21
TUGAS SPPK LJ-K3 Nama kelompok : - Enny sekti fidayanti (0514140134) - Frisalia yuniarti (0514140135) - Isna farikha mashurin (0514140141) - Amilatun nazikhah (0514140142) 1. Sebutkan macam-macam zat yang ada didalam APAR (Jenis APAR) serta fungsinya! 2. Sebutkan Syarat-syarat tata letak APAR dan video pemadaman ! 3. Hitung Lebar tempat keluar (U) dan Jumlah pintu keluar (E) berdasarkan klasifikasi bahaya hunian di Ruang Kantor nya masing-masing ! Jawab : 1. Ada berbagai macam bahan yang digunakan untuk isi APAR (Jenis APAR), yang mana di sesuaikan dengan tingkat kebakaran yang akan di tangani (jenis kebakaran yang terjadi), sehingga dapat dicapai pemadaman yang efektif, efisien dan aman. Jenis Media pemadaman api yang umum dipakai untuk alat pemadam api ringan adalah : a. Jenis Cairan (Air) b. Jenis Busa (Foam) c. Jenis Tepung kimia kering (Dry Chemical Powder) d. Jenis Gas (Karbon dioksida / CO 2 ) e. Jenis cairan mudah menguap (Halon) Setiap jenis media pemadam api memiliki karakteristik-karakteristik dalam memadamkan api, mempunyai keunggulan untuk klas tertentu dan mungkin dapat berbahaya untuk jenis kebakaran lainnya. a. Air Air adalah bahan pemadam api yang umum digunakan karena mempunyai sifat pemadaman dan keuntungan yang lebih banyak dibandingkan dengan

Tugas Sppk Lj

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SISTEM PEMADAM KEBAKARAN (APAR)

Citation preview

  • TUGAS SPPK LJ-K3

    Nama kelompok :

    - Enny sekti fidayanti (0514140134)

    - Frisalia yuniarti (0514140135)

    - Isna farikha mashurin (0514140141)

    - Amilatun nazikhah (0514140142)

    1. Sebutkan macam-macam zat yang ada didalam APAR (Jenis APAR) serta

    fungsinya!

    2. Sebutkan Syarat-syarat tata letak APAR dan video pemadaman !

    3. Hitung Lebar tempat keluar (U) dan Jumlah pintu keluar (E) berdasarkan

    klasifikasi bahaya hunian di Ruang Kantor nya masing-masing !

    Jawab :

    1. Ada berbagai macam bahan yang digunakan untuk isi APAR (Jenis APAR),

    yang mana di sesuaikan dengan tingkat kebakaran yang akan di tangani (jenis

    kebakaran yang terjadi), sehingga dapat dicapai pemadaman yang efektif, efisien dan aman.

    Jenis Media pemadaman api yang umum dipakai untuk alat pemadam api

    ringan adalah :

    a. Jenis Cairan (Air)

    b. Jenis Busa (Foam)

    c. Jenis Tepung kimia kering (Dry Chemical Powder)

    d. Jenis Gas (Karbon dioksida / CO2)

    e. Jenis cairan mudah menguap (Halon)

    Setiap jenis media pemadam api memiliki karakteristik-karakteristik dalam

    memadamkan api, mempunyai keunggulan untuk klas tertentu dan mungkin

    dapat berbahaya untuk jenis kebakaran lainnya.

    a. Air

    Air adalah bahan pemadam api yang umum digunakan karena mempunyai

    sifat pemadaman dan keuntungan yang lebih banyak dibandingkan dengan

  • bahan pemadam api lainnya. Air mempunyai beberapa keuntungan antara

    lain:

    Mudah didapat dalam jumlah yang banyak

    Harganya murah

    Mudah disimpan, diangkut dan dialirkan

    Dapat dipancarkan dalam bentuk :

    o Jet (Jet Stream)

    o Setengah tirai (Coarse Spray Stream)

    o Tirai (Spray Stream)

    o Mempunyai daya mengembang yg besar dan daya untuk penguapan

    yang tingi.

    Air dalam pemadaman bekerja secara fisis yaitu :

    Mendinginkan (cooling)

    Air (Water) mempunyai daya penyerap panas yang cukup tinggi, dalam

    hal ini berfungsi sebagai pendingin. Panas yang diserap dari 150C

    sampai 1000C : 84,4 KCal/kg (152BTU/lb). Panas laten penguapan :

    538KCal/kg (970BTU/lb). Panas yang diserap air dari 150C sampai

    menjadi uap (1000C) adalah 622KCal/kg atau 1122BTU/lb

    (9362BTU/galon).

