46
BAB I APAKAH PENGETAHUAN ITU 1. JENIS PENGETAHUAN MANUSIA Pengetahuan merupakan hasil. Beberapa pengetahuan yang dimiliki manusia : 1). Pengetahuan biasa atau common sense. 2). Pengetahuan ilmu, secara singkat orang menyebutnya yaitu “ ilmu” sebagai terjemahan dari “science”. 3). Pengetahuan filsafat, atau dengan singkat saja disebut filsafat. 4). Pengetahuan religi (pengetahuan agama), pengetahuan atau kebenaran yang bersumber dari agama. PENGETAHUAN BIASA (COMMON SENSE) Pengetahuan biasa dalam filsafat dikatakan dengan istilah “ common sense “, dan sering diartikan dengan “ good sense “. Harold H. Titus mengemukakan beberapa cirri khusus daripada common sense, sebagai berikut : 1. Common sense cenderung menjadi biasa dan tetap, atau bersifat peniruan, serta pewarisan dari masa lampau(ingat folkways pada masyarakat tradsional) 2. Common sense sering kabur atau samar dan memiliki arti ganda (ambiguous) 3. Common sense merupakan suatu kebenaran atau kepercayaan yang tidak teruji, atau tidak pernah diuji kebenarannya.

Tugas Tengah Semester

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IAPAKAH PENGETAHUAN ITU

1. JENIS PENGETAHUAN MANUSIAPengetahuan merupakan hasil. Beberapa pengetahuan yang dimiliki

manusia : 1). Pengetahuan biasa atau common sense.2). Pengetahuan ilmu, secara singkat orang menyebutnya yaitu “ ilmu” sebagai terjemahan dari “science”.3). Pengetahuan filsafat, atau dengan singkat saja disebut filsafat.4). Pengetahuan religi (pengetahuan agama), pengetahuan atau kebenaran yang bersumber dari agama.

PENGETAHUAN BIASA (COMMON SENSE)Pengetahuan biasa dalam filsafat dikatakan dengan istilah “ common

sense “, dan sering diartikan dengan “ good sense “. Harold H. Titus mengemukakan beberapa cirri khusus daripada common sense, sebagai berikut :

1. Common sense cenderung menjadi biasa dan tetap, atau bersifat peniruan, serta pewarisan dari masa lampau(ingat folkways pada masyarakat tradsional)

2. Common sense sering kabur atau samar dan memiliki arti ganda (ambiguous)

3. Common sense merupakan suatu kebenaran atau kepercayaan yang tidak teruji, atau tidak pernah diuji kebenarannya.

Randall mengemukakan bahwa ada 2 jenis ilmu, yaitu :- Formal science

Karekteristik daripada formal science adalah deduktif hipotesis. Ahli formal science, mengenggap semua pernyataan hipotesis benar, dan dalam kaitannya dengan hukum- hukum serta defenisi – defenisi yang menentukan. Formal science tidak menaruh perhatian pada pengalaman empiris, juga tidak pada intuisi, melainkan pada hubungan- hubungan logis mamematis yang murni.

- Empirical sciencesDalam hal ini kita dapat membedakan antara ilmu empiris dengan common

science, adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman secara tidak disadari dan tidak disengaja. Sedangkan ilmu empiris diperoleh melalui pengalaman secara metodologis ( melalui proses dan cara- cara tertentu).

2. PENGETAHUAN BIASA DAN PENGETAHUAN ILMIAH ( ILMU PENGETAHUAN )

Persmaan antara pengetahuan biasa dengan pengetahuan ilmiah bahwa ke dua-duanya mencari kebenaran, timbul dari keinginan manusia untuk mengejar kebenaran untuk mengerti akan dirinya sendiri.

Sedangkan perbedaannya pengetahuan biasa tidak memandang betul-betul sebab-sebabnya, dan pengetahuan ilmiah mementingkan sebab-sebabnya, mencari rumusan yang sebaik-baiknya.

3. DEFENISI ILMU PENGETAHUANIlmu pengetahuan: suatu system dari berbagai pengetahuan yang masing-

masing mengenai suatu lapangan pengalaman tertentu, yang disusun sedemikian rupa menurut asas- asas tertentu, hingga menjadi kesatuan. Suatu system dari berbagai pengetahuan yang masing- masing didapatkan sebegai hasil pemeriksaan- pemerisakaan yang dilakukan secara teliti dengan metode- metode tertentu ( induksi, deduksi ).

Kata “ ilmu “ merupakan terjemahan dari kata “ science”, yang secara etimologis berasal dari kata latin “sinre”, artinya “to know”. Dalam pengetahuan alam yang sifatnya kuantitatif dan obyektif.Menurut Harold H. Titus, ilmu (science) diartikan sebagai common sense yang diatur dan di organisasikan, mengadakan pendekatan terhadap benda- benda atau peristiwa- peristiwa dengan menggunakan metode- metode observasi, yang teliti dan kritis.Menurut Prof. Dr. Mohammad Hatta:

“tiap –tiap ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hokum kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya maupun menurut kedudukannya tampak dari luar maupun menurut bangunnya dari dalam”.Prof. Dr. A. Baiquni Guru Besar UGM merumuskan bahwa : “science merupakan general consensus dari masyarakat yang terdiri dari para scientist”.Prof. Drs. Harsojo Guru Besar Universitas Padjadjaran menyatakan bahwa ilmu itu adalah:

a. merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematiskan.b. Suatu pendekatan atau suatu metode pendekatan terhadap seluruh dunia

yang terikat oleh factor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera manusia.

c. Suatu cara menganalisis yang mengizinkan kepada ahli- ahlinya untuk menyatakan sesuatu proposisi dalam bentuk : “Jika… Maka….!”.

Ilmu merupakan lukisan dan keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal- hal yang dipelajarinya dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan logika, dan dapat diamati panca indera manusia.

Menurut Prof. Drs. Harsojo ilmu pengetahuan dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu:

1. Ilmu- ilmu murni2. ilmu- ilmu terapan ( terpakai ).

4.OBYEK DAN SUDUT PANDANG ILMU PENGETAHUAN

A. OBYEKDunia kita terbagi atas berbagai lapangan pengalaman yang masing- masing

diliputi oleh ilmu pengetahuannya sendiri. Terdapatlah ilmu alam, ilmu pasti, sosiologi, ilmu hayat, ilmu bumi, ilmu jiwa, ilmu kedokteran, ilmu pekerjaan social, paedagogik dan sebagainya. Asas perbedaan pertama :

a. obyek atau lapangan ilmu pengetahuan itu(apa yang dipandang)Pada garis besarnya obyek atau lapangan ilmu pengetahuan itu adalah

alam dan manusia. b. sudut pandangan

Sudut pandangan itu sangat penting karena sesungguhnya manusia itu adalah terbatas, dari berbagai barang-barang itu ia hanya dapat melihat satu sudut saja. Sebaliknya suatu obyek dapat dipandang dari berbagai-bagai sudut.

5. PEMBAGIAN ILMU PENGETAHUANSehubungan dengan adanya berbagai sumber, sifat- sifat, karakter dan

susunan ilmu pengetahuan, maka dalam pandangan tentang ilmu pengetahuan itu orang mengutarakan pembagian ilmu pengetahuan (classification). Pada zaman purba dan abad pertengahan pembagian ilmu pengetahuan berdasarkan “artis liberalis” atau kesenian yang merdeka, yang terdiri atas dua bagian yaitu :

a. Trivium atau tiga bagian ialah1. gramatika, bertujuan agar manusia dapat berbicara yang baik2. dialektika, bertujuan agar manusia dapat berpikir dengan baik,formal dan logis.3. retorika, bertujuan agar manusia dapat berbicara dengan baik

b. Quadrivium atau empat bagian ialah1. aritmatika adalah ilmu hitung2. geometrika adalah ilmu ukur3. musika adalah ilmu musik4. astronomia adalah ilmu perbintangan

Menurut pembagian klasik, maka ilmu pengetahuan dibedakan atas:1. Natural science (kelompok ilmu-ilmu alam)2. Social science ( kelompok ilmu- ilmu social)

Sedang Dr.C.A.Van Peurson membedakan ilmu pengetahuan atas:

1. ilmu pengetahuan kemanusiaan2. ilmu pengetahuan alam3. ilmu pengetahuan hayat4. ilmu pengetahuan logic- deduktif

