Upload
muhammad-bakri
View
17
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Tugas Sistem Muskuloskeletal
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK V KELAS IIC
Ibrahim
Irwansyah
Mila Parubak
Muliana
Musdalifah Tenriani
Nirma D
Nur imaya S
Nurfahmi
Nurhayati Genda
PROGRAM DIII KEPERAWATAN
AKPER YAPENAS 21 MAROS
TAHUN AJARAN 2010-2011
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulisan makalah “ASKEP ARTHRITIS GOUT” dapat
diselesaikan dengan lancar dan sebaik-baiknya. Selain itu bahan seminar ini
juga dapat diselesaikan dengan struktur yang bagus karena adanya panduan
dari pembimbing mata kuliah yang bersangkutan. Oleh karena itu kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan sekalian yang telah
membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini juga disajikan selengkap-lengkapnya sesuai dengan isi buku
pengetahuan dan beberapa sumber lain. Oleh sebab itu makalah ini
diharapkan mampu menambah pengetahuan rekan pembaca.
Meskipun makalah ini telah disajikan dengan sebaik mungkin, akan
tetapi kami sebagai penulis juga adalah manusia biasa yang tidak lepas dari
kesalahan. Maka daripada itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
perbaikan dari pembaca demi terbentuknya suatu kesempurnaan dari
makalah kami. Terima kasih atas segalanya.
Maros, 02 Maret 2010
Tim Penulis,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II KONSEP DASAR
A. Definisi
B. Etiologi
C. Manifestasi Klinik
D. Penatalaksanaan
E. Pencegahan
BAB III KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi
D. Evaluasi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran dan Kritik
Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asam urat sudah dikenal sejak 2.000 tahun yang lalu dan menjadi
salah satu penyakit tertua yang dikenal manusia. Dulu, penyakit ini juga
disebut “penyakit para raja” karena penyakit ini diasosiasikan dengan
kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman yang enak-enak. Kini, asam
urat bisa menimpa siapa saja, terutama para penggemar makanan enak.
Penyakit metabolik ini sudah dibahas oleh Hippocrates pada zaman
Yunani kuno. Pada waktu itu arthritis gout dianggap sebagai penyakit
kalangan sosial elite yang disebabkan karena terlalu banyak makan, anggur
dan seks. Sejak saat itu banyak teori etiologis dan terapeutik yang telah
diusulkan.
Yang dimaksud dengan asam urat adalah sisa metabolisme zat purin
yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Ini juga merupakan hasil
samping dari pemecahan sel dalam darah. Purin sendiri adalah zat yang
terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk
hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini,
lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut
berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga
terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang
terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu.
Jika tidak diatasi gangguan asam urat ini sangat mengganggu aktivitas
Anda. Selain denga mengonsumsi obat-obatan, pengaturan pola makanan
dapat dijadikan pilihan untuk mengatasi masalah asam urat. Menu makanan
diatur sedemikian rupa agar lebih banyak makanan dengan kandungan
nukleotida purin yang rendah.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien Arthritis
Gout!
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami pengertian Arthritis Gout!
b. Mahasiswa mampu memahami etiologi Arthritis Gout!
c. Mahasiwa mampu memahami manifestasi klinik Arthritis Gout!
d. Mahasiswa mampu memahami klasifikasi Arthritis Gout!
e. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan Arthritis Gout!
f. Mahasiswa mampu memahami pengkajian Arthritis Gout!
g. Mahasiswa mampu memahami diagnosa berhubungan dengan analisa
data Arthritis Gout!
h. Mahasiswa mampu memahami intervensi dari setiap diagnosa Arthritis
Gout!
i. Mahasiswa mampu memahami evaluasi Arthritis Gout!
