tunda). Jenis sediaan ini tidak pecah di lambung. Sebenarnya jenis sediaan ini hampir sama dengan immediate release namun terdapat perbedaan pada onsetnya, Efek farmakologinya tidak secepat immediate release.Extend Release (Sediaan yang waktu pelepasannya di perpanjang). Terbagi menjadi dua macam yaitu:1. Sustained Release (Sediaan Lepas Lambat) umumnya yang termasuk sustained release adalah sediaan yang berbentuk tablet, namun ada juga yang suspeni (Oral)2. Controlled Release (Sediaan yang pelepassnya terkendali) Yang dikendalikan dalam sediaan ini adalah kecepatan pelepasaan obatnya. Lepasnya obat mengikuti mekanisme orde 0. Sebagian besar yang termasuk sediaan ini adalah sediaan non oral seperti infus. Site Release terbagi menjadi dua yaitu Passive Targeting dan Active Targeting. Targetted Release Mengatur target (tempat lepasnya obat) agar obat tidak menyebar ke reseptor lain. Target bisa di level sel, jaringan, organ inti sel maupun reseptor. Ada yang sifatnya pasif: sestem penghantaran mengikuti metabolisme tubuh yang normal, ada juga yang sifatnya aktif pada sistem ini perlu diberi pengenal pada nano platelet (key lock). Jadi selama perjalanan sediaan obat tidak boleh mampir ke tempat lain. Contoh sediaannya adalah infus.Tujuan dari sediaan ini diharapkan dapat mengurangi dosis karena obat langsusng ke sel target.

Immediate releaseDengan meningkatnya lipofilisitas zat-zat dalam obat baru akan menyebabkan obat-obat baru tersebut tidak larut dalam air. Tapi ada juga yang tidak larut di air dan di minyak. Selain itu, kekristalannya pun meningkat (misal : lebih banyak mengandung gugus fungsi dibandingkan zat-zat aktif lama). Bentuk kristal ini lebih stabil; punya titik leleh yang tinggi, tapi risikonya tidak larut di air (energi bebasnya rendah sehingga butuh energi lebih tinggi agar dapat larut). Walaupun kekristalan meningkat, tapi belum tentu juga larut dalam minyak.Strategi untuk mengatasi obat-obat golongan BCS 2 dan 4 : Meningkatkan solubilitas dan kecepatan disolusi (kecepatan disolusi tergantung waktu) :1. Level molekul Penambahan kosolven : biasanya untuk sediaan farmasi cair oral Ambil bentuk garam dari zat aktif tersebut Prodrug : tujuan prodrug adalah untuk meningkatkan kelarutan (tapi tidak semua prodrug larut dalam air), meningkatkan keaktifan, bisa untuk pelepasan sustained-release, untuk menutupi rasa yang tidak enak dari obat, untu site-specific drug delivery. Biasanya kalo tujuannya untuk meningkatkan kelarutan, prodrug ditambahkan dengan gugus-gugus polar. Menambahkan cyclodextrin (peningkat disolusi). Cyclodextrin tergolong oligosakarida. Prosedur : zat aktif dijerap dalam cyclodextrin (seperti cangkang).

2. Level koloida. Menggunakan larutan lemak untuk melarutkan zat yang tidak larut dalam air.b. Membuat menjadi Emulsi dan mikroemulsi.

3. Level partikulatKetiganya umum; bisa juga digunakan untuk sediaan padat.

Modified releaseLepasnya obat dimodifikasi. Mekanisme pelepasan berbeda dengan targeted release.Terbagi menjadi dua, yaitu:a. Delayed release (lepas tunda) Sistem penghantaran obat oral dapat dibuat untuk menunda pelepasan obat sampai sediaan mencapai usus halus dan kolon ketika situs tersebut dicapai, pelepasan langsung dibutuhkan(tablet pecah dan terdisolusi). Tujuan obat tidak dilepas dilambung:1. Diharapkan terabsorbsi dari usus, karena di lamung karena diusus zat aktif dapat terdegradasi.2. Zat aktif dapat mengiritasi lambung3. Tujuan atau sasaran terapi bukan di lambung

Contoh polimer-polimer delayed release: : CAP( Cellulose Asetate Phftalat), HMCAP, dan PVAP. Keuntungan Delayed Release:1. Terlindung dari pH yang ada di lambung2. Aktivasi enzimatik lebih besar ada di lambung lebih besar dari pada di usus halus Strategi Delayed Release :1. Memanfaatkan mikroorganisme2. Mengatur pH 3. Mengatur waktu Double Coating

b. Extended release(lepas tunda diperpanjang)1) Sustained releaseObat yang pelepasannya lepas lambat agar efek terapinya panjang sehingga cukup diminum sekali saja tidak perlu berkali-kali, dan memiliki kadar dalam darah yang konstan sehingga tidak mencapai toxic level. Tujuannya yakni mengurangi fluktuasi dan memperpanjang dosis interval. Kadar obat yang dikeluarkan sama dengan kadar obat yang dimetabolisme.Tidak semua obat bisa dibuat dalam bentuk sustained release, ada faktor yang menjadi pertimbangan dalam pembuatan obat sustained release,yaitu: Dosis: hanya untuk obat dengan dosis rendah, yakni dibawah 100mg Therapeutic range: yakni jarak antara MEC dan MTC,idealnya harus yang jendela terapinya lebar untuk mengantisipasi kegagalan sistem. Solubility: apabila terlalu hidrofilik, maka mudah larut sehingga butuh banyak polimer untuk menahannya agar tidak mudah larut. Stability in GIT: tidak boleh terlalu mudah terdegradasi, harus stabil di GIT Absorbtion: di lambung 2 hingga 3 jam,di usus harus lebih lama Presistemic metabolismeYang bisa dibuat sustained releaseYang tidak bisa dibuat sustained release

Dosis terapi rendahKelarutan rendah

Jendela terapi lebarLaju degradasi di GIT tinggi

T antara 2 hingga 8Jendela absorbsi di GIT sempit

Laju absorbsi tinggiLaju metabolisme presistemik tinggi