3
1 NAMA : FULANA NIM: 022111257 PT HOLCIM INDONESIA Tbk Sampai saat ini, disadari bahwa meskipun seluruh masyarakat dianggap sama di mata hukum, tapi masih ada masyarakat yang dianggap “nomor 2”. Kelompok dari masyarakat ini sering disebut masyarakat rentan (vulnerable groups), yang terdiri dari pengungsi, pekerja migran, perempuan, anak, dan masyarakat adat (Universitas Brawijaya 2009). Perempuan sebagai salah satu bagian dari kelompok rentan sering kali mengalami diskriminasi akibat hegemoni budaya patriarki yang mengakar kuat di masyarakat. Kesenjangan antara laki-laki dan perempuan masih banyak terjadi dalam berbagai bidang kehidupan. Menurut data ILO (International Labour Organization) tahun 2013 jumlah laki-laki yang bekerja di Indonesia masih jauh lebih banyak dibandingkan perempuan masing-masing sebesar 62% dan 38%. Rendahnya partisipasi perempuan ini juga dipengaruhi rasio lapangan pekerjaan laki-laki memang lebih tinggi sebesar 80% dibandingkan perempuan yang hanya 50% di bulan Februari 2013. Upaya memberdayakan perempuan dalam Handayani dan Sugiarti (2005) sudah dilakukan sejak tahun 1995 dalam konvensi wanita sedunia yang diselenggarakan di Beijing, Cina. Konvensi ini menghasilkan Beijing Platform for Action (BPFA) yang bertujuan mempercepat kemajuan kaum perempuan. Terdapat dua belas bidang sasaran strategis yang menjadi perhatian, diantaranya: 1) perempuan dan kemiskinan, 2) pendidikan dan pelatihan bagi perempuan, 3) perempuan dan kesehatan, 4) kekerasan terhadap perempuan, 5) perempuan dan konflik bersenjata, 6) perempuan dan ekonomi, 7) perempuan dalam kedudukan pemegang kekuasaan dan pengambilan keputusan, 8) mekanisme institusional untuk kemajuan perempuan, 9) hak asasi perempuan, 10) perempuan dan media massa, 11) perempuan dan lingkungan, dan 12) anak-anak perempuan. Program pemberdayaan perempuan mulai banyak diinisiasikan, salah satunya yang paling dikenal di dunia adalah Grameen Bank yang digagas oleh Muhammad Yunus. Namun, peran swasta melalui CSR untuk melakukan program pemberdayaan yang dikhususkan untuk perempuan masih sangat jarang. Padahal menurut hasil penelitian, selain dapat memberdayakan perempuan manfaat yang dirasakan perusahaan adalah peningkatan keuntungan. Dilihat lebih luas, kesetaraan gender di negara berkembang berbanding lurus dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi (Endres 2011).

TUGAS SDM1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sdm1 CSR di perusahaan indonesia

Citation preview

2

Nama : fulana NIM: 022111257PT HOLCIM INDONESIA TbkSampai saat ini, disadari bahwa meskipun seluruh masyarakat dianggap sama di mata hukum, tapi masih ada masyarakat yang dianggap nomor 2. Kelompok dari masyarakat ini sering disebut masyarakat rentan (vulnerable groups), yang terdiri dari pengungsi, pekerja migran, perempuan, anak, dan masyarakat adat (Universitas Brawijaya 2009). Perempuan sebagai salah satu bagian dari kelompok rentan sering kali mengalami diskriminasi akibat hegemoni budaya patriarki yang mengakar kuat di masyarakat.

Kesenjangan antara laki-laki dan perempuan masih banyak terjadi dalam berbagai bidang kehidupan. Menurut data ILO (International Labour Organization) tahun 2013 jumlah laki-laki yang bekerja di Indonesia masih jauh lebih banyak dibandingkan perempuan masing-masing sebesar 62% dan 38%. Rendahnya partisipasi perempuan ini juga dipengaruhi rasio lapangan pekerjaan laki-laki memang lebih tinggi sebesar 80% dibandingkan perempuan yang hanya 50% di bulan Februari 2013.