3. Manfaat
a. Instansi
Dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi instansi dalam
meningkatkan mutu pendidikan pada masa yang akan datang
b. Klien dan Keluarga
Klien dan keluarga diberi penjelasan tentang pentingnya pengobatan
dan perawatan untuk mencapai penyembuhan
BAB II KONSEP DASAR
ARTHRITIS GOUT
A. DEFINISI
Arthritis Gout atau rematik gout atau asam urat adalah hasil dari
metabolisme tubuh oleh salah satu protein, purin dan ginjal.
Arthritis Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam
urat pada sendi dan jari (depkes, 1992).
Arthritis Gout atau orang awam bilang “asam urat” adalah suatu kondisi
dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat, sehingga kristal asam urat
yang berlebihan akan menumpuk di jaringan tubuh.
Yang dimaksud dengan arthritis gout adalah sisa metabolisme zat
purin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Ini juga merupakan
hasil samping dari pemecahan sel dalam darah.
B. ETIOLOGI
Asam urat merupakan zat sisa yang dibentuk oleh tubuh pada saat
regenerasi sel. Beberapa penyebabnya yaitu:
1. Genetik
2. Jenis kelamin, tetapi umumnya banyak dialami oleh pria
3. Nutrisi (peminum alkohol, obesitas)
4. Penurunan fungsi renal akibat penggunaan obat dalam waktu yang lama
(diuretik) dapat menyebabkan penurunan ekskresi asam urat dari ginjal.
5. Hiperusemia yang di sebabkan oleh diet yang ketat atau starpasi, asupan
makanan kaya purin (terang-terangan/jeron) yang berlebihan atau
kelainan herediter.
C. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinik yang dapat terjadi padam klien dengan arthritis gout adalah:
1. Kesemutan dan linu
2. Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan
nyeri luar biasa pada malam dan pagi. . Persendian yang sering terkena
adalah persendian kecil pada basis dari ibu jari kaki. Beberapa sendi lain
yang dapat terkena ialah pergelangan kaki, lutut, pergelangan tangan, jari
tangan, dan siku
3. Pasien dengan gout meningkatkan kemungkinan terbentuknya batu ginjal.
4. Kristal-kristal asam urat dapat membentuk tophi (benjolan keras tidak
nyeri disekitar sendi) di luar persendian. Tophi sering ditemukan di sekitar
jari tangan, di ujung siku dan sekitar ibu jari kaki, selain itu dapat
ditemukan juga pada daun telinga, tendon achiles (daerah belakang
pergelangan kaki) dan pita suara (sangat jarang terjadi).
D. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada klien dengan arthritis gout yaitu:
1. Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar
normalnya adalah 2.4 hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga 7 untuk pria.
2. Kontrol makanan yang dikonsumsi.
3. Banyak minum air putih. Dengan banyak minum air putih, kita dapat
membantu membuang purin yang ada dalam tubuh.
Gout tidak dapat disembuhkan, namun dapat diobati dan dikontrol.
Gejala-gejala dalam 24 jam biasanya akan hilang setelah mulai pengobatan.
Gout secara umum diobati dengan obat anti inflamasi. Yang termasuk
didalamnya adalah:
1. NSAIDs, seperti ibuprofen atau naproxen, secara umum diberikan
untuk mengobati serangan berat dan mendadak, obat ini bisasanya
menurunkan peradangan dan nyeri dalam beberapa jam.
2. Kortikosteroid, dapat diberikan pada orang yang tidak dapat
menggunakan NSAIDs. Steroid bekerja menurunkan peradangan.
Steroid dapat di suntik (injeksi) langsung pada sendi yang terkena
atau diminum dalam bentuk pil.
3. Colchicine sering juga digunakan untuk mengobati peradangan pada
penyakit gout.
4. Allupurinol dapat menurunkan kadar asam urat dengan cara menekan
produksi asam urat. Obat ini bekerja pada metabolisme asam urat
dengan mencegah perubahan zat purine dalam makanan menjadi
asam urat. Pengobatan ini tidak dianjurkan untuk orang dengan fungsi
ginjal yang kurang, selain itu dapat menimbulkan efek samping seperti
kemerahan dan kerusakan hati.
