Upload
khaira-khya-arisandy
View
43
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas fix
Citation preview
TUGAS INDIVIDU TEKNOLOGI PENGELOLAAN LIMBAH
PENGOLAHAN LIMBAH
DISUSUN OLEH:
KHAIRA SAKINAH JUFRI
(G311 11 262)
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Limbah merupakan hasil aktifitas manusia di bidang pangan yang
menghasilkan hasil samping/buangan yang telah melewati ambang batas.
Pemanfaatan sumber daya alam secara maksimal memerlukan pengendalian
yang selaras, serasi dan seimbang, karena perubahan dan gangguan
terhadap sumber daya alam dan lingkungan yang tidak terkendali akan
menimbulkan masalah untuk lingkungan manusia. Dimana hal tersebut akan
mengakibatkan pencemaran, keracunan, erosi, banjir dan kekeringan,
sehingga akhirnya dapat mempengaruhi kesejahteraan ummat manusia.
Pada zaman modern ini pembangunan semakin pesat khususnya
bangunan-bangunan industri. Pembangunan disamping berdampak positif
bagi masyarakat dan lingkungannya, dapat pula berdampak negatif.
Kerusakan lingkungan hidup dapat disebabkan oleh penggunaan
teknologi/sarana produksi pertanian secara berlebihan, eksploitasi hutan
tidak terkendali, perladangan berpindah-pindah, serta pencemaran akibat
pemukiman dan industri
Limbah rumah tangga dan industri selain menimbulkan bau yang tidak
sedap, juga menimbulkan pencemaran tanah, air dan udara serta dapat
dijadikan media tumbuh bagi mikro organisme yang membahayakan
manusia. Untuk mengurangi dampak negatif dari limbah yang mungkin timbul
perlu dilakukan berbagai upaya pengolahan limbah secara seksama
sehingga limbah tersebut dapat dimanfaatkan lebih jauh.
B. Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah yang diangkat yaitu :
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan manfaat dari limbah hasil pengolahan industry/rumah tangga
2. Kurangnya pengetahuan mayarakat akan cara pengelolaan limbah yang baik dan tidak merusak lingkungan
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan cara mengolah limbah untuk menambah nilai ekonomi dari limbah itu sendiri.
C. TujuanTujuan yang ingin dicapai yaitu :
1. Untuk mengetahui manfaat yang diperoleh dari limbah tanaman pangan2. Untuk mengetahui cara pengelolaan limbah agar tidak merusak
lingkungan3. Untuk mengetahui cara mengolah limbah untuk menambah nilai ekonomi
dari limbah itu sendiri.
D. ManfaatAdapun manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu :
1. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan manfaat limbah tanaman untuk pakan, pangan, pupuk, dan energi
2. Meningkatnya pengetahuan mayarakat akan cara pengelolaan limbah yang baik dan tidak merusak lingkungan
3. Meningkatkan pendapatan masyarakat
II. TINJAUAN PUSTAKA
KELAPA
Pangan
Rainbow Kukus Ampla (Ampas Kelapa)
Kelapa hasil pertanaman rakyat sering mengalami fluktuasi baik jumlah
maupun harganya. Pada saat kelapa melimpah, harganya akan mengalami
penurunan sampai rendah sekali. Dalam kondisi seperti ini rakyatlah yang
mengalami kerugian, sehingga perlu pemanfaatan yang optimal dari buah kelapa
agar dapat meningkatkan nilai jual dari buah kelapa. Di samping itu upaya
tersebut harus dapat menjamin daya simpan maupun kegunaannya. protein
kasar yang terkandung pada ampas kelapa mencapai 23%, dan kandungan
seratnya yang mudah dicerna merupakan suatu keuntungan tersendiri untuk
menjadikan ampas kelapa sebagai bahan camilan.
Pakan
Silase Dan Amoniasi Daun Kelapa Sawit Sebagai Bahan Makanan Ternak
Susunan daun tanaman kelapa sawit mirip dengan tanaman kelapa yaitu
membentuk susunan daun mejemuk. Daun-daun tersebut akan membentuk
suatu pelapah daun yang panjangnya dapat mencapai kurang lebih 7,5 – 9 m.
jumlah anak daun pada tiap pelepah berkisar antara 250 – 400 helai. Daun muda
yang masih kuncup berwarna kuning pucat. Pada tanah yang subur daun cepat
membuka sehingga makin efektif menjalankan fungsinya sebagai tempat
berlangsung fotosintesa dan juga sebagai alat respirasi. Semakin lama proses
fotosintesa berlangsung, maka semakin banyak bahan makanan yang dibentuk
sehingga produksi tanaman kelapa sawit meningkat.
Tanaman kelapa sawit yang tumbuh normal, pelepah daunnya berjumlah
40 – 60 buah. Daun tua mulai terbentuk sekitar umur 6-7 tahun. Daun kelapa
sawit yang tumbuh sehat dan segar kelihatanberwarna hijau tua. Penggunan
daun kelapa sawit dalam pakan telah dicobakan pada sapi padaging dan sapi
perah. Pada sapi pedaging dan sapi perah, daun kelapa sawit dapat diberikan
30-40% dari makanan.
Daun kelapa sawit dapat dikumpulkan, diproses, diawetkan dan dimanipulasi
kedalam makanan dalam bentuk yang dapat diterima oleh ternak ruminansia.