    Menyelimut (Smothering)

    Air yang terkena panas berubah menjadi uap dan uap tersebutlah yang

    menyelimuti bahan bakar yang terbakar. Dalam penyelimutan ini air

    cukup efektif karena dari 1 liter air akan berubah menjadi uap sebanyak

    1670 liter uap air.

    Jenis APAR Air (water) ini berfungsi untuk memadamkan kebakaran kelas

    A: bahan bahan padat non logam seperti Kayu, Kertas, Kain, Karet,

    Plastik, dll (sangat efektif) karena dapat menembus sampai bagian dalam.

    Namun Air tidak dapat digunakan untuk :

    a. Kebakaran pada aparat listrik yang bertegangan (klas C)

    b. Kebakaran minyak (klas B)

    c. Kebaran bahan yang reaktif terhadap air (klas B)

  • d. Kebakaran logam (klas D)

    Ada 3 (tiga) macam APAR air ialah :

    a. Air dengan pompa tangan

    b. Air bertekanan

    c. Asam soda/soda acid.

    Gambar 1. Jenis APAR Air

    b. Busa (Foam)

    Busa (foam) pemadam api adalah kumpulan cairan yang berbentuk

    gelembung gelembung (buih-buih) kecil yang stabil dan mempunyai berat

    jenis sangat rendah dibandingkan air maupun minyak yang berisi

    gas/udara yang dapat mengapung di atas permukaan Zat cair dan mengalir

    di permukaan Zat padat.

    Berdasarkan klas kebakaran, maka busa dibagi menjadi beberapa bagian

    antara lain:

    Busa Regular

    Yaitu busa yang hanya mampu memadamkan bahan-bahan yang berasal

    dari Hydrocarbon atau bahan-bahan cair bukan pelarut (solvent).

    Busa serbaguna (All purpose foam)

    Busa ini juga sebagai busa anti alkohol yang dapat memadamkan

    kebakaran yang berasal dari cairan pelarut seperti : alkohol, either, atau

    zat cair yang melarut.

  • Berdasarkan cara terjadinya, maka busa dibagi menjadi:

    Busa kimia (Chemical Foam)

    Busa ini terjadi karena adanya proses kimia (chemical foam), yaitu

    percampuran bahan-bahan kimia.

    Bahan bakunya :

    Tepung tunggal (single powder); Tepung ini bila bercampur dengan

    air akan menjadi busa.

    Tepung ganda (dual powder); Tepung ini terdiri dari tepung

    alumunium sulfat dan tepung natrium carbonat.

    Kedua tepung tersebut masing-masing dilarutkan dengan air dengan

    perbandingan volume tertentu. Apabila keduanya dicampurkan akan

    terjadi bentuk busa.

    Proses kimianya sebagai berikut :

    Al2(SO4)2 + 6Na HCO3 ----> 2Al(OH)3 + 3Na2SO4 + 6CO2

    Busa kimia adalah bahan pemadam api yang efektif untuk kebakaran

    minyak (biasa ditempatkan dipompa-pompa bensin). Bahan yang biasa

    digunakan yaitu tepung alumunium sulfat dan natrium bikarbonat yang

    keduanya dilarutkan dalam air. Hasilnya adalah busa yang volumenya

    dapat mencapai 10 kali lipat. Pemadaman api oleh busa merupakan

    sistem isolasi, yaitu mencegah oksigen untuk tidak ikut dalam reaksi.

    Busa Mekanik

    Busa ini terjadi karena proses mekanis yaitu berupa adukan dari bahan

    bahan pembuat busa yang terjadi dari cairan busa dan udara. Untuk

    melaksnakan proses pembuatan busa dipergunakan alat-alat pembuat

    busa.

    Proses pembuatannya yaitu Pada air dicampurkan cairan busa sehingga

    membentuk larutan busa. Karena proses adukan atau penguapan udara

    kedalam larutan busa maka terbentuklah busa mekanik.