Di dalam undang- undang pokok pendidikan tentang perguruan tinggi nomor. 22 tahun 1961 di Indonesia mengklasifikasikan ilmu pengetahuan atas empat kelompok :

a. Ilmu Agama/Kerohanian yang meliputi1. ilmu agama2. ilmu jiwa

b. Ilmu kebudayaan yang meliputi1. ilmu sastra2. ilmu sejarah3. ilmu pendidikan4. ilmu filsafat

c. Ilmu social yang meliputi1. ilmu hokum2. ilmu ekonomi3. ilmu social politik4. ilmu ketatanegaraan dan ketataniagaan

d. Ilmu eksakta dan teknik yang meliputi1. ilmu hayat2. ilmu kedokteran3. ilmu farmasi4. ilmu kedokteran hewan5. ilmu pertanian6. ilmu pasti alam7. ilmu teknik8. ilmu geologi9. ilmu oceanografi

ilmu pengetahuan menurut subyek dan obyeknya. a. Menurut Subyeknya1. Teoritis

a. nomotesis : ilmu yang menetapkan hukum- hukum yang universalb. ideografis : ilmu yang mempelajari obyeknya dalam konkrit

menurut tempat dan waktu tertentu.2. Praktis(Applied science/ ilmu terapan): ilmu yang langsung ditujukan

kepada pemakaian atau pengalaman pengetahuan.

b. Menurut Obyeknya (terutama obyek formalnya atau sudut pandangannya)

1. universal/umum : meliputi keseluruhan yang ada, seluruh hidup manusi. Misalnya : teologi/agama dan filsafat.

2. khusus : hanya mengenal salah satu lapangan tertentu dari kehidupan manusia.

6.SIFAT- SIFAT ILMU PENGETAHUANSejarah membuktikan, bahwa dengan metode ilmu,akan membawa

manusia kepada kemajuan dalam pengetahuannya. Kemajuan dalam pengetahuan yang dihasilkan oleh ilmu itumemungkinkan, karena beberapa sifat, atau cirri khas yang dimiliki oleh ilmu. Ralph Ross dan Emest Van den Haag yang di sunting oleh Prof. Drs. Harsojo, mengemukakan ciri- ciri umum daripada ilmu:

a. bahwa ilmu itu rasionalb. bahwa ilmu itu bersifat empirisc. bahwa ilmu itu bersifat umumd. bahwa ilmu itu bersifat akumulatif

7. KEGUNAAN ILMU PENGETAHUANIlmu merupakan salah satu hasil budaya manusia, dimana lebih

mengutamakan kuantitas yang obyektif, dan mengesampingkan kualitas subyektif yang berhubungan dengan keinginan pribadi pendidikan sebagai ilmu terapan.

Ilmu menghasilkan tekhnologi yang memungkinkan manusia dapat bergerak atau bertindak dengan cermat dan tepat karena ilmu dan tekhnologi merupakan hasil kerja pengalaman, obsrvasi, eksperimen, dan verifikasi.

Dengan ilmu dan tekhnologi, manusia dapat mengubah wajah dunia dimana itu sendiri itu tinggal, dan dengan ilmu serta tekhnologi, memungkinkan manusia untuk mengurangi rintangan-rintangan ruang dan waktu.

8. METODE ILMU PENGETAHUANIlmu pengetahuan telah berkembang dari “common sense”, dimana

perubahannya dari yang satu ke yang lain secara bertahap dan terus menerus. 1. Observasi

Di dalam metode observasi melingkupi pengamatan indrawi(sense perception) seperti: melihat, mendengar, menyentuh, meraba, membawa sesuatu, juga di dalamnya termasuk bahwa kita sadar, berada dalam situasi yang bermakna dengan berbagai fakta yang saling berhubungan. The method of agreement (metode persepakatan) merupakan salah satu metode induktf yang kadang- kadang disebut metode persepakatan(the observational method of agreement) melalui observasi. Sebagai contoh : beberapa tahun yang lalu delapan orang pemuka industri kayu yang terkenal di amerika serikat, sakit dan meninggal. Meskipun mereka hidup berjauhan pada daerah yang berbeda-beda,

kematiannya hamper bersamaan waktunya. Observasi yang cermat sangat diperlukan di dalam penelitian ilmiah, kondisi yang sangat penting untuk melakukan observasi yaitu :

a. indra yang normal dan sehat, semua indra diperlukan dalam melakukan observasi.

b. kematangan mental, bukan hanya kemampuan berpikir tetapi juga benar- benar paham tentang instrumen intelektual yang diperlukan seperti istilah- istilah, konsep- konsep dan kemampuan menggunakan symbol- symbol secara umum.

c. alat- alat Bantu fisik :seperti teleskop. Mikroskop dan alat-alat lain untuk mengukur waktu dengan tepat, luas, berat dan hal- hal yang dperlukan.

d. cara mengatur posisi, tempat atau kondisi yang memungkinkan observasinya dapat dilakukan dengan cermat.

e. Pengetahuan lapangan, orang yang mengenal lapangan studi, sejarahnya dan saling hubungannya dengan lapangan studi serta pengalaman lainnya akan lebih beruntung.

2. trial and errormetode ini telah dikenal secara universal dan tidak memerlukan penjelasan

secara panjang lebar. Trial and error ditemukan di antara hewan- hewan dimana mereka mencoba memecahkan masalahnya. Teknik ini dipergunakan oleh ahli psikologi yang diterapkan pada penelitian tentang hewan dan manusia. Metode trial dan error cenderung disebut “learning by doing” daripada disebut “learning by thinking”, semua itu dikemukakan dalam bentuk yang sederhana yang mengandung refleksi. Reflective thinking (berpikir reflektif) disebut juga”trial and error by ideas”.

3. metode eksperimen Di dalam eksperimen di dalamnya termasuk masalah “manipulasi” dan

pengawasan (control) sekalipun observasi (pengamatan) dan “trial and error” telah banyak digunakan secara luas tetapi keduanya terbatas.”The method of difference” (metode perbedaan) kadang- kadang disebut pula metode eksperimen perbedaan(exsperimental method of difference), dipergunakan secara luas di dalam ilmu pengetahuan. Sebagai contoh misalnya percobaan uang logam dan laying-layang di dalam fisika. Kesimpulannya dengan adanya udara, jatuhnya laying- laying itu menjadi lebih perlahan. Apabila udara dihampakan kedua itu dan jatuhnya bersamaan.

4. metode statisticIstilah statistic berarti pengetahuan tentang mengumpulkan, menganalisis

dan menggolongkan bilangan/data sebagai dasar induksi. Yaitu untuk pemimpin dan penguasa mengumpulkan data tentang penduduk, kelakuan, kematian, kesehatan dan perpajakan. Metode statistic dipakai dalam berbagai

kehidupan sehari- hari, dalam perdagangan, peredaran keuangan dan berbagai ilmu pengetahuan, menghitung, mengukur, merata-ratakan, mean, median, dan pengukuran- pengukuran korelasi, memungkinkan bagi kita untuk membuat penjelasan yang cermat dan membawanya kita kea rah penjelasan yang lebih luas dan terperinci. Dengan statistic memungkinkan kita melihat berbagai proses yang tidak mungkin dapat kita lihat hanya melalui penggunaan alat indra saja.5. metode sampling (pengembilan sampel)

Terjadinya sampling apabila kita mengambil beberapa anggota atau bilangan tertentu dari suatu kelas atau kelompok sebagai wakil dari keseluruhan kelompok tersebut, yaitu dengan tujuan bilamanakah satu sample tersebut dapat mewakili secara keseluruhan atau tidak. Dalam hal ini sample random yang wajar sudah mencukupi, sebab tidak ada kondisi- kondisi lainnya yang harus diperhatikan,apabila itu besar maka sampelnya pun harus diperbanyak pula. Seandainya beberapa perbedaan itu harus kita perhatikan, misalnya dalam pendapat umum, si peneliti harus lebih hati- hati lagi melihat apakah sample itu sudah cukup representatif atau belum. Ia harus memperhitungkan masak- masak dalam item seperti : usia, jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi, pendidikan, dan kadang- kadang soal agama, politik dan lain-lain. Dalam kejadian ini sample yang telah di susun perlu disilang dalam populasi atau kelompok yang akan diselidikinya. Sebagai contoh misalnya air dalam kolam, bakteri-bakteri yang terdapat didalamnya mungkin tersebar di berbagai tempat di kolam itu dan air akan dipengaruhi oleh air yang di buang dan air yang masuk, dipengaruhi pula oleh arus yang mengalir dengan derasnya atau oleh arus yang diam, oleh permukaan atau kedalaman, oleh tumbuh- tumbuhan air dan arah angina.