Hasil penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa daun kelapa sawit dapat
diproses kedalam bentuk pelet dan diawetkan kedalam bentuk silase. Kombinasi
silase daun kelapa sawit dengan konsentrat kedalam makanan yang komplit
pada sapi menghasilkan konsumsi dan pertumbuhan yang baik. Penambahan
urea 0 – 3% pada pembuatan silase dapat diberikan pada ternak sebagai pakan
tambahan
Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa daun sawit tersusun dari 70% serat
kasar dan 22% karbohidrat (berdasarkan bahan kering). Karakteristik ini juga
menunjukkan bahwa daun sawit dapat diawetkan sebagai silase dan telah
diperkirakan bahwa kecernaan bahan kering dapat meningkat 45% dengan
pembuatan silase daun kelapa sawit.
Energi
Biobriket Campuran Batubara Dan Sabut Kelapa
Jenis Polutan Yang Dihasilkan Pada Pembakaran Bahan Bakar
Secara teoritis pembakaran bahan bakar menghasilkan CO2 dan H2O saja,
padahal kenyataannya pembakaran pada bahan bakar banyak yang tidak
sempurna dimana akan menimbulkan zat-zat polutan yang berbahaya terhadap
kesehatan manusia. Adapun beberapa polutan dari bahan bakar antara lain :
Sulfur Dioksida (SOx), Carbon Monoksida (CO), Oksida nitrogen (NOx ), Oksidan
(O3), Hidrokarbon (HC), Khlorin ( Cl2), Partikel Debu, Timah Hitam (Pb), Besi
(Fe).
Sabut kelapa merupakan bagian dari kelapa yang termasuk dalam familia
palmae. Sabut kelapa merupakan bagian yang cukup banyak dari buah kelapa,
yaitu kurang lebih 35% dari berat keseluruhan buah.
Perekat pati dikelompokkan sebagai perekat alam dengan perekat dasar
karbohidrat. Keuntungan penggunaan perekat pati antara lain : harga lebih
murah, mudah pemakaiannya, dapat menghasilkan kekuatan rekat kering yang
tinggi. Selain itu perekat pati juga memiliki kelemahan seperti : ketahanan
terhadap air yang rendah untuk perekatan awal sehingga bersifat sementara
(dalam kayu lapis), mudah diserang jamur, bakteri, dan binatang pemakan pati.
Pupuk
Pupuk cair dari sabuk kelapa
Meski memiliki kelemahan pupuk organik cair mempunyai banyak kelebihan
dan keuntungan. Penggunaan pupuk organik membuat tanah menjadi gembur
sehingga mudah terjadi sirkulasi udara dan mudah ditembus perakaran tanaman.
Untuk tanah yang bertekstur pasiran bahan organik akan meningkatkan
pengikatan antar partikel tanah dan meningkatkan kemampuan mengikat air.
Selain memperbaiki sifat fisik tanah pupuk organik juga memperbaiki sifat kimia
tanah, yaitu dengan membantu proses pelapukan bahan mineral. Bahan organik
juga memberikan makanan bagi kehidupan mikrobia dalam tanah. Bahan organik
dalam tanah mempengaruhi jumlah mikrobia yang ada dalam tanah.
Pupuk cair dari sabut kelapa memiliki PH 7.Pada pembuatan pupuk cair
dari sabut kelapa tidak memerlukan bantuan mikroorganisme,pupuk tersebut
hanyalah di rendam selama 2 minggu. Dalam mengecek PH pupuk cair dari
sabut kelapa ada dua cara yang kami lakukan,yaitu cara dengan kertas universal
dan dengan menggunakan cairan. Cara menggunakan kertas universal
yaitu,pertama-tama kami ambil pupuk cair dari sabut kelapa 10 ml,kemudian
kami masukan ke gelas beker ukuran 150 ml.kami encerkan dengan air
sebanyak 150 ml kemudian kertas universal kami celupkan dan kertas universal
tersebut akan bewarna.Sedangkan dengan menggunakan metode cairan adalah
enceran tersebut dikasih 1 tetes cairan.
PADI
PANGAN
Menurut definisinya, dedak (bran) adalah hasil samping proses penggilingan
padi, terdiri atas lapisan sebelah luar butiran padi dengan sejumlah lembaga biji.
Sementara bekatul (polish) adalah lapisan sebelah dalam dari butiran padi,
termasuk sebagian kecil endosperm berpati. Namun, karena alat penggilingan
padi tidak memisahkan antara dedak dan bekatul maka umumnya dedak dan
bekatul bercampur menjadi satu dan disebut dengan dedak atau bekatul saja.
Minyak dedak atau lebih dikenal dengan rice bran oil merupakan minyak hasil
ekstraksi dedak padi. Minyak dedak dapat dikonsumsi dan mengandung vitamin,
antioksidan serta nutrisi yang diperlukan tubuh manusia. Minyak dedak
mengandung beberapa jenis lemak, yaitu 47% lemak monounsaturated, 33%
polyunsaturated, dan 20% saturated, serta asam lemak yaitu asam oleat 38,4%,
linoleat 34,4%, linolenat 2,2%, palmitat 21,5%, dan stearat 2,9%. Minyak dedak
juga mengandung antioksidan alami tokoferol, tokotrienol, dan orizanol yang
bermanfaat melawan radikal bebas dalam tubuh terutama sel kanker, serta
membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Orizanol merupakan
antioksidan yang sangat kuat dan hanya ditemukan pada minyak dedak.