Upaya memberdayakan perempuan dalam Handayani dan Sugiarti (2005) sudah dilakukan sejak tahun 1995 dalam konvensi wanita sedunia yang diselenggarakan di Beijing, Cina. Konvensi ini menghasilkan Beijing Platform for Action (BPFA) yang bertujuan mempercepat kemajuan kaum perempuan. Terdapat dua belas bidang sasaran strategis yang menjadi perhatian, diantaranya: 1) perempuan dan kemiskinan, 2) pendidikan dan pelatihan bagi perempuan, 3) perempuan dan kesehatan, 4) kekerasan terhadap perempuan, 5) perempuan dan konflik bersenjata, 6) perempuan dan ekonomi, 7) perempuan dalam kedudukan pemegang kekuasaan dan pengambilan keputusan, 8) mekanisme institusional untuk kemajuan perempuan, 9) hak asasi perempuan, 10) perempuan dan media massa, 11) perempuan dan lingkungan, dan 12) anak-anak perempuan.

Program pemberdayaan perempuan mulai banyak diinisiasikan, salah satunya yang paling dikenal di dunia adalah Grameen Bank yang digagas oleh Muhammad Yunus. Namun, peran swasta melalui CSR untuk melakukan program pemberdayaan yang dikhususkan untuk perempuan masih sangat jarang. Padahal menurut hasil penelitian, selain dapat memberdayakan perempuan manfaat yang dirasakan perusahaan adalah peningkatan keuntungan. Dilihat lebih luas, kesetaraan gender di negara berkembang berbanding lurus dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi (Endres 2011).

Keterlibatan CSR dalam program pemberdayaan dilakukan melalui pendampingan masyarakat. Peran pendamping menurut Suharto (2005) bertujuan membantu masyarakat agar mampu membantu dirinya sendiri. PT Holcim Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan semen dan beton jadi di Indonesia yang telah melaksanakan program tanggung jawab sosial. Kegiatan CSR Holcim telah mendapat penghargaan CSR Award dari Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah serta pemerintah daerah. Program tanggung jawab sosial PT Holcim Indonesia Tbk ini terdiri dari dari lima program, yaitu infrastruktur, pendidikan, sosial, pemberdayaan, dan kesehatan.Salah satu program pemberdayaan perusahaan ini adalah Green Posdaya yang terbentuk dari hasil kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bogor, Institut Pertanian Bogor, dan Yayasan Damandiri. Menurut salah seorang pendamping CSR PT Holcim Indonesia Tbk, hampir 70% anggota dari program ini adalah perempuan yang tersebar di lima desa. Terdapat dua puluh Posdaya yang sudah terbentuk dan masing-masing memiliki beberapa program unggulan sesuai potensinya. Desa Klapanunggal, Kabupaten Bogor merupakan salah satu desa sekitar perusahaan yang memiliki lima buah posdaya, tiga diantaranya Tunas Manunggal, Sukamaju Mandiri, dan Grand Mandiri. Semuanya menjalankan lima program utama posdaya yang terdiri dari bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan, ekonomi, dan agama. Meskipun menjalankan seluruh program, Posdaya Grand Mandiri lebih memiliki keunggulan di bidang ekonomi melalui Usaha Kecil Mikro (UKM) produknya adalah kerajinan daur ulang sampah. Berbeda dengan posdaya itu, program Tunas Mandiri yang paling aktif ialah bidang kesehatan khususnya posyandu, sedangkan Sukamaju Mandiri di bidang pendidikan (PAUD). Program yang bertujuan meningkatkan semangat gotong royong ini terdiri dari sepuluh sampai dua puluh orang pengurus dan lingkup penerima manfaatnya adalah RW. Partisipan program ini didominasi oleh perempuan dan telah mendapat pendampingan selama satu tahun. Holcim. (Tidak ada tahun)