Upload
fadhana-a-putra
View
36
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS
TEKNIK PONDASI
Disusun Oleh:
Fadhana Anggara Putra
(105060103111004)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN SIPIL
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 METODE PENELITIAN
1.DAYA DUKUNG TERZAGHI
ANALISA TERZAGHI :
Terzaghi (1943) menganalisis daya dukung tanah dengan beberapa anggapan, yaitu:
(1) Fondasi memanjang tak terhingga.
(2) Tanah di dasar fondasi homogen.
(3) Berat tanah di atas dasar fondasi dapat digantikan dengan beban terbagi rata
sebesar Po = Df γ, dengan Df adalah kedalaman dasar fondasi dan γ adalah berat
volume tanah di atas dasar fondasi.
(4) Tahanan geser tanah di atas dasar fondasi diabaikan.
(5) Dasar fondasi kasar.
(6) Bidang keruntuhan terdiri dari lengkung spiral logaritmis dan linier.
(7) Baji tanah yang terbentuk di dasar fondagi dalam kedudukan elastis dan bergerak
bersama-sama dengan dasar fondasinya.
(8) Pertemuan antara, sisi baji dan dasar fondasi membentuk sudut sebesar sudut
gesek dalam tanah φ.
(9) Berlaku prinsip superposi
Gambar 1. a. Pembebanan fondasi dan bentuk bidang geser
b.Bentuk keruntuhan dalam analisis kapasitas dukung.
c. Distribusi tekanan pasif pada permukaan BD
Persamaan umum untuk daya dukung ultimit pada fondasi memanjang
qu = cNc + poNq + 0,5γBN γ (1)
Karena po = Df.γ maka dapat pula dinyatakan dengan :
qu = cNc + Df.γNq + 0,5γBN γ (2)
dengan :
qu = daya dukung ultimit untuk fondasi memanjang
c = kohesi
Df = kedalaman fondasi
γ = berat volume tanah
Po = Df.γ = tekanan overburden pada dasar fondasi
Nc, Nq, dan Nγ = faktor daya dukung Terzaghi (gambar 2. dan tabel.1)
Tabel 1. Nilai-nilai kapasitas dukung Terzaghi
2. PENGARUH BENTUK FONDASI
1. Pondasi bujur sangkar:
qu = 1,3cNc + poNq + 0,4γBN γ
2. Pondasi lingkaran:
qu = 1,3cNc + poNq + 0,3γBN γ
3. Pondasi empat persegi panjang:
qu = cNc (1+0,3B/L) + poNq + 0,5γBN γ (1-0,2B/L)
Dengan :
qu = daya dukung ultimit.
c = kohesi tanah.
Po = Dfy = tekanan overburden pada dasar fondasi berat volume tanah di mana
penggunaan dalam persamaan di atas harus mempertimbangkan kedudukan
muka air tanah.
Df = kedalaman fondasi.
B = lebar atau diameter fondasi.
L = panjang fondasi.
Persarnaan daya dukung Terzaghi hanya cocok untuk fondasi dangkal dengan D < B.
Pada hitungan daya dukung Terzaghi, kuat geser tanah di atas dasar fondasi diabaikan.
Oleh karena itu, untuk fondasi yang dalam, kesalahan hitungan menjadi besar.
Untuk fondasi dalam yang berbentuk sumuran dengan Df >5B Terzaghi menyarankan
persamaan daya dukung dengan nilai faktor-faktor daya dukung yang sama, hanya
faktor gesekan dinding fondasi diperhitungkan. Persamaan daya dukungnya dinyatakan
oleh:
Pu’ = Pu + Ps (10)
= qu Ap + π Dfs Df
dengan:
Pu' = beban ultimit total untuk fondasi dalam.
Pu = beban ultimit total untuk fondasi dangkal.
Ps = perlawanan gesekan pada dinding fondasi.
qu = 1,3cN + poNq +0,3γBNγ, (jika berbentuk lingkaran)
Ap = luas dasar fondasi.
D = B = diameter fondasi.
fs = faktor gesekan (lihat Tabel.2).
2. DAYA DUKUNG MAYERHOF
ANALISA MAYERHOF
Analisa daya dukung Mayerhof (1955) menganggap sudut baji β (sudut antara bidang AD
atau BD terhadap arah horisontal ) tidak sama dengan nilai φ, dan nilai β > φ. Akibatnya bentuk baji
lebih memanjang ke bawah bila dibandingkan dengan analisis Terzaghi. Zona keruntuhan
berkembang dari dasar fondasi , ke atas sampai mencapai permukaan tanah. Jadi tahanan geser di atas
dasar fondasi diperhitungkan.