    Bahan-bahan cairan busa adalah sebagai berikut :

    1. Protein (hewani dan nabati)

    2. Fluoro protein (FP 70)

    3. Fluorocarbon surfactant (AF3, light water)

  • 4. Detergent atau hydrocarbon surfactant atau louryalcohol, ini

    disebut sebagai cairan busa expansi tinggi. Fluorocarbon surfactant

    dan hydrocarbon surfactant disebut juga sebagai cairan busa

    sintetis.

    Busa mekanik adalah bahan pemadam api yang juga efektif untuk

    kebakaran minyak. Busa ini terjadi karena adanya proses mekanis yaitu

    berupa adukan dari bahan-bahan pembuat busa yang terdiri dari cairan

    busa (foam liquid), air, dan udara. Dalam proses pembuatan busa

    mekanik biasanya digunakan alat-alat pembuat busa.

    Prinsip Pemadaman api dari APAR busa ini yaitu menutupi, melemahkan

    dan mendinginkan.

    Menutupi (smothering) yaitu membuat selimut busa di atas bahan

    yang terbakar, sehingga kontak dengan oxygen (udara) terputus

    Melemahkan yaitu mencegah penguapan cairan yang mudah terbakar

    Mendinginkan (cooling)yaitu menyerap kalori cairan yang mudah

    terbakar sehingga suhunya turun.

    Jenis APAR Busa ini berfungsi untuk memadamkan Kebakaran Kelas A :

    bahan-bahan padat non-logam seperti Kertas, Kain, Karet dan lain

    sebagainya & B : bahan-bahan cair yang mudah terbakar seperti Minyak,

    Alkohol, Solvent dan lain sebagainya. Alat pemadam berbahan busa

    memiliki kemampuan untuk mengurangi resiko menyalanya kembali api

    setelah pemadaman. Setelah api dipadamkan, busa secara efektif

    menghilangkan uap bersamaan dengan pendinginan api.

    Dapat digunakan untuk memadamkan api kelas A namun sangat cocok

    bila digunakan untuk kelas B.

    Bersifat Kondukstif (Penghantar Listrik). Tidak dapat dipakai untuk

    memadamkan api kelas C.

    Foam bersifat ringan, efektif untuk memadamkan zat cair yang mudah

    terbakar dengan cara mengisolasi oksigen dan menutupi permukaan zat

    cair untuk menghindari api yang dapat menjalar kembali.

  • Gambar 2. Jenis APAR Busa (foam)

    c. Tepung kimia kering (Dry Chemical Powder)

    Dry Chemical adalah berbagai campuran dari partikel-partikel benda padat

    halus (berbentuk bubuk) yang kadang diberi tambahan perlakuan khusus,

    agar tahan pada pak-nya, tahan lembab(mencegah efek ceking), dan untuk

    mendapat karakteristik aliran yang dikehendaki.

    Menurut klas kebakaran yang dipadamkan, maka tepung kimia kering

    dibagi sebagai berikut :

    1. Tepung Kimia Biasa (Regular Dry Chemical)

    Yaitu tepung kimia yang dapat memadamkan kebakaran kelas B

    (Kebakaran Minyak) dan C (Kebakaran Listrik). Bahan baku

    tepung kimia regular:

    Sodium bicarbonat/baking soda (NaHCO3)

    Potasium bicarbonat (KHCO3), ini dikenal sebagai purple "K"

    yaitu untuk mencegah sifat higroskopis (mengisap air), dan

    penggumpalan serta untuk memberikan daya pengaktifan yang

    lebih baik, maka ditambah logam stearte dan lain aditive (rahasia

    perusahaan/pembuatnya).

    Potasium carbonat (K2CO3)yang dikenal sebagai "Monnex"

    Potasium Chloride (KCL) yang dikenal sebagai Super "K"

  • 2. Tepung Kimia Serbaguna (Multipurpose Dry Chemical)

    Tepung ini dikenal sebagai tepung kimia ABC. Tepung sangat efektif

    untuk memadamkan kebakaran klas A, B, C ; misalnya minyak, kayu,

    gas dan listrik.

    Bahan baku tepung kimia multipurpose: mono ammunium phosphate

    (MAP)

    3. Tepung Kimia Kering /Khusus (Dry Powder)

    Tepung kimia khusus atau tepung kimia kering atau dry powder untuk

    memadamkan kebakaran logam (kebakaran klas D). Bahan baku kimia

    kering :

    Campuran Kalium Chloride, Barium Chloride, Magnesium

    Chloride, Natrium Chloride dan Kalsium Chloride.