Senyawa ini lebih aktif daripada vitamin E dalam melawan radikal bebas, dan
dipercaya sangat efektif menurunkan kolesterol dalam darah dan kolesterol liver,
serta menghambat waktu menopause.
Minyak dedak memiliki aroma dan tampilan yang baik serta nilai titik asapnya
cukup tinggi (254oC). Dengan nilai titik asap yang paling tinggi dibandingkan
minyak nabati lainnya maka minyak dedak merupakan minyak goreng terbaik
dibanding minyak kelapa, minyak sawit maupun minyak jagung.
PAKAN
Pemanfaatan jerami yang telah difermentasi untuk menjadi pakan ternak lebih
menguntungkan, terutama bagi petani yang juga memiliki ternak, karena mudah
didapat dan kandungan nutrisinya sama dengan rumput segar. Jerami yang
sudah difermentasikan kandungan proteinnya sama dengan rumput segar sekitar
7 persen. Bahannya juga mudah didapat karena biasanya petani hanya
membakar atau membuang jerami tersebut. Proses fermentasi jerami hanya
memakan waktu sekitar 21 hari, hanya dengan menebar pupuk urea dan
probiotik serta jerami disusun dalam lapisan-lapisan.
Untuk satu ton jerami diperlukan 2,5 kg urea. Jerami yang sudah difermentasi
ini mempunyai kelebihan yaitu, serat-seratnya sudah terurai sehingga lebih
mudah dicerna, kandungan nitrogen lebih tinggi karena urea yang digunakan
juga mengandung nitrogen, serta kadar protein lebih tinggi daripada jerami
segar.
Pada saat musim kemarau, pemanfaatan jerami fermentasi ini layak
diperhitungkan karena rumput segar biasanya sulit diperoleh. Namun belum
banyak petani yang melihat potensi limbah jerami untuk dimanfaatkan menjadi
pakan ternak. Umumnya petani hanya membakar atau membuang jerami
tersebut. Atau kalaupun diberikan ke ternak, masih dalam bentuk jerami segar
yang kandungan nutrisinya sudah lebih rendah. Selain jerami fermentasi, jenis
pakan yang direkomendasikan adalah limbah tanaman kacang-kacangan yang
mempunyai kandungan protein lebih tinggi daripada rumput dan jerami
fermentasi. Biasanya setelah panen kacang tanah atau kedelai, petani
memberikan limbah tanaman tersebut untuk ternak. Namun sisanya tidak
difermentasikan sehingga lebih tahan lama, hanya dibiarkan hingga akhirnya
membusuk dan dibuang. Beberapa jenis dedaunan dari pohon lamtoro, gamal,
kaliandra, akasia dan sengon juga mengandung kadar nutrisi yang tinggi
Proses fermentasi jerami berbeda dengan amoniasi yang merupakan
proses perombakan dari struktur keras menjadi struktur yang lebih lunak. Dengan
demikian yang berubah dalam proses amoniasi hanyalah struktur fisiknya saja
dan penambahan unsur N. Sedangkan fermentasi jerami merupakan proses
perombakan struktur keras secara fisik, kimia dan biologi, sehingga bahan
dengan struktur yang kompleks akan berubah menjadi lebih sederhana, dan hal
tersebut menyebabkan daya cerna ternak menjadi lebih efisien.
ENERGI
SEKAM PADI SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF
Biomassa merupakan sumber energi yang menarik untuk dikembangkan karena
melimpahnya persediaan bahan baku biomassa di muka bumi dan sifatnya yang
dapat diperbaharui. Hal ini menjadikan biomassa merupakan sumber energi
alternatif yang paling menarik karena kemudahan untuk memperbaharuinya dan
dapat direproduksi melalui biokonversi karbon dioksida oleh tumbuhan. Etanol
yang diproduksi dari biomassa pada saat ini adalah bahan bakar hayati (biofuel)
yang banyak mencampurkannya dengan bensin. Beberapa tahun belakangan ini,
telah dilakukan pengembangan biomassa selulosik (selulosa dan hemiselulosa)
seperti limbah pertanian dan pengolahan hutan, kertas bekas, dan limbah
industri sebagai sumber gula, untuk selanjutnya difermentasikan menjadi etanol.
Bioetanol dapat mengurangi emisi gas karbon dioksida, dan proses fotosintesis
pada produksi biomassa akan menyerap gas karbon dioksida yang dihasilkan
dari pembakaran bahan bakar fosil. Diantara biomassa, selulosa adalah
karbohidrat yang paling melimpah dan mudah diperbarui. Akhir-akhir ini, banyak
peneliti mengungkapkan bahwa limbah yang mengandung selulosa dapat
digunakan sebagai sumber gula yang murah dan mudah didapat untuk
menggantikan bahan pati dalam proses fermentasi (Graf & Koehler, 2000).
Sumber selulosa yang dapat digunakan diantaranya adalah sisa-sisa pertanian
dan hasil hutan, kertas bekas, dan limbah industri.