E. PENCEGAHAN
Penyakitnya ini sendiri tidak bisa dicegah, tetapi beberapa faktor
pencetusnya bisa dihindari (misalnya alkohol, makanan kaya protein). Untuk
mencegah kekambuhan, dianjurkan untuk minum banyak air dan beberapa
menghindari makanan yang dapat menimbulkan penyakit ini:
1. Pembatasan purin
Apabila telah terjadi pembengkakan sendi maka penderita gangguan
asam urat harus melakukan diet bebas purin. Namun karena hampir
semua bahan makanan sumber protein mengandung nukleoprotein maka
hal ini hampir tidak mungkin dilakukan. Maka yang harus dilakukan adalah
membatasi asupan purin menjadi 100-150 mg purin per hari (diet normal
biasanya mengandung 600-1.000 mg purin per hari). Makan-makanan
yang mengandung purin antara lain: jeroan (jantung, hati, lidah ginjal,
usus), sarden, kerang, kacang-kacangan, bayam, udang, daun melinjo.
2. Kalori sesuai kebutuhan
Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh
berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam urat
yang kelebihan berat badan, berat badannya harus diturunkan dengan
tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori.
3. Tinggi karbohidrat
Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik
dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan
meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin. Konsumsi karbohidrat
kompleks ini sebaiknya tidak kurang dari 100 gram per hari. Karbohidrat
sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen, arum manis, gulali, dan
sirop sebaiknya dihindari karena fruktosa akan meningkatkan kadar asam
urat dalam darah.
4. Rendah protein
Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar
asam urat dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein
hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati, ginjal, otak, paru dan
limpa. Asupan protein yang dianjurkan bagi penderita gangguan asam
urat adalah sebesar 50-70 gram/hari atau 0,8-1 gram/kg berat badan/hari.
Sumber protein yang disarankan adalah protein nabati yang berasal dari
susu, keju dan telur.
5. Rendah lemak
Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan
yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya
dihindari.
6. Tinggi cairan
Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam urat
melalui urin. Karena itu, disarankan untuk menghabiskan minum minimal
sebanyak 2,5 liter atau 10 gelas sehari. Air minum ini bisa berupa air putih
masak, teh, atau kopi. Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui
buah-buahan segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang
disarankan adalah semangka, melon, nanas, belimbing manis, dan jambu
air. Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga boleh
dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit mengandung purin. Buah-
buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian, karena
keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.
7. Tanpa alcohol
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang
mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak
mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alkohol akan meningkatkan
asam laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat pengeluaran asam
urat dari tubuh.
BAB III KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Data Subyektif
a. Pada episode akut keluhan utamanya nyeri yang berat pada ibu jari
kaki atau sendi lain.
b. Tanyakan pada pasien tentang pencegahan penyerangan dan
bagaimana cara mengatasi atau mengurangi serangan.
c. Adakah peningkatan berat badan?
d. Adakah riwayat gout artritis di dalam keluarga?
e. Apakah pasien memakai obat untuk mengatasi gout?
2. Data obyektif
a. Pasien tidak tahan terhadap sentuhan pada sendi dan mcnjaga daerah
sendi yang terkena.
b. Sendi bengkak dan merah (pertama metatarsal, sendi tarsal,
pergelangan kaki, lutut atau siku).
c. Adanya peningkatan suhu tubuh.
d. Adanya penpembengkakan nodul mungkin terilhat di jaringan sub
kutan di daerah sendi atau pada tulang rawan di helix telinga
3. Data psikososial
Gout sering menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien akibat nyeri
yang timbul pada persendian. Cemas dan takut untuk melakukan gerakan
atau aktifitas. Merasakan dirinya tidak melakukan mobilitas seperti
sebelum sakit.