6. metode berpikir reflektifPada umumnya kita dapat mengatakan bahwa metode ilmu merupakan

suatu kumpulan terminology yang menunjukkan berbagai proses dan langkah, dimana berbagai pengetahuan itu disusun, metode reflective thinking pada umumnya melalui enam tahap yaitu :

a. adanya kesadaran kepada sesuatu permasalahan : Kesanggupan untuk menyatakan masalah secara jelas dan tepat sangatlah penting. Tanpa penjelasan masalah yang jelas, kita tidak akan tahu fakta apa yang harus dikumpulkan.

b. Data yang diperoleh dan relevan yang harus dikumpulkan : Data mungkin mudah diperolehnya, namun untuk yang lainnya mungkin memerlukan waktu berbulan- bulan atau bertahun- tahun untuk menemukan data-data yang diperlukan. Fakta yang ingin kita peroleh kadang- kadang kita temukan melalui penelitian yang seksama.

c. Data yang terorganisir : Yaitu yang telah disusun/dihitung, dianalisis dan diklasifikasi.

d. Formulasi hipotesis : Saran- saran atau perkiraan yang mungkin timbul sewaktu si peneliti itu sedang menguji permesalahan atau pokok soal yang ia sedang kerjakan.

e. Deduksi harus berasal dari hipotesis : Bentuk- bentuk perumusan dan hubungan- hubungannya, yang akan ditemukan dalam penelitian tersebut. Mempertimbangkan contoh pengungkapan deduksi yang berasal dari hipotesis, seperti berikut : “seandainya A dan B itu benar, maka C pun harus benar”.

f. Pembuktian kebenaran verifikasi : Proses pembuktian kebenaran dapat dilakukan dengan mempergunakan media observasi, eksperimen atau dengan mencek ketepatan daripada hipotesis yang berhubungan dengan faktanya yang kita percayai akan kebenarannya. Pengujian kebenaran/verifikasi hanya akan memberikan kepada pendekatan kebenaran saja atau hanya akan memberikan kepada kita derajat probabilitasnya saja.

9. POSTULAT ILMIAHSetiap percobaan harus membuktikan sesuatu, hal ini benar apakah kita

berfikir secara ilmu, filsafat atau kepercayaan agama kita sendiri. Beberapa ide dan fakta harus diterima sebagai postulat, yaitu kita pakai sebagaimana adanya. Prisnsip daripada postulat adalah :

1. prinsip kausalitas, merupakan suatu kepercayaan bahwa setiap kejadian mempunyai sebab.

2. prinsip ramalan yang sama, menyatakan bahwa sekumpulan kejadian akan menunjukkan sejumlah hubungan atau antar hubungan di masa depan sebagaimana telah ditunjukkan pada masa yang lampau.

3. prinsip obyektif, menuntut si penyelidik untuk tidak berbuat berat sebelah sehubungan dengan data yang ia hadapi.

4. prinsip empirisme, memungkinkan bagi peneliti untuk mengasumsi bahwa rasa impresinya itu benar, dan tes kebenaran merupakan suatu tuntutan kea rah fakta yang telah teruji.

5. prinsip parsimony (penghematan), menyarankan bahwa untuk hal- hal yang sama.

6. prinsip isolasi atau pengasingan.7. prinsip control (pengawasan), mengutamakan pentingnya pengawasan

terutama pada taraf eksperimen.8. prinsip pengukuran yang tepat, menuntut supaya hasil- hasilnya nanti

dapat dinyatakan dalam bentuk kuantitatif atau dalam istilah- istilah matematis.

10. KESIMPULAN DAN IMPLIKASINYA 1. ilmu berbeda sifatnya dengan common sense, dimana ilmu sifatnya

lebih kritikal, lebih mendalam, lebih terkontrol dan sangat ketat dalam penelitian dan penganalisaannya. Kaum ilmuwan dilatih untuk mengobservasi lebih teliti lagi terutama didalam bidangnya .

2. pada dasarnya tidak ada ilmu secara umum, kecuali himpunan peristilahan yang dipakai bersama, yang menunjukkan berbagai ilmu pengetahuan alam, atau sebagai batang tubuh fakta yang mereka himpun.

3. metode ilmu pengetahuan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu metode- metode logis dan teknis. Metode logis yaitu yang berhubungan dengan penalaran atau dalam penarikan kesimpulan- kesimpulan. Metode- metode teknis atau metoode teknologis yaitu metode yang memperhitungkan fenomena- fenomena di bawah suatu penelitian dan inilah yang disebut dan dipikirkan orang sebagai “ilmu”. Tanpa pengetahuan dan tanpa metode penalaran di bidang ini, peralatan- peralatan itu hanya sedikit saja manfaatnya.

4. metode ilmiah yang merupakan metode- metode yang sangat berharga untuk menemukan pengetahuan- pengetahuan yang obyektif. Metode- metode ini adalah hasil pemikiran dan pekerjaan dari beribu- ribu orang berabad- abad lamanya. Metode- metode ini telah dipakai dalam usaha untuk menghindarkan hambatan- hambatan dan bias yang dihadapi orang dalam usahanya mencari kebenaran.

11. SIKAP ILMIAHYang dimaksud dengan sikap ilmiah ialah suatu pandangan seseorang

terhadap cara berpikir yang sesuai dengan metode keilmuan, sehingga timbullah kecenderungan untuk menerima ataupun menolak terhadap cara berpikir yang sesuai dengan keilmuan tersebut. Seorang ilmuan harus memiliki sikap yang positif, atau kecenderungan untuk menerima cara berpikir yang sesuai dengan metode keilmuan. Ada beberapa sikap ilmiah yang perlu dimiliki oleh seorang ilmuwan, yang dikemukakan oleh Prof. Drs. Harsojo :

1. ObyektifitasSeorang ilmuwan berpikir obyektif, akan menjauhkan penilaian yang subyektif yang dipengaruhi nilai- nilai kedirian, keinginan, harapan- harapan serta dorongan- dorongan pribadinya.

2. sikap relatiflawan dari relatif adalah mutlak dan abadi. Sikap relatif merupakan suatu keharusan dalam ilmu, karena ilmu hanya berhubungan dengan dunia fenomena yang penuh dengan perubahan. Ilmu tidak mencoba mencari sesuatu yang mutlak. Yang mutlak bukan lapangan ilmu. Hal ini tidak berarti bahwa ilmu harus dipisahkan dari filsafat apalagi dari agama.

3. sikap skeptif

artinya memiliki pandangan yang ragu- ragu terhadap suatu ide. Menurut Rene Descartes keraguan itu tidak hanya kepada masalah- masalah yang belum cukup kuat dasar pembuktiannya, bahkan kepada ide atau telah kita miliki pun harus ragu- ragu. Dengan keraguan ini biasanya seorang ilmuwan akan lebih bersikap kritis terhadap sesuatu atau peristiwa, tidak akan mudah untuk mengikatkan dengan suatu paham atau politik tertentu.

4. kesabaran intelektualsuatu penelitian ilmiah memerlukan kesabaran untuk mengumumkan hasilnya tidak tergesa- gesa. Bekerja dalam ilmu harus sistematis, teliti dan tekun. Misalnya para ahli lemari es dengan hasil eksperimennya yang begitu lama dan teliti, menghasilkan tabung yang berisi “Freon”. Yang menurut sifatnya refrigerant Freon yang beredar di pasaran ( dalam lemari es ) tidak beracun. Tidak ada yang mutlak dalam ilmu jadi relative, maka ilmuwan harus terbuka untuk mengadakan penelitian kembali apakah betul Freon bisa meledak atau tidak.

5. kesederhanaanmerupakan sikap ilmiah artinya sederhana dalam cara berpikir, dalam cara menyatakan dan cara pembuktiannya.