Produksi etanol nasional pada tahun 2006 mencapai 200 juta liter.
Kebutuhan etanol nasional pada tahun 2007 diperkirakan mencapai 900 juta
kiloliter. Saat ini bioetanol diproduksi dari tetes tebu, singkong maupun dari
jagung. Salah satu alternatif bahan baku pembuatan bioetanol adalah biomassa
berselulosa. Biomassa berselulosa merupakan sumber daya alam yang
berlimpah dan murah yang memiliki potensi mendukung produksi komersial
industri bahan bakar seperti etanol dan butanol. Selain dikonversi menjadi
biofuel, biomassa berselulosa juga dapat mendukung produksi komersial industri
kimia seperti asam organik, aseton atau gliserol. Produksi jerami padi dapat
mencapai 10 - 15 ton per hektar per panen, bervariasi tergantung pada lokasi
dan jenis varietas tanaman padi yang digunakan. Produksi padi nasional
mencapai 54,75 juta ton pertahun pada tahun 2006, sedangkan pada tahun 2007
mencapai 57 juta ton. Peningkatan produksi padi juga diiringi peningkatan limbah
jerami padi. Oleh karena itu, ketergantungan Indonesia kepada sumber energi
dari bahan bakar fosil harus segera dialihkan ke sumber enegi terbarukan.
Dalam proses penggilingan padi menjadi beras, ada produk-produk sampingan
yang berupa limbah yang bila dibiarkan atau dikelola secara kurang bijaksana
akan merugikan manusia karena terjadinya pencemaran lingkungan ekosisitem
tersebut dan juga pencemaran udara akibat pembakaran limbah tersebut.
Limbah dalam proses penggilingan padi yang terbesar adalah sekam padi,
biasanya diperoleh sekam sekitar 20 – 30 % dari bobot gabah, hasil lainnya
dedak antara 8 – 12 %. Sekam dengan persentase yang tinggi tersebut dapat
menimbulkan problem lingkungan.
Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis terdiri dari
dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses
penggilingan padi sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa
atau limbah penggilingan, yang bila dibiarkan akan mencemari lingkungan
sekitarnya.
Ditinjau dari komposisi kimiai, sekam padi mengandung beberapa unsur
kimia penting, menurut DTC-IPB kandungan kimiawi sekam sebagai berikut,
karbon (zat arang) 1.33 %, Hidrogen 1.54 %, Oksigen 33.64 % dan silika 16.98
%. Dengan komposisi kandungan kimia tersebut sekam dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan di antaranya : 1. Sebagai bahan baku pada industry
kimia, 2. Sebagai bahan bangunan terutama kandungan silica (Si02) yang dapat
digunakan untuk campuran pada pembuatan semen Portland dan 3. Sebagai
sumber energy panas pada berbagai keperluan manusia, kadar selulosa yang
cukup tinggi dapat memberikan pembakaran yang merata dan stabil. Sekam
memiliki kerapatan jenis (bulk densil) 125 kg/m3, dengan nilai kalori 1 kg sekam
sebesar 3300 k. kalori (Houston, 1972).
KOMPOR GASIFIKASI SEKAM PADI
Berdasarkan realita yang terjadi pada saat ini, yaitu bahwa konsumsi minyak
bumi dan gas semakin meningkat dan di sisi lain tersedianya berbagai limbah
khususnya pertanian yang berupa biomassa, dengan demikian sudah waktunya
teknologi gasifikasi biomassa dikembangkan dan diimplementasikan di Indonesia
untuk mengolah biomassa sebagai sumber energy alternative yang terbarukan.
Proses gasifikasi adalah suatu proses pembentukan bahan bakar gas (CO, H2,
dan metana (CH4) dari reaksi kimia bahan baku padatan yang bersifat
Carboneseos dan Cellulose misalnya sekam padi, kayu, batubara dan limbah
pertanian dan kehutanan.
Kompor gasifikasi sekam padi adalah suatu alat yang dikembangkan untuk
memasak dengan memanfaatkan sekam padi sebagai bahan bakarnya, dengan
proses gasifikasi yaitu mengolah biomassa (sekam padi) menjadi bahan bakar
gas yang hampir serupa dengan gas .
Pepaya
Pangan
Batang daun pepaya yang pahit dan bergetah membuat banyak orang
beranggapan bahwa batang daun pepaya tidak bisa diolaah menjadi makanan.
Sehingga banyak orang yang membuang bagian itu dan hanya menjadi sampah
saja. Batang daun pepaya sering digunakan sebagai makanan ulat. Dari situ,
penulis beranggapan sesuatu yang tidak berbahaya dimakan hewan juga tidak
berbahaya dimakan manusia. Salah satu jalan keluar untuk mengurangi sampah
dari batang daun pepaya dan membuktikan anggapan penulis maka penulis
membuat terobosan baru dengan mengolah batang daun pepaya menjadi
makanan yang enak dan bergizi. Salah satu makanan yang dapat dibuat adalah
manisan batang daun pepaya yang renyah dan enak.
Energi
Seluruh gula di dalam pepaya bisa diubah menjadi etanol, maka etanol
yang bisa diproduksi sekitar 5.1%. Satu ton buah afkir, teoritisnya, bisa
menghasilkan 51kg ethanol absolute. Realitasnya efisiensinya tidak pernah
100%. Mungkin hanya 85-90% yang bisa diambil. Demikian juga kadar etanolnya
mungkin 60%, 80%, atau 95%.