    Bubuk grafik dengan berbagai campuran lain seperti Organic

    Phosphate. Dalam perdagangan jenis ini dikenal dengan jenis nama

    antara lain : Lith-X powder, Metal-X Guard powder, Pyrene G-L

    Powder.

    Campuran Sodium Chloride tri Kalsium Phosphate, metal Stearate

    dan termo plastic. Dalam perdagangan dijual dengan nama Mat-L-

    X powder.

    Campuran Sodium Chloride, Amonium Phosphate. Dalam

    perdaganagan dikenal dengan nama Pyromet Powder. campuran

    bahan-bahan kimia:kalium clorida,blarium clorida,magnesium

    clorida,natrium clorida,calcium clorida.

    Prinsip Pemadaman Api dari APAR Tepung Kimia Kering ini yaitu

    dengan

    Secara fisik yaitu dengan mengadakan pemisahan atau penyelimutan

    penyelimutan bahan bakar, sehingga tidak terjadi pencampuran

    oksigen dengan uap bahan bakar. Semua tepung mempunyai cara

    kerja fisik seperti ini.

    Secara kimiawi yaitu memutus rantai reaksi pembakaran dimana

    partikel partikel tepung kimia tersebut akan menyerap radikal

    hidroksil dari api.

  • Daya pemadam dari serbuk kimia kering bergantung kepada jumlah serbuk

    yang dapat menutupi permukaan yang terbakar. Makin halus butir-butir

    serbuk kimia kering makin luas permukaan yang dapat ditutupi.

    Jenis APAR Tepung Kimia Kering ini berfungsi ganda (multi purpose

    extinguisher)

    Merupakan media pemadam api serbaguna, aman dan luas

    pemakaiannya karena dapat mematikan api kelas A, B, dan C.

    Dapat menahan radiasi panas dengan kabut partikelnya.

    Tidak menghantarkan listrik (Non Konduktif). Powder berfungsi

    mengikat oksigen (isolasi) dan juga dapat mengikatgas-gas lain yang

    membahayakan,

    Serbuk kimia kering tidak beracun (Non Toxic).

    Sedangkan jenis APAR Ini juga punya kekurangan yaitu untuk

    pemadaman kelas A dapat terjadi penyalaan kembali karena fisik dan

    bahannya tidak dapat meresap kepori-pori benda yang terbakar. Satu lagi

    kekurangannya adalah karena bentuk fisiknya yang serbuk akan

    meninggalkan sisa bahan yang mengotori sekitar tempat kebakaran, dan

    pada kasus menyangkut pemadaman kebakaran alatalatelektronik dapat

    menyebabkan kerusakan karena menyusupnya serbuk bahan kesela-sela

    komponen peralatan.

    Gambar 3. Jenis APAR Tepung Kimia Kering (Dry Chemical Powder)

  • d. Karbon dioksida (CO2)

    Gas-gas yang umum digunakan sebagai media pemadam kebakaran adalah

    gas C02,gas argon,gas N2 serta gas-gas inert lainnya. Namun hanya gas

    CO2 dan N2 yang banyak dipakai karena gas argon mahal. Gas N2 lebih

    banyak dipergunakan sebagai tenaga dorong kimia pada instalasi

    pemadaman tetap dan APAR ataupun dilarutkan dalam halon. sedangkan

    yang langsung digunakan untuk memadamkan api adalah gas asam (CO2).

    Dalam pemakaiannya gas CO2 disimpan dalam botol yang mempunyai

    tekanan 1000 - 1200 psi ( 80 atm). Media pemadam api CO2 di dalam

    tabung harus dalam keadaan fase/wujud cair bertekanan tinggi.

    APAR Jenis ini berisi gas CO2 yang dimampatkan sehingga apabila kran

    di buka maka gas CO2 akan keluar, biasanya terlihat seperti awan putih

    dan sedikit gumpalan salju.