6. tidak memihak kepada etikilmu tidak mengadakan penilaian tentang baik dan buruknya sesuatu yang diteliti. Ilmu hanya mengajukan deskripsi benar atau salah secara relatif. Misalnya seorang ahli fisika nuklir, sewaktu membuat bom nuklir tidak dipengaruhi oleh nilai etika tertentu, semata- mata dibina oleh kaidah- kaidah dalam ilmu fisika.

12. KENISBIAN (RELATIVITAS) ILMU PENGETAHUANImmanuel Kant ( 1724 – 1804 ), seorang filsuf ulung bangsa jerman

menulis sebagai berikut : “dengan bagaimanapun juga tiada akal manusia juga tiada akal yang terbatas, yang menilik sifatnya sama dengan akal manusia kita, tetapi menilik tingkatnya betapapun juga jauh melebihinya, dapat berharap akan memahami pengehasilan rumput yang kecil sekalipun dengan sebab- sebab yang sifatnya mekanis belaka”. Dr. Mr. D. C. Mulder menulis dalam karyanya yang berjudul imam dan ilmu pengetahuan sebagai berikut : “tiap- tiap ahli ilmu vak menghadapi soal- soal yang tak dapat dipecahkan dengan melulu memakai ilmu pengetahuan vak itu sendiri. Dan pengungkapan para ahli tersebut di atas kita dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

a. tidak semua permasalahan yang dipersoalkan manusia dalam hidup dan kehidupannya dapat dijawab dengan tuntas oleh ilmu pengetahuan.

b. Nilai kebenaran ilmu pengetahuan itu bersifat positif dalam arti sampai saat sekarang ini dan juga bersifat relatif atau nisbi dalam arti tidaklah mutlak kebenarannya.

c. Batas dan relativitas ilmu pengetahuan bermuara pada filsafat, dalam arti bahwa semua permasalahan yang berada diluar atau diatas jangkauan dari ilmu pengetahuan.

Dengan demikian semua permasalahan manusia yang belum tuntas dijawab oleh ilmu pengetahuan.

BAB IIAPAKAH FILSAFAT ITU

1. ARTI KATA FILSAFAT.Filsafat dijabarkan dari perkataan “philosophia”, berasal dari bahasa yunani

yang berarti : “cinta akan kebijaksanaan”( love of wisdom ). Dalam filsafat orang tak pernah akan dapat mengatakan selesai belajar, karena luas dan dalamnya filsafat itu orang tidak dapat menguasainya dengan sempurna. Hingga lebih baik dikatakan bahwa orang hanya ingin menguasainya, dengan menyebut diri “ filsuf ”.

2. KESATUAN PAHAM PARA FILSUF.Para ahli pemikir itu ada perbedaan paham tentang defenisi atau batasan

filsafat itu, namun dalam perbedaan itu terdapat persamaan juga yaitu :I. Bahwa filsafat adalah suatu bentuk “ mengerti ”.II. Semua mengakui bahwa filsafat termasuk “ ilmu pengetahuan ”.III. Ilmu pengetahuan yang “ mengatasi lain-lain ilmu ”.

3. APAKAH “MENGERTI” ITU.Aristoteles dalam bukunya yang bernama “ metaphysica ”, berkata

demikian : “semua orang menurut kodratnya ingin mengerti ”. Dengan perkataan lain, kita tak hanya mengerti bahwa “ ini adalah demikian ”, melainkan juga ingin mengerti “ mengapa ini memang demikian adanya ”. Dan baru dengan demikianlah “mengeti” itu menjadi “pengetahuan”.

4. MANUSIA DISEBUT MIKRO – MAKRO.Bagi manusia tidak hanya mengerti akan dunia diluarnya yang disbut

makro-kosmos tetapi tahu akan dirinya sendiri. Apabila dunia batin ini kita selidiki lebih lanjut, maka ternyata terkandung berbagai gejala, seperti misalnya : kita melihat, mendengar, ingat akan sesuatu peristiwa yang telah terjadi, menilai dan lain- lain. Jadi dalam kesadarannya manusia itu mengalami dirinya sebagai satu kesatuan, akan tetapi kesatuan itu tidak sempurna. Kesatuan manusia adalah “kesatuan yang terbagi”, kesatuan yang mengandung ketidakutuhan.

5. DEFENISI “MENGERTI”.Mengerti ialah setiap kegiatan dengan mana subyek dengan cara tertentu

mempersatukan diri dengan suatu obyek. Jadi setiap bentuk mengerti berarti menjadi satu, bagi kita yang disebut mengerti itu selalu mengandung suatu hubungan antara subyek dan obyek. Subyek yang mengerti dan obyek yang dimengerti. Mengerti selalu berarti mengerti tentang sesuatu. Mengertinya itu dari subyek, “ sesuatunya ” itu dari obyek.

Dalam perbuatan mengerti (the act of knowing) subyek dan obyek menjadi satu, tidaklah secata fisis (seperti halnya apabila orang misalnya makan nasi), melainkan secara “tidak fisis” (non fisis) secara batiniah, secara “ideal” artinya dengan perantaraan “idea”. Tanpa pengetahuan itu manusia tak dapat sadar akan dirinya sendiri, tak dapat melakukan hidupnya secara manusiawi, tak dapat mencapai kebahagian hidup, kemerdekaan, kesusilaan, tak dapat menghubungkan sikap tingkah laku dan perbuatannya dengan orang- orang lain, tak dapat berbuat atau bergiat. Pengetahuan kita dapat disempurnakan baik kuantitatif maupun kualitatif. Pengetahuan sehari- hari atau pengetahuan biasa itu kebanyakan agak dangkal. Mengerti dalam arti sepenuhnya ialah :

- mengerti dengan kepastian (certainity)- mengerti sebab- sebab suatu hal (causes)

6. APAKAH FILSAFAT/KEBIJAKSANAAN ITU?.Filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu). Dalam

pengertian lain, filsafat diartikan sebagai interpretasi atau evaluasi terhadap apa yang penting atau yang berarti bagi hidup. Filsafat dapat dipelajari secara akademik diartikan sebagai suatu pandangan yang kritis yang sedalam-dalamnya sampai ke akar-akarnya (radix) mengenai segala sesuatu yang ada. Filsafat dapat diartikan juga sebagai “berpkir reflektif dan kritis” (reflective and critical thinking). Harold H. Titus mengemukakan pengertian filsafat dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti yang sempit, filsafat diartikan suatu ilmu yang berhubungan dengan metode logis atau analisis logika bahasa dan makna- makna, filsafat diartikan sebagai “Science of Science”. Filsafat merupakan kegiatan berfikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan atau kearifan. Kearifan merupakan buah pikiran yang dihasilkan filsafat dari usaha mencari saling hubungan antara pengetahuan- pengetahuan dan menemukan implikasinya, baik yang tersurat maupun yang tersirat.

Berfilsafat adalah berpikir namun tidak semua berpikir adalah berfilsafat. Tiga cirri utama yaitu radikal, sistematik, dan universal. Berfilsafat adalah berpikir dengan sadar , yang mengandung pengertian secara teliti dan teratur, sesuai dengan aturan- aturan dan hukum- hukum yang ada. Berfikir secara filsafat harus dapat menyerap secara keseluruhan apa yang ada pada alam semesta.

7. OBYEK DAN SUDUT PANDANGAN FILSAFATObyek material filsafat ialah segala sesuatu yang dipermasalahkan oleh

filsafat. Menurut Prof. DR. M. J. Langeveld : “bahwa hakikat filsafat itu berpangkal pada pemikiran keselurahan sarwa sekalian secara radikal dan menurut system. Mengenai obyek formal (sudut pandangan) filsafat itu dapatlah dikatakan bersifat non-fragmentaris, karena filsafat mencari pengertian realita secara luas dan mendalam. Jadi obyek formal filsafat itu bersifat mengasaskan atau berprinsip.

8. DEFENISI FILSAFATHarold H. Titus menampilkan empat buah pengertian filsafat :

a. Philosophy is an attitude to ward life and the universe (Filsafat ialah satu sikap tentang hidup dan tentang alam semesta).

b. Philosophy is a method of reflective thinking and reasoned inguiry (Filsafat ialah satu metode pemikiran reflektif dan penyelidikan akliah)

c. Philosophy is a group of problems (Filsafat ialah suatu perangkat masalah)

d. Philosophy is a group of systems of thought (Filsafat ialah satu perangkat teori atau system pemikiran).