Pakan
Penggunaan kulit buah pepaya sebagai campuran makanan ternak Babi
masih jarang digunakan, kecuali pada beberapa peternakan sapi potong
tradisional, dan hasilnya menurut para peternak, daging dari sapi-sapi yang diberi
kulit buah pepaya segar menjadi lebih merah dan dagingnya lebih padat.
Berdasarkan hal tersebut diatas, kulit buah pepaya dapat dimanfaatkan sebagai
campuran pakan ternak karena berpotensi sebagai sumber protein nabati. Hal ini
menunjukan bahwa potensi kulit buah pepaya adalah 30% dari tiap buah papaya,
oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang berapa besar tingkat
pemberian kulit buah pepaya dalam bentuk tepung sebagai bahan pakan ternak
dalam ransum yang dapat meningkatkan produktivitas ternak.
Di dalam kulit buah pepaya masih terdapat kandungan nutrisi yang tinggi
sehingga diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pakan alternatif untuk
ternak. Kulit buah pepaya memiliki kekurangan yaitu mudah busuk, oleh karena
itu untuk mengatasinya maka kulit buah pepaya dijadikan tepung sehingga
menjadi lebih tahan lama. Tepung kulit buah pepaya memiliki kandungan nutrisi
antara lain protein kasar 24,85%, serat kasar 18,52%, lemak kasar 8,87%, abu
8,52%, kalsium 2,39% dan phosphor 0,88% dan Fe 0,385%. Kulit buah pepaya
memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga diharapkan dapat menjadi salah
satu bahan pakan alternatif sumber protein yang dapat mengganti atau
mengurangi penggunaan bahan pakan sumber protein lainnya seperti bungkil
kedelai dan lain-lain. oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang berapa
besar tingkat pemberian kulit buah pepaya dalam bentuk tepung sebagai bahan
pakan ternak dalam ransum yang dapat meningkatkan produktivitas ternak. Di
dalam kulit buah pepaya masih terdapat kandungan nutrisi yang tinggi sehingga
diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pakan alternatif untuk ternak.
III. METODE PEMBUATAN
Kelapa
Pangan
Langkah pertama adalah memasukan ampas kelapa ke panci kemudian
menambahkan sagu dan gula. Setelah itu di aduk hingga merata tambahkan
pewarna makanan sesuai selera dan pisah kan antara warna yang berbeda.
Langkah kedua adalah oleskan margarin pada loyang kemudian masukan
adonan ke loyang dan ratan adonan dalam loyang.
Langkah ketiga adalah nyalakan kompor dan letakan tempat pengukus di atas
api sedang. Setelah air dalam pengukus terlihat mendidih masukan adonan yang
ada di dalam loyang, tunggu hingga matang dan mengembang.
Pakan
Daun Kelapa Sawit Sebagai Bahan Makanan Ternak
Silase daun kelapa sawit diproses dengan mencacah daun kelapa sawit
sebanyak ± 20 kg menjadi potongan sepanjang 2 – 3 cm. Daun kelapa sawit
yang telah dicacah kemudian ditimbang sebanyak 5 kg. Cacahan daun kelapa
sawit sebanyak 1 kg (kering udara) kemudian diperciki dengan larutan yang
mengandung 1% urea diaduk secara merata kemudian dicampur dengan bahan
aditif berupa tepung gaplek (4% untuk setiap 1 kg daun kelapa sawit kering
udara) sampai benar-benar homogen. Bahan yang telah dicampur dimasukkan
kedalam kantong plastik ukuran 5 kg, didapatkan dan ditutup rapat agar kedap
udara dan disimpan selama 40 hari. Sebelum diberikan ke ternak silase diangin-
anginkan selama 2 jam.
Energi alternatif
Batubara kualitas rendah (lignite) yang masih asli dan belum mengalami
proses pengolahan.
- Sabut kelapa
- Bahan perekat yaitu tepung pati
- Batu kapur (limestone) sebagai bahan pengikat polutan
- Gas LPG, sebagai bahan bakar untuk memanaskan tungku pada proses
pembakaran biobriket.
Pengolahan Bahan Baku
- Penghalusan batubara menjadi serbuk
- Pencacahan sabut kelapa menjadi serbuk
- Pembuatan bahan perekat
Pembuatan Biobriket
- Pencampuran bahan baku
Batu bara, sabut kelapa, bahan perekat dan lime stone dicampur hingga rata
dengan komposisi batu bara : sabut kelapa = 10% : 90%, 20% : 80%, 30% :
70%. (dalam hal ini prosentase bahan perekat dan limestone diabaikan dan
dianggap homogen)
- Pencetakan biobriket Bahan baku yang telah tercampur rata dimasukkan ke
dalam cetakan yang berbentuk silinder dengan diameter 1,5 cm dan tinggi 1,75
cm.
- Pengepresan
Setelah bahan baku dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dilakukan
pengepresan dengan tekanan 100 kg/cm2 dan didiamkan selama 10 menit.
Setelah itu biobriket dikeluarkan dari cetakan dan dikeringkan di tempat yang
tidak terkena sinar matahari secara langsung selama 3 hari.