    Prinsip kerja gas CO2 dalam memadamkan api adalah Media pemadam

    jenis gas akan memadamkan api secara fisis yaitu: Pendinginan (Cooling)

    yaitu gas CO2 yang dingin efektif untuk menurunkan temperatur

    penyalaan pada materi yang terbakar dan Penyelimutan (Dilusi) yaitu CO2

    dalam jumlah yang besar akan membuat selimut dan menutupi materi yang

    terbakar sehingga terpisah dengan oksigen dan memutuskan rantai reaksi

    kimia yaitu CO2 akan mengikat radikal hidroksil sebanding dengan CO2

    yang ada.

    Jenis APAR Karbon Dioksida ini berfungsi untuk memadamkan

    Kebakaran Kelas B (bahan cair yang mudah terbakar) dan Kelas C

    (Instalasi Listrik yang bertegangan). CO2 memiliki sifat non-konduktif

    dan anti statis. Karena gas ini tidak berbahaya untuk peralatan dan bahan

    yang halus, sangat ideal untuk lingkungan kantor yang modern, dimana

    minyak, solvent dan lilin sering digunakan.

    Kelebihan pemakaian CO2 antara lain :

    Efektif untuk pemadaman di dalam ruangan dan pada tangki cairan

    yang mudah terbakar,. Misalnya untuk kamar-kamar mesin, ruang

    generator, ruang berisi panel-panel listrik, dan lain-lain.

  • Tidak menghantar arus listrik

    Tidak merusak atau meninggalkan noda.

    Murah,mudah didapat dipasaran,tidak beracun dan menyemprot

    dengan tekanan penguapannya sendiri (self expelling)

    Kekurangan pemakaian CO2 antara lain :

    Wadahnya berat

    Tidak efektif untuk area terbuka

    Tidak cocok untuk kelas A

    Tidak ekonomis untuk area kebakaran yang luas

    Menurunkan kadar oksigen dapat menyebabkan sesak napas.

    Gambar 4. Jenis APAR Karbon Dioksida (CO2)

    e. Halon

    Halon merupakan singkatan dari halogenated hydrocarbon yaitu

    kelompok bahan pemadam yang disimpan dibawah tekanan dalam bentuk

    cair,namun bila disemprotkan dan mengenai api akan menjadi uap yang

    lebih berat (5 kali) dari udara.

    Halon adalah senyawa hirokarbon atas kelompok yang terdiri atas elemen

    non metalik yang dikenal halogen (florine, chlorine, bromine tau lodine).

    Walau banyak yang termasuk golongan hidrokarbon terhalogenisasi, akan

    tetapi hanya beberapa jenis halon yang sesuai untuk bahan pemadam api.

    Halon tidak mengahantar arus listrik dan efektif untuk memadamkan

  • kebakaran permukaan seperti pada cairan yang mudah terbakar, sebagian

    besar material padat mudah terbakar dan kebakaran listrik

    Prinsip pemadaman jenis APAR halon ini adalah penyelimutan. Yaitu

    dengan cara mendesak udara/oksigen sehingga tidak bercampur dengan

    bahn bakar dan akhirnya api padam.

    Jenis APAR Halon ini berfungsi untuk memadamkan kebakaran jenis api

    kelas B dan C, dalam kebakaran kelas A halon dapat digunakan tetapi

    kurang efesien.

    Keunggulan pemadaman dengan halon adalah bersih dan daya

    pemadamannya sangat tinggi dibandingkan media pemadam lain namun

    halon juga memiliki kelemahan yaitu tidak efektif untuk kebakaran di area

    terbuka dan beracun maka cukup membahayakan terhadap manusia.

    Pada saat tejadi kebakaran, apabila digunakan halon untuk memadamkan

    api maka seluruh penghuni harus meninggalkan ruangan keculi bagi yang

    sudah mengetahui betul cara penggunannya.

    Beberapa jenis halon diantara adalah :

    - Halon 1301 (BTM) bromotriflucromethan CBrF3

    - Halon 1211 (BCF) bromokhlorodifluoromethan CBrCIF2

    - Halon 1201 (DBF) dibromodifluoromethan CBr2F2

    - Halon 1011 (CBM) khlorobromomethan CH2BrCI

    - Halon 1040 (CTC) karbontetrakhlorida CCI4

    - Halon 1001 methylbromide CH3Br

    Jenis gas halon yang dapat digunakan sebagai alat pemadam adalah halon

    1301 (BTM) dan halon 1211 (BCF)

    Halon 1301 (BTM CBrF3) dengan konsentrasi 4% digunakan untuk

    pencegahan kebakaran terhadap alat-alat elektronik.