BAB IIIHUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU

PENGETAHUAN

1. REALITA HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU PENGETAHUANFilsafat dan ilmu memiliki hubungan saling melengkapi satu sama lainnya.

Hubungan filsafat dan ilmu.Ilmu bersifat analitis, ilmu pengetahuan hanya menggarap salah satu lapangan pengetahuan sebagai obyek formalnya. Sedangkan filsafat belajar dari ilmu pengetahuan dengan menekankan keseluruhan dari sesuatu (sinoptis), karena keseluruhan mempunyai sifat sendiri yang tidak ada pada bagian-bagiannya. Jadi ilmu berhubungan dengan mempersoalkan fakta- fakta yang faktual.

Titik temu filsafat dengan ilmu.a.banyak ahli filsafat yang termahsyur.b. Filsafat dan ilmu pengetahuan keduanya menggunakan metode-metode

reflective thinkingc.Filsafat dan ilmu pengetahuan keduanya menunjukkan sikap kritis dan

terbuka.d. Keduanya tertarik terhadap pengetahuan yang terorganisir dan

tersusun secara sistematis.e.Ilmu memberi filsafat sejumlah bahan- bahan deskriptif dan factual serta

esensial bagi pemikiran filsafat.f. Ilmu mengoreksi filsafat dengan jalan menghilangkan sejumlah ide- ide

yang bertentangan dengan pengetahuan yang ilmiah.g. Filsafat merangkum pengetahuan yang terpotong- potong.

2. PERBANDINGAN FILSAFAT DENGAN PENGETAHUAN ILMIAH ( ILMU PENGETAHUAN ).Persamaannya ialah

kedua- duanya mencari rumusan. kedua- duanya memberikan pengertian. Kedua- duanya hendak memberikan sintesis. Kedua- duanya mempunyai metode dan system. Kedua- duanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan.

Perbedaannya ialah Obyek material (lapangan) filsafat itu bersifat universal (umum). Obyek formal (sudut pandangan) filsafat itu bersifat non-fragmentaris. Filsafat dilaksanakan dalam suatu suasana pengetahuan. Filsafat membuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam. Filsafat itu membawa kepada suatu misteri (penuh rahasia) yang tak dapat

dipecahkan sekaligus. Filsafat hendaknya memberikan penjelasan yang terakhir, yang mutlak yang

mendalam.

3. HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU PENGETAHUAN Filsafat mempunyai obyek yang luas Filsafat hendak memberikan pengetahuan. Filsafat memberikan syntesis kepada ilmu- ilmu pengetahuan yang khusus. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan ilmu pengetahuan.

4. TINGKAT/RUANGAN ILMU PENGETAHUANEmpat tingkatan/ruangan pengetahuan (level of thought) sebagai berikut :

Tingkatan ilmu pengetahuan (level of science) Tingkatan ilmu pasti (level of mathematic) Tingkatan filsafat (level of philosophy) Tingkatan agama (level of religion)

5. PERBEDAAN PRINSIPIL FILSAFAT DENGAN ILMU PENGETAHUAN

Perbedaan prinsipil antara filsafat dengan ilmu pengetahuan disini dikemukakan tiga buah alasan perbedaan yaitu :

A. Penjelasan yang terakhirPengetahuan tentang peredaran darah, pencernaan, organ- organ dan sebagainya

serta mencoba menunjukkan semua factor- factor yang mempengaruhi hidup. Makhluk- makhluk yang dipelajarinya itu “hidup”, itu diterimanya tanpa pembuktian lebih lanjut. Pengertian tentang hidup itu dan sampai kesimpulan bahwa hidup itu bersifat “ dapat menggerakkan dirinya sendiri”/swagerak (bahasa latin : motus sui.

B. Keinginan akan syntesis (akan pandangan yang meliputi keseluruhannya)Di dalam ilmu pengetahuan yang telah khusus mengenai seluruh lapangan ilmu

pengetahuan maka disamping keinginan akan pengetahuan yang mengenai keseluruhan di dalam satu cabang ilmu pengetahuan. Bagi seluruh dunia, manusialah yang menjadi pusat dan puncaknya. Dengan lain perkataan : ia harus mengerti tentang segala sesuatu itu, dan menempatkan dirinya di dalam keseluruhan itu. Maka diatas hasil- hasil penyelidikan ilmu pengetahuan itu ia memerlukan suatu pengetahuan lagi yang lebih luas”.

C. Pertanyaan- pertanyaan yang timbul dari ilmu pengetahuan itu sendiriIlmu pengetahuan itu sendiri terkadang menimbulkan pertanyaan- pertanyaan

yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan sendiri. Ahli sejarah tidak bertanya mengenai :

Siapakah sebetulnya pada hakikatnya manusia itu? Mengapa ia hidup di dalam waktu? Mengapa ia selalu hidup bermasyarakat? Mengapa manusia tentu menciptakan suatu kebudayaan?

BAB IVTIMBULNYA FILSAFAT

1. MANUSIA ADALAH “ENS METAPHYSICUM”Bagaimana filsafat itu timbul dari kodrat manusia, artinya asal ada manusia, ada

filsafat, karena sesuai dengan kodratnya manusia itu. Filsafat adalah bentuk pengetahuan tertentu, bahkan bentuk pengetahuan manusia yang tersempurna, merupakan perkembangan yang terakhir daripada “pengetahuan biasa”. Maka filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang tersendiri itu tidak niscaya adanya, dalam arti anasir- anasir filsafat dalam pikiran manusia itu dapatlah kita katakana tentu ada, biarpun hanya sedikit.

2. FILSAFAT BERSIFAT EKSISTENSIALFilsafat sebagai ilmu pengetahuan sering nampak sukar, karena memang

mengandung pandangan- pandangan yang muluk- muluk yang dalam- dalam dan sukar dimengerti. Sifat eksistensial inilah yang dijadikan dasar dari aliran filsafat “Eksistensialisme” yang berkembang pada abad ke 20 ini. Filsafat adalah pernyataan atau penjelmaan dari sesuatu yang hidup di dalam hati setiap orang.

3. PERMULAAN FILSAFAT ADALAH KEHERANANMenurut Aristoteles, filsafat dimulai dengan suatu thauma (rasa kagum) yang

timbul dari suatu aporia. Filsafat itu mulai ketika manusia mengagumi dunia dan berusaha menerangkan berbagai gejala dunia itu. Manusia tentu mempersoalkan dirinya sendiri, bahkan boleh dikatakan a adalah teka- teki bagi dirinya sendiri suatu tanda tanya besar suatu persoalan yang harus dikerjakan sendiri. Dalam filsafatlah tersinggung dan terjelma usaha- usaha manusia untuk mencari jawaban- jawaban atas teka- teki itu. Oleh keinginan akan menyelami rahasia segala sesuatu rahasia hidup kita sendiri, rahasia orang- orang lainnya, rahasia dunia dan rahasia Tuhan Pencipta Semesta Alam. Apakah “keheranan” itu telah boleh disebut “filsafat”?. Keheranan barulah permulaanya. Filsafat apabila dilakukan secara sistematis. Jadi harus diusahakan secara ilmiah.

4. BEBERAPA JALAN KE FILSAFATa.“pengetahuan sempurna” yang tercapai dalam ilmu pengetahuan itu belum

mencukupi. Jadi mendorong akan timbulnya ilmu pengetahuan yang mengatasi pengetahuan ilmiah yaitu pengetahuan yang tercapai dalam filsafat.

b. Orang bertanya demikian dan mencoba menjawabnya.c.Keinginan akan kebahagiaan.d. Kesusilaane.Manusia yang mempersoalkan Tuhan.f. Mengenai diri kita sendiri.g. Dan bermacam- macam pertanyaan lain.

5. FILSAFAT TIMBUL DARI KODRAT MANUSIAPerumusannya sebagai berikut :

Dorongan untuk mengerti timbul dari kodrat manusia.

Filsafat timbul dari dorongan untuk mengerti. Jadi filsafat timbul dari kodrat manusia.

6. KODRAT MANUSIA MENDORONG KE FILSAFATPerumusannya sebagai berikut :

Kodrat manusia adalah rohani – jasmani. Kodrat rohani-jasmani ini menyebabkan timbulnya dorongan akan berfilsafat,

artinya akan berpikir dan mengerti sedalam- dalamnya. Jadi dorongan untuk berfilsafat itu lahirnya dari kodrat manusia.