Pupuk sabuk kelapa
Pembuatan pupuk kompos adalah pengolahan limbah paling populer, juga
paling mudah. Sisa-sisa sampah rumah tangga organik hampir semua dapat
dijadikan penyubur tanaman ini. Sederhananya, sampah di timbun dan di balik-
balik secara berkala, Lalu tinggal menunggu jadi. Berikut Cara pembuatan
pupuk Kompos Cair.
Pembuatan Pupuk Kompos Cair sangat sederahana. Pertam-tama siapkan alat
dan bahan sebagai berikut :
* Sabut Kelapa ( 3 Bagian )
* Kotoran Kambing ( 1 Bagian )
* Air Tanah atau Sumur
* Golok
* Karung Plastik berpori-pori besar atau kasa nyamuk
* Ember dengan tutupnya
Cara Pembuatan :
1. Cacahlah sabut kelapa sampai menjadi potongan-potongan kecil, dengan
ukuran kira-kira 3 x 3 cm. Pencacahan tersebut dilakukan untuk merangsang
sabut untuk mengeluarkan lebih banyak lagi getah. Ini ditandai dengan
munculnya aroma khas kelapa dari cacahan serabut tadi.
2. Masukkan potongan serabut tadi ke dalam karung. Ikat bagian atas karung.
Langkah ini dilakukan karena sabut dan karung masih digunakan untuk
pembuatan pupuk kompos cair sekali lagi.
3. Rendamlah karung tersebut kedalam ember berisi air. Tingginya air
disesuaikan dengan banyaknya sabut. Usahakan semua bagian sabut terendam
air. Tambahkan kotoran kambing ke dalam ember.
4. Tutup rapat ember tersebut, dan diamkan selama seminggu. Pada umur dua
minggu cairan kompos dalam ember dapat digunakan.
Kompos cair yang dihasilkan konsentrasinya masih tinggi. karena itu, sebelum
disiramkan ke tanaman, terlebih dulu kompos cair 1 bagian, dan air 3-4 bagian.
Pemakainya cukup satu kali seminggu, disiramkan langsung ke media tanaman.
Padi
Pangan
Pengolahan minyak dedak meliputi dua faktor penting yaitu stabilisasi dan
ekstraksi. Stabilisasi bertujuan untuk menghancurkan enzim lipase yang ada
dalam dedak sehingga rendemen minyak meningkat dan kadar asam lemak
bebas menurun. Stabilisasi dapat dilakukan secara kimiawi atau menggunakan
panas. Stabilisasi dengan panas menyebabkan enzim lipase dalam dedak
terdeaktivasi pada suhu 100-120oC dalam waktu beberapa menit. Pemanasan
dilakukan dengan injeksi uap panas, kontak dengan udara panas,
pemanggangan atau pemasakan ekstrusif. Ekstraksi dengan menggunakan
pelarut mudah menguap merupakan cara terbaik untuk mengambil minyak dedak
yang kadarnya kurang dari 25%. Selanjutnya minyak dedak hasil ekstraksi
dipisahkan melalui penguapan.
Minyak dedak hasil ekstraksi selanjutnya dipurifikasi atau dimurnikan.
Pemurnian minyak dedak sama dengan pemurnian minyak nabati lainnya.
Pemurnian pada dasarnya bertujuan untuk menghilangkan senyawa lilin
(dewaxing), fosfatida (degumming), asam lemak bebas (saponification), pewarna
(bleaching), dan bau (deodorization). Jika diinginkan minyak yang dapat
disimpan pada suhu rendah maka pemurnian dilengkapi dengan proses
winterization.
Pakan
Campur secara merata Starbio dan urea dengan perbandingan 1:1 yaitu 6
kg starbio dan 6 kg urea, kemudian jerami padi ditumpuk, dengan ketinggian
kurang lebih 30 cm lalu diinjak-injak. Taburi campuran starbio dan urea,
kemudian siram dengan air jika diperlukan (apabila kadar air jerami yang
digunakan kurang dari 60%), sehingga kelembaban jerami menjadi sekitar 60%
yang ditandai jika jerami diremas-remas dengan tangan tidak meneteskan air,
namun tangan basah, kemudian tumpuk kembali jerami padi, di atas tumpukan
sebelumnya, lalu ditaburi kembali dengan campiran starbio dan urea, siram
dengan air jika perlu. Lakukan kembali prosedur 4, dan demikian seterusnya
sampai jerami habis diperlakukan, atau tumpukan jerami sekitar 1,5 meter atau
semampunya menjangkau. Tumpukan jerami dibiarkan selama 21 hari (tidak
perlu diapa-apakan) Setelah 21 hari jerami padi dibongkar dan diangin-anginkan
atau dikeringkan di bawah sinar matahari. Jerami padi siap diberikan ternak atau
distok, digulung, dipak atau disimpan dalam gudang. Proses fermentasi jerami ini
harus dilakukan di tempat teduh atau tempat yang terhidar dari panas matahari
dan air hujan. Namun tidak perlu ditutup, cukup diberikan penahan baik dari
samping maupun bagian atas agar tidak dirusak oleh ternak seperti ayam. Selain
jerami padi, bahan lain yang dapat difermentasi dan digunakan sebagai pakan
ternak, adalah alang-alang, pucuk tebu, kulit kakao dan lainnya. Tanaman Alang-
alang yang difermentasi harus dilayukan terlebih dahulu dan dipotong-potong
dengan panjang anatara 5-10 cm. Bahan lainnya sama yaitu, starbio dan urea.