4. Pemeriksaan Diagnostik:
a. Peningkatan kadar asam urat serum (hiperuricemia)
b. Peningkatan kadar asam urat pada urine 24 jam
b. Cairan sinovial sendi menunjukkan adanya kristal urat monosodium.
c. Kecepatan waktu pengendapan
d. Pemeriksan sinar X menampakakan perkembangan jaringan lunak
e. Pemeriksaan sel darah putih dan sedimentasi eritrosit meningkat
(selama fase akut)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyakit
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian
3. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan di rumah
C. INTERVENSI
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyakit
Tujuan: nyeri hilang atau berkurang
Kriteria Hasil:
a. Pasien mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian nyeri
a. Pasien mengatakan nyeri berkurang/hilang
b. Ekspresi wajah rileks
Intervensi:
a. Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10).
R/ Membantu dalam mengendalikan kebutuhan manajemen nyeri dan
keefektifan program.
b. Berikan posisi yang nyaman, sendi yang nyeri (kaki) diistirahatkan dan
diberikan bantalan.
R/ Istirahat dapat menurunkan metabolisme setempat dan mengurangi
pergerakan pada sendi yang sakit. Bantalan yang empuk/lembut akan
mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat .
c. Berikan kompres hangat atau dingin.
R/ Pemberian kompres hangat dapat memberikan efek vasodilatasi
yang membantu pengeluaran endortin dan dingin dapat menghambat
impuls-impuls nyeri.
d. Cegah agar tidak terjadi iritasi pada tofi, misal menghindari
penggunaan sepatu yang sempit, terantuk benda yang keras.
R/ Bila terjadi iriitasi maka akan semakin nyeri. Bila terjadi luka akibat
tofi yang pecah maka rawatlah secara steril dan juga perawatan drain
yang dipasang pada luka.
e. Dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk bergerak di
tempat tidur, sokong sendi yang sakit, hindari gerakan yang
menyentak.
R/ Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.
Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan atau rasa sakit pada sendi.
f. Berikan masase lembut.
R/ Meningkatkan relaksasi atau mengurangi tegangan otot.
g. Kolaborasi pemberian obat-obat analgetik
R/ untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian
Tujuan: Pasien dapat meningkatkan aktifitas sesuai kemampuan
Kriteria Hasil:
a. Pasien dapat mempertahankan fungsi posisi dengan tidak adanya
pembatasan kontraktur
b. Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan
fungsi dari kokompensasi bagian tubuh
c. Pasien dapat mendemonstrasikan tehnik atau perilaku yang
memungkinkan melakukan aktfitas
Intervensi:
a. Evaluasi pemantauan tingkat inflamasi atau rasa sakit pada sendi.
R/ Tingkat aktifitas/latihan tergantung dari perkembangan atau resolusi
dan proses inflamasi.
b. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan.
R/ Istirahat yang sistemik selama eksaserbasi akut dan seluruh fase
penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan, mempertahankan
kekuatan.
c. Lakukan ambulasi dengan bantuan misal dengan menggunakan
tongkat atau "walker", dan berikan lingkungan yang aman misalnya
menggunakan pegangan tangga pada bak atau pancuran dan toilet.
R/ Menghindari cedera akibat kecelakaan atau jatuh.
d. Laukan latihan secara hati-hati pada sendi yang terkena gout jika
memungkinkan.
R/ Meningkatkan atau mempertahankan fungsi sendi, kekuatan otot
dan stamina umum. Latihan yang tidak adekuat dapat menimbulkan
kakakuan sendi dan aktifitas yang berlebihan dapat merusak sendi.
e. Kolaborasi,konsul dengan ahli terapi fisik/okupasi .
R/ Berguna dalam memformulasikan program latihan/aktifitas yang
berdasarkan pada kebutuhan, individual dan dalam mengidentifikasi
mobilisasi.
3. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan di rumah
Tujuan: Pasien dan keluarga dapat memahami penggunaan obat dan
perawatan dirumah
Kriteria Hasil:
a. Pasien dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang kondisi
prognosis dan perawatan
b. Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk modifikasi
gaya hidup yang konsisten dengan mobilitas dan atau pembatasan
aktifitas
Intervensi:
a. Jelaskan pada pasien tentang asal mula penyakit.
R/ Memberikan pengetahuan pasien sehingga pasien dapat
menghindari terjadinya serangan berulang.
b. Berikan Jadwal obat yang harus di gunakan meliputi nama obat, dosis,
tujuan dan efek samping.
R/ Penjelasan ini dapat meningkatkan koordinasi dan kesadaran
pasien terhadap pengobatan yang teratur.
c. Diskusikan pentingnya diet yang terkontrol misal dengan menghindari
makanan tinggi purin sepertl hati, ginjal, sarden, memenuhi intake
cairan yang cukup dan output antara 2000-3000 ml perhari
R/ Tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekan inflamasi
sendiri/jaringan lain untuk mempetahankanfungsi sendi dan mencegah
deformitas dan meningkatkan perasaan sehat umum serta untuk
perbaikan.jaringan.
d. Berikan informasi mengenai alat-alat bantu yang mungkin dibutuhkan.
R/ Mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan
memungkinkan individu untuk ikut serta secara lebih nyaman dalam
aktifitas yang dibutuhkan atau diinginkan.
e. Dorong untuk mempertahankan posisi tubuh yang benar dalam setiap
melakukan aktifitas.
R/ Mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya hidup
pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri.
E. EVALUASI
1. nyeri hilang atau berkurang
2. Pasien dapat meningkatkan aktifitas sesuai kemampuan
3. Pasien dan keluarga dapat memahami penggunaan obat dan perawatan
dirumah
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Arthritis Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam
urat pada sendi dan jari (depkes, 1992).
2. Beberapa penyebabnya yaitu: genetik, jenis kelamin, nutrisi, penurunan
fungsi renal, hiperusemia.
3. Manifestasi klinik yang dapat terjadi padam klien dengan arthritis gout
adalah: kesemutan dan linu, sendi yang terkena asam urat terlihat
bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi,
pasien dengan gout meningkatkan kemungkinan terbentuknya batu ginjal
dan kristal-kristal asam urat dapat membentuk tophi (benjolan keras tidak
nyeri disekitar sendi) di luar persendian.
4. Solusi Mengatasi Asam Urat yaitu melakukan pengobatan hingga kadar
asam urat kembali normal, kontrol makanan yang dikonsumsi dan banyak
minum air putih.
5. Penyakitnya ini sendiri tidak bisa dicegah, tetapi beberapa faktor
pencetusnya bisa dihindari (misalnya alkohol, makanan kaya protein).
Untuk mencegah kekambuhan, dianjurkan untuk minum banyak air dan
beberapa menghindari makanan yang dapat menimbulkan penyakit ini.
6. Diagnosa keperawatan yang dapat diangkat yaitu:
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyakit
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian
c. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan di rumah
B. SARAN DAN KRITIK
a. Untuk instansi
Untuk pencapaian kualitas keperawatan secara optimal secara optimal
sebaiknya proses keperawatan selalu dilaksanakan secara
berkesinambungan.
b. Untuk klien dan keluarga
Perawatan tidak kalah pentingnya dengan pengobatan karena
bagaimanapun teraturnya pengobatan tanpa perawatan yang sempurna
maka penyembuhan yang diharapkan tidak tercapai, oleh sebab itu perlu
adanya penjelasan pada klien dan keluarga mengenai manfaat serta
pentingnya kesehatan
Daftar Pustaka
http://www.indosiar.com/ragam/80719/mengatasi-asam-urat
http://ged3kert4.blogspot.com/2009/06/asuhan-keperawatan-dengan-
diagnosa-gout.html
http://pirang.wordpress.com/2009/07/19/askep-gouty-artritis/