7. FILSAFAT SEBAGAI HASIL EVOLUSIMakin luas pandangan orang, makin sulit kehidupannya, makin berkembang

kebudayaannya dan makin luas juga persoalan- persoalan yang dihadapi orang. Hasrat adalah kesempurnaan pikiran manusia, perlu bagi manusia dan memperkaya manusia. Jadi tingkatan perkembangan pengetahuan yang disebut filsafat itu datangnya tidak dengan mendadak atau tiba- tiba,melainkan berdasarkan evolusi juga.

8. FILSAFAT SEBAGAI AJARAN HIDUPFilsafat diharapkan memberikan petunjuk- petunjuk tentang bagaimana kita harus hidup untuk menjadi manusia sempurna, yang baik, yang susila, dan bahagia. Pada hakikatnya keinginan yang terdapat dalam hati kita itu tidak hanya dorongan untuk mengerti saja.

BAB VPEMBAGIAN FILSAFAT

1. arti pembagian filsafatAdanya pembagian itu disebabkan karena obyek yang dipandang dalam filsafat

itu sangat luas dan berlibat- libat. Filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan juga, jadi lapangannya haruslah dibagi menurut soal- soal yang dihadapi olehnya.

2. pembagian platoPlato membedakan filsafat atas tiga bagian :

Dialektika : tentang idea- idea atau pengertian- pengertian umum Fisika : tentang dunia materiil Etika : tentang kebaikan

3. pembagian aristotelesAristoteles mengemukakan pembagian yang lebih terperinci :

logika : tentang bentuk susunan pikiran filosofia teoritika yang terperinci atas : Fisika, Matematika, Metafisika filosofia praktika, tentang hidup kesusilaan (berbuat) : Etika, Ekonomia,

Politika filosofia poetika/aktiva (pencipta) : filsafat kesenian.

4. hakikat permasalahan filsafatHakikat permasalahan filsafat itu meliputi hal- hal sebagai berikut :

A. filsafat dikatakan suatu ilmu pengetahuan. Setiap ilmu pengetahuan adalah usaha untuk mengerti, suatu bentuk pengetahuan.

B. Obyek pengetahuan kita ialah : semua yang ada. Inilah lapangan filsafat. Jadi yang kita lihat ialah adanya kesamaan, kesatuan, kesatuan- ragaman, bersama- sama dengan kebanyakragaman, keserbaragaman, kebanyakan.

C. Dunia tempat manusia hidup dapat pula dipersoalkan pula. Bahkan dalam sejarah filsafat justru dunialah yang pertama- pertama dipersoalkan.

5. cabang – cabang pokok filsafatCabang- cabang atau bagian- bagian filsafat sebagai berikut :

a. Tentang pengetahuan : LOGIKA yang memuat logika formil (logic) dan logika materiil atau kritik (Epistemologi)

b. Tentang “ada” : METAFISIKA atau ONTOLOGIc. Tentang dunia material : KOSMOLOGI (PHILOSOPHY OF NATURE)

atau disebut COSMOLOGY.d. Tentang manusia : KOSMOLOGI TENTANG MANUSIA

(PHILOSOPHY OF MAN) atau disebut : ANTHROPOLOGIA METAFISIKA atau PHYSHOLOGIA METAFISIKA

e. Tentang kesusilaan : ETIKA (ETHICS) atau FILSAFAT MORAL.f. Tentang Tuhan : THEODYCA (natural theology)

6. cabang – cabang khusus filsafatCabang- cabang khusus yang terjadi dari bagian- bagian pokok, misalnya

filsafat tentang : a.Sejarah

b. Kebudayaanc.Hukumd. Ekonomie.Bahasaf. Ilmu- ilmu pengetahuan (seperti : Ilmu Pasti, Ilmu Alam, Teknik)g. Agama dan lain- lainh. Filsafat tentang bahasa terjadi dari filsafat tentang manusia i. Etika Sosial terjadi dari anthropologia dan etika dan sebagainya

7. eksistensi filsafat “ mater-scientiarumFilsafat telah muncul sebagai ilmu pengetahuan satu sama lainnya sebagai

pegangan manusia pada zaman itu dalam mengarungi hidup dan kehidupannya. Filsafat tampil dengan eksistensi dan missinya sebagai “ mater-scientiarum” (induk ilmu pengetahuan) dalam arti mencakup semua ilmu pengetahuan khusus.

8. bagan induktif pembagian filsafata.filsafat teoritis

filsafat real (tentang kenyataan) Metafisika

a). metafisika fundamental : kritikab). metafisika sistematis : Ontologi dan Theodycea

filsafat tentang :a). alam : Kosmologiab). manusia : Anthropologia

b. filsafat rasional = logika logika umum/formal : Logika Logika khusus/material : filsafat tentang ilmu- ilmu pengetahuan.

c.filsafat praktis (filsafat tentang kebudayaan)1). Filsafat praktis (tentang keseluruhan kegiatan manusia) :

a). filsafat etika(1). Etika umum (dengan filsafat hukum) : etika(2). Etika khusus :

etika individual Etika social

b). filsafat tentang agama.2). Filsafat kebudayaan (tentang perbuatan-perbuatan lahariah manusia)

a). bagian umum : Filsafat kebudayaanb). bagian khusus : filsafat tentang ( Bahasa, kesenian, Teknik, Ekonomi, Sejarah, Hukum, Alam, Pendidikan dan Manusia)

9. bagan deduktif pembagian filsafat Penguraiannya adalah sebagai berikut :

A. Pengetahuan ialah kesadaran akan hal sesuatu, kesadaran akan diri kita sendiri.

B. Pengakuan bahwa aku ini ada.C. Pengakuan bahwa kodrat saya ialah sadar akan diriku sendiri.D. Pengakuan dunia yang kuinjak itu yaitu di alun- alun.E. Penilaian perbuatan ini.F. Dan mengenai perbuatan ini saya yakin harus memberikan

pertanggungjawaban terhadap suara batin saya sebagai suatu kekuasaan yang berada baik di dalam maupun di atas yang akhirnya terhadap tuhan.

Bab viKegunaan pelajaran filsafat

1. apakah gunanya filsafat itu.Filsafat tidak lain daripada “obrolan belaka”, “omong kosong” yang sama

sekali tak ada artinya bagi kehidupan sehari-hari. Kepentingan filsafat bagi perwujudan dan pembangunan hidup kita. Jadi kita menjunjung tinggi dan mempertahankan filsafat sebagai suatu hal yang sangat berharga.

2. kegunaan filsafat bagi manusia.Filsafat memberikan petunjuk dengan metode pemikiran reflektif dan

penelitian penalaran supaya kita dapat menyerasikan antara logika, rasa, rasio, pengalaman dan agama di dalam usaha manusia mencapai pemenuhan kebutuhannya dalam usaha yang lebih lanjut yaitu : “mencapai hidup sejahtera”. Peranan filsafat ialah secara kritis menyerasikan kehidupan manusia, sehingga tampak sikap hidup manusia serta arah yang mendasarinya di dalam usaha mereka mencapai kesejahteraan hidup tadi. Selanjutnya akan dicoba dibahas tentang tujuan praktis dan tujuan umum pelajaran filsafat.

3. tujuan praktis filsafat.Seperti telah dikatakan filsafat itu tak melulu teori yang muluk- muluk saja

tetapi ada sudut praktisnya juga. Daya upaya manusia untuk memikirkan seluruh kenyataan dengan sedalam- dalamnya itu tak dapat tiada pasti berpengaruh atas kehidupannya. Dengan sendirinya bagian filsafat yang teoritis akan bermuara pada kehendak dan perbuatan yang praktis.

4. tujuan umum pelajaran filsafat.a. Dengan berfilsafat kita lebih menjadi manusia, lebih mendidik dan

membangun diri sendiri.b. Berusaha mempertahankan sikap yang obyektif mengenai intisari dan

sifat- sifat.c. Pelajaran filsafat mengajar dan melatih kita memandang dengan luas.d. Pelajaran filsafat kita diharapkan menjadi orang yang dapat berpikir

sendiri.