Urea dalam proses fermentasi bermanfaat untuk mensuplai NH3
(amoniak), yang akan digunakan sebagai sumber energi bagi mikroba dalam
proses fermentasi, sehingga urea dapat dinyatakan hanya sebagai katalisator,
bukan sebagai penambah nutrisi pakan. Jerami fermentasi, akan memiliki Total
Digestible Nutrien (TDN), atau bahan yang dapat dicerna mencapai 70%.
Sebagai perbandingan, rumput atau hijauan berserat memiliki TDN maksimum
50%.
Energi
I. Tahap pengeringan : Pada tahap ini bahan baku akan mengalami
pengeringan akibat panas reaksi dari tahap oksidasi.
II. Tahap pirolisa : Bahan baku yang turun lebih ke bawah akan mengalami
pemanasan pada suhu yang lebih tinggi lagi yang menyebabkan bahan baku
terpecah menjadi arang, tar, minyak, gas dan produk pirolisa lain.
III. Tahap oksidasi : Bahan hasil tahap pirolisa akan teroksidasi oleh oksigen dari
udara. Panas yang dihasilkan dari reaksi ini digunakan untuk proses
pengeringan, pirolisa dan reaksi endoterm lainnya.
IV. Tahap reduksi : Di bawah daerah oksidasi terjadi reaksi reduksi, reaksi tukar
dan metamasi gas yang bernilai kalor terutama dihasilkan di tahap ini.
Pepaya
Pangan
Manisan batang daun pepaya
1. Mencuci 5 batang daun pepaya muda setelah pemetikan
2. Mengupas semua batang daun pepaya.
3. Memotong 3 batang daun pepaya kecil-kecil mamanjang dan yang lain
berbentuk bunga.
4. Mencuci kembali batang daun pepaya yang telah dipotong.
5. Menambahkan tumbukan daun suji ke dalam air yang berisi potongan-potongan
batang daun pepaya dan garam.
6. Memasak garam dan potongan-potongan batang daun pepaya dalam panci
yang berisi air hingga mendidih.
7. Mendiamkan rendaman tersebut selama 6 jam
8. Setelah perendaman garam selama 6 jam, batang daun pepaya kemudian
ditiriskan hingga kering.
9. Langkah selanjutnya memindahkan batang daun pepaya ke dalam toples dan
memberi gula pasir secara bertahap setiap dua jam, kemudian ditutup dan
mendiamkan hingga gula menjadi larutan
10. Langkah terakhir, mengkreasikan potongan-potongan manisan batang daun
pepaya dengan memberi tusuk gigi sehingga berbentuk roll dan bunga
Energi
1. Buah pepaya dihancurkan.
2. Masukkan Urea & NPK ke dalam drum dan dicampur hingga merata.
3. Encerkan yeast dengan air hangat-hangat kuku, diaduk sampai muncul
buihnya.
4. Masukkan ragi ke dalam sari buah dan diaduk sampai tercampir merata.
5. Sari buah difermermentasi selama 72 jam sampai tidak muncul buih
6. Sari buah diperas dan diambil airnya
7. Kemudian didestilasi untuk mendapatkan etanol
Pakan
Pembuatan pakan ternak dari limbah kulit pepaya
Bahan :
Kulit buah pepaya basah/segar 1 ton (KA 85%);
Probiotik starbio 3 kg
Pupuk urea 6 kg
Terpal plastik
Cara Pembuatan :
Kulit buah pepaya dicacah dengan menggunakan parang atau chopper
(manual atau elektrik).
Keringkan kulit buah kakao diatas terpal plastik dengan penyinaran
matahari selama 6 jam atau sampai kadar air 70 %.
Kulit buah pepaya yang sudah dikeringkan dicampurkan dengan
starbio + urea sesuai takaran lalu aduk sampai rata.
Masukkan dalam karung plastik /terpal plastik kemudian diikat.
Setelah 2 minggu hasil fermentasi dibongkar kemudian di keringkan
dengan cara diangin-anginkan, setelah kering baru digiling dengan
mesin penggiling tepung.
Pemberian pakan hasil fermentasi pada ternak dengan cara dicampur
air dan ditambah konsentrat.
IV. PEMBAHASAN
A. Padi
Limbah jerami padi memiliki potensi yang luar biasa tapi belum
dimanfaatkan untuk makanan ternak. Padahal dengan penghancuran dinding
sel, lignin dan selulose yang ada pada jerami tersebut dapat meningkatkan
mutu jerami sebagai pakan. Hal ini sesuai dengan BPMU (2009) bahwa, dari
hasil penelitian-penelitian yang sudah ada, nilai gizi (nutritive value) jerami
padi dapat ditingkatkan dengan berbagai perlakuan. Prinsip dasar
peningkatan mutu jerami padi ini adalah penghancuran dinding sel, lignin dan
selulose yang ada pada jerami tersebut.