  • Kebakaran dan jenis Alat Pemadam Api Ringan berdasarkan

    PERMENAKERTRANS RI No. 04/MEN/1980 Lampiran I

    Gol

    Bahan yang

    Terbakar

    Air 9

    liter

    Busa 9

    liter

    Tetrachoorko

    l ostop

    chloorbrom

    methan 1

    liter

    Karbon

    dioksida

    Tepung

    BCF

    9HA

    L C

    P +

    PK

    PG P M

    Kelas

    A Kebakaran pada permukaan

    bahan seperti : kayu, teksil

    VV V V/XXX V V VVV X V

    Kebakaran sampai bagian

    dalam dari bahan seperti kayu,

    majun, arang batu VV V XXX X X VVV X X

    Kebakaran dari barang barang yang jarang terdapat

    dan berharga VV/XX XX XX/XXX X X VVV X V

    Kebakaran dari bahan bahan yang pada pemanasan mudah

    mengurai

    V X XXX X X VVV X X

    Kelas

    B Kebakaran dari bensin, bensol,

    cat ( yg tdk bercam pur dgn

    air )

    XXX V V/XXX VV VVV VV X VV

    Kebakaran dr Alcohol &

    sebangsanya (bercampur air) X X V/XXX V VVV VV X V

    Gas yang Mengalir X X V/XXX V VV

    V

    VV X V

    Kelas

    C

    Panel penghubung, Peti

    penghubung, Sentral telepon,

    Transformator

    XXX XXX VV/XXX VVV V VV X VVV

    Kelas

    D

    Magnesium, Natrium,

    Aluminium

    XXX XXX XXX X XXX VV VVV XXX

    (Sumber : PERMENAKERTRANS RI No. 04/MEN/1980)

    Keterangan

    VVV : Sangat efektif

    VV : Dapat digunakan

    V : Kurang tepat/tidak dianjurkan

    X : Tidak tepat

    XX : Merusak

    XXX : Berbahaya

  • 2. Syarat- syarat tata letak / pemasangan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

    Alat pemadam api ringan ialah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh

    satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran. Bahwa

    dalam rangka untuk mensiap-siagakan pemberantasan pada mula terjadinya

    kebakaran, maka setiap alat pemadam api ringan harus memenuhi syarat-

    syarat keselamatan kerja.

    Berdasarkan peraturan Permenaker No. Per 04/Men/1980 tentang syarat-

    syarat pemasangan dan pemeliharaan APAR, dan UU. No 1 Tahun 1970,

    maka syarat tata letak APAR sebagai berikut :

    1. Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan

    pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil

    serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.

    Artinya APAR digunakan pada saat yang sangat mendesak, jadi otak pun

    biasa panik dan harus dengan cepat melihat APAR tedekat.

    Tanda Menyatakan Tempat Alat Pemadam Api Ringan Yang Dipasang

    Pada Dinding:

    Catatan:

    1. Segi tiga sama sisi dengan warna dasar merah.

    2. Ukuran sisi 35 cm.

    3. Tinggi huruf 3 cm. Berwarna putih.

    4. Tinggi tanda panah 7,5 cm warna putih

    2. Tinggi pemberian tanda pemasangan alat pemadam api ringan adalah 125

    cm dari dasar lantai tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam api

    ringan bersangkutan.

  • Tanda Untuk Menyatakan Tempat Alat Pemadam Yang Dipasang Pada

    Tiang Kolom:

    Catatan:

    1. Warna dasar tanda pemasangan merah.

    2. Lebar ban pada kolom 20 cm sekitar kolom

    3. Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai

    dengan jenis dan penggolongan kebakaran

    4. Penempatan antara alat pemadam api yang satu dengan lainnya atau

    kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali

    ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan Kerja.

    Artinya Untuk penyebaran kemudahan penggunaan pada saat mendesak.

    5. Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah.

  • 6. Dilarang memasang dan menggunakan alat pemadam api ringan yang

    didapati sudah berlubang-lubang atau cacat karena karat.

    7. Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan)

    menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang atau dengan

    konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau peti (box)

    yang tidak dikunci.

    8. Lemari atau peti (box) dapat dikunci dengan syarat bagian depannya

    harus diberi kaca aman (safety glass) dengan tebal maximum 2 mm.