5. kenisbian (relativitas) filsafat.Prof. Drs. I.R. Pudjawijatna dalam bukunya “pembimbing ke arah filsafat”

menulis sebagai berikut : “maka daripada itu ada kemungkinan agama memberi pengetahuan yang lebih tinggi dari filsafat”.

Bab viiHubungan filsafat dan agama

1. filsafat adalah ilmu pengetahuan yang otonomPendapat para ahli :

a.Filsafat berdasarkan dan berpangkalan pada wahyu (relevation) dari Tuhan Konsekuensinya ialah : filsafat bukanlah suatu ilmu yang berdiri sendiri, yang otonom.

b. Yang ada pada kita, yaitu hanyalah akal budi manusia saja : Agama dan kepercayaan mereka anggap “Kolot” atau “ketinggalan zaman”, paling banter hanya perasaan saja.

c.Menurut filsuf Bertrand Russell : “Antara Agama (theology) dan ilmu pengetahuan terletak suatu daerah yang tak bertuan.

2. kontradiksi kehidupan konkrit manusiaFilsafat merupakan pertolongan yang sangat penting pula pengaruhnya

terhadap seluruh sikap dan pandangan orang, karena filsafat justru hendak memberikan dasar- dasar yang terdalam mengenai hakikat manusia dan dunia. Filsafat adalah usaha menerangkan segala sesuatu itu sampai kepada dasar- dasar yang terdalam akan tetapi sering terjadi pula bahwa filsafat tidak dapat menerangkan realitas yang kita alami.

3. filsafat dengan causa primaSebab pertama (causa prima) pada Yang Mutlak dan menerangkan bahwa

sebab pertama dan tujuan terakhir ini bukanlah hanya “sesuatu” melainkan suatu “Zat Yang Maha Sempurna”. Filsafat berdasarkan logika yang sehat dan tajam, mengatakan bahwa : “setiap orang wajib mengabdi kepada Tuhan, harus hidup sebagai hamba ALLAH (dan ini berlaku umum, bagi setiap orang, demikian pula bagi mereka yang tidak beragama)”.

4. filsafat dan eksistensi wahyu allahFilsuf hendak mengambil pandangannya sebagai dasar dan pedoman hidup.

Sebab mungkin justru wahyu Allah inilah yang menunjukkan bagaiman kehendak tuhan yang nyata. Filsafat memberikan petunju- petunjuk dan ukuran- ukuran yang benar dan yang harus dilaksanakan (tentang hidup kesusilaan, kebenaran, kebaikan, kehidupan bersama dan sebagainya). Filsafat merupakan jawaban yang penghabisan, bahwa pandangan hidup seperti yang diberikan oleh filsafat itu barangkali masih harus disempurnakan dengan pelajaran dari wahyu Allah.

5. sikap orang terhadap ilmu pengetahuan, filsafat dan agama

Persoalan- persoalan yang dihadapi oleh filsafat dan agama itu untuk sebagian adalah sama : mengenai dasar- dasar hidup, tujuan hidup, kesusilaan, hidup sesudah hidup di dunia ini, kebahagiaan manusia, pengabdian manusia,

pengabdian kepada Tuhan dan sebagainya. Filsafat ingin menguasai, ia seakan- akan hendak menggenggam alam semesta, akan tetapi tidak hanya “ingin menguasai belaka, ingin menguasai untuk dikuasai, artinya untuk dikuasai oleh kebenaran, oleh kebahagian.

6. sumber ilmu pengetahuan dan wahyu allahProf. Soediman Kartohadiprojo S.H. mengatakan bahwa rasa heran yang

mendorong seseorang peneliti untuk mengadakan penelitiaannya yang merupakan sumber- sumber penemuan ilmiah. Dalam hipotesis adanya wahyu Allah maka dapatlah dikatakan bahwa ada empat sumber pengetahuan manusia yaitu :

a. Pikiran manusiab. Pengalaman manusiac. Intuisi manusiad. Wahyu Allah

7. agama, religi dan dinW.J.S Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia menulis

sebagai berikut : “ agama (umum), manusia mengakui dalam agama adanya yang suci : manusia itu insyaf, bahwa ada suatu kekuasaan inilah yang dianggap sebagai asal segala yang ada. H. Moenawar Chalil dalam bukunya “Defenisi dan sendi Agama” menjelaskan sebagai berikut : “ kata dien itu mashdar dari kata kerja “daana’-‘yadienu”. Menurut lughat, kata “dien” mempunyai arti :

a. Cara atau adapt kebiasaan b. Peraturanc. Undang- undang d. Taat atau patuhe. Menunggalkan Ketuhanan f. Pembalasang.Perhitungan h. Hari Kiamati. Nasihat j. Agama

Albert Einstein (1879 – 1955), seorang ahli fisika ulung dunia, pencipta teori “relativitas” pemegang hadiah Nobel pada tahun 1921, menulis antara lain sebagai berikut : “Agamaku ialah tak lain melainkan suatu perbuatan mengagumi dengan rendah hati roh yang tak terbatas luhurnya. Prof. DR. N. Driyarkara S.J. dalam bukunya “percikan filsafat” menguraikan sebagai berikut : “ bahwa istilah agama kami ganti dengan (religi) karena kata (religi) lebih luas, jadi juga mengenai gejala- gejala dalam lingkungan hidup primatif. Istilah religi menurut asal kata, berarti ikatan atau pengikatan diri. Religi adalah lebih personalistis daripada kata agama.

8. eksistensi agamaWieman dan Morton pernah mengemukakan bahwa dengan agama manusia

ingin mendapatkan kebaikan tertinggi. Agama bertitik tolak dari adanya suatu kepercayaan terhadap sesuatu yang lebih berkuasa, lebih agung, lebih mulia. Agama diidentifikasikan terhadap supranatural. Secara populer agama diartikan

sebagai kepercayaan terhadap Tuhan, yaitu suatu kehidupan yang supernatural. Dalam kepercayaan agama, ada yang disebut “pantheisme”, Karena pantheisme meyakini Tuhan sebagai hal yang tidak berbeda dengan alam semesta.

9. manfaat agama bagi manusiaManusia di dunia akan menjadi penganut atau pengikutnya yang setia.

Menurut Hocking, agama merupakan obat dari kesukaran, dan kekhawatiran yang dihadapi manusia. Agama merupakan pernyataan pengharapan manusia dalam dunia yang besar (jagat raya). Agama menjadi suatu lembaga yang bersemangat untuk memperoleh kehidupan yang baik, dan membayangkan sebagai suatu tuntutan kosmis. Manfaat agama bagi kehidupan manusia :

Mengurangi kejahatan. Mengurangi tindak pidana. Mengurangi atau menumpulkan syahwat kemanusiaannya. Membahagiakan dan menyenangkan manusia.

10. pembagian agamaA. Agama Wahyu

Agama wahyu disebut juga “agama samawi”, karena diturunkan oleh Allah dari samawi (langit) dengan perantaraan malaikat “Jibril” yang membawa wahyu Allah kepada nabi dan rasul Allah.

B. Agama Non-WahyuAgama non-wahyu disebut juga”agama kebudayaan”, karena lahir dalam kebuyaan manusia itu.

11. ciri – ciri agama Agama merupakan suatu system tauhid atau system keimanan. Agama merupakan suatu system ritual atau peribadatan. Agama merupakan suatu system nilai (value system) atau system norma.

12. perbandingan ilmu pengetahuan, filsafat dan agamaAdapun titik persamaannya adalah sebagai berikut :

A. Ilmu pengetahuan, filsafat maupun agama merupakan sumber atau wadah kebenaran.

B. Dalam pencarian kebenaran pengetahuan masing- masing mempunyai metode, system, dan mengolah obyeknya selengkapnya sampai habis- habisan.

C. Ilmu pengetahuan bertujuan mencari kebenaran.

Titik perbedaannya :A. Sumber kebenaran pengetahuan dan filsafat adalah sama, keduanya dari

manusia itu sendiri dalam arti pikiran pengalaman dan intuisinya.B. Approach (pendekatan) kebenaran ilmu pengetahuan dengan jalan riset

(research) pengalaman (empiri dan percobaan(experiment) sebagai tolak ukurnya.