Gambar1. Keruntuhan kapasitas dukung analisis Mayerhof (1963)
Meyerhof (1963) memberikan persamaan daya,dukung dengan mempertimbangkan bentuk
fondasi, kemiringan beban dan kuat geser tanah di atas dasar fondasinya, sebagai berikut:
qu = scdcic cNc + sqdqiq poNq + s γd γiγ 0,5 γ B’ N γ (1)
dengan
qu = daya dukung ultimit
Nc, Nq, dan Nγ = faktor daya dukung untuk fondasi memanjang
sc, sq, s γ = faktor-faktor bentuk fondasi (tabel 4a)
dc , dq ,d γ = faktor-faktor kedalaman fondasi (tabel 4b)
ic , iq ,i γ = faktor kemiringan beban (tabel 4c)
B’ = lebar fondasi efektif
Df = kedalaman fondasi
γ = berat volume tanah
Po = Df.γ = tekanan overburden pada dasar fondasi
Gambar 2. Faktor-faktor kapasitas dukung Mayerhof (19630
Faktor-faktor daya dukung yang diberikan oleh Meyerhof (1963) dan Hansen (1970) hampir sama,
yaitu:
Nc = (Nq - 1) ctg φ (2a)
Nq = tg2(45º + φ/2)e(π tg φ) (2b)
Nγ = (Nq - 1) tg (1,4φ) (Meyerhof, 1963) (2c)
Nilai-nilai faktor daya dukung untuk fondasi memanjang dan bujur sangkar atau lingkaran
dari Meyerhof dapat dilihat pada Gambar 2. sedang table 1. menunjukkan nilai-nilai kapasitas dukung
tsnsh untuk fondasi memanjang dari usulan-usulan Mayerhof (1963), dan sekaligus peneliti-peneliti
lain, seperti : Brinch Hansen (1961) dan Vesic (1973) Faktor bentuk. Nilai-nilai factor kapasitas
dukung fondasi bujursangkar lebih besar daripada fondasi memanjang. untuk fondasi empat persegi
panjang analisis Meyerhof (1963), diperoleh dari interpolasi antara fondasi memanjang dan bujur
sangkar.
Tabel 1. Faktor-faktor kapasitas dukung Mayerhof (1963), Hansen (1961) dan Vesic (1973)
Table 1. lanjutan
Bila beban eksentris, maka digunakan cara dimensi fondasi efektif yang disarankan Meyerhof,
dengan B' = B - 2e, d an L' = L - 2ey (lihat modul 5). Untuk pembebanan eksentris dua arah,
digunakan B'/L’ sebagai ganti B/L untuk persamaaan-persamaan pada Tabel 2a dan Tabel 2b. Bila
beban eksentris satu arah, digunakan B’/L atau B/L' tergantung dari letak relatif eksentrisitasnya.
Tabel 2.a Faktor bentuk fondasi (Mayerhof 1963)
Tabel 2.b Faktor kedalaman fondasi (Mayerhof 1963)
Tabel 2.c. Faktor kemiringan fondasi (Mayerhof 1963)
Meyerhof (1963) mengamati bahwa sudut geser dalam (φ’) dalam pengujian laboratorium untuk
jenis pengujian plane strain pada tanah granuler kira-kira lebih besar 10% daripada nilai (φ’) dari
pengujian triaksial. Oleh karena itu, untuk fondasi empat persegi panjang yang terletak pada tanah
granuler, seperti pasir dan kerikil, Meyerhof menyarankan untuk menggunakan koreksi sudut gesek
dalam :
φr’ = (1,1- 0,1 B/L) φ’t (4)
dengan :
φr’= sudut gesek dalam yang digunakan untuk menentukan faktor daya dukung.
φ’t= sudut gesek dalam tanah dari pengujian triaksial kompresi.
Sumber :
Hardiyatmo, Hary Christady, Teknik Fondasi I, Edisi ke 2, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
2002
3. DAYA DUKUNG HANSEN
ANASISA HANSEN
Analisis daya dukung hansen dibandingkan dengan terzaghi dan Mayerhof adalah
yang terlengkap. Faktor-faktor lain yang tidak diperhitungkan oleh Terzaghi dan Mayerhof
adalah pengaruh tanah g1 (ground factors). Dan pengaruh inklinasi dasar pondasi b1 ( base factors).
Di dalam mengambil faktor-faktor yang berpengaruh pada Analisis kapasitas daya dukung,
Hansen mengkombinasikan hasil yang diperolehnya sendiri dengan para peneliti lain seperti; De beer
(1970) dan Vesic (1973).