    Artinya Agar mudah diambil dan terlihat, serta untuk melindungi powder

    yang ada didalamnya agar tidak beku karena cuaca yang ada diluarnya.

    Tebal 2 mm untuk mempermudah memecahkan kaca tsb jika hendak

    digunakan.

    9. Sengkang atau konstruksi penguat lainnya seperti Lemari atau peti (box)

    tidak boleh dikunci atau digembok atau diikat mati

    10. Ukuran panjang dan lebar bingkai kaca aman (safety glass) harus

    disesuaikan dengan besarya alat pemadam api ringan yang ada dalam

    lemari atau peti (box) sehingga mudah dikeluarkan.

    11. Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga

    bagian paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari

    permukaan lantai kecuali jenis CO2 dan tepung kering (dry chemical)

    dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak antara dasar alat

    pemadam api ringan tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai.

    Artinya Menyesuaikan standar rata-rata tinggi orang Indonesia agar

    mudah diangkat/dijinjing

  • 12. Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau

    tempat dimana suhu melebihi 49C atau turun sampai minus 44C

    kecuali apabila alat pemadam api ringan tersebut dibuat khusus untuk

    suhu diluar batas tersebut diatas.

    Artinya Jika APAR di tempatkan dibawah suhu 4 derajat Celcius Powder

    akan membeku dan tidak dapat digunakan, jika APAR di tempatkan

    diatas suhu 49 derajat, APAR akan meledak karena akan berpengaruh

    pada tekanan gas yang ada didalam tabung APAR.

    13. Alat pemadam api ringan yang ditempatkan di alam terbuka harus

    dilindungi dengan tutup pengaman.

    14. Terdapat cara penggunaan APAR di dekat tulisan APAR

    Artinya Untuk mempermudah penggunaan APAR jika orang awam yang

    belum pernah training Fire Drill.

  • Contoh cara pemasangan APAR 6 kg jenis ABC di gedung perkantoran

    Cara penggunaan APAR

    Sebelum memutuskan untuk memadamkan api, pastikan bahwa :

    Api yang dihadapi tidak besar dan tidak menyebar. Api dapat cepat

    membesar dan menyebar dalam waktu hanya dua atau tiga menit.

    Anda mempunyai alat pemadam api yang sesuai dengan jenis kebakaran.

    Api tidak menghalangi jalan keluar jika Anda tidak dapat menguasainya.

    Cara yang baik untuk memastikannya adalah dengan membelakangi jalan

    keluar Anda sehingga akses menuju keluar tetap dalam posisi terlindung

    dan api.

    APAR (Alat Pemadam Api Ringan) bekerja. Periksa APAR paling tidak

    satu kali

    dalam sebulan dan kebocoran, atau tanda-tanda kerusakan lainnya. Yakin

    bahwa tekanan sesuai standar rekomendasi. Pada alat pemadam yang

    dilengkapi dengan pengukur tekanan, jarum harus berada di area hijau

    dalam posisi tidak terlalu tinggi atau rendah.

  • Mengerti benar cara menggunakan APAR. Sebab dalam situasi darurat,

    tidak ada cukup waktu untuk membaca cara pengoperasian atau

    penggunaan.

    Hal-hal yang tidak boleh dilakukan pada saat memadamkan api,antara lain :

    Api menyebar dengan cepat. Gunakan APAR hanya ketika api masih

    dalam tahap awal /nyala kecil. Jika api sudah membesar dan menyebar,

    lakukan evakuasi dan telepon pemadam kebakaran.

    Anda tidak tahu apa yang terbakar. Kalau Anda tidak tahu apa yang

    terbakar, Anda tidak akan tahu jenis fire extinguisher apa yang akan

    digunakan. Walaupun Anda mempunyai APAR type ABC, selalu ada

    kemungkinan timbul peledakan yang menimbulkan asap beracun.

    Anda tidak mempunyai APAR yang layak. Salah jenis penggunaan

    APAR dapat membahayakan atau mengancam jiwa.

    Ada banyak asap atau Anda beresiko menghisap asap. Lebih dari 7

    (tujuh) dari 10 (sepuluh) kematian akibat kebakaran disebabkan oleh

    karena menghisap gas beracun yang dihasilkan oleh api.

    Cara memadamkan api yang aman,antara lain :

    Selalu berdiri dekat pintu keluar dibelakang Anda.