C. Sifat kebenaran ilmu pengetahuan adalah positif (sampai saat ini) dan nisbi (relative).

D. Tujuan ilmu pengetahuan itu hanyalah bersifat teoritis.

Bab viiiIkhtisar sejarah filsafat

1. arti sejarah filsafat.Sejarah filsafat ialah penyelidikan ilmiah mengenai perkembangan pemikiran

filsafat dari seluruh bangsa manusia dalam sejarah. Dilihat dari sudut didaktik,pembimbing yang melulu “histories” dianggap kurang pada tempatnya karena banyaknya aliran- aliran dan pendapat- pendapat yang sering bertentangan satu sama lain.

Sejarah filsafat it merupakan mata kuliah tersendiri yang hendak memperkenalkan beberapa nama-nama dan aliran-aliran penting, agar saudara-saudara dapat menempatkan nama-nama yang saudara dengar, seperti: dalam sosiologi, ilmu jiwa, dan ilmu pendidik.

2. filsafat barat.A. filsafat zaman purba ( 600 sebelum masehi sampai 500 sesudah masehi)

filsafat barat mulai di Yunani. Sifat- sifat filsafat Yunani sangatlah mempengaruhi seluruh alam pikiran barat.

B. filsafat abad pertengahan ( 100 – 1600)didunia barat agama katholik mulai tersebar dengan ajarannya tentang Tuhan, manusia dan dunia, dan etikanya.

C. Filsafat modern sampai Kant ( 1550 – 1770)Zaman Empirisme dan Rasionalisme. Menentang tradisi sangat kritis, analisis, psikologis dipentingkan, bahasa latin ditinggalkan sebagai bahasa ilmiah, diganti bahasa- bahasa modern.

D. Kant dan filsafat abad ke XIX ( 1724 – 1900)Ia meletakkan dasar teori pengetahuan. Persoalan yang dihadapi ialah ilmu- ilmu pengetahuan berhasil memperoleh hukum- hukum yang pasti, tetap. “kekal”.

E. Filsafat abad XX ( 1900 - …..)Sejak Kant persoalan filsafat yang terpenting ialah soal pengetahuan manusia. Sifat- sifat filsafat abad XIX bersistem rasionalistis (hanya dengan akal pikiran), fenoministis (membatasi diri pada pengalaman langsung dengan panca-indera. Sekitar tahun 1900 pemikiran filsafat berganti haluan : pandangan dunia yang matrealistis dan mechanistis ditinggalkan.

3. filsafat India.Filsafat (zaman kuno) di India ( “anviksiki” atau “darsana” = system) itu agak

berlainan artinya daripada filsafat barat modern. Berlainan dengan sikap orang yunani (yang pada umumnya dapat dikatakan : obyektif, rasional teknis) maka sikap orang India lebih subyektif, lebih mementingkan perasaan, penuh dengan rasa kesatuan dengan alam dunia yang mengelilinginya dan dengan hati terbuka bagi Realitas Ajaib yang mengatasi segala- galanya dan yang harus dihormati dengan korban- korban dan upacara- upacara.

4. filsafat tionghoa.Yang menjadi pusat perhatian dalam filsafat tionghoa (Chu tzu atau : Hsuan-

Hsueh, atau tao-hseh) yaitu kelakuan manusia, sikapnya terhadap dunia ang mengelilinginya dan manusianya. Menurut Filsuf-filsuf tionghoa ialah bagaimanakah sikap orang terhadap dunia, terhadap sesamanya manusia dan terhadap “surga” agar manusia tetap dalam hubungan yang harmonis dengan dunia, manusia dan “Surga”.

Periode para filsuf:1. Alam fikiran sebelum Confucius.

Yaitu mengakui adanya tuhan (surga). 2. Confucius dan Confucianisme

Menurut K’ung fu-tzu yaitu kekacauan sosial adalah akibat ditinggalkannya adat istiadat dan tata kemasyarakatan kuno.

3. Mo Tze dan mashab MohistIa mengajarkan cinta kepada sesame manusia yang universal sebagai dasar filsafatnya.

4. Laotze dan Mashab taoismeDengan bukunya yang terkenal Taote Ching menitik beratkan slalu berubahnya kenyataan.

5. Dialegtisi6. Mashab Hukum

Daftar pustaka

Abubakar Aceh Prof. DR. Haji, Sejarah Filsafat Islam,

Ramadhan, Sala, 1982.

Abu Hanifah, Rintisan Filsafat, Jakarta, 1950.

Winarno Soerakhmad, Prof. DR. Interaksi Belajar Mengajar,

Yayasan Tarsito, Bandung, 1982.

Yayasan Idayu, Ilmu dan Agama, Dr. Mohammad Hatta, PT.

Inti Idayu Press, Jakarta, 1980.

Yayasan Idayu, Bung Karno sebuah Bibliografi, PT. Inti

Idayu Press, Jakarta, 1984.

Yayasan Marinda, 17 Tahun yang lalu Bung Karno Wafat

(21 Juni 1970), Yayasan Marinda, Jakarta, 1987.

Zainal Arifin Abbas H., Perkembangan Pikiran Terhadap

Agama, Medan, 1961.

Daftar isi

Kata pengantarPendahuluan

Bab I apakah pengetahuan itu7. jenis pengetahuan manusia8. Pengetahuan biasa dan pengetahuan ilmiah

(ilmu pengetahuan)9. Defenisi Ilmu Pengetahuan.10. Obyek dan sudut pandangan ilmu pengetahuan11. Pembagian Ilmu pengetahuan12. Sifat- sifat ilmu pengetahuan13. Kegunaan ilmu pengetahuan14. Metode ilmu pengetahuan15. Postulat ilmiah16. Kesimpulan dan implikasinya17. Sikap Ilmiah 18. Kenisbian (Relativitas) ilmu pengetahuan

Bab ii apakah filsafat itu1. Arti kata filsafat2. Kesatuan paham para filsuf3. Apakah “Mengerti” itu4. Manusia disebut Mikro-kosmos (dunia kecil)5. Defenisi “Mengerti”6. Apakah filsafat/kebijaksanaan itu7. Obyek dan sudut pandangan filsafat8. Definisi filsafat

Bab iii hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan1. Realita hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan2. Perbandingan filsafat dengan pengetahuan ilmiah

(ilmu pengetahuan)3. Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan4. Tingkat/Ruangan ilmu pengetahuan5. Perbedaan prinsipil filsafat dengan ilmu

pengetahuan

Bab iv timbulnya filsafat1. Manusia adalah “Ens Metaphysicum”2. Filsafat bersifat Eksistensial3. Permulaan filsafat adalah keheranan4. Berapa jalan ke filsafat5. Filsafat timbul dari kodrat manusia6. Kodrat manusia mendorong ke filsafat7. Filsafat sebagai ajaran hidup

Bab v pembagian filsafat1. Arti pembagian filsafat2. Pembagian plato3. Pembagian Aristoteles4. Hakikat 5. Cabang- cabang pokok filsafat6. Cabang- cabang khusus filsafat7. Eksistensi filsafat : “Mater Scientiarum”8. Bagan induktif pembagian filsafat9. Bagan deduktif pembagian filsafat

Bab vi kegunaan pelajaran filsafat1. Apakah gunanya filsafat itu2. Kegunaan filsafat bagi manusia3. Tujuan praktis filsafat4. Tujuan umum pelajaran filsafat5. Kenisbian (Relativitas) filsafat

Bab vii hubungan filsafat dan agama

1. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang otonom2. Kontradiksi kehidupan konkrit manusia3. Filsafat dengan causa prima4. Filsafat dan eksistensi wahyu Allah5. Sikap orang terhadap ilmu pengetahuan, filsafat

dan agama6. Sumber ilmu pengetahuan dan Wahyu Allah7. Agama, religi dan Din8. Eksistensi agama9. Manfaat agama bagi manusia10. Pembagian agama11. Ciri- cirri agama12. Perbandingan ilmu pengetahuan, filsafat dan

agama

Bab viii ikhtisar sejarah filsafat1. Arti sejarah filsafat2. Filsafat barat

a. filsafat zaman purba (600 SM – 500 M)b. Filsafat abad pertengahan ( 100 – 1600)c. Filsafat modern sampai Kant ( 1550 – 1770)d. Kant dan filsafat abad ke XIX (1770 – 1900)e. Filsafat abad ke XX (1900 – ……)

3. Filsafat India4. Filsafat Tionghoa

Daftar pustaka