1.Analisa Hansen
Zona tegangan yang terjadi di bawah pondasi dangkal akibat pembebanan dimobilisasi serupa
seperti yang di uraikan oleh Terzaghi. Dengan memasukkan semua faktor-faktor yang mempengaruhi
analisa kapasitas daya dukung, oleh Hansen diajukan suatu persamaan umum untuk menghitung
kapasitas daya dukung tanah sebagai berikut:
Qult = CNcscdcicgcbc + qNqsqdqiqgqbq + 0,5 bγNγsγdγiγgγbγ (1)
Untuk tanah berbutir halus, <φ = 0. Persamaan diatas menjadi
Qult = 5.14 su ( 1 + s’c + d’c – i’c –b’c – g’c) + q(2)
Dimana,
Nc, Nq, Nγ = faktor kapasitas daya dukung
Sc, Sq , Sγ = faktor bentuk pondasi, tanda akses khusus untuk tanah kohesif
Dc, dq, dγ = faktor kedalaman pondasi, tanda aksen khusus untuk tanah kohesif
Ic, iq, iγ = faktor inklinasi pembebanan, tanda aksen khusus untuk tanah kohesif
Gc, gq, gγ = faktor kemiringan permukaan tanah, tanda aksen khusus untuk tanah
kohesif
Bc, bq, bγ = faktor inklinasi dasar pondasi, tanda aken khusus untuk tanah kohesif
C = kohesi
Su = kekuatan geser tanah kohesif didapat dari hasil percobaan Triaxial atau hasil
unconfined compressive strength test
γ = berat isi tanah
B = dimensi pondasi
q = γDf = over burden pressure
Pada persamaan (1) dan (2) dari Hansen harga Nc, Nq, Nγ berbeda dengan Terzaghi biarpun
mobilisasi teganan dibawah pondasi serupa dengan Terzaghi
Harga Nc dan nq serupa dengan Nc dan Nq mayerhof sedangkan Nγ menggunakan
persamaan berikut :
Nγ = 1,5 (Nq – 1) tan φ
Faktor-faktor bentuk pondasi, kedalaman pondasi, inklinasi pembebanan, kemiringan
permukaan dan inklinasi dasar pondasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan contoh soal yang dikerjakan dengan tiga metode yaitu metode Terzaghi, Mayerhof dan hansen
Contoh Soal:
Pondasi telapak empat persegi panjang (1,5 m x 2 m) terletak pada kedalaman 1 m dari muka tanah. Beban kolom arah vertikal dengan garis kerja beban di pusat pondasi. Dari uji triaksial didapat ‘ = 35°, c’ = 30 kN/m2, = 18 kN/m2 dan permukaan air sangat dalam. Berapakah daya dukung tanah ultimate (qu) menurut : (a) Meyerhof dan (b) Terzaghi (c) Hansen
Penyelesaian:
A). Cara Terzaghi
Dari Tabel dengan ‘ = 35° didapat Nc = 57,75 ; Nq = 41,44 dan Nγ = 45,41
Kapasitas daya dukung pondasi empat persegi panjang :
qu = c.Nc.(1 + 0,3 B/L) + .Df.Nq + ½..B.N (1–0,2.B/L)
= 30.57,75.(1 + 0,3 1,5/2) + 18.1.41,44 + ½.18.1,5.45,41.(1–0,2.1,5/2)
= 3355,8 kN/m2
B). Cara Mayerhof
karena beban vertikal ( = 0°), maka Fci = Fqi = Fi = 1
‘ = 35° didapat Nc = 46,12 ; Nq = 33,30 dan Nγ = 48,03
Faktor bentuk dari tabel , untuk > 10° :
Fcs=1+0,2⋅(BL ) tan2(45+ φ
2 )=1+0,2⋅(1,52 ) tan2(45+35
2 )=1 , 55
Fqs=Fγs=1+0,1.( BL ) tan2(45+ φ
2 )=1+0,1. (1,52 ) tan2(45+35
2 )=1 ,28
Faktor kedalaman dari tabel, untuk > 10° :
Fcd=1 + 0,2 ⋅( Df
B ) tan(45+ φ2 )=1 + 0,2 ⋅( 1
1,5 ) tan(45+352 )=1 ,26
Fqd= F γd=1+ 0,1⋅( Df
B ) tan (45+ φ2 )= 1+ 0,1⋅( 1
1,5 ) tan(45+352 )=1 ,13
Daya dukung ultimate (qu):
qu = c.Nc.Fcs.Fcd.Fci + .Df.Nq.Fqs.Fqd.Fqi + ½..B.N.Fs.Fd.Fi
= 30 . 46,12 . 1,55 . 1,26 . 1 + 18 . 33,30 . 1,28 . 1,13 . 1 + ½ . 18 . 1,5. 48,03 . 1,28 . 1,13 . 1
= 4506,996 kN/m2
Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa analisis Terzaghi lebih kecil dari Meyerhof.
C). Cara Hansen
Untuk ‘ = 35° didapat Nc = 46,12 ; Nq = 33,30 dan Nγ = 33,92
Faktor bentuk dari tabel Hansen :
Sc = 1+ NcNq
xBL
= 1+ 46,1233,30
x1,52
=
Sq = 1+ BL
tan∅ = 1+ 1,52
tan35 ° =
Sγ = 1−0,4BL
= 1−0,41,52
=
Faktor kedalaman dari tabel hansen :
Dc = 1 + 0,4k = 1+0,4(0,75) =
Dq = 1 + 2 tan ∅ ( 1-sin∅ ) k = 1+ 2 tan35 (1-sin35) 0,75 =
Dγ = 100
K = D/B = 0,75
Faktor inklinasi beban dari tabel Hansen:
ic =
iq =
iγ =