    Berdiri jaug beberapa meter dari api,bergerak lebih dekat saat api mulai

    berkurang.

    Gunakan gerakan mengayun dan arahkan ke dasar / pokok api.

    Jika memungkinkan,jangan memadamkan pai seorang diri .Ajaklah

    seseorang untuk membantu Anda.

    Pastikan untuk melihat area sekali lagi untuk memastikan tidak ada yang

    terbakar lagi. Beberapa macam api / kebakaran akan menghasilkan

    sejumlah karbon monoksida, gas beracun yang mematikan dihasilkan

    oleh api / kebakaran. Bahan-bahan seperti wol, sutera, nilon dan plastik

    dapat menghasilkan gas racun yang sangat tinggi kadarnya seperti karbon

    dioksida, hidrogen sianida atau hidrogen klorida yang semua itu dapat

    berakibat fatal.

  • Klasifikasi Bahaya Hunian

    Klasifikasi bahaya hunian ini dimaksudkan untuk dapat disesuaikan

    dengan sarana dan prasarana emergency, klasifikasi tersebut, terdiri dari:

    1. Bahaya kebakaran ringan ialah hunian yang mempunyai nilai

    kemudahan terbakar rendah dan apabila terjadi kebakaran melepaskan

    panas rendah, serta menjalarnya api lambat. Yang termasuk hunian bahaya

    kebakaran ringan antara lain:

    Ibadat

    Perkantoran

    Klub

    Perumahan

    Tempat pendidikan

    Rumah Makan

    Tempat Perawatan

    Hotel

    Lembaga

    Rumah Sakit

    Perpustakaan

    Penjara

    Museum

    2. Bahaya kebakaran sedang kelompok I, yakni hunian yang mempunyai

    kemudahan terbakar rendah penimbunan bahan yang mudah terbakar

    sedang dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 meter dan apabila terjadi

    kebakaran melepaskan panas sedang. Yang termasuk hunian bahaya

    kebakaran sedang kelompok I antara lain:

    - Parkir Mobil

    - Pabrik Susu

    - Pabrik Roti

    - Pabrik Elektronika

    - Pabrik Minuman

    - Binatu

    - Pengalengan

  • - Pabrik Permata

    - Pabrik Barang Gelas

    3. Bahaya kebakaran sedang kelompok II, yakni hunian yang mempunyai nilai

    kemudahan terbakar sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar

    dengan tinggi tidak lebih dari 4 meter dan apabila terjadi kebakaran

    melepaskan panas sedang, sehingga menjalarnya api sedang. Yang

    termasuk hunian bahaya kebakaran sedang kelompok II antara lain:

    - Penggilingan Gandum atau Beras

    - Pabrik Bahan Makanan

    - Pabrik Kimia

    - Pertokoan Dengan Pramuniaga Kurang Dari 50 Orang

    4. Bahaya kebakaran sedang kelompok III, yakni hunian yang mempunyai nilai

    kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran, melepaskan panas

    tinggi, sehingga menjalarnya api cepat. Yang termasuk hunian bahaya

    kebakaran sedang kelompok III antara lain:

    - Pameran

    - Gudang (Cat, Minuman keras)

    - Pabrik Ban

    - Pabrik Permadani

    - Bengkel Mobil

    - Studio Pemancar

    - Penggergajian Kayu

    - Pabrik Pengolahan Tepung

    - Pertokoan Yang Pramuniaga lebih dari 50 orang

    5. Bahaya kebakaran berat, yakni hunian yang mempunyai nilai kemudahan

    terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas tinggi

    dan penjalaran api cepat. Yang termasuk hunian bahaya kebakaran berat:

    - Pabrik Kimia, Bahan Peledak dan Cat

    - Pabrik Korek Api, Kembang Api

    - Pemintalan Benang

    - Studio Film dan Televisi

    - Penyulingan Minyak

  • - Pabrik Karet Busa, Plastik Busa

    Sebagai standar sarana gedung dalam hal keselamatan, sangat penting penggunaan

    tanda/petunjuk untuk jalur evakuasi menuju tempat/lokasi yang aman.

    Berikut ini adalah contoh Tanda atau petunjuk tersebut biasanya bertuliskan,

    "EXIT" , "TANGGA DARURAT" , "JALUR EVAKUASI"