Jerami juga dapat menghasilkan etanol melalui proses enzimasi
dimana proses ini juga menghasilkan produk sampingan yang juga berfungsi
sebagai sumber energi utamaanya sebagai bahan bakar yaitu lignin. Hai ini
sesuai dengan Ridwan (2014) bahwa, Lignin yang dihasilkan dari limbah ini
sekaligus dapat menjadi bahan bakar, seperti halnya batu bara untuk
membangkitkan mesin pembuat etanol. Pembuatan etanol berbahan baku
jerami dapat memotong pasokan BBM secara signifikan. Limbah tersebut
sekaligus berperan sebagai bahan bakar mesin namun masih sulit
dipasarkan dalam skala luas.
B. KELAPA
Tanaman kelapa telah sejak ratusan tahun di kenal di seluruh kepulauan
Nusantara. Kelapa merupakan salah satu penghasil bahan makanan yang
sangat penting dalam kehidupan rakyat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari
kenyataan bahwa 75% dari minyak nabati dan 8% dari konsumsi protein
bersumber dari kelapa. Selain itu tanaman kelapa merupakan tanaman serba
guna, yang keseluruhan bagiannya dapat dimanfaatkan bagi kehidupan
manusia dan menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu kelapa mempunyai
arti yang sangat penting bagi kehidupan dan perekonomian di Indonesia.
Kelapa hasil pertanaman rakyat sering mengalami fluktuasi baik jumlah
maupun harganya. Pada saat kelapa melimpah, harganya akan mengalami
penurunan sampai rendah sekali. Dalam kondisi seperti ini rakyatlah yang
mengalami kerugian, sehingga perlu pemanfaatan yang optimal dari buah
kelapa agar dapat meningkatkan nilai jual dari buah kelapa
C. PEPAYA
Pohon pepaya adalah salah satu pohon yang multi guna yang ada
disekitar kita. Selain untuk pengobatan, sebagian masyarakat juga
menggunakannya sebagai bahan makanan. Buah pohon pepaya sangat
digemari oleh banyak orang, kandungan vitamin A di dalam buah pohon
pepaya menambah daya tarik masyarakat terhadap buah pepaya. Sebelum
menjadi buah tentu saja mengalami fase bunga. Penggemar bunga pohon
pepaya juga tak kalah sedikit dengan penggemar buah pepaya. Bunga pohon
pepaya di gunakan sebagai masakan yang rasanya enak. Bagian yang lain
yaitu daun pohon pepaya, hampir stiap orang sudah tahu bagaimana rasa
daun pohon pepaya . walaupun daun pohon pepaya pahit, namun tak sedikit
orang yang menggemari masakan dari daun pepaya. Selain digunakan
sebagai makanan, daun pepaya digunakan untuk jamu, jamu dari daun
pepaya dipercaya masyarakat jawa dapat menambah nafsu makan. Saat kita
membuat jamu ataupun masakan kita sering membuang bagian yang menurut
kita itu sudah tidak bisa diolah lagi, yaitu bagian batang daun pepaya.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh yaitu :
1. Limbah tanaman pangan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
pembuatan pakan, penghasil energi, bahan baku pembuatan pupuk, dan
dapat dimanfaatkan oleh industry pangan.
2. Limbah yang dihasilkan dari suatu proses produksi sebaiknya lansung
diolah agar tidak menimbulkan dampak negative bagi lingkungan seperti
pencemaran bau.
3. Pengolahan limbah yang tepat dapat menambah nilai ekonomi dari
limbah itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
BPMU. 2009. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37262/4/Chapter %20II.pdf. Diakses pada tanggal 15 September 2014.
Didiek H.G dan Y. Away., 2004. Orgadek, Aktivator Pengomposan. Pengembangan Hasil Penelitian Unit Penelitian Bioteknologi Perkebunan Bogor.
Elisabeth. 2014. Limbah kakao untuk pangan. http://pustaka.litbang.deptan.go.idpublikasiwr284063.pdf. Diakses pada tanggal 15 September 2014
Hakim, Adiningsih, Rochayati S., 1986. Peranan Bahan Organik dalam Meningkatkan Efisiensi Pupuk dan Produktivitas Tanah. Prosiding Lokakarya Nasional Efisiensi Pupuk. Puslittan, Bogor.
Ridwan. 2014. Jerami sebagai penghasil lignin dan etanol. http://www.diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/berita/detailberita/234. Diakses pada tanggal 15 September 2014
Tajung, 2011. Pupuk. http://repository.usu.ac.id /bitstream/123456789/411 08/3/Chapter %20II.pdf. . Diakses pada tanggal 15 September 2014.
http://lordbroken.wordpress.com/2010/12/01/pemanfaatan-parutan-kelapa/
https://www.google.com /karya ilmiah batang pepaya/Manfaat Pepaya Daun, Bunga, Biji & Akar Pepaya _ EBOOK INABUY.htm
Anonymous. 1997. Peningkatan Limbah Berserat dengan Starbio untuk pakanTernak Ruminansia. CV. Lembah Hijau Multifarm Indonesia, Jakarta
Joko, S. 2005, Pengolahan Sampah Kota menjadi biobriket sebagai salah satu bahan bakar alternatif, UMS
http://ferialifianto.blogspot.com/2011/04/pembuatan-Pakan-sabut-kelapa.html